Pay Ung Seng Kala
Pay Ung Seng Kala
Saduran : SD LIONG
Angin bertiup kencang, debu pasir beterbangan
memenuhi angkasa, awan gelap menyelimuti seluruh jagat
sekeliling perkampungan Toa Loo San-cung yang kersohor
didunia persilatan, keadaan amat mengerikan bagaikan
menghadapi saat kiamat.
Pada waktu itu muncul sebuah Tandu yang digotong
empat orang muncul dari deruan angin taupan yang menderu2,
langkah mereka cepat dan tujuannya tidak lain
adalah perkampungan Toa Loo San-cung. Mendadak . .
"Berhenti " Suara bentakan muncul dari sebuah loteng
peronda dibalik perkampunganMendengar bentakan itu keempat orang penggotong
tandu yang berdandan sebagai siucay miskin itu berhenti,
mereka tidak menurunkan tandunya keatas tanah tapi
menanti dengan sikap yang dingin dan hambar.
Sepasang mata mereka tiada hentinya memperhatikan
seorang lelaki pelindung perkampungan sedang meloncat
keluar dari balik pintu.
Lelaki itu mempunyai perawakan yang kekar dan berotot
dengan jidat menonjol tinggi kedepan, sekali pandang
siapapun akan tahu bahwa orang ini memilikl tenaga
Iweekang yang amat sempurna.
"Siapa yang berada daiam tandu ?" kembali ia
membentakl
"Hujien baru dari cioe It Tong, cung cu muda
perkampungan kalian "Jawab situkang tandu yang berada
dipaling depan.
"Apa?" seorang nyonya muda lagi ?" seru lelaki itu
kelihatan agak tertegun. situkang tandu itu tidak menyahut,
ia membungkam dalam seribu bahasa.
Alis yang tebal dari lelaki itu berkerut semakin
mengencang, setelah berpikir beberapa saat tanyanya lagi:
"Tolong tanya sejak kapan nyonya muda ini kawin
dengan sauw Cung cu kami ?"
"Bulan tujuh tanggal tujuh tahun yang lalu, kalau
dihitung dengan jari sudah ada setengah tahun lamanya "
"Bolehkah kalian suruh nyonya muda keluar sebentar
agar cayhe periksa ?...."
"Hmmm siapalah saudara ?" seru si tukang tandu sambil
mendengus dingin. "Berani benar kau bersikap tidak sopan
dengan nyonya muda."
tidak bakal bebas gerak geriknya, apa lagi setiap saat merasa
takut apabila ganjalannya jatuh atau terlepas dari
tempatnya"
sekali lagi hati Lam Kong Pak tergetar keras ia merasa
bahwa ucapan ini mengandung nada sindiran yang tajam.
terang2an ia menuduh apabila buntingannya adalah palsu,
"Aku bertanya kepadamu apakah kau mempunyai
perasaan yang lain daripada yang lain?" tanya Cioe Cien
cien lebih lanjut.
Kali ini Lam Kong Pak dibuat serba salah dia adalah
seorang pemuda belasan tahun yang tidak banyak
mengetahui pengetahuannya terutama dalam soal
kandungan perempuan, kena ditanya bagaimanakah
rasanya seseorang perempuan dalam membawa
kandungannya tentu saja ia jadi serba salah dan bungkam
dalam seribu bahasa.
sekalipun begitu, ia tak bisa bungkam diri terlalu lama,
terpaksa dengan keras kan kepala jawabnya: "Kadangkala
kepalaku terasa pening"
"Ehmmm. . . ."
Cioe Cien cien tertawa ter-bahak2 serunya "Perempuan
bunting merasa kepalanya pening, tanda2 ini jarang ditemui
pada kebanyakan wanita. mungkin badanmu terlalu
lemah?"
Lam Kiong Pak terbelalak dengan mulut melongo,
sepasang lengan disiapkan melancarkan serangan gencar.
"Jangan gugup, jangan gugup dahulu" Cioe Cien cien
dengan nada dingin- "Keadaanmu pada saat ini sudah
melanggar kebiasaan Bu lim, mudah sekali memancing
kecurigaan orang lain terhadap dirimu" .
"Apa yang kau curigai dari diriku?"
"Mencurigai kau adalah barang tiruan "
"Cien-moay. . . kau. . . " dengan terperanjat Lam Kong
Pak mundur tiga langkah kebelakang.
"Kau masih berlagak pilon? sayang kepandaian
menyarumu kurang sempurna"
Lam Kong Pak berseru kaget, sekali lagi ia mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, sepasang telapak
disilangkan didepan dada siap melancarkan serangan.
cioe cien cien berlagak pilon, tapi dari sikapnya yang
gagah bagaikan lelaki dapat diartikan bahwa ia sedang
bermaksudkan "sedikitpun tidak salah, dugaanku tidak
meleset dan kau adalah sebuah barang tiruan" Cioe Cien
cien tersenyum, ujarnya:
"sebelum kau menjumpai nonamu, aku telah mengetahui
kalau kau adalah barang tiruan, kemudian menyusul
sempoyongan kebelakang.
"Kalau satu kali tidak mengapa. jangan coba untuk
kedua kalinya.kau. . . kau jangan menyeret aku masuk
kelembah dosa" serunya dengan nada serlus,
saking gemasnya seluruh tubuh Cioe Cien cien gemetar
keras, dengan wataknya yang keras kepala terhadap urusan
apapun sebelum mencapai tujuan ia merasa tidak puas.
"Ayoh enyah. dari sini makin jauh makin baik" teriaknya
serius, biji mata yang bulat indah berputar tiada hentinya.
"sejak permulaan aku sudah tahu kalau kau adalah seorang
manusia yang tidak berbakti tidak setia, bahkan kukuh pada
pendirian sendiri Hmmm, dalam kolong langit saat ini
kecuali memperoleh payung sangkala untuk dipelajari ilmu
sakti yang tercantum disana aku rasa hanya ada seorang
manusia aneh saja yang bisa bantu kau menuntut balas. . .
,"
"Eeeei, . . kau jangan sembarangan menuduh diriku"
teriak Lam Kong Pak keras, dengan hati tergetar. "Mana
mungkin aku salah siorang yang tidak berbakti seorang
yang tidak setia?"
"Heee ....heeee . . .heee . . . Kematian gurumu yang
mengerikan sampai kini siapakah pembunuhnya pun kau
masih belum tahu, kau tidak dapat menahan penderitaan,
tidak mau bersusah pajah mendapatkan Payung sangkala
untuk balaskan dendam gurumu, lupa leluhur sendiri ini
namanya tidak berbakti asal usulmu tidak jelas. masih
hidupkah orang tuamu kau tidak tahu. orang itu dikolong
langit tak ada yang tidak mengharapkan puteranya berhasil
mencapai cita2 tapi kau kepandaian silat belum berhasil
sudah bagaikan kepala harimau ekor ular, menganggap diri
sendiri paling pintar. ini namanya tidak setia. coba kau pikir
apakah perkataan siauw moay ngaco belo tidak karuan?"
seketika itu juga keringat dingin mengucur membasahi
seluruh tubuh Lam Kong Pak seraya menjura katanya
"Nasehat emas dari Cioe moay benar2 membuka kebebalan
otakku siauw-heng merasa berterima kasih sekali. tadi kau
mengatakan kecuali memperoleh payung sangkala masih
ada seorang manusia aneh yang bisa membantu siauw-heng
membalas dendam, entah siapakah orang itu?"
"Itupun hanya merupakan dugaan siauw-moay belaka"
perlahan2 cioe Cien cien putar badan membelakangi
pemuda tersebut. "Padahal sampai tingkat yang
keberapakah silat yang dimiliki simanusia aneh ini jarang
seorangpun yang tahu. apalagi selama hidup paling suka
dengan harta kekayaan. jikalau ditinjau dari keadaanmu
saat ini."
dimulai.
Dari balik horden panggung muncul seorang lelaki
berkulit macan tutul, wajah persegi mata memancarkan
cahaya hijau dengan sepasang garpu besar tertancap
dipunggung muncul diatas panggung.
SETELAH suara tepukan riuh bergema memenuhi
angkasa. si Kiem Chee Pauw melirik sekejap kearah cioe
Kang.
suasana diatas panggung maupun bahwa panggung
mulai diliputi ketegangan, karena acara 'Kiem Chee Pauw'
ini cukup ramai ditonton, semua orang baik Boen maupun
Boe sama2 pusatkan seluruh perhatiannya ketengah
panggung.
Ditengah suasana yang tegang, menyesakkan napas.
suatu senyuman dingin yang menyeramkan berkelebat
diatas wajak Cioe Kang sambil memperhatikan perubahan
acara diatas panggung ia berdiam tak goyang.
Kembali suara tambur serta gembrengan seraya
membetot hati berkumandang pecahkan kesunyian, pintu
horden terbuka disusul munculnya si Kauw Toh Thian
dengan membawa toya emasnya, begitu ia berkelebat keluar
keatas panggung suasana disekitar Sana samakin sunyi lagi,
bagaikan napas semua orang ikut berhenti.
Pada saat munculnya lakon Kauw Teh Thian itulah si
Kiem Chee Pauw yang sudah ada dipanggung
menggerakKan sepasang garpu bajanya lalu disambit
kearah sang kera sakti,
sedang yang sebuah lagi sambil dipegang kencang
ditangan tiba2 ia putar badan dan dilemparkan kearah dada
Cioe Ci Kang itu cung-cu dari perkampungan Toa loo san
cung dengan menimbulkan suara yang menulikan telinga.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini seketika
membuat suasana berubah gaduh, para tetamu yang sedang
menonton pertunjukkan pada meninggalkan tempat duduk
dan bubar kebelakang.
Ketika senjata garpu baja tadi mencapai kurang lebih
lima depa dari depan dada, mendadak dengan
menimbulkan suara keras memecah diri jadi tiga bagian
secara terpisah mengancam jalan darah 'sian Kie' diatas
tubuh kedua orang hujien serta yang tengah menghajar
tubuh Cioe Ci Kang. "Aaaaah. . . senjata garpu Cu Bo Lie
Hun cha"
Tak kuasa lagi Cioe Ci Kang meloncat bangun siap
melancarkan tangkisan untuk menangkap datangnya
serangan. tapi belum sempat ia melakukan suaru gerakan,
mendadak Kauw Teh Thian yang ada diatas panggung
kemudian merintih perlahanLam Kong Pak menoleh, dilihatnya gadis itu sedang
membuka matanya dengan wajah menahan kesakitan yang
hebat. keadaannya sangat mengenaskan sekali.
Ia jadi tertegun, secara lapat2 ia merasa gadis ini tidak
mirip seorang manusia yang jelek kelakuannya,
Tapi karena penghidupannya diatas gunung sejak kecil.
terpeliharalah watak dingin dan kaku pada diripemuda
tersebut, walaupun melihat gadis itu merintih sedikit rasa
iba pun tak tampak diatas wajahnja.
Ia gemas Pek Lie siang ayah beranak banyak urusan
sehingga merusak rencara besarnya. kembali ia mendengus
dingin lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut. Tiba2 Pek
Lie siang mendesis dan sekali lagi muntahkan darah segar.
"siiii. . .siapa....siapa kau ?"
"Lam Kong Pak"
"see. . .secara. . .baaa. . .bagaimana kau.., bisa..., bisa
sembunyikan dalam pee...peti itu ?"
"Ini urusan pribadiku, lebih baik kau jangan ikut
campur."
Dengan pandangan mendelong gadis she Pek Lie itu
memperhatikan wajah Lam Kong pak kemudian menghela
napas panjang,
"siii.., .silahkan...kau , , . kau menambahi
aku...deeee...dengan sebuah pukulan lagi,"
Mengapa?"
"Baaa . , bagaimana pun..siauw..siauw-moay taak..tak
bisa hidup..laa..lagi." kata Pek Lie siang dengan air mata
mengucur keluar membasahi pipinya. "siauw..siauw-moay
bisa mati diii. . .ditanganmu... jauh. . lebih nyaman."
"Cayhe sama sekali tiada ikatan dendam dengan dirimu,
maaf permintaanmu itu tak dapat kupenuhi" seru pemuda
tersebut dengan hati tergetar keras.
"KoKo. . .bimbinglah aku...engkohku yang baik. . .baa. .
.bangunkan diriku" kembali Pek siang merengek.
"Hmmm siapa yang sudi jadi engkohmu"
Walaupun nadanya ketus, tetapi setelah melukai seorang
dara cantik yang tidak memberikan perlawanan sang hati
pun merasa rada menyesal, sehingga akhirnya ia menurut
juga untuk bimbing gadis itu bangun terduduk.
Luka dalam yang diderita Pek Li siang amatparah,
dengan badan lemah gemulai ia jatuhkan diri kedalam
pelukan Lam Kong Pak.
"Aduuuuh kali ini rada repot...." diam2 pikir pemuda itu
sambil kerutkan alisnya.
Dari dalam saku ia ambil keluar sebutir pil lantas
Ia tidak berani berayal lagi. mendadak teriaknya keras"Sang cianpwee Sang Cianpwee aku adalah Lam Kong Pak,
aku adalah Lam Kong Pak "
"Aaaah "
suara jeritan kaget kembali berkumandang memenuhi
angkasa, tapi sin so Cuang Yen sama sekali tidak
mendengar jelas siapa nama yang diteriakkan itu, karena
dimana peti tersebut berada pada saat ini sangat dekat sekali
dengan mulut gunung berapi, hawa panas yang berkobar
membuat orang susah mendekati tempat itu.
Tapi sin so Cuang Yen masih sempat mendengar jelas
teriakan 'sang Loocianpwee' beberapa patah kata ia merasa
nada suara orang itu sangat dikenal. "suara yang berada
dalam peti itu?" bentaknya keras.
Lam Kong Pak yang berada dalam peti mulai merasa
tidak tahan terhadap hawa panas yang menyerang datang
semakin menghebat, segera sahutnya keras- "Boanpwee
adalah Lam Kong Pak"^
Mendengar disebutnya nama itu seluruh tubuh sin so
Cuang Yen tergetar sangat keras, tanpa perduli hawa panas
yang menyengat badan lagi ia menubruk kearah sisi mulut
gunung berapi itu
Dengan watak Hiat so cay sin yang kejam dan telengas,
setelah mengetahui isi peti tersebut bukan pusaka
melainkan manusia, ia tidak mau kerja tanggung2 lagi,
diiringi tertawa seram yang mendirikan bulu roma dari
tempat kejauhan kembali mengirim satu pukulan dahsyat
kearah muka.
Bersamaan dengan menyambar datangnya segulung
angin pukulan dahsyat, suara bentakan nyaring
berkumandang pula memecahkan kesunyian. "Bajingan tua
kau berani. . . ."
Walaupun Lam Kong Pak dapat menangkap suara
bentakan tadi sepertinya berasal dari Cioe Cien Cien, tapi
waktu sudah terlambat tenaga pukulan yang maha dahsyat
dari Hiat so Cay sin sudah menghajar datang.
Pemuda kita cuma merasakan sang peti bergetar keras
melayang jatuh kebawah.
Begitu peti tadi mencelat lebih ketengah,jilatan api segera
membakar benda itu dengan dahsyatnya, tapi berhubung
daya luncur peti tadi kebawah sangat tinggi maka oleh
hawa tekanan yang besar kobaran api tadi kontan tertiup
padam.
Hawa panas pun berkurang dan akhirnya Lam Kong Pak
merasa hawa segar mulai menyelimuti seluruh bagian peti
tadi.
siapakah kau?"
"Sin so cuang Yen, Sang Hong Tie."
"Aku lihat sebelum melihat peti mati kau tak suka
lelehkan air mata, sekali pun couw su dari Sang Hong Tie
tak bakalan mempunyai ilmu silat selihay ini"
"Hmmm cayhe merasa tiada berkepentingan untuk
memberi penjelasan kepadamu"
Maksud Hwee Liong Na Kha munculkan diri dalam
pertemuan kali ini adalah ingin menunjukkan kelihaiannya
dihadapan umum sekalian angkat nama diri sendiri.
Siapa nyana pos benteng Hwie Him Poo belun berhasil
ditembusi. urusan besar sudah muncul didepan mata,
saking khekinya ia sampai mencak2. "Ingin coba ilmu
cengkeraman naga berapiku haaa?" teriaknya.
"Aku lihat lebih baik tidak usah cayhe sudah merasa
cukup merebut kedudukan sebagai pemimpin tiga minusia
miskini apalagi pertarungan kita pun belum tentu
menghasilkan kedudukan yang lebih tinggi"
"Bila kau menyetujui, cayhe bisa usulkan kepada kedua
orang wasit agar menambah suatu kedudukan lagi diatas
empat manusia kaya sehinggi empat manusia kaya jadi lima
manusia kaya"
Begitu selesai berbicara tidak perduli pihak lawan setuju
atau tidak. teriaknya kepada kedua orang wasit,
"Cayhe punya satu usul. harap kalian sebagai wasit suka
menambahi satu kursi lagi diantara empat manusia kaya,
siapa menang dia berhak merebut kedudukan lima manusia
kaya yang namanya sedikit dibawah Cioe Ci Kang"
Bagi Liuw Hauw siang, tiada ucapan lagi baginya untuk
diutarakan. karena ia tahu barusan saja dengan nyaris ia
berhasil melindungi kedudukan serta nama besar sendiri.
Lain halnya dengan Cioe Ci Kang serta kedua orang
wasit. mereka merasa serba salah. Usul ini rada bersifat
mengacau, apalagi anak buah dari majikan pemilik
pegadaian Bu-lim rata2 merupakan iblis2 golongan sesat.
siapa pun diantara jago golongan putih tak ada yang
menyetujui bila diantara nama empat manusia kaya
ditambahi pula dengan Hwee Liong Na Kha.
Tetapi kenyataannya bukan demikian, jikalau Hwee
Liong Na Kha menderita kalah. maka urutan nama akan
menjadi kacau balau.
sebab Lam Kong Pak sudah mewakili 'sin so Cuang Yen'
sang Hong Tie sebagai pemimpin tiga manusia miskin.
Menurut peraturan jikalau sang Hong Tie ingin
mengangkat nama sejajar dengan Cioe Ci Kang. Ia harus
berusaha mengalahkan dulu Liuw Hauw siang, Liuw Hwie
mencekam.
Kekalahan yang diderita siluman banci itu amat
mengenaskan jelas para hadirin merasa girang dan puas
berhubung siluman itu kena dikasih pelajaran.
"Tok. Tok. Tok" suara ketukan Bok Hi menenangkan
suasana, sipendeta Liong ceng berseru nyaring: "
Kepandaian sang sicu jauh lebih tinggi setingkat, kau telah
melewati dua tingkat dan kedudukannya sejajar dengan
Liuw Hauw siang. . . ."
Belum habis sipendeta liong ceng berbicara, Hiat so Cay
sin Go sing yang merupakan urutan terbuncit diantara
empat manusia kaya sudah tak dapat mengendalikan hawa
amarahnya lagi, ia membentak keras.
"Kalian berdua mengambil keputusan demikian, apakah
sudah memperoleh persetujuan dari diriku?"
"sewaktu kami sebagai wasit mengajukan pendapat
saudara sekalian tadi Go sicu tidak memperdengarkan
maksud menolak. jika lau sicu tidak puas. silahkan naik
keatas panggung untuk membuktikan kepandaianmu
sekalian menentukan kedudukanmu" seru Hauw To
lantang.
Walaupun ucapan dari Hauw-to ini disampaikan tanpa
emosi, tapi dalam pendengaran Hiat so Cay sin Go sing
sangat tidak sedap.
Karena ia sendiri pun merasakan kekuatan sendiri
kepandaiannya jika dibandingkan 'Tok so Tiauw sian' Tiuw
Hwie Yen saja masih kalah setengah tingkat sedang Tiuw
Hwee Yen bukan tandingan 'Hwee Liong Na Kha' dan
sinaga berapi ini pun dikalahkan manusia aneh tersebut.
jelas tertera ia bukan tandinannya.
Lam Kong Pak sangat membenci Hiat so Cay sin karena
sewaktu berada dikawah gunung berapi tempo dulu ia
pernah merebut peti sang Loocianpwee bahkan menghajar
dirinya jatuh kejurang.
Walaupun akhirnya dari bencana ia mendapat rejeki,
tapi dengan kejadian itu jejak sang LooCienpwee jadi
lenyap tak berbekas.
sudah tentu ia tidak ingin melepaskan kesempatan yang
sangat baik ini teriaknya kepada si Hiat so Cay sin dengan
suara berat.
Pikiran Hiat so Cay sin mulai berputar, pikirnya "Bila
kutinjau dari gerakan aneh yang diperlihatkan orang ini
bahkan berhasil menghajar putus kesepuluh jari tangan
Hwee Liong Na Kha, jelas ia memiliki kepandaian silat
yang sangat luar biasa. bila aku naik keatas panggung dalam
sepuluh bagian ada delapan sembilan bagian tentu kalah.
semisalnya menang pun belum tentu Kakak beradik sheLiuw itu suka takluk begitu saja. dan aku pun bukan
tandingan mereka. . . ."
setelah mempertimbangkan enteng beratnya dengan
wajah berkerut perlihatkan senyuman paksa ujarnya "Aku
orang she Go paling suka berdamai saja dan tidak ingin
terlalu kukuh dengan pendapat sendiri, jikalau kedua orang
wasit sudah memutuskan demikian, aku orang she-Go lebih
baik mengaku saja"
Perduli Hiat so Cay sin berusaha menghaluskan
ucapannya. tapi ia sudah terkenal sebagai seorang manusia
yang paling rendah dan tidak tahu malu. jelas ia takut naik
ke atas panggung maka mengutarakan alasan tersebut.
Cioe Ci Kang yang mendengar perkataan itu tertawa
dingin tiada hentinya, ia melirik sekejap kearahnya dengan
pandangan menghina.
Hiat so Cay sin pura2 tidak melihat, ia sengaja
perlihatkan sikap masa bodoh.
Ketika itulah Lam Kong Pak baru memperoleh
kesempatan untuk memperhatikan lebih cermat lagi bentuk
raut muka dari Hiat so Cay sin, Go sing ing,
Wajahnya penuh ditumbuhi daging gumpalan yang tidak
rata tubuhnya gembrot bagaikan gentong air. bajunya
terbuat dari sutera dan kini ia duduk dikursinya bagaikan
seekor ular yang melingkar.
Menggunakan kesempatan baik tadi, diam2 Hwee Liong
Na Kha sudah ngeloyor pergi dan lenyap dibalik
kerumunan orang banyak.
setelah tujuan Lam Kong Pak tercapai ia pun tidak ingin
menimbulkan banyak urusan lagi dengan cepat badannya
bergerak siap meloncat turun dari atas panggung.
Mendadak suara suitan tajam berkumandang datang
disusul munculnya sesosok bayangan hitam dengan gerakan
setengah busur melayang turun keatas panggung. suara
tabuhan Bok Hi bergema tiga kali, " Harap sicu melaporkan
nama" seru Liong ceng lantang.
orang yang baru saja melayang datang memakai jubah
warna merah darah dengan gaun merah berapi. wajahnya
menarik dengan pinggang yang ramping, hanya sepasang
kakinya sangat besar, keadaannya jauh berbeda dengan
sepasang kaki 'Hwee Liong Na Kha' yang kecil mungil.
Dara berbaju merah itu memandang sejenak wajah Lam
Kong Pak. lalu kepada kepada dua orang wasit katanya
"siauwli adalah Jin Tay Hong atau gaun pembawa angin
Tak Liuw Hang, yang terhitung nomor dua dalam 'Im Yang
Pat Khie' anak buah Majikan pemilik pegadaian Bu-lim."
pun bisa kau gadaikan masih ada pekerjaan rendah apa lagi
yang tak bisa kau kerjakan?...."
"Apa?" Tak tertahan lagi si perempuan janda kawin tujuh
kali berseru tertegun-"Keparat tua kau jangan coba bicara
sembarangan. kau ketahui Loo-nio bukan seorang cilik yang
baru keluar dari rumah,"
"sudah tentu, bila kau masih seorang gadis baru keluar
rumah, mungkin sekali si keparat tua she Go sudah berlutut
dihadapanmu."
"Benarkah ucapanmu itu ?" bentak si perempuan janda
kawin tujuh kali keras2.
"sedikitpun tidak salah "
suara ini muncul bagaikan setan menangis menggetar
dan meraung memenuhi seluruh angkasa dan
mendatangkan rasa bergidik bagi setiap orang ucapan
'sedikit pun tidak salah' itu bergema dari lima tombak
jauhnya dari bekerapa orang itu berdiri
Ketiga orang itu sama2 berpaling, tampaklah dua orang
manusia berperawakan sangat aneh sejak kapan telah
berdiri kurang lebih satu tombak dibelakang mereka bertiga.
orang yang baru saja muncul bukan lain adalah 'Hay
Thian siang Kho' atau sepasang manusia jelek dari Hay
Thian- ...
sin si Boh atau si catatan mati Hidup Pak Boe serta 'Hek
sim Wangwee' atau si Wangwee berhati hitam Coe sin"siapakah kalian?" Bentak si perempuan janda kawin
tujuh kali dengan nada berat.
"Jika kalian bukan manusia2 bernama kosong belaka,
rasanya cukup meninjau dandanan yayamu berdua
seharusnya sudah tahu siapakah kami" sahut si Catatan
mati hidup dinginPer-tama2 'Hiat so Cay sin' yang menjerit kaget terlebih
dahalu kemudian mundur selangkah kebelakang. "Kalian
berdua adalah Hay Thian- ..."
"Heee...heee...heeee.... tidak perlu takut. yayamu berdua
memang benar Hay Thian siang Kho. kedatanganku ini hari
khusus hendak menagih hutang" sambung sicatatan mati
hidup sambil tertawa seram.
Pek Lie Gong kontan tertawa cekikikan kepada si
perempuan janda kawin tujuh kali godanya "Eeeei, barang
tua yang sudah peot, sudah dengar belum ucapan tersebut?
orang lain telah datang menagih batok kepalamu"
"Benarkah ucapan tersebut?" Teriak si perempuan janda
kawin tujuh kali sambil maju selangkah kedepanPerawakan si Catatan Mati Hidup yang tinggi langsing
bagaikan bambu berdiri tak berkutik ditempat semula, sekali
Lam Kong Pak tahu saat ini sudah tiba ditepi telaga sak
Cioe Auw, tak terasa pikirya "Entah dimanakah letak Istana
naga markas besar mereka?"
Sewaktu ia sedang berpikir, Hay Thian Siang Kho sudah
tiba ditepi telaga, diam-diam Lam Kong Pak merasa
keheranan bercampur kaget.
Kiranya ditengah telaga per-lahan2 bergeser datang
sebuah perahu berloteng yang bermandikan cahaya,
Perahu loteng itu sama sekali tidak mirip dengan sebuah
perahu hanya karena berhenti ditengah-tengah telaga maka
orang2 lantas punya pandangan bangunan rumah itu.
tentulah sebuah perahu.
Loteng menjulang keangkasa disertai lampu yang
menerangi seluruh jagat benar suatu bangunan istana yang
sangat megah.
Ber-turut2 Hay Than siang Kho bersuit tiga kali, dari
perahu loteng tadi segera muncullah sebuah perahu kecil
yang per-lahan2 bergerak ketepi.
"Nona Pek Lie" ujar pemuda she- Lam Kong cepat. "Kau
ber-jaga21ah dulu ditepi pantai, biar aku secara diam2
bersembunyi didalam perahu kecil itu dan ikut berlayar
kearah perahu loteng tersebut "
"Engkoh Pak. aku juga ikut...."
Dalam pada itu perahu kecil tadi sudah menepi. ternyata
perahu kecil tadi tak ada seorang pun yang mendayung,
perahu tadi bergerak menepi karena dorongan seseorang
yang sangat bertenaga sehingga dengan lincahnya meluncur
menepi.
Hay Thian siang Kho meloncat naik kedalam perahu,
setelah meletakkan ketiga orang itu diatas sampan tadi
sepasang mata mereka ber-sama2 menyapu sekejap keempat
penjuru.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah Lam
Kong pak sambil mengempit tubuh Pek Lie siang
mengeluarkan ilmu meringankan tubuhnya dan berkelebat
masuk ke dalam bilik perahu kecil tersebut tanpa
menimbulkan sedikit goyang pun pada perahu itu sendiri
"jie-ya" seru si Catatan Mati Hidup tiba2, "Agaknya
barusan ada segulung angin dingin menyambar lewat dari
sisi tubuh kita "
"Aaaah Toa-ya kau jangan kebingungan macam orang
kesurupan saja. setelah tiba di depan pintu rumah sendiri,
siapa yang berani mencabuti kumis harimau?"
Lam Kong Pak serta Pek Lie siang sama kali tidak berani
menghembuskan napas berat, mereka bungkam dan tak
berkutik. sejurus kemudian perahu kecil terasa mulai
Jelas inilah tiruan dari tubuh 'Im Yen Mo shu' asap tadi
dengan langkah lebar berjalan menuruni panggung dan
mencekal tangan Lam Kong Pak erat-erat.
Diam2 Lam Kong Pak merasa sangat terperanjat ia tahu
inilah ilmu asap khie-kang yang paling terkenal. pemuda ini
tidak berani berlaku ayal lagi seraya salurkan tenaga
sinkangnya ketangan kanan ia terima cekalan tersebut.
setelah saling berjabatan tangan. Lam Kong Pak makin
terperanjat lagi dibuatnya.
Ternyata cekalan tangan dari asap Khie-kang ini bukan
saja mendatangkan tenaga yang besar dan dahsyat bahkan
menyerupai pula cekalan tenaga orang benar2, telapak
tangan terasa amat panas sekali sukar ditahan disamping
gulungan tenaga lweekang yang menghantam terus tiada
putusnya.
Hawa panas makin lama makin meningkat disertai suara
desiran tajam yang memekikkan telinga.
Diam2 Lam Kong Pak mendengus dingin iapun salurkan
tenaga sinkang yang dipelajarinya dari ilmu payung
sangkala ketangan kanan.
Bentuk tangan dari asap tadi per-lahan2 dikelilingi oleh
asap putih kemudian makin lama makin tipis, rasa panas
yang menyengatpun makin lama makin berkurang.
sekalipun dihati sikakek iblis asap mega si Coe Lok
merasa terperanjat bukan kepalang, ia masih belum takluk.
dengan salurkan seluruh tenaga sinkang yang dimilikinya ia
menggencet terus lawannya.
Asap huncwee makin lama makin menebal lagi dan
akhirnya tertera sangat nyata. Lam Kong Pak agak ragu2
sejenak. akhirnya ia tambahi tenaganya lipat tiga.
"Braaak " bentuk tangan kanan yang mulai nyata kontan
hancur berantakan jadi beratus2 potong dan tersebar
keempat penjuru,
Dalam sekejap mata bayangan manusia dari asap tebal
tadi lenyap tersapu bersih dan muncullah sikakek iblis asap
berawan dengan wajah terperanjat.
"sedikit Kepandaian cakar ayam dari loohu hanya
mendatangkan rasa malu buat diri loohu sendiri, harap sa
uwhiap jangan mentertawakan"
"Mana, mana...." seru Lam Kong pak sambil tersenyum.
" Kepandaian asap khikang dari si Thayhiap benar2 sangat
dahsyat. jarang kutamui ilmu silat macam begini hitung2 ini
hari terbukalah sepasang mataku "
" Loohu merasa amat malu sekali ini hari Loohu baru
percaya penuh dengan pepatah yang mengatakan Diluar
langit ada langit. diatas manusia masih ada manusia entah
"Tapi buah itu buah biasa atau mungkin buah beracun ?"
"Aaah. tidak mungkin- dikolong langit mana ada urusan
yang begitu sial. apalagi seandainya buah ini adalah buah
beracun. kita bisa mati ber-sama2 bukankah jauh lebih baik"
Kedua orang itu segera memetik belasan biji buah merah
yang besarnya sekepalan dan berbau harum itu. ketika
dirasakan ternyata manis sangat enak. karenanya dengan
berlega hati mereka lantas melahap buah tersebut.
Masing2 orang menghabiskan lima enam biji. perut baru
terasa kenyang namun belum selang beberapa waktu
seluruh badannya terasa jadi gatal, panasnya sukar ditahanseolah2 diatas kulit badan mereka dirambati oleh berlaksa2
ekor ular kecil.
Merasakan keanehan itu mereka berdua sama jadi
terperanjat, sadarlah bahwa mereka telah salah menyantap
buah beracun, rasa sedih dalam hati mereka susah
dilukiskan lagi.
Mereka tak menyangka baru saja lolos dari kematian
ditangan suma Ing. ternyata tak berhasil pula keluar dari
telaga sak cioe Auw dalam keadaan hidup.
Rasa panas dan gatal dibadan makin lama semakin
menghebat, mereka berdua saling berpelukan semakin erat
dan ber-gulung2 diatas tanah, sekalipun merasa sedih
mereka ambil keputusan untuk mati jadi satu,
Makin lama semakin menghebat dan akhirnya mencapai
pada puncaknya, mereka tak bisa tahan lagi. sambil
menjerit2 histeris ke-dua orang itu bergelindingan diatas
tanah sehingga akhirnya masuk kedalam sebuah selokan.
Air dalam selokan dingin menusuk tulang,
mendatangkan rasa nyaman ditubuh mereka laksana bara
api saja, sekalipun air selokanpun ikut mendidih dan
mengeluarkan asap tebal.
Lam Kong Pak maupun Pek Li siang ambil keputusan
hendak mati bersama mereka berpelukan lebih kencang
lagi.
Mendadak terdengar Pek Li siang menjerit kaget, tampak
kulit diatas wajah Lam Kong Pak mulai berkerut.
membelah dan akhirnya mengelupas sehingga kelihatan
dagingnya yang berwarna merah.
Kupasan kulit tersebut makin lama makin besar sehinga
boleh dikata seluruh kulit diatas wajahnya mengupas
sendiri, muncullah daging lembut dan berwarna merah itu,
keadaannya mirip dengan burung gereja yang baru menetas
dan belum tumbuh bulu dibadan, belum tumbuh bulu
dibadannya membuat orang merasa ngeri.
sementara itu Lam Kong Pak menjerit tertahan, ia
tubrukan.
Baik ilmu silat maupun tenaga dalam yang dimiliki
mereka berdua pada saat ini sudah mencapai pada
puncaknya asalkan mereka ada maksud menangkap musuh
dalam jarak belasan langkah masih bukan persoalan yang
sulit, hanya saja mereka tidak sadar akan kekuatan tersebut.
satu tombak setengah.... satu tombak, setengah
tombak....
Laksana kilat Pek Li siang meloncat keluar dari tempat
persembunyiannya, dengan gerakan Thian Hoo Pau Gwat
atau sungai Langit Memeluk Rembulan ia tubruk bayi
montok itu dengan telak.
Bayi tersebut jadi terperanjat sewaktu rasakan datangnya
tubrukan, kaki dan tangannya saling menyepak dan barusan
meronta dari pelukan, namun Pek Li siang memeluknya
erat2 tak mungkin baginya untuk melarikan diri
setelah Pek Li siang berhasil memeluk bayi montok itu
timbul cinta kasih seorang ibu terhadap bocah cilik. ia
tempelkan pipinya keatas pipi bocah tersebut dan
menciumnya.
Dalam pada itu Lam Kong Pak pun meloncat keluar dari
tempat persembunyiannya memperhatikan bayi tadi dengan
teliti hatinya kegirangan sukar dilukiskan, ia merasa bayi ini
bukan saja montok. putih sangat menyenangkan bahkan
jauh berbeda dengan bayi2 biasa. wajahnya bercahaya
tajam. hanya sayang tak dapat berbicara,
saking cemasnya bayi itu jadi gelisah, air muka berubah
merah padam dan menunjukkan perasaan takut.
Tiba2 suatu ingatan berkelebat dalam benak Lam Kong
Pak. la merasa bayi ini se-akan2 sangat mirip dengan wajah
seorang yang dikenalnya. hanya untuk sesaat tak teringat
olehnya siapakah orang itu.
Kembali bayi itu meronta beberapa waktu akhirnya ia
merasa putus asa dan tiba2 ber-henti. sedang badannya
yang gemuk dibawah sorotan cahaya sang surya makin
kabur,
"Aaaah. sungguh aneh. ia mulai melenyapkan diri"
Teriak Lam Kong pak sambil berseru tertahanBELUM habis ia bicara, bocah tadi telah punah dan
berobah jadi dua gulung asap warna putih. bagaikan dua
buah mata rantai dengan cepat menerobos masuk kedalam
lubang hidung pemuda tersebut.
sedang pada saat yang bersamaan dari ujung selat buntu
tersebut menggema datang suara helaan napas panjang.
Pek Li siang menierit kaget, ia berdiri ter-mangu2 dan
untuk beberapa saat lamanya tak sanggup mengucapkan
ini kecuali oei Ci Hu seorang tak ada yang tahu lagi maka
kendati merasakan banyaknya jago yang menguntit, mereka
berdua tidak ambil kebetulanDalam anggapan mereka berdua peristiwa ini mungkin
terjadi karena suatu kebetulan belaka, karena itu tidak ambil
perhatian lebih jauh. Dengan kerahkan ilmu meringankan
tubuh berkelebat ketebing Beng Gwat Cang.
SETELAH memperhatikan keadaan disekeliling tempat
itu, mereka berdua teringat kembali akan perkataan dari oei
Ci Hu yang mengatakan "Pada malam bulan Tiong cioe.
dicelah tebing Beng Gwat Cang digunung Thay-san akan
berhasil mendapatkan apa yang dicari.
Diatas tebing Beng Gwat Cang sama sekali tidak ditemui
celah yang bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan
pusaka, kedua orang itu dengan cepat melayang ketebing itu
dan tibalah disuatu lekukan tanah yang agak dalam.
Kedua belah dinding dari lekukan tersebut berupa bukit
yang tinggi menjulang keangkasa, keadaannya amat
berbahaya.
Ditengahnya terdapat sebuah batu cadas besar yang
tingginya puluhan tombak dan merekah jadi dua bagian,
dari bagian rekahan tadi manusia dapat menerobos masuk
ke dalam.
Menemukan tempat itu Lam Kong Pak jadi kegirangan,
serunya "siang moay, sudah kau temukan celah batu itu?
disini hanya terdapat sebuah celah belaka mungkin disinilah
letaknya...."
Belum habis ia bicara, dari puluhan tombak disisi
kalangan mulai bermunculan jejak musuh.
Dengan cepat Lam Kong Pak dan Pek Li siang
bersembunyi dibalik sebuah batu cadas dibelakang tebing
itu
suara langkah kaki serta sampokan ujung baiu makin
lama semakin mendekat, kalau dengar suaranya paling
sedikit ada tiga, empat orang.
Mereka berdua segera melongok keluar, tanpa terasa
mereka tertegunKiranya orang yang baru saja muncul semuanya
berjumlah empat orang, yang berjalan dipaling depan
adalah sepasang muda mudi. mereka adalah kakak beradik
she-Liuw dari benteng Hwie Him Poo.
"Giok Bian wie Tuo" atau si Wie Tuo berajah Pualam
Liuw Han siang serta Tok so Tiauw san- atau si Tiauw san
tampan beracun Liuw Hwie Yen-.
Dibelakangnya mengikuti dua orang lelaki kekar yang
tempo dulu menyaru sebagai rombongan kesenian dan
"Tidak kalian sangka bukan" jengeknya dingin"Heeeee... heeeee...heeeee... susah payah kalian kali ini
bakal sia2 belaka...."
Begitu ucapan selesai diutarakan, jurus2 serangan ampuh
ilmu sakti Payung sang kala telah dikeluarkanMenemui
musuh besarnya munculkan diri, hawa amarah
segera berkobar didaLam dada Lam Kong pak. ia tidak
memperduli sisa kekuatan yang ada lagi mengirim satu
pukulan kedepan.
"Bluuuuum " Ditengah bentrokan, mereka berdua sama2
mundur selangkah kebelakang,
"Anjing keparat, serahkan nyawamu...." Bentak Pek Li
siang penuh kegusaran-Ia menyerang dengan gunakan ilmu
telapak sam Hoo It Ciang Hoat.
"Bruuuuk" tubuh Pek Li siang mundur beberapa langkah
kebelakang hampir2 saja ia jatuh terjengkang keatas tanah.
Namun ia sudah lupa akan mara-bahaya yang
mencekam dirinya, kepada Lam Kong Pak sadis ini segera
berseru: "serahkan andjing keparat ini kepada siauw- moay
kau cepat pergi...."
Walaupun Lam Kong Pak tahu saatnya sudah tiba dan
kemungkinan besar sipemilik Pegadaian Bu-lim sudah
masuk kedalam celah batu, namun bagaimanapun juga ia
tak dapat meninggalkan Pek Li siang seorang diri, agar ia
menempuh mara bahaya. Ia segera berteriak kesas: "siangmoay,
kau cepat mundur kebelakang "
"Tidak lebih baik siauw-moay bekerja sama dengan
dirimu untuk membereskan jiwa anjing keparat ini...."
"Jangan bermimpi disiang hari bolong. Lihat
serangan...."
serangan ini dilancarkan suma ing dengan sekuat tenaga.
cahaya hijau menyilaukan mata, deruan angintaupan
melanda empat penjuru. batu dan pasir beterbangan
memenuhi angkasa. Keadaan sangat mengerikanLam
Kong Pak tidak mau menunjukkan kelemahan,
iapun mendorong satu pukulan dengan segenap tenaga.
"Bruuuk " suara bentrokan menggelegar keras. suma Ing
terpukul mundur lima langkah kebelakang sedangkan Lam
Kong Pak sendiri mundur enam langkah.
Dia mana tahu kalau jurus serangan ini telah
menggunakan gerakan keenam dari ilmu sakti Payung seng
kala, seandainya ia tidak memperoleh penemuan aneh
mungkin sejak tadi sudah menggeletak keatas tanah.
suma Ing tertawa seram, sekali lagi ia mengirim satu
pukulan dahsyat.
Angin puyuh melanda keampat penjuru mengiringi
hidung.
Lam Kong Pak menjerit kaget, buru2 ia kumpulkan
semua tenaga untuk meloncat keatas
Tubuhnya melayang setinggi satu tombak lebih lima
enam, hawa murni sukar dikumpulkan jadi satu lagi.
Badannya sekali lagi melayang turun kebawah.
sementara badanya masih berada ditengah udara itulah
secara lapat2 ia dapat melihat bilamana kedua buah lentera
tersebut kiranya adalah sepasang mata dari makhluk aneh
itu.
Hawa gusar seketika memuncak membuat ia lupa akan
mara bahaya, ia tahu Pek Li siang telah ditelan hidup2 oleh
makhluk aneh itu.
sepasang lengan mendadak bergetar keras kemudian
bagaikan kilat menubruk kearah binatang aneh itu.
Karena hanya menubruk kearah mana ia baru bisa lolos
dari dalam lumpur sementara jarak kedua buah lentera
merah itu tinggal tiga empat tombak dihadapannya.
Tubuhnya melayang tepat disisi tepi telaga lumpur itu
badannya maju kedepan dengan sempoyongan. setelah
melihat lebih cermat lagi tak kuasa ia menjerit kaget.
Kiranya batok kepala dari makhluk aneh tersebut besar
bagaikan suatu gundukan tanah bukit, diatas kepalanya
tumbuh dua buah tanduk raksasa, mulutnya bagaikan
mulut gua, taring yang runcing muncul dari balik mulut,
kedua buah lubang hidungnya laksana cerobong asap.
Tubuhnya besar bulat dengan duri tajam disepanjang
punggungnya memancarkan cahaya tajam. sewaktu
binatang itu bergerak kedepan seluruh dinding gua itu
bergeser se-akan2 tertimpa oleh gempa bumi yang amat
keras.
Pengetahuan Lam Kong pak sangat luas, teringat
olehnya akan pelajaran yang pernah ia terima:
"Naga yang jantan bertanduk dan yang betina tanpa
tanduk. Naga yang memiliki tanduk tunggal disebut ciauw,
memiliki dua tanduk disebut cioe dan tanpa tanduk disebut
Ghi.
Makhluk aneh ini memiliki sepasang tanduk. panjang
tubuh mencapai puluhan tombak jelas ia termasuk jenis
naga yang disebut Ku Cioe Liong.
Jangan dikata saat ini ia menderita luka parah, kendati
tenaga murninya masih utuh pun susah juga untuk
melenyapkan binatang ini.
Naga bertanduk itu makin lama bergerak makin dekat
jaraknya tinggal dua tombak. Mulutnya terpentang lebar
dan mengelarkan suara yang amat aneh.
berbaring disana.
IA TERPERANJAT, dalam dugaannya orang ini pasti
Pek li siang. Karena itu ia mulai meraba disekeliling tubuh
orang itu, rabaannya ini menambah keyakinannya orang ini
bukan lain adalah Pek-li siang, sebab bentuk tubuh orang ini
kecil mungil dan padat berisi.
Ia mencekal denyut jantungnya, terasa detakan nadi
masih berdenyut, ini pertanda gadis tersebut belum
menemui ajalnya. "siang-mooay, siang- moay...." serunya
berulang kali.
Tiada sahutan dan tak ada suara pantulan, Lam Kong
Pak makin terkesiap. ia sadar Pek Li siang tiba disana jauh
lebih pagian, bahkan tenaga lweekangnya tidak sempurna
yang dimilikinya, kemungkinan ia sudah tidak tahan"siang-moay, cepat sadar.. cepat bangun-" Tetap tiada
jawaban,
Mendadak tangan Lam Kong Pak meraba pada bagian
pinggangnya, ia merasa seakan-akan tangannya telah
meraba sejilid kitab. namun pemuda tersebut tidak ambil
perhatian, telapak tangannya ditempelkan keatas jalan
darah Leng Tay Hiatnya dan bantu menyadarkan gadis
tersebut.
sementara bawa murni disalurkan kedalam tubuh gadis
itu, sang badan segera menggetar keras, seakan dari telapak
tangannya muncul suatu kekuatan tak berwujud yang
menyerang kedalam tubuhnya kemudjan mendapatkan
penolakan dari dalam badan gadis tadi.
Lam Kong Pak ter-heran2, ia tak tahu apa sebabnya bisa
terjadi begini, ia masih mengira Pek- li siang menderita luka
dalam yang amat parah.
Ia mana tahu peristiwa ini terjadi berhubung tanpa
sengaja ia telah menelan cairan dari nyali naga, tenaga
lweekangnya memperoleh kemajuan pesat. tenaga murni
yang dimiliki dewasa ini sudah bukan tandingan jago2 kelas
satu dalam dunia persilatan lagi.
Tidak selang seperminum teh kemudian- tubuh yang
kecil mungil itu mulai ber-gerak2 jelas tenaganya sudah
pulih kembali dan ia-pun sadar dari pingsannya.
Terhadap Pek-li siang gadis mungil ini Lam Kong Pak
merasa menyesal bercampur kasih. ia pernah ambil
keputusan untuk membuat ia bergembira selalu sepanjang
masa.
oleh karena itu hawa murninya yang paling dahsyat dan
tiada bandingan itu per-lahan2 disalurkan kedalam
tubuhnya, siapa nyarna perbuatan gegabahnya ini hampir
saja membuat ia menyesal sepanjang masa.
"Heee....heeeee....heeeeee....heeeeee...."
setelah tertawa seram. diikuti isak tangis yang amat
sedih. suaranya mirip kuntilanak ditengah malam buta
membuat orang merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri,
"Perempuan cabul" teriaknya kemudian, "Dugaanmu
sedikitpun tidak salah. Loo-nio memang puteri dari sian
Yen ping si Malaikat Payung sengkala Coe Hong Hong,
waktu ini dengan menggunakan tindakan keji kau merayu
sian Yen ping kemudian menipu tujuh jurus rahasia ilmu
silat Payung sangkala, kemudian melukai Loo-nio. kau
anggap loo-nio pasti menemui ajalnya. Hm, tak kau sangka
bukan aku masih sehat."
Pemilik Pegadean Bu-lim kerahkan tenaga murninya
hingga mencapai dua belas bagian, kemudian diiringi
bentakan keras mendorong telapaknya kedepanSerangan ini menggunakan jurus ketujuh dari ilmu Thian
Mo san, dahsyatnya luar biasa, Terdengar deruan angin
pukulan diiringi sambaran geledek meluncur kedepanDiiringi
suara tertawa seram. dari hadapannya muncul
pula segulung angin pukulan yang sangat dahsyat
menyambut kedatangan serangan lawan, dua gulung angin
pukulan berbentrokan satu sama lainnya menimbulkan
getaran keras.
Pemilik Pegadean Bu-lim terpukul getar, sehingga tak
kuasa ia mundur selangkah kebelakang.
Rasa terkejutnya bukan alang- kepalang. ia sadar
kepandaian silatnya selama sepuluh tahun ini telah
memperoleh kemajuan pesat, pada mulanya ilmu silat
pemilik Pegadean Bu-lim hanya kalah setingkat. kini
walaupun ia berhasil memperoleh tujuh jurus ilmu silat
Payung sengkala, namun tetap bukan tandingan .
Ia tahu dalam serangannya tadi pihak lawan tentu
menggunakan ilmu sakti Payung sengkala jurus kedelapan
atau jurus yang kesembilan- datangnya paling tinggi hanya
tujuh, delapan bagian saja.
Ditinjau dari segi ini bisa diambil kesimpulan- kalau ini
hari ia tidak menggunakan kecerdikan untuk merebut
kemenangan, jangan harap bisa lolos dari lambung naga
dalam keadaan selamat.
Dalam pada itu si saga Pengasingan telah bertanya
dengan nada berat:
"Bagaimaaa perempuan cabul? kalau tahu keadaan
tinggalkan kitab pusaka tersebut, kemungkinan Loo-nio
masih bisa melepaskan satu jalan hidup bagimu"
"Hmmm heee....heeere... kau anggap aku takut
tadi diserang gempa bumi. orang ini adalah 'Toa Lek sin'
atau si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen.
sejak semula Lam Kong Pak sudah menaruh simpatik
terhadap orang ini, saat ini walaupun wajahnya menghadap
keluar jendela tetapi secara diam2 ia memperhatikan terus
tingkah laku ketiga orang itu,
setelah mereka bertiga ambil tempat duduk. sang pelayan
berjalan kedepan namun tidak berani terlalu dekat dengan
mereka bertiga, se-akan2 ia takut ambil ia digigit dan ditelan
oleh tiga manusia ganas itu.
"Tuan-tuan sekalian kami persilahkan memesan sayur"
Ujar pelayan itu sambil mengangsurkan daftar makanan
ketangan si Wang wee berhati hitam Coe sini
Karena pelayan ini pandai melihat orang ketika
dilihatnya si Wangwee berhati hitam mempunyai
perawakan gemuk dengan telinga lebar mirip seorang
hartawan kaya, ia lantas mengangsurkan kartu tanda
memesan makanan kepadanya.
" Keparat cilik" kontan saja si Wangwee berhati hitam
memaki "Kau tidak punya mata. kurang ajar coba lihat
potonganku apakah aku yang lebih patut memesan sayur?"
selama hidup si Wangwee Berhati hitam tak pernah
mendermakan uangnya dengan sia2, apalagi ia tahu si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen memiliki kekuatan makan
yang luar biasa.
sementara kali ini paling sedikit akan menghabiskan
uang tidak kurang dari puluhan tahil perak.
Pelayan itu tertegun. laksana patung mendengar kata2
orang itu.
Kembali ia menyapu sekejap wajah ketiga orang itu.
Akhirnya ia angsurkan daftar makanan tadi ketangan Loo
Liang Jen.
si Malaikat raksasa tidak mengenal tulisan, sembari
menuding kearah daftar menu tadi segera serunya kepada
sang pelayan,
"Coba kau keparat cilik saja yang bacotkan untukku
dengar"
"Bebek panggang, daging goreng, cah ayam, ikan kakap
masak kecap. burung dara goreng Loo Liang Jen-..."
Mendengar pesanan dari kawannya itu lalu membentak
keras"Apa?" sepasang mata simalaikat raksasa melotot bulat2
mungkin mulut cawanpun tak akan sebesar itu.
"Loo Liang Jen" kembali pelayan itu mengulangi, namun
begitu ia mundur juga selangkah kebelakang saking
kagetnya.
sendiri.
"Inmmm Tiauw San tangan beracun yang tak tahu malu
..." mendadak dari luar jendela berkumandang datang suara
dengusan dingin,
Napsu birahi yang sedang berkobar dalam tubuh Liuw
Hwie Yen seketika mendingin kembali ia loncat turun dari
atas pembaringan dan meloncat keluar dari jendela.
Ketika itu malam sunyi bagaikan air, rembulan dan
bintang menghiasi angkasa. suasana hening dan tak
kedengaran sedikit suara pun-"Mungkinkah aku salah
mendengar? " pikirnya dalam hati. Namun dengan jelas ia
mendengar suara tersebut bahkan dapat membedakan kalau
suara itu suara seorang gadis.
"Aduuuh celaka" mendadak ia berseru dan meloncat
kembali kedalam kamar.
Dimana sinar matanya menyapu, diatas pembaringan
kosong tak nampak ada manusianya, bayangan Lam Kong
Pak yang semula ada disana pun lenyap tak berbekas. kali
ini berseru kaget.
gadis ini sadar kalau ia sudah kena tertipu oleh orang
lain, rasa cemasnya bukan alang kepalang. seandainya
perempuan itu adalah sahabat Lam Kong Pak masih tidak
mengapa, seumpama perempuan itu adalah perempuan
jahat sedang pemuda itu sudah kehilangan kesadarannya,
bukankah ia akan dipermainkan orang lain tanpa bisa
melawan?
Aku tidak membunuh Pek Jien, Pek Jien mati karena
aku . . ." saking cemasnya Liuw Hwie Yen menangis tersedu2,
kembali ia periksa disekeliling Benteng Hwie Him
Poo, namun tidak berhasil menemukan sesuatu apapun.
Ia belum putus asa, kembali dicarinya dia diluar benteng.
namun hasilnya tetap nihil.
Sementara itu Lam Kong Pak dibawa lari oleh seorang
dara berbaju merah keluar benteng, gerakannya cepat
laksana kilat. tidak selang beberapa lama kemudian mereka
udah tiba dalam sebuah kuil bobrok.
Dara berbaju merah itu segera meletakkan badan sang
pemuda keatas tanah dan menjejalkan sebutir pil pemunah
kedalam mulutnya .
Beberapa saat kemudian Lam Kong Pak sadar kembali,
begitu ia buka mata hawa gusar segera memuncak. dengan
kecepatan sukar dibayangkan dengan kata2 ia gaplok gadis
itu beberapa kali.
"Tak kusangka kau adalah seorang perempuan rendah,
hitung2 sepasang mataku sudah buta " makinya.
Dara berbaju merah itu bukan lain adalah si ciang oh
pimpinannya.
Kalian ingin hidup atau mati? ayoh kalau mau mati
majulah serentak"
Ucapan ini mendatangkan daya pengaruh yang amat
besar, para gerombolan iblis tak berani menggunakan
nyawa Suma Ing sebagai taruhan, mereka ber-sama2
mundur tiga langkah kebelakang.
"Sebenarnya aku ingin menghancur leburkan dirimu,
memeras darahmu, sampai titik darah penghabisan-" Seru
Lam Kong Pak sambil kertak giginya tajam. "Namun
sekarang, aku sudah berubah niat, bagaimana pun juga
nanti bulan sembilan Tiong Yang masih ada kesempatan
untuk basmi kalian semua. hanya saja. . . ."
Timbul rasa berdesir dalam hati Suma Ing pada saat ini
kelima jari tangan kirinya sudah diinjak sampai hancur,
namun hal ini tak mengapa sebab tangan kanannya belum
hancur. namun ia sadar Lam Kong Pak tak mau
melepaskan dirinya dengan begitu saja.
"Kau anjing keparat terlalu kejam" Maki Lam Kong Pak
penuh kegusaran-"sebelum kubinasakan dirinya, akan
kusuruh kau merasakan bagaimana enaknya kalau hidung
hancur mata buta? "
Mendengar ancaman tersebut. Pikiran Suma ing
mendingin separuh. segera teriaknya keras2. "Lam Kong
Pak, kalau kau benar2 seorang lelaki sejati berilah kepuasan
untukku. jikalau kau bikin cacat badanku seperti itu.
kendati jadi setanpun aku tak akan melepaskan dirimu"
Lam Kong Pak tertawa dingin-Heee, . . heeee....heeee. .
.ini yang dinamakan siapa berbuat dosa siapa harus
memikul dosanya Hmmm apa dosanya ketujuh orang
manusia emas itu? mengapa kau menghadapi mereka
dengan siksaan yang begitu keji? Pernahkah kau pikirkan
bagaimana perasaan sanak saudara mereka? "
Suma Ing bungkam dalam seribu bahasa, hal ini bukan
dikarenakan Liang Simnya merasa tersinggung. sebaliknya
ia sedang memikirkan siasat untuk melarikan diri dari
tangan lawanLam Kong Pak kertak gigi, tangan kirinya ditempelkan
keatas kening Suma ing. jari tangan membengkok. dan
Suma ing seketika menjerit ngeri. biji mata kirinya tahutahu
sudah dikorek keluar dari kelopak mata.
Para jago yang hadir disekeliling kalangan rata2
merupakan gembong iblis yang membunuh orang tak
berkedip namun setelah melihat siksaan yang diperlihatkan
pemuda she Lam Kong ini. hatinya pada tercekat.
Lam Kong Pak membuang biji mata itu keatas tanah,
pergi.
Karena curiga, dengan tajam Lam Kong Pak memeriksa
dua manusia emas terakhir, tampak olehnya diatas dada
manusia emas itu tertulis nama dari ketua perkampungan
Toa Loo san Cung Cioe Ci Kang, kemudian yang kedua
adalah Liuw Hauw Siang dari benteng Hwie Him Poo.
Rasa kejut yang dialami Lam Kong Pak pada saat ini
bukan alang kepalang, sebab dari tiga manusia miskin
empat manusia kaya, kecuali Liuw Hwie Yen seorang
sisanya sudah terperangkap semua ditangan pemilik
pegadaian Bu-lim.
Boleh dikata perbuatan ini adalah suatu perbuatan keji
yang tak disertai perikemanusiaan, Pemilik pegadaian Bulim
adalah seorang perempuan. namun hatinya sadis dan
kejam melebihi ular berbisa. bahkan Lam Kong Pak pernah
jatuh ketangannya sekali dan hampir2 saja jiwanya
melayang.
Kalian segera mundur semua dari tempat ini!" terdengar
pemilik pegadaian Bu-lim berseru kembali sambil ulapkan
tangannya.
Segerombolan gembong iblis itu ber-sama2
mengundurkan diri, pintu besi ruang rahasia itupun perlahan2
tertutup kembali, suasana dalam ruangan seketika
jadi gelap gulita.
Kraaaak. . . .!" mendadak dari atas dinding memancar
keluar sembilan rentetan cahaya tajam yang tidak menceng
tepat menyorot diatas tubuh kesembilan manusia emas itu,
cahaya tadi berwarna biru dan membuat kesembilan
manusia emas yang berbentuk aneh semakin mengerikan
lagi kelihatannya.
Ternyata disekeliling dinding sudah terpasang sembilan
butir mutiara yang pada mulanya tertutup oleh papan
Otomatis, asalkan tali yang ada disamping ditarik maka
papan itu akan bergeser kesamping dan memancarkan
cahaya mutiara itu.
Menjumpai patung emas dari ayahnya, gurunya, serta
Sang cianpwee, rasa sedih menyelimuti benak Lam Kong
Pak, air mata jatuh berlinang membasahi seluruh wajahnya.
Dengan sorotan penuh kebencian ia melototi pemilik
pegadaian Bu-lim tak berkedip, tubuh gemetar keras.
Ketika itu Pemilik pegadean Bu-lim berjalan kedepan
patung emas dari jagoan angin geledek kemudian derdiri
dengan kepala tertunduk. agaknya ia sedang berdoa, hanya
tak kedengaran apa yang sedang diucapkan.
Lam Kong Pak jadi bingung, mungkinkah perempuan itu
masih menyembunyikan suatu rahasia yang tak diketahui
khalayak ramai?
Siapa sangka urusan berada diiuar dugaan per-lahan2 si
pemilik pegadaian Bu-lim melepaskan kain kerudung dan
bergumam; "Lam Kong Liuw, aku Sun Han Siang demi
dirimu telah hidup sebatarg kara dikolong langit. sebetulnya
aku harus menjaga nama baik dan kedudukan yang
terhormat. Namun aku tidak terlalu memikirkan tentang
soal itu. demi memenuhi harapanmu aku rela mendapat
nama jelek, dengan menggunakan cara apapun berusaha
mendapatkan kitab rahasia Payung Sangkala. . . ."
Hampir2 saja Lam Kong Pak berseru tertahan,
mimpipun ia tidak menyangka kalau pemilik pegadaian Bulim
mempunyai hubungan yang sangat akrab dengan
ayahnya. bahkan yang membuat ia makin terperanjat
adalah wajah pemilik pegadaian Bu-lim yang membuat ia
makin terperanjat adalah wajah pemilik pegadaian Bu-lim
yang penuh bercahaya pucat namun dingin kaku dan
agung, agaknya sudah lama tidak tersorot oleh cahaya sinar
matahari.
Ditinjau dari usianya baru tiga puluh tahunan, namun
rambutnya telah beruban. sebenarnya apa yang telah
terjadi?
DALAM pada itu terdengar pemilik pegadaian Bu-lim
kembali bergumam seorang diri: "Lam Kong Liuw.
dapatkah harapanmu itu mencapai pada tujuan yang
diinginkan aku masih belum ada pegangan, namun aku bisa
melakukannya dengan segenap tenaga sedangkan mengenai
kedua orang anakmu yang seorang masih berada disisiku,
sedangkan yang seorang lagi malah bermusuhan dengan
diriku. . ."
Bicara sampai disini, tak kuasa lagi titik air mata jatuh
berlinang.
"Yang aku lahirkan sendiri tak ada disampingku, bahkan
mungkin sekali bersumpah tak akan hidup berdampingan
dengan diriku, sebaliknya yang bukan aku lahirkan sendiri
malah memperoleh seluruh kepandaianku. sejak kecil tak
pernah merasakan siksaan mau pun penderitaan. Tapi, aku
tahu kau bisa memaafkan diriku, sebab perbuatanku terlalu
sadis, terlalu keji. seandainya kau dapat mendengar
penjelasanku ini, mungkin kau bisa memaafkan diriku ,
antara orang baik dan orang jahat hanya terpaut sedikit
saja, Nabi besar pernah berkata: 'Tidak sedikit manusia baik
berjiwa binatang', aku dapat meresapi kata2 itu mendalam
tokoh2 dari kalangan putih yang kubinasakan kebanyakan
pernah memakai kedok berbuat mulia. berbuat bajik tapi
dalam kenyataan mengincar kecantikanku, mengincar kitab
"
"Aku tidak pernah menyalahkan dirimu!"
"Bocah, tahukah kau apa sebabnya aku menempuh
bahaya menghipnotis ayahmu dengan ilmu 'Tong Bian
Thay Hoat' sehingga ia tidak sadar selama puluhan tahun? "
Aku sudah tahu!"
Aaaaai ! asalkan kau dapat memahami jerih payah
ibumu. akupun bisa berlega hati! tahukah kau hampir2 saja
engkohmu hancur ditangan siapa? "
"Ibu! siapakah engkohku? " tanya Lam Kong Pak dengan
hati terkesiap.
Aaaaaai. . . .! engkohmu bukan lain adalah Suma Ing!"
jawab Sun Han Siang sambil menghela napas panjang.
Apa? dia? "
Saking terkejutnya Lam Kong Pak sampai berdiri
tertegun, ia tidak percaya Hal ini merupakan kenyataan.
tapi ia tahu ibunya tak akan membohongi dirinya.
"Kalau benar dia adalah engkohku, mengapa she Suma?
"
Karena walaupun dengan dirimu berasal dari satu ayah,
namun dilahirkan oleh ibu yang lain!"
"Jadi aku punya dua orang ibu? "
Ehmmm! ibu dari Suma Ing adalah genduk ayahmu.
setelah melahirkan dia lantas mati. sedang kau dilahirkan
olehku. sejak kecil telah dikirim oleh ayahmu untuk dididik
oleh Siauw Yauw Sianseng."
"Ibu! mengapa dia mengirim aku kepada orang lain? "
"Bocah aku serta ayahmu adalah manusia bertabiat keras
kepala. sering kali mempunyai pendapat yang berbeda.
waktu itu disebabkan satu persoalan kecil kami cekcok,
karena gusar aku lantas pergi. maka dari itu kau dikirim ke
Lu Ih Beng sana untuk dipelihara siapa sangka tidak lama
kemudian ia dibokong orang. . . ."
"Dibokong siapa? "
"Aaaaaai. . . .! kalau dibicarakan mungkin membuat kau
tidak percaya" seru Sun Han Siang sambil menghela napas,
diatas wajahnya pucat terlintas rasa benci yang sangat
mendalam.
Orang ini disebut sebagai pendekar besar dari kalangan
Pek-to waktu itu, mereka dipimpin oleh Si-jago Arak dari
Lam-hay The Boen-kau. Si-tangan selaksa tulisan Thian To,
sipencuri sakti Pek-li Gong serta Simahasiswa bertangan
sakii Sang Hong Tie."
Apa? Sang cianpwee dia. . .dia pun membokong
ayahku? "
"Hal ini tak bisa disalahkan kalau kau tidak percaya,
menyerah
Benar. ibu kau benar2 seorang pemimpin yang lihay
Pak-jie. coba kau lihat, sekarang kau malah memuji2
ibumu "^
"Majikan" tiba2 si Wang wee berhati hitam menyela dari
samping.
"Jikalau kau suka menggunakan caraku maka aku bisa
membuat mereka merasa kan kejahatan yang telah mereka
lakukan itu."
"Sekalipun tidak dibunuh mati oleh orang2 perkumpulan
Liok Mao Pang, tentu akan diusir dari sana
coba katakan "
"Walaupun pihak perkumpulan Liok Mao Pang sudah
ambil keputusan untuk mengadakan pertemuan puncak
para jago bulan Sembilan Tiong Yang nanti, namun tetap
masih menaruh rasa jeri terhadap kita. Maka dari itu
dengan adanya puluhan jago pegadaian yang menyeberang
kearah mereka. Mungkin akan diterima dengan hati
gembira. cayhe mempunyai sebuah siasat dengan racun
melawan racun untuk membuat pengkhianat-penghianat
yang tidak kenal budi itu bertarung mati2an lebih dahulu
melawan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang, setelah itu
kita boleh sekali terjang menghancurkan kekuatan mereka."
"Tidak " dengan cepat Sun Han Siang menolak.
"Walaupun cara ini sangat bagus, namun Ing-jie adalah
pemimpin mereka, seandainya pertarungan sampai terjadi,
Ing-jie tentu akan menyerbu lebih dahulu. Aku tidak tega
kalau ia mati konyol. lagi pula kecuali si lampu hitam
pengejar Sukma. Si awan Hitam chi Jie, si Rembulan pagi
Gouw Yang serta si kakek asap berawan, sisanya bukan
manusia yang berpendirian untuk sementara waktu mereka
kena di-kibuli,"
"Jikalau kita hendak membinasakan mereka dengan cara
ini. aku merasa tidak tega.
ibu, Pak-jiepun mempunyai salah yang sama" sambung
Lam Kong Pak. "Bagaimana pun juga kaum sesat tak akan
mampu menangkan kaum lurus."
"Pihak perkumpulan Liok Mao Pang tidak akan berhasil
melakukan suatu kejadian besar."
"Dengan kekuatan sisa yang masih ada pada kita masih
tidak sulit untuk membasmi mereka "
"cayhe sangat kagum dengan cara2 kalian, ibu dan anak
bertindak. semua persoalan dibereskan secara jujur dan
terbuka." seru si Wangwee berhati hitam, "cukup andalkan
soal ini. kami berdua sudah ambil keputusan untuk
mengikuti majikan terus "
tidak, Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menurut juga .
dalam sekejap mata mereka telah berhasil mengumpulkan
satu tumpukan ranting serta daun kering,
Bubuk halus yang ada didalam kertas minyak tadi oleh
Sun Han Siang segera disebarkan keatas kobaran api yang
sedang membakar ranting2 tadi. . . Blaauummm. . . . ketika
bubuk tadi terjilat api, segera terjadi ledakan keras diikuti
kobaran api semakin dahsyat hingga mencapai ketinggian
dua tombak ketengah udara.
Yang aneh lagi jilatan api tersebut segera berubah jadi
hijau tua, kobaran api mengumpul dan tidak membuyar,
segulung asap hitam membubung tinggi keangkasa.
"Mama. . .benda apa itu? " tanya Lam Kong Pak
keheranan.
"Inilah yang dinamakan Lang Yen-Hwee Hua Atau
bubuk api asap Srigala, terbuat dari kotoran Srigala serta
mesiu, ketika terjilat api, kobaran api segera akan berubah
jadi hijau tua bahkan tidak akan menyebar meski terhembus
angin. coba nanti kau lihat tidak lama kemudian pasti ada
orang datang kemari, kalian cepat kenakan rambut hijau
itu, segala persoalan boleh kalian lakukan setelah ada
kedipan mataku"
= = ooo oooo ooo = =
DEMIKIANLAH Sun Han Siang segera bekerja keras
untuk bantu Loo Liang Jen serta Lam Kong Pak menyaru,
sinanusia raksasa menyaru sebagai seorang perempuan
jelek.
Sedikitpun tidak Salah, tidak sampai Seperminum teh
kemudian ada lima orang lelaki munculkan diri secara
beruntun, jarak mereka antara lima enam tombak dari Sun
Han Siang sekalian, sementara tangannya menuding
kelangit sebagai kode rahasia,
otak Sun Han Siang berputar cepat, ia tak tahu kode
rahasia seperti itu menandakan dari orang2 itu ataukah
kode rahasia untuk berhubungan.
Waktu tidak mengijinkan perempuan ini berpikir terlalu
lama, iapun segera angkat tangannya menuding kelangit.
kedua jari ditekuk sementara kelima jari lainnya dibiarkan
menuding keangkasa.
Kelima orang lelaki itu segera tertegun-kemudian air
mukanya berubah serius den berbareng menghunjuk
hormat.
"Hamba sekalian meryambut kedatangan Than-cu "
serunya bersamaan.
Melihat kejadian ini diam2 Lam Kong Pak memuji, ia
tahu dalam waktu amat singkat ibunya berhasil menebak
seranganku "
Sembari berkata dengan agak sombong ia lepaskan
senjata bangku bajanya dari panggung. "Ayoh Cabut
senjatamu"
"Biarlah cayhe terima tiga jurus serangan anda dengan
tangan kosong belaka."
Si Bangku Baja tertawa dingin, ia tidak banyak bicara
lagi. senjata anehnya digetarkan kemudian langsung
menumbuk batok kepala lawan-Si Lampu Hitam pengejar
Sukma tidak gugup, ia murdur setengah langkah kebelakang
ujung baju dikebaskan keluar. seketika muncullah lima
buah lampu hitam dari balik pakaiannya langsung meluncur
kemuka dan berseliweran disekeliling tubuh si Bangku baja.
Kekuatan alam yang dimiliki siBangku Baja luar biasa, ia
tak usah buyarkan serangan senjata anehnya dengan datar
disapu keluar. . . Praaak. . .praaak. . . Praaaak. . .
memngiringi gemuruh keras, kelima buah lampu hitam tadi
sudah tersapu hancur oleh serangannya.
la tidak berhenti sampai disitu saja, mengikuti gerakan
tadi senjata bangkunya dengan membawa desiran angin
tajam menekan batok kepaia, menghantam dada, mengetuk
bahu, menyodok perut dalam sekejap mata melancarkan
tiga puluh serangan gencar seketika pihak lawan kena
didesak mundur tiga langkah lebar kebelakang.
"Bagus sekali seranganmu ini " bentak si-lampu Hitam
Pengejar sukma. dalam sekejap mata dari balik bajunya
kembali meluncur keluar belasan buah lampu hitam yang
bagaikan belalang terbang diangkasa mengurung empat
arah delapan penjuru.
Si Bangku Baja Auw Put Kay tak berani terlalu
memandang enteng lawan, dengan gerakan 'Heng Sauw
Lak Hoo' atau Menyapu Halimun Enam Benteng serta Sam
Hoa Kay Teng atau tiga Bunga Berkumpul di Puncak ia
sambut datangnya serangan lawan,
"Praaaaak. . . Praaaaa. . . . Praak..... " kembali terjadi
suara hiruk pikuk yang memekikkan telinga. belasan buah
lampu hitam yang beterbangan diangkasa itu pun sekali lagi
terhajar hancur.
Ditengah tepuk tangan riuh meriah dari penonton, si
Bangku Baja perlihatkan kemampuannya, dengan suatu
kekuatan yang maha dahsyat ia tekan Leng cing cioe
habis2an.
Keadaan yang kritis mulai mencekam seluruh kalangan,
Meski Si Lampu Hitam Pengejar sukma pernah menghasut
para jago lain untuk meninggalkan Pegadaian Bu-lim,
dalam situasi seperti ini Lam Kong Pak menaruh rasa
semakin gelisah lagi. hatinya dag dig dug dan sangat tidak
tenteram.
Suma Ing membentak keras. ia mengeluarkan jurus
ketiga Ban San Tiuw Thian-atau selaksa Payung menengok
kelangit.
Coe Lie Yap kumpulkan tenaga lweekangnya sampai
sepuluh bagian, mengikuti pihak lawan ia pun mengguna
kanjurus ketiga menyambut datangnya serangan lawan,
"Braaaaak . . ," seluruh permukaan tergetar keras,
seketika itu juga angin puyuh menyambar keempat penj
uru.
Kali ini Coe Lie Yap mundur kebelakang setengah
langkah lebih banyak dari pihak lawan, ia sangat gusar.
jurus keempat 'Loei Sau Poe cau' atau Payung Geledek
Menyinari Jagad segera dikeluarkan,
Siapa sangka dalam benak Suma Ing sudah muncul niat
jahat. ia tidak mengeluarkan jurus keempat sebaliknya
mengerahkan jurus kelima San Kay Pat Huang atau Payung
Sakti Mengurung Delapan Penjuru.-Jurus2 sakti ilmu Thian
Mo San-ini semakin keatas angkanya semakin dahsyat,
bahkan jurus berikutnya merupakan jurus tandingan dari
sebelumnya.
"Bluuuummm . . ." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat,
panggung tersebut sudah mulai berantakan, para penonton
lari serabutan menghindarkan diri dari serangan nyasar.
debu dan pasir beterbangan bagaikan hujan deras . . , . ,
Coe Lie Yap terpukul mundur sejauh lima langkah,
sedangkan Suma Ing hanya mundur tiga langkah belaka.
"Bajingan tengik kau benar2 seorang manusia yang tak
tahu malu"
"Dalam pertarungan sengit, masing2 pihak berusaha
membinasakan lawannya. kalau kau merasa bukan
tandingan, Cepatlah ambil kesempatan ini mengundurkan
diri
Hmmm. , kalau kau punya kepandaian, ayoh keluarkan
semua "
Jelas Coe Lie Yap tak mau turun tangan lebih dulu
sehingga memberi keuntungan bagi pemuda tersebut.
Teatu saja Suma Ing pun tahu apa sebabnya gadis itu tak
mau turun tangan lebih dahulu, tapi ia tidak ambil perduli,
ditengah bentakan keras. jurus keenam 'It San Coe Thian'
atau Payung Sakti penyangga langit segera dilancarkan
keluar.
Coe Lie Yap tak mau cari keuntungan dengan cara licik,
walaupun ia tahu dalam hal tenaga lweekang ia masih kalah
setingkat dari lawannya. iapun menggunakan jurus keenam.
membentak:
"Bajingan ucapanmu sangat kotor. dengan perkataan ini
maka bisa kunilai bahwa watak serta tabiatmu tak berbeda
jauh dengan Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim. serahkan
jiwamu"
Sambil berkata ia menubruk maju kedepan jurus ketujuh
dari ilmu sakti Thian Mo San segera dilepaskan.
"Braaaaaak. . ." kedua orang itu sama2 mundur dua
langkah kebelakang. dalam kenyataan Lam Kong Pak cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar enam bagian.
Rasa cinta dan dendam berkobar dalam rongga dada Coe
Lie Yap. ia jadi benci bercampur sakit hati sekali lagi
tubuhnya menubruk kedepan dengan menggunakan jurus
kesembilan dari ilmu sakti Payung sengkala.
Lam Kong Pak kembali mengalah, ia cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar delapan bagianmeski
begitu cukup membuat tubuh Coe Lie Yap tergetar
sehingga mencelat mundur sejauh lima, enam langkah.
Hal ini semakin mempertebal rasa bencinya, ia gertak
gigi dan berseru: "Lam-kong Pak, aku akan adu jiwa dengan
dirimu "
"Maaf. aku masih tidak kepingin menemani kau
berangkat ke akhirat"
"Jangan mimpi disiang hari bolong" sela Suma Ing
sambil tertawa seram, "Malam ini jangan harap kau bisa
lolos dari perkumpulan kami dalam keadaan selamat "
Sembari berkata, disaat Coe Lie Yap melancarkan
serangan dengan jurus kesembilan Suma Ing pun
menghimpun segenap tenaga yang dimilikinya ikut
mengirim sebuah serangan pula dengan jurus kesembilan
dari ilmu sakti Thian Mo San-Menghadapi dua serangan
dahsyat yang dilancarkan secara berbareng oleh dua orang
tokoh maha sakti, kendati tenaga lweekang Lam Kong Pak
lebih hebatpun, ia tak akan sanggup menahan diri.
Terdengar suara getaran keras yang maha dahsyat
bergeletar membelah bumi. pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. begitu dahsyat ledakan tadi
mengakibatkan timbulnya sebuah liang yang sangat dalam
diatas permukaan tanah, tubuh Lam Kong Pak mencelat
sejauh satu tombak lebih lima enam langkah sebelum ia
sempat berdiri tegak tegak. bayangan manusia bersamaan
waktunya menubruk datang.
Mereka adalah Suma Ing, si Lampu Hitam Pengejar
sukma, si kakek Asap Berawan, serta si Loei Kong
bertangan delapan Si Put siuw.
Saat ini Lam Kong Pak sudah dibikin pusing tujuh
bambu.
Para jago perkumpulan Liok Mao Pang yang hadir
disekeliling kalangan buru2 menjura memberi hormat
kepada orang itu kemudian masing2 mundur sejauh satu
tombak kebelakang.
Menyaksikan hal tersebut Lam Kong pak terkesiap.
disamping itu iapun dapat tahu semakin panjang rambut
hijau yang dipelihara orang2 perkumpulan itu, semakin
tinggi pula kedudukannya .
Dari balik rambut hijaunya yang lebat, manusia aneh itu
melirik sekejap kearah Lam Kong Pak, rambut serta
tubuhnya sama sekali tak bergetar, kecuali gelak tertawa
nyayang aneh dan menusuk pendengaran"Siapakah anda??" tegur Lam Kong Pak. sungguh
menyeramkan gelak tertawa mu "
"Kik. ... kik.... kik.... kik. . . ."
Beberapa orang yang memiliki tenaga Lwekang agak
lemah, segera gemetar keras dan berjongkok keatas tanah.
mereka merasakan betapa ngerinya gelak tertawa itu
sehingga menggetarkan jantung serta isi perut
"Loohu oei Hun. orang2 Bu-lim sama2 memberi julukan
go Hoa Lok Atau Daging lima warna kepadaku"
Semula Lam Kong Pak agak terkesiap. di ikuti ia tertawa
hambar.
Sebaliknya si Malaikat Raksasa tak kenal lihay,
mendengar nama itu ia mendongak dan tertawa-tawa
tergelak.
"Haaaaaa ....haaaaaaaa. . .haaaaaaaaa. . ." sungguh tak
nyana kau sijadah tua memiliki nama yang lebih aneh dari
namaku"
Sementara itu Lam Kong Pak yang mengawasi wajah
orang tadi, segera dapat dijumpai banyaknya belang-belang
merah putih diatas tubuh serta wajahnya, tidak aneh kalau
orang Kangouw menyebut dia sebagai si Daging Lima
Warna. Nama besar orang ini amat tersobor. la angkat
nama bersama-sama Sidewi Payung Sengkala serta si Awan
Hitam Pengejar Rembulan oei ci Hu.
"Keparat cilik" terdengar Ngo Hoa Lok berseru." Asal
kau bisa menerima lima buah serangan Loohu. Maka kau
akan diantar keluar dari tempat ini oleh Pangcu sampai
anak buah kami semuanya "
"Bagus, biar aku terima dahulu kelima seranganmu itu"
teriak Loo Liang Jen.
"Loo tua, kau tak bakal sanggup" tukar Lam Kong Pak
menghalangi jalan perginya, lalu secepat kilat ia maju
kedepanSetelah
sama2 menubruk kedepanLam Kong Pak yang terlempar keluar kalangan segera
muntah darah segar, isi perutnya bergeser dari tempat
semula dan ia jatuh tidak sadarkan diri. . . .
Sesaat sebelum rombongan gembong iblis itu tiba
ditempat kejadian, tiba2 dari balik pepohonan berkelebat
lewat sesok bayangan merah, segera mengemrit tubuh Lam
Kong Pak segera berlalu dari situ.
Menanti Loo Liang Jen tiba ditempat itu dan tidak
menjumpai Lam Kong Pak ada di situ, sebagai seorang jago
kawanan ia sadar tentu Lam Kong Pak berhasil meloloskan
diri atau mungkn ditolong oleh ibunya. ia pun tak mau
berdiam lebih lama disitu. Badannya segera menerobosi
pepohonan dan melarikan diri dari tempat sama seraya
melepaskan panah tanda bahaya.
Rombongan gembong iblis itu pun kemudian menyusul
sampai disana, tidak menjumpai bayangan Lam Kong Pak.
Mereka jadi amat gusar. Terutama sekali Suma ing. Ia
merasa amat kecewa. Ingin sekali ia menyiksa Lam Kong
Pak lebih sadis lagi. tak disangka si anak muda itu berhasil
melarikan diri.
Pada saat ini, keadaan Coe Lie Yap paling runyam. ia
merasa gelisah dan bimbang. Haruskah merasa gembira
atau sedih setelah kejadian ini? ?
Diam-diam ia cuma bisa berdoa, berharap Lam Kong
Pak bisa lolos dari marabahaya, kemudian dilain waktu
mencari dia lagi untuk bikin perhitungan- . . .
Sementara itu Lam Kong pak yang dibawa lari oleh
sesosok bayangan merah tidak lama kemudian telah tiba
diatas sebuah loteng.
Gadis itu meletakkan Lam Kong Pak di atas
pembaringan, kemudian menutup pintu dan mencekoki
beberapa butir pil kedalam mulutnya.
Perlahan-lahan Lam Kong Pak sadar kembali, seluruh
tubuhnya gemetar keras rintihnya: "Dingin- . . .dingin- .
.oootw.. . .Sungguh dingin- ..."
Gadis itu bukan lain adalah si ciang ooh Tangan
Berdarah Yu chen, sejak semula ia sudah menemukan jejak
Lam Kong Pak yang menyusup kedalam markasnya dengan
ia menyaru. Selama itu ia cuma mengawasi terus gerakgerik
pemuda itu. Dan akhirnya ketika Lam Kong Pak
terluka, ambil kesempatan baik ini ia turun tangan
menyelamatkan jiwanya. Ketika mendengar rintihan
tersebut, buru2 gadis itu menutupi badannya dengan
selimut. "Adik Pak. Masih dinginkah ? ?"
Kesadaran Lam Kong Pak punah, ia tetap pejamkan
dan meletakkan alat tadi ditengah ruanganAlat siksa ini bentuknya mirip sebuah kursi kebesaran,
hanya yang mengerikan diatas sebuah penyangga besi
terletak sebuah kursi hidup yang bisa digerakkan kesana
kemari ditengah kursi hidup itu terdapat sebuah lubang
yang tidak begitu besar, kurang lebih selebar mulut cawan,
dibawah lubang terdapat sebuah tongkat besi sepanjang satu
depa bentuknya mirip alat kelamin keledai yang tepat
diarahkan kedalam lubang tadi.
Depan belakang kiri dan kanan kursi kecil itu terdapat
dua buah gelang untuk menginjak kaki perempuan,
disamping gelang terdapat rantai saja yang sangat kuat.
Sebelah atas dan kiri kanan kursi itupun terdapat gelang
rantai untuk membelenggu tanganMenyaksikan kesemuanya itu Lam Kong Pak segera
sadar apa sebenarnya alat tersebut. tak kuasa ia gertak gigi
kencang2. alat2 siksa semacam ini jelas sengaja ditujukan
buat kaum wanita.
Tongkat besi yang panjangnya sedepa dan tepat
mengarah lobang dibawah kursi itu bisa dinaik turunkan
secara otomatis dimana tongkat besi itu akan masuk keluar
dari dalam lubang.
Sewaktu seorang perempuan dengan badan telanjang
bulat dan duduk diatas kursi itu dengan kedua belah paha
terpentang lebar kemudian dirantai diatas kursi. maka
tongkat besi yang mengarah lubang tadi akan tepat
menembusi liang kemaluan dari wanita tersebut, apa yang
akan terjadi?
Alat siksa semacam inipun terdapat dalam tiap
pengadilan negeri, dimana alat tersebut khusus untuk
menyiksa kaum wanita cabul yang melakukan perbuatan
terkutuk hanya saja tongkat besi yang digunakan tidak
begitu kasar dan besar semacam ini.
Si ciang ooh berdarah Yu chen adalah seorang gadis
perawan, melihat alat siksa ini tentu saja air mukanya
berubah hebat, keringat dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya.
"chin Hu-hoat, kau coba lebih dahulu alat tersebut." ujar
Pangcu perkumpulan Liok Mao Pang dengan nada lembut.
"coba diperiksa apakah alat siksa ini masih bisa digunakan
sebagaimana mestinya "
DENGAN langkah lebar sirasul hitam tebal maju
kedepan, dari sudut alat tersebut ditekannya semacam
tombol rahasia -crrring. . . Tongkat besi tadi segera
menerobosi lubang dan menusuk kedalam keras2.
"Ehmmm. . . . meski alat siksa ini sudah lama tak pernah
tidak nampak.
Lam Kong Pak kerja keras mengubur seluruh mayat itu
kedalam lubang, lalu buru2 lari keluar lembah. dalam
pemeriksaan yang seksama ia temukan enam buah bekas
kereta besar yang bergerak menuju kearah markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang. Berkelebat lewat suatu
ingatan- Lam Kong Pak merasa ia belum kehilangan
harapan .
Kalau kereta yang mereka datangkan adalah untuk
mengangkut manusia2 tembaga itu maka dengan andaikan
tenaga Sinkang yang dimiliki. masih sempat baginya untuk
menyusul mereka.
Segera ia kerahkan segenap tenaga untuk mengejar
kedepan mengikuti bekas kereta tersebut, pada kentongan
hari kedua ia sudah menemukan keenam buah kereta itu
beristirahat didalam sebuah hutan.
Pada waktu itu si Lampu hitam pengejar sukma serta
Golok Tanpa Tandingan sekalian yang mengawal kereta
sedang berdahar rangsum kering yang mereka bekaL
Dengan suatu gerakan yang sebat, Lam Kong Pak
bersembunyi diatas sebuah pohon besar dimana pemuda ini
putar otak mencari akal bagaimana caranya merampas
manusia- manusia tembaga itu dari tangan gembong iblis,
sebab ia sadar setiap manusia tembaga itu mempunyai
bobot seberat ribuan kati.
Meskipun tidak terlalu sulit baginya untuk membopong
kedua buah manusia tembaga itu sekaligus dengan
andaikan tenaga lweekangnya yang sempurna, tapi ia
hendak berusaha untuk mengelabuhi kawanan gembong
iblis tersebut.
Apa yang dibayangkan terlalu gampang, dipandang dari
situasi yang terbentang didepan mata rasanya terlalu sulit
untuk melaksanakannya.
Sementara itu kawanan iblis duduk mengelilingi keenam
buah kereta itu untuk mengelabui mereka boleh dibilang
tidak mungkin terjadi.
Dikala pikirannya sedang kalut dan hatinya merasa
ragu2, tiba2 tampak olehnya sesosok bayangan manusia
laksana kilat menyambar kebawah sambil melancarkan
sebuah serangan dahsyat kearah kawanan iblis tersebut.
Dalam sekejap mata jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memenuhi seluruh angkasa, ranting daun
pada berguguran debu pasir beterbangan memenuhi
pandangan, sesaat suasana jadi kacau balau tidak karuan.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak kegirangan
setengah mati pikirnya: "Aaaah kalau tidak turun tangan
teriaknya.
Sambil bicara dari sakunya ia ambil keluar sepotong
uang perak lantas dibuang keatas tanah.
"Sekarang andaboleh percaya bukan" ujar Loo Liang Jen
segera sambil melirik sekejap kearah Pek li Siang.
Pemuda itu segera menitahkan pelayannya, tidak selang
beberapa saat kemudian beberapa buah nampan besar telah
diletakkan diatas tanah, dua orang lelaki lain dengan
menggotong sebuah guci arak yang amat besar segera
meletakkannya didepan Loo Liang JenSejak semula Loo Liang Jen sudah lapar, ia lantas
sambar beberapa potong bak-pao, satu persatu ditelan
begitu saja. dalam sekejap mata berpuluh potong sudah
habis ditelan. Diikuti makanan lain pun ditelan dengan
begitu saja.
Tidak sampai setengah jam, lima mangkok kuah panas
yang terakhirpun sudah berpindah tempat.
SETELAH berhenti sejenak, ia raba perut sendiri lantas
angkat guci arak dan. . .kuluk. . .kuluk. . .kuluk. . .tidak
sampai beberapa waktu, arak sudah tinggal separoh guci.
Tidak lama kemudian, seguci arak besar itupun sudah
disikat habis tanpa ketinggalan barang setetespun.
Setelah itu sambil mengusap mulut ia menjura dalam2
kepada seluruh hadirin. katanya: "Hidangan yang diberikan
sudah cukup mengikat persahabatan dengan kalian, aku tak
berani mengganggu lebih jauh dan mohon diri lebih dahulu
"
Para penonton berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo, pemuda itupun berdiri tertegun sementara si
Malaikat Raksasa dengan Pek-li Siang setelah pungut
kembali uang dari atas tanah lantas berlalu.
Ketika itu si Malaikat Raksasa tak dapat membongkok
badannya lagi sebab kekenyangan, badannya lurus dan
tegak bagaikan sebatang pit.
"Loo tua" Lam Kong Pak segera maju menepuk
bahunya. "Tak kusangka kau masih punya kecerdikan
untuk berbuat demikian"
"sauw-ya, sejak kau tidak berada disisiku aku si Lootua
jadi putus makan. bagaimana juga aku tak boleh mati
kelaparan"
"Engkoh Pak, kau datang dari mana?" ujar Pek-li Siang
pula sambil tertawa.
"Pegadaian Bu-lim "Jawaban pemuda ini kaku dan
dingin.
"Pegadaian Bu-lim? cuma kau seorang?"
"Ehmmmm ..."
kedalam air.
Pemuda ini membenci ikan2 aneh tersebut. dengan
kerahkan tenaga sinkang ia babat ikan2 tersebut dengan
dahsyatnya.
Walaupun melancarkan serangan didalam air kurang
kuat hasilnya, tetapi dengan tenaga lweekangnya yang amat
sempurna, ikan2 aneh itu tak kuat menahan diri, berpuluh2
ekor segera mati binasa.
Ikan aneh ini berasal dari gunung2 serta sungai2 yang
sudah tersohor akan keseramannya, mereka tidak takut
mati. barisan depan tersapu binasa barisan belakang
kembali meluruk datang, bahkan dari balik gua besar
didasar air kembali meluncur datang be-ratus2 ekor
banyaknya.
Loo Liang Jen yang berusaha mematahkan rantai.
setelah bersusah payah akhirnya berhasil pula mematahkan
rantai yang membelenggu tangan kanan Sun Han Siang.
meski begitu perempuan gagah ini masih belum mampu
berkutik sebab sepasang kakinya masih tetap terbelenggu
didasar air. sementara itu Lam Kong Pak yang berada
didasar air pun tak ada kesempatan untuk bekerja karena ia
harus berusaha keras membinasakan ikan2 aneh tersebut.
Kalau tidak, bukan saja Sun Han siang bakal binasa dikoyak2
ikan aneh itu bahkan ia sendiripun tak akan
terhindar dari mara bahaya.
Mendadak. . . .
"Heeee. . .Heeee. . .Heeeee. . .Hee. . . ." Gelak tertawa
yang sangat aneh berkumandang datang, tahu2 didepan
pintu terali besi telah berdiri seorang manusia aneh yang
memelihara rambut berwarna hijau sepanjang pinggang.
orang itu bukan lain adalah wakil pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang yang disebut orang sebagai Si
Daging Lima Warna oei Hun.
"Coe Hoe-huat, kau tak mau berhenti bergebrak?"
tegurnya dingin.
Kiranya Coe Li Yap ada maksud memberi kesempatan
buat Lam Kong Pak untuk menolong Sun Han Siang lolos
dari mara bahaya, sebenarnya perbuatan ini tidak ingin ia
lakukan, tetapi seorang gadis demi Cintanya kadangkala
bisa melakukan perbuatan apapun.
la merasa meskipun Sun Han Siang adalah musuh
besarnya, tetapi disebabkan perasaan Cinyanya terhadap
Lam Kong Pak yang tak dapat diputus dengan apapun jua
itu, ia ambil keputusan untuk biarkan sun Han Siang lolos
dari mara bahaya untuk kemudian mencari kesempatan lagi
dalam usahanya membalas dendam.
"Nah. Loo Liang Jen, sekarang kita boleh mulai " kata
sang pangcu kemudian.
Loo Liang Jen letakkan Lam kong Pak ibu dan anak
keatas tanah. lalu serunya: "Eeeei siluman tua, Sewaktu kita
berdua sedang bergebrak. kau harus melarang siapa pun
diantara mereka mengutik2 kedua orang ini "
"Kau tak usah kuatir, seandainyapun pangcu ada
maksud menahan kalian, aku tidak akan menggunakan
macam2 cara seperti ini "
Loo Liang Jen tak berani bertindak gegabah, tenaga
dalamnya disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudian
dengan segenap tenaga telapaknya dibabat kearah batok
kepala lawanPangcu itu tidak gugup dengan tenang badannya
menyingkir kesamping, batok kepala bergoyang rambutnya
yang panjang tiba2 berkelebat kemuka mengampar
pinggang Loo Liang JenSimanusia
raksasa ini tidak menyangka pihak lawan bisa
menggunakan cara seperti ini, mau tak mau ia harus tarik
serangan sambil menyingkir, siapa sangka tindakannya
terlambat selangkah.
"Breeet tubuh Loo Liang Jen besar dan kekar seperti
pagoda itu tergulung dan terlempar tiga tombak jauhnya
dari kalangan, dimana badannya mencium tanah segera
muncullah sebuah liang besar.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak yang berbaring
diatas tanah jadi terperanjat, ia kaget dan tercengang akan
kehebatan rambut panjang sang pangcu. tak kuasa lagi ia
melirik keatas wajah orang itu.
Dalam sangkaannya, sang pangcu dari perkumpulan
Liok-Mao Pang inipasti memiliki mimik wajah yang
menyeramkan, atau kalau tidak wajahnya penuh codet
bekas bacokan golok siapa sangka dugaannya meleset,
wajah dari ketua perkumpulan bulu hijau ini sama sekali
tidak cacad, bahkan kelihatan ganteng sekali.
Sementara itu Loo Liong Jen telah merangkak bangun
dari atas tanah, sambil meloncat bangun terlaknya:
"delapan puluh biji bak-pao belum cukup untuk
memulihkan seluruh tenagaku, maka aku cuma punya
tenaga lima enam bagian belaka. . . ." Seraya berseru
telapaknya didorong sejajar dada, dalam keadaan seperti ini
mau tak mau ia harus gunakan akal ia sadar apabila dalam
perta rungan ini kalah. maka besar kemungkinan Lam
Kong Pak serta ibunya akan menjumpai mara bahaya.
Dua gulung angin pukulan yang amat dahsyat segera
berbentrok jadi satu ditengah udara. saat itulah tiba2
Lam-kong Pak.
pada saat itulah Si Janda Kawin Tujuh kali Poe Koen
tanpa mengucapkan sepatah katapun diam2 ngeloyor pergi
dari situ.
Lam kong Pak mendengus dingin. ia pukul miring badan
cioe cien cien- enjotkan badan dan melayang kedepan
menghadang jalan pergi dari sijanda kawin tujuh kali Poei
Koen.
"Siluman perempuan tua, kau hendak lari kemana?"
hardiknya.
Air muka Poei Koen berubah hebat, tanpa sadar ia sudah
jatuhkan diri berlutut di atas tanah. sementara wajahnya
pucat pias bagaikan mayat, keringat dingin mengucur
keluar membasahi seluruh tubuhnya, ia benar2 merasa ngeri
dan takut.
"Lam-kong sauw-hiap. berbuatlah kebajikan ampunilah
selembar jiwa tuaku, oooouw. . sauw hiap. ampunilah
jiwaku. . .Lepaskanlah diriku meski pada masa berselang
aku ikut serta didalam peristiwa itu, namun aku tidak turut
serta dalam pertarungan itu, aku tidak menghantam
ayahmu barang sekalipun."
Mendadak kakak beradik she-Liuw berkelebat maju
kedepan, sambil menghampiri sianak muda itu serunya:
"Lam-kong Heng. perempuan siluman ini tak boleh
diampuni. cabut saja selembar jiwanya "
Lam-kong Pak mendengus dingin. "Hmmm Liuw-heng,
ayahmu pun turut ambil bagian didalam peristiwa ini. kalau
kalian tidak percaya silahkan tanyakan sendiri peristiwa ini
kepada Pek-li Gong serta Siang Hong Tie cianpwee berdua
"
Setelah mengetahui bahwasanya selama ini ia sudah
salah menganggap kedua orang itu sebagai musuh. maka
kini setelah duduknya perkara dibikin jelas sikap Lam-kong
Pak terhadap Siang Hong Tie serta Pek li Gong pun jadi
menghormat sekali.
Ucapan ini menggetarkan seluruh tubuh Liuw Hauw
Siang berdua mereka tertegun dan berdiri menjublak,
"Lamkong-heng " serunya beberapa saat kemudian"Kabar berita yang tersiar dalam Bu-lim tak boleh dipercaya
seratus persen. kau harus tahu bahwa sepanjang hidupnya
ayahku selalu berbuat kebajikan, ia suka menolong yang
lemah memukul yang kuat, mengutamakan keadilan dan
kebenaran- aku rasa tidak mungkin,"
"Sudah tak usah bicara lagi " tukas Siang Hong Tie serta
Pek li Gong sambil berjalan mendekat. "Dalam peristiwa
berdarah yang terjadi tempo dulu. ayahmu ikut ambil
memberikan persetujuannya.
"chen-jie. tunggu sebentar." sela Sun Han siang dengan
suara berat, "Perkataan dari binatang ini tak bisa dipercaya
"
"Aku tidak ada waktu untuk adu lidah dengan kalian,
mau atau tidak ayoh cepat diputuskan " hardik Suma Ing.
Saking gusarnya seluruh tubuh Sun Han Siang gemetar
keras, ia cuma punya seorang putra yang dipandangnya
lebih berharga daripada nyawa sendiri, sedangkan terhadap
dua orang calon menantunya pun ia merasa amat senang
terus terang saja ia merasa tidak tega membiarkan mereka
pergi mengikuti Suna Ing.
"Pek bo, inilah takdir" kata pek-li siang dengan suara
sedih. "Asal ia mau melepaskan engkoh Pak, sekalipun mati
Siang-jle juga rela "
"Heeee. . .heeee. . . heeee. . .sang menantu sudah
sanggup, bagaimana dengan kau ?" jengek Suma Ing
kembali sambil tertawa seram.
"Aku si tua tak dapat mengorbankan kalian dengan sia2
hanya karena persoalan putra ku" kata Sun Han Siang
dengan suara berat. "Suma Ing, apakah kau tidak punya
perikemanusiaan barang sedikitpun juga ? biarpun kau tidak
memandang diatas wajah Pak-jie, seharusnya kau ingat
bagaimana aku situa memelihara dirimu dari kecil hingga
menginjak jadi dewasa, sekalipun kau membenci diriku
tidak seharusnya melupakan ayahmu sendiri."
"Tutup mulut, tak usah mengucapkan kata- kata yang
tidak berharga itu lagi "
Saking gusarnya seluruh tubuh Sun Han siang gemetar
keras, wajahnya berubah pucat pias bagaikan mayat. dua
titik air mata tanpa terasa mengucur keluar membasahi
pipinya.
"Anjing keparat, kalau kau sudah tiada peri
kemanusiaan. ayoh cepatlah turun tangan" teriaknya.
"Hmmm. . .kau yang bicara sendiri, lain kali jangan
salahkan diriku. aku akan segera turun tangan"
"Tunggu sebentar " seru Pek-li Siang serta Yu chen
hampir berbareng. mereka sama2 maju kedepan.
"Suma Ing, kami berdua akan berangkat mengikuti
dirimu, nah. cepatlah lepaskan dia "
Tiba2 dari balik loteng berkumandang suara langkah
orang yang amat berat, begitu berat langkah kaki orang itu
hingga menggetarkan seluruh ruangan loteng tersebut.
Ketika semua orang berpaling, seruan kaget segera
berkumandang saling susul menyusul.
Pada saat ini untung masih siang, seandainya terjadi
banyak makanan, kau pergilah sendiri " kata Yu chen"sekalian bebaskan jalan darah pemilik rumah makan serta
pelayan-pelayannya dari pengaruh totokan "
Lam-kong Pak serta Yu chen menanti ditempat luar,
tidak lama kemudian Loo Liang Jen telah muncul sambil
membawa sebuah kantongan besar, demikianlah sambil
bersantap mereka bertiga melanjutkan perjalanannya
menuju kegunung Bong-san.
Rembulan muncul lambat2 diufuk timur, saat itu
kentongan ketiga sudah lewat, Lam-kong Pak melanjutkan
perjalanan sambil bergandengan tangan dengan Yu chen,
hubungan mereka tampak mesra sekali.
Cinta memang datangnya cepat dan sukar dibendung,
mereka berdua akhirnya duduk diatas tanah sambil
memadu cinta, sedangkan Loo Liang Jen pun mengerti
keadaan, ia menjauhi sepasang muda mudi itu dan duduk
menanti sambil makan daging ayam panggangnya yang
dibawa.
"Adik Pak. aku merasa sangat bahagia." bisik Yu chen
sambil bersandar dalam pelukan Lam-kong Pak. "Se-akan2
aku sedang berbaring ditengah mega. . .aku. .aku. . .merasa
amat gembira. . . ."
"Akupun demikian juga , enci chen, kau pastilah seorang
istri yang baik. seorang istri yang setia"
"Mungkin enci terlalu cinta kepadamu. maka sewaktu
bertemu untuk pertama kalinya dalam benteng Hwee Him
Poo, pada waktu itu juga enci tidak memikirkan kepada
siapapun, aku rela menempuh bahaya maut dan melakukan
perbuatan yang mengkhianati perkumpulan Liok Mao
Pang."
"Enci chen kau masih ingat ketika waktu itu aku
menaruh salah paham kepadamu?? sebenarnya apa yang
telah terjadi ?"
"Sebenarnya persoalan ini ingin kuterangkan kepadamu
sejak semula" Bisik Yu chen. "Hanya sayang selama ini tak
ada kesempatan- kesemuanya ini tidak lain adalah
permainan busuk dari Siauw-Hong pelayan dari Liuw Hwie
Yan- sebelum kejadian itu Liuw Hwie Yan sendiri sama
sekali tidak tahu "
"Eeeei. . .mengapa siauw-hong berbuat demikian ?"
"Tidak lain ia ingin menjodohkan slocianya dengan
dirimu masih ingatkah sewaktu kau hendak naik ketempat
tidur malam itu? bukankan Siauw Hong memberi secawan
air teh kepadamu dan memaksa kau untuk minum air
tersebut sampai habis ? nah. penyakitnya justru terletak
pada air teh yang kau minum itu "
ibunya yang mampu berbuat demikianSementara Lam-kong Pak masih merasa terkejut
bercampur curiga, mendadak gelak tertawa aneh
berkumandang dari delapan penjuru, mayat2 yang semula
menggeletak malang melintang diatas tanah bersama2
meloncat bangun dan mengurung mereka rapat-rapat.
"Cioe Hujien. inilah rencana yang telah kau siapkan
sejak semula"" jengek Lam Kong Pak dingin.
"Tidak salah" Sahut Cioe Hujien sambil tertawa seram.
"Sebenarnya aku situa ingin membereskan persoalan
tersebut diantara kita sendiri, siapa sangka kau bajingan
cilik berjiwa binatang, kau tega meninggalkan putriku.
maka terpaksa. . . .heee. . .heeee. . . .aku menggabungkan
diri dengan perkumpulan Liok-Mao pang "
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaa. . . .kau anggap setelah
mempersiapkan jago dalam jumlah banyak lantas bisa
mengapa-apakan diriku?" teriak Lam-kong Pak sambil
tertawa ter-babak2.
"Hmmm ? aku rasa kau tidak bakal bisa lolos dari
keadaan hidup " pada saat itulah si Daging Lima warna pun
sambil tertawa aneh berseru:
"Pangcu telah turunkan perintah, ini hari kau keperat
cilik harus ditangkap. baik dalam keadaan hidup maupun
mati"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar puluhan jago
ber-sama2 menerjang kedepan.
"Enci Chen, kau harus ber-hati2 " pesan sianak muda itu
kepada ciang ooh berdarah.
Dalam pada itu ia telah melancarkan sebuah babatan
kearah sidaging lima warna, ditengah bentrokan dahsyat
tubuh sidaging lima warna tergetar mundur lima langkah
lebar.
Dipihak lain Loo Liang Jen pun mulai beraksi, bagaikan
sebuah pagoda tinggi ia maju membabat, dua orang
gembong iblis yang berada didekatnya segera terlempar
sejauh tujuh delapan langkah kebelakang.
Yu Chen pun bukan pelita yang kekurangan minyak.
kecuali sidaging lima warna serta sisetan gantung hidup tak
seorangpun diantara sisanya adalah tandingan gadis ini.
Dalam sekejap mata pasir debu beterbangan memenuhi
angkasa, sambil mengempit tubuh Cioe Cien Cien nyonya
Cioe pun ikut menyerang dengan sigenap tenaga kearah
Lam-kong Pak. ilmu yang digunakan adalah Tong Thian
Pauw-Hang sedang arah yang dituju adalah tempat2
bahaya.
Walaupun anggota perkumpalan Liok mao Pang
terpental sejauh satu tombak lebih dari kalangan"Tahan " tiba2 terdengar suara bentakan dahsyat
menggema membelah angkasa,
Tampak Liok-mao Pang Pangcu tahu2 sudah berdiri
kurang lebih tiga tombak disisi kalanganKawanan iblis itu segera mengundurkan diri dan berdiri
disisi ketuanya.
"Lam-kong Pak " terlak ketua perkumpulan Liok Mao
Pang kemudian- "Pertarungan kita sewaktu berada dalam
pertemuan puncak telah dikacaukan oleh hadirnya tiga
manusia tembaga. malam ini bulan bersinar terang, angin
malampun berhembus sepoi2, mari kita langsungkan
kembali suatu pertarungan"
"TiDAK salah. kaupun memang seharusnya mengakhiri
pertarungan bagi kawanan kurcacimu. bicara terus terang.
dalam perkumpulan Liok Mao Pang kecuali kau seorang.
lainnya hanya gentong nasi belaka. tak tahan terhadap
sebuah pukulanpun "
"Sungguh besar bacotmu" seru ketua perkumpulan Liok
Mao Pang sambil tertawa seram. "Asal kau bisa menerima
tiga puluh jurus serangan dari pun pangcu, maka mulai
detik ini pun pangcu akan menghindar setiap kali berjumpa
dengan kau. tapi kalau kau tidak sanggup menghadapinya.
maka disinilah tempat kuburmu "
Lam-kong Pak mendengus dingin, ia serahkan Yu chen
kepada Loo Liang Jen dan berpesan agar mereka siap sedia,
kemudian baru sahutnya:
"Kalau andai ingin bergebrak secara adil, silahkan
turunkan perintah dan undurkan kurcaci2 itu sejauh
sepuluh tombak dari tepi kalangan ini "
"Suruh dia mengundurkan diri sejauh sepuluh tombak
masih terialu bahaya bagi keselamatan jiwanya" kata Liok
Mao Pang Pangcu. "Pun pangcu akan perintahkan mereka
untuk meninggalkan lembah ini demi adil serta
mencerminkan kebesaran jiwaku " la lantas berpaling dan
teriaknya keras2:
"Kalian segera mengundurkan diri dari lembah ini dan
cepat pulang kemarkas "
"Pangcu meskipun ilmu silat yang kau miliki dahsyat dan
sudah menggetarkan delapan penjuru, tidak sepantasnya
kalau kau bertindak gegabah " kata si daging Lima warna
memperingatkan.
"Tutup bacotmu " hardik sang ketua dari perkumpulan
Bulu Hijau keras2. "Satu kali lagi ka upentang bacotpunpangcu
segera musnahkan dirimu dari muka bumi "
Si Daging Lima warna bergidik, dengan memimpin anak
serangan kembali.
Pertempuran ini membangkitkan hawa amarah dalam
hati Lam-kong Pak, ilmu sakti Payung sengkala segera
dilancarkanSekali lagi Cioe Hujien dihantam sampai mencelat
sejauh tiga tombak. . .Bruuuuk sebuah meja berkaki delapan
hancur berantakan"Tangkap pembunuh, tangkap pembunuh." Nyonya Cioe
segera berteriak keras.
Teriakan ini menggusarkan hati sianak muda itu. jurus
sakti ilmu Payung Sengkala kembali dilancarkanJeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memenuhi angkasa, badan Cioe Hujien terpental keluar
ruangan dan mati binasa. Melihat musuhnya binasa, Lamkong
Pak berdiri tertegun.
Sementara itu Cioe Cien Cien telah menjerit sedih, ia
menubruk ketubuh ibunya dan menangis ter-sedu2, ketika
menyaksikan kematian ibunya dalam keadaan mengerikan,
dengan penuh kemarahan ia berpaling dan serunya dengan
rasa dendam: "Lam-kong Pak, kau sungguh kejam. aku
akan adu jiwa dengan kau. . . ."
Lam-kong Pak tidak ingin terlalu lama berdiam disana
segera menerobos keluar lewat jendela dan berlalu dari situ.
Sepanjang perjalanan itu merasa amat menyesal, ia sadar
berhubung keCelakaan yang terjadi diluar dugaan ini bakal
mendatangkan banyak kerepotan baginya, Cioe It Boen pun
kurang sedikit kena diperkosa, gadis itu pasti tidak akan
melepaskan dirinya begitu saja.
ooooooo
LIMA HARI kemudian Lam-kong Pak telah tiba
disekitar kota Lok-Yang, ia merasa tidak lega hati
memikirkan keselamatan diri ciang ooh berdarah serta Loo
Liang Jen. ia tahu kemungkinan besar mereka menantikan
kedatangan ibunya diatas jembatan Lok Yang.
Kurang lebih kentongan keempat, Lam-kong Pak tiba
diatas jembatan, Lok-Yang Kiauw, tampaklah tiga orang
manusia yang berbentuk sangat aneh duduk bersila diatas
jembatan, mereka sedang makan dan minum dengan
gembiranya, salah seorang diantara mereka bukan lain
adalah Loo Liang Jen, sedang dua orang lainnya adalah si
Hay Thian Siang-cho sepasang manusia jelek dari Hay
Thian, Sin Si Boh atau si catatan kematian Pak Boe serta si
Hek Sim Wangwee atau si Wangwee berhati hitam Coe
Sim.
Dihadapan mereka bertiga terletak seCarik kertas
minyak, diatas kertas minyak itu bertumpuk arak sayur,
membentak keras:
"cianpwee berdua, hati2 didasar sungai."
Sementara berbicara tubuhnya berkelebat kedepan dan
melayang turun diatas perahu kecil itu.
Ketika tubuhnya tiba ditengah sungai, ujung kakinya
menutul permukaan air kemudian melejit kembali keatas
dan melayang ke dalam perahu.
Pada saat itulah dari dasar perahu terdengar suara
gemuruh yang amat deras disusul gelembung air
menyembur hingga ketinggian puluhan tombak. "cianpwee
berdua cepat tinggalkan perahu itu. . . ." kembali Lam-kong
Pak berseru.
Bersamaan waktunya ketika ia enjotkan badannya
keatas, sebuah serangan telah dibabat kebawah, serangan
tersebut amat luar biasa sekali. Siang Hong Tie serta Pek-li
Gong segera meloncat keatas.
"Braaak " pada saat itulah perahu kecil itu sudah hancur
berantakan, balok2 kayU berhamburan keempat penjuru,
gelembung airpun muncrat hingga ketinggian tiga tombak
lebih,
Ketika tubuh Siang Hong Tie serta Pek-li Gong telah
berada kurang lebih tiga tombak ditengah udara, badannya
meluncur turun kembali kebawah, sementara Lam-kong
Pak berada kurang lebih lima tujuh tombak diatas mereka.
Mendadak permukaan air memisah kedepan disusul
munculnya sesosok makhluk aneh yang berwarna hitam
pekat, ia ayunkan tangannya kedepan dan puluhan rentetan
cahaya putih segera menyambar kearah Pek-li Gong serta
Siang Hong Tie.
Waktu itu Lam-kong Pak berada diatas batok kepala
mereka, tak mungkin baginya melancarkan serangan
terdengar criiii criiit tahu2 tubuh kedua orang itu sudah
terhajar beberapa batang paku Pek Kut Ting.
Senjata rahasia Pek Kut Ting itu terbuat dari semacam
tulang ikan, bukan saja tajam bahkan amat beracun.
Siang Hong Tie serta Pek-li Gong segera mendengus
berat. badannya meluncur kebawah semakin cepat.
Buru2 Lam kong Pak mengeluarkan ilmu bobot seribu
meluncur turun dari sisi tubuh mereka, kemudian
melancarkan kembali sebuah babatan keatas permukaan air.
Tiba2, sidaging lima warna yang berada diatas perahu besar
berseru:
"Pek-li Gong mula2 pun-pangcu mengutarakan syarat
apabila kau suka menyerahkan jinsom berusia selaksa tahun
Ban Nian Liong Si Som maka kau akan dibebaskan- waktu
itu kau mengatakan bahwa benda tersebut tidak berada
untuk kau gunakan sendiri saja! kami ibu dan anak tidak
membutuhkan benda tersebut !"
"Kalau kalian tidak mau menerima dan berani tidak
pandang sebelah mata kepada loohu, haruslah diketahui
benda mustika dunia seperti ini makin tinggi kadarnya
maka semakin memberikan kemanfaatan yang besar bagi
bakat2 baik Bu-lim. Bagi kemampuan keparat cilik itu kalau
ditambah dengan jinsom ini, niscaya ia akan bertambah
lihay. mungkin sang ketua dari perkumpulan Liok Maopang
pun bukan tandingannya lagi. hanya saja. . . ,"
"Apakah masih membutuhkan bahan obat2an lain
sebagai pengiring ?"
"Tidak salah! sebenarnya bahan obat pengiring tersebut
sukar didapat, tetapi kalau dibicarakan bagi sikeparat cilik
ini sebenarnya tidak terlalu susah. hanya saja sekarang
keadaan malah bertambah repot !"
"Sebenarnya macam apakah sih bahan obat pengiring
itu?"
"Membutuhkan enam sampai delapan orang gadis
perawan. dengan bibir menempel bibir mengirimkan air liur
gadis tersebut kepusar bocah she-Pak agar bisa bergabung
dengan jinsom ini termasuk hawa Yang, setelah menelan
maka seluruh tubuh akan jadi panas dan napsu birahi akan
memuncak, maka harus membutuhkan air liur kaum gadis
yang beraliran Im serta masih bersih untuk menahannya !"
Mendengar ucapan itu Sua Han Siang segera kerutkan
dahinya. enam sampai delapan orang gadis perawan tidak
terlalu sulit baginya, diam2 ia mulai menghitung. didepan
matanya sekarang sudah ada dua orang. ditambah Coe Li
Yap, Cioe Cien Cien serta Liuw Hwie Yan maka
jumlahnya sudah mencapai lima orang. tentu saja Sun Han
Siang mengerti keadaan dari putranya, ia tahu asal putranya
suka ajukan permohonan ini niscaya beberapa orang gadis
itu akan membantunya dengan senang hati.
Tetapi masalah ini tak dapat dilakukan sembarangan,
atau dengan perkataan lain setelah kejadian itu maka Lamkong
Pak harus mengawini seluruh gadis itu.
"Ibu kau tak usah bersedih hati" kata Lam-kong Pak
"Putramu tak ingin menggunakan cara ini. . . ."
"Pak-jie, menurut apa yang aku ketahui sampai dewasa
ini masih ada dua orang gembong iblis belum munculkan
diri, ilmu silat mereka jauh diatas ketua perkumpulan Liok
Mao Pang benarkah lebih lihay dari pemilik Payung
Sengkala aku tidak tahu. yang jelas salah Seorang
diantaranya sudah jadi pembantu Liok Mao Pang tahukah
kau siapakah iblis tersebut ??".
= CUPLIKAN =
DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa
dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok
Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia
sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir
diperoleh Lam-kong Pak si jago kita.
Oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang
seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada
Soen Han Siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.
Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lamkong
Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga
perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang
ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil
dengan sukses.
Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom
sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi
pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir
dari enam sampai delapan orang gadis perawan.
Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih
ada Coe Li Yap, Cioe Cien Cien, Liuw Hoei Yan serta Cioe
Ih Boen enam orang.
Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis
perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan
jinsom yang tak ternilai harganya itu.
Terdengar Pek-li Gong berkata: "Dewasa ini dikalangan
kita keparat cilik she Lamkong inilah merupakan pemimpin
kita, agar pertarungannya memperebutkan kekuasaan
dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil dengan
sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas kelas
satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang amat
penting ini, kita musti mencari suatu tempat yang
tersembunyi letaknya".
"Eeei pengemis tua" sela Siang Hong Tie. "aku lihat
rumah gubukmu terletak disuatu tempat yang terpencil
dan sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu
saja!"
Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat
tinggal dari Pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan
bilik serta pemandangan yang indah memang merupakan
suatu tempat yang strategis letaknya.
Sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani
biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon
Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan
orang luar terhadap gerak gerik didalam.
Ketika Soen Han Siang menyampaikan maksud tersebut
kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu
hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes
demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien,
membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung
turun kearah pusar.
Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat
mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat
tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang
mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang
montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup
membuat hati Lam-kong Pak syurr-syurran, hampir saja
sukmanya terasa melayang meninggalkan raganya.
"Adik pak, jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat
tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..." bisik Yoe Tien
memperingatkan.
Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali
pikirannya yang mulai terpengaruh oleb napsu birahi dan
salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air
liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah
bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting
ditubuhnya.
Setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tubuh
sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:
"Sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang
untuk menggantikan kedudukanku!".
Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu
saja. ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya
dengan penuh kemesraan.
Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah
padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia
menuju ketepi jendela sambil serunya:
"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu!"
Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak, tapi ia menurut juga.
setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring
diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she
Lam-kong itu menindih dirinya.
Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda
itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang
dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong Pak
duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk
sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk
menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan
dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh
bagian tubuhnya.
Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu,
ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga