NIM : 2134013P
Jurusan : DIV TLM Transisi
Tanggal : 22-12-2021
Praktikum ke : 13 ( Serologi)
Judul : Pemeriksaan Anti Toxoplasma IgM
Tujuan : Pemeriksaan Anti - Toxoplasma IgM mendeteksi antibodi IgM terhadap
parasit Toxoplasma gondii. Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama
kali muncul di dalam darah bila infeksi terjadi dan akan menghilang dalam
beberapa bulan.
Metode : ECLIA (Electrochemiluminescence Immunoassay )
Prinsip : Sandwich. Total durasi pengujian: 18 menit.
Inkubasi pertama: 20 L sampel, antibodi spesifik Toxo IgM, dan antibodi spesifik Toxo IgM
monoklonal yang diberi label dengan kompleks ruthenium bereaksi
membentuk kompleks sandwich.
Inkubasi ke-2 : Setelah penambahan mikropartikel berlapis streptavidin, kompleks menjadi
terikat pada fase padat melalui interaksi biotin dan streptavidin.
Campuran reaksi disedot ke dalam sel pengukur di mana mikropartikel
ditangkap secara magnetis ke permukaan elektroda. Zat yang tidak terikat
kemudian dihilangkan dengan ProCell/ProCell M. Penerapan tegangan ke
elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur
dengan photomultiplier.
Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrumen yang
secara khusus dihasilkan oleh kalibrasi 2 titik dan kurva master yang
diberikan melalui kode batang reagen atau kode batang elektronik
Alat : Cobas e 411
Reagen : Elecsys Toxo IgM
Keterangan sampel
Cara kerja:
1. Prosedur Kerja Menyalakan Alat Cobas E 411
1) Tekan Power “ON” UPS
2) Tekan Power “ON” Printer
3) Buka tutup procell dan Cleancell
4) Naikkan Power “ON” samping kanan kemudian tekan Power “ON” depan
5) Masukkan Login dan Password
6) Letakkan reagent kedalam reagent disk, kemudian buka sedikit tutupnya.
7) Tekan tanda “E” pada System Overview tekan Reagen Scan
Hasil pemeriksaan:
Pemeriksaan Result Satuan
Anti Toxoplasma IgM 0.3 Non Reaktif
Nilai Rujukan :
Interpretasi Hasil:
Dari hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil anti Toxoplasma IgM dalam keadaan normal.
Pembahasan:
Toxoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
Toxoplasmosis dapat ditemukan pada manusia dan berbagai jenis hewan atau burung. Kucing
diketahui sebagai pembawa parasit Toxoplasma gondii, namun penyebarannya bisa melalui
berbagai cara seperti kotoran kucing, transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan tubuh,
konsumsi makanan yang berasal dari tanah terkontaminasi, dan konsumsi daging (kambing,
sapi, dan babi) mentah atau setengah matang. Toxoplasmosis yang terjadi pada wanita hamil,
bisa menybabkan keguguran dan bayi lahir prematur, serta bisa ditularkan dari ibu kepada
bayinya melalui plasenta sehingga bayi mengalami toxoplasmosis kongenital. Terjadinya
toxoplasmosis kongenital biasanya ditandai dengan adanya kerusakan pada organ mata,
sistem saraf pusat, kulit, dan telinga. Kerusakan organ tersebut tidak jarang baru muncul
Manusia berperan sebagai hospes perantara, sedangkan kucing dan famili Felidae
lainnya merupakan hospes definitif (Levine,1990). Penularannya dapat melalui makan
makanan yang tercemar ookista dari feses (kotoran) kucing yang menderita toksoplasma.
Feses kucing yang mengandung ookista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat
menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi
toksoplasma melalui tanah yang tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah
sampai beberapa bulan ( Howard, 1987).
Verifikasi Preanalitik
Persiapan Pasien Temuan
Tidak perlu Puasa Sesuai
Konsumsi Obat Tidak
Identitas Pasien
Nama Ada
Identitas (NIK) Ada
Jenis Kelamin Ada
Tanggal Lahir/Usia Ada
Alamat Ada
Nomor Lab RS Ada
Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia Klinik Page 5
Asal rujukan pasien/Bangsal Ada
Pemintaan Pemeriksaan Ada
Nama Dokter Ada
Keterangan Klinis Ada
Pemeriksaan yang diminta Ada
Tanda tangan Dokter Ada
Kesimpulan : Dari data identitas pasien yang diterima, disimpulkan data pasien
nomor order 21157274 sesuai untuk dilakukan pemeriksaan.
Spesimen
Syarat keberterimaan specimen untuk Temuan
pemeriksaan :
Jenis Spesimen Darah dengan tanpa anti koagulan
Volume/Jumlah 1 tabung (3 ml)
Kondisi/Kelayakan Layak (Ikterik/Lipemik/Hemolisis)
Wadah Sesuai
Ada Bekuan/Tidak -
Stabilitas Sesuai
Kesimpulan : Dari syarat keberterimaan spesimen, disimpulkan bahwa spesimen
nomor order 21157274 layak untuk diperiksa.
Analitik:
Tahap analitik meliputi mulai dari spesimen yang siap diperiksa dengan instrumen
laboratorium sampai didapatkan hasil pemeriksaannya. Menyiapkan reagen, melakukan
perawatan peralatan laboratorium secara teratur, melakukan pemantapan mutu internal
secara rutin, menggunakan metode pemeriksaan yang andal dan teknisi laboratorium
yang kompeten akan mengurangi kesalahan yang dapat terjadi pada tahap analitik
(Kahar, 2005).
Dalam pemeriksaan PSA total ini menggunakan metode ECLIA. Metode ini merupakan
metode yang telah direkomendasikan oleh lembaga resmi.
Verifikasi Analitik
Yang Harus Ada Temuan
Pemeriksaan spesimen Dilakukan dan Sesuai SOP
Interferensi
- Pemeriksaan ini tidak dipengaruhi oleh ikterus (bilirubin < 1112 mol/L atau < 65
mg/dL), hemolisis (Hb < 1,4 mmol/L atau < 2,2 g/dL), lipemia (Intralipid < 1500
mg/dL) dan biotin (<246 nmol/L atau <60 ng/mL).
- Sampel tidak boleh diambil dari pasien yang menerima terapi dengan dosis biotin
tinggi (yaitu > 5 mg/hari) sampai setidaknya 8 jam setelah pemberian biotin terakhir.
- Tidak ada gangguan yang diamati dari faktor rheumatoid hingga konsentrasi 1500
IU/mL.
Pasca analitik:
Dilakukan verifikasi hasil
Verifikasi hasil adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca analitik dengan
melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan.
Tahap pra analitik meliputi pemeriksaan formulir permintaan pemeriksaan apakah
sudah lengkap, Tahap analitik meliputi persiapan reagen, persiapan specimen, waktu
Verifikasi
Interferensi Temuan
Tahap Pra analitik
Formulir permintaan Ada
Persiapan pasien Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pengambilan dan penerimaan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Penanganan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Analitik
Persiapan reagen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pipetasi reagen dan persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Inkubasi Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pemeriksaan Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pembacaan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Pasca Analitik
Pelaporan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Monitoring PMI Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesesuaian dengan parameter lain Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesimpulan : Verifikasi telah sesuai dilakukan dari tahapan praanalitik sampai
analitik.
Obat-obatan Tidak
Usia Tidak
Kesimpulan:
Dari kegiatan praktek pemeriksaan anti Toxoplasma IgM, telah dilakukan kegiatan untuk
menjamin mutu hasil pemeriksaan, dimulai dari tahap pra analitik, analitik hingga pasca
analitik telah dilakukan sesuai prosedur/instruksi kerja yang telah ditetapkan. Hasil
pemeriksan anti Toxoplasma IgM dinyatakan benar dan valid,maka anti Toxoplasma IgM
pasien dapat dikeluarkan
Mahasiswa Praktikum
Oppie Ruliani
RS Siloam. 2020. Standar Operasional Prosedur Alat Cobas e-411. Palembang : Rs Siloam
Siregar, M., dkk. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik Kendali Mutu. 2018. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.