Anda di halaman 1dari 41

SKENARIO 2

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK

ALFIAN RIZKI MAULANA (H1A013005)

ARLITA ARYANTI PUTRI (H1A013008)

BAIQ NINDYA AULIA (H1A013011)

EWALDO AMIRULLAH HADI (H1A013020)

FULQI FATMALA SAESAL (H1A013025)

IRWANI MANDALIKA

MUHAMMAD BAGUS SYAIFUL C (H1A013040)

NI KOMANG AYU SWANITRI W (H1A013044)

NITA KHUSNULZAN (H1A013049)

RISTANIA ELLYA JOHN (H1A013055)

YAUMIL AGISNA SARI (H1A013063)

(H1A013032)

SKENARIO 2
Seorang anak laik-laki berusia 8 tahun diantar kedua orang tuanya ke dokter
dengan keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu, pasien tidak mengeluhkan
adanya gejala flu. Orang tuanya mengetahui anaknya mengeluhkan sakit kepala,
sementara pasien mengatakan ada juga keluhan pegal-pegal seluruh tubuh. Orang
tua tidak melihat adanya tanda perdarahan. Dari riwayat keluarga dan lingkungan
tidak ditemukan adanya keluhan serupa.
Pada pemeriksaan fisik dokter menemukan tekanan darah pasien 100/60 mmHg,
frekuensi denyut nadi 140 kali permenit, teratur, isi, dan tegangan cukup, respirasi
28 kali permenit, costa abdominal dan suhu aksilar 39,2C. pada pemeriksaan
kepala didapatkan kesan normal, torak dalam batas normal. pemeriksaan provokasi
rumple-leede memberikan hasil positif. Pada pemeriksaan darah lengkap
didapatkan trombosit 96.000/mm, leukosit 2600/mm, Hb 15 g/dl dan Ht 47%.

LO

DD (Demam Dengue)

DBD (Demam Berdarah Dengue)

MALARIA

ITP (immune thrombocytopenia purpura)

DEMAM DENGUE

DEFINISI

Demam berdarah dengue atau demam


dengue adalah penyakit yang terdapat
pada anak dan dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama

Manifestasi Klinis

Demam 2-7 hari, anorexia, dan sakit kepala

muntah, ruam, limfadenopati, dan atralgia

Pemeriksaan fisik menunjukkan bradikardi relatif,


injeksi sklera, penurunan tekanan okuler, dan
injeksi faringeal, Epistaksis, ptekie, dan lesi purpura

resiko untuk terjadi syok jika tidak mendapat


pengobatan tidak adekuat

Penegakkan Diagnosis

Kriteria klinis DF

- Suhu badan tiba-tiba meninggi


- Demam berlangsung hanya beberapa hari
- Kurva demam : pelana kuda
- Nyeri tekan di otot-otot dan persendian
- Ruam pada kulit
- Leukopenia

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

Cont

kadar leukosit, hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan


hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfosirodid relatif disertai
gamabaran limfosit plasma biru.

Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (sell


culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan tekhnik
RT-PCR (reverse transcriptase polymerase chain reaction).

adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total,


IgM maupun IgG.

Cont

Pemeriksaan Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama
pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi
perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat
dijumpai pada kedua hemitoraks

TATALAKSANA
Untuk tatalaksana DD hanya perlu diberikan terapi
simtomatik

dan

suportif

saja,

seperti

pemberian

paracetamol. Pada pasien ini tidak memerlukan rawat


inap di rumah sakit dan terapi cairan seperti pada
pasien DBD.

PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit DD sangat tergantung pada
pengendalian vektornya,yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan :
Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) : 3 M
2. Biologis :
Menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
3. Kimiawi :
- Pengasapan / fogging.
- Memberikan bubuk Abate ( temephos ).

DEMAM BERDARAH
DENGUE

Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia
Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan
wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah
air. Sampai saat ini DBD ditemukan diseluruh provinsi
diindonesia, dan lebih dari 200 kota telah melaporkan
adanya kejadian luar biasa. Incident rate meningkat dari
0.0005 per 100.000 penduduk pada tahun 1968 menjadi
berkisar antara 6.30 per 100.000 penduduk .

Etiologi

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh


virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae

Terdapat 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.


semuanya ditemukan di Indonesia namun DEN 3 merupakan
serotipe terbanyak.

Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes


Aegypti. Aedes Albopictus, Aedes Polynesiensis dan beberapa
spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun
merupakan vektor yang kurang berperan.

PATOGENESIS

Belum dimengerti secara sempurnapenelitian


epeidemiologi memberi kesan bahwa biasanya disertai
dengan infeksi dengue tipe 2, 3, dan 4.

Pada awal stadium akut infeksi degue sekunder, ada


aktivasi cepat sistem komplemen.

Selama syok, kadar C1q,C3,C4,C5-C8 darah, dan


proaktivator C3 mengalami depresi dan kecepatan
katabolik C3 naik. Koagulasi darah dan sistem fibrinoltik
diaktifkan, dan kadar faktor XII (faktor Hageman) depresi.

CONT

Tidak ada mediator spesifik

permeabilitas vasukler pada demam

berdarah dengue yang telah diidentifikasi

Koagulasi intravaskular tersebar ringan, cedera hati, dan trombositopenia


dapat menimbulkan perdarahan secara sinergis

Cedera kapiler memungkinkan cairan, elektrolit, protein, dan pada


beberapa keadaan sel darah merah bocor ke dalam ruang ekstravaskuler

Penyebaran internal kembali cairan ini, bersama dengan defisit yang


disebabkan

oleh

puasa,kehausan,

heokonsentrasi,hipovolemia,

dan

kerja

dan

muntah,

jantung

jaringan, asidosis metabolik, dan hiponatremia.

menimbulkan

bertambah,hipoksia

Manifestasi Klinis

Gejala Utama
- Demam 2-7 hari
- Tanda-tanda pendarahan (uji Rumple Leede/uji bendung) positif,
petikie, purpura, ekimosis dan pendarahan konjungtiva, epitaksis,
pendarahan gusi, melena dan hematemesis
- Hepatomegali, Syok
- Jumlah Leukosit menurun
- jumlah trombosit menjadi < 100.000/l
- peningkatan hematokrit 20%

Penegakkan Diagnosis

Pemeriksaan Lab
- Leukosit Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3

dapat ditemui

limfositosis relatif (>45% dari total leukosit)


- Umumnya terdapat trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/l) pada
hari ke 3-8.
- Kebocoran plasma ditandai dengan ditemukannya peningkatan hematokrit
20%
- terjadi hipoproteinemia, normal protein total adalah 5-8 g/dl.
- Elektrolit Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Jumlah K
normal serum adalah 3,5-5,2 mEq/l, sedangkan Na 135-145 mEq/l.
- Imunoserologi Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue

Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan

Berdasarkan

perjalanan

penyakit

tersebut

maka

tatalaksana kasus DBD secara umum dapat dibagi atas


3 fase tadi :
1. Fase demam ( hari 1 3 ) :
Terapi simtomatik dan suportif. Parasetamol 10mg/kg/dosis
setiap 4-6 jam ( aspirin dan ibuprofen kontra indikasi).Kompres
hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas. Selain itu
dapat juga diberikan larutan oralit, jus buah atau susu dan lainlain.
* Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah
hebat, berikan cairan sesuai kebutuhan. Apabila perlu berikan
cairan intra vena.Semua pasien tersangka dengue harus
diawasi dengan ketat setiap hari sejak hari sakit ke-3.

PEMANTAUAN :
1. Pemeriksaan fisis :
* Tanda vital : waspadai gejala syok.
* Perabaan hati Hati yang membesar dan lunak
merupakan indikasi mendekati fase kritis, pasien harus
diawasi ketat dan dirawat di RS.
2. Pemeriksaan laboratorium :
* Leukopenia <5000 dan limfositosis relatif, peningkatan
limfosit atipikal (mengindikasikan dalam waktu 24 jam
pasien akan bebas demam serta memasuki fase kritis).

Trombositopenia

memasuki

fase

mengindikasikan
kritis

dan

pasien

memerlukan

pengawasan ketat di rumah sakit.


- Peningkatan nilai Ht 10-20% mengindikasikan
pasien memasuki fase kritis dan memerlukan
terapi cairan intra vena apabila pasien tidak
dapat minum oral. Pasien harus dirawat dan
diberi cairan sesuai kebutuhan. Penurunan Ht
merupakan tanda-tanda perdarahan.

INDIKASI RAWAT :
- Adanya tanda-tanda syok.
- Sangat lemah sehingga asupan oral tidak mencukupi.
- Perdarahan.
- Hitung trombosit 100.000 dan atau peningkatan Ht 10-20%.
- Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu.
- Nyeri abdominal akut hebat.
- Tempat tinggal yang jauh dari Rumah Sakit

2.Fase kritis (hari ke 3 sampai dengan hari


ke 5)
Tatalaksana umum :
- Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri

sehingga

pasien mudah diawasi .


- Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan dalam lembar
khusus.
- Berikan oksigen pada kasus dengan syok.
- Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat.
- Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, seperti
pemasangan pipa nasogastrik pada perdarahan saluran cerna

Tatalaksana cairan :
Indikasi pemberian cairan intravena :
- Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien
tidak dapat makan dan minum oral.
- Syok.

Jenis cairan pilihan :


- Kristalloid (jenis cairan pilihan diantaranya Ringer
Laktat dan Asetat terutama pada fase syok).
- Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang
atau syok berkepanjangan).

D. Pemantauan syok :
* setelah resusitasi awal, pantau pasien 1 sampai 2 jam. Apabila kondisi
pasien belum membaik tetesan dapat dinaikkan menjadi <10ml/kg/jam,
oleh karena tanda vital tidak stabil (tekanan nadi sempit,cepat dan
lemah) ulangi pemeriksaan Ht.
* Apabila ada kenaikan Ht, ganti cairan dengan koloid, dengan tetesan
10ml/kg/jam, siapkan darah dan nilai kembali pasien untuk kemungkinan
pemberian transfusi darah apabila diperlukan.
* Pada pasien dengan syok:
- Apabila nilai Ht awal rendah, pikirkan kemungkinan perdarahan
intravena dan pantau nilai Ht lebih sering, apabila ada indikasi berikan
transfusi darah

*Koreksi gangguan metabolit dan elektrolit, seperti


hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia dan asidosis.
* Setelah 6 jam, apabila Ht menurun, meski telah diberikan
sejumlah besar cairan pengganti, tetesan tidak dapat
diturunkan sampai <10ml/kg/jam, maka pertimbangkan untuk
pemberian transfusi segera.

Lama pemberian cairan :


* Jangan melebihi 24-48 jam.

Indikasi transfusi darah :


* Perdarahan saluran cerna berat (melena).
* Kehilangan darah bermakna, mis.>10% volume darah total.
(Total volume darah=80 ml/kg). Berikan darah sesuai kebutuhan.
Apabila Packed Red Cell (PRC) tidak tersedia, dapat diberikan
darah segar.

* Pasien dengan perdarahan tersembunyi.


Penurunan Ht dan tanda vital yang tidak stabil
meski telah diberi cairan pengganti dengan
volume yang cukup banyak, berikan sediaan darah
segar 10ml/kg/kali atau PRC 5 ml/kg/kali.

Indikasi transfusi trombosit :


* Hanya diberikan bila ada perdarahan masif.
Dosis: 0,2u/kg/dosis

3. Fase penyembuhan :
Secara umum, sebagian besar pasien DBD akan sembuh
tanpa komplikasi dalam waktu 24-48 jam setelah syok.
Indikasi pasien masuk kedalam fase penyembuhan adalah :
- Keadaan membaik.
- Meningkatnya selera makan.
- Tanda vital stabil.
- Ht stabil dan menurun sampai 35-40%.
- Diuresis cukup.
- Dapat ditemukan confluent petechial rash (30%)
_ Sinus bradikardi.

PENCEGAHAN

Vaksin dengue tipe 1, 2, 3, dan 4 yang dilemahkan


Mengetahui waktu-waktu tertentu nyamuk untuk menggigit agar bisa
menghindari gigitan
Menggunakan insektisida
Penolak nyamuk
Penutup tubuh dengan pakaian panjang
Kelambu rumah
Penghancuran tempat-tempat pembiakan aedes aegypti
Penutupan rapat tempat penyimpanan air untuk mencegah perkembangbiakan
nyamuk
Lapisan tipis minyak (seperti abate{O,O-(thiodi-p-fenilen)O,O,O,O-tetrametil
fosforothioat)
untuk mencegah peletakan atau penetesan telurlarvisid.
Alat semprot volume ultra-rendah secara efektif memancarkan malation
pembunuh nyamuk
dewasa dari truk atau dari pesawat udara untuk intervensi cepat selama
epudemi.

Kriteria Memulangkan Pasien


Pasien dapat dipulangkan,apabila memenuhi
semua keadaan dibawah ini :
1. Tampak perbaikan secara klinis
2. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
3. Tidak dijumpai distres pernafasan ( disebabkan efusi
pleura atau asidosis ).
4. Hematokrit stabil.
5. Jumlah trombocyt cenderung naik > 50.000/l.
6. Tiga hari setelah syok teratasi.
7. Nafsu makan membaik.

PURPURA
TROMBOSITOPENIA
IMUN
(PTI)

ITP merupakan Penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari


penghancuran trombosit yang menetap

Berdasarkan onset penyakit: PTI tipe akut dan tipe kronik

Epidemiologi

Insidens penyakit 3-8 kasus per 100.000 anak per tahun.

Pada PTI akut sekitar 90% penderita adalah anak-anak, berumur 2-6 tahun.

PTI kronis ummnya terjadi pada saat dewasa,ada juga pada anak usia >7
tahun, tetapi insidennya hanya 0,46 per 100.000 anak per tahun

Patogenesis

Terbentuk autoantibodi terhadap glikoprotein pada membran


trombosit, yang selanjutnya dihancurkan oleh makrofag yang
terdapat pada limpa dan organ retikuloendotelial lainnya

PTI akut, penghancuran trombosit meningkat karena adanya antibodi


yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri atau
virus atau pada imunisasi, yang bereaksi silang dengan antigen dari
trombosit

PTI kronik, terjadi gangguan dalam regulasi sistem imun.

Manifestasi Klinis

PTI akut

Dijumpai pada anak-anak, onset penyakit yang mendadak

Ada riwayat infeksi sebelumnya atau dapat imunisasi sekitar 1-6


minggu sebelum penyakit ini

Manifestasi perdarahan ringan sampai sedang, perdarahan intrakranial


terjadi pada kurang dari 1% pasien.

Biasanya self limiting, remisi spontan terjadi pada 90% penderita, 60%
sembuh dalam 4-6 minggu, dan lebih dari 90% sembuh dalam 3-6
bulan

PTI kronik

Dijumpai pada orang dewasa, onset biasanya tidak menentu

Jarang terjadi infeksi dan pembesaran lien/spleen

Remisi spontan jarang terjadi dan tampaknya remisi tidak lengkap

Manifestasi perdarahan: ekimosis, peteki dan purpura. Beratnya perdarahan


dipengaruhi oleh jumlah trombosit.

<50.000/mm3

maka biasanya asimptomatik

30.000-50.000/mm3

terdapat luka memar/hematom

10.000-30.000/mm3

terdapat perdarahan spontan

<10.000/mm3

terjadi perdarahan mukosa dan resiko perdarahan sistem saraf

TERIMAKASIH

Kesimpulan

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan Virus
Dengue. Penyakit tersebut merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
karena prevalensinya yang tinggi dan penyebarannya semakin luas. DBD ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti.

Virus dengue dipindahkan dari satu orang ke orang lain bersama liur nyamuk pada
waktu nyamuk mengisap darah. Virus itu akan berada dalam sirkulasi darah (viremia)
selama 4 7 hari. Akibat infeksi virus bermacam-macam tergantung imunitas
seseorang yaitu asimtomatik, demam ringan, dengue fever (demam dengue) dan
dengue haemorrhagic fever (DHF/DBD).

Penderita yang asimtomatik dan demam ringan merupakan sumber penularan yang
efektif, karena mereka dapat pergi kemanamana dan menyebarkan virus dengue.
Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik.

Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai