Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini penggunaan terhadap energi dan sumber daya bumi sudah
sangat banyak. Usia bumi tidaklah muda. Salah satunya adalah penggunaan dan pemanfaatan
energi listrik. Energi listrik dihasilkan dari beberapa sumber energi yang terdapat di bumi ini.
Namun energi ini tidak selama nya akan kekal. Jika di gunakan tidak semestinya energi tersebut
akan habis.
Seluruh kegiatan manusia yang hidup di dalam bumi ini tidak lepas dari penggunaan
energi listrik. Seperti contoh ialah penggunaan komputer atau PC (Personal Computer). Saat ini
penggunaan komputer sangatlah penting untuk menunjang hampir semua kegiatan manusia yang
hidup di bumi ini. Penggunaan komputer yang tidak efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan
dapat mengakibatkan pemanasan lingkungan dan peningkatan penggunaan energi listrik.
Penggunaan komputer tidak hanya pada level personal, melainkan penggunaan komputer juga
terdapat di dalam level perusahaan yang berbasis IT. Penggunaan komputer pada level
perusahaan ini tentu saja sangat memakan energi yang banyak dan boros.
Komputer dan segala elemen pendukungnya disebut juga dengan istilah teknologi
informasi. Ada beberapa kalangan mengatakan penggunaan IT inilah yang menjadi salah satu
faktor terjadinya global warming. Namun ada pula beberapa kalangan yang mengatakan bahwa
IT lah sebagai alternatif untuk mengurangi global warming.
Dalam hal teknologi informasi yang dapat membantu pengurangan global warming maka
teciptalah istilah green computing. Secara umum pengertian green computing ialah penggunaan
komputer secara efektif dan efisien, yaitu meminimalkan penggunaan energi listrik dalam
penggunaan komputer.
Green computing merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pemborosan energi,
mengurangi penggunaan daya yang berlebihan, memanfaatkan material yang dapat digunakan
kembali, dan mengurangi pemakaian bahan-bahan atau material yang tidak ramah lingkungan.
Praktik green computing dimaksudkan untuk melakukan pengefesienan dalam pemakaian
seumber energi tanpa menganggu sumber daya energi untuk kedepannya.
Sebagai pengguna IT hendaknya kita harus mengerti dampak-dampak yang akan terjadi
jika menggunakan teknologi tanpa mengetahui batas-batasan yang akan mengakibatkan
kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Praktik green computing tidak melulu tentang
penghematan energi san sebagainya. Namun juga dapat di lihat dari software, perangkat yang di
gunakan dalam IT. Karena semua perangkat dalam IT memilki spesifikasi yang berbeda. Baik
dari konsumsi energinya dan juga kegunaanya.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah :

Mengetahui sejarah green computing


Mengetahui apa saja penyebab global warming
Dampak green computing
Perancangan green computing dengan teknologi virtualisasi
Green computing penerapannya bagi diri sendiri
Manfaat sistem daur ulang pada green computing
Green computing dalam marketing
Green computing dalam penerapan sekolah
Penghematan biaya dalam praktik green computing
Konsumsi energi dalam praktik green computing

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang ingin di raih di dalam pembuatan makalah tentang green computing adalah
sebagai berikut :
Menjelaskan sejarah green computing tersebut
Untuk memahami penyebab global warming
Untuk mengetahui dampak dari penerapan green computing
Menjelaskan metode-metode apa saja penerapan green computing
Menjelaskan manfaat dari sistem daur ulang dalam green computing
Menjelaskan penghematan biaya yang dapat dilakukan dalam praktik green computing
Menjelaskan penghematan penggunaan energi dalam green computing
Sedangkan manfaat di dalam penulisan makalah green computing adalah sebagai
berikut :
Agar khalayak banyak mengetahui apa itu green computing
Agar para pengguna IT menjadi lebih peka terhadap dampak global warming
Penggunaan limbah elektronik dapat di efektivitaskan.
Metode-metode yang dijelaskan dalam praktik greeen computing sekiranya dapat di realisasikan
dalam penerapannya
Pengguna IT agar sekiranya dapat menghemat biaya dalam penggunaan berbagai perangkat IT
Pengguna IT dapat menghemat penggunaan daya listrik yang digunakan.
Menjaga kelestarian akan lingkungan sekitar

1.4 Metodologi Penulisan


Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan. Studi
kepustakaan adalah metodologi penelitian dengan cara mempelajari jurnal, buku, artikel, skripsi,
maupun referensi yang ada yang berhubungan dengan judul penulisan yang sedang di bahas.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan
manfaat dari karya tulis, metode penelitian yang digunakan penulis dan sistematika penulisan
yang digunakan dari karya tulis ini.

BAB 2: LANDASAN TEORI


Dalam bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan Green
Computing.
BAB 3: PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah Green Computing, perancangan sistem Green
Computing dengan menggunakan teknologi virtualisasi untuk efisiensi energi, Green Computing
di Diri Sendiri, Masalah yang kerap terjadi pada computer desktop.
BAB 4: PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dari penulisan karya tulis yang memberikan kesimpulan serta saran
saran yang mungkin akan berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan dan dapat digunakan
sebagai pengembangan di masa yang akan datang.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Green Computing
Menurut Tripathi, Praveen (2012, p174-177) dalam jurnal berjudul Green Computing as
a Mandatory Revolution For Proper End of Life. Green Computing merupakan studi dan
realisasi dalam penggunaan sumber daya komputasi secara efisien serta ramah lingkungan.
Komputer tentu telah sangat merusak lingkungan, Produsen komputer telah mencari solusi green
untuk membantu melindungi lingkungan dari komputer dan limbah elektronik dengan berbagai
cara, Energy Star telah memulai Green Computing yaitu gerakan dengan mempertahankan
kontrol pada penggunaan bahan beracun, konversi energi yang terbuang oleh komputer seperti
mesin pada saat idle (waktu di saat sebuah piranti dalam kondisi statis. Dengan kata lain piranti
itu hidup, tetapi tidak dapat dipakai untuk bekerja). Hal ini jelas merupakan upaya untuk
menyebar kebutuhan dasar green computing untuk melindungi lingkungan.
Menurut Kaseya (2008, p1) dalam bukunya yang berjudul Green Computing: Using IT
Automation to Achieve Energy Efficiency, green computing adalah praktek pelaksanaan kebijakan
dan prosedur dengan meningkatkan efisiensi sumber daya komputasi sedemikian rupa untuk
mengurangi dampak lingkungan dari pemanfaatannya. Green computing didirikan pada triple
bottom line, prinsip ini mendefinisikan kesuksesan suatu perusahaan berdasarkan kinerja
eknomi, lingkungan dan sosial.
2.2 Solusi Green Computing
Menurut Vithoba, Nayak, dan More (2010, p52-53) dalam jurnal berjudul Solution for
Green Computing, green computing memiliki beberapa solusi di dalam pemakaiannya, antara
lain:

1. Energy Efficiency
Memaksimalkan pemakaian daya listrik sistem komputasi serta mengurangi penggunaan sistem
selama puncak periode waktu.
2. Employing thin Clients
Sistem ini memanfaatkan hanya fungsi komputasi dasar dan kadang-kadang mempekerjakan
boot jaringan untuk memuat sistem operasi dari server, serta memanfaatkan sistem remote untuk
melakukan kegiatan pengolahan utamanya.
3. Remote Administration
Memungkinkan administrator dalam kemampuan membuat akses jarak jauh, monitor dan sistem
perbaikan signifikan untuk mengurangi kebutuhan dalam perjalanan fisik ke kantor yang
lokasinya jauh dari lokasi pelanggan.
4. Reducing Paper Waste
Untuk membuat kantor tanpa kertas, maka penggunaannya harus dikurangi semaksimal
mungkin. Komputer memiliki jauh dari penyebab yang meningkatkan produksi kertas dan
sampah kertas lainnya. Cara untuk mengurangi limbah kertas dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti cetak dokumen (print) sesedikit mungkin atau ketika sangat dibutuhkan, preview
dokumen, minimalkan jumlah hard copy dan kertas draft yang dibuat, menyimpan dokumen
kedalam flash disk daripada mencetak

5. Reusing and Recycling


Adarsh College & Lembaga di kota Hingoli menghasilkan banyak toner printer, cartridge tinta
jet dan baterai yang tahan selama satu tahun. Daripada membuangnya, mereka dapat didaur
ulang agar menghemat sumber daya dan mengurangi polusi dan limbah padat.
6. Telecommuting
Menyediakan fasilitas yang diperlukan unuk memungkinkan kemampuan karyawan bekerja dari
rumah sehingga mengurangi emisi transportasi
7. Generasi Green Power

Banyak perusahaan yang telah memilih untuk menerapkan pembersihan, sumber energi terbaru
seperti matahari dan angin untuk sebagian atau keseluruhan kekuatan bisnis
Dari semua ini, Energy Efficiency menyediakan potensi terbesar untuk cepat kembali
atas investasi, kemudahan implementasi dan pembenaran keuangan. Beberapa solusi komersial
untuk meningkatkan efisiensi komputasi energi baru-baru ini menjadi tersedia.
2.3 Hardware
2.3.1 Pengertian Hardware
Menurut Reynold dan Stair (2008, p2) dalam bukunya berjudul Principles of Information
Systems, 8th Edition, hardware terdiri dari setiap mesin (sebagian besar yang menggunakan
sirkuit digital) yang membantu dalam pengolahan, input, penyimpanan dan output kegiatan dari
Sistem Informasi (SI). Pertimbangan utama dalam membuat hardware dalam sebuah bisnis
adalah bagaimana hardware dapat digunakan untuk mendukung tujuan sistem imformasi dan
tujuan organisasi.
2.3.2 Komponen Hardware
Menurut Fatima (2005, p4) dalam bukunya yang berjudul Computer Hardware,
komponen hardware terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Motherboard
Motherboard atau sering disebut mainboard merupakan perangkat komputer yang berfungsi
sebagai tempat perangkat-perangkat antara lain: processor, memory, VGA card, Sound card dan
LAN card. Setiap perangkat memiliki slot tersendiri yang memungkinkan perangkat tersebut
melekat di motherboard. Di dalam motherboard terpasang berbagai jenis slot untuk
menghubungkan dengan hardware atau komponen-komponen komputer seperti processor, RAM
(Random Access Memory), hardisk, optical drive dan lain-lain. Motherboard berfungsi sebagai
penggerak komponen komputer agar dapat bekerja bersama-sama.
2. Processor
Processor sering dianggap sebagai mesin komputer. Processor membaca perintah dari memory
dan kemudian mengeksekusinya. Pada setiap kebutuhan processor melakukan tindakan sesuai
untuk melakukan sebuah instruksi atau bagian lainnya.
3. Hard Disk Drive
Sebuah hard drive terbuat dari piring berputar terdiri dari aluminium atau keramik yang dilapisi
dengan media magnetik. Cakram tersebut datang dalam berbagai ukuran. Hard drive dengan
banyak kapasitas penyimpanan yang berbeda dapat diciptakan tergantung pada kerapatan, ukuran
dan jumlah cakram. Ada beberapa program di sistem yang tidak dapat disimpan dalam RAM,
sehingga membutuhkan memori sangat besar. Yang dapat digunakan untuk menyimpan semua
program dan data ketika sistem tidak dapat digunakan disebut disk drive.
4. Primary Memory

Primary memory sering disebut sebagai RAM (Random Access Memory). Dalam hal ini primary
memory memegang semua program dan data processor menggunakan waktu tertentu, contohnya,
apabila listrik padam maka komputer juga akan padam, sehingga apa yang tersimpan didalamnya
akan terhapus. Oleh sebab itu perlu menyimpannya ke media permanen seperti hard drive
bersifat volatile untuk menghindari kehilangan data saat listrik padam. Jenis lain dari sistem
memori adalah ROM (Read only Memory) bersifat permanen karena isinya tidak akan terhapus
bahkan ketika power dimatikan.
2.4 Green Hardware
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p10) green product (green hardware)
merupakan konsumsi energi dengan membuat perubahan kecil pada bagaimana cara kita
menggunakan komputer. Sebagian besar desktop komputer harus terus berjalan, bahkan ketika
mereka tidak sedang digunakan, karena pengguna kadang-kadang meninggalkan desktop mereka
meski masih dalam keadaan aktif atau menyala, hal itu yang dapat membuang listrik. Komputer
juga dapat menghasilkan panas dan memerlukan pendinginan tambahan, yang dapat menambah
total konsumsi data dan biaya.
2.5 Pendekatan Holistik Green IT

1.
2.
3.
4.
5.

Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p7) untuk efisiensi dampak lingkungan
pada TI diharuskan mengadopsi sebuah pendekatan holistik yang terdiri dari:
Green Design
Merancang energi dan lingkungan efisien yang terdiri dari komponen komputer, server dan
cooling equipment.
Green Manufacturing
Manufaktur komponen elektronik, komputer dan subsistem lainnya dengan minimal atau tidak
adanya dampak terhadap lingkungan
Green Disposal
Memperbarui dan menggunakan kembali komputer lama atau tua serta mendaur ulang komputer
dan peralatan elektronik lainnya
Green standards and Metrics
Kebutuhan untuk mempromosikan, membandingkan dan benchmarking inisiatif keberlanjutan,
produk, servis, serta praktiknya.
Green IT Strategies and Policies
Efektifitas dan strategi serta kebijakan-kebijakan (policies) menambah nilai dan fokus pada
manfaat jangka pendek serta jangka panjang. Ini merupakan strategis dan praktik bisnis yang
selaras juga sebagai komponen kunci Green IT.
2.6 Global Warming and Climate Change
Secara umum global warming adalah adalah peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi
karena efek gas rumah kaca, seperti emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil

atau dari deforestasi, yang menjebak panas yang jika tidak akan melarikan diri dari bumi. Ini
adalah jenis efek rumah kaca.
Menurut Budianto (2000:195) dalam Rajaguguk, E dan Ridwan K (2001) perubahan
iklim global (climate change) sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi
karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang
dipancarkan oleh bumi.
Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1) mendefinisikan perubahan iklim adalah
berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sector kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak
terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.
LAPAN (2002;1) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu
atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala
global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah Bumi secara keseluruhan.
Definisi yang umumnya diterima adalah berdasarkan pasal 1 Konvensi PBB mengenai
Perubahan Iklim yang menyatakan : Perubahan iklim ialah berubahnya iklim yang diakibatkan
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi
atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang
teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
2.7 Cloud Computing
Menurut Peter Mell dan Timothy Grance (2012:2) definisi Cloud Computing
adalah sebuah model yang memungkinkan untuk ubiquitous (Diamanapun dan
kapanpun), Nyaman, On-demand akses jaringan ke sumber daya komputasi (contoh:
jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat dirilis atau
ditambahkan. Cloud Computing sebagai suatu layanan teknologi informasi yang
dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan berbasis jaringan/internet. Dimana suatu
sumber daya, perangkat lunak, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan
oleh komputer lain yang membutuhkan. Cloud computing mempunyai dua kata
Cloud dan Computing. Cloud yang berarti internet itu sendiri dan Computing
adalah proses komputasi.
Ada empat Model mengembangan cloud :
1. Public Cloud
Jenis Cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya.
2. Private Cloud
Merupakan infrastruktur layanan Cloud, yang dioperasikan hanya untuk
sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur Cloud itu bisa saja dikelola oleh
sebuah organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site 11
ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu
memiliki/mengelola private Cloud ini.

3. Community Cloud
Dalam model ini, sebuah infrastruktur Cloud digunakan bersama-sama oleh
beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari
sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
4. Hybrid Cloud
yang menggabungkan baik public dan private. Untuk jenis ini, infrastruktur
Cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur
Cloud (private, community, atau public). meskipun secara entitas mereka
tetap berdiri sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi / mekanisme yang
memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar Cloud itu. Misalnya,
mekanisme loadbalancing yang antar Cloud, sehingga alokasi sumberdaya
bisa dipertahankan pada level yang Optimal.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.2

Sejarah Green Computing


Pada tahun 1992 US Enviromental Protection Agency merilis program Energy Star, yaitu
program promosi dan penghargaan bagi penerap efesiensi pada teknologi monitor, pengontrol
iklim, dan teknologi lain. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability
(keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental
impact (pengaruh lingkungan). Energy Star ini menciptakan sleep mode atau mode tidur pada
fungsi monitor komputer. Green Computing adalah istilah yang diciptakan tidak lama setelah
program Energy Star muncul sebagai konsep IT efisiensi energi dan ramah lingkungan yang
dikembangkan mencakup solusi thin client, energy cost accounting, virtualization practices,
electronic waste, dan lainnya.

3.1.2 Penyebab Terjadinya Global Warming pada Dunia Saat ini


Isu global warming adalah isu yang ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia.
Pemanasan global yang dipicu gas rumah kaca yang membuat sinar matahari dipantulkan
kembali kebumi. Akibatnya kutub utara meleleh , suhu ekstrim, iklim yang tidak menentu, dan
efek negatif lainnya.Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat IT adalah melakukan publikasi
secara visual maupun audio visual untuk mengingatkan dunia akan bahaya Global Warming. Jika
mereka tidak sadar dan segera mengubah perilaku buruk mereka terhadap lingkungan maka
mereka akan merasakan dampak dari perbuatan mereka sendiri. Bukan hanya mereka, namun
keluarga dan orang-orang yang mereka cintai pun bisa saja menjadi korban. Hal lain yang bisa
dilakukan oleh masyarakat IT adalah pemantauan dengan media satelit terhadap aktivitas cuaca
dan arah angin, serta pemantauan aktivitas pelelehan kutub utara.
3.1.3 Masalah dan Dampak Green Computing
Kendala yang terjadi di Indonesia saat ini adalah biaya implementasi Green Computing
yang besar akan menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi aspek produktivitas
perusahaan kedepannya, sehingga diharapkan perusahaan atau organisasi tidak mengalami

paradoks produktivitas dari penerapan kebijakan yang telah diputuskan oleh top management.
Resiko kebocoran privacy data perusahaan, jika menggunakan layanan vendor lain (cloud
computing). Resource menjadi terpusat (centralize, karena menggunakan virtualisasi), sehingga
perlu dipertimbangkan untuk disaster recovery IT apabila terjadi bencana.
Bisnis memiliki tiga unsur yang disebut 3BL, triple bottom lines, yaitu: people-planetprofit. Tiga hal ini saling berkaitan. Pengembangan sistem berbasis TI harus mempertimbangkan
seluruh elemen stakeholders, tidak hanya memaksimalkan keuntungan shareholders saja.
1.
2.
3.
4.
5.

Elemen-elemen green computing adalah:


Sustainability, yaitu daur ulang.
Ramah lingkungan
Penggunaan energi secara efisien
Penggunaan sumber daya secara efisien
Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna

Kendala dalam menerapkan Green Computing:


Kurangnya kesadaran akan manfaat pelaksanaan Green Computing.
Pemikiran yang sesaat
Lebih menyukai hal praktis, mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber
daya
Membeli teknologi bukan berdasarkan kebutuhan tetapi mengikuti trend mode.
Cara mengatasinya:
Dari Sisi Pengguna (user) sebenarnya faktor inilah yang menjadi masalah utama dalam
mewujudkan green computing, karena menyangkut kepedulian individu (kemampuan dan
kamauan) dan kebijakan organisasi, yang pada gilirannya akan membentuk kultur organisasi.
Dari sisi individu, setiap orang harus memiliki kepedulian untuk mengaktifkan fitur power
options yang sudah disediakan pada setiap perangkat komputer yang berada dalam tanggung
jawabnya.Dari sisi organisasi, kebijakan untuk mulai menerapkan less paper untuk semua sistem
administrasi yang telah memanfaatkan TI telah memberi dampak yang cukup besar.
3.2 Perancangan Sistem Green Computing dengan Menggunakan Teknologi Virtualisasi untuk
Efisiesnsi Energi
Perkembangan bidang Informasi dan Teknologi meningkat pesat beserta tingkat dampak
yang dihasilkan bagi lingkungan. Diketahui bahwa 2% dari total emisi karbon dioksida dunia
berasal dari bidang Informasi dan Teknologi yang berasal dari energi yang dikonsumsi.
Penggunaan dari komputer merupakan salah satu penggunaan terbesar di dalam bidang Informasi
dan Teknologi. Didukung dengan kondisi bahwa tidak semua aplikasi dapat berjalan di satu
sistem operasi sehingga diperlukan komputer lain yang terinstall dengan sistem operasi yang
sesuai untuk dapat menjalankan sistem operasi tersebut dan kebutuhan pemakaian akan lebih dari
satu sistem operasi. Untuk mengurangi dampak tersebut, diperlukan suatu perilaku yang
mendukung untuk tercapainya green computing dengan salah satu caranya adalah dengan
melakukan virtualisasi. Dengan virtualisasi, maka akan dapat terjadinya pengurangan konsumsi
daya, space, biaya, dan investasi hardware. User dapat menjalankan aplikasi apapun di atas

sistem operasi yang dikehendaki di atas sistem operasi host. Sehingga dapat dilakukan
pengurangan terhadap penggunaan dari komputer yang berlebih. Pendekatan virtualisasi yang
dilakukan adalah full virtualization dan paravirtualization. Perancangan virtualisasi pada
penelitian ini akan dilakukan perhitungan konsumsi energi dan emisi C02 untuk melihat
bagaimana dampak kinerja virtualisasi terhadap lingkungan.
3.2.1 Green Computing di Data Center
Data center membutuhkan biaya yang besar. Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan
maintenance. Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.
Solusi:
1. Teknologi server hemat energi
Yaitu pengaturan clock processor, jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal
ini berguna untuk efisiensi kinerja processor. Teknologi ini ada pada Intel (speedstep), AMD
(coolnow), Sun Microsystem (coolthread). Keuntungan dengan teknologi adalah: hemat energi,
karena panas rendah. Dengan panas rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga
rendah.
2. Teknologi virtualization
Yaitu: dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara virtual.
Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.
3. Teknologi Blade Server
Yaitu teknologi server dengan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel,
dan energi dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.
4. Data Center Power Efficiency Metrics
Merupakan hasil consorsium oleh The Green Grid. Dengan dua parameter: PUE (Power Usage
Efficiency), DCE (Data Center Efficiency). Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs
terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.
3.2.2 Green Computing di Workstation
Sebaran konsumsi PC paling besar di monitor. Workstation adalah penyedot energi
terbesar di perkantoran.
Solusi:
1. Teknologi power management, yang terdapat pada BIOS. Melalui ACPI (Advanced
Configuration & Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi.
2.
Tim
klien:
hanya
menggunakan
50%
konsumsi
energi
3. Ganti dengan laptop, karena konsumsi energi jauh lebih kecil.
3.2.3 Green Computing di Lingkungan Kerja
Ada tiga jenis solusi:
1. Skype, solusi voip (dengan Asterisk)
2. Solusi IM (instant messaging)
3. Solusi unified communication (voip + IM)
Keuntungan:
1. Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2. Hemat biaya maintenance

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Hemat biaya operasional


Hemat biaya energi
Hemat space ruang kerja
Hemat biaya transportasi
Penghematan kertas
Hemat daya dan mengurangi tagihan listrik
Kerugian:
1. Apabila server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa
digunakan.
2. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi.
3. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan.
3.3 Green Computing dari Diri Sendiri
1. Tidak harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished, atau
komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
2. Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.
3. Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
4. Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
5. Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat energi.
6. Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
7. Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
8. Cetak dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
9. Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.
10. Perkecil ukuran font dan spasi.
11. Gunakan printer inkjet daripada laser jet.
12. Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
13. Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.
14. Optimalisasi penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak
penting.
3.3.1 Green Computing on PC
Laptop hanya memerlukan 10% energi yang digunakan Desktop. Flat screen hanya menggunakan
30% energi yang digunakan oleh Monitor CRT
Coba upgrade RAM, sebelum memutuskan ganti komputer. Komputer lambat bisa karena
kotornya registry atau ada background services yang berjalan padahal sebenarnya tidak kita
perlukan. Cek dan matikan services yang sedang berjalan padahal tidak perlu itu. Misalnya untuk
Windows jalankan Start > Run > type msconfig
Menggunakan PC dan printer dengan merk dan jenis sama memudahkan kanibalisme dan proses
recycle
Matikan komputer ketika tidak digunakan (malam hari). Mematikan komputer akan mengurangi
umur komputer adalah mitos yang salah
Screen saver is not energy saver. Pilih matikan monitor daripada menggunakan screen saver
Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru (hemat 70% energi)
Pilih peripheral berlogo energy star

Catat bahwa mode power menentukan prosentase hemat energi (Sleep mode hemat 70% energi,
Standby mode hemat 90% energi, Hibernate mode hemat 98% energi)
Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak
digunakan

3.3.2 Green Computing pada Laptop


Gunakan power saving setting
Kurangi penggunaan backlight
Atur layar dan harddisk sleep/off setelah beberapa menit tanpa penggunaan
3.3.3 Penerapan green computing pada Hardware
Pemakaian sumber daya dengan bijak. Mematikan komputer dan monitor jika tidak
sedang dipakai dan menyalakan printer atau piranti lainnya jika dibutuhkan saja. Dalam
prosentase konsumsi listrik pada sebuah unit komputer, ternyata monitor memakan konsumsi
listrik sebesar 49% dari total konsumsi dalam satu unit komputer. Disamping itu, manfaatkan
fasilitas sistem manajemen penggunaan daya pada komputer, seperti Power Management.
Pengaturan pada Power Management memungkinkan ketika dalam keadaan idle, semua sistem
akan di non-aktifkan, hal ini berarti penghematan daya.
Penggunaan hardware yang low power. Sekarang sudah banyak piranti-piranti komputer
yang menggunakan sumber daya yang rendah. Piranti-piranti ini meliputi processor, storage,
motherboard, chipset, video card, PSU, optical drive, monitor, dll.
3.3.4 Pemanfaatan sistem daur ulang
Bila komputer sudah usang namun masih dapat dimanfaatkan kembali biasanya
sparepart yang masih berfungsi mungkin dapat dipakai sebagai sumber daya tambahan bagi
komputer lain. Sedangkan kalau sudah rusak maka sparepart yang ada dapat di daur ulang
kembali.
a. Penggunaan sistem mobilitas.
Infrastruktur yang ada seperti saluran kabel telpon mungkin saat ini dapat berkurang
berkat adanya inovasi dalam teknologi informasi dimana kita sudah dapat melakukan
komunikasi menggunakan VOIP (Voice Over Internet Protocol). Secara tidak langsung kita
sudah mengurangi penggunaan bahan-bahan dari logam yang berbahaya dari struktur kabel
tersebut.
b. Penerapan sistem upgrade.
Disarankan untuk melakukan upgrading per komponen daripada membeli satu buah unit
komputer yang lengkap. Hal ini dapat mengurangi sampah perangkat atau komponen
komputer, seperti Video Graphic Adapter (VGA), prosesor, memory, hard disk, dll.
3.3.5 Metode Green Computing pada Software
a. Pemanfaatan teknologi virtualisasi.
Teknologi virtualisasi merupakan software yang mampu melakukan
penggabungan beberapa sistem CPU fisik ke dalam satu bentuk Virtual Machine yang jauh lebih
handal. Tentunya hal ini dapat mengurangi jumlah hardware maupun konsumsi energi listrik

yang digunakan. Disamping itu, virtualisasi tentunya mengurangi energi panas yang timbul
akibat banyaknya hardware yang terpasang.
b. Menerapkan software engineering dengan benar.
Dalam software engineering terdapat banyak metode-metode pengembangan
software maupun Business Process Management (BPM). Perancangan bisnis proses, pemilihan
bahasa pemrograman dan penulisan kode / algoritma (function) jelas sangat mempengaruhi
kinerja prosesor dan memori. Semakin tidak efisien dalam perancangan dan desain, semakin
banyak proses yang dilakukan. Semakin banyak proses berarti memakan resource yang banyak
dari memori dan kinerja prosesor. Sehingga, prosesor dan memori mengeluarkan energi panas
yang besar. Konsekuensinya, pendinginan terhadap prosesor dan memori yang membutuhkan
energi listrik yang tidak sedikit.
c. Efisiensi algoritma.
Berdampak pada jumlah sumber daya komputer yang dibutuhkan untuk setiap
fungsi komputasi tertentu dan ada banyak efisiensi trade-off dalam program tertulis. Seperti
komputer telah menjadi lebih banyak dan biaya perangkat keras telah menurun relatif terhadap
biaya energi, efisiensi energi dan dampak lingkungan dari sistem komputasi dan program telah
menerima peningkatan perhatian. Sebuah studi oleh Alex Wissner-Gross, seorang ahli fisika di
Harvard , memperkirakan bahwa pencarian Google rata-rata maenghasilkan 7 gram karbon
dioksida (CO ). Namun, Google menyengketakan angka ini, dengan alasan bukan bahwa
pencarian biasa hanya menghasilkan 0,2 gram CO2.
Untuk mendapatkan solusi green computing memiliki 4 langkah utama yaitu:

green use yaitu menggunakan komputer dan produk terkait lainnya dengan cara seefisien
mungkin yang dapat menghemat energi pada pemakaian.
green disposal yaitu menggunakan kembali komputer lama, pembuangan yang benar, dan daur
ulang produk yang tidak dapat digunakan.
green design yaitu merancang komputer yang energi efisien dan ramah lingkungan.
green manufacturing yaitu pembuatan komputer dan peralatan terkait lainnya dengan cara yang
mereka miliki dengan efek seminimal mungkin terhadap lingkungan.
Keempat langkah dikembangkan menjadi sejumlah aktifitas dan area:

Penggunaan energi secara efisien


Hemat daya
Virtualisasi server
Merancang yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan
Bertanggung jawab dalam pembuangan dan daur ulang
Resiko mitigasi
Eco label
Menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui
Penggunaan metodologi green dan assessment tools.

3.3.10 Metode Green Computing pada Marketing


Pada bidang terakhir yang dapat dilakukan penerapan komputasi hijau adalah dalam hal
marketing. Contoh penerapan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan blogging untuk
membangun branding image pribadi, marketing dan bisnis. Dan melupakan cara kovensial
seperti kartu nama, koran dan majalah.
3.3.8 Masalah yang kerap terjadi pada computer desktop
1) Power Supply
PSU komputer umumnya 70% sampai 75% efisien dan sisa energi yang ada di buang menjadi
panas. Maka sebuah industri mengeluarkan sebuah inisiatif yang dinamakan 80 PLUS
menyatakan PSU setidaknya harus mencapai 80% penggunaan yang efisien, pada 20 juli 2007
baru disahkan sebuah sertifikasi Energy Star 4.0 yang mengharuskan PSU baru harus mencapai
80% efisien energi.
2) Storage
Tempat penyimpanan data yang berukuran 2,5 inci biasanya menggunakan daya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar, namun kini telah ditemukan SSD atau solid
state disk yang menyimpan data dalam memori flash atau DRAM jadi disarankan untuk
mengubah penggunaan hardisk menjadi SSD.
3) Video Card
Prosesor grafik yang cepat mengkonsumsi listrik yang paling besar di komputer. Untuk
efisiensi pengaturan tampilan yang hemat daya jangan gunakan video card pada shared terminal,
shared thin client, atau desktop sharing software jika di butuhkan, gunakan motherboard video
output yang umumnya low 3D performance dan daya yang rendah, pilih kartu vidio yang tidak
memerlukan heat sink atau kipas pendingin yang banyak, dan pilihlah yang memiliki kinerja
sesuai dengan listrik yang digunakan.
4) Material
Sistem komputer yang telah usang atau tidak terpakai dapat di gunkan untuk disumbangkan
pada kegiatan amal dan organisasi nirlaba. Namun saat ini muncul peraturan baru tentang sistem
minimum dalam peralatan yang disumbangkan. Selain itu bagian dari komputer yang telah usang
masih dapat di daur ulang. Daur ulang peralatan komputer dapat menjaga bahan berbahaya
seperti timbal, merkuri, kromium.
5) Display
CRT monitor yang memakan banyak daya sering kali menjadi pemborosan, namun saat ini
telah ditemukan LCD yang menggunakan lampu neon katoda untuk cahaya layar bahkan monitor
terbaru telah menggunakan pemancar cahaya array dioda pada tempat bola lampu neon yang
dapat mengurangi jumlah listrik yang digunakan layar.
6) Water and Air Cooler
Untuk menjaga kondisi suhu komputer terutama server perusahaan menggunakan AC.
Semakin kuat sebuah komputer maka semakin dingin pula suhu yang dibutuhkan agar tidak

terjadi overheat. Dikutip dari Forbes Global 2000 tahun 2010 perusahaan akan menghabiskan
lebih banyak energi pada perangkat keras seperti server.

3.3.8 Analisis penerapan Green Computing pada sekolah


komputasi hijau juga dapat diterapkan pada bidang yang lain, misalnya pada bidang
pendidikan. Kita dapat menerapkan beberapa hal seperti menghindari menggunakan kertas,
gunakan file elektronik dalam melakukan penggumpulan tugas. Selain itu, kita juga dapat
menerapkan system E-learning sebagai metode pembelajaran. Jadi kita dapat memberikan
modul dalam pembelajaran, forum diskusi dan tugas pada E-learning tersebut.
Pemanfaatan komputer sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
pekerjaan, tak dapat dipungkiri merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
penurunan kualiatas lingkungan karena menghasilkan gas CO2 dalam prosesnya. Estimasi emisi
CO2 dari konsumsi energi diperoleh dari hasil kali antara volume penggunaan energi (misalnya,
kWh listrik) dengan faktor emisi CO2 rata-rata (contoh, faktor emisi energi listrik dalam satuan
kg CO2/kWh). Berdasarkan data tahun 2000 diperoleh faktor emisi CO2 dari pembangkitan
listrik sebesar 0,719 kg CO2/kWh.
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Berikut adalah praktek-praktek penerapan Green Computing di sekolah.


Menggunakan komputer (CPU, monitor (17CRT) dan printer) selama 8 jam/hari berarti
memakai listrik sebesar 282W jam/hari. Menghabiskan uang sebesar Rp. 341.107,2/tahun.
Menghasilkan emisi sebesar 389 kg CO2/tahun. Jadi, gunakan komputer seoptimal mungkin.
Matikan ketika tidak digunakan.
Komputer jenis LCD ternyata lebih hemat dibandingkan jenis CRT walaupun ukurannya sama.
Monitor LCD (17) hanya memerlukan listrik sebesar 35W, sedangkan monitor CRT 70W.
Pilihlah perangkat (peripheral) yang berlogo Energy Star, karena dapat menghemat pemakaian
sumber daya listrik dan melindungi lingkungan melalui perangkat hemat energi.
Matikan peralatan lainnya seperti, speaker, modem eksternal, scanner, dan printer jika sedang
tidak dibutuhkan atau sedang keluar dalam waktu yang lama. Hal tersebut sangat menghabiskan
banyak energi.
Carilah proccesor khusus yang hemat energi. Baik Intel maupun AMD telah mengeluarkan edisi
khusus prosesor hemat energi mereka. Intel bahkan mengeluarkan proccesor quad core mereka
dengan TDP 35W.
Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru. Dengan virtualisasi, maka sebuah komputer
(fisik) bisa menjalankan banyak komputer virtual (operating system) sekaligus pada saat yang
bersamaan sehingga dapat menghemat biaya dan bahkan mengurangi emisi CO2 dari pembelian
hardware baru. Demikian pula Terminal Server merupakan solusi alternatif centralized
computing yang mudah dan murah. User melakukan koneksi ke server pusat. Seluruh komputasi
dilakukan di server. Ini dapat dipadukan dengan thin clients, yang menggunakan hingga 1/8
jumlah energi dari normal workstation, yang mengakibatkan penurunan biaya energi dan
konsumsi.
Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak
digunakan.

8. Gunakan mobile computing dalam pengaksesan dan transfer informasi, bisa dengan wireless
LAN pada laptop, mobile phone, wearable computer, Personal Digital Assistant (PDA) dengan
Bluetooth atau IRDA. Hal ini disebabkan karena emisi CO2 yang dihasilkan lebih sedikit
daripada PC.
9. Lebih sedikit kebutuhan listrik berarti perangkatnya lebih efisien. Notebook memerlukan energi
lebih sedikit dibanding Personal Computer (PC). PC dengan daya lebih besar, memerlukan
energi lebih besar pula. Penghematan cukup besar lainnya dapat dilakukan dengan mematikan
perangkat pencetak (printer) jika tidak digunakan. Sebab pada posisi aktif mencetak, printer
menyedot listrik sebesar 700W. Dalam posisi standby memerlukan 100W, dan pada modus hemat
energi sekitar 20W listrik. Terutama laser printer yang menyedot energi dalam jumlah cukup
besar.
10. Efesiensi energi pada notebook dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan baterai
guna menghemat listrik. Jalankan sedikit program. Jangan menjalankan banyak aplikasi pada
saat yang bersamaan, tutup program yang memang tidak diperlukan. Semakin banyak
manjalankan program maka konsumsi baterai akan meningkat. Selain itu juga kurangi tingkat
kecerahan (brightness) pada monitor. Semakin terang nyala monitor maka tingkat pamakaian
daya baterai yang dikonsumsi pun semakin banyak dan daya baterai akan semakin cepat habis.
11. Standarisasi teknologi jaringan komputer baik sekolah maupun perguruan tinggi yang dapat
mengkaitkan berbagai institusi pendidikan menjadi satu kesatuan yang berujung pada application
provider sebagai resource sharing for computing center. Hal ini akan mengurangi penggunaan
baik hardware maupun software pada client bahkan server di tiap-tiap sekolah.
Perilaku masyarakat yang masih boros energi masih banyak terjadi. Radiant
mencontohkan orang lebih suka membiarkan komputer atau laptopnya dalam kondisi menyala
saat ditinggal sebentar ketimbang dimatikan. Belum lagi dengan penggunaan hardware yang
mengkonsumsi banyak energi.
3.3.10 Penghematan Biaya
Kegiatan green computing sendiri, memang tidak hanya dari sekadar memberi kontribusi
untuk dapat mengurangi ancaman isu global warming maupun kerusakan lingkungan yang ada
saat ini. Namun, juga masih ada sisi lainnya.
Salah satu dampak keuntungan terbesar lainnya dari implementasi kegiatan green
computing
adalah sisi finansial. Berdasarkan penelitian di Carbon Trust
(www.carbontrust.co.uk), sebuah komputer yang ditinggal dalam keadaan hidup (on) sepanjang
hari memiliki biaya operasional 37 tiap tahunnya. Atau nilai ini berkisar Rp676. 175,
berdasarkan kurs 30 April 2008.
Lalu, bila dilakukan penggunaan seperlunya dengan mematikan komputer sensial pada
waktu malam dan hari libur, jumlah angka akan turun menjadi sekitar 10 tiap tahunnya, atau
Rp182.750. Memang biaya ini didapatkan berdasarkan perhitungan listrik di Eropa (terutama
inggris). Namun, setidaknya bisa menjadi pertimbangan yang ada di Indonesia dalam
penggunaan komputer, agar lebih efisien (seperlunya saja).
3.3.10 Konsumi Daya
Konsumsi daya jadi salah satu perhatian utama. Karena disini, cara termudah untuk
mengarah kepada green computing. Lebih dari 3o miliar kilowatt-hour (kWh) energi listrik

terbuang secara percuma karena banyak dari pengguna komputer mengnonaktifkan komputernya
ketika sedang tidak menggunakan.
Sebuah unit sistem PC berkonfigurasi kelas menengah, rata-rata memerlukan daya hingga
200 watt tiap jamnya. Lalu, ditambah penggunaan monitor jenis CRT, kebutuhan listrik
bertambah hingga 80 watt (berbeda bila monitor jenis LCD TFT, yang membutuhkan listrik jauh
lebih rendah).
Melihat kepada faktor lain dari konsumsi daya yang mempengaruhi lingkungan adalah
untuk hal yang saat ini cukup gencar dikumandangkan, bahkan mungkin merupakan loncatan
terbesar lainnya setelah fokus di efisiensi penggunaan energi. Disebut carbon footprint.
Memang bukan gambaran mutlak, tapi setidaknya akan menjadi gambar tersendiri,
bagaimana begitu berpengaruhnya penggunaan sebuah komputer dalam hal kontribusi penghasil
emisi gas CO2.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IST (Information System & Technology) dari
Universitas Waterloo Canada, bagian hardware, menunjukan hasil tes dari komputer pentium 4
1.7Ghz, sebagai berikut:
Ketika boot, konsumsi daya dalam satuan watt mendekati angka 110 w.
Ketika idle, dengan tidak adanya power management, asupan daya mendekati 60 W.
Lalu ketika kondisi power saving secara penuh, dengan tidak ada putaran harddisk dan komputer
dalam keadaan sleep mode, konsumsi daya sekitar 35 W.
Konsumsi daya monitor, belom termasuk dalam tes ini. Juga, angka ini akan bervariasi
bergantung kepada processor apa yang dipakai dan juga peripheral apa saja yang terpasang.
Standartnya sebuah monitor 17, mengkonsumsi daya sebesar 75 W ketika digunakan.
Namun, ketika mode power-saver aktif (monitor dalam keadaan off dengan indikator berwarna
kuning), konsumsi daya dapat diabaikan.
Intinya, konsumsi daya listrik bervariasi tergantung pada hardware yang
digunakan/dipasang. Untuk mendapatkan detail lebih jelas dapat mengunjungi website kalkulator
untuk
menghitung
konsumsi
PC
secara
online
(http://resources.minibox.com/online/powersimulator/powersimulator.html).
Demikian beberapa penerapan komputasi hijau dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarrnya
apabila kita sadar, masih banyak sekali bidang yang dapat menerapkan budaya komputasi hijau
ini. Sebagian dari masyarakat yang sadar akan pentingnya melakukan penghematan konsumsi
energi, sudah seharusnya kita merubah kebiasaan lama dengan penerapan budaya Green
Computing. Semoga dengan adanya penerapan budaya tersebut, kita dapat melakukan
penghematan kosumsi energi untuk kehidupan esok yang lebih baik.
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan pada pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik
kesimpulan mengenai dari hasil dari analisis Green Computing sebagai berikut :
Ramah Lingkungan
Terhindar dari krisis berlanjut
Penghematan kertas

Memelihara lingkungan agar menjadi lebih baik


Memperpanjang masa pakai perangkat keras
Menghemat daya dan mengurangi tagihan listrik
4.2 Saran
Untuk dapat mendapatkan hasil yang baik setelah menerapkan Green Computing maka
saran yang dapat di berikan adalah sebagai berikut :

Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan
Hidari mencetak email atau dokumen elektronik
Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen
Matikan komputer atau alat-alat lain yang tidak di gunakan
Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai