Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ANESTESI
REGIONAL
(ANESTESI SPINAL)

Pembimbing :
dr. Ketut Irianta, Sp.An.

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tanggal pemeriksaan : 09 Maret 2015
Tanggal masuk RS : 08 Maret 2015

IDENTITAS PASIEN
Keluhan utama
Benjolan di lipat paha sebelah kanan yang hilang timbul

Riwayat penyakit sekarang


Pasien merasakan adanya benjolan yang hilang timbul di
daerah lipat paha sebelah kanan sejak enam bulan
yang lalu. Pada awalnya benjolan tidak terlalu besar
namun lama kelamaan menjadi semakin membesar,
dengan diameter kurang lebih 5 cm. Benjolan ini
terutama timbul sewaktu pasien berdiri, batuk,
mengangkat benda berat dan sewaktu mengedan.
Benjolan yang timbul dirasakan berkurang ukurannya
sewaktu pasien berbaring.

Riwayat penyakit penyerta


Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun yang
lalu. Pasien rutin mengkonsumsi obat Amlodipine setiap
hari. Pasien tidak memiliki penyakit penyerta lainnya
seperti kencing manis, asma, maupun alergi.

Habit
Pasien tidak memiliki kebiasaan khusus seperti merokok atau
mengkonsumsi alkohol.

Riwayat operasi sebelumnya


Pasien sudah pernah dioperasi hernia sebelumnya, ditempat
yang sama pada tahun 1995. Menurut pasien tidak
terdapat kesulitan pada operasi dan selama pemulihan
pada waktu tersebut.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak baik
Kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 140/80 mmHg Nadi

60 kali per menit

Suhu

: 37C
: 20 kali per menit

Frekuensi nafas

Kepala

: normocephali, tidak ada


kelainan

Mata

: konjungtiva anemis (-/-),


ikterik (-/-)

sklera

Leher

: tidak ditemukan kelainan

Thoraks

: dalam batas normal

Abdomen:
Inspeksi : bentuk abdomen datar, terdapat bekas
luka operasi pada region inguinalis dextra disertai
dengan adanya benjolan berdiameter kurang
lebih 5 cm yang membesar ketika pasien diminta
untuk batuk atau mengejan

Palpasi

: nyeri tekan (-)

Perkusi

: timpani pada seluruh lapang abdomen.

Auskultasi: bising usus (+) normoperistaltik

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hemoglobin

: 17,3 g/dl

Hematokrit

: 50,3 %

Eritrosit

: 5.25 juta/mm3

Lekosit

: 6.350 /mm3

Trombosit

: 229 ribu/mm3

BT

: 2 menit

CT

: 10 menit

STATUS FISIK ASA :

2 Pasien dengan penyakit sistemik ringan


sampai sedang

DIAGNOSA KERJA
Hernia inguinalis medialis dextra reponible

RENCANA TINDAKAN BEDAH


Tension-free hernioplasty

PREOPERASI
Memastikan identitas pasien sesuai dengan yang tertulis
pada rencana operasi.

Memastikan pasien sudah mengenakan pakaian operasi


dan tutup kepala.

Memastikan apakah pasien sudah puasa 6-8 jam.


Menanyakan apakah ada alergi obat atau makanan.
Menanyakan apakah ada riwayat asma
Menanyakan apakah ada riwayat penyakit kronis lainnya.
Menanyakan apakah pasien memakai gigi palsu
Lakukan pemeriksaan fisik
Memastikan atau memasang IV line yang lancar.

Tindakan Anestesi
Alat disiapkan dan pasien dengan posisi supine,

memastikan kondisi pasien stabil dengan tanda-tanda


vital dalam batas normal, memastikan cairan infus
berjalan lancar.

Tindakan anestesi spinal di L3-L4 dengan pasien pada


posisi duduk

Menentukan tempat tusukan dari perpotongan garis yang


menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang
punggung, yaitu L3-L4.

Mensterilkan tempat tusukan dengan menyemprotkan


alkohol

Memberikan infiltrasi local pada tempat tusukan, yaitu


dengan lidokain 2% secukupnya.

Dilakukan penyuntikan jarum spinal di tempat

penusukan pada bidang medial dengan sudut


10-30% terhadap bidang horizontal kearah
cranial. Stilet kemudian dicabut, sehingga cairan
serebrospinal akan keluar. Obat anastetik
(Bupivacaine 15 mg dan Fentanyl 25 mcg) yang
telah disiapkan disuntikkan ke dalam ruang
subarachnoid.

Tempat penyuntikkan ditutup dengan kassa dan


plester.

Menempatkan kembali pasien dalam posisi

supine dan pasien ditanya apakah kedua


tungkai mengalami parastesi dan sulit untuk
digerakkan

Memastikan kondisi pasien stabil dengan vital


signs dalam batas normal.

Pasien diberikan oksegen 2L/menit


menggunakan nasal canule

Obat berikut diberikan secara intravena:


Midazolam 2,5 mg
Ondansetron 8 mg
Ketorolac 30 mg
Observasi tanda-tanda vital selama operasi

Cairan Masuk:
HES

: 500 cc

Ringer Asetat

: 100 cc

Cairan Keluar:
Perdarahan

: 50 cc

Urin

: 400 cc
(spontan, urin warna kuning)

9.45 = 150/80-60-20
9.50 = 150/80-60-20
9.55 = 140/70-60-20
10.00 = 140/70-60-20 Midazolam 2.5 mg
10.05 = 140/80-60-16 Ondansentron 4 mg
10.10 = 120/70-60-16
10.15 = 120/70-60-12
10.20 = 120/70-60-12
10.25 = 120/70-60-12
10.30 = 120/70-60-12
10.35 = 110/70-60-12 Ketorolac 30 mg
10.40 = 110/70-60-12
10.45 = 110/70-60-12

Post Anesthesi Care


Unit
Keluhan : mual (+), muntah (-), pusing (-), nyeri (+)
Pemeriksaan Fisik :
Aldrete Score =
Kesadaran

: 2 (sadar penuh)

Respirasi

: 2 (dapat bernafas dalam)

Sirkulasi

: 2 (Tekanan darah naik/turun berkisar 20%)

Warna kulit : 2 (merah muda, capirally refill <3 detik)


Aktivitas
: 1 (2 anggota tubuh bergerak
aktif/diperintah)

VAS = 2

Tekanan darah : 120/70 mmHg


Nadi

: 52 kali per menit

Suhu

: 37C

Frekuensi nafas : 16 kali per menit

Penatalaksanaan:
1. Monitor tanda-tanda vital, perdarahan dan urin
output

2. Dapat pindah ruangan bila aldrete score > 8 dan


VAS < 3

3. Bila nyeri dapat diberikan Ketorolac 30 mg IV

Anda mungkin juga menyukai