Anda di halaman 1dari 76

0856-9534-6065Pembangkit Listrik

Belajar Pembangkit Listrik


Kalau kita bicara tentang energi, tentunya kita memilih energi yang ramah lingkungan dan
murah, kiranya mungkin ada yang mau memberikan ide pembuatan micro hidro yang efektif
maupun pembangkitan2 yang lain, supaya nantinya bisa dibuat pembelajaran Siswa kami.
Disekolah kami siswa kelas 3 sekarang lagi buat tugas akhir, mereka merencanakan
pembuatan pembangkit kecil meliputi :
1. PLTMH (Sungai kecil dibelakang sekolah)
2. PLTS (Solar sel)
3. PLTB (Angin)
4. PLTM (Sepeda)

Ide dan saran perencanaan pembuatan


kirimkan Via email ya, terima kasih
Segi Tiga Daya

Gardu Tiang Trafo


GTT (Gardu Tiang Trafo)

GW = Ground Wire
LA = Lighting Arrester
GW dan LA akan bekerja secara optimal apabila nilai tahanan tanah (grounding) mendekati
nol

1. SOP pengoperasian GTT yang dilengkapi dengan PHB-TR sebagai berikut :

Melepas beban jaringan tegangan rendah


1. Melepas fuse jurusan JTR secara bertahap (no 11)
2. Melepas fuse utama JTR (no 9)
3. Melepas saklar utama JTR (no 8)
4. Melepas CO JTM secara bertahap (no 2)
Memasukkan beban jaringan tegangan rendah
1. Masukkan CO bertahap (no 2)
2. Masukkan saklar utama (no 8)
3. Masukkan fuse utama (no 9)

4. Masukkan fuse jurusan bertahap (no 11)

Untuk mengoptimalkan operasi dan pengamanan GTT, penyaluran pentanahan harus


dipasang berdasarkan klasifikasi system. Saluran pentanahan netral trafo digabung dengan
saluran netral SUTR dan digrounding. Untuk saluran LA digabungan dengan rangka / body
trafo dan rangka PHB TR serta ditanahkan secara tersendiri.
2. LIGHTING ARRESTER (LA)
LA digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap tegangan lebih surja petir, system
pemasangan LA, Sebagai berikut :
1. LA dipasang antara SUTM dan CO, apabila saluran terkena surja petir akan diamankan
LA dan disalurkan ke tanah, gambar a.
2. LA dipasang setelah CO, apabila SUTM tersambar surja petir akan diamankan CO,
gambar b (Sistem pada PLN distribusi Jatim)

wiring
Wiring Pada Jaringan Distribusi

Pada Jaringan listrik GTT (gadu tiang trafo) input pada sisi primer tegangan 20 KV diturunkan
menjadi 220/380 V pada sisi sekunder trafo, hubungan pada trafo distrbusi pada sisi primer
dihubungkan delta dan pada sisi sekunder hubungan bintang, tegangan antar fasa terlihat
pada gambar besarnya 380 V, fasa dengan netral 220 V.

Gambaran Sistem Distribusi


Gambaran Umum Sistem Distribusi

Jaringan distribusi adalah merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan, dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari suatu sumber besar
(Bulk Power Source) sampai keseluruhan pelayanan konsumen.
Sistem jaringan distribusi dapat dibagi dalam dua klasifikasi yaitu :
a) Jaringan distribusi primer
b) Jaringan distribusi sekunder
Secara umum sistem distribusi dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain:
1. Sumber Daya Besar (Bulk Power Source)
Yaitu merupakan pusat penerima daya saluran transmisi dan mengubahnya menjadi
saluran subtransmisi.
2. Jaringan Subtransmisi
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari sumber daya besar menuju ke
gardu induk distribusi.
3. Gardu Induk Distribusi
Yaitu merupakan tempat penerima daya dari jaringan subtransmisi dan merubah
tegangan jaringan distribusi primer.
4. Jaringan Distribusi Primer
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari gardu induk menuju
transformator distribusi.
5. Transformator Distribusi
Yaitu dapat menerima daya dari jaringan distribusi primer dan mengubah tegangan
tersebut menjadi tegangan yang diperlukan oleh konsumen (beban).
6. Jaringan Distribusi Sekunder
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari transformator distribusi menuju
konsumen atau beban. Jaringan distribusi sekunder diatas dapat dilihat pada single
line dibawah ini :

Tegangan yang keluar dari pembangkit

tenaga listrik, mempunyai sistem tegangan menengah 11 kV. Kemudian tegangan


dinaikkan menjadi tegangan transmisi yang besarnya berkisar antara 70, 150, 500 kV.
Dengan menaikkan tegangan tersebut maka dapat memperkecil kerugian yang terdapat
pada saluran transmisi sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I

R). Atau

dengan daya yang sama, bila tegangan dinaikkan maka arus yang mengalir akan lebih
kecil dan kerugian daya akan lebih kecil.
Pada gardu induk distribusi, tingkat tegangan subtransmisi diturunkan menjadi
tingkat tegangan distribusi primer yang besarnya 20 kV. Dan pada gardu induk distribusi,
tingkat tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan sekunder yang
besarnya berkisar antara 380/ 220 Volt.

Keterangan :
A. Generator = Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, tegangan 11 kV

B. Trafo (step up) = Gardu Induk, tegangan 11 kV / 70 500 kV


C. Transmisi = Saluran Transmisi tegangan 70 500 kV
D. Trafo (step down) = Gardu Induk, tegangan 70/20 kV
E. Distribusi Primer = Jaringan Tegangan Menengah 20 kV
F. Trafo (step down) = Gardu Distribusi, 20 kV / (400/231 V)
G. Distribusi Sekunder = Jaringan Tegangan Rendah, 380/220 V
Dari busbar GI tenaga listrik disalurkan melalui feder-feder saluran udara
kedaerah-daerah beban, menggunakan sitem 3 fasa, 3 kawat, dengan tegangan antar
fasa 20 kV.
Sistem Distribusi
Sistem Jaringan Distribusi
Jaringan Tegangan Menengah adalah jaringan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan gardu induk sebagai suplay tenaga listrik dengan gardu gardu
distribusi. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Distribusi pada umumnya
adalah 20 kV. Jaringan ini mempunyai struktur/pola sedemikian rupa, sehingga dalam
pengoperasiannya mudah dan handal.

1. Sistem / pola Radial


Pola ini merupakan pola yang paling sederhana dan umumnya banyak
digunakan di daerah pedesaan / sistem yang kecil. Umunya menggunakan
SUTM(Saluran Udara Tegangan Menengah), Sistem Radial tidak terlalu rumit, tetapi
memiliki tingkat keandalan yang rendah.

2. Sistem / pola open loop


Merupakan pengembangan dari sistem radial, sebagai akibat dari diperlukannya
kehandalan yang lebih tinggi dan umumnya sistem ini dapat dipasok dalam satu
gardu induk. Dimungkinkan juga dari gardu induk lain tetapi harus dalam satu
sistem di sisi tegangan tinggi, karena hal ini diperlukan untuk manuver beban pada
saat terjadi gangguan.

3. Sistem / pola Close Loop

Sistem close loop ini layak digunakan untuk jaringan yang dipasok dari satu
gardu induk, memerlukan sistem proteksi yang lebih rumit biasanya menggunakan
rele arah(bidirectional). Sistem ini mempunyai kehandalan yang lebih tinggi
dibanding sistem yang lain.

4. Sistem / pola Spindel


Sistem ini pada umumnya banyak digunakan di Distribusi Memiliki kehandalan
yang relatif tinggi karena disediakan satu expres feeder / penyulang tanpa beban
dari gardu induk sampai gardu hubung Biasanya pada tiap penyulang terdapat
gardu tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik manufer apabila terjadi
gangguan pada jaringan tersebut.

5. Sistem / pola Cluster


Sistem cluster sangat mirip dengan sistem spindel, juga disediakan satu feeder
khusus tanpa beban(feeder expres).

Megger Test
TEST INSULASI / INSULATION TEST

Mengapa kita melakukan pengetesan insulation/ megger test ?? Test


insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi yang
memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit atau
ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa
membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang
bisa mengakibatkan kebakaran.
Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/ phase
dngan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu
dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan.
Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan
500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.

Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah


motor selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penurunan
tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm
maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti
motor dalam kondisi kritis.

Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test

1. Pengukuran tegangan Rendah:


Rumus 1000. E (minimal)
Contoh :
E =380 V
R

isolasi

= 1000 . 380
= 380.000
= 0.38 M
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih bisa dikatakan
baik.

2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi :


Mengunakan DC Test
Rumus R

isolator

Arus bocor

Max = A
Lihat table name plate alat
Earth Tester
PENGUKURAN TAHANAN TANAH

Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui


sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Untuk
mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil
analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil
pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur
tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang
diukur.

Alat

ukur

ini

penampilnya

menggunakan

digital

pada

segmen-segmen, sehingga dengan mudah menyimpan


data-data yang terukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga
batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan
elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk
mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini
terdiri dari beberapa blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian
tegangan input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil
pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan
dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum
masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini dapat

mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan tanah juga
bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah dilakukan dengan
membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada dengan merek Kyoritsu
Earth Tester Digital. Selisih nilai pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur yang
sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm.
Bahan instalasi listrik
BAHAN BAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK

Pengertian bahan
Bahan secara sederhana dapat diartikan sesuatu zat yang dapat berubah menjadi
sesuatu atau barang lain. Menurut kondisinya bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Bahan mentah
2. Bahan setengah jadi
3. Bahan jadi
Menurut sifat kelistrikan bahan bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Bahan penghantar ( konduktor )


2. Bahan isolator
3. Bahan semikonduktor
Menurut sifat kemagnetan terdiri dari :

1. Magnet permanen
2. Mangnet remanen (sementara)
3. Bahan non magnetis
4. Paramagnetis
Dalam materi instalasi listrik akan dijelaskan beberapa bahan pendukung diantaranya :

1. Penghantar / kabel

Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan beban.


Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam. Dalam instalasi listrik ada
berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari
kegunaannya. Macam macam kabel tersebut diantaranya :

a. Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan kabel
NYAdengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat penandaan dari kabel NYA :

Huruf kode

Komponen

Kabel jenis standart dengan


penghantar tembaga

Isolator PVC

Kawat berisolasi

Re

Penghantar pada bulat

Rm

Penghantar
banyak

bulat

berkawat

NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna
isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak
tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.

Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang
b. Kabel NYM

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM
berinti lebih dari 1

Huruf kode

Komponen

Kabel jenis standart dengan


penghantar tembaga

Isolator PVC

Berselubung PVC

Re

Penghantar pada bulat

Rm

Penghantar
banyak

bulat

berkawat

NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2,
3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih
baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

c. Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY
dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat
dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat
dari bahan yang tidak disukai tikus.

d. Tanda kabel / warna


Merah / Kuning / Hitam = Fasa R, Fasa S, Fasa T
Belang hijau kuning = Ground
Biru = Netral

2. Macam macam saklar


Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik. Saklar banyak
macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi
jenisnya, yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari hari dirumah maupun dimana saja. Ada
saklar yang dipasang dalam tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow)
Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan saklar untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :
a. Saklar kutub satu
b. Saklar kutub ganda
c. Saklar kutub tiga
d. Saklar kelompok
e. Saklar seri
f. Saklar tukar
g. Saklar silang
3. Macam macam fitting
a. Fiting langit-langit
Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang
menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).

b. Fiting gantung
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit. Pada bigian atas fiting ini
terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga kedudukannya menjadi kuat.
c. Stop Kontak
Pemasangan biasanya pada tempat-tempat lembab yang kemungkinan terjadipercikan air.
Contohnya kamar mandi, kolam dan sebagainya
4. Pipa
Merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan. Tegangan ini diperoleh dari hantaran
fasa dan nol yang dihubungkan dengan kontak-kontak stopkontak. Stop kontak dipasang untuk
memudahkan mendapatkan tegangan yang diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat dipindahkan.
5. Stop Kontak
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau
hantaran darigangguan. Dengan pipa pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi. Pipa yang digunakan
biasanya jenis pipa union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8 dlm.
6. Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau
langit-langit. Klem ini dibuatdari pelat besi atau plastic dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran
pipa. jarak pemasangan klem satu dengan lainny maksimal 80 cm.
7. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak sambung.
Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam pipa terdapat
sambungan,karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Macam-macam kotak sambung:
a. Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
b. Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar, stop kontak.

c. Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)


Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.
8. Rol Isolator
Untuk pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa digunakan rol isolator.
Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari
keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan tegangan kerja untuk
kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan hantaran pada
instalasi penerangan rumah.
9. Kotak Sekring
Kotak sekring merupkan alat yang digunakan membatasi besar arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian listrik. Fungsinya sebagai pengaman. Apbiladialiri arus melebihi ketetapa maka sekring
akan putus, sehingga tidak ada arus yang mengalir dalam rangkaian. Ada dua tipe sekring yang
terdapat dipasaran yaitu sekring patron lebur dan sekring otomat. Keduanya memiliki fungsi yang
sama tapi kerja teknis yang berbeda.
10. MCB (miniature Circuit Breaker)
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. Bila terjadi arus
beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber.
Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkanuntuk mengamankan arus
hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung singkat atau arus lebih yang besar maka
kumparan magnetic R akan memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC,
MCB dipakai sampai 50 A.
11. KWH Meter
Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara praktisnya KWH meter digunakan untuk
mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam pemakaian beban listrik dalam jangka
waktu tertentu.
Prinsip kerja KWH meter:
Bila arus beban I mengalir melalui Wc akan menyebabkan terjadinya fluksi I. Wp memiliki
sejumla lilitan yang besar yang dianggap sebagai reaktansi murni, sehingga arus Ip yang mengalir
melalui Wb akan tertinggal fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut 90 0dan menyebabkan

fluksi magnetis 2, misalnya karena pengaruh momen gerak ini, kepingan lauminium akan berputar
dengan kecepatan n. sambil berputar, priringan akan memotong garis-garis fluksi magnet m dari
magnet permanen dan akn menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang berbanding lurus terhadap
n@m2 dalam kepingan aluminium tersebut. Arus arus putar ini akan pula memotong garis-garis
fluksi @m sehingga kepingan akan mengalami momen redaman Td yang berbanding lurus terhadap
n@m2. Bila momen-momen tersebut yaitu Td dan Td dalam keadaan seimbang maka berlaku
hubungan:

KdVI cos = Km nm2


atau
n = Kd / Km m (V I cos )

Dengan Kd dan Km sebagai konstanta. Jadi dari persamaan dapat terlihat bahwa kecepatan putar
n, dari kepungan D, adalah berbanding lurus dengan beban VI cos@, sehingga dengna demikian maka
jumlah perputaran dari pada kepingan tersebut,untuk suatu jangka waktu tertentu berbanding dengan
energy yang akan diukur untuk jangka waktu tersebut.

Daftar istilah dalam instalasi listrik :

a. Arus lebih
Setiap arus yang melebihi harga nominalnya (arus kerja yang mendasari perbuatan
peralatan tersebut).

b. Arus gangguan
Arus yang disebabkan oleh kerusakan isolasi.

c. Arus gangguan tanah

Arus yang mengalir ke tanah

d. Kemampuan hantar arus


Arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinu oleh penghantar pada keadaan
tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu melampaui nilai tertentu.

e. Penghantar nol
Penghantar yang dibumikan dengan tugas rangkap, yaitu sebagai penghantar
pengaman dan penghantar netral

Sistem Tenaga Listrik


Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut
ini.

1. Prinsip Kerja
dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian
disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu
induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar
pula
Dalam

pembangunan

pembangkit

tenaga

listrik,

secara

umum

ada

beberapa pertimbangan dan tahapan yang harus diperhatikan, yaitu :


1. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Di sini dianalisa dan
diperhitungkan mengenai berbagai dampak yang mungkin akan timbul pada saat
pembangunannya dan pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut dioperasikan.

2. Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak (air,


panas bumi dan bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk penggunaan
dalam jangka waktu yang lama dan bisa mendukung kontinyuitas operasional
pembangkit tersebut.
3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit
tenaga listrik itu sendiri maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan
satu kesatuan untuk melayani beban.
4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah
untuk melayani dan menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang
kecil atau sedang, beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.
5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu
sesingkat mungkin. Selain itu juga harus dipertimbangkan dari segi operasionalnya
tidak boleh terlalu mahal.
6. Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang tinggi,
mudah dalam pemeliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit tenaga
listrik tersebut harus panjang.
7. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan
berkaitan dengan kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban
terpasang pada pembangkit.
8. Berbagai pertimbangan sosial, teknis dan lain sebagainya yang mungkin akan
menghambat dalam pelaksanaan pembanguna serta pada pembangkit tenaga
listrik tersebut beroperasi. Dari berbagai pertimbangan tersebut, ada satu hal yang
dijadikan pedoman dan filosofi dalam membangun pembangkit tenaga listrik yaitu
pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost generation and
least invesment).
2. Prinsip Kerja
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan
tenaga listrik terdapat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik.
Gambar 2 berikut ini memperlihatan bagan sistem pembangkitan, yang terdiri dari
berbagai jenis pembangkitan.

Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang


berbeda-beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang
sama dari beberapa jenis pembangkit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya
samasama berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik, dengan cara
mengubah potensi energi mekanik dari air, uap, gas, panas bumi, nuklir, kombinasi
gas dan uap, menggerakkan atau memutar turbin yang porosnya dikopel dengan
generator selanjutnya dengan sistem pengaturannya generator tersebut akan
menghasilkan daya listrik. Khusus untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD),
prinsip kerjanya berbeda dengan pembangkit listrik lainnya. Sebenarnya energi
penggerak PLTD ini adalah bahan bakar minyak karena bahan bakar merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari mesin diesel tersebut, maka disebut juga
pembangkit tenaga diesel. Diesel ini merupakan satu unit lengkap yang langsung
menggerakkan generator dan menghasilkan energi lsitrik.
1. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik
Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu : pembangkit listrik thermis dan pembangkit listrik non thermis.
Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi listrik,
panas disini bisa dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan yang lainnya. Hal ini
dikatakan bahwa pembangkit thermis yang dihasilkan dari panas bumi mempunyai
penggerak mula panas bumi biasanya disebut pembangkit panas bumi. Sedangkan
pembangkit non thermis penggerak mulanya bukan dari panas, seperti pada
pembangkit

thermis

penggerak

mula

inilah

yang

menentukan

nama/jenis

pembangkit tenaga listrik tersebut misalnya apabila penggerak mulanya berupa


air maka air inilah yang menentukan jenis pembangkit tenaga non thermis
tersebut biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit tenaga air
(PLTA), dan lain sebagainya.
Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan menjdi beberapa jenis yaitu :
A. Pembangkit Listrik Thermis :

1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).


2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
B. Pembangkit Listrik Non Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin.(PLTAngin)
3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis
pembangkit tenaga listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan
oleh tenaga surya, energi gelombang laut dan energi angin, saat ini masih
dikembangkan secara terbatas di Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis yang
disebutkan di atas, tujuh jenis telah terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit
tenaga listrik, yaitu PLTN, sampai saat ini masih dalam tahap perencanaan
pembangunan dan direncanakan akan dibangun di lereng Gunung Muria Jawa
Tengah. Namun sampai saat ini banyak ditemui hambatan non teknis di lapangan,
yaitu banyak dari masyarakat di sekitar lokasi tersebut menyatakan keberatan.
Mereka mengkawatirkan timbulnya radiasi pada saat pembangkit tenaga listrik
tersebut beroperasi, misalnya dengan timbulnya kebocoran pada instalasi
nuklirnya seperti yang terjadi di Uni Soviet.
1. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTG

Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam
jumlah yang tak terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah sebagai
berikut: Udara bertekanan 1 atmosfer pertama-tama disaring oleh saringan udara
(air filter) kemudian melalui Inlet Compressor (1) udara hasil saringan masuk ke
dalam Compressor (2) untuk dimampatkan. Udara hasil pemampatan akan
bercampur dengan bahan bakar yang dipompa ke ruang bakar/combustion
chamber (3). Proses ini disebut proses pengabutan karena membentuk kabut
campuran udara dan bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran di
dalam ruang bakar. Hasilnya adalah panas (energi panas) yang digunakan untuk
memutar rotor/poros pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari proses pembakaran dengan
suhu 460 oC dibuang ke udara melalui exhaust (5), sementara itu rotor/poros pada
turbin gas (4) melalui suatu sistem kopling akan memutar rotor/poros elektro-

magnet pada generator (6) yang menyebabkan medan magnet berotasi di dalam
kumparan kawat. Dan sesuai dengan prinsip pembangkitan tenaga listrik, pada
kumparan kawat akan timbul energi listrik. Rotor/poros generator (6) akan
berputar dengan kecepatan 3000 putaran/menit yang berarti perubahan tegangan
akan menjadi 50 kali setiap detik, sehingga akan menghasilkan listrik dengan
frekwensi 50 Hz. Untuk pendinginan ruang bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan
aliran udara dari Compressor.
2. Proses Produksi PLTA

Beberapa kelebihan PLTA disbanding jenis pambangkit lainnya antara lain :


a) Waktu pengoperasiannya dari start awal relative lebih cepat (10 menit) serta
mampu block start.
b) Sistem pengoperasiannya mudah mengikuti perubahan beban dan frekuensi pada
system penyaluran dengan Seting Speed Drop Free Governor.
c) Biaya operasi relative lebih murah karena menggunakan air
d) Merupakan jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses
pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran.
e) PLTA yang mengunakan waduk dapat difungsikan multi guna (misal sebagai
tempat wisata , pengairan dan perikanan)

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Bila PLTG dapat beroperasi normal dengan memakai BBM, PLTU dapat
beroperasi dengan memanfaatkan sisa gas panas dari PLTG yang disalurkan
melalui Pipa/Saluran Gas Panas (5). Selanjutnya gas panas dibuang ke 21
cerobong/stack (13) guna pemanasan air/uap di HRSG/Boiler (6), sehingga
uapnya dapat dipakai untuk memutar Turbin Uap (4a). Setelah Turbin Uap
beroperasi,

porosnya

akan

memutar

Generator

Turbin

Uap

(4b)

untuk

menghasilkan tenaga listrik. Sebelum dialirkan ke Trafo Utama Turbin Uap (15),
tenaga listrik tersebut harus melalui PMT/Breaker Turbin Uap (14) dulu untuk
sinkronisasi dengan tegangan yang ada di Transmisi/Switch Yard (16).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Karakteristik Arus Bolak Balik (AC)

Bentuk gelombang Arus bolak-balik

1. Arus AC Melalui Kapasitansi (C)

Kapasitor AC Seakan2 C sedang dimuati

Arus & tegangan berbeda fasa 900 I mendahului E


2. Arus AC Melalui Resistor (R)

Tegangan dan arus sefasa (tidak ada beda fasa


I = V/R R murni / ideal
3. Arus AC Melalui Induktansi (L)

Tegangan dan arus berbeda fasa /2 = 900


Arus tertinggal dari tegangan 900

Beberapa Jenis - Jenis Kabel


Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode
warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di
perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah
cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.

Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti
2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih
baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan
yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.
Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.
kabel NYAF

Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang
terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

Kabbel NYFGbY

Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan di dalam saluran-saluran dan
pada tempat-tempat yang terbuka dimana perlindungan terhadap gangguan mekanis dibutuhkan, atau untuk
tekanan rentangan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.

Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti kawat baja.Kabel ini
digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan,
mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam, keterhantaran elektris tinggi yang
berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan

aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya
lebih baik.

Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel
ini lebih kuat daripada kabel ACSR.

Kabel BC

Kabel ini dipilin/stranded, disatukan.


Ukuran / tegangan mak = 6 500 mm2 / 500 V
Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

Tujuan pentanahan peralatan adalah usaha untuk mengamankan system


apabila terjadi hubung singkat pada peralatan, selanjutnya arus hubung singkat tsb
akan disalurkan ketanah dan tidak membahayakan bagi orang dan peralatan,
terutama pada peralatan listrik yang rangka (bodi) terbuat dari logam harus
ditanahkan.

Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu


pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran
pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harus dilepas.
Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.
Dalam perencanaan pengetanahan hal yang harus diperhatikan adalah jenis
tanah, berikut ini tabel nilai rata2 resistansi dari jenis tanah.

untuk mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahan haruslah


mempunyai parameter yang meliputi:
1. Resistivitas tanah
2. Resistivitas air tanah
3. Dimensi elektroda pengetanahan
4. Ukuran elektroda pengetanahan
PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5 , Maka Ground
rood ditambah, dengan jarak 2 x panjangnya.

Hukum OHM (Goerge Simon Ohm-Ahli Fisika Jerman)


Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan hubungan
antara tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila dalam
suatu rangkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan dipasan
tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang
dinyatakan dalam persamaan sbb:

Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan


electrode (di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara
5 sd. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat.

Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan 5 Ohm. apabila belum


mencapai nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel.
Pentanahan paling ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah =
0.
Contoh: Pemasangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Selanjutnya di
tanam lagi electrode ke 2 (R2), diukur tahanan =
12 , Maka besar tahanan RI diparoleh dengan R2 = 6 , Karena belum mencapa
i 5 , maka ditanam lagi electrode ke 3 (R3).
Maka perhitungan R ekivalennya sbb;

Gambar metode perhitungan tahanan pentanahan

Ada kendala ketika suatu saat kita membangun sistem Grounding, setelah
diukur dengan Earth Tester Nilai yang muncul 100 ohm (maks), kalau acuannya PUIL
munkin anda diWajibkan menurunkannya.. Ada trik sederhana dengan menambah
Rods sesuai dengan rumus mencari Nilai 2 tahanan yang di-paralelkan. (Rod
dianalogikan sebagai tahanan). Kalau 100/100=50 ohm (2 rod), 50/50=25 ohm
(menjadi 4 rod), trus 25/25=12,5 ohm (menjadi 6 rod), trus 12,5/12,5=6,25 ohm
(menjadi 8 rod), trus karena nilainya dianggap bagus kalau nilai tahanannya >0 dan
<5>6,25/6,25= 3,125 ohm.. maka jumlah rods yang dibutuhkan untuk menurunkan
dari 100 ohm ke 3,125 adalah 10 buah rods. Setelah Grounding Ring dipastikan
terhubung sempurna, cek kembali dengan Earth Tester nilai tahanan harusnya sudah
turun drastis.
Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah, sehingga
dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah.

Phasa sequence tester (drivel) : alat ukur untuk mencari urutan fasa (R, S dan T)
pada suatu sumber listrik
Pengertian Frekuensi dari sudut pandang Teknik
a. Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat
lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu
kali gerak bolak-balik penuh.
b. Pengertian Frekuensi
Frekuensi adalah benyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Rumus frekuensi
adalah jumlah getaran dibagi jumlah detik waktu. Frekuensi memiliki satuan hertz / Hz
c. Pengertian / Arti Definisi Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Rumus untuk mencari
periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik / sekon.
d. Pengertian / Arti Definisi Amplitudo
Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari titik keseimbangan.

Sensor dan Tranduser

Transduser berasal dari kata traducere dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang
dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari
transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik
tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.Kita mengenal ada
enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.

Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi
tambahan dari luar.
Contohnya :
thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan
listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah
karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah
2. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energy dari luar,
tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya :
Termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung meng-hasilkan tegangan
listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.

Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan
lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu
diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi terhadap beban lebih
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran
yang linier
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak
terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan
bentuk dan besar yang sama
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang
sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi
lingkungan yang sama
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser
sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala
serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.

Macam macam sensor


1. Sensor Cahaya
a) Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi
listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN
dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P
akan

menyebabkan

gerakan

elektron

antara

bagian

dan

N,

jadi

menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar
matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya
b) Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan
tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi
tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun pada tingkat harga yang
rendah.

2. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda
disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk hot atau sambungan
pengukuran

yang

ada

ujung-ujung

bebasnya

untuk

hubungan

dengan

sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan


sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai
thermocouple.
b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu
tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari
logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini
adalah presisi dan
dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten
melalui
pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina
karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien
suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya.
Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per C) oleh karena
itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang
merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun
terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 C), tetapi menghasilkan output
yang sangat linear di atas rentang kerja.

3. Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi
sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan
pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan
pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat
berubah dan mengubah tahanannya

Istilah :
1. Transduser
Suatu peranti yang dapat mengubah suatu energy keenergi yang lain.
2. Transduser pasif
Tranduser yang dapat bekerja bila mendapat energy tambahan dari luar.
3. Transduser aktif
Transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan
energi yang akan diubah itu sendiri.
4. Sensor
Jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,
panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
5. Thermocouple
Piranti yang dipergunakan untuk mengukur suhu yang menggunakan dua plat
yang terhubung.
6. RTD
Resistant Temperature Detector
Jenis2 Sensor bisa dilihat, Click Disini
Contoh - contoh pengunaan sensor

Rangkaian Sensor untuk aplikasi listrik

REKAPITULASI DAYA LISTRIK


Rumus daya
1. Satu Fasa P = V . I . cos
2. Tiga Fasa P = 3. V . I . cos
Sebagai perhitungan / disain daya KK = 200 VA

Ket :
NYA 3x2,5 mm2 = Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, dengan
jumlah penghantar 3 buah , Penampang kabel 2,5 mm2
Maka : 1 TL 40W x 1 bh = 50 VA x 1 = 50 VA. (cos = 0.8)
2. TL 20W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA (cos = 0.8)
3. Lp 50W x 1 bh = 50 VA x 1 = 50 VA
4. Lp 25W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
5. Kotak Kontak x 1 = 200VA x 1 = 200 VA
Total = 400 VA
Besar arus beban I = 400/220 = 1.82 Amp
Saklar Untuk Operasi Motor Listrik

MENENTUKAN BESAR PENGAMAN ARUS DAN PENGHANTAR


Contoh :
1. Suply daya PLN = 450 VA, Tegangan 220 Volt
Beban : 1. Lampu TL 20 W = 2 buah , cos = 0.8, (25 VA)
2. Lampu pijar 40 w = 2 buah
3. Lampu Pijar 25 w = 2 buah
4. Radio / Tape = 40 w
5. Komputer = 100 w
Penyelesaian
1. Satuan watt ( daya murni ) dijadikan VA (daya semu)
Ingat : P = E.I cos = watt Ps = E.I = Volt Ampere
E.I = Watt/cos ( VA)
Maka : 1. TL 20W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
2. Lp 40W x 2 bh = 40 VA x 2 = 80 VA
3. Lp 25W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
4. Radio / tape 40W = 125VA x 1 = 40 VA
5. Komputer 100 W = 125VA x 1 = 125VA
Total = 345 VA
2. Besar Arus PLN I = 450/220 = 2 Amp
Besar arus beban I = 345/220 = 1.6 Amp
Jadi MCB yang dipasang = 2 Ampere

Ket :
NYA 3x2,5 mm2 = Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, dengan jumlah
penghantar 3 buah , Penampang kabel 2,5 mm2 .

Panel Listrik Panel adalah susunan beberapa bidang yang membentuk satu
kesatuan bentuk dan fungsi. panel listrik atau nama kerennya Electrical switchboard
merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik. Panel listrik
sendiri terdiri dari susunan beberapa komponen listrik dalam suatu papan control,
sehingga saling berkaitan dan membentuk fungsi sesuai dengan kebutuhan sang
penggunanya.
demi mendapatkan instalasi listrik lengkap dengan panel listrik yang baik dibutuhkan
perencanaan dan cara membuat panel listrik yang tepat adan akurat, baik itu
mengenai kebutuhan daya listrik, jenis dan ukuan kabel, besarnya pengaman yang
dibutuhkan, berapa besaran hubungan pendek yang munkin terjadi, penurunan
tegangan dan lain sebagainya.
Membuat Perencanaan instalasi listrik dan cara membuat panel listrik ini memakai
program ecodial 3.3 untuk mangganti perencanaan instalasi listrik dan cara
membuat panel listrik secara manual.
Simulasi dan cara membuat panel listrik lengkap dengan ecodial 3.3 ialah memiliki
daya beban 343,65 kVA lebih besar dari daya sumber 197 kVA.
Kapasitas daya transformator menurut perhitungan ecodial 3.3 adalah 400 kVA. Nilai
kapasitor sebesar 150 kVAr. Untuk pengaman pada transformator digunakan
NS630N-45kA dan ukuran kabel fasa 2 x 120 mm 2 , netral 1 x 120 mm 2 dan PE
(penghantar proteksi) 1 x 70 mm 2
Pengertian Ats Amf
ATS adalah singkatan dari AutomaticTransfer Switch, yaitu proses pemindahan penyulang dari penyulang/sumber
listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian sesuai perintah pemrograman, ATS adalah pengembangan
dari COS atau yang biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada sistim
kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau dioperasikan secara
manual.
AMF adalah singkatan dalam istilah kelistrikan dari Automatic Main Failure yang maksudnya menjelaskan cara kerja
otomatisasi terhadap sistem terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang
listrik utama (Main), istilah ini secara umum sering dijabarkan sebagai sistim kendali start dan stop genset, baik itu
diesel generator, genset gas maupun turbin.
Sistim kerja panel ATS dan AMF yang sering kita temukan adalah kombinasi untuk pertukaran sumber baik dari genset
ke pln maupun sebaliknya, bilamana suatu saat sumber listrik dari PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk
menjalankan diesel genset sekaligus memberikan proteksi terhadap sistim genset, baik proteksi terhadap unit
mesin/engine yang berupa pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak pelumas (Low Oil Pressure)
maupun kondisi temperatur mesin serta media pendinginannya, dan juga memberikan perlindungan terhadap unit
Generatornya. baik berupa pengamanan terhadap beban pemakaian yang berlebih maupun perlindungan terhadap
karakterlistrik lain seperti tegangan maupun frequensi genset, apabila parameter yang diamankan melebihi

batasannormal/setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan arus listrik ke beban sedangkan AMF bertugas untuk
memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya ATS bertugas memindahkan sambungan dari
sebelumnya yang tersambung dengan pln dipindahkan secara otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bisa
tersambung ke sisi pengguna.
Apabila kemudian pln kembali normal, selanjutnya ATS bertugas untuk mengembalikan jalurnya dengan memindahkan
switch kembali ke sisi utama dan untuk kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel
tersebut, demikian seterusnya semua sistim kontrol dikendalikan secara otomatis berjalan dengan sendirinya.
Pemakaian sistim otomatisasi ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
Sistim perpindahan dari pln ke genset dan sebaliknya hanya perlu waktu yang sangat singkat, hanya dengan hitungan
detik saja setelah pln padam, genset langsung start dan listrik segera dapat di 'nikmati' kembali oleh pengguna.
Meringankan tugas tehnisi listrik yang bisa sangat banyak sekali, bahkan gedung perkantoran sering tidak memiliki
tehnisi listrik, dengan panel ATS-AMF ini semuanya menjadi mudah, listrik padam okey, genset langsung start sendiri,
pln nyala kembali...okey...genset stop sendiri, tehnisi tak perlu berlari-lari karena panik hanya untuk cepat-cepat menstart genset dan mengoper switch supaya roda aktifitas tak terganggu, yang paling penting genset tetap harus dipelihara
agar sistim bisa bekerja secara maksimal, merawat genset sama mudahnya dengan merawat mobil, asal air accu berada
di levelnya,bahan bakar tersedia cukup, air radiator normal, oli normal..., sudah.., hanya begitu saja, untuk pemanasan
genset sebaiknya cari saja panel ats amf yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pemanasan secara otomatis, genset akan
melakukan pemanasan sendiri secara terjadwal tanpa harus mematikan listrik pln, tanpa mengganggu sistim dan roda
aktifitas kantor, tanpa perlu operator 'dadakan' yang takut dengan suara genset untuk memanaskan genset, semuanya
menjadi mudah.
Memberi perlindungan terhadap alat kantor seperti komputer, AC , peralatan pabrik maupun laboratorium, seringkali
terjadi tegangan listrik pln maupun genset tiba-tiba anjlok atau bahkan tiba-tiba naik sampai jauh diluar batas toleransi
normal untuk keamanan alat-alat elektronik, bahkan sering pula ada salah satu fasa listrik yang hilang (untuk sistim 3
fasa), turun dan naiknya tegangan, maupun hilangnya tegangan ini kadang tak terdeteksi dengan kasat mata, tiba-tiba
saja muncul aroma hangus ada peralatan yang terbakar, nah... tambah lagi permasalahan baru, tanpa AC bisa saja
pakai kertas untuk kipas-kipas, tetapi apa yang harus dihadapi bila yang rusak adalah komputer atau media program
lainnya, bisa-bisa data ikutan hilang, masalah lagi...., apalagi bila yang mengalami kerusakan adalah peralatan
laboratorium atau peralatan yang menggunakan sistim pemrograman plc, tegangan over voltage bisa merusak alat,
perlu waktu yang lama untuk memperbaikinya, bahkan kadang terpaksa harus inden 3-4 bulan hanya untuk menunggu
kedatangan spare part atau tehnisi 'impor'. Dengan panel ats amf ini maka semuanya bisa menjadi mudah lagi, over
voltage? under voltage? over frequency? under frequency? fasa hilang? bukan masalah, sistim ats dan amf yang akan
melakukan tugas yang harus diembannya.

Ats-Amf panel tersusun atas beberapa bagian utama antara lain :

ChangeOver system yang berfungsi sebagai media tukar sumber, jenis dari media changeover ini bisa MCCB
yang dilengkapi dengan motorized, bisa menggunakan Magnetic Contactor, bisa juga menggunakan
ChangeOver Switch yang dilengkapi dengan sistim motorized atau solenoid.

Metering yang berfungsi sebagai media indikator kondisi kelistrikan.Battery Charger yang berfungsi sebagai
charging battery genset.

Modul Controller yang berfungsi sebagai media start-stop genset dan changeover, beberapa macam modul atsamf bisa dilihat di link berikut ini : Macam-macam modul ats-amf..!!

Silahkan pilih merk modul ats amf untuk unit panel anda, bilamana anda masih awam mengenai
kelebihan fitur modul untuk tiap-tiap produk, silahkan mengikuti diskripsi di halaman berikutnya,
atau bisa menghubungi kami.
Bagaimana cara menginstal panel COS (Change Over Switch) atau panel ATS dalam instalasi yang sudah
ada?
Panel COS/ATS untuk instalasi listrik rumah/kantor dapat di instal seperti gambar
(Klik mouse kanan, klik view larger image untuk melihat tampilan gambar yang lebih besar)

Material yang dibutuhkan untuk modifikasi instalasi listrik dengan tambahan COS/ATS ini antara lain :

Kabel Power dari Meter PLN ke Panel COS/ATS

Kabel Power dari Genset ke Panel COS/ATS

Kabel Power dari Panel COS/ATS ke Panel Pembagi/MCB/MCCB

Sepatu kabe/Schoen/Lug.

Accessories lain-lain.

Dimensi dan panjang kabel tergantung dari kapasitas terpasang dan jalur letak kabel.

Comap IL-NT AMF 25 Feature


ComAp Feature

Dilengkapi dengan fasilitas yang dapat dihubungkan dengan berbagai macam Engine Control
Modul

Dapat operasikan untuk sistim start dan stop Genset baik secara manual dan automatic

Dapat diprogram langsung dari keypad modul atau personal komputer melalui fasilitas RS 232

Dapat dihubungkan dengan modem komunikasi untuk kontrol jarak jauh.

Gratis Software program supervisi dan remote controller via PC

Graphic backlite LCD Display 128x64 pixel

Metering parameter display : Ampere, Volt, Hz, KVAR, KWH dan KW, Battery Voltage, Pressure,
Temperature, Fuel Level dan RPM

Sistim proteksi/pengaman yang dapat dipilih baik berupa alarm atau shutdown generator

3 phase Generator dan Mains proteksi :


Under-Over Current/Overload & Current Unbalance
Under-Over Voltage & Voltage Unbalance
Under-Over Frequency

Analog Input dapat dipilih dan di set berdasarkan pilihan merk atau dikonfigurasi berdasarkan
karakter sensornya

Dilengkapi dengan program setting auto warming up/pemanasan genset otomatis.

Parameter input dan output dapat dikonfigurasi sehingga posisi I/O lebih flexible disesuaikan
dengan kebutuhan

History Record dan Parameter Setting dapat di download dalam bentuk file Excel untuk keperluan
dokumentasi.

Standard Seal IP65

Penentuan Kapasitas Circuit Breaker pada Panel ATS


Sistim Interlock pada Panel ATS
Global Power Engineering - Amf Ats System
Sistim

interlock pada sistim panel ats atau panel ats amf umumnya hanya
mempergunakan sistim Electrical Interlocking, dimana apabila salah satu
sumber
sedang menyuplai beban maka sumber lain tidak akan dapat bekerja bersamasama
menyuplai beban (dikunci dengan electrical wiring system) untuk menghindari
terjadinya
'tabrakan' antara power genset dengan power utama/PLN, sistim interlock seperti
ini
nampaknya cukup aman tetapi sebenarnya belumlah cukup memberikan
ketenangan yang cukup layak bagi penggunanya, hal ini disebabkan masih
adanya celah yang cukup untuk membuat terjadinya hubung singkat/ tumbukan antara genset dengan PLN,
terutama yang disebabkan oleh Human Error yang bisa terjadi apabila tehnisi melakukan kesalahan pengoperasian
apabila panel dijalankan secara manual.
Untuk itu sebenarnya sistem yang ada bisa dioptimalkan tingkat keamanannya (safety factor) dengan menambahkan
sistim Mechanical Interlocking, dengan tambahan sistim mechanical interlocking ini praktis faktor keamanan dari
panel ats-amf bisa dikatakan bisa mencapai prosentase 99,9% aman, hal ini disebabkan karena kuncian sistem
menjadi berlapis, selain mempergunakan sistim pengamanan dengan Electrical Interlock juga disertai dengan sistim
Mechanical Interlock dimana dengan penambahan Mechanical interlock ini Toggle di Interlock dengan
mempergunakan sistim Mekanik, yang satu masuk maka yang lain akan tetap terkunci/terhalang sehingga apapun
kesalahan yang bisa terjadi sangat kecil sekali terjadi resiko tumbukan antara genset dengan pln.

Ada beberapa macam bentuk dari alat semacam ini yang tersedia di pasaran seperti MCCB
Motorized yang dilengkapi dengan modul Base Plate Mechanical Interlocking, ada juga yang
berupa ATS Double Power yaitu berupadua buah MCCB yang sudah dilengkapi dengan penggerak
motor eksternal plus sitim mekanikal dan electrikal interlock, ada juga yang berupa Change Over
Switch (COS) motorized, dua buah Contactor plus mechanical interlocking serta sistim Change
Over dengan mempergunakan tenaga penggerak Solenoid termasuk didalamnya dengan instalasi mekanikal
interlocknya.
Memang dengan memberikan tambahan proteksi ganda berupa sistim mechanical interlock ini tentu saja akan
mempengaruhi besarnya tambahan beaya yang harus dibayarkan, tetapi tentu saja pengguna akan mendapatkan
keuntungan berupa ketenangan dan kenyamanan tanpa harus selalu merasa was-was terhadap faktor keamanan
panel yang dimilikinya.

Zelio Smart ATS-AMF Module


Global Power Engineering - Amf Ats System
ATS-

AMF Module Zelio Smart Relay Telemecanique

adalah

sistim panel ats amf yang selangkah lebih maju dan lebih praktis serta ekonomis
daripada jenis panel ats/amf standar relay. Dengan model dan ukuran yang kompak,
didalamnya selain terdiri dari banyak relay dan timer juga terdapat fitur-fitur clock dan
counter, dengan desain kualitas yang cukup handal, membuat Smart Relay ini mampu
menggantikan fungsi-fungsi dari relay dan timer sehingga tidak memakan tempat yang
didalam suatu panel.

banyak

Smart Relay ringkas, ekonomis dengan kualitas yang prima, terprogram dengan dilengkapi
dengan fasilitas programmable automatic warming up, genset anda akan melakukan
pemanasan secara automatic sesuai dengan yang anda kehendaki tanpa mengganggu

jalannya sistem yang sedang bekerja, praktis tanpa operator dan perawatan yang cukup mudah dan murah, sangat
cocok untuk aplikasi gedung dan industri yang menginginkan kepraktisan.
Tersedia dalam dua varian tegangan operasi 12VDC maupun 24 VDC dengan 12 I/O maupun 20 I/O. dengan
aplikasi sistim proteksi genset yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Ats-Amf Standard Relay


Global Power Engineering - Amf Ats System
Panel ATS/AMF bisa beragam model, ukuran, kualitas dan jenis material yang terpasang didalamnya, dari
berbagai macam panel ats amf fungsi utamanya tetaplah sama yaitu melakukan perintah start-stop
generator set/genset serta melakukan pemindahan sumber tenaga listrik dari sumber tenaga utama yang
sedang bermasalah ke sumber tenaga listrik cadangan yaitu genset. Letak perbedaannya adalah dari segi
kualitas material terpasang serta tingkat keamanan (safety), lifetime, serta sistim perawatannya.
Panel ATS AMF Standard Relay adalah panel ats dan amf yang mempergunakan relay dan
timer untuk sistim operasinya, Untuk Transfer Power bisa mempergunakan Kontaktor
(Main Contactor) maupun Circuit Breaker (MCCB) yang dilengkapi dengan motor
penggerak, panel jenis ini adalah peletak dasar dari perkembangan sistim amf yang beredar
sekarang ini. Kelebihan dari panel ats standard relay ini adalah beaya perawatan yang
cukup murah, apabila terjadi kerusakan salah satu komponennya cukup dilakukan
penggantian pada unit yang bermasalah tersebut, bisa relay atau timernya, akan tetapi
rendahnya beaya perawatan ini belum tentu seiring dengan mudahnya melakukan diagnosa
kerusakan material apabila sistim otomatis mengalami kegagalan fungsi. Wiring diagram panel seharusnya
disertakan dengan jelas untuk mempermudah melakukan analisa letak masalah, makin kompleks sistim
proteksi makin banyak pula jumlah relayrelay dan timer, akan sangat bermanfaat sekali apabila wiring
cable control panel yang terinstal dilengkapi dengan sistim penomoran (addressing) yang jelas sehingga
cukup membantu menyelesaikan masalah, pertimbangan murahnya harga panel dan beaya penggantian
material (replacement) bisa-bisa berakibat sebaliknya apabila pembeli/pengguna hanya menerima instalasi
panel jadi tanpa dilengkapi dengan wiring diagram panel, instalasi control komunikasi dengan genset
maupun metode perawatan dan buku manual petunjuk penggunaannya. dan timer yang terpasang, hal ini
bisa membuat pengguna maupun tehnisi listrik selain produsen/perakit panel mengalami kesulitan untuk
memahami fungsi dari masing-masing

Circuit Breaker pada Panel ATS


Global Power Engineering - Amf Ats System
Panel

ats-amf seringkali mempergunakan MCCB/ACB yang dilengkapi dengan


Motorized sebagai operator sistim automatic close/open breaker, keuntungan dari
penggunaan MCCB ini adalah :

1. Unit

MCCB/ACB antara Genset dan Unit MCCB/ACB PLN terpisah/berdiri sendiri


sehingga apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistim saja maka cukup
dilakukan penggantian sistim yang bermasalah.

2. Unit
MCCB/ACB dan Motorized terpisah, sehingga apabila terjadi
kegagalan/kerusakan pada salah satu unit maka penggantian ataupun perbaikan cukup dilakukan pada unit
yang bermasalah saja.
3. Unit MCCB/ACB umumnya sudah dilengkapi dengan fasilitas proteksi seperti OverCurrent dan Short
Circuit, sehingga fungsinya selain sebagai alat tukar sumber juga sekaligus sebagai protektor terhadap
terjadinya kegagalan pada sistim beban.

4. Sistim interlock dapat dirangkai secara mekanik (mechanism interlock) ataupun elektrik (electrical
interlock)
Tentu saja dengan fasilitas yang cukup komplit berbanding lurus dengan harga. Harga
MCCB/ACB yang dilengkapi dengan motorized, under voltage release (MN/UVT) ataupun
closing release ini relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan COS
Motorized ataupun Magnetic Contactor.
MCCB yang tersedia lengkap dengan sistim motorized ini yang mudah ditemukan di pasaran adalah merk
Merlin Gerin, ABB dan Chint, untuk merk lain seperti LG, GE, Mitsubhisi, Fuji, Terasaki, Moeller dll
ketersediaannya harus inden terlebih dahulu.
Untuk ACB dengan rating kapasitas besar, umumnya beberapa merk produk masih bisa didapatkan dengan
mudah.

Accessories pada Circuit Breaker


MN/UVR/UVT = UNDER VOLTAGE RELEASE
Sistim Operasi : Bila UVT diisi tegangan maka coil akan bekerja menarik togle mekaniknya,
sehingga ACB/MCCB bisa bekerja secara Normal Close (ON)/Open (OFF) tanpa ada hambatan. Bila
tegangan dilepas maka togle mekanik akan kembali normal melepas togle dan menekan/mengunci sistim
mekanik pada ACB sehingga ACB akan Trip (Bila posisi sebelumnya ON) atau akan mengunci sistim
mekanik ACB/MCCB sehingga tidak bisa dioperasikan ON/OFF baik secara Auto maupun Manual bila
UVT terpasang.
XF = CLOSING RELEASE
Sistim Operasi : Bila diisi tegangan maka coil akan bekerja menekan/mendorong togle mekanik
ACB sehingga ACB akan Close/ON (pemasangan pararel dengan tombol mekanik ON), Setelah
ACB/MCCB ON/Close maka Closing Release coil harus dilepas tegangannya agar togle kembali diposisi
semula dan tidak mengunci sistim OFF/Open, ini biasa di lakukan dengan cara menginterlock salah satu
cable control yang menuju ke coil melalui Auxiliary Contact yang tersedia (NC) sehingga sewaktu ACB
sudah Close/ON, sistim ke Coil terputus dan XF tidak bekerja lagi.
MX = SHUNT TRIP
Sistim Operasi : Sistim kerja persis sama dengan XF, biasanya barangnya juga sama/satu macam. Hanya
sedikit perbedaannya adalah terletak pada FUNGSI dan LETAK pemasangannya. Fungsi MX adalah untuk
membuka ACB/Open, pada saat diisi tegangan, coil akan mendorong togle mekanik yang menekan sistim
mekanik OFF pada ACB sehingga ACB/MCCB akan OFF/Open.
Pemasangan biasanya pararel dengan
tombol mekanik OFF pada ACB. Karena sistim kerja hanya sesaat maka wiring cable harus dilewatkan
dulu melalui Auxiliary Contact NO (terbuka/open contact pada saat CB Off/Open. Dan harus Contact pada
saat ACB pada posisi ON/Close.
OF/SD = AUXILIARY CONTACT
Sistim Operasi : Hanya berupa Switch ON/OFF NO (Normally Open/kondisi normal terbuka/lepas), NC
(Normally Close/kondisi normal berhubungan/sambung) dan C (Common/basis yang bisa dihubungkan
dengan NO/NC)
SDE = AUXILIARY TRIP
Sistim Operasi : Pada prinsipnya sama dengan OF/SD, hanya saja Auxiliary jenis ini hanya akan
bekerja/ posisi switch berubah akibat terjadinya Trip Overload/OverCurrent/Fault lainnya. Fungsi Auxiliary

ini adalah untuk memberikan proteksi tambahan agar bila terjadi Fault/ semacamnya maka motor
ACB/MCCB, MN,MX,XF akan secara automatis tidak dapat difungsikan kecuali di reset secara manual
atau melalui Remote Reset.
MCH = GEAR MOTOR/MOTOR MECHANISM
Sistim Operasi : Berupa Sistim mekanik dan Motor yang berfungsi untuk menyiapkan spring
mekanik dalam keadaan siap untuk dioperasikan ON (Close) atau OFF (Open). Biasanya sudah dilengkapi
dengan fasilitas pemutus tegangan bila kondisi motor sudah selesai tugasnya, maka motor tidak akan
bekerja lagi. Fasilitas lain yang tersedia adalah biasanya Motor MCCB/ACB setelah melakukan
reset/ Energize, maka motor akan berhenti sendiri, tetapi kadang-kadang dilengkapi dengan fasilitas
tambahan NO, sehingga apabila Motor selesai Energize maka akan keluar tegangan pula (Aux NO) yang
bisa dimanfaatkan lagi untuk Closing/Open ACB/MCCB melalui XF/MX.
Gambaran Perencanaan Panel Listrik

Membuat dan merakit panel-panel listrik seperti :


*Star Delta Motor Starter, Direct On Line Motor Starter, Autotransformer, Inverter, Soft
Starter
* Motor Control Center (MCC)
* Automatic Mains Failure (AMF)
* Automatic Transfer Switch (ATS)
* Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)
* Sub Distribution Panel (SDP)
* Distribution Panel (DP)
* Synchronizing Panel
* Capacitor Bank
* Pump Control Panel
* HVAC Control Panel
Low Voltage:
1.Magnetic Contactor
2.Thermal Overload Relay
3.Magnetic Motor Starter
4.Auxiliary Relay
5.Miniature Circuit Breaker (MCB)
6.Residual Current Circuit Breaker (RCCB)
7.Molded Case Circuit Breaker (MCCB)
8.Air Circuit Breaker (ACB)
9.Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
10.Manual Motor Starter
Medium Voltage:
1.Vacuum Circuit Breaker (VCB)
2.Vacuum Interrupter
3.Pole Mounted SF6 LBS
4.Vacuum Magnetic Contactor (VMC)
5.Power Fuse

Tabel Pengaman Arus

THYRISTOR
KELUARGA THYRISTOR
Istilah Thyristor berasal dari tabung Thyratron-Transistor, dimana dengan perkembangan teknologi
semikonduktor, maka tabung-tabung elektron yang bentuknya relatip besar dapat digantikan oleh tabungtabung transistor yang berukuran jauh lebih kecil tanpa mengurangi kemampuan operasionalnya. Yang
termasuk dalam keluarga thyristor adalan Silicon Controlled Rectifier, Diac, Triac yang semuanya didasari
dari Dioda Lapis Empat (Four Layers Diode). Bahan dasar thyristor ini adalah dari silicon dengan
pertimbangan jauh lebih tahan panas dibandingkan dengan bahan germanium. Thyristor ini banyak
digunakan sebagai alat pengendali tegangan atau daya yang tinggi dengan kemampuan yang tinggi.
SILICON CONTROLLED RECTIFIER ( SCR )
Silicon Controlled Rectifier disingkat SCR dirancang untuk mengendalikan daya ac hingga 10 MW dengan
rating arus sebesar 2000 amper pada tegangan 1800 volt dan frekuensi kerjanya dapat mencapai 50 kHz.
Tahanan konduk dinamis suatu SCR sekitar 0,01 sampai 0,1 ohm sedangkan tahanan reversenya sekitar
100.000 ohm atau lebih besar lagi.

Konstruksi dasar dan simbolnya


SCR mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Anoda, Kathoda dan Gate dimana anoda berpolaritas
positip dan kathoda berpolaritas negatip sebagai layaknya sebuah dioda penyearah (rectifier). Kaki Gate
juga berpolaritas positip. Gambar dibawah ini memperlihatkan pengembangan konstruksi dan
diekuivalenkan dengan rangkaian kaskade transistor.

1. Penyulutan SCR
SCR dapat dihidupkan dengan arus penyulut singkat melalui terminal Gate, dimana arus gate ini akan
mengalir melalui junction antara gate dan kathoda dan keluar dari kathodanya. Arus gate ini harus positip
besarnya sekitar 0,1 sampai 35 mA sedangkan tegangan antara gate dan kathodanya biasanya 0,7 volt.
Jika arus anoka ke kathoda turun dibawah nilai minimum (Holding Current = IHO), maka SCR akan segera
mati (Off). Untuk SCR yang berkemampuan daya sedang, besar IHO sekitar 10 mA. Tegangan maksimum
arah maju (UBRF) akan terjadi jika gate dalam keadaan terbuka atau IGO = 0. Jika arus gate diperbesar
dari IGO, misal IG1, maka tegangan majunya akan lebih rendah lagi.
Gambar dibawah ini memperlihatkan salah satu cara penyulutan SCR dengan sumber searah (dc), dimana
SCR akan bekerja dengan indikasi menyalanya lampu dengan syarat saklar PB1 dan PB2 di ON kan
terlebih dahulu.

Triggering untuk penyulutan SCR dengan sumber dc ini tidak perlu dilakukan secara terus menerus, jika
saklar PB1 dibuka, maka lampu akan tetap menyala atau dengan perkataan lain SCR tetap bekerja.
Dibawah ini Memperlihatkan cara penyulutan SCR dengan sumber bolak-balik (ac).

Dengan mengatur nilai R2 (potensiometer), maka kita seolah mengatur sudut penyalaan (firing delay) SCR.
Untuk penyulutan SCR dengan sumber arus bolak-balik, harus dilakukan secara terus menerus, jadi saklar
S jika dilepas, maka SCR akan kembali tidak bekerja.
Gambar dibawah ini memperlihatkan bentuk tegangan dan pada terminal SCR dan beban. Pengendalian
sumber daya dengan SCR terbatas hanya dari 00 sampai 900.

2. Pengujian SCR
Kondisi SCR dapat diuji dengan menggunakan sebuah ohmmeter seperti layaknya dioda, namun
dikarenakan konstruksinya pengujian SCR ini harus dibantu dengan penyulutan kaki gate dengan pulsa
positip. Jadi dengan menghubung singkat kaki anoda dengan gate, kemudian diberikan sumber positip dari
meter secara bersama dan katoda diberi sumber negatipnya, maka akan tampak gerakan jarum ohmmeter
yang menuju nilai rendah penunjukkan ohm dan kondisi ini menyatakan SCR masih layak digunakan.
Sedangkan jika penunjukkan jarum menunjuk pada nilai resistansi yang tinggi, maka dikatakan kondisi
SCR menyumbat atau rusak.

DIAC
Istilah diac diambil dari Dioda AC yang merupakan salah satu dari keluarga thyristor dan termasuk dalam
jenis Bidirectional Thyristor. Diac mempunyai dua buah elektroda atau terminal dan dapat menghantar dari
kedua arah oleh karenanya diac dianggap sebagai homo atau non-polar. Diac tersusun dari empat lapis
semikonduktor seperti dioda lapis empat. Gambar ini memperlihatkan ekuivalen dan simbol diac.

1. Prinsip kerja Diac


Diac mempunyai impedansi yang tinggi dalam dua arah,guna mencapai titik konduknya diperlukan
tegangan antara 28 sampai 36 volt. Kita perhatikan gambar a diatas, jika tegangan diberikan pada diac
menyamai atau melebihi tegangan konduknya, maka salah satu saklar akan menutup, demikian sebaliknya
untuk kondisi yang sama salah satu saklarnya juga akan menutup.
2. Identifikasi Diac
Karena homopolar, maka untuk menentukan kaki diac adalah sama saja baik yang kiri maupun yang kanan.
Bentuk fisiknya menyerupai dioda rectifier dengan ciri-ciri seperti yang digambarkan ini.

Sistem pengkodeannya tergantung dari pabrik pembuatnya, sebagai contoh Motorola mengeluarkan tipe
1N5758 sampai 1N5761 sedangka PhilipsAustralia mengeluarkan tipe BR100.

3.Penggunaan Diac dalam rangkaian


Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya, misalnya pemicu TRIAC.
Gambar dibawah ini memperlihatkan salah satu contoh rangkaian yang melibatkan Diac.

TRIAC
Triac dipersiapkan untuk mengendalikan daya bolak-balik secara penuh dari 0o hingga 180o. Triac
mempunyai tiga elektroda mirip dengan SCR, namun Triac dapat menghantarkan arus dalam dua arah.
Simbol dan konstruksi Triac diperlihatkan seperti pada gambar dibawah ini.

1. Penyulutan Triac
Gambar berikut memperlihatkan metoda penyulutan Triac secara sederhana, dimana pada rangkaian
tersebut kapasitor C akan mengisi muatannya lewat R1 dan R2 setiap setengah perioda.

Selama setengah perioda positip, MT2 akan akan lebih positip dari MT1, sehingga pelat atas kapasitor akan
bermuatan positip. Jika tegangan pada kapasitor muncul hingga mencapai harga yang mencukupi untuk
pemenuhan arus gate, maka Triac akan ON. Kecepatan pengisian kapasitor diatur oleh potensiometer R2,
dimana jika hambatannya besar, maka pengisiannya akan lambat sehingga terjadi penundaan penyalaan.
Jika nilai R2 kecil, maka pengisian kapasitor akan lebih cepat dan arus yang mengalir ke beban akan tinggi.
Metoda lain adalah dengan melibatkan piranti Diac seperti terlihat pada gambar dibawah ini. dimana sering
terdapat Triac yang dikemas bersama Diac dalam satu chip dan dikenal dengan nama Quadrac.

Diposkan oleh MUSTAFA di 22:49 1 komentar

TRANSISTOR
TRANSISTOR BIPOLAR
Transistor adalah piranti elektronik yang menggantikan fungsi tabung elektron-trioda, dimana
transistor ini mempunyai tiga elektroda , yaitu Emitter, Collector dan Base. Fungsi utama atau tujuan utama
pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat
digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah
merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P dan N seperti digambarkan dibawah ini.

Sedangkan gambar rangkaian penggantinya sama dengan dua buah dioda yang dipasang saling
bertolak seperti terlihat dibawah ini.

Berikut memperlihatkan beberapa bangun fisik dan konstruksi transistor bipolar, dikatakan bipolar
karena terdapat dua pembawa muatan , yaitu elektron bebas dan hole. Sedangkan jenisnya ada dua macam,
yaitu jenis PNP dan NPN yang simbolnya diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Bangun fisik dan konstruksi transistor bipolar

Simbol transistor
Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara pemberian biasnya saja.
Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan, namun pada dasarnya karena transistor ini tidak
tahan terhadap temperatur, maka tabungnya biasanya terbuat dari bahan logam sebagai peredam panas
bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas (heat-sink).
1. PENENTUAN ELEKTRODA TRANSISTOR
Spesifikasi transistor yang lengkap dapat anda peroleh dari buku petunjuk transistor, dimana dalam
buku tersebut akan anda peroleh karakteristik fisik dan listrik suatu jenis transistor bahkan dilengkapi
dengan transistor ekuivalennya. Berikut ini adalah gambaran spesifikasi transistor yang banyak digunakan
khususnya dalam penentuan elektroda dari transistor tersebut.

2. PENGKODEAN TRANSISTOR
Hampir sama dengan pengkodean pada dioda, maka huruf pertama menyatakan bahan dasar
transistor tersebut, A = Germaniun dan B = Silikon, sedangkan huruf kedua menyatakan penerapannya.
Berikut

ini

C
D

huruf-huruf

=
=
=
=

kedua

transistor
transistor

F
L

adalah

dimaksud

frekuensi

daya

untuk

transistor
transistor

yang

frekuensi
frekuensi

daya

frekuensi

Contoh penerapan kode ini diantaranya adalah BF 121, AD 101, BC 108 dan ASY 12.

:
rendah
rendah
tinggi
tinggi

3. PENGUJIAN TRANSISTOR
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat menguji
kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu multitester.
Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu :
a. Salah pemasangan pada rangkaian
b. Penangan yang tidak tepat saat pemasangan c. Pengujian yang tidak professional Sedangkan
kemungkinan kerusakan transistor juga ada tiga jenis, yaitu : a. Pemutusan b. Hubung singkat
c. Kebocoran Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi
kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
4. NILAI BATAS SUATU TRANSISTOR
Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahan semikonduktor akan berubah sifat jika menerima panas
yang berlebihan. Suhu maksimal sutu transistor Germanium adalah sekitar 75o C sedangkan jenis Silikon
sekitar 150o C. Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu
maksimalnya tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan Heat Sink atau
dengan kipas kecil (Fan). Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga
temperatur solder dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna pengalihan
penyaluran panas. Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan bantuan Pasta Silikon
yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu biasanya pendingin tersebut diberi
cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
5. PENGGUNAAN TRANSISTOR
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat menguji kemungkinan
kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu multitester. Kemungkinan terjadinya
kerusakan
a.
b.
c.
Sedangkan

transistor

ada

Salah
Penangan

penyebab

pemasangan
yang

Pengujian
kemungkinan

tiga
tidak

pada
tepat

yang
kerusakan

transistor

a.
b.

yaitu

rangkaian
saat

pemasangan

tidak
juga

ada

professional
tiga

jenis,

yaitu

Pemutusan
Hubung

c.

singkat
Kebocoran

Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi kita juga harus
melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
6. NILAI BATAS SUATU TRANSISTOR

Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahan semikonduktor akan berubah sifat jika menerima panas
yang berlebihan. Suhu maksimal sutu transistor Germanium adalah sekitar 75o C sedangkan jenis Silikon
sekitar 150o C. Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu
maksimalnya tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan Heat Sink atau
dengan kipas kecil (Fan). Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga
temperatur solder dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna pengalihan
penyaluran panas. Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan bantuan Pasta Silikon
yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu biasanya pendingin tersebut diberi
cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
7. PENGGUNAAN TRANSISTOR
Sebagaimana tujuan dari pembuatan transistor, maka transistor awalnya dibuat untuk menguatkan
(amplifier) signal-signal, daya, arus, tegangan dan sebagainya. Namun dikarenakan karakteristik listriknya,
penggunaan transistor jauh lebih luas dimana transistor ini banyak digunakan juga sebagai saklar elektronik
dan juga penstabil tegangan.

Transistor sebagai saklar


Dengan memanfaatkan sifat hantar transistor yang tergantung dari tegangan antara elektroda basis

dan emitter (Ube), maka kita dapat menggunakan transistor ini sebagai sebuah saklar elektronik, dimana
saklar elektronik ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik, seperti :
a.

Fisik

b.

Tidak

menimbulkan

relative
suara

jauh
dan

percikan

lebih
api

saat

kecil,
pengontakan.

c. Lebih ekonomis.

Transistor sebagai pengatur tegangan (Voltage-Regulator)

Diposkan oleh MUSTAFA di 21:59 1 komentar

DIODA SEMIKONDUKTOR
DIODA
Dioda berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda, dimana elektrodaelektrodanya tersebut adalah ANODA yang berpolaritas positip dan KATHODA yang berpolaritas negatip.
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan karakteristik
serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda
photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah
tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara
umum dioda ini disimbolnya

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini
dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial
dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada
keluarga Optoelectronic. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+)
dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, - Untuk
transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai penggandeng rangkaian
elektronik yang terisolir secara total. Simbol, bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada
gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan
cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan
majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA
Warna
Merah
Orange

Tegangan Maju
1.8 volt
2.0 volt

Kuning
Hijau

2.1 volt
2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat mengeluarkan
cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil
saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya terletak pada
persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya. Dalam
keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A
untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena
dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam
pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber
cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki
lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap
resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak
juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang
berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar
pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan
yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap
banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
6. MENGUJI DIODA
Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara pengujiannya, yaitu :
1. Pengujian dengan Multitester (Ohmeter)
2. Pengujian dengan Continous Tester
3. Pengujian dengan batere + lampu pijar
4. Pengujian dengan batere + loudspeaker
7. Menguji dioda dengan Ohmmeter
Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog/ digital. Multitester atau Avometer
Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan (ohmmeter) dimana jenis ohmmeter yang digunakan
biasanya ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang dalam meter berlawanan
polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai
polaritas negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter mempunyai polaritas positip batere.
I N G A T !!! POLARITAS TERMINAL METER BERLAWANAN DENGAN
POLARITAS BATERE DI DALAMNYA

Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalah sebagai
berikut :
1. Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
2. Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
3. Hubungkan terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest sedangkan
terminal (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini adalah reverse)
4. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak. Namun
jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).
5. Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan negatip
meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini adalah forward).
6. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak. Namun jika
dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda putus (rusak).
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pengantar
SELALU ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss).
Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan / potensi kecelakaan kerja harus dicegah /
dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius
oleh seluruh komponen pelaku usaha
Secara

umum

penyebab

kecelakaan

di

tempat

kerja

adalah

sebagai

Kelelahan

berikut:
(fatigue)

- Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
- Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah
kurangnya training
- Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Secara

garis

besar,

bahaya/resiko

dikelompokkan

menjadi

tiga

kelompok

yaitu:

1. Bahaya/ resiko lingkungan


Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan,
panas/ termal, cahaya dan pencahayaan. dll.
2. Bahaya/ resiko pekerjaan/ tugas

Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan,
getaran, faktor ergonomi, dll.

3. Bahaya/ resiko manusia


Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja,
Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan,

pelatihan, dsb

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

PENYEBAB KECELAKAAN OLEH FAKTOR MANUSIA


Jenis penyebab kecelakaan
prosentase
Sikap Kerja yang tidak tepat
14%
Kegagalan mengenal bahaya potensial
12%
Kegagalan perkiraan jarak dan kecepatan
12%
Sikap selalu menggampangkan
10%
Sikap tidak bertanggung jawab
8%
Kegagalan perhatian yang konstan
8%
Rasa takut gagal
6%
Penglihatan tidak sempurna
4%
Gangguan-gangguan organis
4%
Reaksi lambat
4%
Tekanan darah tinggi
2%
Rasa rendah diri
2%
Tekanan mental dan rasa selalu was-was
2%
Kelelahan phisik
2%
Tidak berpengalaman
2%
Perhatian terhadap lingkungan yang tidak
2%
sempurna
6%
Lain-lain

Contoh kejadian
Seringkali seseorang mengira dirinya telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang bising manakala
tidak merasa terganggu lagi dengan tingkat kebisingan yang pada awalnya sangat mengganggu dirinya.
Jika hal yang sama terjadi pada anda, HATI-HATI! Mungkin fungsi pendengaran anda mulai terganggu...
Indikator

adanya

(potensi)

gangguan

kebisingan

beresiko

tinggi

diantaranya:

1. Terdengarnya suara-suara dering/ berfrekuensi tinggi di telinga


2. Volume suara yang makin keras pada saat harus berbicara dengan orang lain
3. Mengeraskan sumber suara hingga tingkatan tertentu yang dianggap oleh seseorang sebagai
kebisingan
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA
1. Pakaian kerja
2. Sabuk pengaman (safety belt)
3. Topi atau helm pengaman (safety helmet)
4. Sepatu kerja
5. Alat penutup telinga
6. Sarung tangan
7. Kaca mata
8. Masker hidung
9. Alat bantu pernafasan (breathing apparatus)

10. Penutup dada untuk las listrik


11. Jas hujan

MEMBANGUN BUDAYA K3 DITEMPAT KERJA


1. Budaya K3 merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diperlukan
untuk mendukung tercapainya Zero Injury Rates.
2. Ada 4 tahapan dalam membangun budaya K3.
3. Tahapan pertama dinamakakan reactive atau natural instincts, artinya
kita membutuhkan K3 setelah adanya kejadian/ cedera/ kecelakaan. Setiap
orang menjadi sibuk setelah ada kecelekaan.
4.

Tahapan

kedua

dinamakan

Dependent,

artinya

kita

melaksanakan

K3

apabila disuruh atau sedang diawasi/ disupervisi oleh pimpinan kita.


5. Tahapan ketiga dinamakan Independent, artinya kita melaksanakan K3
hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
6. Tahapan keempat adalah Interdependent, artinya kita melaksanakan K3
bukan

hanya

untuk

kita

sendiri,

akan

tetapi

kita

akan

saling

mengingatkan/ memperhatikan apabila ada sesama rekan sekerja ada yang


lupa/ lalai dalam menerapkan budaya K3.
7. Mengelola perubahan dimulai dari adanya rasa memiliki K3, Nilainilai

K3

diterima

sebagai

bagian

dari

nilai

korporasi

perusahaan,

adanya pemahaman semua kejadian/ cedera/ kecelakaan bisa dicegah, dan


manusia adalah unsur yang paling kritis dalam suksesnya sebuah program
K3.
8. Marilah kita membuka diri, baik sebagai pribadi, unit kerja, atau
lebih

luas

lagi

diperusahaan

tahapan K3 yang mana ?.

Instrumen pengukuran

kita,

pada

saat

ini

kita

berada

pada

PERENCANAAN PLTMH
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan PLTMH :
1.Tinggi jatuhan air (head).
2.Sumber air yang tersedia sepanjang tahun.
3.Bendungan atau kolam penampung air.
4.Saluran air : bagian pembawa air dari ketinggian tertentu sehingga dapat digunakan menentukan debit
dan kecepatan air.
5.Turbin
6.Generator
Parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin :
a. Tinggi jatuh air efektif (net head) dan debit
b. Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia
c. Kecepatan turbin yang akan ditransmisikan ke generator

Contoh Daya terbangkitkan :


1. DAYA TERBANGKIT
P=..g.Q.H
= 0,65 x 1 x 9,81 x 0,95 x 14,85 = 100 k Watt
2. PEMILIHAN TURBIN

3. PRODUKSI ENERGI TAHUNAN


E = 100 KWX 300 Hari/Thn X 24 Jam
= 720.000 kWH / Tahun.

Data Name Plate motor

Name Plate
Data Plat Nama sebagai data penting
Plat Nama atau Name Plate memuat data2 spesifikasi mekanis dan elektris, sangat penting
sebagai informasi yang diperlukan jika kita akan mengganti motor yang sudah ada, atau
mengganti dengan merk lain atau spesifikasi lain. Mengganti ini bertujuan mencari merk
berbeda yang lebih baik kwalitas / effisien / murah / power lebih kecil/besar dll, tetapi tidak
merubah dan cocok dengan fondasi yang ada.
Standard sangat penting untuk dipahami agar tidak mengakibatkan kesalahan fatal yang
mengakitkan kerugian besar.
Contoh plat nama

Data2 penting al :
1 . Data pabrikan
Nomor Katalog
Model motor
Type
2. Data Elektrik
Phase
HP / KW
Hz / Frequency
RPM / putaran per menit
Voltage / Tegangan
Amperage (F.L.A) full load motor current
Power Factor
Maximum ambient temperature in centigrade (+40.C = 104.F)
Temperature Rise
Service Factor
Altitude
Duty Rating
Insulation Class
Code - indicate kVA / horsepower
3. Data mekanis
Frame
Contoh dari LESSON ELECTRIC MOTOR
Penjelasan singkat sbb:

1. Data Pabrikan
Nomor Katalog
CAT.NO/PART.NO 120086.00
Nomor yang di buat oleh pabrikan motor berdasarkan standard penomoran pabrik itu sendiri
yang berupa Katalog. Nomor ini untuk memudahkan pencarian data di catatan. Pada
prinsipnya nomor tsb mewakili spesifikasi motor tsb, sehingga tidak harus menulis semua
spesifikasi secala lengkap, Nomor katalog sebuah pabrikan tidak sama dengan pabrikan lain.
Model motor
Model : C145T34FB2C
Biasanya di tulis terdiri dari kumpulan angka dan huruf. Nomor ini di buat oleh pabrikan
motor berdasarkan standard pabrik itu sendiri. Nomor ini untuk memudahkan komunikasi
tehnik antara pabrikan dan pembeli. Pada prinsipnya nomor tsb mewakili semua spesifikasi
motor tsb, sehingga tidak harus menulis semua spesifikasi secara lengkap, karena setiap
angka atau huruf ada artinya.
Nomor model sebuah pabrikan tidak sama dengan pabrikan lain, karena masing2
mempunyai cara penulisan atau sistem yang berbeda-beda.
2. Data Elektrik
* Phase
Phase harus jelas di sebutkan jumlah, apakah 1 atau 3. Kebanyakan motor dibuat 3 phase
dan juga di tulis hubungan dalam windingnya, star atau delta atau gabungan. Motor2 kecil
dibawah I KW dibuat dengan 1 phase.
* HP / KW
Kapasitas keluaran tenaga mekanis pada putaran penuh motor.
NEMA menyatakan dengan Hp sedang IEC lebih senang menyatakan dengan KW., atau
kadang pabrikan menulis keduanya.
Motor 746 watt memproduksi 1 Hp, jika motor dapat mencapai efisiensi 100%, tetapi motor
hanya dapat mencapai efisiensi +/ 84% maka memerlukan konsumsi 100/84 x 746 = 888
watt.
Jumlah watt yang terpakai sebesar 746 watt dan yang 142 watt merupakan kerugian akibat
panas,friction dll.
Out put Motor = 888 watt x 0,84 = 746 watt = 1 HP
* Hz / Frequency
Hz 50/60
Artinya motor dapat dihubungkan dengan 50 Hz ataupun 60 Hz.
Di Amerika frekwensi tenaga jaringan listrik memakai F = 60Hz sedangkan di Indonesia,
Eropa, Jepang dan negara lain memakai F = 50Hz. Frekwensi berhubungan langsung dengan
jumlah putaran yang dihasilkan oleh motor tsb. Oleh sebab itu haruslah hati2 dalam
menentukan membeli motor.
Bab khusus mengenai pengaruh pemakaian frekwensi yang berbeda dengan yang tertera di
nameplate dibahas pada bab lain.
* RPM / Putaran per menit
RPM 3450 / 2850
Artinya jika motor dihubungkan dengan 60Hz menghasilkan putaran 3450 Rpm, dan jika
dihubungkan dengan 50 Hz putaranya 2850 Rpm.
Putaran motor ditentukan oleh jumlah kutub dan frekwensi jaringan listrik yang ada. Jadi
meski yang tertulis di plat-nama 3600 Rpm, jika di pasang di jaringan berbeda frekwensi
putaran akan berbeda.

PROTEKSI TRAFO TENAGA


A. RELE PROTEKSI TRAFO TENAGA DAN FUNGSINYA
Jenis RELE proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut :

1. RELE ARUS LEBIH ( OVER CURRENT RELAY )


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan singkat
antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator.
Juga diharapkan RELE ini mempunyai sifat komplementer dengan RELE beban lebih.
RELE ini berfungsi sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya.

2. RELE DIFFERENSIAL
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubungan
singkat yang terjadi didalam daerah pengamanan transformator.

3. RELE GANGGUAN TANAH TERBATAS ( Restricted Earth fault Relay )


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didaerah
pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak
dapat dirasakan oleh RELE differnsial.

4. RELE ARUS LEBIH BERARAH


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan antara fasa
dan tiga fasa dan bekerja pada arah tertentu.

5. RELE GANGGUAN TANAH.


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator gangguan hubung tanah,
didalam dan diluar daerah transformator.

6. RELE TANGKI TANAH


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung singkat antar
kumparan fasa dengan tangki tronsformator dan transformator yang titik netralnya di
tanahkan .

7. RELE SUHU
RELE ini adalh RELE mekanis yang berfungsi mendektesi suhu minyak dan kumparan
secara langsung yang akan membunyikan alarm serta mengeluarkan PMT. RELE suhu
ini dipasang pada semua transformator.

8. RELE BEBAN LEBIH.

RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan
yang menggunakan untuk sirkit simulator untuk mendeteksi kumparan transformator
yang

pada

tahap

pertama

membunyikan

alarm

dan

pada

tahap

berikutnya

menjatuhkan PMT.

9. RELE BUCHOLZ
RELE ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan
( bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator.

10. RELE JANSEN


RELE ini berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( tap changer ) dari
transformator.

11. RELE TEKANAN LEBIH ( Sudden Pressure Relay )


Bagi transformator tanpa konservator dipasang RELE tekanan mendadak yang
dipasang pada tangki dan bekerja dengan pertolongan membrane. RELE ini dipasang
pada semua transformator.
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator tekanan lebih.
B. RELE PROTEKSI PENGHANTAR DAN FUNGSINYA
Jenis RELE proteksi pada penghantar adalah sebagai berikut :

1. RELE JARAK
RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar fasa maupun,
gangguan hubung tanah.

2. RELE DIFFERNSIAL PILOT KABEL


RELE ini berfungsi untuk memproteksi SKTT dan juga SUTT yang pendek terhadap
gangguan antar fasa, maupun gangguan hubung singkat.

3. RELE ARUS LEBIH BERARAH


RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar fasa, dan hanya
bekerja pada satu arah saja. Karena RELE ini dapat membedakan arah arus gangguan.

4. RELE ARUS LEBIH


RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT atau SKTT terhadap gangguan antar fasa,
maupun gangguan hubung tanah dan RELE ini berfungsi sebagai pengaman cadangan
bagi SUTT atau SKTT .

5. RELE GANGGUAN TANAH BERARAH


RELE ini berfungsi untuk memproteksiSUTT terhadap gangguan hubung tanah

6. RELE GANGGUAN TANAH SELEKTIF


RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT ( saluran ganda ) terhadap gangguan
hubung tanah.

7. RELE TEGANGAN LEBIH


RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.

8. RELE PENUTUP BALIK ( RECLOSER )


RELE ini berfungsi untuk menormalkan kembali SUTT akibat gangguan hubungan
singkat temporer.
Sebagai

proteksi

utama

Busbar

adalah

RELE

DIfferensial,

yang

berfungsi

mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu
terdiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
1. Busbar tunggal ( Single Busbar ).
2. Busbar ganda ( Double Busbar ).
3. Busbar 1,5 PMT.
C. RELE PROTEKSI PENYULANG 20 KV.
Jenis Rele proteksi yang tedapat pada penyulang 20 kV adalah sebagai berikut :

1. RELE ARUS LEBIH ( Over Current Relay )


Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga .

2. RELE ARUS LEBIH BERARAH ( Directional OCR ).


Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga
fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja.Karena Rele ini dapat membedakan arah
arus gangguan.

3. RELE HUBUNG TANAH ( GROUND FAULT RELAY )


Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM atau SKTM dari gangguan tanah.

4. RELE BEBAN LEBIH ( OVER LOAD RELAY )

Rele ini dipasang pada SKTM yang berfungsi untuk memproteksi SKTM dari kondisi
beban lebih.

5. RELE PENUTUP BALIK ( RECLOSING RELAY )


Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga
fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja.Karena Rele ini dapat membedakan arah
arus gangguan.

6. RELE FREKWENSI KURANG ( UNDER FREQWENCY RELAY )


Rele ini berfungsi untuk melepas SUTM atau SKTM bila terjadi penurunan frekwensi
system.

Anda mungkin juga menyukai