Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah

: Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Pertemuan

: Selasa, 2 September 2014

A.

Proses Keperawatan
1.
Kondisi
Klien terlihat tertawa sendiri saat dikaji, bersikap seperti melihat
seseorang, sering sendiri, berkeluyuran, senyum sendiri, dan melihat
bayangan.
2.

Diagnosis Keperawatan
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi.

3.

TUK/Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.
Mengidentifikasi jenis halusinasi.
Mengidentifikasi isi halusinasi.
Mengidentifikasi waktu halusinasi.
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi.
Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan harian.

4.

Rencana Tindakan Keperawatan


SP 1:
Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah (verbal/nonverbal).
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang klien sukai.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebuthan dasar

klien.
Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu,
frekuensi, pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

Latih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.


Tahapan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Jelaskan cara menghardik halusinasi.
b. Peragakan cara menghardik halusinasi.
c. Minta klien memperagakan ulang.
d. Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku
klien yang sesuai.
e. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien.

B.

Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1.
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi bang, masih ingat nama saya?
Evaluasi/validasi
Bagaimana keadaan abang hari ini? Ada keluhan?

Kontrak
a. Topik: Baiklah bang, sesuai dengan janji kita kemarin bahwa
hari ini kita akan ngobrol lagi mengenai wujud/bayangan yang
sering abang lihat.
b. Tempat: Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di kursi
depan?
c. Waktu: Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol, bang?
Bagaimana kalau 10 menit?

2.

Kerja
Apakah kemarin abang masih ada melihat sesuatu bayangan atau
orang? Kalau hari ini apakah ada?
Seperti apa wujudnya, bang? Kapan abang melihat bayangan itu?
Apakah bayangan itu ada membisiki abang untuk melakukan sesuatu?
Pada saat apa bayangan itu terlihat? Apakah pada waktu sendiri atau
saat bersama dengan orang lain?
Apa yang abang rasakan pada saat melihat bayangan itu?

Terus, apa yang abang lakukan saat melihat bayangan itu?


Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah agar
bayangan itu tidak muncul?
Abang, ada empat cara untuk mencegah bayangan tersebut agar tidak
muncul. Pertama, dengan menghardik. Kedua, dengan cara bercakapcakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik.
Caranya yaitu saat bayangan itu muncul, abang langsung bilang,
pergi kamu, kamu palsu, saya tidak mau lihat. Begitu diulang-ulang
sampai bayangan itu tidak terlihat lagi. Coba abang peragakan. Nah,
bagus bang! Coba lagi ya. Ya.. bagus abang sudah bisa.
3.

Terminasi

Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan abang setelah peragaan latihan menghardik
tadi? Abang merasa senang dengan latihan tadi?

Evaluasi objektif
Setelah kita ngobrol panjang lebar tadi, coba abang simpulkan
pembicaraan kita tadi dan cara apa saja yang dapat abang lakukan
untuk mencegah agar bayangan tersebut tidak datang lagi?
Rencana tindak lanjut
Kalau bayangan itu muncul lagi, abang bisa coba cara tersebut.
Bagaiman kalau kita buat jadwal latihannya? Abang maunya jam
berapa saja?
Kontrak yang akan datang

a. Topik: Abang, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi


mengenai cara berbicara dengan orang lain disaat bayangan itu
datang lagi?
b. Tempat: Besok abang maunya kita ngobrol dimana? Apa disini
lagi atau di tempat lain?
c. Waktu: Bagaimana kalau besok kita belajar lagi jam 09.00?
Apa abang bisa?

Anda mungkin juga menyukai