Disusun Oleh:
GLORYA VIITAMYMORA D. W
INDAH DWI LESTARI
ISNA AINUN RAHMI
KUSMAYATI
LAILATIL HUSNA
MUHAMMAD SATRIA WIBOWO
MARGARETH CHRISTIE
MARIA FRANCISKA
MARIA SILVERIA
MAULIDIA
MELLYANA CHRISTINE
NUR AFIFAH OKTADINA
NURMALA SARI
OKTAVIANI
OKTAVIANTI
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai “Pemeriksaan Imunologi dan Serologi”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami perlu saran serta kritik yang dapat
membangun kami.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penulis
1. Pemeriksaan NS1
Program pengendalian Demam Berdarah Dengue membutuhkan
suatu tes yang cepat, praktis dan dapat dipercaya untuk infeksi dengue
primer dan sekunder. Saat ini telah dikenal Rapid Diagnosis Test (RDT)
untuk mendeteksi NS1, IgG dan IgM. NS1 adalah suatu glycoprotein yang
muncul dengan konsentrasi tinggi pada pasien terinfeksi dengue pada tahap
awal penyakit. Antigen NS1 ditemukan pada hari pertama hingga hari ke
sembilan sejak awal demam pada pasien-pasien dengan infeksi dengue
primer maupun infeksi dengue sekunder. Respon kekebalan dengan
memproduksi antibodi IgM muncul pada hari ke 3-5 sejak gejala dan
bertahan untuk jangka waktu 30-60 hari. Antibodi IgG muncul disekitar hari
ke 14 dan bertahan seumur hidup. Infeksi dengue sekunder sering
menghasilkan demam tinggi dan pada banyak kasus disertai dengan
terjadinya pendarahan (haemorrhagic) dan gangguan sirkulasi (circulatory
failure). Infeksi dengue sekunder ditunjukkan dengan titer antibodi IgG
meningkat dalam 1-2 hari setelah gejala muncul dan merangsang respon
antibodi IgM setelah 20 hari infeksi.
MEKANISME KERJA
2. Jika sampel serum tidak segera digunakan, simpan sampel pada suhu 2-
8° C. Untuk penyimpanan lebih dari 3 hari, sampel dianjurkan disimpan
pada suhu beku dan saat akan digunakan, adaptasikan terlebih dahulu
pada suhu kamar 3. Sampel serum yang mengandung endapan
(precipitate) dapat memberikan hasil yang tidak konsisten.
b. Prinsip Tes
c. Material Kit
1. Perangkat tes Dengue Dx NS1 Antigen
2. Disposable dropper (sekali pakai)
3. Lembar petunjuk penggunaan
d. Prosedur Pengujian NS1
4. Jika tes berjalan dengan baik, akan terlihat pergerakan warna ungu
sepanjang jendela hasil menuju kebagian tengah tes
Hasil Negatif: Jika hanya terbentuk garis pada area garis kontrol (C)
Hasil Positif: Jika terbentuk garis pada area garis (T) dan (C).
Hasil Invalid: jika tidak terbentuk garis pada area garis kontrol (C).
Untuk hasil Invalid dilakukan tes ulang.
2. Centrifuge Eppendorf
Bertujuan untuk memisahkan cairan dengan campuran lainnya
dalam suatu larutan dengan gaya sentrifugasi (keseimbangan). Centrifuge
yang digunakan ada dua jenis yaitu ;
- Sentrifuge fixed rotator ( sentrifuge umum)
- Sentrifuge Swing –our rotor ( posisi tabung saat di sentrifugasi
melayang)
Untuk centrifuge yang di gunakan prodia Sentrifuge Swing –our rotor,
dimana Revolusi Permenit (rpm) di ubah menjadi rcf (Relatif Centrifuge).
Untuk konversi gravitasi (g) ke rpm berlaku untuk Sentrifuge Swing –our
rotor yang skalanya dihitung (r = jari-jari centrifuge). Misalnya ingin
diketahui rpm-nya, rcf-nya di ketahui dan g (gravitasi) diukur menggunakan
mistar lalu di lihat pada skala.
Interpretasi Hasil:
≤2 : Negatif (tidak menunjukkan indikasi demam tifoid)
3 : Border line skor (tidak meyakinkan, analisis perlu diulang)
4 : Positif lemah (indikasi demam tifoid)
6-10 : Positif kuat (indikasi kuat demam tifoid)