Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS

Nama: Dhia Istiqomah

NIM: PO714203201045 Kelas B Tk.3

A. Golongan Darah Sistem ABO


Antigen

Golongan darah system ABO adalah golongan darah yang ditemukan oleh Landsteiner
berdasarkan jenis antigennya terdiri atas antigen A, B dan H. antigen ini berada
dipermukaan SDM (Sel Darah Merah). Antogen H adalah jenis antigen yang diproduksi
sebagai bahan baku untuk membentuk antigen A dan B, antigen H komposisinya banyak
terdapat pada golongan darah O. Jika tidak mempunyai Ag H, maka individu tersebut
adalah golongan darah O Bombay. Berikut skema pembuatan antigen membentuk
golongan darah;

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui proses sintesis Ag golongan darah, jika suatu
golongan darah mengekspresikan Ag tertentu maka terekpresikan pula anti-Ag dalam
bentuk antibody alamiah seperti tabel berikut

Gologan darah Ag A Ag B Ag H Anti- (Antibody)


A A - H Anti-A (Antibody B)
B - B H Anti-B (Antibody A)
O - - H -
O bombay - - - Anti-H (Antibody H)
Sub Grup ABO
Berdasarkan reaksi serologi terdapat golongan darah terbagi atas sub grup A dan sub grup
B karena adanya ketidak sesuaian pemeriksaan golongan darah antara forward grouping
(anti-sera) dengan reverse grouping (tes sel).
 Sub grup A: urutan jumlah Ag A yang terbanyak A1 (A1 dan A1B)>A2(A2 dan
A2B)>A3>AX>Aend>Am>Ael.
Pada sub grup A3 , AX ,Aend dapat beraglutinasi dengan anti A, sedangkan sub
grup Am dan Ael tidak dapat aglutinasi dengan anti A.
Individu dengan golongan darah A1 lebih banyak dibandingkan golongan darah
A2. Golongan darah A2 dan A2B dapat menghasilkan anti A1 yang dapat
bereaksi dengan sel eritrosit A1 dan A1B membentuk aglutinate. Jenis sub grup
lainnya, yang dapat mempunyai antibodi A1 pada serumnya adalah : AX, A3,
Aend ,Ael.
 Sub Grup B, urutan jumlah Ag B yang terbanyak adalah : B > B3> Bx> Bm> Bel.
 Golongan darah AB diklasifikasikan menjadi 9 sub tipe berdasarkan jumlah Ag A
atau B. Sub tipenya adalah : AxB, A1Bx, AmB, A1Bm, AelB, A1Bel, cisA2B3,
cisA2B, cisA1B3.
Antibodi
Anti A dan B merupakan jenis antibodi yang terbentuk secara alamiah dan dapat dideteksi di
dalam serum setelah bayi berusia sekitar 3-6 bulan. Sistem imun tubuh akan membentuk antibodi
terhadap antigen yang berlawanan atau yang tidak dipunyai oleh tubuh dan timbul karena adanya
paparan terhadap lingkungan (Ab alamiah), antibody ini umumnya IgM. IgM mempunyai sifat
dapat mengaktifkan komplemen dan bereaksi optimum pada suhu 20 - 240 C. Ab jenis ini dapat
menyebabkan reaksi transfusi yang berbahaya, jika terjadi inkompatibilitas / ketidakcocokan
golongan darah ABO. Contohnya
 Anti A dan B juga mempunyai jenis IgG, yang dapat menyebabkan reaksi
inkompatibilitas pada ibu golongan darah O yang mengandung anak dengan golongan
darah selain O. Reaksi ini menyebabkan lisis sel darah merah (hemolitik) pada bayi baru
lahir, namun tidak terlalu berbahaya seperti inkompatibilitas golongan darah Rh.
 Golongan darah O Bombay yang menerima golongan darah selain O Bombay. Anti H
dapat beraglutinasi dengan Ag H yang banyak terdapat pada golongan darah O. Hal ini
dapat menyebabkan reaksi inkompatibilitas pada individu golongan darah O Bombay
yang ditransfusi dengan donor golongan darah O

B. Golongan Darah Sistem Rh


• Sistem golongan darah Rh merupakan jenis golongan darah dengan jumlah Ag yang
cukup banyak. Lima jenis Ag yang utama adalah Ag D, C, E, c dan e. Ag Rh dibawa oleh
protein Rh (Rh-associated glycoprotein/RHAG), sehingga Ag dapat terekspresikan pada
permukaan membrane eritrosit. Protein RhD mengekspresikan Ag D, sedangkan protein
RhCcEe membawa Ag C/c atau E/e. Ag Rh merupakan jenis protein integral
transmembran yang hanya terdapat di sel darah merah saja. Salah satu jenis Ag Rh , yaitu
Ag D bersifat sangat imunogenik (memacu pembentukan Ab). Ag Rh ternyata
mempunyai fungsi mempertahankan integritas membran sel darah merah.
 Antibodi Rhesus terbentuk dengan 2 cara :
o Melalui perkawinan dimana Laki-laki Rh+ menikah dengan Wanita Rh –
o Melalui Transfusi darah, pasien Rh– menerima dari donor Rh+
 Umumnya, jenis anti D yang terbentuk adalah jenis IgG dan sebagian IgM. Ab Rh tidak
mengaktifkan komplemen. Reaksi optimal pada suhu 370C. Reaktivitas untuk pengujian
Ab dapat ditingkatkan dengan penambahan enzim.
 Selain anti D, anti c juga dapat menyebabkan reaksi HDN yang cukup parah. Anti C, anti
E dan anti e jarang menyebabkan HDN, kalaupun terjadi, reaksinya tidak terlalu parah.
o Pada individu dengan weak D, tidak bisa membuat anti D, sedangkan individu
dengan partial D, dapat terbentuk anti-D. Deteksi weak D dan partial D penting
pada proses transfusi darah.
 Jika donor mempunyai golongan darah weak D atau partial D, maka harus dianggap
sebagai Rh positif. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari transfusi ke pasien dengan
Rh negatif. Sebaliknya, jika pasien mempunyai golongan darah weak D atau partial D,
maka harus dianggap sebagai Rh negatif, supaya tidak terjadi reaksi aloimunisasi pada
pasien.

Antigen D
 Weak ‘D’
Sesuai dengan namanya, variasi golongan darah ini terjadi karena jumlah Ag D yang
terekspresikan tidak banyak, sehingga menghasilkan reaksi aglutinasi yang lemah dengan
reagen anti-D. Weak ‘D’ disebabkan karena terjadi pergantian asam amino yang berada di
area transmembran pada protein RhD. Hal tersebut menghalangi protein RhD (pembawa Ag)
masuk ke area membran sel darah merah, sehingga mengurangi Ag Rh yang terekspresikan
di membran sel darah merah. Weak ‘D’ biasanya dihubungkan dengan pola pewarisan RO.
Individu ini tidak bisa membentuk anti-D. Pada donor, golongan darah ini, digolongkan ke
dalam Rh positif. Pada eritrosit dengan Ag D normal, terdapat 15.000 – 30.000 tempat Ag/sel
sedangkan eritrosit dengan weak D hanya mempunyai 70 – 5200 tempat Ag/sel.

Normal Weak
 Partial D
Protein RhD merupakan jenis protein yang melintasi membran eritrosit, sehingga terdapat
bagian protein di luar dan di bagian dalam membran. Jika terjadi reaksi pergantian asam
amino di protein bagian luar membran sel darah merah, maka epitop dari Ag D bisa
berubah atau dapat juga terdapat bentuk Ag baru. Individu ini dapat membentuk anti-D
terhadap bagian Ag yang hilang.
• Donor dengan weak D, dianggap sebagai Rh positif, sedangkan pasien weak D dianggap
sebagai Rh negatif dan lebih baik ditransfusi dengan Rh negatif.
• Pada pasien dengan partial D, dapat membentuk alloantibodi terhadap bagian Ag yang
hilang, jika ditransfusikan dengan darah Rh positif.

Normal Partial

 Rhnull: terjadi karena delesi Rh protein, sehingga Ag Rh tidak terekspresikan.


Variasi Ag Rh dapat terjadi karena ; mutasi titik, nonsense mutasi, delesi nukleotida
yang dapat menyebabkan perubahan asam amino yang terekspresi.
Soal-soal
1. Ag Rh merupakan jenis protein…
a. Protein integral transmembrane
b. Protein seluler
c. Protein antibody
d. Protein structural
e. Protein pengikat

2. Bagaimana ekspresi antibody bagi golongan darah O Bombay


a. Mengekspresikan anti-A saja
b. Mengekspresikan anti-B saja
c. Mengekspresikan anti-A dan B saja
d. Mengekspresikan anti-h
e. Mengekspresikan anti-A,anti-B dan anti-h

3. Ag Rh D (Weak D) disebabkan karena…


a. pergantian asam amino yang berada di area permukaan SDM pada protein RhD
b. pergantian asam amino yang berada di area transmembran pada protein RhD
c. delesi Rh protein, sehingga Ag Rh tidak terekspresikan
d. terjadi reaksi pergantian asam amino di protein bagian luar membran sel darah merah
e. Mutasi genetic sehingga Ag Rh tidak terekspresikan

4. Selain menggunakan sel darah merah ternyata terdapat suatu spesimen yang dapat
digunakan dalam pemeriksaan golongan darah menggunakan reaksi nteralisasi…
a. Feses
b. Sperma
c. Urine
d. Saliva
e. Keringat

5. Jenis protein yang melintasi membran eritrosit, sehingga terdapat bagian protein di luar dan
di bagian dalam membran adalah …
a. Rh null
b. Weak D
c. Partial D
d. Antigen Rh D
e. Antigen Rh Er

Anda mungkin juga menyukai