Anda di halaman 1dari 9

APTT/PT

Pemeriksaan non-spesiik yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis pasien


penderita demam berdarah adalah pemeriksaan koagulasi yakni APPT dan PT.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan koagulpati atau aal koagulasi diamana menguji lama
waktu pembekuan darah jalur ekstrinsik/jalur Bersama (PT) dan uji lama waktu
pembekuan darah dijalur intrikstik, diamana pada pemeriksaan ini akan menunjukkan
hasil pemanjangan (abnormal) …Hubungan antara pathogenesis DBD terhadap aal
kogulasi yakni Komplesk virus antibody yang terbentuk akandapat mengaktikan system
ibrinolisis, yaitu terjadi perubahan plasminogen menjadi plasmin melalui proses
enzimatik Plasmin memiliki siat proteolitik dengan ssaran khusus yaitu ibrin ibrin polimer
akan dipecah menjadi ragmen X dan Y Selanjutnya ragmen Y dipecah lagi menjadi
ragmen D dan ragmen E yang dikenal sebagaiD-dimer Degradasi fibrin ini (DP) memiliki
siat sebagai anti koagulan, sehingga jumlah yang cukup banyak akan menghambat
hemostasis Aktivasi system koagulasi dan ibrinolisis yang berkepanjangan berakibat
menurunnya berbagai actor koagulasi seperti actor II,V,VII,VIII,IX dan X serta plasminogen
Hal ini memperberat perdarahan yang terjadi pada penderita DBD

Sistem kinin dan system komplemen juga berturut diaktikan oleh actor XIIa actor XIIa
mengaktikan prekalikrein mejadi kallikrein yang juga merupakan enzim proteolitik
Kalikrein akan mengubah kinin menjadi bradykinin, suatu zat yang berperan dalam
memproses spesiik diantaranya proses inlamasi yang menyebabkan pelebaran dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah

Sistem komplemen merupakan salah satu mediator dasar pada proses inlamasi dan
memegang peranan penting dalam system pertahanan tubuh terhadap ineksi
Komplemen merupakan sejumlah protein inakti yang dapat diaktikan ileh actor XIIA
Sebagai hasil akhir aktivasi ini ialah terjadi lisis dari sel Disamping itu terbentuk juga
anailatoksin yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
Gambar. Stago STart 4

PEMERIKSAAN WAKTU PROTHROMBINE (PT)


 Sampel
Darah plasma sitrat (Tabung Biru)
 Reagen
Neoplastin CI Plus

 Penanganan dan Pengambilan Sampel


1. Darah diambil dalam tabung yang berisi antikoagulan plasma sitrat 3,2% dengan
perbandingan darah : sitrat = 9 : 1
2. Melakukan sentrifugasi 2500 rpm selama 15 menit
3. Penyimpanan plasma dapat dilakukan 8 jam pada suhu 20±5 oC. Jangan
menyimpan plasma pada suhu 2-8oC

 Penyimpanan Reagen
Selama belum dilarutkan reagen akan tetap stabil sampai masa kadaluarsa sesuai
dengan yang tercantum dalam kotaknya. Setelah dilarutkan reagen 1 tetap stabil
selama 8 jam pada suhu 37O C, 48 jam pada suhu 20±5O C, 8 hari pada suhu 28OC.
Reagen tidak boleh dibekukan.

 Persiapan reagen dan sampel


1. Putar secara perlahan reagen supaya mendapat larutan yang benar-benar
homogen sebelum diambil untuk digunakan
2. Inkubasi reagen neoplastine CI plus pada suhu 37 OC selama ± 3 menit (jika
reagen sudah pada suhu ruang) sebelum digunakan untuk tes
3. Plasma dan control inkubasi pada suhu ruang sebelum digunakan
 Prosedur Tes pada STart 4
1. Meletakkan kuvet bersama steel ball di kolom inkubasi selama 3 menit sebelum
melakukan pemeriksaan
2. Menekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter pilih nomor 1 (PT) masukkan
nomor id pasien sesuai dengan banyaknya tes lalu tekan enter dan layar akan
berubah ke layar kerja
3. Memipet 50ul plasma/kontrol kedalam kuvet setelah 3 menit lalu tekan tombol
timer untuk memulai inkubasi.

4. Alarm akan berbunyi pada saat waktu inkubasi telah mencapai 50 detik yang
menandakan waktu inkubasi sudah hampir selesai. Pindahkan kuvet ke kolom
pengukuran.
5. Memipet reagen neoplastine CI Plus sebanyak 100 ml k dalam kuvet bersamaan
dengan menekan tombol pengukuran (PIP)

6. Menunggu hasil pengukuran akan muncul pada layar 7. Mencatat hasil


pemeriksaan pada buku kerja

PEMERIKSAAN WAKTU AKTIVASI PARTIAL THROMBOPLASTINE (APTT)

 Sampel
Plasma sitrat (Tabung Biru)
 Reagen
C.K. Prest dan CaCl2

 Penanganan dan Pengambilan Sampel


1. Darah diambil dalam tabung yang berisi antikoagulan plasma sitrat 3,2% dengan
perbandingan darah : sitrat = 9 : 1
2. Melakukan sentrifugasi 2500 rpm selama 15 menit
3. Penyimpanan plasma dapat dilakukan 8 jam pada suhu 20±5 oC. Jangan
menyimpan plasma pada suhu 2-8oC

 Penyimpanan Reagen
Selama belum dilarutkan reagen akan tetap stabil sampai masa kadaluarsa sesuai
dengan yang tercantum dalam kotaknya. Setelah dilarutkan reagen 1 tetap stabil
selama 8 jam pada suhu 37O C, 48 jam pada suhu 20±5O C, 8 hari pada suhu 28OC.
Reagen tidak boleh dibekukan.

 Persiapan reagen dan sampel


- Putar secara perlahan reagen supaya mendapat larutan yang benar-benar homogen
sebelum diambil untuk digunakan
- Inkubasi reagen neoplastine CI plus pada suhu 37 OC selama ± 3 menit (jika reagen
sudah pada suhu ruang) sebelum digunakan untuk tes
- Plasma dan control inkubasi pada suhu ruang sebelum digunakan
 Prosedur Tes pada STart 4
1. Meletakkan kuvet bersama steel ball di kolom inkubasi selama 3 menit sebelum
melakukan pemeriksaan
2. Menekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter pilih nomor 2 (APTT) masukkan
nomor id pasien sesuai dengan banyaknya tes lalu tekan enter dan layar akan
berubah ke layar kerja
3. Setelah 3 menit memipet 50ul plasma/kontrol dan 50ul reagen CK Prest kedalam
kuvet lalu tekan tombol timer untuk memulai inkubasi.

4. Alarm akan berbunyi pada saat waktu inkubasi telah mencapai 170 detik yang
menandakan waktu inkubasi sudah hampir selesai. Pindahkan kuvet ke kolom
pengukuran.
5. Memipet reagen CaCl2 sebanyak 50ul ke dalam kuvet bersamaan dengan
menekan tombol pengukuran (PIP)
6. Menunggu hasil pengukuran akan muncul pada layar
7. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku kerja
IgG/IgM Virus Dengue
Infeksi primer virus Dengue menyebabkan terbentuknya antibodi
IgM yang meningkat hingga kadar yang dapat dideteksi dalam waktu 3
sampai 5 hari sejak adanya demam. Antibodi IgM pada umumnya menetap
selama 30 hingga 90 hari (Yamada et al., 2003). Kebanyakan pasien
penderita infeksi Dengue di daerah endemik mengalami infeksi sekunder,
sehingga memiliki antibodi IgG spesifik dengan kadar yang tinggi
sebelum atau bersamaan dengan adanya respon berupa antibodi IgM. Oleh
karena itu deteksi antibodi anti-Dengue spesifik berupa IgM dan IgG dapat
membantu membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder.
Perangkat tes cepat IgM/IgG anti-Dengue merupakan tes yang
menggunakan kombinasi partikel berwarna yang dilapisi antigen Dengue
untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG dalam darah lengkap manusia,
serum atau plasma. (Naully, Patricia Gita, 2018)

Prosedur Pemeriksaan

1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus untuk pasien dalam pemeriksaan RDT Ab
Tuberculosis
b. Persiapan Praktikan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level 2 seperti jas laboratorium,
masker, handscoon, head cap dan face shield
c. Persiapan Sampel
Dilakukan pengambilan punksi vena dan membuat serum darah
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat:
1) Cassete tes
2) Dropper pipet
3) Stopwatch
Bahan:
1) Larutan diluent
2) Sampel Serum

2. Analitik
a. Prinsip Pemeriksaan
Antibodi Dengue Virus (IgM/IgG) yang ada pada sampel akan berikatan dengan
antigen monoklonal spesifik yang tidak di fiksasi (bantalan konjugat) kemudian akan
mengalir ke antigen spesifik yang terfiksasi. Apabila didalam sampel terdapat Antibodi
IgM/IgG Dengue virus yang sesungguhnya, maka akan berikatan antibodi antigen yang
disebut sandwich, ketika terjadi ikatan sandwich, maka koloid gold (enzim dari bantalan
konjugat) akan terurai dan membentuk garis warna pada tes yang menandakan hasil
positif. Sisa dari kompleks yang tidak berikatan dengan antibodi Dengue virus tersebut
akan bereaksi ke arah-arah control (C) sehingga terbentuk garis berwarna merah
muda/ungu di area kontrol
b. Prosedur Kerja
1) Bila spesimen dan reagensia disimpan pada refrigerator, maka disesuaikan terlebih
dahulu dengan suhu ruang sebelum dilakukan pengujian
2) Keluarkan cassete, dan letakkan cassete pada permukaan yang datar dan bersih
3) Teteskan secara vertical sebanyak 10µl dari serum dan hindari terbentuknya
gelembung
4) Selanjutnya ditambahkan 3-4 tetes pengencer atau larutan buffer sampai ke sumur
specimen
5) Baca hasil setelah 15-20 menit, jangan baca hasil setelah 20 menit karena dapat
memberikan hasil palsu.

3. Pasca Analitik
a. Interpretasi Hasil
Hasil Pada pemeriksaan ini tidak
dilakukan praktikum secara langsung,
sehingga tidak ada hasil yang dapat di
interpretasikan
b. Rujukan
a) Positif (+)/Reaktif :
-. Positf IgM : Terbentuk garis pada
C dan M
-. Positif IgG: Terbentuk garis pada C
dan G
-. Positif IgG dan IgM: Terbentuk garis pada C, G dan M
b) Negatif (-)/Non-reaktif: Hanya muncul satu garis pada garis C
c) Invalid : Garis tidak muncul pada garis C

Anda mungkin juga menyukai