Anda di halaman 1dari 6

INSECTS IN DISEASE TRANSMISSION

Terdapat lima kategori patogen yang ditransmisikan oleh serangga ke


manusia: nematoda, protozoa, bacteria, rickettsiae, dan virus.

Transmisi Penyakit
Sebuah arthropoda dapat mentransmisikan penyakit dari hewan ke manusia
melalui dua cara:
1. Transmisi mekanis
Transmisi terjadi melalui transfer organisme pada mulut yang
terkontaminasi, kaki, ataupun berak. Pada transmisi mekanis, tidak terjadi
multiplikasi atau perubahan perkembangan patogen di dalam serangga.
2. Biologic transmission
Patogen mengalami multiplikasi di dalam tubuh serangga. Contohnya
adalah arbovirus.
a. Propagative transmission
Terjadi pada organisme pemakan darah yang mengalami
multiplikasi di dalam tubuh serangga.
b. Cyclopropagative transmission
Pada transmisi jenis ini, organisme patogen mengalami perubahan
dari satu tingkat ke tingkat berikutnya, serta juga mengalami
multiplikasi. Contohnya adalah malaria.
c. Cyclodevelopmental transmission
Patogen mengalami perubahan dari satu tingkat ke tingkat lain, tapi
tidak mengalami multiplikasi. Contoh filariae.

DISEASE TRANSMISSION BY MAJOR INSECT GROUPS


A. FLEAS

a. Biology
Kutu dewasa berukuran kecil, tanpa sayap, bloodsuckers. Larva
biasanya free-living, tak berkaki, tanpa mata, dan seperti cacing.
Siklus perkembangan kutu dari telur menjadi dewasa biasanya
terjadi pada sarang yang dibuat di tubuh host, di mana larva
memanjang dan mengkonsumsi material organik seperti darah yang
kering, feses dari kutu dewasa.
Larva dewasa lalu membentuk kepompong dan menjadi pupa (1-2
minggu), setelah itu kutu dewasa akan muncul.
b. Disease transmission
Kutu berperan penting terutama dalam transmisi dua penyakit
manusia plague dan murine typhus.
c. Plague (PES)
Disebabkan oleh Yersinia pestis merupakan zoonosis yang khas dari
binatang mengerat dan mamalia-mamalia kecil melalui transmisi flearodent-flea.
Transmisi PES paling sering karena gigitan kutu yang terinfeksi. Kutu
terinfeksi karena memakan bacilli dari PES. Yersinia pestis mengalami
multiplikasi di dalam perut kutu dan bergerak menuju proventriculus
yang menyebabkan sumbatan. Kutu dengan proventrikulus yang
tersumbat akan kesulitan memakan darah dan memuntahkannya
kembali, terjadilah transmisi bacilli PES.

d. Murine Typhus
Disebabkan oleh Rickettsia typhi. Penyakit ini sering terdapat pada
tikus.
e. Infeksi Cestoda
Kutu juga berperan sebagai host intermediet untuk dua cacing pita,
Dipylidum caninum pada anjing, dan Hymenolepis diminuta pada tikus.

B. SUCKING LICE (KUTU/TUMA PENGHISAP)


a. Biology
Kutu penghisap berukuran kecil, tanpa sayap, parasit obligat pada
mamalia. Tubuhnya gepeng, dan memiliki bentuk kaki yang sesuai
dengan kemampuannya untuk melekat pada rambut.
Tiga spesies yang parasit terhadap manusia adalah Pediculus
humanus corporis; kutu kepala, Pediculus humanus capitis, Phthirus
pubis.
Siklus hidup dari ketiga spesies tersebut berlangsung selama tiga
minggu pada tubuh manusia. Tuma kepala melekatkan telur mereka di
rambut, tuma badan meletakkan telurnya pada baju pasien.
b. Transmisi Penyakit
Hanya tuma badan yang dikenal penting dalam transmisi penyakit
manusia. Spesies ini tinggal di baju manusia, di mana ia memiliki
kontak yang dekat dengan kulit manusia. Salah satu faktor resiku
infestasi tuma adalah suhu dingin dan hygiene yang buruk.
Tuma juga telah dicurigai ikut berperan dalam transmisi AIDS.
c. Epidemic (louse-borne) Typhus.
Typhus epidemik disebabkan oleh Rickettsia prowazekii. Typhus
epidemik memiliki siklus manusia-tuma-manusia. Tuma terinfeksi saat
memakan darah manusia. Rickettsia memasuki sel epitelial dari usus
dan bermutiplikasi serta menyebabkan ruptur sel dalam waktu tiga
hignga lima hari, melepaskan banyak rickettsiae ke lumen usus tuma,
lalu dikeluarkan bersama feces tuma.
Manusia terinfeksi saat kulit dengan feces yang mengandung
rickettsiae digaruk dan menyebabkan abrasi pada kulit.
d. Trench Fever
Trench fever disebabkan oleh Rickettsia quintana. Perbedaannya
dengan Rickettsia prowazekii adalah bahwa Rickettsia quintana tidak
memasuki sel epitelial usus melainkan bereplikasi pada lumen usus.

C. BUGS

Secara medis, bugs digolongkan menjadi dua family, dengan ordo


Hemiptera. Kedua family tersebut adalah Cimicidae (bedbugs) dan
Reduviidae (triatome bugs). Bugs memiliki karakteristik yaitu sayap
depan yang bermembran. Memiliki mulut dengan tipe piering-sucking
dan bersegmen.
a. Famili Cimicidae
Cimicidae yang bersifat parasit bagi manusia adalah Cimex
lectularius dan Cimex hemipterus.
b. Famili reduviidae
Triatome bugs kebanyakan berukuran besar, dapat dikenali
dengan kepala yang berbentuk kerucut panjang yang memiliki
empat pasang antena.

Salah satu penyakit yang terkenal yang ditransmisikan oleh


bugs jenis ini adalah CHAGAS DISEASE yang disebabkan oleh
Trypanosoma cruzi. Bugs terinfeksi oleh Trypanosoma cruzi
setelah mereka memakan darah dari manusia yang terinfeksi.
Tripanosoma tinggal di usus kutu dan berkembang menjadi
bentuk metasiklik infektif dalam 7 hingga 14 hari. Tripanosoma
yang infektif terletak di usus bagian distal dan keluar bersama
feces. Jadi, sederhananya, setelah si kutu terinfeksi tripanosoma
dari seorang penderita, ia akan mencari darah dari orang lain,
menggigitnya, dan mengeluarkan kotoran pada kulit yang telah
abrasi, terjadilah infeksi pada orang tersebut.

D. FLIES (ORDO DIPTERA)


Lalat memiliki karakter yang khas, yaitu hanya memiliki satu
pasang sayap. Kebanyakan spesies memiliki compound eyes yang
besar, dan tiga simple eyes, atau ocelli, tersusun dalam formasi
segitiga di atas kepala. Mulut bertipe sucking.
a. Famili Ceratopogonidae
Merupakan lalat yang memiliki ukuran kecil. Kebanyakan
spesies meletakkan telur mereka secara terkumpul di lumpur,
tanah yang basah. Telur menetas dalam waktu satu minggu
hingga 10 hari. Larva, yang bisa aquatic atau terrestrial
berkembang menjadi pupa.
Ceratopogonidae dilaporkan sebagai vektor virus
terutama arbovirus. Lalat dari genus Culicoides merupakan
vektor dari parasit filarial pada manusia.
b. Famili Psychodidae
Kebanyakan psychodidae meletakkan telur mereka pada
tempat yang banyak memiliki bahan organik, misalnya adalah
retakan dinding, lubang tikus, dan di bawah daun yang telah
membusuk.
Psychodidae terdiri dari satu subfamili besar yaitu
phlebotominae yang penting dalam transmisi leishmania.
c. Famili simuliidae
Simuliidae memiliki tubuh yang kecil dan gemuk.
Simuliidae berkembang biak pada air yang mengalir.
Simuliidae hanya bertanggungjawab sebagai vektor pada
penyakit onchocerciasis. Onchocerciasis disebabkan oleh
cacing filaria Onchocerca volvulus, dan memiliki trias yaitu
nodul subkutan, pruritic dermatitis, dan kebutaan.
d. Famili Culicidae (Nyamuk)
Nyamuk memiliki peran yang sangat penting dalam
transmisi penyakit manusia. Nyamuk berukuran kecil dan
ramping. Semua spesies bersifat aquatic pada tingkat larva.
Kebanyakan nyamuk betina adalah obligate bloodsucker,
membutuhkan darah untuk mengembangkan telur mereka.
Cikungunya (alphavirus) merupakan salah satu virus yang
ditransmisikan oleh nyamuk (Aedes aegypti)

Flavivirus dapat menyebabkan Dengue Fever pada


manusia yang terinfeksi. Dengue fever adalah infeksi akut
yang ditandai oleh demam yang onsetnya mendadak.
e. Famili Tabanidae
Tabanidae memiliki ukuran yang relatif besar. Tabanidae
diklasifikasikan menjadi empat subfamili, di mana hanya dua
famili yang penting secara medis; Chrysopsinae dan
Tabaninae. Famili tabanidae memiliki tipe mulut cuttinglacerating. Tabanidae betina meletakkan telur mereka di
bawah daun, batu, atau ranting pohon, atau di tempat yang
berlumpur.
Kebanyakan spesiesnya diurnal, sehingga mereka
mencari makan pada siang hari.
Bakteria yang dapat ditransmisikan oleh tabanidae adalah
Bacillus anthracis dan Francisella tularensis. Deer flies dari
genus Chrysops merupakan vektor biologis yang paling
penting dalam transmisi Loa loa yang merupakan cacing mata
pada manusia.
f. Famili Glossinidae (lalat Tsetse)
Lalat Tsetse berukuran sedang dan kuat. Mereka memiliki
proboscis yang menyerupai pedang, mereka juga memiliki
cleaver-shaped cells di sayapnya. Lalat jantan maupun betina
menyerap darah dan menggigit manusia.
Tsetse tidak memiliki stadium free-living larva pada siklus
hidupnya. Setelah mereka menyerap darah manusia, lalat
wanita menghasilkan satu telur, yang terfertilisasi dan
menetas di dalam uterus.
Satu-satunya penyakit manusia yang ditransmisikan oleh
tsetse adalah African trypanosomiasis. African
trypanosomiasis disebabkan oleh parasit protozoa yang
tergolong dalam genus trypanosoma. Terdapat dua spesies
yang menginfeksi manusia, Trypanosoma brucei rhodesiense
dan Trypanosoma brucei gambiense.
Lalat tsetse, saat menyerap darah manusia, akan
menelan parasit tripanosoma. Di dalam usus tsetse,
tripanosoma bermultiplikasi. Dari usus, parasit tersebut
berpindah ke proboscis, masuk duktus salivary, dan sampai di
kelenjar saliva, di mana infective metacyclic forms
berkembang.
g. Famili muscidae (Houseflies/lalat rumah)
Yang tergabung dalam famili ini adalah Musca domestica.
Transmisi penyakit melalui muscidae kebanyakan melalui
tubuh lalat itu sendiri yang kotor, terdapat feces, dll.
h. Famili Chloropidae
Berukuran kecil, dan tertarik pada bagian tubuh manusia
yang luka. Terdapat dua genus yang penting secara medis,
Hippelates dan Siphunculina.
Penyakit yang ditransmisikan oleh kedua genus tersebut
adalah konjungtivitis dan frambosia. Lalat Chloropidae juga

disangkut-pautkan dengan transmisi infeksi kulit yang


disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus.

E. COCKROACHES (Ordo Dictyoptera)


Serangga lain, seperti kecoa juga mampu terlibat dalam transmisi
mekanis suatu penyakit. Tetapi peran kecoa dalam transmisi penyakit
tidaklah sebesar lalat karena kebiasaan mereka yang memiliki kontak
yang lebih sedikit terhadap feses.

Anda mungkin juga menyukai