Anda di halaman 1dari 38

HEALTH INDEX & INSPEKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan pokok bahasan peserta
mampu melaksanakan atau mempraktekkan
pemeliharaan berbasis manajemen asset (
Health Index ) dan Inspeksi Jaringan Distribusi
sesuai ketentuan perusahaan dengan baik dan
benar sesuai Standar Perusahaan

• Durasi : 2 Jam Pelajaran

www.pln.co.id |
HEALTH INDEX
Health Index, yaitu, metode pemeliharaan berbasiskan
manajemen aset (asset management). PT PLN (Persero)
menjadikan Bali sebagai area proyek percontohan
pemeliharaan peralatan distribusi menggunakan sistem health
index ( 6 Okt 2014 )
Health index memantau kesehatan peralatan distribusi seperti
trafo dan jaringan listrik tegangan menengah (JTM), seperti
medical check up. Perbedaan dengan sistem konvensional,
data yang dihasilkan dari inspeksi lapangan disesuaikan
dengan aspek kelas aset, kategori aset, dan health index
sehingga untuk pemeriksaan ulang mempertimbangkan skala
prioritas.

www.pln.co.id |
MANAJEMEN ASET
• Tinjauan manajemen asset ini sebagai konsep penjabaran
SK DIR No.074/DIR/2008 tentang Pedoman Pengelolaan
Aset Sistem Distribusi.
• Pengelolaan Aset harus dilakukan dengan praktek-praktek
terbaik /best practices, disertai upaya-upaya peningkatan
kualitas manajemen secara terus menerus /continuous
improvement, yang penerapannya harus mengikuti
perkembangan teknologi secara aktif dan sistimatis.
• Aktivitas Manajemen aset sistem distribusi ini meliputi
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang
hasilnya dapat diwujudkan dengan terus meningkatnya
kinerja operasi, kinerja umum dan kinerja keuangan
sebagaimana ditunjukan dalam bagan alir berikut:
www.pln.co.id |
FLOW PENGELOLAAN ASET

www.pln.co.id |
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
ASET
• Manajemen aset adalah suatu serangkaian proses yang
sistematis antara pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan aset jaringan distribusi untuk mendapatkan biaya
yang efektif melalui penggabungan pengalaman teknik /
engineering dan analisa ekonomi berdasar pengalaman
bisnis.
• Persoalan dalam manajemen asset adalah bagaimana
menentukan strategi manajemen aset agar menjadi
optimal (apakah dipelihara, apakah diganti, apakah jaringan
diperkuat); sehingga pemanfaatan aset menjadi maksimum
yang tentunya menghasilkan ROA (Return On Assets) yang
tinggi.

www.pln.co.id |
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
ASET
• Contoh: terjadi gangguan trafo distribusi 160 kVA, umur
terpasang trafo 20 tahun, nilai perolehan awal Rp 15 juta
dengan beban rata2 saat sebelum terjadi gangguan sebesar
40 %; penggantian trafo dilakukan dengan trafo baru? Trafo
eks rekondisi ? Kapasitas diperbesar/diperkecil/tetap ?
• Manajemen pemeliharaan aset ditujukan untuk
memaksimalkan ketersediaan dan kesiapan aset jaringan
untuk memperoleh keandalan, kualitas dan effisiensi
pendistribusian tenaga listrik serta keselamatan bagi
pengelola sistem kelistrikan dan masyarakat / pelanggan.
Termasuk dalam tujuan ini adalah pemanfaatan aset
perusahaan bekerja sama dengan pihak lain.

www.pln.co.id |
MANAJEMEN DATA ASET
Aset jaringan distribusi meliputi komponen - komponen
peralatan distribusi yang terpasang mulai dari sel /panel
tegangan menengah di Gardu Induk, jaringan tegangan
menengah, gardu distribusi, jaringan tegangan rendah sampai
dengan sambungan rumah yang dikelompokan dalam
4 kelompok sesuai pembukuan Aktiva aset distribusi yaitu:
1. Kelompok Jaringan Tegangan Menengah
2. Kelompok Jaringan Tegangan Rendah
3. Kelompok Gardu Distribusi
4. Kelompok Perlengkapan lain2 Distribusi

www.pln.co.id |
INTEGRASI DATA PELANGAN DAN
JARINGAN

www.pln.co.id |
Sedangkan Kerangka Distribution Management System (DMS)
Model yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

www.pln.co.id 10|
Pengelolaan Aset Sistem Distribusi …(1)
Kerangka acuan pengelolaan data aset jaringan distribusi
harus berpedoman pada Keputusan Direksi PLN
No.074/DIR/2008 tentang Pengelolaan Aset Sistem Distribusi
sebagai berikut :
1. Secara terus menerus harus dipastikan data aset peralatan distribusi disetiap
PLN Unit Pelaksana ada, benar dan selalu terbarukan.
2. Manajemen data aset sesuai point (1) di atas, secara bertahap agar terintegrasi
dalam manajemen Tata Usaha Jaringan yang terpusat secara Nasional. Sebelum
tujuan ini tercapai, penyiapan aplikasi dan penerapan sistem Informasi
Teknologi ( IT ) agar tidak partial per PLN Unit Pelaksana, tetapi cukup data aset
ditiap PLN Unit Pelaksana asuhannya.
3. Dalam hal manajemen Tata Usaha Jaringan belum terintegrasi dengan data
induk pelanggan, setiap akhir proses penyalaan sambungan pelayanan ke
konsumen baru, data aset jaringan, APP dan data pelanggan baru, harus
dipastikan telah di masukan ke dalam data aset Jaringan di tiap PLN Unit
Pelaksana, baik secara manual maupun otomatis.
4. Validasi kesesuaian pelaksanaan dalam point (3) di atas, terhadap data aset atas
masuknya pelanggan baru, secara periodik wajib dilaksanakan oleh manajemen
PLN Unit Pelaksana.
11
www.pln.co.id |
Pengelolaan Aset Sistem Distribusi …(1)
5. Pada manajemen data aset peralatan gardu distribusi dan peralatan khusus lainnya
seperti AVR dan Recloser dicatat data histories peralatan tersebut mulai saat
dipasang, kondisi-kondisi gangguan serta pemeliharaan yang telah dilaksanakan.

6. Khusus Sambungan Pelayanan dan Alat Pengukur Pembatas Pelanggan beserta


kelengkapan transformator Arus dan Tegangan, manajemen data aset harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Tata Usaha Pelanggan PT PLN ( Persero ) dan secara
periodik dilaksanakan uji validasi kebenaran data agar transaksi energi ke
konsumen bersangkutan telah dan akan tetap terlaksana sesuai kontrak perjanjian
dan ketentuan perundang-undangan.

7. PLN Unit Pelaksana melakukan evaluasi kinerja pada setiap peralatan distribusi
untuk pengambilan Keputusan Manajemen sehingga diperoleh Kinerja Sistem
Distribusi yang terbaik.

www.pln.co.id 12|
www.pln.co.id 13|
www.pln.co.id 14|
www.pln.co.id 15|
PERENCANAAN PEMELIHARAAN
1. PLN Unit Pelaksana wajib mempersiapkan program pemeliharaan
untuk menurunkan angka SAIFI Sistem Distribusi sehingga dapat
dicapai tujuan pemeliharaan yaitu menurunkan angka gangguan.
2. Selain rencana pemeliharaan Instalasi Jaringan Distribusi
sebagaimana pada point (1) di atas. PLN Unit Pelaksana wajib
mempersiapakan program pemeriksaan dan pemeliharaan
peralatan Alat Pembatas dan Pengukur untuk kepastian transaksi
energi ke konsumen sesuai ketentuan perundang-undangan.
3. Program pemeliharaan dapat dilaksanakan dalam bentuk program
Periodik dan Prediktif sesuai kebutuhan untuk perolehan dan
pemeliharaan aset jaringan terbaik.
4. Selain program pemeliharaan periodik dan prediktif pada pont (3)
di atas, pemeliharaan korektif yang tidak terhindarkan wajib
memperhatikan MTBF( Mean Time Between Failure ) peralatan
sekecil mungkin. Kecepatan penormalan sistem akibat kerusakan
peralatan agar sesuai standar waktu yang telah ditetapkan pada
unit masing2 dan senantiasa membaik. www.pln.co.id 16|
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
1. Pekerjaan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Pihak Ketiga dengan
ketentuan pengawasan pelaksanaan tertib dan tegas oleh pegawai
perusahaan sehingga dipastikan pekerjaan terlaksana sesuai kontrak kerja dan
tidak terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan ketenaga
listrikan.
2. Penunjukan Pihak Ketiga sebagai Pelaksana Pemeliharaan wajib mengikuti
ketentuan Pengadaan Barang / Jasa berlaku di lingkungan Perseroan.
3. Pelaksanaan pemeliharaan sepenuhnya harus sepengetahuan dan seijin
petugas jaringan. Khusus pemeliharaan jaringan yang akan berdampak pada
sistem tegangan menengah harus mendapat ijin tertulis.
4. Pemasukan kembali peralatan distribusi yang dipelihara, khususnya
pemeliharaan korektif, kedalam sistem distribusi wajib ditest sesuai ketentuan
Pengujian dan Komisioning.
5. Secara bertahap setiap PLN Unit Pelaksana diwajibkan menstandarisir
manajemen aset dan pemelihataan jaringan distribusi sesuai ketentuan dan
untuk perolehan sertifikat ISO 9001-2000

www.pln.co.id 17|
PEMANFAATAN ASET JARINGAN DISTRIBUSI
1. Aset Jaringan Distribusi dapat dioptimalkan pemanfaatannya
yang tidak hanya terbatas bagi pendistribusian tenaga listrik
perusahaan ke konsumen / masyarakat.
2. Pemanfaatan Aset Jaringan sesuai point (1) di atas, hanya
dapat dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu kegiatan
pengoperasian Jaringan Distribusi, keselamatan
ketenagalistrikan dan memberikan manfaat bagi perusahaan.
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Aset Jaringan Distribusi wajib
mengikuti ketentuan Perundang-undangan dan Ketentuan
Perusahaan.

www.pln.co.id 18|
LAPORAN DAN EVALUASI
1.Secara periodik PLN Unit Pelaksana wajib melaporkan kegiatan manajemen aset dan
pemeliharaan serta realisasi anggaranya ke PLN Unit Pelaksana Induk sesuai Ketentuan
Perusahaan. Untuk kemudian dilaporkan ke PLN Kantor Pusat.
2.Setiap PLN Unit Pelaksana wajib mengevaluasi setiap hasil aktivitas pemeliharaan aset
Jaringan Disribusi, baik khusus peralatan bersangkutan maupun hasil kerja
pemeliharaan instalasi.
3.Laporan terkait Manajemen Pemeliharaan Aset Distribusi :
1. Laporan teknik bulanan / ltb ,
2. Laporan pemeliharaan i/ii,
3. Laporan saidi-saifi
4. Laporan gangguan penyulang (fgtm)
5. Laporan gangguan trafo distribusi
6. Laporan tegangan ujung JTM dan JTR
7. Laporan susut distribusi
8. Laporan tingkat mutu pelayanan / TMP
9. Laporan keselamatan ketenagalistrikan
10. Laporan pemanfaatan aset jaringan distribusi (sewa tiang oleh icon+)
11. Laporan keuangan (untuk perhitungan opex/asset; capex/asset, biaya distribusi per kwh)

www.pln.co.id 19|
KINERJA MANAJEMEN ASET
1. Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Distribusi diukur
melalui parameter :
1. Keandalan SAIDI SAIFI;
2. Gangguan Penyulang per 100 kms JTM;
3. Tegangan Ujung JTM dan JTR;
4. Kecepatan penormalan operasi Jaringan Distribusi;
5. Effisiensi (susut) jaringan distribusi;
6. Keselamatan Kerja.
2. Kinerja Umum Manajemen Aset Distribusi diukur melalui :
1. Tersedianya Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL dan
Master Plan yang diperbaharui setiap tahun;
2. Terbangunnya jaringan sistem distribusi secara terencana dan
terpola;
3. Optimasi effisiensi pemanfaatan jaringan distribusi /SCADA
jaringan.

www.pln.co.id 20|
3. Kinerja Keuangan Manajemen Aset Distribusi diukur melalui :

• Biaya pembangunan per satuan aset : Kilometer, MVA,


Capex/aset;
• Biaya pemeliharaan per satuan aset : Kilometer, MVA;
• Biaya operasi dan pemeliharaan per satuan aset :
Opex/aset;
• Biaya Pendistribusian per unit KWH tersalurkan.

www.pln.co.id 21|
INSPEKSI
PENGERTIAN
1.Dari tahun ketahun bidang pemeliharaan distribusi diperkirakan
menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun
dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena
sistem distribusi terus semakin bekembang. Untuk mendukung perencanaan
pemeliharaan sesuai dengan SE : 040.E/152/DIR/1999 tersebut diadakan
pemeriksaan (inspeksi) agar mendapatkan data – data yang sangat akurat.
2.Pada hakekatnya inspeksi merupakan suatu pekerjaan yang dimaksud-kan
untuk mendapatkan suatu data dari sistem / peralatan jaringan distribusi
yang dipakai sebagai bahan untuk perencanaan pemeliharaan dan
perencanaan anggaran JAR – DIST.
3.Oleh karena luas dan kompleksnya keadaan jaringan distribusi dan
peralatan distribusi yang perlu diinspeksi, maka guna untuk mendukung
pemeliharaan tsb, inspeksi ini dapat dikelompokan menjadi :
1. Inspeksi rutin (Preventive Inspection).
2. Inspeksi korektif (Corrective Inspection).
3. Inspeksi darurat (Emergency Inspection).

www.pln.co.id 22|
MACAM-MACAM INSPEKSI
Inspeksi Rutin.
Jenis inspeksi yang direncanakan terus – menerus secara periodik, merupakan inspeksi rutin
dan ini suatu usaha atau kegiatan yang dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi sistem
agar dalam keadaan baik dan daya guna yang optimal. Dalam prakteknya kegiatan inspeksi
rutin dikelompokan dalam dua jenis inspeksi yaitu :
1. Inspeksi rutin.
2. Inspeksi rutin sistematis.
1. Inspeksi rutin .
 Inspeksi rutin adalah pekerjaan pemeriksaan yang di-laksanakan dengan cara
pemeriksaan secara visual yang di-ikuti dengan pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan yang sesuai dengan saran – saran (rekomondasi) dari hasil inspeksi.
 Adapun hasil yang diharapkan dari pekerjaan inspeksi rutin ini adalah dapat
ditemukannya kelainan – kelainan yang di-kawatirkan dapat menyebabkan
terjadinya gangguan se-belum periode inspeksi rutin berikutnya diselenggarakan.
2.Inspeksi sistematis.
 Inspeksi sistematis adalah pekerjaan pemeriksaan yang dimaksud untuk
menemukan kerusakan atau gejala kerusa-kan yang tidak ditemukan pada waktu
pelaksanaan inspeksi rutin yang kemudian disusun saran – saran untuk perbaikan.
 Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas
jangkauanya dan akan lebih teliti, bisa sampai bongkar – pasang jaringan.
www.pln.co.id 23|
MACAM-MACAM INSPEKSI
Inspeksi Korektif.
Inspeksi korektif (corrective Inspection) merupakan suatu pekerjaan
pemeriksaan yang dimaksudkan untuk memeriksa kerusakan atau untuk
mengadakan perubahan / penyempurnaan.
Pemeriksaan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha untuk
memeriksa kondisi sistem atau peralatan yang mengalami gangguan /
kerusakan sampai dalam keadaan semula.
Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk inspeksi korektif diantara-nya adalah
1. Pemeriksaan mof kabel atau sambungan kabel yang rusak.
2. Pemeriksaan JTM yang putus.
3. Pemeriksaan bushing trafo yang rusak.
4. Pemeriksaan tiang yang tertabrak / patah.
5. Dsb.
Inspeksi Darurat.
Inspeksi darurat adalah pekerjaan pemeriksaan yang dimaksud-kan untuk
perbaikan kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa
bumi banjir, angin ribut dan sebagainya yang sifatnya mendadak dan perlu
segera dilaksanakan pekerjaan dan tidak direncanakan.
www.pln.co.id 24|
TUJUAN INSPEKSI JAR – DIST

Tujuan utama dari pelaksanaan inspeksi Jar – Dist adalah :


1. Mendapatkan data sistem / peralatan distribusi secara benar.
2. Mengetahui bahwa mutu dan keandalan tenaga listrik yang baik.
3. Mengetahui umur peralatan sistem distribusi.
4. Mengetahui peralatan sistem distribusi yang aman, baik bagi personil
maupun bagi masyarakat umum.
JADWAL INSPEKSI DISTRIBUSI.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan inspeksi adalah untuk mendukung
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan inspeksi distribusi dikelompokan
menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:
1. Inspeksi triwulanan.
2. Inspeksi Semesteran.
3. Inspeksi Tahunan.
4. Inspeksi 3 (tiga) tahunan.
www.pln.co.id 25|
Inspeksi Triwulanan.

Inspeksi triwulanan atau tiga bulanan adalah suatu kegiatan


dilapangan yang dilaksanakan dalam waktu tiga bulan sekali
dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan kondisi sistem.
Inspeksi ini dilaksanakan pada bagian – bagian yang terpenting
dan yang rawan gangguan yang diantaranya adalah pada SUTM.
Dimana SUTM ini merupakan bagian sistem distribusi yang
diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external yang
diantaranya disebabkan oleh pepohonan, benang layang–layang
yang mengenai jaringan tsb.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam inspeksi ini adalah :


1. Mengadakan inspeksi terhadap SUTM dimana SUTM mempunyai jarak
aman tertentu sesuai dengan peraturan yang diijinkan.
2. Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan
dan segera mengadakan tindakan lebih lanjut.
www.pln.co.id 26|
Inspeksi Semesteran
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan di lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin
keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang
TR (Tegangan Rendah). Kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk
mengetahui sedini mungkin keadaan beban jaringan dan regulasi tegangan
yang diijinkan oleh PLN, pada saat ini adalah + 5 % dan – 10 % pada sisi
penerima dari tegangan nominal.
Perbandingan beban untuk setiap phasa pada setiap penyulang TR tidak
kurang dari 90% : 100 % : 110 %, dimana hal ini untuk menjaga adanya
kemencengan tegangan yang terlalu besar pada saat terjadi gangguan
putusnya kawat netral (Nol) jaringan.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan adalah :
1. Melaksanakan pengukuran beban (Cek Arusnya).
2. Melaksanakan pengukuran tegangan ujung (Cek teg diujung jaringan).
3. Mengevaluasi hasil pengukuran dan mengadakan tindak lanjut.
www.pln.co.id 27|
Inspeksi Tahunan
Inspeksi tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengadakan pemeriksaan peralatan sistem distribusi.
Kegiatan inspeksi tahunan ini biasanya dilaksanakan menurut
tingkat prioritas tertentu.
Pekerjaan ini sifatnya untuk menunjang operasi secara langsung
atau dapat mengurangi adanya gangguan operasi sistem.
Pada prakteknya inspeksi tahunan dapat dilaksanakan dalam 2
(dua) keadaan yaitu :
1. Inspeksi tahunan keadaan bertegangan.
2. Inspeksi tahunan keadaan bebas tegangan.

www.pln.co.id 28|
Inspeksi Tahunan Keadaan Bertegangan.
– Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk inspeksi tahunan keadaan
bertegangan (Tier 1) adalah mengadakan pemeriksaan secara visual dengan
maksud untuk menemukan hal – hal yang mengkhawatirkan (dicurigai)
dapat menyebabkan gangguan pada operasi sistem, sebelum periode
inspeksi berikutnya dilakukan lagi.
– Inspeksi semacam ini pada pelaksanaanya menggunakan chek list untuk
memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal – hal yang perlu
diperhatikan .
– Inspeksi Tier 2 (Inspeksi dalam keadaaan bertegangan menggunakan
peralatan inspeksi online)
Inspeksi Tahunan Keadaan Bebas Tegangan.
– Pekerjaan inspeksi tahunan ini pada keadaan bebas tegangan (Tier 3) adalah
:
– Pemeriksaan (GD, JTM, JTR, SR, fuse link, HRC fuse, dll).
– Pengetesan/percobaan ( Proteksi, PS, lampu penerangan, peralatan bantu
dll).
www.pln.co.id 29|
Jadwal Inspeksi Rutin Tahunan GD.
Mengingat periode Inspeksi rutin Gardu Distribusi dilaksanakan
dalam tempo satu tahun satu kali, maka dalam perencanaanya,
volume fisik gardu yang akan diperiksa dalam satu tahun anggaran
adalah sejumlah gardu yang ada dan dalam pelaksanaanya perlu
diusahakan sejumlah gardu yang direncanakan. Dengan demikian
volume fisik disini bukan jumlah berapa kali gardu diperiksa.
Contoh :
– Suatu Rayon mempunyai volume gardu sebanyak 8 (delapan) buah
gardu distribusi yang harus diperiksa secara rutin .
– Hubungan antara jumlah volume gardu yang akan dipelihara dan biaya
dapat digambarkan sbb.

www.pln.co.id 30|
Periode Total

TRW I TRW II TRW III TRW IV 1 tahun

Gardu anggaran
(BH) (BH)

A1 O 1

A2 O 1

B1 O 1

B2 O 1

B3 X 1

C1 X 1

C2 X 1

D1 X 1

Jumlah Vol,
fisik (BH)
2 2 2 2 8

Jumlah biaya & A1 A2 B1 B2 R + S +


atau Jasa (Rp)
+ = R + = S + = T + = U T + U

B3 C1 C2 D1

Jumlah Biaya A1 + A2 + B1 + B2 + R + S +
(Mat&Jasa) Rp
B3 = R C1 = S C2 = T D1 = U T + U

O : Dilakukan pemeriksaan rutin.


X : Dilakukan pemeriksaan sistematis. www.pln.co.id 31|
Jadwal Inspeksi Rutin Tahunan JTM
Baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya
pemeriksaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM), pembagian
jaringannya dilakukan perpenyulang, hal ini dapat
menguntungkan baik dalam perencanaannya maupun dalam
pelaksanaannya. Untuk menentukan jumlah volume fisik JTM
yang harus dipelihara dapat dilakukan sebagai berikut :
 Apabila dalam satu periode misalnya Triwulan I dilaksanakan
pemeriksaan rutin sejumlah 4 (empat) penyulang yaitu penyulang A,B,C
dan D, secara menyeluruh jumlah volume fisiknya adalah 85 kMs,
apabila periode berikutnya triwulan III dilakukan peme-riksaan kembali
(inspeksi) atau dilakukan pemeriksaan rutin sistematis, jumlah volume
fisiknya tidak diisikan kembali, sehingga tetap 85 kMs, karena pada
triwulan I sudah dicantumkan seluruhnya seperti terlihat pada tabel 2
berikut :
www.pln.co.id 32|
TOTAL
PERIODE Tahun
Anggaran
TRW I TRW II TRW III TRW IV
Feeder (KMs)

(KMs)

A (35) X - O - 35

B (10) O - O - 10

C (15) O - O - 15

D (25) O - X - 25

K (30) - X - O 30

L (20) - O - O 20

M (10) - O - O 10

N (30) O - X 30

JUMLAH
VOL. FISIK 85 90 0 0 175
(BH)
JUMLAH
BIAYA MAT/ A + B + K + L + A + B + K + L + R + S +
JASA(Rp) C + D = M + N = C + D = T M + N =
S T + U
R U

O : Pemeriksaan rutin .
X : Pemeriksaan sistematis. www.pln.co.id 33|
Jadual Inspeksi Rutin Tahunan JTR
Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan jaringan
tegangan rendah (JTR), pembagiannya di kaitkan dengan gardu distribusi yang
terkait, demikian juga dalam pelaksanaannya bersama dng pemeriksaan gardu
.
contohnya :
– Suatu gardu distribusi mempunyai 8 feeder TR yaitu A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7,A8
dimana datanya terlihat pada tabel 3. Jumlah volume fisik JTR yang perlu
dipelihara dari satu gardu tersebut adalah sepanjang 4,2KMs termasuk
didalamnya adalah pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang telah disarankan
seperti pemangkasan pohon, pengecatan tiang, perbaikan pondasi dan
sebagainya
Inspeksi Sambungan Rumah
Dalam kegiatan pemeriksaan rutin tahunan sambungan rumah, penentuan
volume fisik yang harus diperiksa adalah sejumlah sambungan rumah yang ada
seperti contohnya tabel 4, terlihat dalam hubungan antara jumlah volume fisik
sambungan rumah dan biayanya.
www.pln.co.id 34|
JURUSAN PANJANG (meter)
500
A1a
A1b 700

A1c 500

A1d 400

A1k 600

A1l 600

A1m 400

A1n 500

4.200 (4,2 kMs)


JUMLAH

www.pln.co.id 35|
Periode Total th

TRW TRW TRW III TRW Anggaran

SR(Bh) I II IV (GH)

SR1 O - - - 1

SR2 O - - - 1

SR3 - O - - 1

SR4 - O - - 1

SR5 - - O - 1

SR6 - - O - 1

SR7 - - - O 1

SR8 - - - O 1

Jumlah 2 2 2 2 8

Vol.fisik

(BH)

Jumlah SR1 + SR3 + SR5 + SR7 + R + S +

Biaya SR2 = SR4 = SR6 = SR8 = T + U

Mat dan R S T U

/ jasa
O : Dilakukan Pemeriksaan Rutin.
Hubungan antara jumlah, volume fisik beserta
www.pln.co.id 36|
biaya pemeliharaan rutin sambungan rumah.
Terima Kasih
Health Index Overview
Distribution Transformer

ASSET SCREENING
- Performance
- Utilization Level HEALTH INDEX ENGINE GOOD CONDITION
- Risk Level
Set Next Inspection
Schedule
INSPECTION
TIER 1 (ONLINE)
- Visual Inspection Object
- Load Reading Profiling BAD CONDITION
Category
Corrective Action -
TIER 2 (ONLINE) Replacement
- Oil Quality Analysis Object
- Infrared Thermography
Class Corrective Action -
Criticality Level Repair
TIER 3 (OFFLINE) Location Class
- Turn Ratio Measurement
- Insulation Resist Winding TM-TR Service Level
- Winding Resist TM&TR (ph-ph)
Work Order
Form

Object Category based on Eq. type (ex. Hermetic / Non Hermetic) www.pln.co.id |
Object Class based on Criticality / Priority / Location Class (VIP, Downtown, Industry, Urban)

Anda mungkin juga menyukai