Anda di halaman 1dari 26

PEMERIKSAAN

SEROLOGI

DEWI MARDIAWATI, S.SiT.M.Biomed


Pengertian Serologi
 Merupakan cabang imunologi yang mempelajari reaksi
antigen-antibodi secara invitro.
 Sistem imunitas manusia ditentukan oleh
kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk
melawan antigen. 
 Reaksi serologis :

 dilakukan berdasarkan asumsi bahwa agen infeksius


memicu host untuk menghasilkan antibodi spesifik, yang
akan bereaksi dengan agen infeksius tersebut.
 Dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap
agen infeksius secara kualitatif maupun kuantitatif.
Antibodi
 Adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang
disekresikan oleh sel B yang telah teraktivasi menjadi sel
plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif
terhadap antigen tersebut.
 Antibodi adalah zat yang terbentuk dalam darah untuk
menghancurkan bakteri atau virus, atau untuk
memusnahkan racun yang dihasilkan oleh suatu bakteri.
 Ada kelas antibodi yang memegang peran penting yang
berbeda dalam mengarahkan respon imun
yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE.
Antigen
 Sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama
dalam menghasilkan antibodi.
 Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida,
tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk
molekul kecil (hapten) yang bergabung
dengan protein-pembawa atau carrier.
Pemeriksaan Serologi
 Metode Aglutinasi
 Metode ELISA : Hepatitis Marker, Tumor Marker,
Endokrin Marker, Anti-HIV
 Metode Imunokromatografi : Hepatitis Marker,
Dengue marker, Anti-HIV
 PEMERIKSAAN TEST WIDAL
 Uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk
mendeteksi bakteri Salmonella enterica yang
mengakibatkan penyakit Thipoid.
 Pemeriksaan Widal merupakan penentuan kadar
aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah
(antibodi O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H
muncul pada hari ke 10-12).
 Mendeteksi penyakit demam tifoid.
 PEMERIKSAAN C-REACTIVE PROTEIN
(CRP)
 untuk mendeteksi adanya infeksi kerusakan jaringan,
inflamasi
 Suatu protein yang dihasilkan oleh hati, terutama saat
terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh
 Pada pasien penderita penyakit autoimunitas,
penderita rheumatoid arthritis, lupus, atau vasculitis
 Telah dikembangkan menjadi high-sensitivity CRP
 Untuk memprediksi terjadinya penyakit jantung pada
masa depan
 PEMERIKSAAN VDRL/TPHA/RPR
 Mendeteksi imunoglobulin yang merupakan antibodi
terhadap bahan-bahan lipid sel-sel T. Pallidum yang
hancur.
 Antibodi ini dapat timbul sebagai reaksi terhadap
infeksi sifilis
 Pemeriksaan konfirmasi untuk penyakit sipilis dan
mendeteksi respon serologis spesifik untuk Treponema
pallidum.
 ANTISTREPTOLYSIN-O (ASO)/ASTO
 Antibodi yang dibentuk tubuh untuk melawan
streptolysin O, suatu enzim beracun yang dihasilkan
oleh kelompok bakteri streptokokus A.
 Mengukur jumlah antistreptolysin O dalam darah
 Membutuhkan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
 Untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, seperti
demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri streptokokus A.
 RHEUMATOID ARTHRITIC FACTOR (RAF)
 Merupakan antibodi yang sering digunakan dalam
diagnosis RA (75%) mengalami RA juga memiliki
nilai RF yang positif.
 Mendeteksi artritis reumatoid (rheumatoid arthritis,
RA) merupakan penyakit autoimun yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada
sendi.
 ANTI-DENGUE IGG & IGM
 Pemeriksaan Anti-Dengue IgG dan IgM mendeteksi
antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue dalam
darah yang baru dapat terdeteksi setelah hari ketiga
gejala demam muncul.
 Membutuhkan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
 Mendeteksi awal infeksi virus dengue yang dapat
menyebabkan demam berdarah dengue dan dengue
shock syndrome
 ANTI-CHIKUNGUNYA IGM
 Virus Chikungunya merupakan alphavirus yang ditularkan
oleh nyamuk dan terkait dengan penyakit demam, disertai
dengan gejala seperti arthralgia (nyeri sendi) parah, ruam,
dan sakit kepala.
 Anti-Chikungunya IgM mendeteksi antibodi IgM terhadap
virus Chikungunya, dan merupakan indikator menunjukkan
infeksi virus Chikungunya dalam waktu 3 bulan sebelumnya.
 Pemeriksaan Anti-Chikungunya IgM membutuhkan sampel
berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di
lengan.
 Membedakan infeksi Chikungunya dari infeksi virus Dengue.
 DENGUE NS1 ANTIGEN
 Pemeriksaan terhadap antigen non struktural-1 dengue (NS1)
dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal dari
pemeriksaan antibodi dengue.
 Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada penderita demam
yang disertai dengan gejala klinis infeksi virus dengue pada
hari 1-3 mulai demam.
 Bila hasilnya negatif tetapi gejala infeksi virus dengue
menetap, dianjurkan untuk periksa Anti-Dengue IgG & IgM,
serta hematologi rutin.
 Mendeteksi awal adanya infeksi virus dengue yang dapat
menyebabkan demam berdarah dengue dan dengue shock
syndrome.
 ROTAVIRUS ANTIGEN
 Pemeriksaan Rotavirus Antigen merupakan pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya antigen rotavirus secara kualitatif
yang menggunakan sampel feses.
 Pengambilan sampel terbaik untuk pemeriksaan ini adalah
3-5 hari setelah onset gejala infeksi.
 Rotavirus adalah virus penyebab utama terjadinya
gastroenteritis dan diare pada anak-anak berumur < 5 tahun
di seluruh dunia
 Mendiagnosis diferensial dari onset akut gastroenteritis,
diare, dan emesis.
 ANTI-DSDNA-NCX
 Anti-double stranded DNA antibodies (anti-dsDNA)
merupakan sekelompok auntoantibodi yang disebut antinuclear
antibodies (ANA), melawan materi genetik (DNA) yang
ditemukan di dalam inti sel.
 Autoantibodi dsDNA diperiksa bila disertai dengan tanda dan
gejala yang berkaitan dengan penyakit lupus, seperti kelelahan
terus-menerus dan kelemahan, nyeri seperti arthritis pada satu
atau lebih sendi, ruam merah menyerupai kupu-kupu di hidung
dan pipi, dan/atau kulit sensitif terhadap cahaya; secara berkala
pada pasien lupus.
 Pemeriksaan membutuhkan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
 ANTI-ENTAMOEBA HISTOLYTICA IGG
 Entamoeba histolytica merupakan parasit protozoa yang
menyebabkan amubiasis, yaitu suatu penyakit yang
biasanya muncul sebagai gangguan usus.
 Gejala amubiasis umumnya ringan, namun dalam
beberapa kasus dapat menjadi ekstraintestinal dan
menyebabkan abses, terutama pada hati.
 Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap
Entamoeba histolytica dalam darah.
 Pemeriksaan membutuhkan sampel berupa darah yang
diambil dari pembuluh darah vena di lengan
 ANTI-H. PYLORI IGG
 Helicobacter pylori (H.pylori) merupakan bakteri yang dapat
hidup dan berkembang biak di saluran cerna manusia, lebih
tepatnya di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam
lambung (mukosa lambung).
 Bila kondisi ini tidak terdeteksi dan dibiarkan saja dalam
waktu lama, maka akan muncul ulcer (borok) pada lambung
dan juga usus dua belas jari yang bisa berkembang menjadi
kanker.
 Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi IgG terhadap H.pylori
dalam darah, di mana bila kadarnya meningkat dapat
mengindikasikan adanya infeksi H.pylori di mukosa lambung.
 Pemeriksaan Anti-H.pylori IgG membutuhkan sampel
darah yang diambil dari pembuluh darah vena di
lengan
 Mendiagnosis infeksi Helicobacter pylori (H.pylori)
yang dapat menyebabkan peptic ulcers.
 ANTI-HIV
 Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan
daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terinfeksi oleh
berbagai jenis kuman.
 Infeksi HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, yaitu
darah, sperma, dan cairan vagina lewat hubungan seksual,
transfusi darah, alat suntik, transplantasi organ/jaringan
tubuh, dan perinatal (ibu ke janin)
 Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh
sistem kekebalan tubuh untuk melawan HIV.
 Antibodi HIV umumnya (3-6 minggu) setelah
terinfeksi, atau pada seseorang dengan pembentukan
antibodi yang lambat dapat (3-6 bulan) terinfeksi.
 Pemeriksaan Anti-HIV sebaiknya dilakukan 3-6 bulan
setelah melakukan tindakan berisiko tertular HIV.
 Pemeriksaan Anti-HIV membutuhkan sampel darah
yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
 Menentukan apakah seseorang terinfeksi HIV.
 ANTI-HSV1 IGG
 Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) atau oral herpes
merupakan infeksi herpes yang sering terjadi pada
sekitar mulut dan wajah, ditandai dengan adanya cold
sores dan fever blisters.
 Infeksi HSV1 dapat ditularkan melalui kontak
langsung, dan infeksi ini akan menetap seumur hidup.
 Sebagian juga dapat menyerang genital (alat kelamin
atau daerah anal).
 Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi IgG terhadap
HSV1.
 Antibodi IgG merupakan antibodi yang muncul setelah
IgM dan bisa menetap seumur hidup.
 Pemeriksaan membutuhkan sampel darah yang diambil
dari pembuluh darah vena di lengan.
 Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1)
pada masa lampau, namun peningkatan Anti-HSV1 IgG
yang signifikan dalam interval waktu tertentu dapat
mengindikasikan infeksi HSV1 yang aktif atau baru
terjadi.
 ANTI-HSV1 IGM
 Pemeriksaan Anti-HSV1 IgM mendeteksi antibodi
IgM terhadap HSV1.
 Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama kali
muncul di dalam darah bila infeksi terjadi dan akan
menghilang dalam beberapa bulan.
 Pemeriksaan Anti-HSV1 membutuhkan sampel darah
yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
 Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 1
(HSV1) yang sedang berlangsung/baru terjadi.
 ANTI-HSV2 IGG
 Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV2) atau genital
herpes merupakan infeksi herpes yang terjadi pada alat
kelamin, biasanya ditularkan melalui kontak seksual.
 HSV2 lebih sering ditularkan dari ibu kepada bayinya
saat proses kelahiran berlangsung.
 Bayi yang terinfeksi HSV2 berisiko mengalami
gangguan kesehatan seperti infeksi pada organ mata
dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis
(radang otak).
 Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi IgG terhadap HSV2.
 Antibodi IgG merupakan antibodi yang muncul setelah
IgM dan bisa menetap seumur hidup.
 Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi wanita yang akan
hamil atau merencanakan segera hamil; wanita yang
baru/sedang hamil, bila hasil sebelumnya negatif atau
belum pernah diperiksa, idealnya dipantau (3 bulan sekali.
 Pemeriksaan ini membutuhkan sampel berupa darah yang
diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
 Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV2) di
masa lampau dan infeksi HSV2 akut atau baru
 ANTI-HSV2 IGM
 Pemeriksaan Anti-HSV2 IgM mendeteksi antibodi IgM terhadap
HSV2.
 Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama kali muncul di dalam
darah bila infeksi terjadi dan akan menghilang dalam beberapa bulan.
 Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi wanita yang akan hamil atau
merencanakan segera hamil; wanita yang baru/sedang hamil, bila
hasil sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa, idealnya
dipantau setiap 3 bulan sekali
 Pemeriksaan ini membutuhkan sampel berupa darah yang diambil
dari pembuluh darah vena di lengan.
 Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV2) primer atau
yang sedang berlangsung/baru terjadi.

Anda mungkin juga menyukai