Manajemen Syok Hipovolemik Pada Pasien Trauma
Manajemen Syok Hipovolemik Pada Pasien Trauma
Survey Primer
Mengorganisir team, Meenghubungi dokter bedah dan member tahu bank
darah.
AIRWAY
BREATHING
Lindungi
Mengontrol
jalan napas,
Jalan napas
Oksigen
amankan
Bagging
jika tidak
stabil.
Jalan napas
tambahan
sesuai
kebutuhan.
Pengendalia
n tulang
spinal
(Antisipasi
cedera
spinal)
CIRCULATION
DISSABILITY
Dapatkan
akses ke
vena
menggunaka
n IV kateter
besar
Tes Darah:
X-Match
FBC
EUC
Kreatinin
ABG
Blood
ETOH
Kontrol
pendarahan
eksternal
Menilai
status
neurologis
AVPU
o Peringatan
o Respon
rangsangan
vokal
o Respon
rangsang
nyeri
o Tidak
responsif
o
o
o
o
o
o
EXPOSURE/
ENVIRONMENT
Buka pakaian
pasien
Jaga suhu tubuh
TAMBAHAN
X-Ray:
o Dada
o Panggul
o Tengkuk
INGAT - TD dan HR tidak akan mengidentifikasi semua pasien trauma yang shock.
MENILAI - Riwayat dan perfusi indeks - ABG , defisit basa, laktat, Hb dan HCT.
Eksternal
Inspeksi visual
Tanda
Shock?
Rongga peritoneum
X-ray Panggul
dan/atau Fokus
Sonography
Abdomen dalam
trauma
Eksternal
Lakukan
Tekanan
Langsung
Laserasi
Sutura
Tulang Panjang
Bidai
Intervensi
Dada
Chest tube
Abdomen
Laparotomi
darurat
Rongga peritoneum
Stabilkan panggul
Eksternal
Angiogram darurat
Dengan adanya perdarahan yang tidak terkontrol dan penundaan lebih dari 30
menit untuk hoemostasis operasi, menginfus cairan aliquot kecil (100-200mls)
untuk menjaga tekanan darah sistolik antara 80-90mmHg. Gunakan dengan
hati-hati untuk lansia. Kontraindikasi pada pasien tidak sadar dengan tekanan
darah tidak teraba. Menjaga darah sistolik > 90mmHg bagi mereka dengan
cedera otak traumatis.