Ifwrx4mdnv.gr
Ifwrx4mdnv.gr
2.
3.
4.
5.
6.
Kondisi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang tahan terhadap kondisi cuaca
hujan,angin, dan petir.
2.2. Weaknesses
- Membutuhkan SDM di sisi PLN dan mitra kerja yang kompeten untuk dapat
menjalankan aplikasi SPT2 sehingga dapat sesuai dengan harapan.
- Proses penyatuan visi dan persepsi mengenai struktur pemeliharaan yang ideal
masih sulit dilaksanakan.
- Job description yang ada tidak mengikat petugas untuk menjalankan tugas yang
seharusnya menjadi tanggung jawabnya terutama evaluasi kegiatan inspeksi
sampai dengan tindak lanjut pemeliharaan.
2.3. Opportunities
- Mulai mampu mengembalikan alur proses bisnis yang awalnya tidak sesuai
dengan cara manual dan dikelola dalam bentuk database yang mudah untuk
dievaluasi.
- Melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap sehingga dapat diterima
seluruh user.
- Menumbuhkan rasa kepedulian akan aset teknik yang terdapat dilapangan.
2.4. Threats
SK DIR No
: 003/PST/1988 tanggal 22 Januari 1988
Tentang : Pemeliharaan Inst. Pembangkitan,Transmisi & Distribusi
SK DIR No
: 040.E/152/DIR/1999 tanggal 12 Maret 1999
Tentang : Manajemen Pemeliharaan Distribusi
SK DIR No
: 074.K/DIR/2008 tanggal 28 Februari 2008
Tentang : Pedoman pengelolaan aset sistem distribusi
Saat ini di wilayah kerja Distribusi Jawa Timur telah terdapat suatu aplikasi pendukung kegiatan
pemeliharaan mulai dari perencanaan, inspeksi, sampai dengan tindak lanjut hasil temuan
yang dinamakan Sistem Pelayanan Teknik Terpadu (SPT2). Tools dan form yang mendukung
terciptanya tertib administrasi dan pola monitoring serta evaluasi yang tepat sasaran telah
tersedia dengan dukungan system berbasis web. Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan :
Proses bisnis pelayanan teknik standar
Form pelaporan seragam
Monitoring dan evaluasi lebih mudah dan dapat dilakukan dimana saja (web based)
Hasil inspeksi dan pemeliharaan terdatabase
Dalam mendukung pemenangan Perang Padam Jawa Bali (PPJB) Jilid ke 3 maka
Distribusi Jawa Timur mengembangkan suatu konsep pemeliharaan dengan berfokus kepada
kesempurnaan di setiap bidang antara lain Sempurna Material, Sempurna Konstruksi,
Sempurna ROW Jaringan, Sempurna Pemeliharaan Tuntas, dan Sempurna Proteksi.
Sempurna Material :
Pengawas dibekali dengan RAB pekerjaan untuk cross check kesesuaian material
Sempurna Konstruksi :
Selalu mengacu pada Buku Standar Konstruksi dalam setiap kegiatan teknik
4 regu rabas + 2 regu mobil gangguan konsisten setiap hari (selalu ingat diatas
jaringan hanya ada langit / standar >2.5 meter)
Kordinasi dengan Dinas Cipta Karya & PU Propinsi untuk pohon2 besar rawan
tumbang
Sempurna Pemeliharaan Tuntas
Penggantian material yang sudah tua >15 tahun dengan melihat kondisi saat
pemeliharaan (P2TST)
Dengan jumlah SDM Har mencukupi dalam setiap pemadaman dan hasil tuntas
semua TO
Pendalaman mengenai recloser dan bedah kasus setting proteksi bila terjadi
kegagalan peralatan
Sisir dan tindak lanjut ketidaksesuaian pembatas Fuselink, NH fuse pada gardu
distribusi
2.
Do atau pelaksanaan inspeksi yakni berfokus pada jadwal yang sudah ditentukan
dan melakukan sesuai dengan SOP yang telah ada dibantu dengan checklist
inspeksi yang dibawa.
3.
Check atau pelaporan inspeksi dilakukan melalui suatu alat atau sarana yang
dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi efektif sehingga dapat
dilakukan pengelolaan sampai dengan tindak lanjut temuan. Dalam hal ini PLN
Distribusi Jawa Timur telah memiliki Aplikasi Sistem Pelayanan Teknik Terpadu
(SPT2)
4.
Action atau tindak lanjut atau pemantauan yakni dengan membuat skala
prioritas terhadap upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan dengan
menyesuaikan anggaran pemeliharaan yang ada sehingga gap/temuan untuk
menuju kesempurnaan jaringan dapat terwujud.
Tujuan Inspeksi :
-
Jenis inspeksi :
1.
Inspeksi Rutin dilakukan dengan melintasi seluruh area kerja sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat dengan mengamati keseluruhan asset yang ada secara
mendetail.
2.
Inspeksi Berkala adalah inspeksi yang dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan s/d
6 bulanan, contohnya inspeksi gardu beton pelanggan potensial.
3.
Inspeksi Khusus adalah inspeksi pada saat terjadi kejadian tertentu yang tidak
terduga, contohnya : inspeksi pasca terjadinya gangguan yang belum ditemukan
penyebab gangguannya.
Kualifikasi personil/Inspektor :
-
Dapat membedakan kondisi asset dalam kategori baik atau perlu perbaikan segera /
Mengetahui prosedur inspeksi sesuai SOP dan teliti dalam proses pengamatan
Dapat membuat laporan inspeksi dan melakukan monitoring terhadap tindak lanjut
Hal-hal / item peralatan jaringan tegangan menengah (JTM) yang harus diperhatikan saat
pelaksanaan inspeksi dan pemeliharaan antara lain :
-
ROW terhadap sampah jaringan seperti laying-layang, pita kaset, benang, plastic
Peralatan switching (LBS, LBS motorise, Recloser, PMCB, PGS, AVS, Pemisah/DS, Cut
out)
Berdasarkan jenis peralatan kerja yang digunakan, inspeksi dibagi menjadi 3 yakni :
1.
Inspeksi Visual
Pelaksanaan inspeksi dengan mata telanjang dapat dilakukan disisi ROW yakni
kondisi jarak aman SUTM terhadap pohon, bangunan, reklame dan juga kebersihan
jaringan kita dari layang-layang. Selain itu kaitannya dengan konduktor kendor,
ngelokor, atau ketidak sesuaian konstruksi juga dapat dilakukan.
2.
Kamera
Dengan program lihat semua, foto semua serta didukung dengan kamera
khusus > 35 x zoom maka akan dapat lebih detail/teliti dalam proses
pengamatan terhadap asset peralatan kita yang jaraknya dari permukaan
tanah > 6 meter.
b.
Teropong
Teropong merupakan alat utama yang tercantum dalam kontrak petugas
inspeksi sehingga bila terdapat keterbatasan penglihatan mata, dengan
adanya teropong dapat membantu meyakinkan kondisi suatu jaringan yang
dalam proses pengamatan.
c.
Kamera Thermovision
Kamera thermovison sangat bermanfaat untuk mendeteksi peralatanperalatan yang akan mengalami breakdown dimana indikasi awalnya
adalah panas. Standar panas pada peralatan yang memerlukan
o
penggantian yakni >60 C.
b.
c.
d.
Earth tester
No.
Bidang Inspeksi
Metode
Material
Foto
tiang
seluruh
SDM
Periode
tahun
Khusus
Min. 1x
Konstruksi
Foto
tiang
seluruh
ROW
Foto pohon
Khusus
Min. 1x
Khusus
Min. 12x
SOP dan prosedur pemeliharaan yang telah ada dapat terlaksana dengan baik
yakni :
-
Bidang Har
Metode
SDM/Rayon
Periode
tahun
JTM
CBM, TBM
PDKB/Area
1 Timsus
Conditional
Gardu
CBM, TBM
1 Timsus
Min. 2x
Kubikel
CBM, TBM
1 Timsus
Min. 2x
Uraian/objek
Jarak Aman
6 meter
Pohon
2.5 meter
Atap rumah/bangunan
2.5 meter
Antena TV/radio
2.5 meter
2.5 meter
Antara TM - TM
1 meter
Antara TM - TR
1 meter
Tabel 4. Jarak Aman SUTM
14 hari
21 hari
30 hari
45 hari
50 hari
60 hari
75 hari
80 hari
90 hari
100 hari
180 hari/
stelah berbuah
90 hari/ stelah
berbuah
60 hari
75 hari
layangan yang peruntukannya sebagai layangan hias atau layangan petarung. Kondisi dimana
terdapat suatu daerah yang mayoritas warganya gemar melakukan kegiatan bermain layanglayang maka kemungkinan Jaringan Tegangan Menengah dihinggapi sampah berupa kerangka
layangan serta benang pun semakin besar.
Untuk layangan dengan dimensi yang besar serta menggunakan bahan berupa
benang yang dapat menghantarkan aliran listrik, bila mengenai jaringan PLN 20 KV bukan tidak
mungkin akan langsung mengakibatkan gangguan pada penyulang tersebut. Sedangkan untuk
layang-layang biasa pun tetap berpotensi menyebabkan terjadinya gangguan penyulang
dimana pada saat kondisi hujan maka sampah berupa kerangka layangan atau benang tersebut
dapat membuat jalur konduktif antara fasa atau antara fasa dan ground.
Untuk itu diperlukan beberapa strategi untuk meminimalkan jumlah gangguan yang
disebabkan oleh layang-layang, antara lain :
Sosialisasi di daerah potensi bermain layangan yang tinggi untuk menghindari
bermain layangan di dekat jaringan PLN
Pemasangan/penyebaran spanduk mengenai bahaya bermain layangan di dekat
jaringan PLN
Berkordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menjadikan perhatian
khusus terhadap penggunaan layangan yang tidak sewajarnya (dari segi dimensi dan
bahan benang yang digunakan)
Melaksanakan patroli gabungan dengan pihak kepolisian bila terdapat daerah
khusus yang rawan menyebabkan potensi gangguan
Mensosialisasikan langsung kepada pengguna dan produsen layangan mengenai
kerugian yang akan timbul bila bermain layangan tidak pada tempatnya serta
penggunaan bahan layangan yang tidak seharusnya
Secara rutin melaksanakan inspeksi dan pembersihan layangan yang dilakukan oleh
petugas pelayanan teknik di daerah-daerah potensi
Pemasangan GSW atau penggantian konduktor A3C menjadi A3CS agar bila terdapat
layangan tidak langsung menyebabkan penyulang terganggu
3.3.3. PEMELIHARAAN PENGHANTAR/KONDUKTOR
Sebagai alat penyalur tenaga listrik, penghantar, baik kawat ataupun kabel harus
terpasang dengan baik, yaitu tidak menyebabkan kerugian lsitrik yang besar serta aman
terhadap peralatan dan orang dari bahaya akibat listrik (tegangan menengah). Oleh karena itu,
maka pelaksanaan pemeliharaan penghantar hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah :
Jarak aman
Andongan kawat / lendutan
Kondisi fisik
Jumper / joint
Pengikat penghantar pada isolator / klem.
Sedangkan pekerjaan yang dilakukan untuk pemeliharaan penghantar antara lain :
Penggantian penghantar
7,0 m
4,0 m
5,8 m
50 m
memudahkan dalam menganalisa dan mengevaluasi kondisi fisik, pola pembebanan, serta
Distorsi arus dan tegangan dimana terdapat standar yang menentukan prioritas suatu
transformator harus dipelihara. Saat ini di Distribusi Jawa Timur manajemen pengelolaan
transformator menggunakan fasilitas SIMONTRA telah menjadi sesuatu budaya.
Pada Gardu distribusi beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
No
Objek inspeksi/pemeliharaan
Pemeliharaan instant
Cut Out
Jumperan
Kabel Incoming
-Sepatu kabel
-Ganti/kencangkan
-Kabel incoming
-Pipa pelindung
-Betulkan sambungan
Kabel Outgoing
-Sambungan di LV panel
-Bersihkan, kencangkan
-Kabel Outgoing
-Betulkan posisi
-Konektor ke SUTR
-Bersihkan,kencangkan
LV panel
-Kunci
Laporkan
-Body,pintu
-Fuse holder
-Bersihkan/penggantian
-Rel tembaga
-Bersihkan,kencangkan
-Saklar utama
-Terminal pembumian
-Penggantian, kencangkan
Pembumian
-Kawat pembumian
Trafo
-Minyak
-Bushing
-Seal
-Sealen ulang
-Tap Changer
-Periksa untuk setiap posisi
-Tanki,sirip,konservator,gelas
penduga
-Laporkan
Tabel 6 Objek Inspeksi dan Pemaliharaan pada Gardu Distribusi
3.3.4.1. Transformator
Diperlukan beberapa pemeriksaan dan pemeliharaan pada Transformator antara lain :
1. Pemeriksaan Elektrik
Dilakukan dengan mengukur tahanan isolasi dari transformator menggunakan alat ukur
megger yakni :
Antara sisi Tegangan rendah (TR) dengan sisi Tegangan Tinggi (TT).
Antara sisi Tegangan rendah (TR) dengan bodi (E).
Antara sisi Tegangan Tinggi (TT) dengan bodi (E).
X1 - X2 dan X3 - X4 untuk transformator 1 phasa.
Periksa hubungan phasa-phasa pada sisi TT dan sisi TR apakah terhubung dengan
baik ( Megger 0 Ohm).
Pada transformator 1 phasa dengan 4 bushing tegangan rendah X1 terhubung dengan X2 dan X3
terhubung dengan X4 dan antara X1-X2 dan X3-X4 tidak terhubung ( Open ).
Pada transformator 1 phasa CSP (dengan pengaman) periksa apakah mekanisme breker
bekerja, dengan meng On/Off kan breker.
Pada saat On hubungan phasa X1 X2 dan X3 X4 terhubung atau jika diukur dengan megger
menunjuk nilai 0 (short), pada saat Off hubungan phasa terbuka (Open).
2. Pemeriksaan Tap Changer
Ubah-ubah posisi tap changer mulai tap 1 sampai tap ter akhir, dengan cara
pengendurkan pengunci pada kepala tap tap changer, tarik kepala keatas dan putar pada
tapping yang dikehendaki. Pada tiap tap, terminal phasa tersambung (megger 0 ).
3. Pemeriksaan Minyak Trafo
Untuk transformator yang telah lama dan tersimpan digudang yang tidak digunakan
(lebih dari 1 - tahun) sebelum diberi tegangan perlu diadakan pemeriksaan tegangan tembus
minyak trafo. Hal ini diperlukan karena dimungkinkan adanya benturan-benturan atau
kebocoran-kebocoran yang menyebabkan sil packing yang rusak sehingga adanya udara yang
masuk ke trafo, dan juga yang perlu diperhatikan saat penerimaan trafo dari pabrikan agar
diperiksa pada tahun pembuatannya.
2.
3.
Pemasangan Ground Steel Wire (GSW) yang idealnya dilakukan mulai dari GI
sampai dengan ujung JTM. Hal tersebut membutuhkan anggaran investasi yang
besar sehingga dapat dilakukan pemetaan terlebih dahulu melalui peta petir
dan evaluasi gangguan akibat petir beberapa periode yang lalu untuk
menentukan prioritas pemasangan GSW tersebut.
Pemasangan dan perbaikan pembumian setiap 5 tiang atau paling baik
dilakukan setiap tiang sehingga dapat menyalurkan gelombang petir/surja ke
tanah lebih cepat dan tidak mengganggu/merusak isolasi peralatan.
Pemasangan arrester lengkap dengan pembumian yang dilakukan pada :
a. Tiang awal (TM11) dan tiang akhir (TM4)
b.
c.
d.
Trafo distribusi
Peralatan switching (LBS, Recloser, PGS, AVS, PMCB)
Setiap tempat yang terdapat perubahan impedansi yakni dari Kabel
XLPE/MVTIC ke konduktor SUTM
3.3.5.1. Arrester
Arrester berfungsi sebagai by-pass di sekitar lokasi yang membentuk jalan dengan
mudah dilalui oleh tegangan lebih ke sistim pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan
lebih yang tidak merusak peralatan isolasi listrik. By-pass ini sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran frequensi 50 Hz. Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator,
bila timbul gangguan surja, alat ini berfungsi sebagai konduktor yang tahanannya relative
rendah agar dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester dengan
cepat kembali menjadi isolasi.
Besaran- besaran yang perlu dipertimbangkan dalam memelihara suatu arrester :
Rumah isolator ; periksa rumah isolator isolator secara visual apakah ada
keretakan.
Tahanan pentanahan; Ukur tahanan pentanahan dari arrester apakah masih
memenuhi persyaratan.
Pengukuran tahanan antara elektroda dengan elektroda apakah masih
memenuhi persyaratan (1 M Ohm/1 kV).
3.3.5.2. Pembumian (Grounding)
Pembumian pada peralatan ditiang diperlukan untuk tujuan :
1. Membatasi besar tegangan yang disebabkan petir
2. Membatasi besar tegangan yang disebabkan oleh terjadinya hubung tidak sengaja
dengan bagian yang bertegangan .
3. Menstabilkan tegangan ke tanah dalam kondisi normal.
Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan dengan standard sesuai
ketentuan yang berlaku sebagai elektroda pembumian biasanya digunakan elektroda batang
berbentuk pipa baja galvanis diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang dilapisi
tembaga setebal 2,5 meter dengan panjang 2,5 m atau 3 m. Untuk penghantar bumi biasanya
digunakan tembaga 50 mm2 dan sampai dengan 2,5 meter dari atas tanah harus dilindungi
dengan pipa baja dari kerusakan mekanis.
Tahanan pembumian yang dapat dicapai sangat tergantung pada jenis elektroda, jenis
tanah dan ke dalaman penanaman elektroda. Pada tanah kering yang berbatu tidak mungkin
untuk mendapatkan harga di bawah 100 ohm bila hanya ditanam 1 batang elektroda 3 m.
Walaupun dengan memasang beberapa elektroda secara parallel dapat menurunkan
harga tahanan pembumian, tetapi kenyataannya penurunannya tidaklah menjadi R/n (R
tahanan untuk 1 elektroda, n jumlah elektroda seperti diperkirakan. Bila peralatan dan kondisi
tanah setempat memungkinkan akan lebih menguntungkan bila elektroda ditanam secara seri.
Keuntungan lain dengan cara ini adlah pengaruh musim dapat diperkecil karena dicapainya air
tanah. Bila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk menanam secara seri beberapa batan
pipa, maka untuk memperoleh harga tahanan yang rendah pipa pipa elektroda dapat
dipasang secara parallel. Jarak antar elektroda tersebut minimum harus dua kali panjang
elektroda (PUIL 1987 pasal 3221 A4).
Pemeliharaan Pembumian antara lain yang dilakukan pada :
Pemeriksaan secara visual kondisi pembumian
Pemeriksaan / perbaikan terhadap baut kelm yng kendor, lepas atau putus
Membersihkan bagianbagian dari kotoran dan bendabenda yang bersifat
menyekat
Menganti kabel yang sudah rusak.
Jenis
Tanah
Tanah Liat
Pasir
Kerikil
Pasir
Tanah
Tanah
Rawa
dan
basah
basah
basah dan
berbatu
Ladang
kerikil
kering
Tahanan
Jenis
30
100
200
500
1000
3000
(OHM
Meter)
Tabel 7 Tahanan Jenis Tanah
3.3.6. PEMELIHARAAN ACCESSORIS JTM
Konduktor dan transformator merupakan material utama dalam suatu jaringan
tegangan menengah. Namun terdapat peralatan lain di jaringan yang tidak kalah penting dari
kedua material tersebut. Material pendukung lainnya antara lain LBS, pin isolator, hang
isolator, connector TM, bending wire, LLC, dll. Perlu perlakuan yang sama berupa inspeksi
secara mendetail serta pemeliharaan untuk memastikan kondisi material-material tersebut
dalam kondisi yang baik.
No
Objek
Metode inspeksi
Jenis pemeliharaan
Tiang beton/besi
LBS, Recloser, PGS,
AVS
Pin Isolator
Hang Isolator
Visual, kamera
Kamera Extra
Zoom/P2TST
Kamera Extra
Zoom/P2TST
Kamera Extra
Zoom/P2TST
Penggantian/perbaikan bila
pecah/keropos
Perbaikan pisau LBS, kirim ke
workshop
Penggantian bila mengalami
retak/flashover
Penggantian bila mengalami
retak/flashover
Thermovision
Penggantian/penambahan
Bending wire
Visual, kamera
Perbaikan/penggantian
Crossarm/Travers
Visual, kamera
Arm tie
Visual, kamera
Schoer (Trek/druck)
Visual, kamera
Perbaikan/penambahan
5 CM
5
C
M
7,5 CM
10 CM
7,5 CM
2.
Pemasangan Arrester
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
3
Pemeliharaan / penggantian Trafo dengan Unit Gardu Bergerak
Tabel 10 Jenis Pekerjaan PDKB besertawaktu dan tingkat kesulitan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sudah
rusak
sehingga
Pilot rope
Main rope
Stringing Vise
Compresion dies
Megger
Came along
10
Transformer Hoist
11
Kaki Tiga
besaran
tahanan
isolasi
dari
2.
3.
4.
5.
6.
Checklist target pemeliharaan dan realisasi / administrasi teknik (dapat berupa single
line diagram)
7.
Inspeksi, laporan, dan entry pada SPT2 : SPV Teknik dan Manajer Rayon
Perencanaan pemeliharaan
o Tanpa pemadaman : SPV Teknik
o Butuh pemadaman : SPV Har Area dan Asman Jaringan
Bahwa
setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.
Tidak setiap bahaya mengakibatkan kecelakaan. Tapi kecelakaan terjadi karena ada
bahaya, baik itu berupa :
tingkah laku yang tak aman (unsafe act).
2
3
4
Pelindung muka.
Pelindung mata.
7
8
9
10
11
Kacamata las .
Kacamata warna bening.
Kacamata karet.
Pelindung mata kedok (yang
dibuka).
Pelapis dada dari kulit.
12
13
14
15
16
Kegunaan / Pemakaiannya
Melindungi batok kepala terhadap tertumbuk/
kejatuhan benda dari atas .
Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik.
Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik.
Melindungi muka, mata dan batok kepala waktu
mengelas listrik .
Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan
kimia.
Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan
kimia.
Mengelas dengan las karbit/asitilin.
Mengecat, membelah, menotok beton, dsb.
Bekerja dengan debu.
Mengasah, menetak (terutama) bagi yang
berkacamata.
a. Mengelas karbid dan listrik.
b. Menempa, menuang, kerja hangat lainnya.
Bekerja dengan ramuan kimia.
a.
b.
17
Sarung tangan.
18
19
20
21
Pelindung lengan.
Sepatu karet panjang hitam.
22
Sepatu keselamatan.
23
24
a.
b.
25
26
Jaring keselamatan.
27
28
29
Schakel stock
30
Tester
31
2,5 meter.
PERENCANAAN
INSPEKSI (SPV.
TEKNIK)
PEMBUATAN PK
INSPEKSI (SPV.
TEKNIK)
TIDAK
LAPORAN
GANGGUAN
(OPERATOR)
APPROVAL PK
INSPEKSI (M.
RAYON)
YA
PENANGANAN
GANGGUAN
(YANTEK)
PELAKSANAAN
INSPEKSI
(SURVEYOR)
ENTRY TEMUAN
INSPEKSI
(OPERATOR)
SORT DATA
TEMUAN INSPEKSI
(ALL PERAN)
PERLU
PEMAKAIAN
MATERIAL?
PERLU PADAM,
TIDAK PERLU
DROPPING
MATERIAL
TIDAK PERLU
PADAM, PERLU
DROPPING
MATERIAL
USULAN JADWAL
PEMADAMAN (SPV.
TEKNIK)
USULAN DROPPING
MATERIAL (SPV.
TEKNIK)
TIDAK PERLU
PADAM, TIDAK
PERLU DROPPING
MATERIAL
TIDAK/
BELUM
TIDAK
YA
PERLU PADAM,
PERLU DROPPING
MATERIAL
USULAN JADWAL
PEMADAMAN DAN
DROPPING MATERIAL
(SPV. TEKNIK)
STOCK MATERIAL
MOBIL YANTEK?
CUKUP
PENYELESAIAN
GANGGUAN
DROPPING MATERIAL
MOBIL YANTEK
(OPERATOR)
TIDAK,
KURANGI
MATERIAL RAYON
(OPERATOR)
EVALUASI SPV.
OPDIS
TIDAK/
BELUM
EVALUASI SPV.
HAR
MATERIAL
KOREKTIF
(KARENA
GANGGUAN)
EVALUASI SPV.
HAR DAN SPV.
OPDIS
TIDAK/
BELUM
YA
YA
YA
STOCK MATERIAL
AREA
STATUS
PEMROSESAN
KEBUTUHAN
MATERIAL
RAYON
DROPPING
MATERIAL
(SPV HAR)
STOCK MATERIAL
RAYON
TIDAK
TIDAK/
BELUM
APPROVAL PK
OLEH M. RAYON
YA
SELESAI
ENTRY REALISASI
PEMELIHARAAN
(SPV. TEKNIK)
MATERIAL
PREFENTIF
(KARENA
PEMELIHARAAN)