Skripsi
Oleh:
: 0810102010039
Program Studi
: ILMU KOMUNIKASI
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur hanya untuk ke hadirat Allah SWT, serta
shalawat beserta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat beliau yang telah merubah tatanan kehidupan seluruh umat manusia di muka
bumi ini. Berkat rahmat yang telah dilimpahkannya penulis mampu menyelesaikan
tugas
akhir
yang
INTERPERSONAL
menjadi
GAY
kewajiban
DENGAN
dengan
judul
SESAMA,
KOMUNIKASI
KELUARGA
DAN
MASYARAKATDI BANDA ACEH Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pendidikan sarjana Ilmu Komunikasi pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan yang ada dalam skripsi
ini. Penulis sangat mengharapkan masukan, saran serta kritik dari semua pihak yang
akan sangat berguna di kemudian hari.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini sangat bermanfaat bagi semua
pihak dan penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada kita semua di dunia dan di akhirat.
Banda Aceh,
Penulis,
Juli 2015
ii
iii
6. Kepada orang tua saya, Tating Zulkarnaen dan Sri Kamsuharti Orang tua
terbaik yang selalu memberikan perhatian dan juga kasih sayangnya disetiap
hari penulis. Serta doa dan semangat disetiap pagi untuk memberikan jalan
dan kelancaran menjalani hari-hari penulis. Tak lupa pula kepada abang serta
adik penulis, Toni Aditya dan Putti Maulita Annisa yang selalu memberikan
gambaran hidup dan motivasi untuk terus berjuang hingga akhir skripsi ini.
7. Sahabat yang sudah seperti keluarga terbaik dalam susah, senang, sedih, duka,
lara, maupun gembira, Sange Groupyang namanya ada Bayu, Yuri, Stun,
Ucok, Fariz, Arif, Molen, Zumar, Dayat, Gegem, Dedek, Uca, Terry, Ojan,
Baskara, Aldi, Emir, Ardo, dan Oki. Semoga kita semua bisa mencapai
seluruh keinginan, cita-cita serta harapan yang kita impi-impikan semenjak
awal kita bercita-cita, sukses dalam dunia juga akhirat kawan-kawan.
8. Untuk Ema dan Stun, yang sudah selalu bersama memberi semangat dan
saling menghina juga mencaci hidup ini, kalian membuat penulis tidak akan
menyerah pada apapun yang penulis pilih, semoga langit dan bumi merestui
cerita dan impian kita.
9. Sahabat-sahabatdi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dari jurusan Ilmu
Komunikasi letting 2010, yang sudah selalu bersama-sama dengan berbagi
kesulitan dalam kuliah maupun hidup tetap setia menerima penulis yang
sudah berada di letting yang cukup tua. Malol, Inong, Cutai, Maya, Nanda,
Zumar, Remol, Sangak, dan nama-nama yang terlupakaan dan tak
tersebutkan, semoga dimaafkan, terima kasih untuk kalian semua. Juga
penulis berterima kasih kepada Akmal Farraz yang sudah cukup membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
iv
10. Kepada seluruh teman di Banda Aceh yang sudah menemani selama tujuh
tahun disini. Di tempat kerja, di OZ Radio dulu dan sekarang sudah masingmasing, Lutfan, Kassa, Tenni, Oji, serta rekan-rekan yang lain. Juga tempat
kerja sekarang di Kontiki, untuk bapak owner Teuku Yuri Mulia, dan penyiarpenyiar Reza Stanza, Fariz, Aldi, Andra, Ira, Puput, dan rekan rekan lainnya.
Dan juga di After9 dan House of Wedding, Bapak dan Ibu bos, Faisal Hasan
dan Lisdayanti, juga teamJalol, Erick, Puan, Rita, Nia, dan Malol. Dan
terakhir untuk yang pernah mengisi hati penulis, terima kasih banyak karena
sudah menemani dalam waktu kritis ini, dan yang sekarang, Mira L.M, terima
kasih banyak atas dorongan dan dukungan untuk penulis menambah motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak untuk kalian semua.
11. Akhirnya, untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya, tidak ada maksud untuk mengecilkan peran pentingnya, dan untuk
itu disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya.
Hanya dengan iringan doa penulis berharap, semoga kebaikan yang telah
diberikan menjadi amal shaleh dan diterima oleh Allah SWT. Keberadaan tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu penulis. Maka dari itu, dengan
hati yang ikhlas penulis sangat mengharapkan koreksi dari pembaca dan kritik selalu
peneliti harapkan. Semoga tugas akhir ini dengan segala kekurangannya dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Banda Aceh,
Penulis,
Juli 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
ii
vi
ix
xi
ABSTRAK ............................................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
10
2.1.5
11
2.1.6
12
15
2.2.1
15
2.3
21
2.4
23
2.2
vi
BAB III
24
3.1
24
3.2
24
3.3
25
3.4
Objek Penelitian........................................................................
25
3.5
25
3.6
27
3.7
29
3.8
30
3.9
30
32
4.1
32
4.2
34
34
37
43
46
Pembahasan ..............................................................................
49
PENUTUP ..........................................................................................
53
5.1
Kesimpulan ...............................................................................
53
5.2
Saran .........................................................................................
54
56
BAB IV
4.3
BAB V
LAMPIRAN
BIODATA PENELITI
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 3.1
27
Tabel 3.2
31
34
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
23
Gamber
33
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Pedoman wawancara.................................................................. .
Transkrip Wawancara .................................................................
58
60
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
This research titled Gay Interpersonal Communication with Peers, Family, and
Society in Banda Aceh. This study aims to determine how the interpersonal
communication that occurs in gay against each other, their families and societies. The
theory that used in this study uses the theory of interpersonal communication. The
method that used in this research is descriptive qualitative in-depth interviews as
technique to collect the data. In this study there are 5 (five) informant as gay in Banda
Aceh within it choosing by purposive sampling. Triangulation of sources used to test
the validity if the data and check the information among informants. Based on the
result of the research, interpersonal communication went nice and smoothly, and it is
easier to open up they self or communicate well when it face to fellow gay. When it
happen to their families and societies, there are several human barriers in
communication, as each of gay have an interest, family background, motivations, and
prejudices so it prefers to cover his identity as a gay man. To see the condition of the
existence of a gay person, it is better to them to continiue to do positive actions and
develop their interest to hope that people can understand and accept them in the
society.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
orang berdosa, karena melenceng dari kaedah-kaedah agama yang berlaku dan
peraturan ketat di kota Banda Aceh sendiri.Belum lagi masyarakat yang memiliki
persepsi kuat mengenai seksualitas tradisional, seperti adanya kultus keperawanan,
konsep aurat, perkawinan, faham-faham kepantasan pergaulan lelaki dan perempuan,
larangan terhadap seks di luar nikah, incest dan juga homoseksualitas. Semua pola
pikir itu berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan dan diinginkan oleh kaum
gay. Hingga akhirnya mereka hanya memiliki pilihan membuka diri atau tetap
menutup diri terhadap pilihan hidupnya.
Perilaku homoseksual khususnya gay sudah sejak lama ada di Indonesia.
Sebelum mengetahui apa yang terjadi di kota ini, ada baiknya mengetahui bagaimana
munculnya kaum gay ke media-media ataupun menjadi pembicaraan yang cukup
umum di negara ini. Di dunia perfilman Indonesia sendiri sudah mengekspos
mengenai homoseksual ini dimulai pada film yang beredar tahun 1988 yang
diperankan oleh Mathias Muchus, yang berjudul Istana Kecantikan. Lanjut ke
tahun 2003 film yang cukup tenar berjudul Arisan yang diperankan oleh Tora
Sudiro, Cut Mini, dan Surya Saputra. Film Arisan (2003) ini mendapatkan respon
yang cukup positif dalam dunia perfilman Indonesia, dan merupakan salah satu film
lokal terbaik yang pernah ada. Lanjut pada tahun 2007 muncul film berjudul Coklat
Stroberi yang juga menceritakan dua pria yang saling mencinta tinggal dalam satu
rumah.
Jauh dari semua masalah yang terjadi, yang paling penting dari kehidupan ini
adalah sebuah pengakuan. Seperti layaknya pengakuan sebagai mahkluk hidup yang
berhak untuk hidup dan berinteraksi dengan orang tua, keluarga, serta merta dengan
masyarakat. Sesuai dengan penuturan teman penulis sebut saja Ferry, yang seorang
gay, yang mana hanya berani jujur bahwa Ferry adalah gay hanya kepada orangorang yang dikenalnya dekat dan sesama gay, tidak dengan orang tua dan temanteman kampusnya, terkecuali mereka berpikiran open minded dan mampu
menerimanya di lingkungan mereka setelah mengaku. Maka dari itu kaum gay ini
memiliki dan membuat berbagai macam organisasi yang menaungi mereka untuk
menjembatani mereka dengan masyarakat luas. Ada satu komunitas yang cukup aktif
saat ini di Aceh adalah Komunitas Terkait.
Problem paling dasar yang ditemukan adalah kaum gay berinteraksi secara
interpersonal dengan orang lain (misalnya teman, kerabat, keluarga, anggota
masyarakat dan lain sebagainya) tidak selalu memberikan respon yang diharapkan.
Melalui proses ini, kaum gay akan memikirkan apa saja dampak-dampak komunikasi
interpersonal yang akan terjadi, misalnya adalah ketika mereka tidak ingin
identitasnya diketahui oleh orang lain dan atau bagaimana respon orang lain setelah
mengetahui identitasnya dirinya sebagai gay.
Merupakan hal yang menarik untuk mengetahui bagaimana proses
komunikasi yang dilakukan oleh kaum gay untuk dapat diterima oleh masyarakat
serta keluarga, apalagi seperti yangdiketahui bahwa hal itu bukanlah hal yang mudah
untuk dapat dilakukan melalui percakapan normal pada umumnya. Dari kaum
gayini sendiri ada memiliki sifat yang tertutup dan ada juga yang berani terangterangan menunjukkan jati dirinya didepan umum.
Berdasarkan data yang diperoleh dari komunitas terkait keseluruhan jumlah
dari gay yang ada di Banda Aceh 200 orang. Jumlah anggota yang terdaftar dalam
komunitas ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Daftar Jumlah Anggota Komunitas Terkait di Kota Banda Aceh
No.
Jumlah Anggota
Tahun
1
2
3
4
10 orang
20 orang
25 orang
35 orang
2007
2008
2009
2010
5
6
7
40 orang
38 orang
39 orang
2011
2012
2013
8
45 orang
Sumber: (Komunitas Terkait;2014)
2014
4. Peneliti selanjutnya
Sebagai informasi serta bahan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang akan
mengembangkan mengenai komunikasi interpersonal kaum gay antar
sesama, keluarga, dan juga masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan
BABI: PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang dari permasalahan yang
diambil pada penelitian ini yang kemudian dirumuskan sehingga kiranya dapat
menjelaskan pokok dan topik pembahasan yang terjadi pada penelitian ini
disertai juga dengan tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dilakukan.
BABII: LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang teori yang digunakan dan kerangka
konsep yang telah penulis tentukan berdasarkan atas permasalahan yang terjadi
didalam penelitian ini.
BAB III: METODE PENELITIAN
Menjelaskan tentang objek penelitian yang telah ditentukan dan dilakukan oleh
peneliti yang nantinya dipergunakan untuk memperoleh data dan hasil dari
penelitian ini.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya berdasarkan deskripsi
objek penelitian yang dilengkapi dengan data-data yang telah disusun sehingga
menggambarkan segala hasil dan kesimpulan yang didapat dari penelitian yang
telah dilakukan.
BAB V: PENUTUP
Berisikan kesimpulan secara keseluruhan yang ditarik dari hasil penelitian dan
saran.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
jabatan. Cara bicara juga berpola tergantung tingkat pendidikan, tempat tinggal di
perkotaan atau pedesaan, ciri geografis dan lain sebagainya. Komunikasi berpola
pada tingkat individual yaitu pada tingkat ekspresi dan intepretasi kepribadian.
Memahami pola-pola komunikasi yang hidup dalam suatu masyarakat atau komunitas
yang memiliki kaidah yang sama untuk berkomunikasi, akan memberikan
gambaran umum dari perilaku komunikasi masyarakat tersebut (Hartini dan
Kartasaputra, 2009: 33).
10
11
Psikodinamik,
adalah
adanya
gangguan
perkembangan
setiap
individu.
Komunitas
tidak
bersifat
mengikat
(bebas)
dalam
12
13
a. GayTop
Topdi sini adalah peran seorang gay yang melakukan penetrasi dalam
melakukan aktivitas seksualnya. Top juga dapat digambarkan sebagai identitas
seorang gay yang lebih luas, yang melibatkan dominasi dalam hubungan
romantis maupun seksual. Namun ketentuan ini bukan unsur yang diperlukan
untuk menjadi top.
Biasanya gay yang berperan sebagai top berperawakan berdandan
sangat lelaki dan tidak kelihatan kalau mereka gay. Untuk saat ini sedang
ngetrend Top Lady; top yang memiliki sifat kewanita-wanitaan
b. GayBottom
Bottomdi sini berarti adalah peran seorang gay yang menerima
penetrasi dari gaytop. Bottom juga digambarkan pula yang lebih feminim
dalam hubungan romantis, dan dalam role sex nya dipersepsikan menjadi
perempuannya.
Biasanya gay yang berperan sebagai bottom ini lebih mudah terlihat
ke-gay-annya, karena rata-rata dari mereka bersikap feminim baik perilaku
maupun penampilannya. Ada juga diantara mereka yang berpenampilan
maskulin dan tidak begitu kelihatan, namun jumlahnya tidak banyak.
c. GayVersatile
Versatile dikenal sebagai switch, merujuk kepada orang yang
menikmati top maupun bottom, atau menjadi dominan maupun patuh, dan
dapat bergantian antara dua situasi seksual. Steven G. Underwood juga
menuliskan:
14
The reciprocal scenario, where both men take turns fucking each
other, is often exercised as a celebration of equality. What sets this secenario
apart from the other is the versatility of the men involved. Versatility is a
unique and important feature of male anal sex. Some men consider it
liberating;() Versatility to them is akin to speaking two different languages.
It requires a special kind of playfulness, creativity, curiosity, and
coordination.
Skenario timbal balik, dimana lelaki bersenggama bergantian sesama
mereka, sering dilakukan sebagai perayaan kesetaraan. Yang membuat
scenario ini terpisah dari yang lain adalah fleksibilitas dari laki-laki yang
terlibat. Fleksibilitas adalah fitur unik dan penting dari seks anal laki-laki;
() Fleksibilitas mereka mirip dengan berbicara dua bahasa yang berbeda.
Hal ini membutuhkan jenis khusus dari main-main, kreativitas, rasa ingin
tahu, dan koordinasi.
Pada buku An Encyclopedia Human Sexuality karya Vern L.
Bullough dan Bonnie Bullough (1994), disebut bahwa:
In large cities in the United States, gay men are for the most part
expected to be versatile, not only in top versus bottom roles (if any) but also in
the choice of particular act (e.g., oral, anal, masturbatory).
Di kota-kota besar di Amerika Serikat, pria gay diharapkan sebagian
besar menjadi fleksibel, tidak hanya aturan top melawan bottom saja (jika ada)
tetapi juga dalam tindakan pilihan tertentu (misalnya, oral, anal, masturbasi).
Versatile sendiri dapat dibagi menjadi 3, dari versatile top yaitu gay
yang berperan sebagai cowoknya, namun sesekali mau menjadi bottom,
berbeda dengan top, yang sama sekali tidak mau menjadi bottom. Selanjutnya
versatile (vers) yaitu gay yang bisa menjadi top maupun bottom. Cowok
versatile ini memiliki banyak keuntungan, karena lebih gampang bergaul dan
lebih cenderung cepat dapat teman. Terakhir ada versatile bottom yang
kebalikan dari versatile top, hanya sesekali menjadi top, lebih sering menjadi
bottom.
15
yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka seperti yang
dinyatakan interpersonal communication involving two or more people in a
face to face setting (Cangara, 2007: 32).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar
pribadi merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung
atau tatap muka dan bersifat pribadi yang dilakukan oleh minimal dua orang.
Komunikasi antar pribadi mampu menjalin keakraban antara komunikator dan
komunikannya. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang terjadi sifatnya
16
17
pemahaman
mengenai
komunikasi
dalam
proses
psikologis
dari
komunikasi
adalah
untuk
18
19
seseorang
untuk
menentukan
seseorang
untuk
seseorang
mengikat
dirinya
untuk
mengenal
dan
20
komunikasi
antar
pribadi.
Dimana
seseorang
yang
21
22
Pola
Komunikasi
Antarpribadi
Kaum
Homoseksual
terhadap
23
Perhatian
Gagasan
Teori
Fenomena gay di
kota Banda Aceh
Komunikasi kaum
gay
Komunikasi
interpersonal
Landasan
Konseptual
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Deskriptif
kualitatif
Kaum gay
Banda Aceh
Komunikasi antar
pribadi antara
kaum gay dengan
sesama, keluarga &
masyarakat
Observasi
Analisis
Aplikasi
Laporan hasil dan
menarik kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
24
25
3.3 SubjekPenelitian
Moleong (2010: 32) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan,
yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dari defenisi tersebut, Moeliono
(1993: 862) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang yang diamati sebagai
sasaran penelitian.
Maka subjek dalam penelitian ini yaitu kaum gay yang tergabung dalam
komunitas homoseksual, yaitu yang menjadi bagian dari komunitas.
26
digunakan istilah populasi. Teknik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2009:85). Selanjutnya menurut Arikunto (2010: 183) pemilihan
sampel secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebagai berikut :
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject)
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan
Informan kunci yang diambil peneliti sebanyak 5 orang sesuai dengan latar
belakangnya masing-masing sebagai gay. Purposive sampling juga disebut
judgemental
sampling,
yaitu
pengambilan
sampel
berdasarkan
penilaian
27
3. Memiliki pengalaman dan wawasan yang cukup luas mengenai dunia gay
secara umum.
4. Jumlah informan adalah 5 orang.
Dengan menggunakan kriteria di atas maka diperoleh informan yang namanamanya disamarkan yaitu:
No
Tabel 3.1
Daftar Informan Penelitian
Nama
Umur
Suku
Jaldi
23 Tahun
Aceh
Rio
29 Tahun
Aceh
Maharani
25 Tahun
Aceh
Putra
27 Tahun
Aceh
Juni
26 Tahun
Aceh
28
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antarapengumpul data
(pewawancara) dengan sumber data (responden). Komunikasi tersebut dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dijawabnya itu kepada peneliti. Secara
langsung wawancara dilakukan dengan cara face to face, artinya peneliti
(pewawancara) berhadapan langsung denganresponden untuk menanyakan secara
lisan hal-hal yang diinginkan dan jawaban responden dicatat oleh pewawancara. (Adi,
2004: 72).
Wawancara dilakukan dengan membuat pedoman wawancara. Namun, dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara ini termasuk kedalam
wawancara semistruktur yang bertujuan menemukan permasalahan lebih terbuka,
dimana informan yang menjadi subjek penelitian diminta pendapat dan ide-idenya,
29
seperti bagaimana komunikasi yang terjalin dengan sesama gay, keluarga, juga
masyarakat yang berhubungan langsung dengan subjek penelitian.
3. Dokumentasi
Dilakukan dengan menyimpan data-data yang telah dikumpulkan peneliti
terkait dengan penelitian ini. Data disimpan baik dalam bentuk narasi maupun tabel.
Selain itu, dokumentasi juga dilakukan dengan mempelajari buku yang berhubungan
dengan masalah penelitian yang terdahulu atau pola penelitian ulangan, literatur yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
3.7 Cara Menganalisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
yaitu sebuah cara penelitian dengan menyimpulkan data yang diperoleh di lapangan
dan menjelaskan/menggambarkannya secara jelas dan mendetil.
Adapun tahapan-tahapan dalam analisis data penelitian ini, sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan
terperinci. Laporan yang disusun kemudian direduksi, dirangkum, dipilih halhal pokok, difokuskan pada hal pokok dan dicarikan temanya.
2. Display Data
Data yang diperoleh diklasifikasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat
matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat hubungan suatu data
hasil wawancara dengan data yang lain.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Peneliti membuat kesimpulan melalui data-data yang sudah direduksi dan
display data.
30
31
Kegiatan
1
1
2
3
4
5
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyusunan Skripsi/Laporan
April
2
3
Mei
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
32
33
laki-laki berjumlah 1237 jiwa dan untuk perempuan berjumlah 1208 jiwa, dengan
total 2445 jiwa, dan kepala keluarga sejumlah 632 kepala keluarga.
Gambar 4.1
Peta Wilayah
34
Tabel 4.2.1
Identitas Informan
No
1.
Nama
Usia
Jaldi
23 tahun
Jenis Gay
hal-hal
perempuan,
sempat
yang
seperti
juga
berbau
masak-masakan,
berpacaran
dengan
Rio
29 tahun
permainan-permainan
main
masak-masakan,
boneka-bonekaan,
juga
pengaruh
Rio
selayaknya
25 tahun
4. Putra
27 tahun
35
26 tahun
Gay Maskulin
36
dirinya ke dalam cara pandang orang lain atau kelompok lain dalam melihat dunia,
dengan kata lain berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain
dalam memahami masalah.
Dalam berinteraksi sosial gay sendiri mampu memposisikan dirinya sesuai
dengan siapa mereka berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan Teori
peran, teori peran
37
berperan sebagai
anggota masyarakat
sebagaimana
38
gay. Terus dari sisi padangnya, biasanya pada normalnya laki-laki hetero bila
tabrakan mata, dia cenderung lebih biasa aja, kalau yang gay, matanya
menyiratkan sesuatu, matanya lebih berkomunikasi gitu. (Juni, Make Up
Artist, wawancara 20 Mei 2015).
Selaras dengan penuturan Jaldi juga bahwa seseorang itu bisa dilihat gay atau
tidaknya dari gayanya, bagaimana eye contactnya, ada beradu pandangan selama
lebih dari 5 detik atau tidak, karena menurutnya lelaki hetero cukup berbeda pola
tingkah lakunya. Lebih lanjut menurut Jaldi sendiri juga gampang sekali menentukan
seseorang itu gay apabila dia termasuk gay feminim. Yang sulit itu menentukan
seseorang gay itu kalau dia gay maskulin, karena penampilan dirinya bertampilan
selayaknya lelaki hetero pada umumnya. Tapi menurut Jaldi, kalau dia kurang yakin,
kembali lagi seperti yang disebutnya tadi, dia lihat dahulu, eye contactnya,
menurutnya juga bisa dilihat dari tingkah lakunya yang kemayu. Dan satu lagi kata
Jaldi, Dan kita sebagai gay juga rata-rata memiliki gaydar, ataupun biasa disebut gay
radar, yang bisa tahu dan mendeteksi bahwa seseorang itu adalah gay atau bukan.
Untuk berkomunikasi antara sesama gay dari penuturan Jaldi, Rio, Maharani,
Putra, dan Juni menuturkan hal yang sama, melalui berbagai macam media, mulai
dari saling menelpon, sms, bahkan sampai media sosial, seperti Facebook juga We
Chat. Untuk bertemu dengan sesama gay yang belum dikenal, atau ingin mengenal
sesama gay diseluruh dunia mereka menyatakan biasanya menggunakan aplikasi
khusus yang mempertemukan mereka, yaitu ada GrindR, Hornet, JackD, dan
Grawler.
Hubungan yang cukup serius dan menjalaninya sepenuh hati selalu
diharapkan oleh kelima informan ini, dan dari kelima informan ini yang masih dan
mempertahankan menjalani hubungan serius dan sudah berjalan sampai 3 tahun 2
39
bulan adalah Putra, dia juga mengatakan Hubungan yang bener-bener serius itu
cuma satu kali, pernah melakukan hubungan yang cuma have fun saja, bukan untuk
pacaran, mungkin karena tergoda oleh teman, cuma berjalan satu minggu, tanpa seks
sama sekali, dansekarang sedang menjalani hubungan yang serius sudah berjalan 3
tahun 2 bulan. Untuk Rio, Juni, Maharani, dan Jaldi, masih trauma akan sakit hati
ditinggalkan oleh pasangannya. Ada yang karena diselingkuhi, ada juga karena
pasangannya yang harus tinggal diberbeda kota dan ada juga yang harus berpisah
karena faktor lainnya.
Untuk proses perkenalan kepada setiap pasangan mereka tahapannya menurut
penuturan Rio, Biasanya untuk aku melalui proses temenan, biasanya kenal temenan
selama satu tahun, yah biasanya kita namanya juga temen, meski belum ada rasa suka
sama suka tapi tertarik itu ada, juga hubungan intim sesama jenis sekali dua kali
adalah, tapi itu bener bener cuma temen, tapi setelah lama-lama ketemu, eh cocok,
bisa jadi sekitar dua tahun baru komit untuk berpacaran.
Jaldi, Rio, dan Maharani
40
tapi kalau untuk tinggal bersama dia sempat berfikir akan hal itu katanya. Sedangkan
Juni sendiri sama sekali tidak ada pemikiran sejauh itu karena menurut Juni, Sejauh
ini cuma sekedar pacaran-pacaran aja, gak ada sama sekali kepikiran untuk tinggal
serumah
bareng,
apalagi
menikah,
jujur
karena
aku
masih
menjaga
41
42
Hisbah) dan Satuan PolPP (Polisi Pamong Praja). Para teman-teman gay dari
Komunitas Terkait inilah yang turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan
hukum yang terjadi disana. Juga terlihat kepedulian teman-teman gay dari Komunitas
Terkait ini terhadap mereka yang menjajakan diri adalah dengan berbagi alat
kontrasepsi secara percuma dan melakukan menyuluhan mengenai penyakit menular
berbahaya, yaitu AIDS. Ini berarti didalamnya juga ikut komunikasi interpersonal
yang efektif, adanya sikap saling mendukung antara mereka.
Faktor lain keberhasilan dalam komunikasi interpersonal mereka dari hasil
observasi dan wawancara penulis dengan teman-teman gay adalah sikap positif yang
selalu ditunjukan dengan sesama mereka. Dari mulai menghargai teman-teman
sesama gay, menghargai orang lain, termasuk mereka dengan penulis, penulis merasa
cukup dihargai oleh mereka. Dan mereka tidak menaruh curiga terhadap sesama gay
yang baru dikenalnya, apalagi bila mereka saling tertarik, baik itu secara langsung
maupun melalui media sosial.
Sikap lain yang juga cukup penting mendukung efektivitas komunikasi
interpersonal diantara teman-teman sesama gay adalah kesetaraan diantara mereka.
Dengan memiliki kesamaan identitas bahwa mereka adalah seorang gay, maka
mereka cukup mengakui pentingnya kehadiran teman gay yang lainnya. Seperti saling
menjaga komunikasi dengan sesama mereka, dengan adanya pertemuan rutin
seminggu sekali dengan sesama gay di Banda Aceh, juga pertemuan tahunan yang
sampai saat ini juga masih terus dilakukan untuk melakukan pertemuan dengan
sesama gay se-Aceh.
43
44
Tapi dibalik itu semua mereka masih mampu untuk meyakinkan keluarga
mereka bahwa mereka bukanlah seorang gay seperti yang dituduhkan oleh keluarga
mereka. Tapi cukup berbeda yang terjadi dengan Juni, memang dia juga tertutup
sekali dengan keluarganya karena latar belakang agama yang cukup kuat dari
keluarganya sendiri, dan seluruh keluarga nya tidak ada yang mengetahuinya
terkecuali kakaknya. Dia mengatakan bahwa kakaknya cukup terbuka dan mampu
menerima dia sebagai seorang gay. Seandainya keluarganya tahu dan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, dan Juni sendiri berani mengambil keputusan, dikatakannya,
Keputusannya coba mendekati orangtua untuk menjelaskan secara baik-baik,
bahwasanya yang seperti ini saya tidak minta, pilihannya A, B, C, D , saya juga gak
minta saya sebagai A atau D, dan kalaupun suruh memilih saya juga tidak mau, ini
sudah alami terhadap diri saya, kalau pun mereka tidak mengerti, saya siap untuk
ditinggalkan ataupun meninggalkan.
Dari kelima informan ini, semuanya siap akan konsekuensi keputusan yang
mereka ambil sebagai seorang gay apabila keluarga mengetahui kondisi mereka saat
ini. Seperti Maharaniyang mengatakan :
Mudah-mudahan jangan tau ya, seandainya tau pun saya akan memberikan
pengertian pada keluarga, bahwa inilah orientasi seksual saya. Dan berjuang
untuk menjelaskan dan meyakinkan orientasi seksual saya yang berbeda, yah
kalaupun orang tua tetap tidak menerima, yah apa boleh buat aku harus
menghindar sementara waktu sampai keluarga menerima apa adanya aku.
(Maharani, karyawan Wedding Organizer, wawancara 20 Mei 2015).
Hambatan yang terjadi dengan kelima informan yang penulis dapatkan dari
wawancara langsung terhadap mereka, menurut Jaldi, Rio, Maharani, Putra, juga Juni
45
sama sekali tidak ada, karena mereka masih menutup diri akan identitas mereka
sebagai seorang gay terhadap keluarganya karena latar belakang dari keluarga mereka
yang cukup kuat adat istiadatnya juga agamanya.
Malah seperti Rio
curiga kalau aku gay meski belum ada pengakuan dari aku, tapi aku merasa malah
sekarang keluarga lebih memperdulikan aku saat ini dan dijaga. Juga Jaldi juga
mengatakan tidak adanya hambatanya dengan komunikasinya dengan keluarga
karena keluarganya sendiri belum tahu kalau dia adalah seorang gay, dan keluarga
sendiri juga masih berkomunikasi seperti biasa, juga karena Jaldi merupakan anak
satu-satunya, dan terbiasa manja-manjaan dengan keluarganya apalagi dari kecil juga
Jaldi sudah terbiasa dimanja menurutnya.
Lebih jauh lagi mengenai hambatan yang terjadi terhadap keluarga, dari hasil
wawancara penulis lakukan terhadap kelima informan, penulis sempat bertanya,
Bagaimana seandainya keluarga mengetahui anda adalah seorang gay? setiap
informan memiliki jawaban yang beragam, seperti Jaldi yang menyerahkan segala
keputusannya kepada bapaknya. Jaldi juga mengatakan kemungkinan terburuknya
yang sudah pasti adalah dia disuruh menikah cepat oleh bapaknya. Berbeda lagi
dengan Juni , dia melihat terlebih dahulu bagaimana sikap dan reaksi keluarganya
seperti apa, tapi dia cukup yakin kalau Ibu nya pasti akan menerima apa adanya dia,
meski harus disuruh berubah terlebih dahulu.
Terlihat dari apa yang sudah dipaparkan banyak ketidakberhasilan dalam
efektivitas komunikasi interpersonal seorang gay dengan keluarganya. Dari mulai
yang pertama keterbukaan, tidak terjadinya sikap keterbukaan identitas diri seorang
46
gay dalam keluarganya, karena masih meyakini bahwa orang tua dari masing masing
informan pasti tidak akan menerima bila seorang gay mengakui dirinya. Karena
posisi mereka adalah sebagai seorang anak, dan mereka juga yakin bahwa orang tua
mereka pasti menolak keterbukaan dirinya sebagai seorang gay. Sudah pasti tidak
adanya dukungan dari orang tua para informan bila seorang gay memposisikan
dirinya sebagai seorang gay, bukan sebagai seorang anak, sesuai dengan perannya
dalam keluarga. Akan tetapi terlihat dari wawancara penulis terhadap Rio, bahwa
kedua orangtuanya sempat menaruh curiga terhadap tindak tanduknya, tetapi masih
terlihat sikap positif dari kedua orang tuanya untuk terus member dukungan dan
motivasi agar menjauh dari dunia yang sekarang sedang dijalani oleh Rio sendiri.
4.2.4Komunikasi Interpersonal Gay dengan Masyarakat
Hasil dari observasi juga wawancara yang terjadi terhadap seorang gay
dengan komunikasi interpersonal dengan masyarakatnya, juga masih terlihat
ketidakterbukaan seorang gay mengenia identitasnya terhadap masyarakat sekitarnya.
Mereka berani terbuka dan mengambil sikap empati bila melihat bagaimana
perlakuan masyarakat terhadap mereka. Bila sudah berpikiran cukup terbuka untuk
menerima identitas mereka sebagai seorang gay, maka baru berani seorang gay untuk
berkomunikasi sesuai dengan identitas diri mereka sebagai seorang gay, kalau tidak
mereka harus berperan dan berperilaku sebagai masyarakat pada umumnya.
Dukungan juga terjadi pada mereka, seandainya mereka mampu diterima secara
terbuka sebagai seorang gay. meskipun begitu, mereka tetap melakukan komunikasi
dan perannya sebagai masyarakat, seperti terlibat dalam berbagai macam kegiatan
47
yang rutin diadakan oleh lingkungan mereka, seperti jaga malam, acara maulid,
ataupun kegiatan rutin yang sering dilakukan oleh masyarakat sekitar mereka.
Rio, Jaldi, Maharani, Putra, dan juga Juni memilih untuk tetap tidak perduli
dengan masyarakat yang tahu dengan keberadaan mereka, karena menurut mereka
kebanyakan masyarakat sekarang cuek, juga mereka tinggal dilingkungan yang tidak
perduli dengan tetangganya. Tapi seperti Maharani, dia tetap menjadi lelaki hetero
bila menghadiri acara-acara yang bersifat formal dilingkungannya, tetapi menurutnya
juga, Sampai sekarang ada beberapa masyarakat sekitar yang tahu, teman-teman
tetangga contohnya, tapi mereka bukan memikirkan saya yang berbeda, mereka lebih
cenderung bersahabat karena dengan saya bisa memberikan hal-hal yang baik buat
mereka kenapa tidak.
Sedangkan Jaldi sendiri mengatakan dia cukup cuek dengan lingkungannya,
terserah mereka mau mikir apa, kan mereka cuma curiga, belum tau pasti, karena
aku kan gak ngaku. Karena menurutnya masyarakat disekitarnya tahu bahwa Jaldi
adalah selayaknya lelaki hetero karena penampilannya sebagai gay maskulin.
kecuali klo diluar, kayak liburan di Bali kemarin, aku lebih bebas sama pasangan
aku, pegangan tangan yah santai aja. Tapi pernah juga sih disini aku jalan sama
cowokku belanja disalah satu pusat perbelanjaan disini, sering diliatin, tapi tetep cuek
gak peduli, kan mereka cuma curiga. Menurut Jaldi.
Dari Putra mengatakan bahwa, Kalau di gampong saya orangnya tertutup,
tidak terlalu bebas, karena kegiatan di gampong cuma membantu orang tua. Tapi
kalau misalnya disini, yah seperti ini, terbuka saja kalau sesama. teman, tapi kalau
48
dengan teman-teman kampus belum berani, kalau misalnya mereka tau saya seperti
ini, biar mereka saja yang bertanya langsung kepada saya. Begitu menurutnya.
Dan untuk kegiatan yang diadakan di lingkungan masyarakat mereka sendiri
yang Rio dan Jaldi cukup jarang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat gampongnya. Sedangkan Putra mengatakan :
Kalau saya di Gampong sendiri, selalu terlibat dalam kegiatan seperti
mauled, jaga malam, juga banyak kegiatan lain yang sering dilakukan oleh
masyarakat Gampong. Sedangkan kalau disini sih jarang saya ikut terlibat,
karena seperti jaga malam aja hanya diminta iurannya saja bila tidak mampu
untuk ikut atau punya kesibukan lain yang tidak bisa diganggu. (Putra,
Mahasiswa, wawancara 20 Mei 2015).
Putra, Juni, dan Jaldi menyatakan dirinya sejauh ini tidak adanya hambatan
dalam berkomunikasi dengan masyarakat karena penampilan mereka yang
menampilkan penampilan selayaknya gay maskulin atau selayaknya lelaki hetero
pada umumnya. Jaldi mengatakan, Dengan masyarakat sendiri sejauh ini juga tidak
49
ada masalah, karena bisa dibilang aku kayak munafik gitu, karena aku masih
menampilkan diri selayaknya lelaki hetero pada umumnya.
Pada Maharani dan Rio juga menyatakan tidak ada hambatan sama sekali
dalam berkomunikasi dengan masyarakat, karena mereka yang terkesan cukup cuek
terhadap persepsi masyarakat mengenai mereka. Rio mengatakan :
Kalau dengan masyarakat tergantung ya, kalau masyarakat dengan
pergaulan sehari-hari aku selama ini sih aku bisa jadi diri aku sendiri, tapi
kalau dengan masyarakat yang anti dengan itu, ya pinter pinter kita lah untuk
mengklasifikasi masyarakat yang dimana kita harus menjaga wibawa yang
mana masyarakat kita bisa lepas bautlah, tinggal menyesuaikan diri pada
tempatnya.(Rio, Pemilik Agensi Model, wawancara 16 Mei 2015).
Dari masyarakat sendiri juga kemungkinan ada timbul kecurigaan bahwa
mereka gay, seperti Rio yang belakangan ini ada beberapa masyarakat yang mulai
menanyainya. Katanya beberapa masyarakat sempat bertanya kepadanya, Rio elu
sebenernya gay gak sih? dan Rio mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
masyarakat. Rio mengatakan hanya membuka dirinya kepada orang-orang yang
cenderung pemikiran terbuka menurutnya. Bila masyarakat dengan pemikirannya
tertutup, seperti dengan langsung ngejudge dengan kalimat, Dosa tau begitu
lebih baik menurut Rio dia menutup diri dan menghindar, dari pada menimbulkan
konflik baru.
4.3 Pembahasan
Hasil dari penelitian diatas, dapat diketahui bagaimana bentuk komunikasi
interpersonal gay dengan sesama, keluarga, dan masyarakat. Bercerita mengenai
komunikasi yang terjadi dengan sesama gay, juga keluarga serta masyarakat,
termasuk didalamnya adalah mengenai hambatan-hambatan yang terjadi ketika
berkomunikasi.
50
51
tetapi dari hasil wawancara dari keseluruhan informan penelitian, yang penulis
dapatkan adalah hambatan manusiawi. Seperti para informan Jaldi, Rio, Maharani,
Putra, juga Juni, masing-masing dari mereka cukup sulit mengungkapkan identitas
dirinya sebagai seorang gay, terhadap keluarga juga masyarakat. Dikarenakan seperti
Juni saja contohnya, dia menyatakan bahwa orang tuanya serta keluarganya sendiri
tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya adalah seorang gay, terkecuali kakak
kandungnya seorang diri. Karena keluarganya memilliki dasar agama yang cukup
kuat, serta Juni sendiri pernah ikut masuk pesantren dikala sekolah menengah
pertama dulu.
Begitu pula halnya dengan masyarakat, Juni sendiri masih menutup dirinya
sebagai seorang gay apalagi penampilannya, dikarenakan lingkungannya juga sangat
tabu mengenai hal yang cukup berbeda dengan landasan agama yang mereka anut.
Meskipun begitu Juni juga masih ikut terlibat dalam kegiatan masyarakatnya sendiri,
walaupun dia harus menjaga penampilan juga sikapnya sendiri. Juni juga ikut seperti
gotong royong, jaga malam, juga kegiatan di mesjid juga ada dia ikuti.
Dari latar belakang yang telah diungkapkan oleh seluruh informan
penelitian dari mulai Jaldi, Rio, Maharani, Putra, dan juga Juni, dapat dipahami
bagaimana mereka melakukan proses komunikasi. Bagaimana komunikasi dengan
sesama yang lebih terbuka dan lebih bebas mengungkapkan jati diri mereka secara
gamblang, bagaimana komunikasi dengan keluarga yang mereka jalani tidak ada
hambatan, akan tetapi harus menutupi identitas diri mereka sebagai seorang gay,
dikarenakan keluarga mereka tidak setuju dengan gay itu sendiri karena bertentangan
dengan landasan agama yang dianut kuat oleh keluarganya.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hampir
dari
seluruh
informan
gay
melakukan
proses
komunikasi
54
masyarakat juga cukup berhasil dan efektif apabila keluarga dan masyarakat
itu sendiri cukup open minded dengan kondisi mereka adalah seorang gay.
5. Konflik serta merta hambatan yang terjadi antara gay pada sesama gay, pada
keluarga dan pada masyarakat, lebih menitik beratkan konflik dan hambatan
yang sering terjadi diantara keluarga juga pada masyarakat, mereka jauh lebih
cenderung untuk menutup diri mereka. Para gay ini sendiri memiliki,
kepentingan, motivasi dan prasangka negatif yang membuat mereka menutup
jati dirinya dalam berbagai kondisi tertentu. Tetapi tetap menjaga komunikasi
interpersonal yang baik dengan keluarga dan masyarakat, karena mereka
menampilkan diri sesuai dengan apa yang keluarga dan masyarakat inginkan.
5.2 Saran
Gay sendiri sudah ada sejak dahulu, walaupun fenomena ini menjadi bagian
dari kehidupan keluarga serta masyarakat, rupanya keberadaan mereka masih
dianggap sebelah mata baik itu dari keluarga maupun masyarakat. Belum semua
bagian masyarakat dapat melihat dunia gay ini. Belum banyak diantara mereka yang
terbuka dan memberitahu diri mereka sebenarya, apalagi dengan kondisi lingkungan
keluarga dan masyarakat di Banda Aceh yang cukup menolak keberadaan mereka
sebagai sesuatu hal yang berbeda. Melihat fenomena seperti ini maka ada beberapa
saran bagi gay :
1. Melakukan usaha-usaha serta tindakan dan kegiatan yang bersifat positif, dan
terus menunjukkan prestasi dari berbagai macam bidang yang digeluti, agar
masyarakat dan keluarga mampu menerima dan melihat gay ini sendiri dari
berbagai macam sisi positif, bukan hanya melihatnya dari sisi negatif nya saja.
55
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rinto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial & Hukum, Jakarta : Granit.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala.2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arif S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Devito, Joseph A. 1997. Human Communication, Jakarta, Profesional Books.
Duffy, K. G., & Atwater, E. (2005). Psychology for living : Adjusment, Growth, and
Behavior Today (8 ed.). New Jersey: Prentice Hall
Hartini dan Kartasaputra, 2009. Skripsi: Komunikasi Waria (Fenomenologi
Eksistensi) di Desa Talang Kecamatan Lebong. Bandung. Universitas
Padjajaran.
Huseun Umar. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT
Raja Grafindo Perkasa.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2007. Metodologi Bisnis untuk Akuntansi &
Manajemen. Yogyakarta.
Ilham Akbar. 2011. Pola Komunikasi Antarpribadi Kaum Homoseksual Terhadap
Komunitasnya di Kota Serang. Skripsi. FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Jaldi. (11 Mei 2015). Wawancara.
Juni, (20 Mei 2015). Wawancara.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Lexy J., Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Little John., Stephen W., dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi: Theories of
Human Communication Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Humanika.
56
57
58
Lampiran I
Pedoman Wawancara
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Kaum gay yang yang ada di Banda Aceh, baik itu gay
feminim maupun gay maskulin.
59
60
Lampiran 1I
Transkrip Hasil Wawancara
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau menurut aku sih bisa dilihat dari cara berpakaiannya,
tapi tetap sulit menentukan kalau dia gay maskulin, karena
penampilannya sama seperti aku. Setelah mungkin kurang
yakin, aku biasa ngeliatnya dengan gimana cara dia menatap
aku, ada eye contact gak selama lebih dari 5 detik. Dan kalau
menurut aku sendiri bisa dilihat juga dari gayanya, mungkin
lentak-lentiknya, karena biasanya lelaki hetero jauh berbeda
tingkah lakunya. Dan kita sebagai gay juga rata-rata memiliki
gaydar, ataupun biasa disebut gay radar, yang bisa tahu dan
mendeteksi bahwa seseorang itu adalah gay
2.
Juni
26 Tahun
61
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
kalau dari aku sih, cukup dilihat dari penampilannya aja, kita
udah tau bagaimana dia, belok atau engga, karena gak ada
ciri-ciri khusus yang benar benar menunjukkan seseorang itu
gay atau bukan kalau disini. Tapi dilihat dari gaya dan body
language nya aja kita udah ngeh, dan kalau lagi dia ngomong,
yaudah deh, langsung ketauan.
5.
Putra
27 Tahun
2. Setelah kalian tahu bahwa kalian gay, bagaimana komunikasi kalian selanjutnya?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Dari akunya sendiri sih tidak berani berkenalan langsung,
paling tidak, nanya sama temenku, atau cari tetang orang itu
dari sosmednya, baru deh kenalan disitu. Itu pun kalau tertarik
dan suka ya sama orang yang baru aku lihat tadi
62
2.
Juni
26 Tahun
Kalau sejauh ini sih aku jarang begitu, karena sekarang kita
dipermudah bertemu dengan pasangan yang kita inginkan
melalui beragam aplikasi seperti hornet, grinder, jackd
3.
Maharani
25 Tahun
Kalau dari saya sih lebih menjangkau ya, karena saya adalah
salah satu relawan di organisasi gay, jadi lebih merangkul,
karena untuk member tahu banyak informasi bermanfaat
untuk mereka, seperti melakukan hubungan seksual dengan
sesame gay dengan lebih aman.
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Kalau kita sebagai gay disini ya, ada gay feminism dan
maskulin, kalau maskulin lebih tertutup, akan tetapi gay
feminism lebih terbuka, kemungkinan kalau gay feminim,
melihat teman gay mau itu feminism ataupun maskulin,
merekaakan menjadikan teman dan mengajak berteman, tapi
kalau gay maskulin lebih memandang ke seks atau suka,
mungkinpun tertarik. Tapi yah terkadang ada juga gay
feminism yang berteman dengan gay feminism saling suka,
ada daya tarik tersendiri kali ya.
63
3. Wadah atau media apa yang biasanya kalian gunakan untuk saling
berkomunikasi?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Biasanya paling sering gunain sosial media yang paling gampang
juga aman. Kalau khusus untuk ketemu sesama gay, kita punya
sosial media kita sendiri, ada Grindr, ada Jack D, juga We Chat,
facebook juga menjadi salah satunya.
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Yah yang paling umum, bbm, telfon, social media, ada juga untuk
mencari teman, pacar, ataupun seks, ada juga media social khusus,
Grinder, hornet, jackd, juga we chat, facebook tidak terlalu spesifik
untuk gay, tapi khusus untuk gay, Grinder, Hornet, dan jack d
64
Jaldi
23 Tahun
Kalau dari akunya sendiri baru dua kali yang menjalani cukup
serius, dan dua-duanya berakhir secara tragis, hahaha.
2.
Juni
26 Tahun
Yang cukup serius ada 4 kali, kalau yang sekedar have fun aja
banyak
ya,
apalagi
dengan
adanya
aplikasi
yang
Maharani
25 Tahun
Sejauh ini saya masih sendiri, saya lagi buka lowongan ini,
hahaha. Tapi pernah beberapa kali melakukan hubungan
serius, Cuma karena saya sendiri merasa pacaran itu belum
bisa dinikmati, jadi paling lama bertahan hubungan itu
seminggu, itupun dengan orang yang jauh, yang terakhir
dengan orang Tapaktuan, itupun kalau dia datang ke banda
aceh saja baru dia menghubungi saya. Jadi sekarang hanya
one night stand saja dengan lelaki lain.
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
65
5. Butuh waktu berapa lama untuk naik tingkatan tahapan hubungan lebih jauh?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau dari aku sendiri sih dari pertemanan meningkat
hubungannya menjadi lebih serius Cuma butuh dalam
hitungan bulan. Tapi untuk sekarang aku masih lebih memilih
sendiri dulu, tapi kalau untuk hubungan yang serius, bila ada
yang serius yah aku juga mau.
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
Kalau cocok sih bagi saya bisa dua hari langsung lanjut
kehubungan serius.
4.
Rio
29 Tahun
66
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
Data
Aku sih ngeliatnya pertama dari fisik, bodynya oke, aku juga
cukup tertarik. Yah yang pasti juga ada jalannya, ketemuan,
telfonan, yah selayaknya pasangan hetero menjalani proses
itulah.
2.
3.
Juni
26 Tahun
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
67
tapi aku gak suka brondong, aku lebih suka yang abangabang. Terus saya bilang ke dia eh kenalin lah saya suka
yang brondong. Baru kemudian dikasilah facebook saya
sama brondong itu, barulah seminggu kemudian, saya ditegur
oleh brondong itu, menjalin komunikasi, ketemuan, sampai
bertahan selama 3 tahun lebih.
Jaldi
23 Tahun
Aku sempet kepikiran juga kalau ada yang serius, terus setia
pengen sampai menikah kalau bisa, yah tapi sampai sekarang
belum ada yang cukup serius untuk berhubungan lagi. Tapi
kalaupun harus menikah, sudah pasti di luar negeri, dan aku
mau itu!!
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
68
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
8. Konflik pasti terjadi setelah beberapa tahap diatas, masalah apa yang biasanya
terjadi?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau konlfik konflik kecilnya, yah biasalah layaknya hetero
pacaran. Tapi klo konflik besarnya biasanya selingkuh, bisa
jadi
dua-duanya
pacaran,
ketemu
sama
cowok
lain,
cemburuan.
2.
Juni
26 Tahun
69
3.
Maharani
25 Tahun
Sejauh ini sih belum ada ya, karena baru menjalani pacaran
beberapa orang dan tidak lama, jadi tidak ada konflik, itupun
putus tanpa konfirmasi, yah sejauh ini sama-sama senang, yah
kita have fun aja.
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau sudah tidak bisaditolerir lagi yah kita mengakhiri
hubunganlah dengan putus, lalu memulai dan menjalani lagi
petualangan cinta yang baru.
2.
Juni
26 Tahun
70
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
Kalau diaku biasanya masalahnya masih bisa diomongin baikbaik, yah kami selesaikan secara baik-baik. Tapi kalau udah atas
nama selingkuh, aku tidak bisa memaafkan, tapi itu kalau aku.
Banyak juga aku lihat temen-temen mau sekecil apapun
masalahnya tetap dimaafkan, yah namanya juga udah cinta.
5.
Putra
27 Tahun
Jaldi
23 Tahun
Yah ada yang balik lagi menjadi temen, atau pun musuhan,
yah selayaknya hetero pacaranlah.
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
Yah paling kalau dia hubungi saya, saya tetap menjawab dan
membalas pesan ataupun telfonnya.
4.
Rio
29 Tahun
Seperti yang aku bilang tadi sih ya, klo memang engga
mengenai selingkuh, kami tetap mencari jalan keluarnya yang
terbaik, tapi kalau sudah selingkuh, cukup sampai disini saja.
71
5.
Putra
27 Tahun
Informan
Data
1.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
Yah aku belajar untuk biasa aja, karena sampai detik ini mereka
belum tau, dan Cuma kakak yang tahu kalau aku adalah gay.
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
72
5.
Putra
27 Tahun
2. Seandainya keluarga tahu bahwa anda adalah gay, menurut anda apa yang mereka
lakukan?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Mungkin aku disuruh nikah cepat, tapi gak mungkin
dibunuhlah, namanya juga anak sendiri.
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
Yang pasti pertama aku lihat harus jauh dari keluarga, dan
meninggalkan keluarga, namanya keluarga juga ingin menjaga
nama baik ya, supaya orang lain juga gak tau, dan aku juga
menjaga hubungan baik keluarga dengan masyarakat, jadi
lebih baik aku menjauh.
73
5.
Putra
27 Tahun
3. Setelah melewati beberapa proses diatas, apakah ada konflik yang muncul dari
anda dan keluarga?
No.
Informan
Data
1.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
Kalau dari kakak aku sih sejauh ini cukup mengerti dengan
kondisi aku saat ini.
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
Sejauh ini yang terjadi sama aku engga ada, karena mungkin
mereka engga melihat dengan mata kepala mereka sendiri,
74
Putra
27 Tahun
4. Setelah terjadi sesuatu yang tak diinginkan dalam keluarga, keputusan apa yang
anda ambil?
No.
Informan
Data
1.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
75
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Klo sikap aku sih cuek, biasa aja, terserah mereka mau mikir
apa, kan mereka cuma curiga, belum tau pasti, karena aku kan
gak ngaku.
76
2.
Juni
26 Tahun
Maharani
25 Tahun
tetangga
contohnya,
tapi
mereka
bukan
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
77
2. Bagaimana anda mempertahankan identitas anda sebagai seorang gay ditengahtengah masyarakat?
No.
1.
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Orang-orang sih taunya aku laki-laki sama kayak lelaki hetero
lainnyajuga sama kayak qe, kecuali klo diluar, kayak liburan
di Bali kemarin, aku lebih bebas sama pasangan aku,
pegangan tangan yah santai aja. Tp pernah juga sih disini aku
jalan sama cowokku belanja disalah satu pusat perbelanjaan
disini, sering diliatin, tp tetep cuek gak peduli, kan mereka
cuma curiga
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
78
4.
Rio
29 Tahun
Yah aku tampil dengan apa adanya, aku tetap tampil sebagai
seorang gay, baik dari penampilan juga pilihan orientasi aku.
Aku juga menunjukkan bahwa aku gay yang peduli, bukan
sekedar gay yang have fun aja, apalagi juga kita bisa
memberikan yang terbaik untuk orang sekitar kita. Dan yang
paling penting adalah menunjukan prestasi, karena orang akan
melihat kita dari prestasi bukan dari orientasi seks kita, itu
yang aku rasakan. Karena juga aku berada dilingkungan
masyarakat yang sudah berfikiran terbuka.
5.
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Ditempat selama ini aku tinggal sih, karena dikota kali yaa,
jadi pada cuek, tetangga sebelahan malah kadang saling gak
kenal, jadi aku bisa tetap menjadi diri aku sendiri di
masyarakat dan lingkungan aku.
2.
Juni
26 Tahun
79
3.
Maharani
25 Tahun
Tetap
bertahan,
harus
memberikan
penjelasan
dan
Rio
29 Tahun
Rambut boleh sama hitam, hati siapa yang tau, didepan kita
mereka bisa ngobrol dan support kita, dibelakang, siapa yang
tau. Tapi yang aku rasakan, selama dia tidak mengganggu aku
tidak usil dengan kegiatan aku, aku juga biasa-biasa aja.
Sebenarnya kita tidak mengharapkan orang itu baik sama kita,
minimal orang lain itu tau kita itu ada, dan tidak merugikan
orang lain.
5.
Putra
27 Tahun
Sama seperti tadi, saya lebih memilih cuek, kan belum ada
pengakuan langsung dari saya.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
Kalau aku tinggal ditempat yang bisa dibilang siapa elo siapa
gue kali ya, sma tetangga aja belum tentu sering. Kembali lagi
80
Putra
27 Tahun
Yah pasti pernah, kalau disini maupun di kampong, lancerlancar aja juga, karena saya masih menampilkan penampilan
saya lebih condong ke gay maskulin, jadi mungkin tidak
terlalu mencolok keliatannya, dan tidak ada pertanyaan.
5. Seberapa sering anda terlibat dalam kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat
anda?
No.
Informan
Data
1.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
81
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
82
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
83
2. Simbol-simbol seperti apa yang digunakan untuk tahu bahwa seseorang itu adalah
gay?
No.
Informan
1.
Jaldi
23 Tahun
2.
Juni
26 Tahun
Maharani
25 Tahun
Rio
29 Tahun
3.
4.
Data
Tidak ada yang khusus sih kalau kita di Banda Aceh ini.
5.
Putra
27 Tahun
Jaldi
23 Tahun
Juni
26 Tahun
Maharani
25 Tahun
Rio
29 Tahun
Putra
27 Tahun
84
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau aku sih bukan mempertahankan simbol, tetapi klo aku
kadang tetap ngencangin baut, maskudnya lebih laki, tapi sih
klo sama keluarga aja, tapi klo sama temen kampus atau
masyarkat aku sih gak peduli, meski orang itu curiga aku sih
gak peduli, kan dari akunya sendiri gak ngaku klo aku gay.
2.
Juni
26 Tahun
Tergantung sih, klo mungkin dari yang saya bilang tadi, saya
lebih suka menampilkan diri sebagai lelaki hetero, dan tidak
suka memakai beragam macam aksesoris, dan saya juga
kurang suka menjadi bahan tontonan orang lain.
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
85
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Kalau komunikasi dengan sesama gay sih tidak ada
hambatannya, karena kita sehati dan sejalan, cuma terkadang
terjadi konflik dengan sesama karena ada seseorang yang gay
yang munafik, belum ngaku klo dia itu gay. Kalau sama
keluarga hambatannya sejauh ini belum ada, karena juga aku
anak satu-satunya, ngomong manja manja udah biasa, dari
kecil juga udah dimanja, jadi sifat sifat manja aku sama bapak
aku yah biasa aja. Kalau dengan masyarakat sendiri sejauh ini
juga tidak ada masalah, karena bisa dibilang aku kayak
munafik gitu, karena aku masih menampilkan diri selayaknya
lelaki hetero pada umumnya.
86
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
Untuk gay sih, lebih kepada susah untuk jumpa karena banyak
yang bekerja seperti kerja salon, juga masih ada yang
berkuliah, meski kita sering berbagi informasi melalui bbm
ataupun facebook, juga dengan menggelar diskusi yang seru
dan membuat mereka tertarik, diwaktu itulah kita bisa
bertemu dan bertegur sapa. Kalau di keluarga dan masyarakat
sejauh ini hambatan yang saya rasakan tidak ada
4.
Rio
29 Tahun
87
Putra
27 Tahun
Kalau dari sesame gay sih selama ini tidak ada, begitu juga
dengan keluarga serta masyarakat, tidak ada, karena selama
ini mungkin aku menampilkan diri aku sebagai gay maskulin.
2. Menurut anda, terjadi perubahan komunikasi maupun sikap dari keluarga atau
masyarakat terhadap anda?
No.
1.
Informan
Jaldi
Data
Dari keluarga aku sendiri sih mereka tetap berkomunikasi dan
ngobrol seperti biasa sih karena juga mereka tidak tahu. Tapi
kalau dari masyarakat sendiri sih yang ada dilingkungan aku
yang tau aku gay, sejauh ini sih mereka menerima kondisi aku
sebagai seorang gay, kalaupun mereka gak tau, aku tetap cuek
dan yah berperan biasa aja sih, selayaknya cowok.
2.
3.
Juni
26 Tahun
Maharani
25 Tahun
88
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
yang paling pasti adalah kalau dari keluarga aku serahkan
sama bapak aku, kayak yg aku bilang tadi, udah pasti aku
disuruh nikah cepat cepat, dan mau gak mau yah aku harus
menikah
mengikuti
klo
dari
Juni
26 Tahun
89
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
4. Mungkin ada timbul sedikit pertanyaan dari anggota masyarakat yang melihat
bahwa anda dicurigai gay, apa yang mereka lakukan terhadap anda?
No.
Informan
Data
1.
Jaldi
23 Tahun
Kalau aku sih selama aku ini belum ada yang sampai segitunya,
karena biasanya kan kalau disini cuma ada omongan omongan
dibelakang aja, tapi didepan aku tetap biasa aja sih.
2.
Juni
26 Tahun
90
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
91
Informan
Jaldi
23 Tahun
Data
Sama sih yang kayak aku bilang tadi, pasti disuruh cepat untuk
menikah dengan wanita pastinya, klo masyarakat sendiri tetap
dong aku cuek, karena mereka belum ada bukti nyata, hanya
lihat dari penampilan aku sendiri.
2.
Juni
26 Tahun
3.
Maharani
25 Tahun
4.
Rio
29 Tahun
5.
Putra
27 Tahun
Seandainya tau ya, karena sejauh ini belum tau sih, kalau saya
ketahuan ML dengan pasangan saya, mungkin baru saya akan
mengakui kalau saya adalah seorang gay. Kalau masyarakat di
kampong yang tau, yah sudah pasti sudah menjadi top news,
hahaha.
92
BIODATA PENELITI
Nama
: 0810102010039
Tempat/Tanggal Lahir
Riwayat Pendidikan
a.
b.
c.
d.
Sekolah Dasar
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
:
:
:
:
SD Kartika Medan
SMP Swasta Kartika 1-2 Medan
SMA Swasta Perguruan Panca Budi Medan
FISIP Unsyiah, Jurusan Ilmu Komunikasi
: Strata 1
Alamat
a. Ayah
b. Ibu
: Tating Zulkarnaen
: Sri Kamsuharti
93