REPUBLIK INDONESIA
Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9
Kuningan, Jakarta 12950
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kementerian
Pembangunan
Kesehatan di tahun 2013 kepada seluruh masyarakat. Selain itu, laporan ini memuat
Diharapkan laporan ini akan bermanfaat bagi para pengelola dan pelaksana
program kesehatan di seluruh Tanah Air, serta segenap stakeholders, sebagai
umpan balik tentang dampak dari dukungan dan peranserta mereka dalam
Pembangunan Kesehatan
Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
boi, Sp A, MPH
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kav.4-9 Jakarls 12590 Telepon/Faksimile (021) 5201591
KEMENTERIAN KESEHATAN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... v
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... ix
NILAI-NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN ................................................................................. xi
IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................................................. xii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A.
B.
C.
BAB II
A.
B.
C.
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN
iii
KEMENTERIAN KESEHATAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Kinerja
di
lingkungan
vi
Tabel 16
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
Grafik 2
Grafik 3
Grafik 4
Grafik 5
Grafik 6
Grafik 7
Grafik 8
Grafik 9
Grafik 10
Grafik 11
Grafik 12
Grafik 13
Grafik 14
viii
Grafik 15
Grafik 16
Grafik 17
Grafik 18
Grafik 19
Grafik 20
Grafik 21
Grafik 22
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Kepegawaian
Gambar 19
xi
NILAI-NILAI
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pro
Rakyat
Inklusif
Responsif
efektif
bersih
Pro rakyat:
Inklusif:
Responsif:
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap
dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
Efektif:
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan,
dan bersifat efisien.
Bersih:
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), transparan, dan akuntabel.
xii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan
Tahun 2013, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja
Menteri Kesehatan beserta jajarannya kepada Presiden RI, dan seluruh pemangku
kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Selain itu LAKIP
Kementerian Kesehatan merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis.
Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut, Kementerian Kesehatan sebagai
lembaga/institusi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
kesehatan
dalam
pemerintahan
menyelenggarakan
pemerintahan
(1)
derajat
Meningkatkan
untuk
negara
kesehatan
membantu
mempunyai
masyarakat,
Presiden
empat
melalui
dalam
misi
yaitu
pemberdayaan
xiii
xiv
Meningkatnya
status
kesehatan
dan gizi
masyarakat
Menurunnya
angka
kesakitan
akibat
penyakit
Meningkatn
ya Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat
Seluruh Provinsi
melaksanakan
program
pengendalian
PTM
Seluruh
Kab/Kota
melaksanakan
SPM
Menurunnya disparitas
status kesehatan dan
status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial
ekonomi serta gender
Terpenuhinya
kebutuhan tenaga
kesehatan
strategis di DTPK
FINANCIAL PERSPECTIVE
xv
Kementerian
Kesehatan
tahun
2010-2014
melalui
Kepmenkes
kabupaten/kota
yang telah
menganggarkan
APBD bidang
xvi
(2)
Persentase
Rumah
Tangga
yang
melaksanakan
PHBS,
Realisasi kinerja indikator kunjungan neonatal pertama (KN1) tahun 2013 adalah
sebesar 92,33% dari target yang ditetapkan sebesar 89%
pencapaian KN 1
xvii
xviii
penelitian,
79%.
Pada tahun 2013, persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data
kesehatan terealisasi sebesar 76.1% dari target sebesar 75 %, dengan demikian
capaian kinerjanya sebesar 101.47%.
Dalam
pengadaan
menggunakan
LPSE,
Kementerian
Kesehatan
mampu
xix
Tiga indikator yang masih harus diupayakan pencapaiannya di tahun 2014 untuk
memenuhi target sebagaimana 3 indikator di atas maka hambatan dalam
pencapaian
kinerja
akan
ditangani
dengan
langkah-langkah
pemecahan
masalahnya.
Untuk mendukung tujuan dan sasaran Kementerian Kesehatan maka dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2013 jumlah Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 50.430 orang.
Keberhasilan penghematan keuangan negara melalui kegiatan pengadaan
menggunakan e-procurement, sebesar Rp. 657.196.718.779 atau sebesar 9,88%
dari pagu Kementerian Kesehatan merupakan wujud kesungguhan Kementerian
Kesehatan dalam upaya efisiensi dan efektifitas dukungan anggaran terhadap
capaian kinerja.
Beberapa upaya dan prestasi lainnya yang telah dicapai oleh Kementerian
kesehatan, antara lain :
1. Salah satu upaya dalam rangka melindungi hak atas kesehatan, Pemerintah
melaksanakan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Melalui program tersebut,
diharapkan seluruh penduduk Indonesia terlindung dalam sistem asuransi,
sehingga kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak dapat terpenuhi.
2. Kemenkes senantiasa berupaya dalam mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi
(WBK), melalui pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang
diantaranya one stop service sistem keluhan masyarakat (ULT, PTRC, dan
Pojok
Informasi),
kesepakatan
keterbukaan
informasi
publik
PTRC,
xx
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dijelaskan bahwa
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, dan pada Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 14 menyatakan bahwa Pemerintah
bertanggung
jawab
merencanakan,
mengatur,
menyelenggarakan,
Nasional
disebutkan
bahwa
pengelolaan
kesehatan
disebutkan
bahwa
komponen
pengelolaan
kesehatan
dikelompokkan dalam sub sistem: (a) upaya kesehatan; (b) penelitian dan
pengembangan kesehatan; (c) pembiayaan kesehatan; (d) sumber daya
yang
dibantu
oleh
Menteri
dengan
amanah
dari
Rakyat/masyarakat.
AMANAH
TANGGUNG
JAWAB
RAKYAT /Masyarakat
PRESIDEN
TANGGUNG
JAWAB
TUGAS BIDANG
KESEHATAN
MENKES
salah
satunya
bidang
kesehatan.
Kedudukan
Republik
Indonesia
Nomor
47
Tahun
2009
tentang
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
Atas
Peraturan
1144/Menkes/Per/VIII/2010
Tentang
Menteri
Kesehatan
Organisasi
Dan
Tata
Nomor
Kerja
kebijakan
nasional,
kebijakan
pelaksanaan
dan
urusan
pemerintahan
sesuai
dengan
bidang
tugasnya
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di
bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden
Gambar dibawah ini menunjukkan keterkaitan antara tugas dan fungsi di
Kementerian Kesehatan.
KEDUDUKAN
FUNGSI
1.
2.
3.
4.
TUGAS
Menyelenggarakan urusan di bidang
kesehatan dalam pemerintahan
untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan
negara
5.
mechanism;
well-trained
and
adequately
paid
Kesehatan
adalah
penitikberatan
pembangunan
peningkatan
kesehatan
masyarakat
dan
lingkungan
kesehatan
ibu,
bayi,
balita
dan
Keluarga
Berencana (KB);
pengembangan,
dan
pemberdayaan
SDM
kesehatan;
5. Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan,
Sistem
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan
krisis kesehatan;
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
Prioritas pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui
program sebagai berikut:
1. Program Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi
pemberian imunisasi dasar kepada 90% Balita pada 2014;
Penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67%
penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang
menjangkau 75% penduduk sebelum 2014; Penurunan tingkat
kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada
2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per
1.000 kelahiran pada 2007 menjadi 24 pada 2014.
2. Sarana Kesehatan
Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan Rumah Sakit
berakreditasi internasional minimal 5 kota besar di Indonesia dengan
target 3 kota pada 2012 dan 5 kota pada 2014.
3. Obat
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sebagai
dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga
Obat Generik Berlogo (OGB).
4. Asuransi Kesehatan Nasional
Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga
miskin dengan cakupan 100% pada 2011 dan diperluas secara
bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara 2012-2014.
5. Program Keluarga Berencana (KB)
Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500
klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014.
6. Pengendalian Penyakit Menular
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014,
yang ditandai dengan : Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari
235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria
(Annual Parasite Index- API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen)
hingga menjadi < 0,5.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Kementerian Kesehatan diatur dalam Permenkes
Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Kementerian
Permenkes
Nomor
Kesehatan
35
Tahun
sebagaimana
2013
tentang
diubah
dengan
Perubahan
atas
D. SISTEMATIKA
Berlandaskan pada PermenPAN dan RB No 29 tahun 2010, maka sistimatika
penyajian laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan disusun
sebagai berikut:
-
10
Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian sasaransasaran Kementerian Kesehatan dengan pengungkapan dan penyajian
dari hasil pengukuran kinerja.
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
DALAM KETERPADUAN SISTEM
komponen
saja
sehingga
penguatannya
memerlukan
upaya
12
RPJP
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
KETERKAITAN 3
SISTEM
RPJM/D
RKP/D
Sistem Penganggaran
RKAKL/SKPD
RENSTRA
KL/SKPD
RKT Dan
RENJA
KL/SKPD
Sasaran Kinerja
Organisasi
Sistem AKIP
EVALUASI
DIPA &
POK
PENETAPAN
KINERJA (PK)
Sasaran Kinerja
Pegawai
LAKIP
13
PENGUKURAN &
PENGUMPULAN DATA
KINERJA
PENILAIAN PRESTASI
KERJA PNS/INDIVIDU
Menuju
Indonesia
yang
Sejahtera
dengan
Sasaran
13
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Nasional 2010-2014
(PERPRES NO.5
TAHUN 2010)
AGENDA PEMBANGUNAN
1.
2.
3.
4.
5.
14
B. RENCANA STRATEGIS
Memperhatikan
amanah
dalam
pembangunan
kesehatan
tersebut,
15
f. Sasaran
Strategis
Keenam
Terpenuhinya
kebutuhan
tenaga
16
produk/model/
intervensi/prototipe/standar/
formula
hasil
c. Sasaran
Program/Kegiatan
pelaksanaan
tugas,
Ketiga
pembinaan
Meningkatnya
dan
pemberian
koordinasi
dukungan
17
18
Program Generik:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya;
Kegiatan yang akan dilakukandalam program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya meliputi:
a. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
b. Penanggulangan krisis kesehatan.
c. Pembinaan, pengembangan, pembiayaan dan jaminan kesehatan.
d. Perumusan peraturan perundang-undangan dan pembinaan organisasi
tatalaksana.
e. Pengelolaan data dan informasi kesehatan.
f. Peningkatan kerjasama luar negeri.
g. Pengelolaan komunikasi publik.
h. Perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan.
i.
j.
k. Pengelolaan
urusan
tata
usaha,
keprotokolan,
rumah
tangga,
2. Program
peningkatan
pengawasan
dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian Kesehatan;
Kegiatan yang akan dilakukan dalam program peningkatan pengawasan
dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan, meliputi :
19
Peningkatan
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Aparatur
Kementerian Kesehatan.
dan
pengembangan
biomedis
dan
teknologi
dasar
kesehatan.
c. Penelitian dan pengembangan teknologi terapan kesehatan dan
epidemiologi klinik.
d. Penelitian
dan
pengembangan
teknologi
intervensi
kesehatan
masyarakat.
e. Penelitian
dan
pengembangan
humaniora
kesehatan
dan
pemberdayaan masyarakat.
20
Program Teknis:
1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;
Kegiatan yang akan dilakukan dalam program bina gizi dan kesehatan ibu
dan anak meliputi :
a. Pembinaan gizi.
b. Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi.
c. Pembinaan pelayanan kesehatan anak.
d. Pembinaan, pengawasan, dan pengembangan program pelayanan
kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer.
e. Pembinaan upaya kesehatan kerja dan olah raga.
f. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
g. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
21
22
C. PENETAPAN KINERJA
Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014
telah ditetapkan dengan Kepmenkes No. 1099/ Menkes/SK/VI/2011. Sebagai
penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan
kesehatan telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam
Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun 2013 yaitu:
Tabel 1
Target Perjanjian Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2013
No
Sasaran Strategis
Target
2013
Meningkatnya status
kesehatan dan gizi
masyarakat
89 %
89 %
23
No
Sasaran Strategis
Target
2013
Menurunnya
angka Persentase kasus baru TB
kesakitan akibat penyakit (BTA positif) yang disembuhkan
menular
Menurunnya disparitas
status kesehatan dan
status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial
ekonomi serta gender
80 %
88 %
394
fasyankes
4 kota
75 %
57.000
poskesdes
Meningkatnya
Persentase penduduk yang
penyediaan
anggaran mempunyai jaminan kesehatan
publik untuk kesehatan
dalam
rangka
mengurangi
risiko
financial akibat gangguan
kesehatan bagi seluruh
penduduk,
terutama
penduduk miskin
Meningkatnya
Perilaku Persentase Rumah Tangga
Hidup Bersih dan Sehat yang melaksanakan PHBS
(PHBS) pada
tingkat
Rumah Tangga
70 %
5.320
75,7 %
24
No
Sasaran Strategis
Target
2013
Seluruh provinsi
melaksanakan program
pengendalian penyakit
tidak menular
Seluruh Kab/Kota
Persentase kabupaten/kota
melaksanakan Standar
yang telah menganggarkan
Pelayanan Minimal (SPM) APBD bidang kesehatan
minimum 10 (sepuluh) persen
dari APBD dalam rangka
pencapaian SPM
9 Terpenuhinya
ketersediaan obat dan
vaksin
90 %
100 %
95 %
10
Meningkatnya kualitas
penelitian,
pengembangan dan
pemanfaatan di bidang
kesehatan
Jumlah produk/model
intervensi/prototipe/ standar/
formula hasil penelitian dan
pengembangan di bidang
kesehatan
11
Meningkatnya koordinasi
pelaksanaan tugas,
pembinaan dan
pemberian dukungan
manajemen Kementerian
Kesehatan
75 %
Persentase pengadaan
menggunakan e_procurement
90 %
75 %
12
Meningkatnya
pengawasan dan
akuntabilitas aparatur
Kementerian Kesehatan
65
75 %
25
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan bagian suatu proses dari sistem
akuntabilitas
kinerja
instansi
pemerintah
sebagai
suatu
tatanan,
Sasaran
program/kegiatan
ini
mendukung
26
Tabel 2
Capaian Realisasi dan Kinerja Indikator Kinerja Utama
Kementerian Kesehatan Tahun 2013
No.
1
Sasaran Strategis
Meningkatnya
status kesehatan
dan gizi
masyarakat
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Persentase ibu
bersalin yang ditolong
oleh nakes terlatih
(cakupan PN)
89%
90,88%
102,11%
Persentase cakupan
kunjungan neonatal
pertama (KN1)
89%
92,33%
103,74%
Persentase Balita
ditimbang berat
badannya (D/S)
80%
80,3%
100,4%
87
90,5
104%
Menurunnya
disparitas status
kesehatan dan
status gizi antar
wilayah dan antar
tingkat sosial
ekonomi serta
gender
394
478
121%
125%
Persentase fasilitas
kesehatan yang
mempunyai SDM
kesehatan sesuai
standar
75
81,27
108,36%
57.000
54.731
96%
Persentase penduduk
yang mempunyai
jaminan kesehatan
75,4%
76,18%
101%
4 Meningkatnya
penyediaan
anggaran publik
untuk kesehatan
dalam rangka
mengurangi risiko
financial akibat
gangguan
Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
(RS dan Puskesmas)
yang memenuhi
standar sarana,
prasarana, dan
peralatan kesehatan
27
No.
Sasaran Strategis
kesehatan bagi
seluruh penduduk,
terutama penduduk
miskin
Meningkatnya
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) pada
tingkat Rumah
Tangga
Indikator Kinerja
Target
Persentase Rumah
Tangga yang
melaksanakan PHBS
65%
5.320 org
Realisasi
55,06%
84,71%
5.826 org
>100%
Terpenuhinya
kebutuhan tenaga
kesehatan strategis
di Daerah
Tertinggal,
Terpencil,
Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK)
Jumlah tenaga
kesehatan yang
didayagunakan dan
diberi insentif di DTPK
Seluruh provinsi
melaksanakan
program
pengendalian
penyakit tidak
menular
Seluruh Kab/Kota
melaksanakan
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Presentase provinsi
yang memiliki
peraturan tentang
Kawasan Tanpa
Rokok
90%
Persentase
kabupaten/kota yang
telah menganggarkan
APBD bidang
kesehatan minimum
10 (sepuluh) persen
dari APBD dalam
rangka pencapaian
SPM
100%
48,47%
48,47%
Terpenuhinya
Persentase
ketersediaan obat ketersediaan obat dan
vaksin
dan vaksin
95%
96.93
102,03%
10
Meningkatnya
kualitas penelitian,
pengembangan
dan pemanfaatan
di bidang
kesehatan
Jumlah produk/model
intervensi/prototipe/
standar/ formula hasil
penelitian dan
pengembangan di
bidang kesehatan
11
Meningkatnya
koordinasi
Persentase provinsi
dan kabupaten/kota
52
90,9%
53
75%
76.1%
101%
101,9%
101.47%
28
No.
Sasaran Strategis
pelaksanaan tugas,
pembinaan dan
pemberian
dukungan
manajemen
Kementerian
Kesehatan
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
60%
79%
131,16%
85
94
110.59%
75%
100%
133.3%
12
Meningkatnya
pengawasan dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian
Kesehatan
memiliki
indikator
dengan
target
yang
telah
ditetapkan.
pengukuran
indikator
Kementerian
Kesehatan
yang
telah
29
koordinasi
pelaksanaan
tugas,
pembinaan
dan
SP 4 (100%)
SP 3 ( 100%)
SP 2 (100%)
SP 1 (100%)
2013
SS 8 (53
SS 7 (100%)
SS 6 (100%)
SS 5 (60%)
SS 4 (67,1%)
SS 3 (75%)
SS 2 (100%)
SS 1 (100%)
Start
(2010)
Finish
(2014)
SP = Sasaran Program
30
Tabel 3
Capaian Indikator Pn antar tahun 2009-2013
Indikator
Persentase persalinan
yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih
(Cakupan Pn)
Target
Realisasi
Capaian
89%
90,88%
102,11%
31
antar tahun terhadap target Renstra dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 1
Tren cakupan Pn tahun 2010-2013 dibandingkan target
Renstra Kemenkes 2010-2014
32
Manajemen
dan
Jejaring
Rujukan
di
tingkat
33
capaian
cakupan
Sakit).
Hal
tersebut
langsung
langsung.
maupun
Penyebab
tidak
langsung
Cakupan
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
terlatih
sudah
34
ibu
bersalin.
Pada
tahun
2013
Kementerian
Kesehatan
Program
Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi
(P4K).
Program
ini
pelayanan
kegawatdaruratan
35
program
Kemitraan
Hingga
tahun
2013
mencapai
73,2%,
lebih
tinggi
yang
sulit,
Kementerian
kesehatan
36
kapasitas
tenaga
kesehatan
dalam
program
dan
peralatan
yang
memadai
untuk
menolong
persalinan.
e) Masih ada kepercayaan sebagian masyarakat yang lebih memilih
persalinan ditolong non tenaga kesehatan dan dilakukan di rumah.
f)
g) Masih
kurangnya
menentukan
pemahaman
sasaran
ibu
petugas
bersalin
dan
kesehatan
nifas
serta
dalam
dalam
merencanakan kunjungannya.
h) Sistem pencatatan dan pelaporan belum sesuai yang diharapkan
(ada yang tidak tercatat atau ada keterlambatan pengiriman
laporan).
37
i)
j)
kapasitas
tenaga
kesehatan
dalam
program
38
Target
Realisasi
Capaian
89%
92,33%
103,74%
menjadi
perhatian
serius
untuk
mencari
faktor
penyebabnya.
Bila dibandingkan dengan target Renstra dalam 5 (lima) tahun
terakhir, maka cakupan KN1 menunjukkan peningkatan yang positif.
Pada tahun 2009 indikator KN1 tidak memenuhi target (-1,4%
dibawah target), namun sejak tahun 2010 hingga tahun 2013,
39
Grafik 3
Tren Capaian Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
Tahun 2009 2013
40
Grafik 4
Cakupan KN1 menurut Provinsi Tahun 2013
masih
banyak
integrasi
lintas
program
yang
belum
optimal,
masih
lemahnya
pemberdayaan
41
pelatihan
pedoman
terkait
pelayanan
kesehatan
neonatal
Gambar 7 - Pengembangan Materi KIE Perawatan Bayi Baru Lahir dan Tanda
Bahaya Bayi Baru Lahir di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jayawijaya
42
kepatuhan
standar/pedoman
tenaga
melalui
kesehatan
pendampingan,
terhadap
pemanfaatan
terhadap
capaian
kunjungan
neonatus
(KN)
dikemudian hari.
Hambatan:
1) Kualitas tenaga masih belum sepenuhnya sesuai standar, dan
distribusinya tidak merata.
2) Rendahnya komitmen pemerintah daerah terhadap peningkatan
upaya kesehatan anak.
3) Sarana dan prasarana yang terstandar belum sepenuhnya dapat
terpenuhi terutama di daerah dengan akses sulit.
dan
mendorong
komitmen
pemerintah
untuk
43
Target
Realisasi
Capaian
Persentase Balita
ditimbang Berat Badanya
(D/S
80%
80,3%
100,4%
44
0,1% di tahun 2011. Bila kondisi ini tidak disikapi secara serius dengan
menunjukkan kinerja program yang lebih baik, maka dikhawatirkan
pada tahun 2014 tidak dapat mencapai target yang ditetapkan. Grafik
dibawah ini menggambarkan lebih jelas hal tersebut.
Grafik 5
Tren Cakupan D/S dibanding Target Renstra 2009-2014
45
pertumbuhan
serta
kapsul
pencegahan
diare,
sebagainya
kesehatan
vitamin
untuk
anak.
A,
dan
peningkatan
Peran
serta
(D/S)
menjadi
sangat
penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Semakin
cepat ditemukan, maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk
akan semakin baik. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata
laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi risiko kematian,
sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan.
Gambar 9
Aktifitas Penimbangan di Posyandu Puskesmas Rejo Agung
Ploso Jombang Jawa Timur
46
Permendagri
nomor
19
Tahun
2011
tentang
Adanya
Surat
Edaran
Menteri
Kesehatan
nomor
47
kemampuan
tenaga
dalam
pemantauan
48
c.
tenaga
kesehatan
di
Indonesia.
Hingga
akhir
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat
terutama
di
posyandu.
g. Penyediaan dana melalui Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) dengan perencanaan yang sesuai dengan besaran
masalah di Puskesmas.
h. Di samping upaya tersebut di atas, telah diinventarisasi
berbagai upaya terobosan atau kegiatan dalam rangka
peningkatan D/S antara lain :
1) Arisan posyandu yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada
hari buka posyandu dengan melibatkan keluarga yang
memiliki balita sehingga membuat para peserta arisan
merasakan keterikatan untuk datang ke posyandu.
2) Demo memasak atau demo kecantikan yaitu kegiatan yang
dilakukan pada hari buka posyandu dengan memanfaatkan
keterampilan yang dimiliki masyarakat atau dapat juga
bekerjasama dengan pihak lain di wilayah posyandu
sehingga pada saat demo, ibu dan atau keluarga balita
mau datang ke posyandu.
3) Warung posyandu yaitu kegiatan seperti bazar yang
dilakukan pada hari buka posyandu, dimana peserta bazar
adalah ibu-ibu balita atau kader yang menjual aneka
kebutuhan termasuk kerajinan tangan dan masakan bergizi
yang diolah sendiri.
4) Odong-odong, kuda-kudaan, jungkat-jungkit, ayunan yaitu
bentuk permainan yang dimiliki dan dikelola oleh posyandu
49
di
masyarakat
setempat.
Bentuk
boneka
50
Target
Realisasi
Capaian
87
90,5
104%
91.2%
85%
90.3%
86%
90.8%
87%
90.5%
87%
target
capaian
2010
2011
2012
2013
51
Gambar 10 - Kader kesehatan di Kabupaten Maumere (Provinsi NTT) dan Kabupaten Sentani (Provinsi
Papua) sedang berdiskusi dengan petugas kesehatan untuk kegiatan layanan TB Desa yang merupakan
bagian kegiatan UKBM.
52
53
upaya
pemberdayaan kesehatan
masyarakat
dengan
pemberdayaan kelompok
masyarakat
lokal
dan
orang
terdampak
TB
melalui
Inisiasi
orang
terdampak
dengan
jaringan
TB
melibatkan
masyarakat
peduli
tuberkulosis
serta
54
7) Kerjasama
antara
Kemenkes dengan PT
ASKES
melalui
penggagasan penerapan
standar pengobatan TB
dengan
DOTS
bagi
serta
skema
55
2013
dikembangkan
penggunaannya
ke
24
(MTPTRO) di 24 provinsi
dikembangkan
penggunaan
Tes
cepat
Sistem
(SITT)
mencapai
56
efisiensi,
meningkatkan
alokasi
dana
pemerintah,
konsisten
57
58
59
KNCV
sebagai
leading
organization
TBCARE
untuk
60
4. Union
Pada tanggal 26 Maret 2013, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan menerima surat dari
Presiden International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases
(IUATLD) yang menyampaikan penghargaan atas langkah-langkah positif
yang sudah diambil Indonesia dalam pengendalian dampak rokok dan
sekaligus ucapan selamat atas penghargaan yang diterima Indonesia
dalam pengendalian TB dari Global USAID Achievement Award.
61
62
Permasalahan
1) Belum semua kasus TB di masyarakat ternotifikasi sehingga masih
banyak pasien TB di masyarakat belum diobati, dan pastinya hal ini
akan menjadi sumber penularan.
2) Adanya epidemi HIV akan meningkatkan kejadian koinfeksi TB HIV.
3) Kasus TB Multi Drug Resistance (MDR) mulai meningkat.
4) Belum optimalnya manajemen dan kesinambungan pembiayaan
program pengendalian TB.
5) Keterbatasan sumber daya yang dimiliki sektor pemerintah dan
besarnya
tantangan
yang
ditimbulkan
akibat
penyakit
TB,
63
dan
pendanaan
pasien
TB
MDR.
Pelaksanaan
dapat
menerapkan
exit
strategi,
sehingga
bisa
64
program
pengelolaan
bangunan/gedung,
65
persyaratan
teknis
bidang
sarana
dan
prasarana
(n)
Fasyankes,
Penyusunan
(o)
numenklatur
Peningkatan
peralatan
kapabilitas
kesehatan
petugas
di
pengelola
pengelolaan
dan
pengujian
kalibrasi
peralatan
Target
Realisasi
394
478
Capaian
121%
66
Grafik 8
Capaian indikator Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS dan
Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan
Jumlah Fasyankes
2010
2011
2012
2013
2014
TARGET
160
206
269
394
594
REALISASI
96
388
467
67
i.
j.
kapabilitas
petugas
pengelola
pemeliharaan
peralatan kesehatan.
o. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan dan pengujian
kalibrasi peralatan Kesehatan.
p. Pertemuan koordinasi teknis BPFK dan Institusi Penguji.
q. Pertemuan koordinasi pengelolaan peralatan kesehatan di
fasyankes.
r.
u. Workshop ASPAK.
v.
68
penyelenggaraan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
layanan
rumah
dengan
sakit
ukuran
untuk
akreditasi
69
Target
Realisasi
Capaian
125%
70
Puskesmas
RS kelas D
RS kelas C
RS kelas B
RS kelas A
Anestesi, Dr
Spesialis
Dr Spesialis
Patologi Klinik,
71
72
sosialisasi
peraturan
perundang-undangan
maupun
73
desa.
Poskesdes
diselenggarakan
oleh
tenaga
kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu sekurangkurangnya 2 (dua) orang kader.
74
Grafik 10
Target dan Capaian Indikator Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Beroperasi Tahun 2010 sampai Tahun 2013
75
Grafik 11
Capaian Indikator Jumlah Poskesdes Beroperasi
per Provinsi Tahun 2013
Pembangunan
Poskesdes
berserta
peralatan
76
Petunjuk
Teknis
Pengembangan
dan
Penyelenggaraan Poskesdes.
f)
pembangunan Poskesdes
masih perlu
disinkronisasi
77
target
diatas,
indikator
dengan
dirumuskannya
pembiayaan
telah
kebijakan
dan
jaminan
(a)
menata
mengembangkan
kesehatan
Gambar 14 - JKN, Untuk Indonesia yang lebih baik
sektor
memantapkan
dan
jaminan
formal;
(b)
Jaminan
78
Tabel 9
Target dan Capaian Realisasi Indikator Persentase Penduduk Yang
Mempunyai Jaminan Kesehatan tahun 2013
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
Persentase penduduk
yang mempunyai jaminan
kesehatan
75,4 %
76,18%
101%
capaian
indikator
penduduk yang
79
empat ratus ribu) jiwa, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan
Nomor 149 tahun 2013 tentang kepesertaan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat. Peserta dengan kartu sejumlah 86.400.000
jiwa, merupakan komitmen pemerintah untuk menjamin penduduk tidak
mampu, yang mengacu pada Basis Data Terpadu hasil pendataan
Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 yang dikelola oleh
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
2. Adanya kebijakan Peserta Non Kartu dalam Jamkesmas. Peserta Non
Kartu adalah masyarakat miskin dan tidak mampu yang meliputi
gelandangan, pengemis, penghuni panti-panti sosial (rekomendasi
dinas sosial), penghuni rutan/lapas (rekomendasi kepala rutan/lapas),
penderita
Thalassaemia
Mayor
(kartu
anggota
penderita
80
Jaminan
Kesehatan
Nasional
merupakan
penyelenggaraan
upaya
finansial
yang
berarti
dalam
mendapatkan
pelayanan
81
82
83
Grafik 13
Perbandingan antara Target dan Capaian Indikator Persentase
Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS Tahun 2010 s.d 2013
84
85
j)
maupun
administratif
untuk
membantu
pelaksanaan
86
Permasalahan:
a) Kurang
optimalnya
pemanfaatan
sumber
daya,
termasuk
6. Sasaran
87
88
Tabel 10
Realisasi Tenaga Kesehatan Pendayagunaan
Penugasan Khusus 2010-2013
Target Capaian per tahun
No
Tahun
Target
Realisasi
Target
Realisasi
2010
1.200
1.323
110%
1.200
1.323
110%
2011
1.245
1.391
111%
2.445
2.714
111%
2012
1.375
1.640
119%
3.820
4.354
114%
2013
1500
1506
100,4%
5320
5860
109,5%
Grafik 15
Realisasi Jumlah tenaga strategis yang didayagunakan dan
diberi insentif di DTPK tahun 2013
diukur
pada
kondisi
tenaga
kesehatan
yang
telah
89
kualitas
manajemen
dalam
perencanaan
dan
7. Sasaran
Strategis
Seluruh
Provinsi
Melaksanakan
Program
90
provinsi
telah
memiliki
Kebijakan
(Perda/surat
91
and
Lung
Diseases
(IUATLD)
menyampaikan
92
Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2013 untuk mencapai target :
1. Mengembangkan regulasi, pedoman dan panduan pengendalian
tembakau, antara lain dengan menyusun:
a) Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2013 tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa
Produk Tembakau bagi Kesehatan.
b) Permenkes RI Nomor 28 tahun 2013 tentang Pencantuman
Peringatan
Kesehatan
Dan
Informasi
Kesehatan
Pada
Dana
Bagi
Hasil
Cukai
Hasil
Tembakau
mensosialisasikan
bahwa
daerah
dapat
93
g) Pelatihan KTR.
h) Pelatihan manajemen dan kepemimpinan dalam pengendalian
tembakau.
i)
j)
94
disusunnya
beberapa
regulasi
sebagai
peraturan
kepada
pengambil
kebijakan
untuk
penyamaan
kebijakan
pengendalian
tembakau
masih
belum
optimal.
regulasi/peraturan
pelaksanaan
yang
mendukung
95
rokok
terhadap
kesehatan,
sehingga
mampu
kegiatan
dalam
rangka
sosialisasi
kebijakan
pengendalian tembakau.
96
minimal 10% dalam rangka pencapaian SPM pada tahun 2010 adalah
sebesar 51,78%, tahun 2011 sebesar 39,50% dan pada tahun 2012
sebesar 43,27%. Dari tahun 2011 sampai dengan 2013 terdapat
peningkatan pengalokasian anggaran kesehatan.
Tabel 11
Perbandingan Target dan Realisasi capaian indikator
Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang
kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka
pencapaian SPM Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
100%
48,47%
48,47
pengawasan
melalui
program
e_monev
untuk
Permasalahan :
Masih belum teralokasinya secara memadai pembiayaan SPM dengan
dukungan anggaran daerah.
97
Tabel 12
Pencapaian indikator kinerja
Persentase ketersediaan obat dan vaksin Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
Persentase
ketersediaan obat dan
vaksin
95%
96.93%
102.03%
Berikut disajikan pula gambaran ketersediaan obat dan vaksin masingmasing provinsi.
98
Grafik 17
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di tiap Provinsi tahun 2013
Ketersediaan Obat dan Vaksin
pada masing-masing Provinsi
250
219,27
200
167,13
163,15
151,7
137,11
127,17
150
100
105,93
96,93
207,27
189,31
188,93 183,09
187,63
138
93,16
78,71
87,77
178,52
158,65 161,06
158,8
124,89
109,21
167,08
145,62
118,08
101,17
112,79
91,74
84,29 80,86
%
Ketersediaa
n Obat
78,8
70,87
50
Papua Barat
Malut
Papua
Sulbar
Maluku
Sulut
Gorontalo
Sulteng
NTT
Sulsel
Sultra
Bali
NTB
Kalsel
Kaltim
Kalbar
Kalteng
Jogjakarta
Jawa Timur
Jawa Tengah
Banten
Jawa Barat
Lampung
DKI Jakarta
Bangka Belitung
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Riau
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
NAD
Sumatera Utara
99
96,93% 100%
92,85% 95%
90%
85% 87%
80%82%
80%
60%
40%
20%
Strategi
yang
dilakukan
dalam
mencapai
indikator
Persentase
komitmen
Pemerintah
Derah
Provinsi
dan
advokasi
kepada
Pemerintah
Provinsi
dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Memfasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota untuk mengadvokasi Pemerintah Daerah setempat
terkait penyediaan obat dan vaksin.
5. Melakukan dekonsentrasi biaya distribusi obat dan vaksin yang
teralokasi dalam APBN.
100
secara
intensif
kepada
Pemerintah
Provinsi
dan
didukung
oleh
beberapa
kegiatan
dengan
indikator
101
10. Sasaran
Program/Kegiatan
Meningkatnya
Kualitas
Penelitian,
4)
kompetensi/kepakaran,
5)
kewilayahan;
dan
6)
skripsi/tesis/disertasi.
102
dan
Pengembangan
Bidang
Teknologi
Intervensi
Kesehatan Masyarakat.
5) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Bidang Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
6) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Bidang Tanaman Obat dan
Obat Tradisional.
7) Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Bidang Vektor dan
Reservoir Penyakit.
8) Kajian dan Desentralisasi Daerah Bermasalah Kesehatan.
9) Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
sumber
Riskesdas
2013.
daya
diarahkan
Meskipun
/prototipe/standar/formula
untuk
demikian,
yang
mendukung
dari
ditargetkan,
52
telah
pelaksanaan
produk/
model
dihasilkan
53
103
study
yang
104
dengan
pemanfaatan
dan
pengembangan
hasil
kinerja,
Akademisi:
Layanan Data
Instansi
Pemerintah :
-Kajian dan
gambaran
status
kesehatan
masyrakat
sebagai
masukan
kebijakan
pemerintah
produk/model/prototipe/standar/
formula hasil litbangkes
Sektor
Bisnis:
Proses
scale-up
hasil
litbangkes
dalam
rangka
persiapan
produksi
massal oleh
industri
105
Tabel 13
Target dan Realisasi Indikator
Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula hasil penelitian dan pengembangan
di bidang kesehatan Tahun 2013
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
52
53
101,9%
Permasalahan
Penegakan pedoman manajemen yang belum optimal. Masih ditemukan
keterlambatan pengumpulan protokol sebagai data dukung perencanaan dan
penganggaran dan juga keterlambatan pengumpulan laporan sebagai bahan
evaluasi. Selain itu, terkait dengan pemanfaatan hasil litbangkes, belum
terdapat mekanisme yang resmi dan standar dalam mengidentifikasi
kebutuhan lintas program.
aspek
ilmiah
dan
manajemen
dalam
perencanaan
dan
106
aspek manajemen dan penelitian yang selama ini terpisah. Untuk itu
dilakukan seleksi protokol oleh Komisi Ilmiah sebelum penyusunan Renja dan
RKAK/L sebagai dasar input kebijakan perencanaan dan penganggaran.
Perlu dibuat prosedur yang resmi dan standar untuk pengusulan kebutuhan
hasil penelitian/kajian dari lintas program atau lintas sektor sehingga hasil
litbangkes dapat lebih tepat guna dan bermanfaat.
Foto kegiatan
Pembinaan
dan
Pemberian
Dukungan
Manajemen
Kementerian Kesehatan
Untuk mengukur keberhasilan sasaran program/kegiatan tersebut di atas
ditetapkan indikator :
a. Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data
kesehatan
Bank data kesehatan menampung berbagai database terkait indikatorindikator kesehatan yang dihasilkan dari sistem pencatatan dan
pelaporan yang ada. Bentuk fisik bank data kesehatan adalah suatu
aplikasi yang digunakan untuk menampung dan mengelola berbagai
database kesehatan.
107
konten
website
secara
intensif
dengan
kabupaten/kota.
108
2. Penyusunan
format
database,
pengelolaan
bank
data,
109
Kesehatan,
Sistem
Penilaian
Kerja
Pegawai,
110
111
Demikian
juga
untuk
produk
administrasi
Kepegawaian
yang
dikelola
melalui
layanan
80
70
60
50
40
Target
30
Realisasi
20
10
0
2010
2011
2012
2013
2014
112
dirasa
masih
belum
optimal
dan
terus
dikembangan,
Permasalahan :
1) Kurangnya
sosialisasi
tentang
manajemen
kepegawaian
peran
dan
fungsi
koordinasi
kegiatan
komitmen
sesuai
dengan
peran
dan
fungsi
113
Dasar
Barang/Jasa
Kementerian
Kesehatan
Pemerintah
Nomor
22
(LKPP)
Tahun
dengan
2013/Nomor
(SLA)
antara
Lembaga
Service Level
Kebijakan
Pengadaan
114
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
311/Menkes/SK/IX/2013.
Keberhasilan penghematan keuangan negara melalui kegiatan
pengadaan
menggunakan
e-procurement,
sebesar
Rp.
Gambar19- Wakil Menteri Kesehatan saat menerima penghargaan Cinta Karya Bangsa dari
Wakil Presiden
indikator
persentase
pengadaan
menggunakan
e-
115
Grafik 21
Perbandingan Target dan Realisasi capaian indikator
Persentase pengadaan menggunakan e-procurement
Tahun 2010- 2013 dan Tahun Akhir Renstra
Permasalahan :
1) Belum tersusunnya SOP pelayanan pengadaan pada Unit
Layanan Pengadaan.
2) Belum dilaksanakannya proses pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional
Pengadaan
Barang/Jasa
melalui
Mekanisme
Penyesuaian/Inpassing.
3) Belum optimalnya pengisian Sistem Rencana Umum Pengadaan
(SIRUP).
Usul Pemecahan masalah :
1) Mengusulkan pada pimpinan agar ditetapkannya SOP pelayanan
pengadaan pada Unit Layanan Pengadaan sehingga tugas dan
fungsi ULP dapat lebih jelas.
2) Dalam
rangka
profesionalisme
Fungsional
pengembangan
ULP
perlu
Pengadaan
karier
dan
pengangkatan
Barang/Jasa
peningkatan
dalam
melalui
Jabatan
Mekanisme
Penyesuaian/Inpassing.
3) Membentuk ULP yang permanen.
116
12. Sasaran
Program/Kegiatan
Meningkatnya
Pengawasan
dan
117
b. Evaluasi SAKIP
Evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah sangat
penting dan harus dilaksanakan evaluator secara professional dan
penuh tanggung jawab. Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberi
stimulasi bagi para pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha
menyempurnakan praktik-praktik penyelenggaraan pemerintah yang
baik berdasarkan prinsip-prinsip good governance. Pada tahun 2013,
Inspektorat Jenderal telah melaksanakan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
(AK) pada bulan April 2013 pada 8 (delapan) unit eselon I dan seluruh
satker di lingkungan Kementerian Kesehatan. Hasil evaluasi tersebut
dapat dilihat pada tabel di berikut ini.
Tabel 15
Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan
Unit
organisasi
Itjen
Setjen
Ditjen
BUK
Ditjen
GIKIA
Ditjen
P2PL
Ditjen
Binfar
dan
Alkes
Badan
PPSDM
Kes
Badan
Litbang
kes
Nilai
97,12
94,38
96,80
96,13
95,94
97,94
82,26
96,54
Predikat
Penilaian
AA
AA
AA
AA
AA
AA
AA
AA
118
Permasalahan :
Secara keseluruhan capaian indikator Persentase Unit Kerja Yang
Menerapkan Administrasi yang Akuntabel adalah sebesar 100 %, namun
demikian, besaran bobot penilaian belum menggambarkan kedalaman
kualitas sistem manajemen kinerja secara komprehensif. Perubahan
bobot penilaian akan berjenjang dari tahun ke tahun
program/kegiatan
inovatif
Kementerian
Kesehatan
yang
masyarakat
telah
dicanangkan,
selain
itu
beberapa
melaksanakan
jaminan
kesehatan
masyarakat
melalui
119
mempunyai
upah/gaji,
besaran
iuran
dihitung
berdasarkan
persentase upah/gaji dibayar oleh pekerja dan Pemberi Kerja. Bagi yang
tidak mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai
nominal tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
maka iurannya dibayarkan pemerintah. Peserta yang terakhir ini disebut
sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Tahap pertama kepesertaan JKN dimulai pada tanggal 1 Januari 2014
meliputi : PBI Jaminan Kesehatan, Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya, Anggota
Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya,
Peserta asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. ASKES
(Persero) dan anggota keluarganya, Peserta Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. JAMSOSTEK (Persero) dan
anggota keluarganya. Pada tahun 2019, seluruh penduduk Indonesia
diharapkan sudah masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional dan
mendapatkan manfaat yang sama bagi seluruh penduduk dengan besaran
iuran yang memadai.
2. Upaya Kementerian Kesehatan Menuju Wilayah Bebas Korupsi
Kemenkes senantiasa berupaya dalam mewujudkan Wilayah Bebas
Korupsi (WBK), melalui pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan
korupsi yang diantaranya one stop service sistem keluhan masyarakat
120
121
122
123
birokrat
maupun
pengguna
pelayanan
dan
tingkat
upaya
Survei Integritas kali ini dilakukan terhadap 85 instansi yang terdiri atas
20 instansi pusat, 5 instansi vertikal dan 60 instansi pemerintah
daerah. Jumlah responden mencapai 15.000 yang terbagi dalam 484
unit pelayanan dengan rincian sebagai berikut: 40 unit pelayanan di
instansi pusat dengan 1200 responden, 264 unit pelayanan di instansi
vertikal dengan 8160 responden dan 180 unit pelayanan di pemda
dengan 5640 responden. Pengambilan data primer dilakukan melalui
proses wawancara face to face dalam kurun waktu Mei - September
2013.
124
masih
perlu
ditingkatkan
oleh
Kementerian
dalam
125
the most valuable policy of public institution, dan the most trusted
public institution.
Indonesia Brand Champion Award merupakan penghargaan yang
diberikan berdasarkan berdasarkan survei publik dengan indikator
awareness, image, likeability, dan usefulness oleh MarkPlus Insight
dan majalah Marketeers. Penghargaan untuk kategori Layanan Publik
diberikan sebagai apresiasi terhadap instansi publik yang telah
memberikan pelayanan dan kebijakan terbaik bagi masyarakat selama
satu tahun terakhir.
D. SUMBER DAYA
Sumberdaya merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian
kinerja. Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran dan Sumber Daya
Barang Milik Negara yang dimilki oleh Kementerian Kesehatan antara lain
dijabarkan sebagai berikut :
126
2.279 orang
2) Staf
48.151orang
1) Golongan I
596 orang
2) Golongan II
13.106 orang
3) Golongan III
31.761 orang
4) Golongan IV
4.967 orang
b. Menurut Golongan:
c. Menurut Pendidikan:
1) Pendidikan menengah ke bawah = 14.007 orang (27,78%)
2) Pendidikan Tinggi
Pendidikan Menengah
ke bawah
Pendidikan Tinggi
127
secara
keseluruhan
mempunyai
alokasi
Rp.
KODE
AKUN NERACA
TOTAL KEMENTERIAN
KESEHATAN
TAHUNAN 2013
(1)
(2)
(3)
117111
Barang Konsumsi
117112
Amunisi
117113
15.244.172.274
117114
Suku Cadang
91.707.106.769
117121
117124
117126
117127
117128
81.143.665.313
750.000
5.175.500
172.060.246.783
1.811.610.800
1.296.442.870
203.492.207.763
128
KODE
AKUN NERACA
TOTAL KEMENTERIAN
KESEHATAN
TAHUNAN 2013
117131
117191
Bahan Baku
Persediaan untuk tujuan
strategis/berjaga-jaga
117199
Persediaan lainnya
41.637.944.539
41.144.281.227
1.040.816.563.670
PERSEDIAAN
1.690.360.167.508
131111
Tanah
13.249.755.502.946
131311
131511
11.833.406.095.982
7.847.884.323.688
131711
37.554.342.332
131712
Irigasi
48.174.362.788
131713
Jaringan
268.303.372.273
Jalan, irigasi dan jaringan
131911
131921
132111
354.032.077.393
72.812.577.674
134.850.003.579
2.922.169.166.549
3.129.831.747.802
162121
Hak Cipta
5.803.871.470
162141
Paten
5.650.250.000
162151
Software
162161
Lisensi
3.734.077.850
162171
Hasil Kajian/Penelitian
1.390.890.500
162191
166112
80.819.767.820
25.817.307.797
2.738.365.871.810
2.861.582.037.247
5.991.413.785.049
7.681.773.952.557
129
BAB IV
PENUTUP
selalu
sesuai
dengan
rencana
strategis
dan
dokumen
perencanaan lainnya.
130
Sasaran Strategis
1
Meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat
: Kementerian Kesehatan
: 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
2
Persentase ibu bersalin yang
ditolong oleh nakes terlatih
(cakupan PN)
3
89%
4
90,88%
5
102,11%
89%
92,33%
103,74%
80%
80,30%
100%
Program
Kegiatan
6
Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
87%
90,5%
104%
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
Pengendalian
Penyakit Menular
Langsung
90%
90,90%
101%
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
Pengedalian Penyakit
Tidak Menular
394
478
121,32%
Pembinaan Upaya
Kesehatan
Pembinaan Upaya
Kesehatan Rujukan
125,00%
Pembinaan Upaya
Kesehatan
Pembinaan Upaya
Kesehatan Rujukan
75%
81,27%
108,36%
57.000
54731
96,02%
Dukungan
Pemberdayaan
Manajemen dan
Masyarakat dan
Pelaksanaan Tugas Promosi Kesehatan
Teknis Lainnya
65%
55,06%
84,71%
Dukungan
Pemberdayaan
Manajemen dan
Masyarakat dan
Pelaksanaan Tugas Promosi Kesehatan
Teknis Lainnya
75,4%
76,18%
101,03%
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
%
9
92,94%
2.106.054.045.952
89,96%
Pembinaan Gizi
Masyarakat
Anggaran
Realisasi
8
1.984.972.768.249
Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Anak
Pagu
7
2.135.694.677.000
Pembinaan,
Pengembangan
Pembiayaan dan
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
2.341.121.376.000
25.246.131.746.000
23.204.394.745.676
91,91%
3.173.409.601.000
2.620.279.639.806
82,57%
103.910.314.000
78.082.364.000
88.398.009.465
69.446.913.385
85,07%
88,94%
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Program
Kegiatan
Anggaran
Realisasi
8
44.161.392.585
%
9
65,93%
1.695.733.199.000
1.566.153.816.658
92,36%
564.308.909.000
535.560.743.412
94,91%
Pagu
7
66.979.103.000
1
2
Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Persentase kabupaten/kota yang
Pelayanan Minimal (SPM)
telah menganggarkan APBD bidang
kesehatan minimum 10 (sepuluh)
persen dari APBD dalam rangka
pencapaian SPM
3
100%
4
48,47%
5
48,47%
6
Dukungan
Perencanaan dan
Manajemen dan
Penganggaran
Pelaksanaan Tugas Program
Teknis Lainnya
Pembangunan
Kesehatan
95%
96,93%
102,03%
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
Meningkatnya
kualitas
penelitian, Jumlah produk/model
pengembangan dan pemanfaatan di bidang intervensi/prototipe/standar/ formula
hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan
di bidang kesehatan
52
53
101,92%
Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
10
5.320
5.826
109,51%
Dukungan
Pembinaan
Manajemen dan
Administrasi
Pelaksanaan Tugas Kepegawaian
Teknis Lainnya
11
60%
79,00%
131,67%
Dukungan
Pembinaan
Manajemen dan
Administrasi
Pelaksanaan Tugas Kepegawaian
Teknis Lainnya
75%
76%
101,47%
Dukungan
Pengelolaan Data dan
Manajemen dan
Informasi Kesehatan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
78.234.891.000
Persentase pengadaan
menggunakan e-procurement
85%
94,00%
110,59%
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
31.400.444.000
75%
100,00%
133,33%
Peningkatan
pengawasan dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian
Kesehatan.
12
Peningkatan
Ketersediaan Obat
Publik dan Perbekalan
Kesehatan
Pembinaan
Pengelolaan
Administrasi
Keuangan dan
Perlengkapan
59.662.748.000
96.084.865.000
35.689.225.509.996
Jumlah Anggaran Tahun 2013
Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2013
38.606.498.479.000
35.226.476.979.405
53.775.553.327
67.809.450.563
26.034.591.998
9013,25%
86,67%
82,91%
76.541.806.535
79,66%
32.443.583.477.611
90,91%
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2014