Tujuan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB I
AFMA NINDYA, ST DAN ARI AMRINAL PUTRA, ST
Pelatihan ETAP 7.5
BAB II
AFMA NINDYA, ST DAN ARI AMRINAL PUTRA, ST
Pelatihan ETAP 7.5
A. Power Grid
Adalah suatu jaringan yang saling terinterkoneksi untuk mendistribusikan
listrik dari pembangkit ke beban. Pada power grid terdapat beberapa generator
yang terhubung secara interkoneksi.
MVA sc
1000
=
=3.849 kA
kV x 3 150 x 3
B. Bus/Busbar
AFMA NINDYA, ST DAN ARI AMRINAL PUTRA, ST
Pelatihan ETAP 7.5
C. Saluran Transmisi
Adalah suatu media untuk mentransferkan daya dari pembangkit sampai ke
bus saluran distribusi.
D. Transformator
Adalah suatu peralatan kelistrikan yang dapat mentransfer daya dengan
frekuensi yang sama.
Pada trafo terdapat tap yang berfungsi untuk mengatasi masalah voltage drop
yang terjadi pada sistem.
AFMA NINDYA, ST DAN ARI AMRINAL PUTRA, ST
Pelatihan ETAP 7.5
E. Cable
Adalah suatu penghubung antar komponen sistem kelistrikan yang berupa
kawat dan dibungkus oleh isolator.
F. Trafo Distribusi 1
Adalah suatu peralatan kelistrikan yang dapat mentransfer daya dari saluran
transmisi ke beban dengan frekuensi yang sama.
G. Motor 1
Adalah suatu peralatan kelistrikan yang mengubah energi listrik menjadi
energi gerak.
H. Network
Adalah penyederhanaan dari single-line yang komplek dan terkoneksi dengan
sistem utama.
kVA
kW
150
176 kVA
cos 0.85
I. Trafo Distribusi 2
Trafo ini digunakan sebagai pendistribusian daya agar sampai ke beban
dengan tegangan 0.4 kV. Pada trafo ini terdapat 2 feeder yaitu motor dan lumped
load seperti gambar d bawah ini:
1. Trafo Distribusi 2
2. Motor 2
3. Lump 2
10
BAB III
PENGOPERASIAN LOAD FLOW PADA SOFTWARE ETAP 7.5
Simulasi load flow pada software ETAP 7.5 diperoleh dari single-line
diagram yang tersusun dari peralatan peralatan sistem kelistrikan yang
dijelaskan pada bab sebelumnya. Sehingga diperoleh bentuk single-line diagram
pada software ETAP 7.5 sebagai berikut:
11
12
BAB IV
MENGANALISA TENTANG TRAFO SIZING DAN VOLTAGE DROP
A. Trafo Sizing
Pada studi kasus ini, akan dilakukan setting kapasitas trafo yang dibutuhkan
oleh sistem. Pada trafo GI 1 dipasang kapasitas trafo sebesar 30 MVA. Untuk
melakukan studi trafo sizing dapat diperoleh kapasitas trafo sesuai dengan
kebutuhan sistem. Hal ini dilakukan perhitungan manual sebagai berikut:
Diketahui jumlah beban dan motor pada feeder trafo GI 1 yaitu 800 kW
sehingga diperoleh kapasitas trafo:
kVAtrafo
kW
800
941.2 kVA
cos 0.85
Besar kapasitas trafo diatas dilakukan input pada software ETAP 7.5
diperoleh hasil running load flow berwarna merah. Hal ini menandakan
pemilihan kapasitas trafo pada sistem tersebut tidak memperkirakan permasalahan
tentang toleransi, efisiensi dan safety factor pada trafo tersebut. Seperti
perhitungan dibawah ini:
kVAtrafo
2377.7 kVA
x cos
0.95 x 0.85
Besar kapasitas trafo diatas dilakukan input pada software ETAP 7.5
diperoleh hasil running load flow berwarna hitam. Hal ini menandakan pemilihan
kapasitas trafo sesuai dengan kebutuhan sistem. Trafo yang berwarna merah pada
running load flow menyatakan trafo tersebut meledak pada saat starting motor.
B. Voltage Drop
Permasalahan voltage drop pada setiap bus dapat dilakukan dengan mensetting tap trafo itu sendiri. Seperti single-line diagram saat running load flow
mengalami voltage drop disetiap bus seperti gambar dibawah ini.
13
14
V%
kVcalculated
145
x100
x100 96.67%
kVnominal
150
Hal ini sesuai dengan hasil running pada ETAP 7.5 sebagai berikut:
15
16
BAB V
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN RATING PERALATAN
PEMUTUS DAYA (CIRCUIT BREAKER)
17
18
Untuk keamanan operasi pada kondisi normal maka digunakan rating CB dengan
nilai In lebih besar dari 869,7 A misalnya 1250 A untuk keamanan operasi, karena
jika nilai In CB yang digunakan lebih kecil dari arus yang melewati CB tersebut
maka CB akan membuka jaringan dan akan terindikasi warna merah pada simulasi
ETAP seperti pada gambar di bawah ini :
19
Untuk menentukan arus nominal yang mengalir pada saluran akan berlaku
In
persamaan
KVA
3 kV cos .
20
Setelah itu pindahkan cursor ke toolbar short circuit analaysis seperti gambar
berikut :
21
Dengan memberikan gangguan tiga fasa simetris pada bus distribusi 2 maka
didapatkan arus gangguan sebesar 33,6 kA seperti gambar dibawah ini :
22
Untuk keamanan operasi, maka penggunaan CB yang tepat pada bus distribusi 2
ini adalah CB dengan rating diatas 33,6 kA misalnya 40 kA seperti gambar
dibawah ini :
23
Untuk menentukan arus nominal yang mengalir pada saluran akan berlaku
persamaan
Isc
MVAsc
3 kV .
24