BAB 1
PERENCANAAN STRATEGIS
1.1 Pendahuluan
Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan
obat
(drug
oriented)
berkembang
menjadi
pelayanan
dibantu
oleh
Apoteker
pendamping
dan/atau
Tenaga
Teknis
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau
Surat Izin Kerja (Permenkes nomor 35 tahun 2014).
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari
obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care, termasuk
pelayanan kefarmasian di apotek. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang
semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker
di apotek dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk
interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan
dan terdokumentasi dengan baik di apotek. Apoteker harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
dalam proses pelayanan di apotek. Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan
praktek di apotek harus sesuai standar. Selain itu, apoteker di apotek harus
mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional karena di apotek
merupakan tempat pelayanan kefarmasian yang sangat dekat bersinggungan
dengan tenaga kesehatan lain terutama dokter. Sebagai implementasi
perwujudan peran apoteker secara langsung dalam upaya peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat yang berorientasi pada pasien (patient oriented), maka
didirikan apotek SYAH FARMA.
Untuk mencapai kondisi yang optimal di masa yang akan datang, maka
diperlukan sebuah perencanaan yaitu perencanaan strategik. Perencanaan
strategik adalah suatu perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategik mempunyai beberapa sifat
diantaranya adalah menyangkut kurun waktu yang lama dan persoalan yang
mendasar dalam organisasi, memberikan kerangka dasar dalam pengambilan
keputusan manajerial, merupakan alat pemersatu dalam pengambilan
Apotek
dengan
pelayanan
kefarmasian
berbasis
menggunakan alur
Adjustment
Aim
Assessment
Action
direncanakan
Kecamatan
Jambi
Selatan
Kota Baru
Jambi
Timur
Telanaipura
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Luas Wilayah
(km2)
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
134.230
34,07
3.939,83
157.613
77,78
2.026,39
79.906
20,21
3.953,79
96.516
30,39
Jelutung
62.681
7,92
Pasar Jambi
12.867
4,02
Pelayangan
13.369
15,29
3.175,91
7.914,27
(terpadat)
3.200,75
876,36
(terjarang)
12.114
15,70
Danau
Teluk
TOTAL
569.331 jiwa
www.jambikota.go.id)
205,38 km2
771,59
2.772,09 jiwa/km2
Alamat
Jl. Sunan Kalijaga No. 33
Jl. Ir. H. Juanda RT 25/8
Jl. Ir. H. Juanda RT. 29
Jl. Ir. H. Juanda RT. 30
Villa Kenali Permai Blok B-2 No. 12
Jl. Rd. Wijaya No. 11
Komp. Pertamina Bajubang
Jl. Ir. Juanda No. 172
(www.goapotik.com)
Dari data tersebut, dicari perbandingan rasio antara jumlah
apotek dengan jumlah penduduk di Kota Jambi dan
Kecamatan Kota Baru. Menurut Badan Statistik Daerah
Kecamatan Kota Baru Jambi, Jumlah penduduk di daerah
kecamatan Kota Baru yaitu 159.572 jiwa per tahun 2014.
Jumlah apotek di kecamatan Kota Baru Jambi yaitu 8
apotek
RS Puri Medika
APOTEK SYAH FARMA
tergolong
padat
dikarenakan
terdapat
10
a. Jumlah penduduk
b. Pola Penyakit
c. Mortalitas dan Morbiditas
C. Perancangan jasa
Pelayanan jasa yang diberikan oleh apotek SYAH
FARMA meliputi pelayanan resep, non resep, antar jemput
resep, dan konseling terkait dengan obat. Apotek SYAH
FARMA selalu berusaha memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat guna menjamin kepuasan konsumen.
a. Ketersediaan Pelayanan
Pelayanan kefarmasian di Apotek SYAH FARMA
dilakukan dari hari Senin-Sabtu pukul 07.00-21.00 yang
terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi pukul 07.00-14.00
dan shift malam pukul 14.00-21.00.
b. Kapasitas Pelayanan
Resep-resep non racikan dikerjakan kurang dari 515 menit sedangkan untuk resep racikan tidak lebih dari
30 menit. Layanan antar obat dapat ditawarkan bagi
pasien yang rumahnya relatif dekat. Pemesanan obat
dapat dilakukan oleh konsumen melalui telepon (on call
delivery service).
D. Produk (Product)
Apotek
menyediakan
operasionalnya
merupakan
produk
apotek
suatu
dan
bidang
jasa.
diharapkan
usaha
yang
Dalam
kegiatan
memiliki
orientasi
tempat pelayanan
FARMA
dalam
pelaksanaanya
akan
lebih
10
11
(peluang),
merupakan
faktor-faktor
luar
lingkungan
atau
situasi
yang
tidak
menguntungkan.
Tabel 1.3 Definisi SWOT
Bermanfaat
Merugikan
Dalam
mencapai Dalam mencapai tujuan
tujuan
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
Strengths
Weaknesses
Opportunities
Threats
Metode
analisa
SWOT
memanfaatkan
secara
untuk
mencapai
target.
Tetapi
seiring
faktor
threats
(ancaman)
dan
opportunities
12
modal,
manajemen,
performa,
profitabilitas,
Strengths
Firms Strengths/Weaknessess :
Capital requirements,
management ability/performance,
profitability, capacity/utilization,
vertical integration, productivity,
technical competence,
innovations, and market
positions
Weaknesses
Environmental Opportunities/Threats :
Cultural, demographics, economic, political/legal,
technological, publics (inventors, creditors, suppliers,
distributors, customers, employees, and competitors)
Threats
Opportunities
TW strategy
OW strategy
TS strategy
OS strategy
13
OW
adalah
strategi
kombinasi
peluang
kelemahan
faktor
internal
dengan
jangkauan
yang
dapat
diraih
jika
dapat
dan
ancaman
(threat),
terjadi
jika
14
TO
WS
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Weaknesses
(Kelemahan)
Apoteker baru lulus dan
kurang berpengalaman
Modal relatif terbatas
Pemilik belum mengenal
kompetitor
Pola penggunaan obat
masyarakat di sekitar
apotek belum diketahui
secara pasti
Obat yang tersedia masih
terbatas jenis dan
jumlahnya
Strengths
St
(Kekuatan)
Apotek dimiliki dan
dikuasai sepenuhnya oleh
apoteker
Mengutamakan pelayanan
informasi dan edukasi
Memberikan jasa
konsultasi langsung
maupun melalui telepon
Memberikan jasa layan
antar pemesanan obat
Terdapat beberapa PBF
resmi di daerah, sehingga
memudahkan pengadaan
perbekalan kefarmasian
Threats
(Ancaman)
Opportunities
(Kesempatan)
Strategi TW
Strategi OW
1. Pembelian diefektifkan
sediaan farmasi dan alkes
yang lebih diperlukan
masyarakat
2. Menjalin kerjasama dengan
apoteker apotek lain di
sekitar apotek
3. Mengadakan penyuluhan
pada masyarakat sekitar dan
pengenalan apotek pada
masyarakat
Strategi TS
15
1. Menjalin kerjasama
dengan apotek lain,
rumah sakit dan dokter
sekitar apotek
2. Membuka layanan
konsultasi untuk
pelanggan
3. Mencari informasi
penggunaan obat
maupun penyakit
masyarakat sekitar
apotek di rumah sakit
Strategi OS
1. Menjalin kerjasama
dengan rumah sakit dan
dokter yang ada di
sekitar apotek
2. Memperkenalkan apotek
pada warga melalui
leaflet dan spanduk
3. Membuka konsultasi
obat dan alkes gratis
bagi pelanggan apotek
4. Memberikan jasa layan
antar secara cepat dan
tepat
Regulasi
- Pesan obat dan
perbekalan farmasi dalam
jumlah sedikit tapi sering
-Bekerjasama dengan
apotek lain untuk
pengadaan barang
Salah
-Membuat Standard
memberikan Operating Procedure
obat
(SOP)
atau Protap pelayanan
lebih
jelas
- Untuk obat beresiko
tinggi
dipisahkan menurut
kelas
terapinya
Obat
- Pencatatan di buku
kadaluarsa
Expired
Date (ED)
- Pada waktu pembelian
jangan terima barang
dengan ED dekat
- Penataan barang secara
FIFO dan FEFO
Stok obat
-Pencatatan di buku
kurang atau defecta
tidak ada
- Mendata obat yang
sering
diresepkan dokter dan
dibeli masyarakat
(swamedikasi)
Pemecahan masalah
Edukasi
- Peningkatan
kualitas pelayanan
- Peningkatan
kualitas SDM
dan fasilitas
pelayanan
Manajerial
Peningkatan promosi
baik melalui brosur
atau spanduk di
depan apotek dengan
memberikan nilainilai plus apotek.
- Pada saat
penyerahan obat,
apoteker/AA di
minta untuk lebih
teliti
- Penjelasan
mengenai sanksi
yang diberikan
bila terjadi
kesalahan
- Petugas diminta
menelitibuku/kartu
Expired Date (ED)
secara rutin dan
berkala
Pemusnahan barang
yang ED dengan
membuat berita acara
pemusnahan obat
- Menekankan
kepada petugas
untuk memahami
tentang inventory
control dan
manajemen logistic
Kerjasama dengan
apotek lain
16
baik
dari
sisi
harga
maupun
ketersediaannya.
1.5.1.2. Relasi dengan PBF, dokter praktek, masyarakat sekitar, dan
antar apotek mulai terjalin dengan baik.
1.5.1.3. Sistem manajerial apotek mulai stabil.
1.5.1.4. Sistem stok perbekalan kefamasian dan harga nya dibuat dalam
bentuk komputerisasi yang sistematis.
1.5.2. Rencana Jangka Panjang (Long-Term Goal)
Menjadi apotek berbasis pharmaceutical care dan menjadi pilihan
utama bagi masyarakat sekitar
17