Anda di halaman 1dari 17

Business Plan Apotek SYAH FARMA

Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

BAB 1
PERENCANAAN STRATEGIS
1.1 Pendahuluan
Undang-Undang

Nomor

36

Tahun

2009

tentang

Kesehatan

menyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk


pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan, Pelayanan
kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
pengelolaan

obat

(drug

oriented)

berkembang

menjadi

pelayanan

komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang


bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa
pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
atau penyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter,
pelayanan informasi Obat, serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat
tradisional.
Menurut PERMENKES nomor 35 tahun 2014 tentang Standar
pelayanan kefarmasian di apotek, Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi
2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya
manusia, sarana dan prasarana.
Untuk mewujudkan pekerjaan kefarmasian dibutuhkan sarana yang
disediakan baik oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang disediakan tersebut adalah Apotek. Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

Apoteker. Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker,


dapat

dibantu

oleh

Apoteker

pendamping

dan/atau

Tenaga

Teknis

Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau
Surat Izin Kerja (Permenkes nomor 35 tahun 2014).
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari
obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care, termasuk
pelayanan kefarmasian di apotek. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang
semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker
di apotek dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk
interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan
dan terdokumentasi dengan baik di apotek. Apoteker harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
dalam proses pelayanan di apotek. Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan
praktek di apotek harus sesuai standar. Selain itu, apoteker di apotek harus
mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional karena di apotek
merupakan tempat pelayanan kefarmasian yang sangat dekat bersinggungan
dengan tenaga kesehatan lain terutama dokter. Sebagai implementasi
perwujudan peran apoteker secara langsung dalam upaya peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat yang berorientasi pada pasien (patient oriented), maka
didirikan apotek SYAH FARMA.
Untuk mencapai kondisi yang optimal di masa yang akan datang, maka
diperlukan sebuah perencanaan yaitu perencanaan strategik. Perencanaan
strategik adalah suatu perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategik mempunyai beberapa sifat
diantaranya adalah menyangkut kurun waktu yang lama dan persoalan yang
mendasar dalam organisasi, memberikan kerangka dasar dalam pengambilan
keputusan manajerial, merupakan alat pemersatu dalam pengambilan

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

keputusan, dan umumnya merupakan kegiatan manajer puncak. Salah satu


kegunaan dari perencanaan strategik ini antara lain digunakan dalam
perencanaan pendirian apotek.
Perlunya perencanaan strategik disebabkan karena adanya peningkatan
perkembangan dan perubahan teknologi, semakin rumit dan kompleksnya
tugas manajerial, semakin rumitnya lingkungan luar, dan semakin panjangnya
jangka waktu antara keputusan yang dibuat dengan dampaknya di masa depan.
Untuk mewujudkan implementasi diatas, maka direncanakan pendirian
Apotek SYAH FARMA di kelurahan kenali besar kecamatan kota baru,
Jambi. Pendirian Apotek direncanakan terletak di pinggir jalan Kampung
Bugis. Lokasinya cukup strategis karena berada pada daerah keramaian karena
di pinggir jalan, dekat dengan RS Bersalin Puri Medika, dekat dengan RS
Jiwa Jambi. Selain itu, di daerah ini juga masih belum terdapat banyak Apotek,
sehingga pendirian Apotek SYAH FARMA diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap obat yang bermutu dengan harga terjangkau,
serta memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat.
1.2 Visi dan Misi Apotek
1.2.1 Visi Apotek SYAH FARMA
Menjadi

Apotek

dengan

pelayanan

kefarmasian

berbasis

pharmaceutical care, Apotek yang mudah dijangkau masyarakat dan


melayani pasien sepenuh hati tanpa mengesampingkan kesejahteraan dan
tumbuh kembang apotek.
1.2.2 Misi Apotek SYAH FARMA
Misi dari apotek SYAH FARMA adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mengaplikasikan
standar pelayanan kefarmasian di apotek yang berorientasi terhadap
pasien dan sesuai dengan perundangan yang berlaku.
b. Menyediakan serta menyalurkan sediaan farmasi dan alat kesehatan
secara tepat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

c. Melakukan penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat


yang tepat dan rasional sehingga pasien tidak mengalami masalah
terkait obat.
d. Melakukan konseling yaitu proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
e. Melakukan pemantauan terapi obat untuk memastikan bahwa pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
f. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dan terjangkau bagi
pasien sehingga pasien menjadi puas dan akan kembali ke apotek
SYAH FARMA.
g. Menerapkan 5S dalam pelayanan yaitu salam, senyum, sapa, sopan
dan santun untuk menjalin hubungan antara Apotek dengan
customer, mitra kerja dan tenaga kesehatan lain.
1.3 Tujuan Pendirian Apotek
Tujuan pendirian apotek SYAH FARMA adalah sebagai suatu sarana
untuk mewujudkan pekerjaan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical
Care dan sebagai badan usaha untuk mengembangkan modal dengan
menerapkan kemampuan manajerial, leadership dan entrepreneurship demi
mencapai visi dan misi tanpa meninggalkan pelayanan kefarmasian yang
berorientasi kepada pasien, sehingga dalam pelaksanaannya apotek SYAH
FARMA mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.3.1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan di mana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi yang terjamin kualitasnya dan berbasis
Pharmaceutical Care.
1.3.2. Sebagai tempat yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
melalui komunikasi, informasi, dan edukasi tentang penggunaan obat

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

maupun perbekalan farmasi lainnya secara rasional, aman, tepat, dan


cost effective.
1.3.3. Sebagai badan usaha yang mampu mendatangkan keuntungan sehingga
apotek dapat terus tumbuh dan berkembang, serta dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh personel apotek.
1.4 Analisis Situasional
Rencana kerja (Plan of action) perlu dilakukan agar apotek SYAH
FARMA mampu mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Plan of
action dilakukan secara bertahap, berlanjut, dan berkesinambungan, dimulai
saat awal akan didirikannya apotek SYAH FARMA

menggunakan alur

kegiatan dengan konsep 5A yaitu analisis (analysis) - tujuan (aim) - tindakan


(action) monitoring dan evaluasi (assessment) - penyesuaian (adjustment).
Alur 5A dapat digambarkan sebagai berikut:
Analysis

Adjustment

Aim

Assessment

Action

Gambar 1.1 Pedoman lingkar 5A (Seto et al, 2012)


1.4.1 Analisis (Analysis)
Analisis dapat dilakukan dengan cara melakukan studi kelayakan
berdasarkan survei mengenai investasi modal/keuangan/dana, ekonomi,
sosial, budaya, hukum, ekologi/lingkungan, dan politik, serta analisa
BEP.
1.4.1.1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan melalui survei untuk pendirian apotek
perlu memperhatikan

lokasi, populasi, perancangan jasa,

produk, sarana, pangsa pasar, pesaing, penentuan harga,


5

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

promosi dan pemasaran, penampilan, program, personil, dan


proses.
A. Lokasi (Place)
Lokasi Apotek SYAH FARMA

direncanakan

terletak di Jalan utama Kampung Bugis, kelurahan kenali


besar, kecamatan Kota Baru, Jambi. Pemilihan lokasi
Apotek ini didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu
antara lain :
a. Dari hasil survey terhadap jumlah penduduk dan jumlah
apotek yang terdapat di Kota jambi dan Kecamatan
Kota Baru Jambi, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan dan
Tingkat Kepadatan Tahun 2013

Kecamatan
Jambi
Selatan
Kota Baru
Jambi
Timur
Telanaipura

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Luas Wilayah
(km2)

Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)

134.230

34,07

3.939,83

157.613

77,78

2.026,39

79.906

20,21

3.953,79

96.516

30,39

Jelutung

62.681

7,92

Pasar Jambi

12.867

4,02

Pelayangan

13.369

15,29

3.175,91
7.914,27
(terpadat)
3.200,75
876,36
(terjarang)

12.114

15,70

Danau
Teluk
TOTAL

569.331 jiwa

www.jambikota.go.id)

205,38 km2

771,59
2.772,09 jiwa/km2

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

Tabel 1.2 Data Apotek Kompetitor di Kecamatan Kota


Baru
Apotek
Akita Sari
ASA
Triguna Farma
Alchemy I
Al-Mutmainah
Andalan
Pertamina ubp-Ep
Hifzi

Alamat
Jl. Sunan Kalijaga No. 33
Jl. Ir. H. Juanda RT 25/8
Jl. Ir. H. Juanda RT. 29
Jl. Ir. H. Juanda RT. 30
Villa Kenali Permai Blok B-2 No. 12
Jl. Rd. Wijaya No. 11
Komp. Pertamina Bajubang
Jl. Ir. Juanda No. 172

(www.goapotik.com)
Dari data tersebut, dicari perbandingan rasio antara jumlah
apotek dengan jumlah penduduk di Kota Jambi dan
Kecamatan Kota Baru. Menurut Badan Statistik Daerah
Kecamatan Kota Baru Jambi, Jumlah penduduk di daerah
kecamatan Kota Baru yaitu 159.572 jiwa per tahun 2014.
Jumlah apotek di kecamatan Kota Baru Jambi yaitu 8
apotek

(www.goapotik.com). Berdasarkan hal tersebut

maka nilai rasio apotek per penduduk adalah 1: 19.946 jiwa.


Sedangkan jumlah penduduk Kota Jambi 569.331 jiwa
(wwww.jambikota.go.id). Jumlah apotek yang terdapat di
Kota jambi yaitu 117 apotek (Migas.bisbak.com). Untuk
tingkat Kota Jambi maka nilai rasio apotek per penduduk
adalah 1: 4.866 jiwa. Berdasarkan penelusuran alamat
didapatkan data bahwa kebanyakan apotek berada di pusat
kota sedangkan di lokasi yang direncanakan untuk
pendirian apotek letaknya jauh dari apotek kompetitor yang
lain, sehingga diperlukan pendirian apotek baru di wilayah
tersebut.
b. Berada di jalan raya dekat dengan pusat kota, sehingga
mudah diakses oleh masyarakat.
c. Lokasi yang cukup strategis karena dekat dengan
pemukiman warga.

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

d. Berikut ini peta lokasi pendirian apotek SYAH


FARMA

RS Puri Medika
APOTEK SYAH FARMA

Gambar 1.2 Peta Lokasi Apotek SYAH FARMA (Data


Peta Google, 2015)
Melalui pertimbangan di atas, diharapkan apotek
SYAH FARMA akan mudah dikenal oleh masyarakat dan
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat dan
informasi yang menyertai serta perbekalan kefarmasian
lainnya.
B. Populasi (Population)
Populasi penduduk disekitar tempat pendirian
Apotek

tergolong

padat

dikarenakan

terdapat

10

kelurahan/desa di kecamatan Kota Baru, Jambi. Menurut


Badan Statistik Daerah Kecamatan Kota Baru Jambi,
Jumlah penduduk di daerah kecamatan Kota Baru yaitu
159.572 jiwa per tahun 2014 dan sarana kesehatan di
Kecamatan Kota Baru yaitu terdapat 4 Rumah Sakit, 10
Puskesmas/Pustu, 44 Praktek dokter, 10 Pos KB dan 122
Posyandu. Sedangkan jumlah apotek di kecamatan Kota
Baru sebanyak 8 apotek (www.goapotik.com). Populasi
penduduk terdiri dari masyarakat golongan ekonomi
menengah kebawah sampai menengah keatas. Beberapa hal
yang perlu diketahui tentang populasi adalah :
8

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

a. Jumlah penduduk
b. Pola Penyakit
c. Mortalitas dan Morbiditas
C. Perancangan jasa
Pelayanan jasa yang diberikan oleh apotek SYAH
FARMA meliputi pelayanan resep, non resep, antar jemput
resep, dan konseling terkait dengan obat. Apotek SYAH
FARMA selalu berusaha memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat guna menjamin kepuasan konsumen.
a. Ketersediaan Pelayanan
Pelayanan kefarmasian di Apotek SYAH FARMA
dilakukan dari hari Senin-Sabtu pukul 07.00-21.00 yang
terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi pukul 07.00-14.00
dan shift malam pukul 14.00-21.00.
b. Kapasitas Pelayanan
Resep-resep non racikan dikerjakan kurang dari 515 menit sedangkan untuk resep racikan tidak lebih dari
30 menit. Layanan antar obat dapat ditawarkan bagi
pasien yang rumahnya relatif dekat. Pemesanan obat
dapat dilakukan oleh konsumen melalui telepon (on call
delivery service).
D. Produk (Product)
Apotek
menyediakan
operasionalnya

merupakan
produk
apotek

suatu
dan

bidang

jasa.

diharapkan

usaha

yang

Dalam

kegiatan

memiliki

orientasi

kepada pasien (patient oriented), tidak hanya pada produk


(product oriented). Untuk mendukung pelayanan yang
berorientasi kepada pasien (patient oriented), apotek
menyediakan pelayanan konseling dan informasi tentang
obat yang digunakan oleh pasien. Adanya pelayanan
konseling dan informasi tentang obat diharapkan mampu
mengarahkan pasien untuk menggunakan obat secara

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

rasional, sehingga secara tidak langsung akan berdampak


pada peningkatan kualitas hidup pasien. Produk obat dan
alat-alat kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar
dijamin ketersediaannya dan dipenuhi berdasarkan anggaran
yang tersedia. Apotek SYAH FARMA menyediakan obatobatan, kosmetika, alat kesehatan, suplemen, dan obat
tradisional. Dalam perencanaan produk (pemilihan dan
pengadaan) disesuaikan dengan permintaan masyarakat
(kecepatan penjualan), pola penyakit yang sering terjadi,
dan pola peresepan yang sering ditulis oleh dokter. Hal
penting yang juga harus diperhatikan dalam pendirian
apotek baru, adalah lokasi apotek. Hal ini disebabkan lokasi
apotek akan menentukan jenis item obat maupun alat
kesehatan yang harus disediakan.
E. Pangsa Pasar (Market)
Potensi pasar akan menyesuaikan pada jumlah
permintaan atas barang dan jasa yang disediakan oleh
apotek dalam ruang lingkup pasarnya. Apotek SYAH
FARMA diharapkan mampu menjadi

tempat pelayanan

kefarmasian bagi warga yang mempunyai segmentasi luas


(Kelas bawah-kelas atas).
F. Pesaing (Competitor)
Apotek SYAH FARMA berada di kawasan yang di
dalamnya terdapat beberapa toko kelontong dan minimarket yang juga menjual obat-obatan, terutama obat bebas,
dan obat bebas terbatas. Selain itu, masih terdapat dokter
praktek yang melakukan dispensing obat selama melakukan
praktek. Untuk menghadapi persaingan tersebut, apotek
SYAH

FARMA

dalam

pelaksanaanya

akan

lebih

menggiatkan kegiatan pengenalan apotek dan keberadaan


apoteker sebagai tenaga kefarmasian yang memahami
tentang obat-obatan kepada masyarakat melalui pengabdian

10

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

masyarakat berupa penyuluhan kesehatan atau Kampanye


Informasi Obat (KIO), menjalin kerja sama dengan dokter
yang praktek, dan menjamin ketersediaan obat-obatan dan
perbekalan farmasi lainnya.
1.4.1.2. Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Apotek dikatakan break even apabila didalam laporan
perhitungan laba ruginya pada periode tertentu, apotek tersebut
tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian.
Dari Analisis Break Even (ABE), pengelola apotek dapat
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan berapakah apotek
yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak
memperoleh keuntungan (laba) (Seto dkk, 2012). Analisis ini
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensi
apotek di tengah masyarakat serta menetapkan suatu target
penjualan dalam kurun waktu yang ditetapkan supaya apotek
tidak mendapat kerugian. Kegunaan lain dari analisis ini juga
dapat merencanakan profit yang diinginkan dan penentuan
harga jual yang sebanding sesuai dengan perencanaan laba
apotek.
1.4.2 Tujuan (Aim)
1.4.2.1 Analisis SOWT dan TWOS
A. Analisis SWOT
Merupakan kependekan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan
Threats (ancaman). Di bawah ini merupakan uraian dari
elemen-elemen SWOT :
a. Strengths (kekuatan) adalah kegiatan-kegiatan yang
berjalan baik atau sumber daya/keterampilan dan
keunggulan-keunggulan lain yang dikendalikan

11

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

b. Weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan yang


tidak berjalan dengan baik atau keterbatasan sumber
daya, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan.
c. Opportunities

(peluang),

merupakan

faktor-faktor

eksternal positif atau menguntungkan


d. Threats (ancaman), adalah faktor-faktor eksternal negatif
di

luar

lingkungan

atau

situasi

yang

tidak

menguntungkan.
Tabel 1.3 Definisi SWOT
Bermanfaat
Merugikan
Dalam
mencapai Dalam mencapai tujuan
tujuan
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal

Strengths

Weaknesses

Opportunities

Threats

Metode

analisa

SWOT

memanfaatkan

secara

maksimal kekuatan internal berupa sumber daya dan


pengalaman

untuk

mencapai

target.

Tetapi

seiring

perubahan kebutuhan manusia dan pertumbuhan teknologi


yang sudah beralih dari konvensional ke digital, metode
analisa SWOT tersebut mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan
(internal) belum tentu dapat memenuhi peluang dengan baik
dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan. (Weihrich,
1982)
B. Analisis TWOS
Berbeda dengan analisis SWOT, tipe analisis ini
berorientasi pada masa depan. Dimulai dari membuat daftar
dari

faktor

threats

(ancaman)

dan

opportunities

(kesempatan) setelah itu baru faktor weaknesses (kelemahan)


dan strengths (kekuatan).
Faktor eksternal (opportunities/threats) diantaranya
budaya, penduduk, ekonomi, politik, teknologi, investor,
kreditur, suplier, distributor, pelanggan dan kompetitor.

12

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

Sedangkan faktor internal (strengths/weaknesses) dapat


berupa

modal,

manajemen,

performa,

profitabilitas,

produktivitas, kompetensi pegawai, inovasi dan posisi


apotek pada pasar (Weihrich, 1982)
Dalam pendirian sebuah unit usaha diperlukan analisis
terlebih dahulu mengenai faktor internal dan faktor
eksternal yang akan mempengaruhi kinerja apotek di masa
yang akan datang. Analisis mengenai faktor eksternal
memampukan kita untuk mengenal hal lain di luar sistem
dan kinerja apotek yang turut mempengaruhi perkembangan
apotek. Setelah melakukan analisis mengenai faktor
eksternal, kita dapat memilah-milah kondisi dari faktor
eksternal yang merugikan atau menguntungkan unit usaha.
Sedangkan analisis mengenai faktor internal lebih bertujuan
untuk melakukan evaluasi terhadap sistem dan kinerja yang
telah dilakukan. Penjelasan lebih lanjut mengenai matrix
strategi analisis TOWS dapat dilihat pada diagram di bawah
ini :

Strengths

Firms Strengths/Weaknessess :
Capital requirements,
management ability/performance,
profitability, capacity/utilization,
vertical integration, productivity,
technical competence,
innovations, and market
positions

Weaknesses

Environmental Opportunities/Threats :
Cultural, demographics, economic, political/legal,
technological, publics (inventors, creditors, suppliers,
distributors, customers, employees, and competitors)
Threats

Opportunities

TW strategy

OW strategy

TS strategy

OS strategy

Gambar 1.4 Matrix Strategi Analisis TOWS (Weihrich, 1982)

13

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

Adapun tujuan dari matriks TOWS adalah untuk


menggambarkan berbagai alternatif yang dapat dijalankan
berdasarkan pada factor kunci internal dan eksternal. Dalam
hal ini, matriks TOWS bukan untuk menentukan strategi
yang terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan lain dan tidak semua
strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah
penjelasan dari matriks TOWS :
a. Strategi OS adalah strategi kombinasi kekuatan (strength)
dan peluang (opportunity), dibuat dengan menggunakan
kekuatan faktor internal untuk mendapatkan keuntungan
dari peluang faktor eksternal
b. Strategi

OW

adalah

strategi

kombinasi

peluang

(opportunity) dan kelemahan (weakness), dibuat untuk


memperbaiki

kelemahan

faktor

internal

dengan

menggunakan peluang faktor eksternal. Selain itu, OW


juga digunakan untuk menunjukkan peluang yang ada
dalam

jangkauan

yang

dapat

diraih

jika

dapat

memperbaiki kelemahan faktor internal


c. Strategi TS adalah strategi kombinasi kekuatan (strength)
dan ancaman (threat), dibuat untuk mengantisipasi
ancaman faktor eksternal dengan menggunakan kekuatan
faktor internal yang ada.
d. Strategi TW adalah strategi kombinasi kelemahan
(weakness)

dan

ancaman

(threat),

terjadi

jika

menghadapi faktor-faktor kelemahan dan ancaman yang


tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan kekuatan
dan peluang yang ada (Weihrich, 1982).
Melalui strategi yang sudah dijelaskan, dapat disusun
sebuah matrix strategi apotek SYAH FARMA. Matrix
strategi TOWS apotek SYAH FARMA dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

14

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

Tabel 1.5 Matrix Strategi TOWS apotek SYAH FARMA

TO

WS

1.
2.
3.
4.

5.

1.
2.
3.
4.
5.

Weaknesses
(Kelemahan)
Apoteker baru lulus dan
kurang berpengalaman
Modal relatif terbatas
Pemilik belum mengenal
kompetitor
Pola penggunaan obat
masyarakat di sekitar
apotek belum diketahui
secara pasti
Obat yang tersedia masih
terbatas jenis dan
jumlahnya
Strengths
St
(Kekuatan)
Apotek dimiliki dan
dikuasai sepenuhnya oleh
apoteker
Mengutamakan pelayanan
informasi dan edukasi
Memberikan jasa
konsultasi langsung
maupun melalui telepon
Memberikan jasa layan
antar pemesanan obat
Terdapat beberapa PBF
resmi di daerah, sehingga
memudahkan pengadaan
perbekalan kefarmasian

Threats
(Ancaman)

Opportunities
(Kesempatan)

1. Terdapat 8 apotek yang telah


lama berdiri di kecamatan
kota baru
2. Terdapat swalayan dan toko
kelontong yang juga menjual
obat-obatan (obat bebas dan
obat bebas terbatas)
3. Masyarakat belum begitu
mengenal siapa apoteker
beserta fungsinya

1. Berada di akses jalan raya


utama yang ramai
2. Memberikan pelayanan
Pharmaceutical Care
yang belum dilakukan
oleh apotek lain di daerah
sekitar
3. Pemilik merupakan
penduduk asli sehingga
lebih mengenal kondisi
masyarakat yang
diharapkan dapat
menumbuhkan
kepercayaan masyarakat

Strategi TW

Strategi OW

1. Pembelian diefektifkan
sediaan farmasi dan alkes
yang lebih diperlukan
masyarakat
2. Menjalin kerjasama dengan
apoteker apotek lain di
sekitar apotek
3. Mengadakan penyuluhan
pada masyarakat sekitar dan
pengenalan apotek pada
masyarakat

Strategi TS

1. Membuat program yang


berbeda dengan apotek lain
2. Melakukan pendekatan pada
warga melalui penyuluhanpenyuluhan, leaflet, brosur,
spanduk, dan kegiatan
pemberdayaan kesehatan
lainnya
3. Melakukan KIE pada
konsumen
4. Menjalin kerjasama dengan
rumah sakit dan dokter
sekitar apotek

15

1. Menjalin kerjasama
dengan apotek lain,
rumah sakit dan dokter
sekitar apotek
2. Membuka layanan
konsultasi untuk
pelanggan
3. Mencari informasi
penggunaan obat
maupun penyakit
masyarakat sekitar
apotek di rumah sakit

Strategi OS
1. Menjalin kerjasama
dengan rumah sakit dan
dokter yang ada di
sekitar apotek
2. Memperkenalkan apotek
pada warga melalui
leaflet dan spanduk
3. Membuka konsultasi
obat dan alkes gratis
bagi pelanggan apotek
4. Memberikan jasa layan
antar secara cepat dan
tepat

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

1.4.3 Tindakan (Action)


Action terdiri dari 4 E yaitu: Engineering (persiapan), Education
(pengarahan), Enforcement (pendorongan), dan Evaluation (evaluasi).
Kegiatan ini mencakup tiga komponen yaitu regulasi, edukasi, dan
manajerial yang disingkat REM. Contoh antisipasi sebelum dan sesudah
terjadinya masalah di apotek:
Tabel 1.6 Perkiraan Masalah dan Strategi Pemecahan Masalah di Apotek
Masalah
- Angka
penjualan
rendah pada
awal berdiri
-Apotek
sepi

Regulasi
- Pesan obat dan
perbekalan farmasi dalam
jumlah sedikit tapi sering
-Bekerjasama dengan
apotek lain untuk
pengadaan barang

Salah
-Membuat Standard
memberikan Operating Procedure
obat
(SOP)
atau Protap pelayanan
lebih
jelas
- Untuk obat beresiko
tinggi
dipisahkan menurut
kelas
terapinya
Obat
- Pencatatan di buku
kadaluarsa
Expired
Date (ED)
- Pada waktu pembelian
jangan terima barang
dengan ED dekat
- Penataan barang secara
FIFO dan FEFO
Stok obat
-Pencatatan di buku
kurang atau defecta
tidak ada
- Mendata obat yang
sering
diresepkan dokter dan
dibeli masyarakat
(swamedikasi)

Pemecahan masalah
Edukasi
- Peningkatan
kualitas pelayanan
- Peningkatan
kualitas SDM
dan fasilitas
pelayanan

Manajerial
Peningkatan promosi
baik melalui brosur
atau spanduk di
depan apotek dengan
memberikan nilainilai plus apotek.

- Pada saat
penyerahan obat,
apoteker/AA di
minta untuk lebih
teliti
- Penjelasan
mengenai sanksi
yang diberikan
bila terjadi
kesalahan

Mengganti obat yang


salah dengan obat
yang benar dengan
komunikasi yang
baik

- Petugas diminta
menelitibuku/kartu
Expired Date (ED)
secara rutin dan
berkala

Pemusnahan barang
yang ED dengan
membuat berita acara
pemusnahan obat

- Menekankan
kepada petugas
untuk memahami
tentang inventory
control dan
manajemen logistic

Kerjasama dengan
apotek lain

16

Business Plan Apotek SYAH FARMA


Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 102

1.4.4 Monitoring dan Evaluasi (Assessment)


Merupakan monitoring atau evaluasi terhadap proses dan hasil
yang dicapai oleh apotek SYAH FARMA. Evaluasi yang dilakukan
meliputi evaluasi tentang pencapaian tujuan pada waktu tertentu yang
disesuaikan dengan tujuan bisnis apotek yaitu untuk mencapai target
laba per tahunnya. Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja
karyawan, pelayanan dan administrasi untuk membenahi sistem dalam
apotek yang sudah dijalankan pada periode berikutnya.
1.4.5 Penyesuaian (Adjustment)
Merupakan usaha untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan
terhadap kesalahan dan kekurangan dari setiap pelaksanaan kegiatan di
apotek. Penyesuaian dan perbaikan dapat dilakukan pada prosedur
pelayanan, sistem pengadaan, metode promosi dan pemasaran, serta
peningkatan motivasi kerja karyawan. Tujuan adjustment antara lain
diperoleh hasil yang lebih baik dari waktu ke waktu dan diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan apotek serta kepuasan pelanggan.
1.5 Tujuan (Goal)
Tujuan dari pendirian apotek SYAH FARMA adalah :
1.5.1. Tujuan Jangka Pendek (Short-Term Goal)
1.5.1.1. Apotek mulai dikenal masyarakat karena pelayanannya dan
keterjangkauannya,

baik

dari

sisi

harga

maupun

ketersediaannya.
1.5.1.2. Relasi dengan PBF, dokter praktek, masyarakat sekitar, dan
antar apotek mulai terjalin dengan baik.
1.5.1.3. Sistem manajerial apotek mulai stabil.
1.5.1.4. Sistem stok perbekalan kefamasian dan harga nya dibuat dalam
bentuk komputerisasi yang sistematis.
1.5.2. Rencana Jangka Panjang (Long-Term Goal)
Menjadi apotek berbasis pharmaceutical care dan menjadi pilihan
utama bagi masyarakat sekitar

17

Anda mungkin juga menyukai