Sistem kinin dan system komplemen juga berturut diaktikan oleh actor XIIa actor XIIa
mengaktikan prekalikrein mejadi kallikrein yang juga merupakan enzim proteolitik
Kalikrein akan mengubah kinin menjadi bradykinin, suatu zat yang berperan dalam
memproses spesiik diantaranya proses inlamasi yang menyebabkan pelebaran dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Sistem komplemen merupakan salah satu mediator dasar pada proses inlamasi dan
memegang peranan penting dalam system pertahanan tubuh terhadap ineksi
Komplemen merupakan sejumlah protein inakti yang dapat diaktikan ileh actor XIIA
Sebagai hasil akhir aktivasi ini ialah terjadi lisis dari sel Disamping itu terbentuk juga
anailatoksin yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
Gambar. Stago STart 4
Penyimpanan Reagen
Selama belum dilarutkan reagen akan tetap stabil sampai masa kadaluarsa sesuai
dengan yang tercantum dalam kotaknya. Setelah dilarutkan reagen 1 tetap stabil
selama 8 jam pada suhu 37O C, 48 jam pada suhu 20±5O C, 8 hari pada suhu 28OC.
Reagen tidak boleh dibekukan.
4. Alarm akan berbunyi pada saat waktu inkubasi telah mencapai 50 detik yang
menandakan waktu inkubasi sudah hampir selesai. Pindahkan kuvet ke kolom
pengukuran.
5. Memipet reagen neoplastine CI Plus sebanyak 100 ml k dalam kuvet bersamaan
dengan menekan tombol pengukuran (PIP)
Sampel
Plasma sitrat (Tabung Biru)
Reagen
C.K. Prest dan CaCl2
Penyimpanan Reagen
Selama belum dilarutkan reagen akan tetap stabil sampai masa kadaluarsa sesuai
dengan yang tercantum dalam kotaknya. Setelah dilarutkan reagen 1 tetap stabil
selama 8 jam pada suhu 37O C, 48 jam pada suhu 20±5O C, 8 hari pada suhu 28OC.
Reagen tidak boleh dibekukan.
4. Alarm akan berbunyi pada saat waktu inkubasi telah mencapai 170 detik yang
menandakan waktu inkubasi sudah hampir selesai. Pindahkan kuvet ke kolom
pengukuran.
5. Memipet reagen CaCl2 sebanyak 50ul ke dalam kuvet bersamaan dengan
menekan tombol pengukuran (PIP)
6. Menunggu hasil pengukuran akan muncul pada layar
7. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku kerja
IgG/IgM Virus Dengue
Infeksi primer virus Dengue menyebabkan terbentuknya antibodi
IgM yang meningkat hingga kadar yang dapat dideteksi dalam waktu 3
sampai 5 hari sejak adanya demam. Antibodi IgM pada umumnya menetap
selama 30 hingga 90 hari (Yamada et al., 2003). Kebanyakan pasien
penderita infeksi Dengue di daerah endemik mengalami infeksi sekunder,
sehingga memiliki antibodi IgG spesifik dengan kadar yang tinggi
sebelum atau bersamaan dengan adanya respon berupa antibodi IgM. Oleh
karena itu deteksi antibodi anti-Dengue spesifik berupa IgM dan IgG dapat
membantu membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder.
Perangkat tes cepat IgM/IgG anti-Dengue merupakan tes yang
menggunakan kombinasi partikel berwarna yang dilapisi antigen Dengue
untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG dalam darah lengkap manusia,
serum atau plasma. (Naully, Patricia Gita, 2018)
Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus untuk pasien dalam pemeriksaan RDT Ab
Tuberculosis
b. Persiapan Praktikan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level 2 seperti jas laboratorium,
masker, handscoon, head cap dan face shield
c. Persiapan Sampel
Dilakukan pengambilan punksi vena dan membuat serum darah
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat:
1) Cassete tes
2) Dropper pipet
3) Stopwatch
Bahan:
1) Larutan diluent
2) Sampel Serum
2. Analitik
a. Prinsip Pemeriksaan
Antibodi Dengue Virus (IgM/IgG) yang ada pada sampel akan berikatan dengan
antigen monoklonal spesifik yang tidak di fiksasi (bantalan konjugat) kemudian akan
mengalir ke antigen spesifik yang terfiksasi. Apabila didalam sampel terdapat Antibodi
IgM/IgG Dengue virus yang sesungguhnya, maka akan berikatan antibodi antigen yang
disebut sandwich, ketika terjadi ikatan sandwich, maka koloid gold (enzim dari bantalan
konjugat) akan terurai dan membentuk garis warna pada tes yang menandakan hasil
positif. Sisa dari kompleks yang tidak berikatan dengan antibodi Dengue virus tersebut
akan bereaksi ke arah-arah control (C) sehingga terbentuk garis berwarna merah
muda/ungu di area kontrol
b. Prosedur Kerja
1) Bila spesimen dan reagensia disimpan pada refrigerator, maka disesuaikan terlebih
dahulu dengan suhu ruang sebelum dilakukan pengujian
2) Keluarkan cassete, dan letakkan cassete pada permukaan yang datar dan bersih
3) Teteskan secara vertical sebanyak 10µl dari serum dan hindari terbentuknya
gelembung
4) Selanjutnya ditambahkan 3-4 tetes pengencer atau larutan buffer sampai ke sumur
specimen
5) Baca hasil setelah 15-20 menit, jangan baca hasil setelah 20 menit karena dapat
memberikan hasil palsu.
3. Pasca Analitik
a. Interpretasi Hasil
Hasil Pada pemeriksaan ini tidak
dilakukan praktikum secara langsung,
sehingga tidak ada hasil yang dapat di
interpretasikan
b. Rujukan
a) Positif (+)/Reaktif :
-. Positf IgM : Terbentuk garis pada
C dan M
-. Positif IgG: Terbentuk garis pada C
dan G
-. Positif IgG dan IgM: Terbentuk garis pada C, G dan M
b) Negatif (-)/Non-reaktif: Hanya muncul satu garis pada garis C
c) Invalid : Garis tidak muncul pada garis C