Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

1.1 Pengertian Jaringan


Jaringan kerja muncul pada sejumlah perencanaan dan dalam berbagai
bidang seperti transportasi, listrik dan komunikasi. Penggambaran jaringan
kerja menyediakan bantuan secara visual dan konseptual yang sangat
berharaga dalam menggambarkan hubungan antara komponen komponen
dalam suatu sistem sehingga bermanfaat di berbagai bidang ilmu pengetahuan
alam, sosial, dan ekonomi. Dalam jaringan kerja terdapat lima jenis masalah
penting, antara lain masalah lintasan terpendek(shortest path problem),
masalah jangkauan pohon minimum ( minimum spanning tree problems ),
masalah arus maksimum (maximum flow problems ), masalah arus biaya
minimum (minimum cost flow problems), dan perencanaan dan pengontrolan
proyek dengan PERT (Program Evaluation and Review Tehnique) dan CPM
(Critical path method ). Suatu jaringan kerja terdiri atas :
1. Titik, dinamakan simpul (node/vertices).
Titik (node) pada sebuah jaringan biasanya menyatakan tempat, kota,
atau sebuah kegiatan. Pada suatu jaringan, titik digambarkan dengan
bentuk lingkaran.
A

Gambar 2.1 Contoh Titik pada Suatu Jaringan


2. Busur (arcs / link / edge / branch)
merupakan garis garis yang menghubungkan titik titik tertentu.
Busur pada suatu jaringan kerja menyatakan jalan raya atau kegiatan.
Jenisnya ada dua macam :

Busur berarah ( directed arcs ), yaitu jika suatu arus hanya diijinkan
melalui busur dalam satu arah tertentu ( misalnya jalan satu arah ). Arah
arus tersebut ditunjukkan dengan menambahkan ujung panah pada
akhir garis yang menggambarkan busur. Dalam melambangkan suatu
busur berarah dengan cara mencantumkan dua simpul yang
4
1

dihubungkan, simpul asal harus dituliskan di depan, misalnya suatu


busur berarah dari A ke B harus dilambangkan AB bukannya BA. Busur
ini bisa juga dilambangkan dengan

A B .

Gambar 2.2 Contoh Busur Berarah dari Titik A ke Titik B

Busur tak berarah, yaitu jika arus yang melalui suatu busur
diperbolehkan untuk lewat dari kedua arah ( misalnya jalan dua arah ).
A

Gambar 2.3 Contoh Busur Tak Berarah dari Titik A ke B


Suatu jaringan kerja yang hanya memiliki busur berarah dikatakan sebagai
jaringan kerja berarah. Demikian halnya untuk suatu jaringan kerja yang
hanya memiliki busur tak berarah dikatakan sebagai jaringan kerja tak
berarah.
Jaringan kerja yang berhubungan adalah sebuah jaringan dimana setiap
node dihubungkan dengan sebuah jalur.
A

Gambar 2.4 Contoh Jaringan Kerja


1.2 Masalah Rute Terpendek
Masalah rute terpendek pada suatu jaringan adalah menentukan rute
terpendek antara titik sumber dengan titik tujuan. Masalah rute terpendek
dapat digambarkan melalui contoh sebuah gambar jaringan berikut :

2
6
4

4
10

1
5

8
3

Gambar 2.5 Gambar Jaringan dengan 4 Titik


Gambar 5 menyatakan jarak antara 4 kota dengan rute yang diijinkan,
misalkan kota 1 menyatakan titik sumber dan titik 4 menyatakan titik tujuan,
maka masalah rute terpendek disini adalah menentukan rute terpendek dari
titik 1 ke titik 4.
1.3 Metode Penyelesaian Masalah Rute Terpendek dengan Metode Floyd
Metode Floyd digunakan untuk menentukan rute terpendek antar titik
dalam jaringan. Metode floyd menggambarkan suatu jaringan n titik sebagai
suatu matriks bujursangkar dengan n baris dan n kolom. Entri (i, j) dari
matriks merupakan jarak

d ij

dari titik i ke titik j, dimana finite jika i

berhubungan langsung ke j dan infinite bila sebaliknya.


Misalkan diberikan tiga buah titik i, j, k dengan menghubungkan jarak
yang ditunjukkan pada tiga busur. Lebih pendek mencapai k dari i melalui j
jika
d ij + d jk < d ik

Pada kasus ini adalah optimal untuk mengganti rute langsung dari

i k

dengan rute tidak langsung i j J k .

dij

djk

dik

Gambar 2.6 Jaringan dengan titik i, j, k


Langkah langkah algoritma Floyd :
1. Iterasi 0
Definisikan matriks jarak

D0

dan matriks urutan titik

S0

. Elemen

. Ambil k = 1

diagonal ditandai dengan

D0
1

1
-

2
d 12

...
...

j
d1 j

...
...

n
d1 n

d 21

...

d2 j

...

d2 n

di1

di 2

...

d ij

...

dn1

dn2

...

d nj

...

S0
1

1
-

2
2

...
...

j
j

...
...

n
n

...

...

...

...

...

...

2. Iterasi k (k=1,2, ..., n)

Definisikan baris k dan kolom k sebagai baris pivot dan kolom pivot.
Gunakan operasi tripel untuk setiap elemen

d ij dala m Dk j ,

untuk

semua i dan j.
Jika kondisi
d ik + d kj <d ij (i k , j k dani j)
dipenuhi, buat perubahan berikut :
Dk
d ij
Buat
dengan mengganti
dalam

Buat

Sk

dengan mengganti

S ij

dalam

Dk1

dengan

d ik + d kj

S k1

dengan k .

Ambil k = k + 1 dan ulangi iterasi k.


Iterasi k dari algoritma dapat dijelaskan lebih mudah dengan
menggambarkan

Dk1

sebagai berikut

Kolom j
Baris i

Pivot kolom k

d ij

d ik

Kolom q

d iq

Pivot baris k
d kj

Baris p

d pj

d kq

d pk

d pq

Operasi tripel dapat diaplikasikan sebagai berikut :


Jika penjumlahan dari elemen elemen pada baris pivot dan kolom
pivot( ditunjukkan dengan bujursangkar) lebih kecil dari elemen

perpotongan ( ditunjukkan dengan lingkaran ) maka iterasi akan optimal


dengan mengganti jarak perpotongan dengan penjumlahan dari jarak pivot.
Setelah n iterasi dapat ditentukan rute terpendek antara titik i dan j dari
matriks

D n dan S n

Dari

D n , dij

Dari

Sn ,

dengan aturan sebagai berikut:

memberikan jarak terpendek antara titik i dan j.

tentukan titik antara

k =S ij ,

dimana menghasilkan rute

i k j jika S ik =k dan Skj = j stop .


Semua titik titik antara dari rute telah ditemukan.Sebaliknya, ulangi
prosedur antara titik titik i dan k, titik titik k dan j.

Anda mungkin juga menyukai