Anda di halaman 1dari 10

Nama : Oppie Ruliani

NIM : 2134013P
Jurusan : DIV TLM Transisi

Tanggal : 08 Desember 2021


Praktikum ke : 7 ( Kimia Klinik)
Judul : Pemeriksaan Ureum
Tujuan : 1. Untuk mengetahui kadar urea dalam darah
2. Memantau adanya kelainan ginjal.
Metode : Enzimatik urease
Prinsip : Urea dihidrolisis dengan adanya H2O dan urease membentuk amonium
dan karbondioksida. Ion amonium yang terbentuk dengan adanya
oksoglutarat, NADH dan hidrogen akan dikatalisis membentuk glutamat,
NAD+ dan H2O. Konsentrasi urea sebanding dengan perubahan
absorbansi pada 340 nm.
Urease
Urea + H2 O 2NH3 + CO2

GLDH
NH3 + Oksoglutarat + NADH + H+ Glutamat + NAD+ + H2 O

Alat : Cobas e 311


Reagen : UREAL
No. Lot 00556851
ED : 03/2022
Bahan control: 1. Precicontrol Clinchem Multi 1
2. Precicontrol Clinchem Multi 2

Sampel : Serum
Identitas Sampel
 No. Lab : 21151589
 NIK/ID : 00090569
 Nama : Nn D. V
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 25 (28-12-1995)
 Alamat : Palembang
 Bangsal/Poli : OP
 Dokter Pengirim : dr. Asdi Predi, Sp.PD
 Keterangan Klinis : Parastesia dyspepsia sefalgia
 Obat-obatan : Minum obat panadol
 Puasa : 11 jam
 Tanggal Order : 30 Des 2021
 Tanggal Terima : 30-12-2021
 Tanggal Selesai : 30-12-2021

Keterangan Sampel:
 Jenis specimen : 1 tabung darah tutup merah (tanpa anti koagulan)
 Volume specimen : 3 ml
 Identitas spesimen : Tabung darah sudah ditempel barcode identitas pasien

Cara kerja:
a. Menyalakan Instrumen c 311
1. Pastikan UPS bekerja dengan baik dank ran air RO telah terbuka.
2. Lakukan maintenance membersihkan probe sampel, probe reagen, rising
probe, daerah sekitar incubator dengan menggunkan alcohol swab.
3. Nyalakan alat (tombol power di samping kanan alat).
4. Nyalakan computer control unit.
5. Isi Operator ID dan Password.
6. Instrumen akan melakukan inisialisasi dan manintenance rutin (power up
pipe) secara otomatis, tunggu sampai Standby.
7. Cek konsumabel alat c 311 : Cell wash solution 1 ( NaOh-D 1,8 L), Cell wash
solution II (SMS 70 ml), Ecotergen (Eco-D) cassete (minimal2 kit di dalam
alat), NaOH –D cassete (minimal 2 kit di dalam alat), check limbah air dan
buang harian.

b. Memasukkan reagen cassette ke reagent disk c 311


1. Keluarkan reagent cassette dari kulkas, buka kemasan plastiknya,
pastikan barcode reagent tidak basah atau rusak.
2. Menu reagent → Setting → Loading → Execute → tunggu sampai kunci pintu
reagentdisk terbuka dan masukkan reagent ke dalam reagent disk C 311
dengan cara disliding melewati barcode reader yang menyala dan posisi barcode
reagent menghadap ke barcode reader. Tunggu sampai informasi reagent terbaca dan
ditampilkan di alat. Masukkan reagent cassette ke reagen disk dengan posisi yang
telah ditentukan oleh alat, tutup pintu reagent disk. Jika sudah semua reagent masuk
maka klik → End.
Alat akan secara otomatis melakukan proses piercing reagent, tunggu sampai
dengan Standby.
3. Masukkan semua reaget yang membutuhkan backup/ jumlah tes atau
volume tinggal sedikit.
c. Pengerjaan control
Pembacaan bahan control dilakukan setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan
pasien, dipastikan bahwa nilai control baik dan sesuai dengan ketentuan PMI.
d. Pengukuran kalibrator
Pembacaan bahan kalibrator dilakukan saat bahan control atau reagen menggunakan
lot baru, hasil control harian tidak baik, stabilitas kalibrasi telah habis dan jika
terjadi pemindahan alat
e. Pengerjaan sampel
1. Bila anda kerja dengan sampel barcode, gunakan barcode scanner untuk
scan barcode
2. Bila anda kerja tanpa barcode atau barcode tidak bisa dibaca lakukan
1) Pilih “Workplace, Test Selection, Barcode Read Error”
2) Pilih “Disk Po” kemudian isikan nomor posisi sample pada sample disk
3) Pilih “Sample ID” masukkan identitas sample lalu tekan
“Add” 4). Kerjakan langkah 2 – 3 untuk sampel berikutnya
5) jika sudah selesai tekan “Ok”
6) pada menu “Test Selection” pilih “Sample ID”
7) isikan identitas sample sesuai dengan yang di input pada “Barcode Read
Error” ( RS Siloam, 2018)

Hasil pemeriksaan:

Pemeriksaan Result Satuan


Ureum 16,60 mg/dl

Nilai Rujukan: 16,6 – 48,5 mg/dl

Interpretasi Hasil:
Dari hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil Ureum darah pasien dalam keadaan normal,
masih dalam rentang dari nilai rujukan.

Pembahasan:
Urea adalah produk akhir utama dari metabolisme nitrogen protein. Ini disintesis oleh
siklus urea di hati dari amonia yang diproduksi oleh deaminasi asam amino. Urea
diekskresikan sebagian besar oleh ginjal tetapi jumlah minimal juga diekskresikan dalam
keringat dan terdegradasi di usus oleh aksi bakteri.

Penentuan nitrogen urea darah adalah tes skrining yang paling banyak digunakan untuk
fungsi ginjal. Ketika digunakan bersama dengan penentuan kreatinin serum, dapat membantu
dalam diagnosis banding dari tiga jenis azotemia: prerenal, ginjal, dan postrenal.
Peningkatan konsentrasi nitrogen urea darah terlihat pada perfusi ginjal yang tidak adekuat,
syok, penurunan volume darah (penyebab prerenal), nefritis kronis, nefrosklerosis, nekrosis
tubulus, nefritis glomerulus (penyebab ginjal) dan obstruksi saluran kemih (penyebab
postrenal). Peningkatan sementara juga dapat terlihat selama periode asupan protein tinggi.
Tingkat tak terduga terjadi dengan penyakit hati,(insert kit Ureal,2020)
Ureum merupakan senyawa non protein nitrogen (NPN) dalam konsentrasi tinggi
(45%) dalam darah. Urea dihasilkan sebagai produk akhir metabolisme protein dan di
eksresikan melalui ginjal. Pemeriksaan urea dalam serum disebut juga pemeriksaan kadar
urea dalam darah (blood urea nitrogen, BUN), pemeriksaan BUN menjadi indikasi terjadinya
dehidrasi, gagal prarenal atau gagal ginjal. Pemeriksaan BUN dilakukan secara kolorimetrik
enzimatik menggunakan enzim urease yang akan menghidrolisis urea dalam sampel menjadi
ion amonium (NH4 +). Reaksi berlanjut karena adanya enzim glutamat dehidrogenase
(GLDH), sehingga NADH dengan adanya NH4 + akan menjadi NAD+. Pengukuran
didasarkan pengurangan NADH pada panjang gelombang 340 nm. Metode enzimatik
didasarkan pada reaksi Talke dan Schubert, disederhanakan oleh Tiffany dkk. Metode lain
yang dapat digunakan dalam menentukan kadar BUN yaitu dengan cara Berthelot, dimana
dengan adanya ion amonium dengan hipoklorit dan salisilat menghasilkan warna hijau yang
diukur pada panjang gelombang 578 nm, (Nugraha dan Imaduddin,2018)

 Preanalitik:
Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium, permintaan test
yang jelas sangatlah penting agar sesuai dengan apa yang diminta dokter pengirim untuk
membantu menegakkan diagnose . Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama,
umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis.
Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan
diambil spesimen. Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet,
puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok,
dsb.
Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol,
pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.

Wadah sampel harus bersih, kering, gelas atau plastik, bebas bahan kimia, labeling jelas,
Volume sampel cukup, dalam tabung tanpa anti koagulan atau dalam tabung Li-heparin,
,dan K2-EDTA plasma. Jangan gunakan amonium heparin.
 Pada pemeriksaan ini permintaan pemeriksaan sudah jelas dan sesuai.
Spesimen untuk pemeriksaan Ureum, jenis sampel bisa darah tanpa anti koagulan,
wadah yang digunakan bisa tabung darah biasa, Centrifuge sampel yang mengandung
endapan sebelum melakukan pengujian, Stabil selama 7 hari pada 2-8 °C , Stabil
dalam 7 hari pada 15-25 °C, 1 tahun pada (-15) - (-25 )°C
 Pada praktek ini, keberterimaan specimen sudah sesuai dengan prosedur dan
persyaratan specimen yang telah ditetapkan
Identitas
Yang harus ada Temuan
Pasien
Nama Ada
Jenis Kelamin Ada
Tanggal Lahir/Usia Ada
Alamat Ada
Nomor RS Ada
Asal rujukan pasien/Bangsal Ada
Jam Puasa Ada
Konsumsi Obat Ada
Permintaan Pemeriksaan
Nama Dokter Ada
Keterangan Klinis Ada
Pemeriksaan yang diminta Ada
Tanda tangan Dokter Ada
Kesimpulan : Dari data identitas pasien yang diterima, disimpulkan data pasien
nomor order 21151589 sesuai untuk dilakukan pemeriksaan.

Spesimen
Syarat keberterimaan specimen untuk Temuan
pemeriksaan :
Jenis Spesimen Darah dengan tanpa anti koagulan
Volume/Jumlah 1 tabung (3 ml)
Kondisi/Kelayakan Layak (Ikterik/Lipemik/Hemolisis)
Anti Koagulan Tidak ada
Wadah Sesuai
Ada Bekuan/Tidak -
Stabilitas Sesuai
Kesimpulan : Dari syarat keberterimaan spesimen, disimpulkan bahwa spesimen
nomor order 21151589 layak untuk diperiksa.
 Analitik:
Dalam pemeriksaan Ureum darah ini menggunakan metode Enzimatik urease Metode
ini merupakan metode yang telah direkomendasikan oleh lembaga resmi.

 Pada pemeriksaan ini metode yang digunakan telah sesuai dengan prosedur atau
instruksi kerja sehingga pemeriksaan Ureum telah terverifikasi dengan baik

Interferensi
 Ikterus: Tidak ada gangguan signifikan hingga indeks I 60 untuk bilirubin terkonjugasi
dan tak terkonjugasi (perkiraan konsentrasi bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi:
1026 mol/L (60 mg/dL)).
 Hemolisis: Tidak ada gangguan signifikan hingga indeks H 1000 (perkiraan konsentrasi
hemoglobin: 621 mol/L (1000 mg/dL)).
 Lipemia (Intralipid): Tidak ada gangguan yang signifikan hingga indeks L 1000.
Ada korelasi yang buruk antara indeks L (sesuai dengan kekeruhan) dan konsentrasi
trigliserida.
 Ion amonium dapat menyebabkan hasil peningkatan yang salah.
 Obat: Tidak ada gangguan yang ditemukan pada konsentrasi terapeutik menggunakan
panel obat umum.
 Dalam kasus yang sangat jarang, gammopathy, khususnya tipe IgM (makroglobulinemia
Waldenström), dapat menyebabkan hasil yang tidak dapat diandalkan.

Sumber variabilitas
 Urea akan segera hilang oleh aktivitas bakteri

Interpretasi klinis
 Peningkatan kadar ureum serum atau plasma di dapat pada gagal ginjal kronik (GGK)
Validasi
Interferensi Temuan
Serum Hemolisis Tidak
Serum Icteric Tidak
Serum Lipemik Tidak
Obat-obatan Ada (Obat Umum)
Kesimpulan : Tidak ada yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
Sumber Variabilitas
Infeksi Bakteri Tidak
Kesimpulan : Validasi telah dilakukan, tidak ada yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan kesesuaian hasil pemeriksaan pasien telah sesuai sehingga hasil dapat
Dikeluarkan

 Pasca analitik:
Dilakukan verifikasi hasil
Verifikasi hasil adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca analitik dengan
melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan.
Tahap pra analitik meliputi pemeriksaan formulir permintaan pemeriksaan apakah
sudah lengkap, Tahap analitik meliputi persiapan reagen, persiapan specimen, waktu
inkubasi telah sesuai atau tidak, pemeriksaan apakah telah menggunakan alat yang
terkalibrasi, kegiatan evaluasi atau monitoring hasil PMI hari itu apakah telah sesuai,
melakukan kesesuaian hasil dengan parameter lain yang diperiksa dan pembacaan
hasil apakah factor perhitungan dan pengukuran telah sesuai. Tahap pasca analitik
meliputi pelaporan hasil. Dalam pelaporan hasil harus diamati apakah hasil print out
dari alat tidak salah tempel, hasil harus terbaca dengan jelas, nilai rujukan telah sesuai
dengan metode yang digunakan, pemberian tanda untuk hasil yang berada diluar nilai
rujukan dan catatan bila diperlukan.

Verifikasi
Interferensi Temuan
Tahap Pra analitik
Formulir permintaan Ada
Persiapan pasien Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pengambilan dan penerimaan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Penanganan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Analitik
Persiapan reagen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pipetasi reagen dan persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Inkubasi Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pemeriksaan Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pembacaan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Pasca Analitik
Pelaporan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Monitoring PMI Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesesuaian dengan parameter lain Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesimpulan : Verifikasi telah sesuai dilakukan dari tahapan praanalitik sampai
analitik.

 Dilakukan Validasi hasil


Validasi hasil meliputi kegiatan evaluasi atau melakukan kesesuaian hasil dengan
keterangan klinis pasien, dan sumber variabilitas pasien (biologi), juga kesesuai
dengan pengaruh variabilitas non biologi.
Validasi
Interferensi Temuan
Penyakit Ada
Kesimpulan : Hasil tidak dipengaruhi oleh penyakit
Sumber Variabilitas
Obat-obatan Ada (tidak mengganggu)
Serum Lipemik, icteric, Lipemik Tidak
Kesimpulan : Validasi telah dilakukan, tidak ada yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan kesesuaian hasil pemeriksaan pasien telah sesuai sehingga hasil dapat
dikeluarkan

Kesimpulan:
Dari kegiatan praktek pemeriksaan Ureum , telah dilakukan kegiatan untuk menjaminan mutu hasil
pemeriksaan, dimulai dari tahap pra analitik, analitik hingga pasca analitik telah dilakukan sesuai
prosedur/instruksi kerja yang telah ditetapkan. Hasil pemeriksaan Ureum dinyatakan benar dan valid,
maka hasil pemeriksaan Ureum pasien dapat dikeluarkan.

Oppie Ruliani
(2134013P)

Anda mungkin juga menyukai