Anda di halaman 1dari 4

Aldilla Agung Budiarso

Bustanul Arifin
Putu Agus Andika Putra
Muhammad Helmi
Putu Agus Andika Putra
Ni Luh Putu Myantika

KASUS I
Ny. Nally umur 29 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 3 april 2006, TB 150 cm, BB 48 kg,
status menikah, di diagnosa susp DHF, anemia, dispepsia. Pasien bekerja sebagai PNS,
pendidikan S1. Suami pasien juga sebagai PNS dan pendidikan SMA.
Keluhan : badan pegal-pegal, nyeri kepala, mual-mual, muntah-muntah.
Hasil pemeriksaan Biokimia:
HB 8,8 g/dl, eritrosit 3,29 jt/UL, leukosit 29.100/mm, trombosit 26.000/mm. Pemeriksaan lg(G)
dan lg (M) positif demam dengue.
Pemeriksaan kimia urin:
Kuning jernih
Data klinis pasien:
TD 120/80 mmHg, Nadi :84x/menit, suhu: 380c, pernapasan : 24x/menit.
Secara fisik pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur, terkadang bisa berjalan
sendiri ke kamar mandi.
Terapi :
Infus RL guyur 500 ml 40 TPM, lanjut 20 TMP, inj ranitidin 1x1 amp, inj cefriaxone, obat oral;
sistenol 3x10 mg(k/p).
Riwayat makan dahulu :
Pasien biasa makan tidak teratur, kadang tidak makan pagi karena tidak sempat, makan siang
selalu di luar, dan tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran

Pertanyaan:
1. Marker apakah yang dapat anda gunakan untuk memastikan pasien tersebut benar terdiagnosa
DHF? Kaitkan marker tersebut dengan patofisiologinya!
IgM, IgG, trombosit, dan hematocrit (bisa membedakan DHF tipe 1-4)
test antibody dengue IgG-IgM dimana merupakan spesifik untuk mengetahui adanya
infeksi dimana saat virus DBD masuk maka aktif IgG untuk melawan virus tersebut
jika virus menang maka terjadi manifestasi dan apabila IgG menang melawan virus
maka terbentuk antibody yang dibuat oleh IgM sehingga IgM menandakan adanya atau
pernah terinfesi sebelomnya tapi tidak menimbulkan manifestasi
2. Sebutkan pemeriksaan marker apa saja yang dapat dilakukan pada penderita DF/DBD selain
yang telah dilakukan di atas?

 Kadar natrium darah : pada DBD dapat terjadi hipoatremia, terutama pada
ensefalopati dengue yang merupakan komplikasi syok.
 Analisis gas darah : pada syok yang berkepanjangan dapat terjadi asidosis
metabolik. Untuk mengetahui hal itu perlu diperiksa analisis gas darah agar
dapat dikoreksi sesui dengan keadaan.
 Kadar ureum dan kreatinin : pada keaadaan syok berat dan lama, sering kali
ditemui acute tubular necrosis yang ditandai dengan penurunan jumlah produksi
urin
 Antigen dengue : tes antigen dengue, adalah pemeriksaan yang bertujuan
mendeteksi langsung antigen virus dengue. Tes ini sangat berguna untuk
mendeteksi infeksi virus dengue pada fase akut ; segera setelah terjadi infeksi.
Namun demikian, tes antigen dapat membedekan infeksi dengue primer dari
infeksi dengue sekunder. Salah satu cara pemeriksaan tes antigen dengue adalah
secara Enzyme linked immunosorbent Assay ( ELISA ), bahan pemeriksaan
adalah serum

3. Pada pemeriksaan di atas telah dilakukan pemeriksaan IgM. Apa tujuan dari pemeriksaan IgG?
Apa perbedaan dengan pemeriksaan IgM?

Tujuan dari pemeriksaan IgG untuk mengetahui bahwa adanya perlawanan terhadap
virus tersebut sehingga saat IgG menang maka teraktifitasi IgG dimana IgG ini
menghasilkan antibody terhadap virus tersebut dapat memberikan perlawanan pada
virus.
Perbedaan antara IgG dan IgM, dimana IgG menandakan bahwa pernah terinfeksi
namun tidak menimbulkan gejala, sedangkan IgM menandakan adanya perlawanan
terhadap virus tersbut sehingga memungkinkan terjadinya kekalahan sistem imun
terhadap virus sehingga menimbukan manifestasi.
Dalam hal ini bahwa IgG (+) dan IgM (+) yaitu infeksi dengue sekunder.

4. Apakah yang menjadi gold standar untuk menentukan diagnosis DF/DHF?


C3A, C5A, Metode Isolasi, Uji serologi diantaranya uji hemaglutinasi inhibisi, uji komplemen
fiksasi, uji neutralisasi, IgM Elisa,IgG Elisa
5. Apakah terapi utama yang diberikan pada penderita DF/DHF?
a) Fase Demam
Tatalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan
tatalaksana DD, bersifat simtomatik dan suportif yaitu pemberian
cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak
dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri
perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan.
Antipiretik kadang-kadang diperlukan, tetapi perlu diperhatikan bahwa
antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD.

Penggantian Volume Plasma


Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang
terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris, fase krisis, fase syok)
maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang
hilang. Walaupun demikian, penggantian cairan harus diberikan
dengan bijaksana dan berhati-hati. Kebutuhan cairan awal dihitung
untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih
sering (setiap 30-60 menit). Tetesan berikutnya harus selalu
disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit, dan jumlah volume
urin. Secara umum volume yang dibutuhkan adalah jumlah cairan rumatan
ditambah 5-8%.

6. Marker apakah yang dapat anda gunakan untuk monitoring efektifitas dari terapi yang
diberikan!
Pasien harus diawasi ketat
terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kadar
hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik
untuk pengawasan hasil pemberian cairan yaitu menggambarkan
derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intravena.
Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan
tekanan darah dan tekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa minimal
satu kali sejak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. Bila
sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia, pemeriksaan
hemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternatif walaupun tidak
terlalu sensitif.
7. Marker apa yang dapat anda gunakan untuk monitoring efek samping dari terapi?
IgG, IgM, Trombosit
8. Manakah marker yang spesifik dan mana yang sensitif?
Marker spesifik : Ns1-Ag (non-structural protein 1 antigen)
IgM (Imunoglobulin)

9. Apakah perlu melakukan semua pemeriksaan biomarker? Jelaskan alur pemeriksaan yang
sebaiknya dilakukan? Kaitkan dengan waktu pemeriksaannya!

Ya. Pada infeksi dengue primer ditandai dengan munculnya antibodi IgM sekitar hari
ke-5 sakit dan meningkat selama 1 sampai 3 minggu serta bertahan selama 60 – 90 hari.
Antibodi IgG muncul pada hari ke-14 dan kemudian menurun.

10. Bagaimana membedakan DF dan DHF?


DHF lebih serius dari pada DF, DHF atau DBD ditandai dengan demam mendadak serta
pendarahan (sering parah) dari permukaan mukosa (misalnya, hidung, gastrointestinal,
vagina, gusi), hati pembesaran, dan dalam kasus yang parah, kegagalan peredaran darah,
identiknya dikaitkan dengan normal pembekuan darah, jumlah platelet yang rendah (thrombo
sitopenia), dan bukti bocor plasma melalui kapiler.
DF atau DB Demam dengue adalah, penyakit virus akut ditandai dengan demam mendadak,
parah sakit kepala, nyeri mata, otot dan nyeri sendi, dan ruam,gangguan pencernaan dan
kehilangan
nafsu makan sering terjadi. Pembengkakan kelenjar getah bening, petechiae (kecil berdarah
ke dalam kulit yang menyerupai gigitan kutu), mimisan, dan gusi berdarah juga sering terjadi.
pemulihan sering dikaitkan dengan kelelahan berkepanjangan dan depresi.

Anda mungkin juga menyukai