Oleh :
Kelompok 2B
Ni Luh Pt Yoga Arsani
(P07134013014)
(P07134013016)
(P07134013018)
(P07134013020)
(P07134013022)
TUJUAN
DASAR TEORI
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum, merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik, dimana selama
perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten
tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam
kandungan (Menurut Hutapea dalam Partogi, 2008).
Tes treponemal adalah tes yang menunjukkan antibody anti
treponema dengan menggunakan Treponema pallidum sebagai antigen.
Antibodi ini terdiri dari antibodi terhadap antigen treponema spesifik dan
gugusan antibodi anti treponema (Menurut Hutapea dan Natahusada dalam
Partogi, 2008).
TPHA merupakan tes hemagglutinasi indirek (pasif). Dalam tes ini
dipakai sel darah merah domba yang telah diolah dengan antigen Treponema.
Ada juga yang menggunakan butir-butir darah ayam Belanda, tetapi kurang
sensitive. Antigen diperoleh dengan cara ultrasonikasi kuman. Antigen ini
akan diserap oleh permukaan sel darah merah yang telah diobati dengan asam
tannin. Selanjutnya sel darah merah yang telah diolah dengan antigen ini
diteteskan pada sederatan serum penderita dengan berbagai pengenceran
(untuk penentuan titer serum) (Menurut Josodiwondo dalam Partogi, 2008).
Keuntungan penggunaan tes TPHA ialah mempunyai spesifitas
terhadap Treponema dan dapat dilakukan cara otomatisasi, reprodusibilitas
yang baik dan sensitifitasnya terhadap antibodi anti Treponema IgM (19S)
spesifik. Sensitifitas dan spesifisitas tes TPHA ini bergantung kepada mutu
antigen yang tetap dari berbagai produksi yang dihasilkan dengan waktu yang
1. Sampel Serum
2. Reagen TPHA yang terdiri dari:
- Test cell
- Control cell
- Diluent
IV.
CARA KERJA
Metode Kualitatif
A. Pengenceran Sampel (1:20)
1. Semua komponen pemeriksaan disiapkan dan dikondisikan pada
suhu ruang
2. Mikroplate diletakkan pada meja yang datar dan kering
3. Reagen diluent dimasukkan sebanyak 190 l dengan mikropipet
kedalam sumur 1
4. Sampel serum ditambahkan sebanyak 10 l dengan mikropipet
kedalam sumur 1
5. Campuran dihomogenkan
B. Test
1. Sebanyak 25 l sampel yang telah diencerkan (sumur 1)
ditambahkan pada sumur 2 dan 3
2. Sebanyak 75 l reagen test cell ditambahkan pada sumur 2 dan
sebanyak 75 l reagen control cell ditambahkan pada sumur 3
3. Campuran dihomogenkan
4. Kemudian diinkubasi pada suhu 15-30C selama 45-60 menit
tanpa adanya getaran
5. Hasil atau reaksi yang terjadi diamati dan diinterpretasikan.
Aglutinasi stabil hingga waktu 3 jam apabila dibiarkan.
V.
VI.
INTERPRETASI HASIL
A. Metode Kualitatif
- Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya hemaglutinasi sel.
- Reaksi negative ditunjukkan dengan adanya pengendapan sel
pada dasar sumur seperti titik.
HASIL PENGAMATAN
A. Identitas Pasien
Nama
: Mr.K
Umur
: Dewasa
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jenis sampel
: Serum
B. Hasil Pemeriksaan
Menunjukan positif yang ditandai dengan adanya hemaglutinasi
sel pada sumur uji.
VII.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini melakukan salah satu uji treponemal yaitu TPHA
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pemeriksaan TPHA (Treponema pallidum
Hemaglutination Assay) yang telah dilakukan pada sampel atas nama Mr.K/
Dewasa/ Laki-laki, diperoleh hasil yaitu positif yang menunjukkan bahwa
terdapat antibodi Treponema pallidum pada serum pasien.
IX.
DAFTAR PUSTAKA