Anda di halaman 1dari 82

PERANGKAT PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA


Mata Pelajaran
Program
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester

: Sejarah
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
: SMA / MA
: XI / 1

Nama Guru
: ...........................
NIP/NIK
: ...........................
Sekolah
: ...........................
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi

:
:
:
:
:
:

Kompetensi Dasar

Indikator

...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.1 Menganalisis perkembangan negara tradisional
(Hindu-Buddha dan Islam) di Indonesia.
- Mendiskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk
dan berkembangnya agama dan kebudayaan HinduBuddha di kepulauan Indonesia.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Kutai.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Tarumanegara.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Sriwijaya
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Kediri.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Kediri.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Singasari.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Majapahit.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Sunda.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Bali.
- Mendeskripsikan Proses masuk dan perkembangan Islam
di Nusantara.
- Mendeskripsikan proses muncul dan berkembangnya
kerajaan Samudera Pasai.
- Mendeskripsikan proses muncul dan berkembangnya
kerajaan Islam Aceh.

- Mendeskripsikan proses muncul


kerajaan Islam Demak.
- Mendeskripsikan proses muncul
kerajaan Islam Pajang.
- Mendeskripsikan proses muncul
kerajaan Islam Mataram.
- Mendeskripsikan proses muncul
kerajaan Islam Banten.
- Mendeskripsikan proses muncul
kerajaan Islam Gowa - Tallo.
- Mendeskripsikan proses muncul
kerajaan Islam Ternate - Tidore.

dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendiskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk dan berkembangnya agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Indonesia.
2. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kutai.
3. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Tarumanegara.
4. Menjelaskan munculnya dan berkembangnya kerajaan Mataram Kuno
5. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kediri.
6. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Singasari.
7. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Majapahit.
8. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Sunda.
9. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Bali.
10. Mendeskripsikan Proses masuk dan perkembangan Islam di Nusantara.
11. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Samudera Pasai.
12. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Aceh.
13. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Demak.
14. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Pajang.
15. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Mataram.
16. Menerangkan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Banten.
17. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa - Tallo.
18. Menjelaskan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Ternate - Tidore.
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Percaya diri (keteguhan hati, optimis).Berorientasi pada tugas (bermotivasi,


tekun/tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu
memimpin), Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).

MATERI AJAR (MATERI POKOK)

KERAJAAN HINDU-BUDDHA DAN ISLAM DI INDONESIA


A. MASUKNYA KEBUDAYAAN DAN AGAMA HINDU KE INDONESIA
Hubungan dagang antara Indonesia dengan India berpengaruh terhadap masuknya
budaya Hindu - Budha ke Indonesia. Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh
para bhiksu, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori
sebagai berikut :
1. Teori Ksatria
2. Teori Waisya
3. Teori Brahmana
4. Teori Campuran
Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya Arca Budha
dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan.
B. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan
Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa mengatakan
bahwa "Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang
disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang
putra. yang paling terkemuka adalah Mulawarman. Salah satu prasastinya juga
menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa.
C. TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya dengan
Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman
pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382

395). Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang ketiga (395 434 M).
Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan
Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya
ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi
ditemukan di desa Lebah, Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber
sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
D. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan
keadaan sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu
Pulau Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat
Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan
kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
1. Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional.
2. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka,
sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
3. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim
(sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun 690
sampai 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar tahun 690 Sriwijaya
telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Hal
ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis
dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai
beikut :
1.
2.
3.

Prasasti Kedukan Bukit


Prasasti Talang Tuwo
Prasasti Kota Kapur

4.
5.
6.

Prasasti Telaga Batu


Prasasti Karang Birahi
Prasasti Ligor

Letak Sriwijaya strategis membawa keberuntungan dan kemakmuran. Walaupun


demikian, letaknya yang strategis juga dapat mengundang bangsa lain menyerang
Sriwijaya. Beberapa faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan :
1. Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
2. Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja
Rajendracoladewa.
3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 - 1292.
4. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
5. Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah
Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.
E. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDHA
Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732
Masehi yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu
disebutkan bahwa pada mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah oleh Raja Sanna. Setelah
ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai penggantinya. Sanjaya adalah putra Sannaha (saudara
perempuan Sanna).
Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang di dikeluarkan oleh Raja Balitung pada
tahun 907 memuat daftar raja-raja keturunan Sanjaya, sebagai berikut :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
Prasasti Kelurak, 782 M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja Dharanindra
membangun arca Majusri (= candi sewu). Pengganti raja Dharanindra, adalah
Samaratungga. Samaratungga digantikan oleh putrinya bernama Pramodawardhani.
Dalam Prasasti Sri Kahulunan (= gelar Pramodawardhani) berangka tahun 842 M di
daerah Kedu, dinyatakan bahwa Sri Kahulunan meresmikan pemberian tanah untuk

pemeliharaan candi Borobudur yang sudah dibangun sejak masa pemerintahan


Samaratungga.
Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Adik
Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu. Pada tahun 856
Balaputradewa berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun usahanya itu
gagal. Setelah pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan kemunduran. Sejak
pemerintahan Raja Balitung banyak mengalihkan perhatian ke wilayah Jawa Timur. Raja-raja
setelah Balitung adalah :
1. Daksa (910 919). Ia telah menjadi rakryan mahamantri I hino (jabatan terttinggi
sesudah raja) pada masa pemerintahan Balitung.
2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 924)
3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 929)
Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram. Pusat kerajaan kemudian
dipindahkan oleh seorang mahapatihnya (Mahamantri I hino) bernama Pu Sindok ke
Jawa Timur.
F. PERPINDAHAN KERAJAAN MATARAM KE JAWA TIMUR
Pu Sindok yang menjabat sebagai mahamantri i hino pada masa pemerintahan Raja
Wawa memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur tersebut. Pada tahun 929 M, Pu
Sindok naik tahta dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana
Wikramadharmattunggadewa. la mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok
memerintah sampai dengan tahun 947. Pengganti-penggantinya dapat diketahui dari
prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu Prasasti Calcuta.
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada
tahun 990 - 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1016,
Airlangga datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa. Namun pada saat
upacara pernikahan berlangsung kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari
Lwaram yang bekerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya. Peristiwa ini disebut peristiwa
Pralaya. Selama dalam pengassingan ia menyusun kekuatan. Setelah berhasil
menaklukkan raja Wurawari pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari
Wengker Pada tahun 1035 ia berhasil mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat pada
tahun 1049 dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan.
G. KERAJAAN KADIRI
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinyam,
sebab Putri Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak menggantikan menjadi raja.

la memilih menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak
laki-lakinya, yaitu : Jayengrana dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara
keduanya maka kerajaan di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu:
1. Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan
2. Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri)
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri tidak ada yang
dapat diketahui dari kedua kerajaan itu. Kemudian hanya Kadiri yang menunjukkan
aktifitas politiknya. Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri
Jayawarsa dengan prasastinya yang berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut
raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah sebagai berikut : Kameswara (1115 1130),
Jayabaya (1130 1160), 1135), Sarweswara (1160 1170), Aryyeswara (1170
1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 - 1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya. Ken
Arok dengan bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di
Ganter (Pujon, Malang).
H. KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken Arok
digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi
buronan tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken
Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung.
Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai
penguasa Tumapel. Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai
permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk
melepaskan diri dari Kadiri. Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya,
raja Kadiri terakhir. Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan
dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati
hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken
Umang, Ken Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken
Arok dibunuh oleh Anusapati. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari. Ia
memerintah selama 21 tahun. Sampai akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai
balas dendam atas kematian ayahnya.

Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia kemudian


terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta
dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat
putranya Kertanegara sebagai Yuwaraja atau Raja Muda. Wisnuwardana wafat pada
tahun 1268 di Mandragiri.
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta. la merupakan raja terbesar kerajaan
Singasari. Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara.
Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi)
dipimpin oleh Kebo Anabrang. Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya
dan Malayu atas kekuasaan Singasari. Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh
Kubilai Khan dari Cina di Nusantara.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh karena itu
pada tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut
Singasari mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari. Kertanegara menolak
tegas, bahkan utusan Cina itu dilukai mukanya. Perlakukan tersebut dianggap sebagai
penghinaan dan tantangan perang.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol pasukan Singasari
disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan di Laut Cina Selatan.
Sehingga pertahanan di ibukota lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
senang terhadap Kertanegara, diantaranya Jayakatwang penguasa Kadiri dan Arya
Wiraraja (bupati Madura). Pasukan Kadiri berhasil menduduki istana dan membunuh
Kertanegara.
I. KERAJAAN MAJAPAHIT
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden Wijaya menantu
Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja,
bupati Sumenep. Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada
Jayakatwang. Atas jaminan dari Arya Wiraraja, Raden Wijaya diterima dan
diperbolehkan membuka hutan Tarik yang terletak di dekat Sungai Brantas. Dengan
bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik dibuka dan diberi nama Majapahit.
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk
menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal,
tentara Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden
Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Jayakatwang berhasil
dihancurkan. Pada waktu tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya
menghancurkan tentaraTartar, Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya
dinobatkan sebagai Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pada
tahun 1293.

Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Satu-satunya putra yang dapat


menggantikannya adalah Kalagamet. la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar
Sri Jayanagara. Ia bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak
pengaruh dari Mahapati. Akibatnya masa pemerintahannya diwarnai dengan adanya
beberapa kali pemberontakan.
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun
1319. Kuti berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan
diri ke desa Bedander yang dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah
Mada. Pemberontakan Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya
Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat
dibunuh oleh tabib istana, Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Jayanagara
tidak meninggalkan keturunan.
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah
semestinya adalah Gayatri atau Rajapatni. Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni.
Maka pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan
gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. la menikah dengan Kertawardhana.
Dari perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk. Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan
Sadeng dan Keta. Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas oleh Gajah Mada.
Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi Majapahit. Pada saat
pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Pada tahun 1350 M, lbu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal. Sehingga
Tribhuwana turun tahta. Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk
yang bergelar Rajasanagara. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada
sebagai Mahapatihnya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Dengan Sumpah
Palapa-nya Gajah Mada berhasil menguasai seluruh kepulauan Nusantara ditambah
dengan Siam, Martaban (Birma), Ligor, Annom, Campa dan Kamboja.
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya,
Madakaripura, di lereng Gunung Tengger. Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk
menemui kesulitan untuk menunjuk penggantinya. Akhirnya diputuskan bahwa pengganti
Gajah Mada adalah empat orang menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek,
Kediri.
Seharusnya yang menggantikan adalah puterinya yang bernama
Kusumawardhani. Namun ia menyerahkan kekuasaannya kepada suaminya,
Wikramawardhana. Sementara itu Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari
selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang telah mendapatkan wilayah keuasaan di
Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur). Pada tahun 1401 hubungan Wikramawardhana
dengan Wirabhumi berubah mejadi perang saudara yang dikenal sebagai Perang
Paregreg. Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat dikalahkan di dibunuh. Tentu saja perang

saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit. Sehingga banyak wilayah-wilayah


kekuasaannya melepaskan diri.
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Pendirinya adalah Nazimuddin al - Kamil, seorang Laksamana Laut dari Mesir.
Sementara itu di Mesir Dinasti Fatimah berhasil dikalahkan oleh Dinasti Mamaluk.
Dinasti baru ini berambisi untuk merebut Samudera Pasai dengan mengirim Syekh
Ismail. Untuk itu Syekh Ismail kemudian bersekutu dengan Marah Silu dan berhasil
merebut Samudera Pasai. Selanjutnya Marah Silu diangkat sebagai raja Samudera Pasai
dengan gelar Sultan Malik ash Shaleh.
Pada tahun 1297 M Sultan Malik Ash Shaleh wafat, dan dimakamkan di Kampung
Samudera Mukim Blang Me. la digantikan putranya bemama Sultan Muhammad dengan
gelar Sultan Malik at - Thahir. Ia memerintah sampai dengan tahun 1326. Ia digantikan
oleh putranya bernama Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Pada
masa pemerintahannya, kerajaan Samudera Pasai kedatangan utusan Sultan Delhi yang
sedang menuju Cina bernama lbnu Batutah pada tahun 1345.
Pengganti Sultan Ahmad adalah putranya yang bemama Sultan Zainal Abidin yang
juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Setelah pemerintahan Zainal Abidin, Samudera
Pasai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan adanya perebutan kekuasaan. Akhimya
Samudera Pasai berhasil dikuasai oleh Kerajaan Islam Malaka.
2. KERAJAAN ACEH
Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah atau
Sultan lbrahim (1514 - 1528). Sejak tahun 1515 Aceh sudah berani menyerang Portugis
di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
Sultan Ali Mughayat Syah digantikan putranya bergelar Sultan Salahuddin (1528 1537). Ia tidak mampu memerintah Aceh dengan baik sehingga Aceh mengalami
kemerosotan. Oleh karena itu ia digantikan saudaranya Sultan Alauddin Riayat Syah
(1537 - 1568). Setelah Sultan Alaudin meninggal Aceh mengalami masa suram.
Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Keadaan ini berlangsung cukup
lama sampai dengan Sultan lskandar Muda naik tahta (1607 - 1636 M).
Di bawah pemerintahan Sultan lskandar Muda, kerajaan Aceh mencapai puncak
kejayaannya. lskandar Muda beberapa melakukan penyerangan terhadap Portugis dan

Kerajaan Johor di Semenanjung Malaka. Aceh juga menduduki daerah-daerah seperti


Aru, Pahang, Kedah, Perlak dan Indragiri, sehingga wilayah Aceh sangat luas.
Sultan lskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan lskandar
Thani (1636 - 1641). la melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan lskandar Muda, tetapi ia
tidak lama memerintah karena wafat tahun 1641 M. Penggantinya, permaisurinya (Putri
lskandar Muda), yang bergelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641 - 1675). Sejak itu
Kerajaan Aceh terus mengalami kemunduran dan akhimya runtuh karena dikuasai
Belanda.
3. KERAJAAN DEMAK
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten dari
Majapahit, Demak dikenal juga dengan sebutan Bintoro. Kata Demak merupakan
akronim yang berarti gede makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera.
Faktor-faktor pendorong berdirinya Kerajaan Islam Demak adalah :
1. Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam mencari tempat
persinggahan dan perdagangan baru, diantaranya Demak.
2. Raden Fatah sebagai pendiri Kerajaan Demak masih keturunan raja Majapahit,
Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama Islam.
3. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali, yang sangat dihormati pada waktu
itu.
4. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung
Raden Fatah.
5. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg.
6. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada
Raden Fatah. Dengan demikian Kerajaan Islam Demak merupakan kelanjutan dari
Kerajaan Majapahit dalam bentuknya yang baru.
Pada tahun 1500 M, Raden Fatah melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Raden
Fatah mendirikan kesultanan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500
-1518 M). Pada tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya bernama Adipati
Unus (Muhammad Yunus. Pati Unus hanya memerintah selama tiga tahun. la meninggal
dalam usia muda. Karena Pati Unus wafat tidak meninggalkan putra, maka ia digantikan
oleh salah seorang adiknya bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M).
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak kejayaannya.
Pada waktu itu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat, bahkan mau
mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa, dengan persetujuan raja Pajajaran,
Samiam. Oleh karena itu pada tahun 1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat
dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki Banten dan Cirebon serta mengusir

Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah
namanya menjadi Jayakarta.
Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu
per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban,
Singosari dan Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan
Trenggana gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau
Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra
Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra Surawiyata
bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan
Prawoto.
Arya Penangsang kemudian menduduki tahta kerajaan Demak. Kekacauan kembali
memuncak ketika Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri.
Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu
dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan
Prawoto.
Kalinyamat akhirnya mengangkat senjata memberanikan diri untuk melawan Arya
Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain untuk melawan
Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang
dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki
Penjawi dan Juru Mertani. Kemudian JakaTingkir naik tahta dengan gelar Sultan
Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.
4. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah tersebut.
Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Pasarean.
Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah menyerahkan Banten
kepada putranya Hasanuddin. Sedangkan Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia
dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin dikenal sebagai Sultan
pertama di Banten berhasil memperluas daerah kekuasaannya ke Lampung. Pada tahun
1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya bergelar Panembahan Yusuf.
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu
terakhir di Jawa Barat, kerajaan Pakuan Pajajaran. Pada tahun 1580 M, Panembahan
Yusuf wafat. la digantikan putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana
Muhammad. Karena usianya terlalu muda, maka pemerintahan dipegang oleh seorang
Mangkubumi sampai ia dewasa.

Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad datanglah untuk pertama kalinya


orang Belanda di Banten (Indonesia) dipimpin oleh Cornelis de Houtman tahun 1596.
Pada tahun itu pula Maulana Muhammad memimpin pasukan Banten menyerang
Palembang. Serangan ini gagal bahkan Maulana Muhammad tertembak dan akhimya
wafat. la digantikan putranya bernama Abdul Mufakhir yang baru berumur 5 bulan. Oleh
karena itu pemerintahan dipegang oleh seorang mangkubumi, yaitu Pangeran
Ranamenggala, pada tahun 1608.
Pengganti Abdul Mutakhir adalah Abdul Fatah yang bergelar Sultan Ageng
Tirtayasa. Ia merupakan raja terbesar Banten. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
memajukan perdagangan. Sehingga Bandar Banten berkembang menjadi bandar
internasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina, Inggris, Perancis dan
Denmark. Akan tetapi Sultan AgengTirtayasa sangat anti VOC yang telah merebut
Jayakarta dari Banten. Sehingga Belanda pun selalu berupaya menjatuhkan Banten.
Ketika terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Abdul
Kahar yang dikenal sebagai Sultan Haji, Belanda mengambil kesempatan untuk
melancarkan politik adu domba (devide et impera). Kesempatan itu datang ketika Sultan
Haji dalam keadaan terdesak, Ia meminta bantuan VOC. Akhirnya pada tahun 1682
Sultan Ageng Tirtayasa menyerah, lalu ditawan di Batavia sampai wafatnya tahun 1692.
Setelah itu, kerajaan Banten terus mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai
sepenuhnya oleh Belanda pada tahun 1775.
5. KERAJAAN MATARAM
Setelah runtuhnya kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh
Sultan Hadiwijaya. Sedangkan Demak hanya sebagai kadipaten dari Kerajaan Pajang
yang dipimpin oleh Arya Pangiri (Putra Prawoto). Kiai Ageng Pemanahan yang berjasa
besar dalam membantu Hadiwijaya mendapat imbalan daerah Mataram. Dalam waktu
singkat Mataram berkembang pesat. Namun pada tahun 1575 Kiai Ageng Pemanahan
meninggal. Pemerintahannya diteruskan oleh putra angkatnya bernama Bagus Dananjaya
atau Sutawijaya.
Sementara itu Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582. Pangeran Benowo,
Putra Hadiwijaya, disingkirkan oleh Arya Pangiri. Untuk merebut kembali
kekuasaannya, Pangeran Benowo meminta bantuan, Sutawijaya dari Mataram. Pajang
diserang dan akhirnya Arya Pangiri menyerah. Sedangkan Pangeran Benowo tidak
sanggup untuk menghadapi Sutawijaya. Maka sejak tahun 1586 pusat pemerintahan
dipindahkan dari Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya.
Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati ing
Alaga Sayyidin Panatagama (1586-1601). Masa pemerintahan Panembahan Senapati
diwarnai dengan perang terus-menerus dalam rangka untuk menundukkan para bupati

yang memberontak maupun untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Sebelum


usahanya tersebut selesai, Panembahan Senapati wafat pada tahun 1601. Ia dimakamkan
di Kota gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama Mas Jolang (1601 1613)
dengan gelar Sultan Anyokrowati.
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur memberontak.
Pemberontakan ini dihadapi dengan susah payah oleh Mas Jolang. Namun sebelum
pemberontakan tersebut dapat diselesaikan pada tahun 1913, Mas Jolang wafat di
Krapyak. Ia juga dimakamkan di Kota Gede. Penggantinya adalah putranya yang
bernama Raden Mas Martapura. Tetapi karena sakit-sakitan, ia turun tahta dan digantikan
oleh Raden Mas Rangsang.
Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma
Senapati ing Alaga Ngabdurahman. Di bawah pemerintahannya Mataram mencapai
puncak kejayaannya. Sultan Agung bercita-cita untuk mempersatukan Pulau Jawa. Akan
tetapi, antara Mataram dan Banten terdapat Batavia, markas VOC, sebagai penghalang.
Oleh karena itu pada tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung mengirim pasukan yang
dipimpin oleh Baurekso untuk menyerang VOC di Batavia yang sedang dipimpin oleh
J.P. Coen, namun kedua serangan itu gagal.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 . la digantikan putranya yang bergelar
Amangkurat I (1645 -1677). Pada masa pemerintahannya, Belanda mulai masuk ke
daerah Mataram. Bahkan Amangkurat I menjalin hubungan baik dengan Belanda. Selain
itu sikap Amangkurat I yang sewenang-wenang menimbulkan pemberontakanpemberontakan. Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Trunojoyo
dari Madura. Dalam pertempuran itu Amangkurat I terluka dan dilarikan ke Tegalwangi,
hingga meninggal.
Pada masa pemerintahan Amangkurat II (1677 1903) Kerajaan Mataram semakin
sempit. Banyak daerah kekuasaannya yang diambil alih oleh VOC. Ibu kota kerajaan
dipindahkan ke Kartasura. Setelah Amangkurat II meninggal, Kerajaan Mataram semakin
suram. Hal ini disebabkan seringkali terjadi perebutan kekuasaan diantara kaum
bangsawan.
Politik devide et impera Belanda menampakkan hasilnya ketika dilakukan
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian tersebut bertujuan untuk meredam
pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubhumi di Yogyakarta. Melalui perjanjian
tersebut Kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta, yang dipimpin oleh Susuhanan Paku Buwono III (1749-1788).
2. Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan Mangkubumi sebagai
rajanya, bergelar Sultan Hamengkubuwono I (1755 - 1792).

Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said (Pangeran Samber
Nyawa) terhadap Surakarta. Untuk meredam perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan
perjanjian yang hampir sama dengan Perjanjian Giyanti, yaitu Perjanjian Salatiga. Isinya
menobatkan Mas Said sebagai raja di wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi
bagian dari Kasuhunan Surakarta, dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.
Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia jatuh ke tangan Inggris
dengan tokohnya Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang yang liberal dan tidak
menyukai sistem feodalisme. Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan
Keraton Yogyakarta. Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles menyerahkan sebagian wilayah
Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini kerajaan Mataram pecah menjadi
empat kerajaan kecil, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta
2. Kesultanan Yogyakarta
3. Magkunegaran
4. Paku Alaman
6. KERAJAAN GOWA DAN TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena dakwah dari
Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau. Setelah masuk Islam, raja
Gowa, Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin. Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya
bergelar Sultan Abdullah,. Kerajaan Gowa-Tallo terletak pada posisi yang strategis yaitu,
diantara jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku.
Sultan Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga dikenal sebagai
sultan yang sangat menentang Belanda, hingga wafat pada tahun 1639. la digantikan
putranya Sultan Muhammad Said (1639 - 1653). Muhammad Said mengirimkan pasukan
ke Maluku, untuk membantu rakyat Maluku yang sedang berperang melawan Belanda.
Pengganti Muhammad Said adalah putranya bergelar Sultan Hasanuddin (1653 - 1669).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar mencapai masa
kejayaannya. Dalam waktu singkat Kerajaan Makasar berhasil menguasai hampir seluruh
wilayah Sulawesi Selatan. la juga memperluas wilayah kekuasaannya di Nusa Tenggara
seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan perdagangan melalui
Laut Flores harus singgah di Makasar. Hal ini ditentang oleh Belanda, karena hubungan
Ambon dan Batavia yang telah dikuasai oleh Belanda terhalang oleh kekuasaan Makasar.
Keberanian Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku
mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
Dalam rangka menguasai Makasar, Belanda melakukan politik devide at impera.
Kesempatan yang baik datang ketika pada tahun 1660 Raja Soppeng Bone bernama

Aru Palaka yang sedang memberontak kepada kerajaan Gowa. Karena merasa terdesak
Aru Palaka meminta bantuan VOC. Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan dan harus
menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Sultan Hasanuddin digantikan
putranya Sultan Amir Hamzah. la tidak mampu mempertahankan Makasar dari serbuan
Belanda secara besar-besaran.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Menganalisis
perkembangan negara
tradisional (HinduBuddha dan Islam) di
Indonesia

Terstruktur

Menganalisis
hipotesis tentang
proses masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di
kepulauan
Indonesia. Melalui
studi pustaka.

Mandiri

Siswa dapat
Mendiskripsikan
Hipotesis Waisya tentang
proses masuk dan
berkembangnya agama
dan kebudayaan HinduBuddha di kepulauan
Indonesia.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan peta pelayaran dan perdagangan di Asia dan Selat
Malaka
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang hubungan Nusantara dan India pada
masa prasejarah
B. Kegiatan Inti
1. Menganalisis hipotesis tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Indonesia melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Mendiskripsikan hipotesis Arus Balik tentang proses masuk dan berkembangnya


agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia melalui studi pustaka, dan
diskusi kelas.
2. Mengidentifikasi fakta-fakta tentang proses penghinduan di berbagai daerah di
Indonesia melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan
diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
II. Pertemuan Kedua (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar prasasti
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Kutai
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Kutai melalui
studi pustaka, diskusi dan presentasi.
2. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Tarumanegara
melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan presentasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerajaan
Kutai dan Tarumanegara melalui studi pustaka dan presentasi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)

C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
III.
Pertemuan Ketiga (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan peta keuasaan beberapa kerajaan Sriwijaya
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Sriwijaya
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bertanya jawab tentang munculnya dan berkembangnya kerajaan Sriwijaya
melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Mataram
Kuno melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno melalui studi pustaka dan diskusi
kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
IV.Pertemuan Kempat (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar Airlangga, Ken Arok dan Ken
Dedes
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Kediri dan Singasari
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Kediri
melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Singasari
melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerajaan kediri dan Singasari melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
V. Pertemuan Kelima (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan membacakan cuplikan kisah dari kitab Pararaton dan
Negarakertagama
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Majapahit
melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi membahas perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerajaan Majapahit melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok,
dan presentasi.
2. Bertanya jawab tentang proses runtuhnya kerjaan Majapahit melalui studi pustaka
dan diskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:


menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa membuat kliping gambar-gambar candi dan peninggalan dari
kerajaan Majapahit
VI.
Pertemuan Keenam (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan sejarah dari kerajaan
Sunda dan Bali
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Sunda dan Bali
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Bali melalui
studi pustaka, diskusi dan presentasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Sunda melalui
studi pustaka, diskusi dan presentasi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerajaan Sunda dan Bali melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan

VII. Pertemuan Ketujuh (1x 45)


A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar wali songo (sembilan)
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang proses masuk dan berkembangnya
Islam di Nusantara
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Membahas pengaruh perdagangan terhadap proses masuk dan berkembangnya
agama Islam di kepulauan Indonesia melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
2. Mengidentifikasi pada peta tempat-tempat dan bukti-bukti awal penyebaran Islam
di Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendeskripsikan tentang proses awal penyebaran Islam di kepulauan Indonesia
melalui, presentasi dan diskusi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VIII. Pertemuan Kedelapan (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Samudera
Pasai dan Aceh
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Samudera Pasai dan Aceh
Demak
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Samudera
Pasai melalui studi pustaka, dan diskusi.

2. Menjabarkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Aceh melalui studi


pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerjaan
Islam Aceh
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
IX.
Pertemuan Kesembilan (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Demak dan
Pajang
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Demak dan Pajang
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Mengkisahkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Demak melalui
studi pustaka dan diskusi.
2. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Pajang
melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerjaan
Islam Demak dan Pajang
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);

2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
X. Pertemuan Kesepuluh (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Mataram
Islam
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Mataram Islam
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menjabarkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Mataram melalui
studi pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Agung mengusir VOC dari Batavia
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Mataram
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
XI.
Pertemuan Kesebelas (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Banten
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Banten
B. Kegiatan Inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Banten
melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Ageng Tirtayasa mengusir VOC dari
Banten melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Banten
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
XII. Pertemuan Keduabelas (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Gowa Tallo
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Gowa - Tallo
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa Tallo melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Hasanuddin mengusir VOC dari Makasar
melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Gowa - Tallo
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:


menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
XIII. Pertemuan Ketigabelas (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Ternate dan
Tidore
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Ternate dan Tidore
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Ternate
melalui studi pustaka, dan diskusi.
2. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Tidore
melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Baabullah mengusir Portugis dari Ternate
melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Bertanya jawab tentang upaya-upaya Sultan Nuku mengusir Belanda dari Tidore
melalui studi pustaka dan diskusi.
3. Berdiskusi tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerjaan
Islam Ternate dan Tidore
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran

2. Menugaskan siswa membuat kliping gambar-gambar peninggalan kerajaankerajaan Islam di Nusantara


ALAT/BAHAN DAN SUMBER :
a. Alat/Bahan : OHP, LCD Projector, Komputer, Internet dan VCD Player
b. Sumber
:
1. Mustopo, Habib, dkk, 2006, Sejarah, SMA Kelas XI IPA, Jilid 2, Yudhistira :
Bogor
2. CD pembelajaran, LKS, Gambar, Bagan, dan sumber-sumber dari internet
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian
proses pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan
penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !
1. Teori yang menyatakan bahwa
masuknya agama dan kebudayaan
Hindu dari India ke Nusantara melalui
penaklukkan prajurit-prajurit India
terhadap
wilayah-wilayah
di
Nusantara adalah ....
A. Teori Brahmana
B. Teori Ksatria
C. Teori Waisya
D. Teori Sudra
E. Teori Campuran
2. Arca Budha tertua yang terbuat dari
perunggu berlanggam seni Arca
Ammarawati ditemukan di ....
A. Sempaga, Sulawesi Selatan
B. Jember, Jawa Timur
C. Bukit Siguntang, Sumatera Selatan
D. Pura Besakih, Bali

E. Singasari, Jawa Timur


3.

Prasasti dari Cilincing, Jakarta yang


berisi pembangunan Terusan Gomati
adalah ....
A. Prasasti Tugu
B. Prasasti Kebon Kopi
C. Prasasti Ciareteun
D. Prasasti Jambu
E. Prasasti Pasir Awi

4.

Prasasti yang menceritakan tentang


upaya raja Balaputra Dewa dari
kerajaan Sriwijaya membangun sebuah
Wihara bagi para mahasiswa dari
Sriwijaya di India adalah ....
A. Prasasti Ligor
B. Prasasti Karang Birahi

C. Prasasti Telaga Batu


D. Prasasti Nalanda
E. Prasasti Calcuta
5.

Seorang
Musafir
Cina
yang
mengadakan perjalanan ke India, 671
M dan singgah di Sriwijaya adalah ....
A. I-Tsing
D. Meng-Chi
B. Hwi-Ning
E. Cheng-Ho
C. Fa-Hien

6.

Kemunduran dan keruntuhan Sriwijaya


disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut, kecuali ....
A. berulangkali diserang oleh kerajaan
Cola dari India
B. terjadi perebutan kekuasaan untuk
menduduki tahta kerajaan
C. negara-negara taklukan Sriwijaya
banyak yang melepaskan diri
D. terdesak oleh perkembang kerajaan
Singasari dari Jawa Timur
E. serangan Majapahit

7.

Berdasarkan Prasasti Canggal, 732 M


yang dianggap sebagai pendiri kerajaan
Mataram Kuno adalah ....
A. Sanna
D. Syailendra
B. Sannaha
E. Samaratungga
C. Sanjaya

8.

Raja-raja Mataram Kuno, dari Sanjaya


sampai dengan Balitung termuat
dalam ....
A. Prasasti Canggal
B. Prasasti Kedu
C. Prasasti Kalasan
D. Prasasti Klurak
E. Prasasti Karang Tengah

9.

Masa kejayaan raja-raja Hindu di


Mataram Kuno membangun candicandi Hindu, di antaranya candi
Prambanan yang mulai dibangun pada
masa pemerintahan raja... .
A. Samaratungga
B. Pramodhawardhani
C. Rakai Pikatan
D. Rakai Kayuwangi
E. Balitung

10. Raja pertama yang memerintah di


Kerajaan
Medang-Kahuripan
dan
merupakan pendiri Dinasti lsyana di
Jawa Timur adalah ....
A. Sri Isana Tunggawijaya
B. Dharmawangsa
C. Pu Sindok
D. Airlangga
E. Kertajaya
11. Teori yang menyatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-11
didasarkan pada peninggalan sejarah
berupa ....
A. makam Fatimah binti Maimun di
Leran, Gresik
B. makam Sultan Malik ash Shaleh, di
Sumatera Utara
C. makam Maulana Malik lbrahim di
Gresik
D. komplek makam Tralaya di
Trowulan, Mojokerto
E. kompleks makam air mata di
Madura
12. Bukti arkeologi yang menunjukkan
bahwa pada masa puncak kejayaan
Majapahit, di lbukota Majapahit sudah
ada masyarakat Islam adalah ...
A. Makam Fatimah binti Maimun

B. Paduraksa Sendang Duwur, di


Tuban
C. Makam Maulana Malik lbrahim
D. Kompleks Makam Tralaya di
Mojokerto
E. Berita Cina dari Ma - Huan

16. Kerajaan Malaka didirikan oleh


Paramisora, yaitu seorang bangsawan
pelarian dari kerajaan ....
A. Kediri
D. Demak
B. Singasari
E. Mataram
C. Majapahit

13. Salah seorang dan Wali Songo yang


paling sering menggunakan seni
budaya sebagai media dalam berdakwa
adalah ....
A. Sunan Drajat
B. Sunan Bonang
C. Sunan Kalijaga
D. Sunan Muria
E. Sunan Gunung Jati

17. Kerajaan Aceh mencapai puncak


kejayaannya pada masa pemerintahan
.
A. Sultan Ali Muqhayat Syah
B. Sultan lskandar Thani
C. Sultan lskandar Muda
D. Sultan Salahudin
E. Sultan Alaudin Riayat Syah

14. Agama Islam mudah diterima oleh


masyarakat Indonesia pada waktu itu
disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut, kecuali ....
A. Syarat masuk Islam sangat mudah
B. Agama Islam tidak mengenal kastakasta
C. Upacara-upacara keagamaan Islam
sangat meriah
D. Penyebaran Islam di Indonesia di
sesuaikan dengan adat dan tradisi di
Indonesia
E. Runtuhnya kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit
15. Marah Silu setelah berhasil menjadi
raja Samuera Pasai bergelar ....
A. Sultan Malik ash Shaleh
B. Sultan Malik at - Thahir
C. Nazamuddin al Kamil
D. Sultan lskandar Muda
E. Sultan Malik al Mansur

18. Faktor-faktor pendukung berdirinya


Kerajaan Islam Demak adalah sebagai
berikut, kecuali ....
A. runtuhnya Malaka ke tangan
Portugis
B. banyak adipati pesisir ingin
memisahkan diri dari Majapahit
C. dukungan dan restu para wali
D. mundur dan runtuhnya Majapahit
E. kemenangan Belanda atas Portugis
di Malaka
19. Sultan Trenggana mengirim pasukan ke
Jawa Barat untuk menduduki Banten
dan Cirebon agar terhindar dari
intervensi Portugis. Pasukan tersebut
dipimpin oleh seorang pelarian dari
Pasai bernama ....
A. Pangeran Sabrang Lor
B. Mohammad Yunus
C. Syarif Hidayatullah
D. Arya Penangsang
E. Penghulu Demak

20. Latar belakang keruntuhan kerajaan


Demak adalah ....
A. Serangan kerajaan Banten
B. Runtuhnya Malaka ke tangan
Portugis

C. Dipindahkannya pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang


D. Blokade Portugis di pantai utara
Jawa
E. Berdirinya kerajaan Mataram

B. JAWABLAH SOAL-SOAL Dl BAWAH INI DENGAN BENAR !


1.
2.
3.
4.

Sebutkan dan jelaskan 4 teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia !
Apa yang dimaksud dengan upacara vratyastoma ?
Tuliskan silsilah raja-raja Kutai berdasarkan Prasasti Yupa !
Tuliskan wilayah kekuasaan Tarumanegara berdasarkan wilayah penemuan dari
peninggalannya !
5. Sebutkan faktor-faktor pendorong berdirinya kerajaan Sriwijaya !
6. Mengapa terjadi perang antara Balaputradewa dengan Rakai Pikatan?
7. Sebutkan faktor-faktor penyebab perpindahan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke
Jawa Timur!
8. Tunjukkan bukti bahwa agama dan kebudayaan Islam di Indonesia berasal dari Gujarat !
9. Apa makna yang dapat disimpulkan Islam dengan adanya Komplek Makam Tralaya di
Trowulan, Mojokerto ?
10. Mengapa Sultan Trenggana menugaskan Fatahillah menduduki Banten dan Cirebon di
Jawa Barat?

Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan

............, ..............
Guru Mapel Sejarah

........
NIP/NRK.......................

........................................
NIP/NRK.......................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi

:
:
:
:
:
:

Kompetensi Dasar

Indikator

...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
8 X 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari
negara
tradisional,
kolonial,
pergerakan
kebangsaan,
hingga
terbentuknya
negara
kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
1.2 Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia
di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan
Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan
Pendudukan Jepang.
- Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan
dan struktur birokrasi di Hindia Belanda pada masa VOC
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi,
militer, ekonomi dan sosial pada masa Pemerintah
Herman Willem Daedels
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi,
ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di Hindia Belanda
pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi dan
ekonomi di Hindia Belanda pada masa Pemerintah
Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
- Mendeskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di
Hindia Belanda pada masa Pemerintah Van Den Bosch
- Mendeskripsikan penerapan politik ekonomi liberal
kolonial
- Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang
pemerintahan, hukum, ekonomi, dan pendidikan
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi IndonesiaJepang pada masa kolonial Belanda.
- Mendiskripsikan Mendiskripsikan kebijakan politik
Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia
- Mendiskripsikan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan
Jawa Hokokai.

- Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan


Jepang dengan kaum nasionalis Islam
- Mendiskripsikan pengerahan pemuda dan pembentukan
organisasi semi militer.
- Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan
bhan pangan pada masa pendudukan Jepang
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia
Belanda pada masa VOC
2. Mengidentifikasi perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa
Pemerintah Herman Willem Daedels
3. Menjelaskan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di
Hindia Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
4. Menerangkan perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
5. Menjabarkan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Van Den Bosch
6. Menerangkan penerapan politik ekonomi liberal kolonial
7. Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, dan
pendidikan
8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
9. Menjelaskan Mendiskripsikan kebijakan politik Pemerintah Pendudukan Jepang di
Indonesia
10. Menerangkan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan Jawa Hokokai.
11. Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis Islam
12. Menjabarkan pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer.
13. Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bahan pangan pada masa
pendudukan Jepang
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri (keteguhan hati, optimis).Berorientasi pada tugas (bermotivasi,
tekun/tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu
memimpin), Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).

MATERI AJAR (MATERI POKOK)

INDONESIA PADA MASA KOLONIAL


Pada tahun 1595 Coenelis de Houtman yang sudah merasa mantap, mengumpulkan
modal untuk membiayai perjalanan ke Timur Jauh. Pada bulan April 1595, Cornelis de
Houtman dan De Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara. Pada
bulan Juni 1596 pelayaran yang dipimpin oleh De Houtman berhasil berlabuh di Banten.
A. VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)
Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu : Pangeran Maurits dan Johan van Olden
Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah
kongsi dagang besar yang diberi nama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) atau
Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur. Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.
Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois
Wittert. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :
a. Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara sesama pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa
Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang masih menduduki Belanda.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, oleh pemerintah Belanda VOC
diberi hak-hak istimewa yang dikenal sebagai Hak Octroi yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Monopoli perdagangan
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5. Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
6. mendirikan benteng
7. menyatakan perang dan damai
8. mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat
Untuk mendapatkan keuntungan yang besar VOC menerapkan monopoli perdagangan.
Bahkan pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada pelaksanaan monopoli
bangsa Portugis. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Verplichte Leverantie
Contingenten
Ekstirpasi
Pelayaran Hongi

KEMUNDURAN VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18. Hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
4. Adanya persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis
(Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).
5. Hutang VOC yang sangat besar
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC
tidak sesuai lagi untuk diteruskan
8. Pendudukan Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795, menganggap badan
seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris, sehingga
VOC harus dibubarkan.
Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak octroi
dihapus. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar
134,7 juta gulden. Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah
kerajaan Belanda.
B. MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA
Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Perancis, berhasil
merebut kekuasaan. Sehingga di Belanda terbentuklah pemerintahan baru yang disebut
Republik Bataaf. Republik ini menjadi boneka Perancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon
Bonaparte. Sedangkan raja Belanda, Willem V, melarikan diri dan membentuk pemerintah
peralihan di Inggris. Pada waktu itu antara Inggris dan Perancis sedang bermusuhan dengan
hebatnya.

C. MASA PEMERINTAHAN HERMAN W. DAENDELS


1. LATAR BELAKANG
Karena secara geografis letak Belanda dekat dengan Inggris, Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda. Sehingga pada tahun 1806, Perancis (Napoleon)
membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda)
sebagai gantinya. Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai raja Belanda. Hal
ini berarti sejak saat itu pemerintahan yang berkuasa di Indonesia adalah pemerintahan
Belanda-Perancis. Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur
Jendral di Indonesia (1808 1811. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808
dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
2. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN HERMAN W. DAENDELS
a.

Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Pusat pemerintahan (Weltevreden) dipindahkan agak masuk ke pedalaman


2. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping Gubernur Jendral dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasehat.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda.
b. Bidang Hukum dan Peradilan
1. Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan, yaitu :
a. Pengadilan untuk orang Eropa
b. Pengadilan untuk orang Pribumi
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi
ia sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran.
c.

Bidang Militer dan Pertahanan

1. Membangun jalan antara Anyer Panarukan. Jalan ini penting sebagai lalu-lintas
pertahanan maupun perekonomian.
2. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab
hubungan Belanda dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan.
3. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

d. Bidang Ekonomi dan Keuangan


1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Pajak In Natura (Contingenten) dan sistem penyerahan wajb (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat.
3. Mengadakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspor (kopi).
e.

Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer Panarukan.
2. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan.
3. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Louis Bonaparte sebagai raja Belanda, akhirnya menarik kembali Daendels. Penarikan
Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang Panglima Perang yang
kemudian dikerahkan ke medan Rusia.
D. MASA PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA (Masa Interegnum) 1811 1816
1.

LATAR BELAKANG

Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke
Eropa. Penggantinya, Gubernur Jendral Jansen, tidak mampu menahan serangan musuh,
sehingga terpaksa menyerah. Akhir dari penjajahan Belanda Perancis ini ditandai dengan
Kapitulasi Tuntang, yang isinya sebagai berikut :
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus.
4. Semua hutang Pemerintah Belanda yang dulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
Kapitulasi Tuntang ini ditandatangani pada tanggal 18 9 1811, oleh S. Auchmuty
dari pihak Inggris dan Janssens dari pihak Belanda. Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang,
raja muda Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles
sebagai Wakil Gubernur (Lieutenant Governor) di Jawa.

2.

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN THOMAS STAMFORD RAFFLES


a.

Bidang Birokrasi Pemerintahan

Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan sebagai berikut :


1. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan.
2. Sistem pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat mematikan usaha-usaha rakyat.
3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dijadikan pegawai pemerintah kolonial
yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
b.
Bidang Ekonomi dan Keuangan
1. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte
Leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Kedua peraturan tersebut dianggap
terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.
2. Menetapkan Sistem Sewa Tanah (Landrent).
3. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
c.
Bidang Sosial
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
2. Penghapusan perbudakan.
3. Peniadaan Pynbank (disakiti) yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan
Harimau.
d.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna
bagi Ilmu Pengetahuan, seperti :
1. Ditulisnya buku berjudul History of Java.
2. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
3. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
3. BERAKHIRNYA KEKUASAAN THOMAS STAMFORD RAFLLES
Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of
London, 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani di London oleh wakil-wakil Belanda dan
Inggris yang isinya sebagai berikut :
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris
3. Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris dan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.

E. MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA (Nederlandsch Indie) (1816 1942)


1.

Pemerintahan Komisaris Jendral

Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris, yang berkuasa di Indonesia adalah Pemerintahan


Hindia Belanda. Pada mulanya pemerintahan ini merupakan pemerintahan kolektif yang
terdiri dari tiga orang, yaitu : Flout, Buyskess dan Van Der Capellen. Mereka berpangkat
komisaris Jendral. Masa peralihan ini hanya berlangsung dari tahun 1816 1819. Pada tahun
1819, kepala pemerintahan mulai dipegang oleh seorang Gubernur Jendral Van Der Capellen
(1816-1824)
Pada kurun waktu 1816-1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif
terus berlangsung. Sementara itu kondisi di negeri Belanda dan di Indonesia semakin
memburuk. Oleh karena itulah usulan Van Den Bosch untuk melaksanakan Cultuur Stelsel
(tanam paksa) diterima dengan baik, karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang
besar bagi negeri induk.
F. PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA (CULTUUR STELSEL) PADA TAHUN
1830 - 1870

1.
2.
3.

4.
5.
6.

a. Latar Belakang Sistem Tanam Paksa


Di Eropa Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa kejayaan Napoleon,
sehingga menghabiskan biaya yang besar.
Terjadinya Perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari
Belanda pada tahun 1830.
Terjadi Perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan
termahal bagi Belanda. Perang Diponegoro menghabiskan biaya kurang lebih 20.000.000
Gulden.
Kas negara Belanda kosong dan hutang yang ditanggung Belanda cukup berat.
Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
Kegagalan usaha mempraktekkan gagasan liberal (1816-1830) dalam mengeksploitasi
tanah jajahan untuk memberikan keuntungan besar terhadap negeri induk.
b.

Aturan-aturan Tanam Paksa

Ketentuan-ketentuan pokok Sistem Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad (lembaran


negara) tahun 1834, no. 22, beberapa tahun setelah Tanam Paksa dijalankan di Pulau Jawa
berbunyi :
1. Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan
sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman ekspor yang dapat dijual dipasaran
Eropa.

2. Tanah pertanian yang disediakan penduduk, tidak boleh melebihi seperlima dari tanah
pertanian yang dimiliki penduduk desa.
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi
pekerjaan untuk menanam tanaman padi.
4. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah.
5. Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda; Jika harganya
ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka kelebihan itu diberikan
kepada penduduk.
6. Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan petani, akan menjadi tanggungan
pemerintah
7. Bagi yang tidak memiliki tanah, akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik-pabrik
milik pemerintah selama 65 hari setiap tahun.
Ketentuan ketentuan tersebut memang kelihatan tidak terlampau menekan rakyat. Dalam
prakteknya, sistem tanam paksa seringkali menyimpang, sehingga rakyat banyak dirugikan,
misalnya:
1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan suka rela akan tetapi dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan cara-cara paksaan.
2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka. Seringkali tanah
tersebut satu per tiga bahkan semua tanah desa digunakan untuk tanam paksa.
3. Pengerjaan tanaman-tanaman ekspor seringkali jauh melebihi pengerjaan tanaman padi.
Sehingga tanah pertanian mereka sendiri terbengkelai.
4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa.
5. Kelebihan hasil panen setelah diperhitungkan dengan pajak tidak dikembalikan kepada
petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani
7. Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah dijadikan tenaga paksaan.
c.

Akibat-akibat Tanam Paksa

Bagi Belanda
1. Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran
Eropa
2. Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembang kempis, pada masa Tanam Paksa
mendapat keuntungan besar
3. Pabrik-pabrik gula yang semula diusahakan oleh kaum swasta Cina, kemudian juga
dikembangkan oleh pengusaha Belanda karena keuntungannya besar.
4. Belanda mendapatkan keuntungan (batiq slot) yang besar.

Bagi Indonesia
Dampak negatif :
1. Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan
2. Beban pajak yang berat
3. Pertanian utamanya padi banyak mengalami kegagalan panen
4. Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana.
5. Jumlah penduduk Indonesia menurun.
Dampak positif :
1. Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru
2. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.
Karena reaksi-reaksi tersebut, secara berangsur-angsur pemerintah Belanda mulai
mengurangi pemerasan lewat Tanam Paksa dan menggantikannya dengan sistem politik
ekonomi liberal kolonial. Tonggak berakhirnya Tanam Paksa adalah dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Pokok Agraria (Agrarische Wet), 1870.
G. POLITIK EKONOMI LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 1870

a.
b.
c.
d.

1.
LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi
namun memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.
Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi
Industri sehingga sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia).
AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk
meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat
menanamkan modalnya di Indonesia.

Pelaksanaan politik ekonomi liberal ini dilandasi dengan beberapa peraturan diantaranya
sebagai berikut :
1. Indische Comptabiliteit Wet, 1867.
2. Suiker Wet
3. Agrarische Wet (Undang-undang Agraria),1870.
4. Agrarische Besluit, 1870.

2.PELAKSANAAN SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL


Sejak tahun 1870 di Indonesia diterapkan Imperialisme Modern (Modern Imperialism).
sejak tahun tersebut di Indonesia telah diterapkan Opendeur Politiek yaitu politik pintu
terbuka terhadap modal-modal swasta asing. Disamping modal swasta Belanda sendiri, modal
swasta asing lain juga masuk ke Indonesia, seperti modal dari Inggris, Amerika, Jepang dan
Belgia. Modal-modal swasta asing tersebut tertanam pada sektor-sektor pertanian dan
pertambangan, seperti karet, teh, kopi, tembakau, tebu, timah dan minyak. Sehingga
perkebunan-perkebunan dibangun secara luas dan meningkat pesat.
3.

AKIBAT SISTEM POLITIK LIBERAL KOLONIAL

Bagi Belanda :
1. Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta Belanda dan
pemerintah kolonial Belanda.
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda. Pada
tahun 1870 luas tanah di pulau Jawa yang ditanami tebu seluas 54.176 bahu, maka
dalam tahun 1900 meningkat menjadi 128.301 bahu.
3. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
Bagi rakyat Indonesia :
1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk
2. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga kopi dan gula
membawa akibat buruk bagi penduduk. Uang sewa tanah dan upah pekerja menurun.
3. Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras, sementara pertumbuhan
penduduk Jawa meningkat cukup pesat.
4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah bersaing dengan banyak barangbarang impor dari Eropa.
5. Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya
angkutan dengan kereta api.
6. Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang
berat bagi yang melanggar peraturan Poenale Sanctie.

H. POLITIK ETIS
1. Latar Belakang
a. Pelaksanaan sistem tanam paksa yang mendatangkan keuntungan berlimpah bagi Belanda,
namun menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia.
b. Eksploitasi terhadap tanah dan penduduk Indonesia dengan sistem ekonomi liberal tidak
mengubah nasib buruk rakyat pribumi.

c. Upaya Belanda untuk memperkokoh pertahanan negeri jajahan dilakukan dengan cara
penekanan dan penindasan terhadap rakyat.
d. Adanya kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri (Kaum Etisi) seperti Van Kol, Van
Deventer, Brooschooft, De Waal, Baron van Hoevell, Van den Berg, Van De Dem dan lainlain.
Tokoh tersebut memperjuangkan agar pemerintah Belanda meningkatkan kesejahteraan
moril dan materiil kaum pribumi, menerapkan desentralisasi dan efisiensi. Perjuangan mereka
kemudian dikenal sebagai Politik Etis.
2. Pelaksanaan Politik etis
Pada periode 1900 -1925 banyak kemajuan dan perubahan dicapai. Bangunan-bangunan
besar didirikan, semua itu merupakan keharusan dalam kemajuan yang tidak dapat dielakkan.
Perubahan-perubahan tersebut sebagai berikut :
a. Desentralisasi Pemerintahan
Sebelum tahun 1900 pemerintahan di Indonesia dilakukan secara sentralisasi. Sejak tahun
1854 dikeluarkan peraturan yang memberikan hak kepada parlemen untuk mengawasi
jalannya pemerintahan Hindia-Belanda.
b. Irigasi
Sarana yang sangat vital bagi pertanian adalah sarana irigasi (pengairan). Pada tahun 1885
pemerintah telah membangun secara besar-besaran bangunan irigasi di Brantas dan Demak
seluas 96.000 bau. Pada tahun 1908 berkembang menjadi 173.000 bau.
c. Emigrasi (Transmigrasi)
Dalam abad ke-19 terjadi migrasi penduduk dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, berhubung
dengan perluasan tanaman tebu.
d. Edukasi
Pemerintah kolonial Belanda membentuk dua macam sekolah untuk rakyat pribumi, yaitu
Sekolah kelas I (angka satu) untuk anak-anak pegawai negeri dan orang berkedudukan.
Dan sekolah kelas II (angka dua) untuk kepada anak-anak pribumi pada umumnya.
3. Kegagalan Politik Etis Dan Politik Asosiasi
Kegagalan pelaksanaan politik Etis tersebut nampak dalam :
1. Sejak pelaksanaan sistem ekonomi liberal Belanda mendapatkan keuntungan yang besar,
sedangkan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi tetap rendah.
2. Hanya sebagian kecil kaum pribumi yang memperoleh keuntungan dan kedudukan yang
baik dalam masyarakat kolonial, yaitu golongan pegawai negeri.
3. Pegawai negeri dari golongan pribumi hanya digunakan sebagai alat saja, sehingga
dominasi bangsa Belanda tetap sangat besar.

METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Membandingkan
perkembangan
masyarakat Indonesia
di bawah penjajahan:
dari masa VOC,
Pemerintahan Hindia
Belanda, Inggris,
sampai Pemerintahan
Pendudukan Jepang.

Terstruktur

Mendeskripsikan

perkembangan
sistem birokrasi,
militer, ekonomi
dan sosial pada
masa Pemerintah
Herman Willem
Daedels melalui
melalui studi
pustaka dan diskusi.

Mandiri
Siswa dapat
Mendeskripsikan
perkembangan sistem
birokrasi, militer,
ekonomi dan sosial pada
masa Pemerintah
Herman Willem Daedels

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar kapal-kapal VOC
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang VOC
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas proses berdirinya VOC melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Mengidentifikasi proses hak-hak istimewa yang dimiliki oleh VOC melalui studi
pustaka dan tanya jawab.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Membahas perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia
Belanda pada masa VOC melalui studi pustaka dan diskusi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:


menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
II. Pertemuan Kedua (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar Herman W. Daendels, Jalan Anyer
Panarukan, Thomas Stamford Raffles dan Kebun Raya Bogor
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang Tanam Paksa
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Mendiskripsikan perkembangan politik di Eropa sehingga Louis Napoleon
mengirimkan Herman W. Daendels ke Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi
kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial di Hindia
Belanda pada masa Pemerintah Herman Willem Daendels melalui studi pustaka dan
diskusi kelas.
2. Mendiskripsikan perkembangan politik di Eropa sehingga Thomas Raffles berkuasa di
Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
3. Mengidentifikasi perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu
Pengetahuan di Hindia Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran

2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan


III.
Pertemuan Ketiga (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar penduduk di Indonesia pada masa
Tanam Paksa
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang penerapan sistem Tanam Paksa
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia
Belanda pada masa Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Mengidentifikasi latar belakang penerapan sistem Tanam Paksa melalui studi pustaka
dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Van Den Bosch melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
IV. Pertemuan Keempat (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar perkebunan Indonesia pada masa
kolonial
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang sistem ekonomi liberal pada masa kolonial
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


1. Bersama siswa membahas penerapan sistem ekonomi liberal kolonial melalui studi
pustaka dan diskusi.
2. Mengidentifikasi dampak penerapan sistem ekonomi liberal kolonial melalui studi
pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi,
dan pendidikan melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa membuat klipping gambar-gambar dari masa kolonial dari majalah,
guntingan koran dan internet
V. Pertemuan Kelima (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar pemimpin dan tentara Jepang dari
zaman Pendudukan Jepang di Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa
kolonial Belanda melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Mengidentifikasi politik Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia melalui studi
pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan reaksi penduduk Indonesia pada awal penduduk Jepang di Indonesia
melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:


menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VI.Pertemuan Keenam (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar pemimpin dan pemimpin Indonesia
pada masa zaman Pendudukan Jepang di Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas pembentukan Gerakan 3A melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Membahas pembentukan Poetra dan Jawa Hokokai melalui studi pustaka dan diskusi
kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan kegiatan para pemimpin nasional dalam memanfaatkan Poetra
sebagai media komunikasi dengan rakyat melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VII. Pertemuan Ketujuh (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar Seinendan, Keibodan, Heiho dan Peta
pada zaman Pendudukan Jepang di Indonesia

2. Menggali pemahaman awal siswa tentang organisasi-organisasi semi militer buatan


Jepang di Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum
nasionalis melalui studi pustaka dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Membahas pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer melalui studi
pustaka dan diskusi kelas.
2. Mendiskripsikan kegiatan oragnisasi-organisasi semi militer pada zaman pendudkan
Jepang di Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VIII. Pertemuan Kedelapan (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar kegiatan Romusha pada zaman
Pendudukan Jepang di Indonesia
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang sistem kerja paksa pada zaman pendudukan
Jepang di Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas latar belakang pengerahan tenaga kerja, ekonomi dan bahan
pangan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Membahas penerapan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bahan pangan pada
masa pendudukan Jepang melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Mendiskripsikan dampak penerapan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bahan


pangan pada masa pendudukan Jepang melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
ALAT/BAHAN DAN SUMBER :
a. Alat/Bahan
: OHP, LCD Projector, Komputer, Internet dan VCD Player
b. Sumber
:
1. Mustopo, Habib, dkk, 2006, Sejarah, SMA Kelas XI IPA, Jilid 2, Yudhistira : Bogor
2. CD pembelajaran, LKS, Gambar, Bagan, dan sumber-sumber dari internet
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian proses
pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !
1. Latar belakang kedatangan Belanda ke
Indonesia adalah .
A. Invasi Napoleon ke negara-negara
Eropa termasuk Belanda
B. Pendudukan
Spanyol
terhadap
Lisabon sehingga Belanda kesulitan
mendapatkan rempah-rempah
C. Adanya persaingan dengan Portugis
dan Spanyol dalam mencari tanahtanah jajahan
D. Keinginan untuk menemukan India

E. Kekalahan Belanda dalam perang 30


tahun melawan Spanyol
2. Agar VOC leluasa dalam melaksanakan
tugasnya, maka pemerintah Belanda
memberikan hak-hak istimewa kepada
VOC yang meliputi hak-hak sebagai
berikut, kecuali .
A. mengangkat dan memberhentikan
pegawai
B. memiliki tentara

C. mendirikan negara merdeka di


seberang lautan
D. mengeluarkan / mencetak uang
E. menyatakan perang dan damai
3. Setelah mampu menggantikan posisi
Portugis di Maluku, Belanda mendirikan
Loji di Ambon dengan Gubernur Jendral
Pertamanya .
A. Pieter Both
B. Jon Pieterzoon Coen
C. Van Den Bosch
D. De Jonge
E. De Kock
4. Seorang Gubernur Jendral yang
memindahkan Loji VOC dari Ambon ke
Batavia adalah .
A. de Jonge
B. de Fock
C. Pieter Both
D. Jan Pieterzoon Coen
E. Van Den Bosch
5. Kewajiban pajak yang harus dibayarkan
dengan hasil bumi disebut .
A. Verplichte Leverantie
B. Pelayaran Hongi
C. Contingenten
D. Poenale Sanctie
E. Eksterpasi
6. Semakin
luasnya
wilayah
VOC
berakibat kemunduran VOC itu sendiri,
sebab .
A. Semakin banyaknya korupsi
B. Tidak sesuai dengan semangat
Liberalisme Ekonomi
C. Bersaing dengan Portugis dan VOC

D. Biaya perang yang terlalu besar


E. Anggaran untuk pegawai terlalu besar
7. Langkah-langkah
Daendels
dalam
mengemban tugasnya di Indonesia
adalah sebagai berikut, kecuali .
A. Pulau Jawa dibagi menjadi 18
wilayah
B. Membangun jalan antara Anyer dan
Panarukan
C. Menerapkan kerja Rodi
D. Menerapkan Preanger Stelsel
E. Menerapkan penyerahan wajib
8. Proses penyerahan kekuasaan di
Indonesia dari Belanda ke Inggris tahun
1814 ditandai dengan .
A. Convention of London
B. Traktat Sumatra
C. Kapitulasi Tuntang
D. Kapitulasi Kalijati
E. Perjanjian Bongaya
9. Setelah ditunjuk sebagai Gubernur
Jendral di Indonesia, Raffles melakukan
langkah-langkah pembaharuan sebagai
berikut, kecuali .
A. menerapkan sistem Landrent
B. menerapkan kerja rodi
C. menghapuskan penyerahan wajib
D. menegakkan persamaan hukum
E. membagi Pulau Jawa menjadi 9
propinsi
10. Sistem Tanam Paksa yang diusulkan
Van den Bosch didorong oleh hal-hal
sebagai berikut, kecuali .
A. kas negara yang kosong
B. keinginan para Bupati untuk
mendapatkan Cultuure Procenten

C. pemasukan uang dari penanaman


kopi tidak banyak
D. hutang luar negeri yang berat
E. perang yang memakan biaya besar
11. Berakhirnya Cultuur Stelsel ditandai
dengan dikeluarkan peraturan .
A. Suiker Wet
B. Agrarische Wet
C. Compatibilitet Wet
D. Poenale Sanctie
E. Bill of Right
12. Serbuan tentara Jepang ke Indonesia,
menyebabkan Belanda menyerah tanpa
syarat terhadap Jepang pada tanggal 8
Maret 1942 di ....
A. Tuntang
B. Kalijati
C. Batavia
D. Bandung
E. Linggarjati
13. Pada mulanya Jepang datang ke
Indonesia dengan membawa semboyan
yang simpatik, yaitu ....
A. pendidikan adalah untuk masyarakat
umum
B. membebaskan bangsa Asia dari
penjajahan bangsa barat
C. kemakmuran merata bagi seluruh
rakyat Indonesia
D. pembangunan teknologi dan militer
yang kuat
E. tunjangan sosial bagi kaum yang
lemah
14. Setelah Gerakan 3A bubar, sebagai
penggantinya Jepang membentuk ....
A. MIAI
D. Putera

B. Suishintai
C. Keibodan

E. Heiho

15. Tujuan pemerintah Jepang membentuk


PUTERA adalah ....
A. mengembangkan kesadaran politik
para pemuda
B. melatih militer kaum muda pribumi
C. membujuk kaum nasionalis sekuler
dan intelektual
D. menghilangkan kecurigaan terhadap
Jepang
E. membujuk kaum nasionalis Islam

16. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang


banyak, maka tiap-tiap desa dibentuk
panitia pengerahan tenaga kerja yang
disebut ....
A. Tonarigumi
B. Romusha
C. Romukyokai
D. Nogyo Kumiai
E. Kinrohoshi
17. Dewan Pertimbangan Pusat yang
bertugas memberikan sarana-sarana
kepada pemerintah pendudukan Jepang
disebut ....
A. Nogyo Kumiai
B. Kempetai
C. Keimin Bunka Sidosho
D. Cuo Sangi In
E. Suishintai
18. Lembaga kebudayaan pada zaman
pendudukan Jepang di Indonesia disebut
....
A. Nogyo Kumiai
B. Tonarigumi

C. Romukyokai
D. Cuo Sangi In
E. Keimin Bunka Sidhoso
19. Pada masa pendudukan Jepang semua
organisasi
pergerakan
dilarang,
kecuali ....
A. Gerindo
B. Gapi
C. Sarikat Islam
D. MIAI

E. Parmusi
20. Pemerahan bahan makanan pemerintah
militer Jepang terhadap rakyat Indonesia
dilakukan melalui ....
A. Romukyokai
B. Tonarigumi
C. Minseifu
D. Nogyo Kumiai
E. Jawa Hokokai

B. JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !


1. Apa sebenarnya tugas utama Herman W. Daendels datang ke Indonesia ?
2. Apa akibat-akibat positif Tanam Paksa bagi bangsa Indonesia ?
3. Sebutkan akibat-akibat pelaksanaan politik ekonomi liberal kolonial 1870-1900 bagi
bangsa Belanda dan bangsa Indonesia
4. Mengapa Jepang membom pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour?
5. Apa isi pokok dari Kapitulasi Kalijati , 8 Maret 1942 ?
6. Apa manfaat PUTERA bagi Indonesia ?
7. Mengapa Jepang membentuk organisasi Jawa Hokokai ?
8. Sebutkan jenis-jenis tanaman yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk ditanam pada
masa pendudukan Jepang di Indonesia!
9. Bagaimanakah peranan Bahasa Indonesia pada zaman Jepang ?
10. Bagaimanakah peranan PETA dalam perjuangan mendapatkan dan mempertahankan
kemerdekaan ?

Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan

............, ..............
Guru Mapel Sejarah

........
NIP/NRK.......................

........................................
NIP/NRK.......................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi

:
:
:
:
:
:

Kompetensi Dasar

Indikator

...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.3 Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan
nasionalisme Indonesia.
- Mendeskripsikan Faktor-faktor pendorong lahirnya
pergerakan nasional Indonesia
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Budi
Utomo sebagai pelopor pergerakan nasional Indonesia
- Mendeskripsikan perkembangan Serikat Islam sebagai
organisasi pergerakan nasional dari golongan Islam
- Mendeskripsikan perkembangan Indische Partij sebagai
organisasi pergerakan nasional nasionalis dari golongan
Indo-Belanda
- Mendeskripsikan perkembangan PKI sebagai organisasi
pergerakan nasional dari golongan sosilis-komunis
- Mendeskripsikan perkembangan PNI sebagai organisasi
pergerakan nasional dari golongan nasionalis
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya PPPKI
sebagai usaha untuk mempersatukan kekuatan organisasi
pergerakan nasional
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Gerakan
Pemuda dan Sumpah Pemuda sebagai usaha untuk
menggalang mempersatukan dan kesatuan nasional
- Mendeskripsikan Perjuangan di dalam volksraad dengan
Petisi Soetardjo dan GAPI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan Faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia
2. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Budi Utomo sebagai pelopor
pergerakan nasioanl Indonesia

3. Menerangkan perkembangan Serikat Islam sebagai organisasi pergerakan nasional


dari golongan Islam
4. Menjabarkan perkembangan Indische Partij sebagai organisasi pergerakan nasional
nasionalis dari golongan Indo-Belanda
5. Menguraikan perkembangan PKI sebagai organisasi pergerakan nasional dari
golongan sosilis-komunis
6. Menjelaskan perkembangan PNI sebagai organisasi pergerakan nasional dari
golongan nasionalis
7. Menidentifikasi muncul dan berkembangnya PPPKI sebagai usaha untuk
mempersatukan kekuatan organisasi pergerakan nasional
8. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Gerakan Pemuda dan Sumpah Pemuda
sebagai usaha untuk menggalang mempersatukan dan kesatuan nasional
9. Menjelaskan berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan
nasional
10. Menerangkan Perjuangan di dalam volksraad dengan Petisi Soetardjo dan GAPI
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri (keteguhan hati, optimis).Berorientasi pada tugas (bermotivasi,
tekun/tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu
memimpin), Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).

MATERI AJAR (MATERI POKOK)

A. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL


INDONESIA
1. Faktor Intern (dari dalam)
a. Penderitaan rakyat selama penjajahan Belanda
b. Adanya deskriminasi rasial
c. Adanya Politik Etis
2. Faktor Extern (dari luar)
a. Pengaruh faham-faham baru dari Eropa, seperti : Liberalisme, Demokrasi dan
Nasionalisme
b. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1904 1905), mengangkat harkat dan
martabat bangsa-bangsa Asia.

c. Pengaruh pergerakan nasional negara-negara Asia-Afrika lainnya, seperti : Turki,


Mesir, India, Cina dan Filipina.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN IDIOLOGI DAN ORGANISASI


PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Budi Utomo
Berdirinya Budi Utomo diawali dari upaya dr. Wahidin Sudirohusodo berkeliling Jawa
untuk membentuk Studie Fonds (Dana Belajar) untuk memberikan beasiswa bagi siswa yang
tidak mampu, namun berpotensi. Pada kahir 1907, dr. Wahidin bertemu pemuda Sutomo,
pelajar STOVIA di Jakarta. Karena adanya kesamaan pemikiran antara kedua tokoh tersebut,
maka pada hari Rabu, 20 Mei 1908, di Gedung STOVIA (Gedung Kebangkitan Nasional
sekarang) dibentuklah organisasi modern pertama yang diberi nama Budi Utomo. Sebagai
ketua pertamanya terpilih dr. Soetomo.
Pada mulanya tujuan Budi Utomo tertulis secara samar-samar yaitu Kemajuan bagi
Hindia. Sedangkan jangkauan geraknya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Dalam
waktu 6 bulan, Mei sampai dengan Oktober 1908, cabang Budi Utomo sudah berdiri di
Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Probolinggo.
Pada bulan Oktober 1908, diadakan kongres Budi Utomo yang pertama di
Yogyakarta, yang menghasilkan kepustusan-keputusan sebagai berikut :
a. Budi Utomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik
b. Kegiatan Budi Utomo ditujukan kepada bidang pendidikan dan kebudayaan
c. Ruang gerak terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
Kongres tersebut juga memutsukan susunan pengurus besar Budi Utomo. Bu[ati
Karanga Anyar, R.T. Tirtokusumo, dipilih sebagai ketuanya. Pusat organisasi ditetapkan di
Yogyakarta. Dalam perkembangannya, Budi Utomo kurang diminati oleh golongan muda.
Hal ini disebabkan :
a. Budi Utomo lebih memetingkan golongan priyayi.
b. Budi Utomo lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial daripada reaksi rakyat
pribumi.
c. Budi Utomo lebih mengutamakan pemakaian Bahasa Belanda daripada Bahasa
Indonesia
d. Budi Utomo tidak berpolitik
Walaupun demikian, sampai akhir tahun 1909, Budi Utomo telah mempunyai 40
cabang dengan jumlah anggota kurang lebih 10.000 orang. Pada tahun 1914, saat Perang

Dunia I meletus, Budi Utomo yang pamornya sudah menurun, mengusulkan perlunya
wajib militer bagi penduduk bumi putera (Indie Weerbaar). Gagasan ini ditolak Belanda,
sebagai gantinya parlemen Belanda membentuk Volksraad (Dewan Rakyat), Desember
1916.
Serikat Islam
Pada mulanya, pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam
(SDI) di Solo, dengan tujuan untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia
dari ancaman pedagang Cina. Dengan masuknya Umar said Cokroaminoto, SDI diubah
namanya menjadi Serikat Islam (SI), agar anggotanya tidak terbatas pada golongan
pedagang saja. Adapun tujuan dari Serikat Islam adalah sebagai berikut :
a. mengembangkan jiwa dagang
b. membantu para anggotanya yang mempunyai kesulitan dalam usahanya
c. memajukan pengajaran
d. memprbaiki pendapat-pendapat yang keliru tentang Islam.
Dalam waktu yang relatif singkat Serikat Islam mendapatkan simpati dan jumlah
anggota yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh :
a. Serikat Islam terbuka bagi semua golongan
b. Serikat Islam berpolitik untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan
c. Serikat Islam membela kepentingan rakyat pribumi yang menderita karena penjajahan
d. Serikat Islam dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dihormati, seperti alim ulama dan kiaikiai
e. Agama Islam dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Melihat adanya tanda-tanda semangat revolusioner dalam tubuh Serikat Islam,
Gubernur Jendral Idenberg menaruh sikap waspada. Pada bulan Agustus 1912, untuk
sementara waktu kegiatan Serikat Islam diskors. Pada kongres Serikat Islam pertama di
Surabaya, Januari 1913, ditegaskan bahwa Serikat Islam bukan partai politik. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada kongres tersebut juga
diputuskan bahwa Haji Umar Said Cokroaminoto, sebagai ketua SI dan Surabaya sebagai
pusat kegiatan SI.
Pada tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Serikat Islam (CSI) dengan tugas
mengatur kerjasama antar SI daerah. Sementara itu ISDV (Indische Social Democratische
Vereniging) yang berhaluan komunis yang didirikan oleh H.J.F.M. Sneevliet meakukan
penyusupan (infiltrasi) ke dalam tubuh SI. ISDV berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh
muda SI, seperti : Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirjo melalui SI
cabang Semarang. Dalam perkembangannya terjadi pertentangan antara kelompok SI Putih
dan SI Merah yang berhaluan komunis. Oleh karena itu pada konggres SI, Oktober 1921

diputuskan diberlakukannya disiplin partai. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama
menjadi Sarekat Rakyat.
Indische Partij
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga
serangkai, yaitu :
1. E.F.E. Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi.
2. Suwardi Suryaningrat
3. dr. Cipto Mangunkusumo
Tujuan didirikannya Indische Partij ini adalah untuk mempersatukan semua Indiers
sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka. Yang dimaksud dengan Indiers
adalah semua orang yang lahir di Indonesia dan mengaku bertanah air Indonesia, baik
orang Indo-Belanda, Cina, Arab maupun pribumi asli. Cita-cita Indische Partij ini
disebarluaskan melalui surat kabar De Express.
Karena sikap dan programnya yang tegas dan bercita-cita Hindia Merdeka untuk
pertamakalinya, maka surat permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan
hukum ditolak pemerintah Hindia Belanda. Sikap kritis Indische Partij ini juga tampak
dalam artikel yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dalam surat kabar De Express yang
berjudul Als ik en Nederlanders Was (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel tersebut
berisi sindiran terhadap pemerintah Hidia Belanda yang mengajak bangsa Indonesia untuk
memperingati hari kemerdekaan Belanda yang ke-seratus.
Karena kegiatan-kegiatan IP dianggap merugikan pemerintah, maka pada bulan
Agustus 1913, pemerintah Belanda menangkap ketiga pemimpin IP tersebut diatas. Merka
kemudian mendapatkan hukuman buang. Mereka sendiri memilih Belanda sebagai tempat
pembuangannya. Dengan dibuangnya ketiga tokoh IP tersebut, maka kegiatan IP semakin
menurun. Oleh karena itulah IP kemudian berganti nama menjadi partai Insulinde. Pada
tahun 1919, Insulinde berganti nama lagi menjadi Nasional Indische Partij (NIP).
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan pada tahun 1908 di Den Haag, Belanda. Pada
mulanya bernama Indische Veereniging (IV). Pendirinya adalah orang-orang Indonesia
yang berada di Belanda, antara lain Sultan Kasayangan dan R.M. Noto Suroto. Pada
mulanya organisasi ini hanya berupa organisasi sosial untuk mengurus kepentingan
bersama orang-orang Indonesia di perantauan. Unsur-unsur politik mulai tampak dengan
diterbitkannya majalah Hindia Putra pada bulan Maret 1916. Organisasi ini semakin
berkembang dengan kedatangan tokoh-tokoh tiga serangkai pendiri Indische Partij yang
sedang menjalani hukuman buang di negeri Belanda.

Setelah Perang Dunia I, semangat nasionalisme semakin kuat, pada tahun 1922
Indische Veereniging berganti nama menjadi Indonesische Veereniging. Pada tahun 1923
majalah Hindia Putra berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1925
Indonesische Veereniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Aktifitas
politik PI ini semakin meningkat sejak bergabungnya Ahmad Subarjo dan Mohammad
Hatta ke dalam tubuh PI. Bahkan kemudian PI menegaskan bahwa tujuan PI adalah
Indonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama dan serentak oleh masyarakat
Indonesia.
Untuk mendapatkan dukungan internasional, maka PI ikut aktif dalam kegiatankegiatan organisasi internasional menentang penjajahan, seperti :
a. Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial
b. Liga Demokrasi Internasional
c. Kongres Wanita Internasional
d. Mengadakan hubungan dengan Komunisme Internasional (Komintern).
Pada tahun 1920-an pengaruh PI di tanah air semakin luas. Beberapa organisasi lahir
di tanah air karena mendapat pengaruh dari PI, seperti : PPPI, PNI, dan Jong Indonesia.
Pada tahun 1927 diadakan penggeledahan terhadap pemimpin-pemimpin PI. Empat tokoh
PI, yaitu : Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo, dan Abdul Majid
Joyoadiningrat ditangkap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Mereka dituduh akan
melakukan pemberontakan dan pemerintah kolonial menduga ada hubungan antara
pemberontakan PKI, 1926 dengan PI.
Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Banyak
anggota PNI adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang kembali ke tanah air. Ir.
Sukarno terpilih sebagai ketua PNI. Sedangkan tujuan PNI adalah Indonesia Merdeka.
Tujuan tersebut akan dicapai dengan azas percaya pada diri sendiri, artinya memperbaiki
keadaan politik, ekonomi dan sosial budaya yang rusak karena penjajahan dengan
kekuatan sendiri. Idiologi PNI adalah Marhaenisme yang dicetuskan oleh Ir. Sukarno
dengan tujuan untuk menggalang persatuan dari aliran-aliran politik yang ada di Indonesia,
yaitu : Nasionalis, Islam dan Marxis.
Pemimpin-pemimpin PNI seperti : Mr. Sartono, Mr. Suyudi, Mr. Iskaq
Cokrohadisuryo, dr. Syamsi, Mr. Budyarto, Mr. Ali Sastroamijoyo dan khususnya Ir.
Sukarno berhasil menggerakkan rakyat Indonesia sehingga pengaruh PNI semakin luas.
Dengan aksi persatuannya, PNI berhasil membentuk Permufakatan Perhimpunanperhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada tanggal 18 Desember 1927 di
Bandung. PPPKI beranggotakan PNI, SI, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum
Betawi, Indonesische Studie Club dan Algemene Studie Club.

Adanya isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, dijadikan alasan oleh
pemerintah kolonial untuk mengadakan penggeledahan dan penangkapan. Sehingga pada
bulan Desember 1929, empat tokoh PNI ditangkap. Mereka adalah Ir. Sukarno, R. Gatot
Mangkupraja, Maskun Sumadireja dan Supriadinata. Dalam pengadilan mereka di
Sukamiskin, Bandung, Ir. Sukarno membacakan pidato pembelaannya berjudul Indonesia
Menggugat. Tokoh-tokoh PNI tersebut akhirnya dijatuhi hukuman penjara.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Menganalisis proses
kelahiran dan
perkembangan
nasionalisme
Indonesia

Terstruktur

Mendeskripsikan faktorfaktor pendorong


lahirnya pergerakan
nasional Indonesia
melalui studi pustaka,
dan diskusi.

Mandiri

Siswa dapat
Mendeskripsikan Faktorfaktor pendorong
lahirnya pergerakan
nasional Indonesia

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh Budi Utomo
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang munculnya pergerakan nasional
Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional
Indonesia melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan
diskusi kelas.
2. Menceritakan usaha-usaha Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam membentuk Studie
Fond sebagai awal dari pembentukan Budi Utomo

3. Mendiskripsikan muncul dan berkembangnya Budi Utomo sebagai pelopor


pergerakan nasional Indonesia melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
4. Mengidentifikasi gerakan-gerakan Budi Utomo dalam bidang politik setelah
Perang Dunia I melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan
diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
II. Pertemuan Kedua (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh Sarikat Islam
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang Sarikat Islam
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan usaha-usaha H. Samanhudi dalam membentuk Sarikat dagang Islam
sebagai awal dari pembentukan Sarikat Islam
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Mendiskripsikan muncul dan berkembangnya Serikat Islam sebagai organisasi
pergerakan nasional dari golongan Islam melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
2. Mengidentifikasi muncul dan berkembangnya Indische Partij sebagai organisasi
pergerakan nasional nasionalis dari golongan Indo-Belanda melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)

C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
III.
Pertemuan Ketiga (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh PKI
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang PKI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan usaha-usaha H.J.F.M Sneevliet dalam membentuk ISDV sebagai
awal dari pembentukan PKI
2. Mejelaskan usaha-usaha golongan komunis melakukan penyusupan ke dalam
tubuh Serikat Islam melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan keterkaitan PKI dengan Komintern pada masa pergerakan nasional
melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
IV.Pertemuan Keempat (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh PNI
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang PNI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan perkembangan PNI sebagai organisasi pergerakan nasional dari
golongan nasionalis melalui studi pustaka, dan diskusi

2. Mejelaskan gerakan-gerakan agitasi yang dilakukan PNI melalui studi pustaka,


dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan usaha-usaha PNI dalam pembentukan PPPKI sebagai usaha untuk
mempersatukan kekuatan organisasi pergerakan nasional melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
V. Pertemuan Kelima (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh pergerakan pemuda
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang pergerakan pemuda pada masa
pergerakan nasional
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan peranan Jong Java sebagai pelopor organisais pergerakan dari
golongan pemuda melalui studi pustaka, dan diskusi
2. Mejelaskan muncul dan berkembangnya organisasi pemuda di berbagai daerah
melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan usaha-usaha menuju lahirnya Kongres Pemuda Indonesia melalui
studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);

2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VI.
Pertemuan Keenam (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar Soetardjo Kartohadikusumo dam M.H.
Thamrin
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang Petisi Soetardjo perjuangan, Fraksi
Nasional dan GAPI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan perjuangan pergerakan nasional di dalam Volsraad pada masa
moderat melalui studi pustaka, dan diskusi
2. Mejelaskan muncul Petisi Soetardjo melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
3. Menerangkan perjuangan Fraksi Nasional di dalam Volksraad melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan perjuangan GAPI menuntut Indonesia Berparlemen melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Meugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
ALAT/BAHAN DAN SUMBER :
a. Alat/Bahan

OHP, LCD Projector, Komputer, Internet dan VCD Player

b. Sumber
:
1. Mustopo, Habib, dkk, 2006, Sejarah, SMA Kelas XI IPA, Jilid 2, Yudhistira :
Bogor
2. CD pembelajaran, LKS, Gambar, Bagan, dan sumber-sumber dari internet
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian
proses pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan
penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !
1. Penderitaan rakyat pada masa kolonial
Belanda disebabkan oleh adanya politik
drainage oleh pemerintah kolonial. Yang
dimaksud dengan politik drainage
adalah ....
A. politik adu domba antara kelompokkelompok pribumi.
B. politik penghisapan kekayaan untuk
kepentingan pemerintah kolonial
C. Politik Etis yang hanya merupakan
tipu muslihat Belanda
D. Politik
pemanfaatan
bangsa
Indonesia untuk kepentingan perang
Belanda
E. Politik intervensi Belanda terhadap
kerajaan-kerajaan di Indonesia
2. Berikut ini adalah ciri-ciri perjuangan
bangsa Indonesia sebelum tahun 1908,
kecuali ....
A. Bersifat kedaerahan
B. Bersifat sporadis atau musiman
C. Memiliki ide nasional yang jelas
D. Perlawanan fisik bersenjata
E. Dipelopori oleh kaum terpelajar

3. Faktor-faktor dari dalam negeri yang


mempengaruhi munculnya pergerakan
nasional, sebagai berikut, kecuali ....
A. Adanya diskriminasi rasial
B. Penderitaan
rakyat
karena
penjajahan
C. Adanya politik etis
D. Masuknya faham-faham baru
E. Ketidakadilan dalam kehidupan
sosial
4. Faktor-faktor dari luar negeri yang
melatarbelakangi munculnya pergerakan
nasional Indonesia sebagai berikut,
kecuali ....
A. Masuknya faham-faham baru dari
Eropa
B. Kemenangan Jepang atas Rusia pada
tahun 1905
C. Perang kemerdekaan Amerika
D. Bangkitnya nasionalisme India
E. Bangkitnya gerakan Nasionalisme
Mesir dan Turki

5. Meluasnya faham-faham baru seperti


demokrasi, liberalisme dan nasionalisme
setelah terjadi ....
A. Revolusi Industri di Inggris
B. Revolusi Perancis
C. Revolusi Bolsyewick di Rusia
D. Revolusi Amerika
E. Revolusi Cina
6. Kemenangan Jepang atas Rusia
mempengaruhi pergerakan nasional
sebab ....
A. Rusia adalah imperalisme di Asia
B. Bangsa Jepang adalah bangsa Asia
yang terkuat
C. Bangsa Jepang adalah keturunan
Dewa Matahari
D. Dapat mengangkat semagat dan
harga diri bangsa Asia termasuk
Indonesia
E. Jepang
mempunyai
semangat
kebangkitan bangsa Asia Timur
Raya
7. Dampak positif pelaksanaan politik etis
yang mendorong lahirnya pergerakan
nasional adalah bidang ....
A. Irigasi
D. Transmigrasi
B. Edukasi
E. Emansipasi
C. Emigrasi
8. Berdirinya Budi Utomo diawali oleh
upaya dr. Wahidin Sudirohusodo
mendirikan Studie Fond, yaitu ....
A. Penghimpunan dana belajar pelajar
Indonesia di negeri Belanda
B. Penghimpunan dana belajar bagi
anak-anak Jawa yang kekurangan
biaya
C. Perhimpunan Pelajar Jawa
D. Perhimpunan Pelajar STOVIA

E. Kelompok pelajar-pelajar Jawa


9. Semangat perjuangan Indische Partij
tampak dalam semboyan mereka,
yaitu ....
A. Als ik en Nederlander Was
B. Indie Weerbaar
C. Indie Voor Indiers
D. Indische Nationalisme
E. Indische Veereniging
10.

Indische Partij didirikan pada tahun


1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai,
yaitu ....
A. dr. Wahidin dr. Sutomo R.M.
Tirtokusumo
B. Douwes Dekker dr. Cipto
Mangunkusumo dr. Sutomo
C. Suwardi Suryaningrat Multatuli
dr. Cipto Mangunkusumo
D. Ir. Sukarno Moh. Hatta Sutan
Syahrir
E. Ir. Sukarno Moh. Hatta Mr.
Sartono

11. Indische Partij adalah sebuah organisasi


pergerakan yang bercita-cita untuk ....
A. Memajukan
pendidikan
kaum
pribumi
B. Menghimpun partai-partai politik di
Indonesia
C. Menyatukan semua golongan yang
ada di Indonesia
D. Menyatukan kaum pribumi
E. Menyatukan golongan Indonesia asli
dengan golongan Indo-Belanda
12. Ki Hajar Dewantara mengkritik tajam
pemerintah kolonial Belanda melalui
tulisannya dalam harian De Express
yang berjudul....

A.
B.
C.
D.
E.

Max Havelaar
Als ik en Nederlader Was
Indonesia Menggugat
Oetoesan Hindia
Nolimetangere

13. Lahirnya Serikat Dagang Islam (SDI)


yang didirikan pada tahun 1911 di
Surakarta
oleh
Haji
Samanhudi
bertujuan untuk ....
A. Memajukan
perdagangan
di
Indonesia
B. Membantu pedagang Islam yang
bermodal lemah
C. Menghimpun para pedagang Islam
dalam rangka menghadapi pedagang
Cina
D. Menjaga agar tidak ada persaingan
yang tidak sehat diantara pedagang
Islam
E. Memberdayakan ekonomi rakyat
Indonesia
14. Serikat Islam (SI) yang berdiri pada
tahun 1912 dalam waktu relatif singkat
berkembang pesat dan memiliki anggota
yang sangat banyak. Hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut, kecuali ....
A. Mayoritas penduduk Indonesia
beragama Islam
B. Keanggotaan SI bersifat terbuka dan
merakyat
C. SI dipimpin oleh tokoh-tokoh
kharismatik
D. SI berpolitik dan membela rakyat
kecil
E. SI mendapat restu dan perlindungan
dari pemerintah Belanda
15. Tokoh ISDV (komunis) yang menyusup
ke dalam tubuh SI dan berhasil

menjabat ketua SI lokal Semarang


adalah ....
A. Snevliet
D. Muso
B. Darsono
E. Alimin
C. Semaun
16. Kata Indonesia digunakan pertama
kali sebagai nama organisasi pergerakan
nasional oleh ....
A. Partai Nasional Indonesia
B. Perhimpunan
Pelajar
pelajar
Indonesia
C. Partai Indonesia Raya
D. Partai Indonesia
E. Perhimpunan Indonesia
17. Surat kabar Budi Utomo bernama ....
A. Darmo Kondo
B. De express
C. Oetoesan Hindia
D. Hindia Putra
E. Indonesia Merdeka
18. Pemberontakan yang dilakukan oleh
awak kapal perang Belanda Zeven
Provincien ( 1993 ) disebabkan oleh ....
A. Menentang diterapkannya Ordonatie
Sekolah Liar
B. Menuntut
diterapkannya
wajib
militer bagi penduduk bumi putera
( Indie Weerbaar )
C. Menuntut pembebasan tokoh-tokoh
PNI yang ditangkap Belanda
D. Menuntut kenaikan gaji awak kapal
sehubungan dengan adanya krisis
ekonomi dunia (Malaise)
E. Menuntut
dihapuskannya
deskriminasi
di
lingkungan
Angkatan Laut Hindia Belanda

19. Berikut ini berbagai tujuan PPPKI, 1927


di Bandung, kecuali ....
A. Mencapai kesamaan arah aksi
kebangsaan
dari
berbagai
perkumpulan
B. Menghindarkan perselisihan antar
anggota
C. Menggalang persatuan diantara
organisasi-organisasi yang ada
D. Melebur organisasi-organisasi yang
besar dan kuat

E. Memperkokoh
organisasi

dan

memperbaiki

20. Nama harian milik Sarikat Islam yang


besar peranannya dalam pergerakan
nasional adalah ....
A. Darmo Kondo
B. Hindia Putra
C. De express
D. Soenting Melayu
E. Oetoesan Hindia

B. JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !


1. Bagaimanakah pembagian kelas dalam masyarakat Indoensia sebagai wujud dari adanya
diskriminasi rasial pada zaman Kolonial Belanda ?
2. Jelaskan pengaruh Politik Etis terhadap munculnya Pergerakan Nasional !
3. Jelaskan pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia (1905) terhadap Pergerakan Nasional
Indonesia!
4. Tuliskan isi pokok artikel Als ik en Nederlander Was karya Ki Hajar Dewantara !
5. Bagaimanakah isi pokok pidato pembelaan Ir. Sukarno yang berjudul Indonesia
Menggugat !
7. Sebutkan hasil-hasil dan pengaruh Kongres Pemuda Indonesia II, 28 Oktober 1928 !
8. Sebutkan faktor-faktor penyebab organisasi pergerakan nasional bersikap moderat dan
kooperatif terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930-an !
9. Apa yang dimaksud dengan ordonansi sekolah liar ?
10. Apa yang menjadi tuntutan utama GAPI ?

Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan

............, ..............
Guru Mapel Sejarah

........
NIP/NRK.......................

........................................
NIP/NRK.......................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi

:
:
:
:
:
:

Kompetensi Dasar

Indikator

...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.4 Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan
Indonesia.
- Mendiskripsikan peristiwa-peristiwa penting sekitar
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
- Mengidenifikasikan proses pembentukan kelengkapankelengkapan negara.
- Mengidenifikasikan Perubahan otoritas KNIP dan
pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan di Indonesia

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendiskripsikan peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
2. Mengidenifikasikan proses pembentukan kelengkapan-kelengkapan negara.
3. Mengidenifikasikan Perubahan otoritas KNIP dan pengaruhnya terhadap sistem
pemerintahan di Indonesia
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri (keteguhan hati, optimis).Berorientasi pada tugas (bermotivasi,
tekun/tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu
memimpin), Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).

MATERI AJAR (MATERI POKOK)

PERSIAPAN UNTUK PROKLAMASI


Pada akhir 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak. Pada
bulan Juli 1944 Pulau Saipan yang strategis jatuh ke tangan Amerika Serikat. Hal ini
merupakan ancaman langsung terhadap negeri Jepang. Di beberapa kawasan perang tentara
Jepang menderita kekalahan. Oleh karena itu pada tanggal 9 September 1944, Perdana
Menteri Koiso memberikan janji "Kemerdekaan di kelak kemudian hari" kepada rakyat
Indonesia. Di kantor-kantor diperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih, berdampingan
dengan dengan bendera Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945 Panglima Tentara Keenambelas, Jendral Kumakici Harada
mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Dokuritzu Junbi Cosakai) yang disingkat Badan Penyelidik. BPUPKI bertujuan
untuk mempelajari hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Anggotanya berjumlah 67 orang Indonesia dan 7 orang Jepang, tanpa hak suara. Ketuanya
K.R.T. Rajiman Wedyoningrat, seorang nasionalis tua, wakil ketuanya R.P. Suroso dan
seorang Jepang. Upacara peresmiannya dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945, di gedung Cuo
Sangi In, jalan Pejambon Jakarta.
Sidang pertama BPUPKI, 29 Mei - 1 Juni 1945 membicarakan rumusan dasar filsafat
bagi negara Indonesia Merdeka. Berturut-turut beberapa tokoh pemimpin bangsa antara lain
Mr. Muh. Yamin, Dr. Mr. Supomo dan lr. Soekarno menyumbangkan pemikirannya. Pada
sidang 1 Juni 1945, lr. Soekarno mengajukan lima pokok atau dasar negara yang disebut
Pancasila. Nama tersebut didapatkan oleh Ir. Sukarno dari seorang temannya ahli bahasa.
Setelah sidang pertama BPUPKI memasuki masa reses selama satu bulan lebih. Sebelum masa
reses tersebut, BPUPKI membentuk Panitia Kecil atau Panitia Sembilan yang dipimpin lr.
Sukarno dengan anggotanya Drs.Moh. Hatta, Muh. Yamin, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
Abdulkahar Muzakkir. K.H. Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosuyoso.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia ini bersidang dan berhasil merumuskan sebuah
dokumen yang disebut Piagam Jakarta, sebuah nama yang diusulkan Muh. Yamin. Pada sidang
kedua BPUPKI mulai tanggal 10 Juli 1945 dibicarakan perumusan terakhir rancangan hukum
dasar oleh panitia perancang hukum dasar yang dipimpin Ir. Soekarno.
Sidang kedua BPUPKI dilanjutkan tanggal 14 Juli 1945 untuk menerima laporan Panitia
Perancang Hukum Dasar. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan lndonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga tokoh yaitu lr. Soekarno, Drs. Mo.Hatta dan dr. Rajiman
Wediodiningrat berangkat ke Dalat (Vietnam Selatan) atas panggilan Marsekal Darat Terauci,
Panglima Mandala AsiaTenggara. Dalam pertemuan itu Terauci menyampaikan Keputusan

Pemerintah Kemaharajaan Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia melalui


PPKI.
SEKITAR PROKLAMASI
Pada tanggal 7 Agustus 1945, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti BPUPKI. PPKI pada mulanya
beranggotakan 21 orang, kemudian tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota
lagi. lr. Soekarno ditunjuk sebagai ketuanya, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. A.
Soebardjo sebagai penasehat.
Satu hari setelah PPKI diresmikan, ketua PPKI lr. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta
ditambah dr. Rajiman Wediodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi, Panglima Tentara
Jepang Kawasan Asia Tenggara, agar datang ke markasnya di Dalath (Vietnam Selatan). Pada
tanggal 9 Agustus 1945 mereka berangkat didampingi oleh dua pejabat Jepang yaitu : Kolonel
Nomura dan Miyoshi. Dalam pertemuan di Dalath, Marsekal Terauchi menyatakan bahwa
kemerdekaan Indonesia sudah dapat diumumkan apabila persiapan sudah selesai. Wilayah
Indonesia meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
Ketika rombongan dalam perjalanan, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota
Hirosima dan Nagasaki. Sehingga Jepang menyerah kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945.
Berita kekalahan Jepang itu didengar oleh Golongan Muda dari siaran radio BBC London.
Keesokan harinya tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno - Hatta tiba kembali di tanah air.
Kedatangan mereka diterima oleh Sutan Syahrir. Ia menyarankan agar Ir. Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut ditolak. Bung
Karno berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia masih akan dibicarakan dalam
rapat PPKI, 18 Agustus 1945. Pendapat ini tidak diterima oleh Syahrir dan para pemuda, sebab
mereka masih berpendirian bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.
Para pemuda kemudian mengadakan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 di ruang
Laboratorium Mikrobiologi di Pegangsaan Timur. Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu
menghasilan keputusan mendesak agar Soekarno - Hatta memutuskan hubungan dengan
Jepang dan mengadakan musyawarah dengan mereka. Kemudian Darwis dan Wikana diutus
menemui Soekarno Hatta untuk menyampaikan keputusan golongan muda tersebut.
Soekarno - Hatta menolak kemauan golongan muda itu, sehingga timbullah ketegangan.
Karena adanya perbedaan pendapat antara dua golongan itu tidak dapat dipecahkan,
maka para pemuda mengadakan rapat dini hari, 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Jalan
Cikini 71 Jakarta. Rapat tersebut memutuskan akan mengajak Soekarno - Hatta ke luar kota
untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Tugas itu diserahkan kepada Sukarni, Jusuf
Kunto dan Shodanco Singgih. Rencana ini berjalan lancar karena mendapat bantuan
perlengkapan Tentara Peta dari Cudanco Latief Hendraningrat. Dengan iring-iringan mobil
pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB. Soekarno - Hatta dibawa ke Rengasdengklok

sebuah kota kewedanan dipantai Utara Kabupaten Karawang disebuah Cudan (Kompi) tentara
PETA.
Dalam suatu pembicaraan berdua dengan Soekarno, Shodanco Singgih beranggapan
bahwa Soekarno sebenarnya bersedia mengadakan proklamasi segera sesudah kembali ke
Jakarta. Sehingga pada dini hari itu Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana
proklamasi itu kepada kawan-kawannya kaum muda. Sementara itu di Jakarta antara Mr.
Ahmad Subarjo dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus
dilaksanakan di Jakarta. Berdasarkan kesepakatan tersebut Jusuf Kunto mengantar Ahmad
Subarjo bersama sekretarisnya Sudiro (Mbah) ke Rengasdengklok. Setelah Ahmad Subarjo
menjamin bahwa selambat-lambatnya keesokan harinya Soekarno - Hatta akan
memproklamasikan kemerdekaan, Cudanco Subeno, komandan kompi tentara Peta
Rengasdengklok, mempersilahkan Soekarno - Hatta malam hari itu juga kembali ke Jakarta.
Ahmad Soebarjo membawa rombongan tersebut ke rumah Laksamada Maeda di Jalan
Imam Bonjol no. 1 yang digunakan sebagai tempat rapat untuk membahas proklamasi yang
diadakan keesokan harinya. Sebelum rapat dimulai Soekarno - Hatta telah menemui
Somubuco Mayor Jendral Nisyimura untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Nisyimura menyatakan bahwa dengan menyerahnya
Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan, bahwa Jepang tidak diperkenankan lagi mengubah
Status Quo. Dengan demikian Soekarno Hatta semakin yakin bahwa proklamasi harus
dilaksanakan lepas dari rencana Jepang.
Soekarno - Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda untuk mengadakan persiapan
proklamasi bersama anggota PPKI dan pimpinan golongan muda. Di ruang makan rumah itu
dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maeda sebagai tuan rumah
mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua. Miyoshi, orang kepercayaan Nisyimura
bersama tiga tokoh muda yaitu Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah menyaksikan peristiwa itu.
Sedangkan tokoh-tokoh lain menunggu di serambi muka. Soekarno menulis konsep teks
proklamasi pada secarik kertas, sedangkan Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo menyumbangkan
pikiran secara lisan. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan saran dari Ahmad Subarjo.
Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Moh. Hatta.
Pada pukul 04.00 WIB, dini hari, 17 - 8 - 1945 perumusan konsep naskah proklamasi
selesai. Soekarno membacakan konsep tersebut di depan hadirin di ruang depan. Mereka
menyetujui isinya, tetapi memperdebatkan siapa yang akan menandatanganinya. Sukarni
mengusulkan agar Soekarno - Hatta menandatangani teks tersebut atas nama bangsa
Indonesia. Usul tersebut diterima dengan baik. Kemudian konsep itu diketik oleh Sayuti
Melik, dan ditanda tangani oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Mereka
sepakat bahwa naskah proklamasi akan dibacakan di kediaman lr. Soekarno, Jl. Pagangsaan
Timur 56 pada pukul 10.00 waktu Jawa.
Tepat pukul 10.00, tanggal 17 Agustus 1945, disaksikan kurang lebih 1000 hadirin, lr.

Soekarno didampingi Moh. Hatta membacakan teks proklamasi yang didahului oleh pidato
singkat. Dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh pemuda Suhud dan
mantan Cudanco Latief Hendraningrat. Tanpa dipandu, secara spontan para hadirin
mengiringinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan
sambutan Walikota Jakarta Suwiryo.
PEMBENTUKAN BADAN-BADAN KELENGKAPAN NEGARA
Sehari sesudah Proklamasi, 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang untuk pertama
kalinya. Sebelum sidang, Soekarno - Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wakhid
Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo dan Mr. Teuku Moh. Hassan membicarakan rumusan
Piagam Jakarta. Rumusan tersebut dijadikan Rancangan Pembukaan Undang-undangan Dasar.
Hal itu dilakukan karena adanya keberatan dari pemeluk agama lain atas rumusan "KeTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Tokohtokoh tersebut menyetujui rumusan tersebut untuk merubah menjadi Ketuhan Yang Maha
Esa. Sidang PPKI, 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan, sebagai berikut :
1. Mengesahkankan Undang-undang Dasar (UUD 1945)
2. Memilih lr. Soekarno dan Moh. Hatta, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
3. Membentuk Komite Nasional untuk membantu Presiden, sebelum MPR dan DPR belum
terbentuk
Pada hari berikutnya, 19 Agustus 1945, Presiden memanggil kembali anggota PPKI dan
tokoh-tokoh pemuda. Dalam pertemuan diputuskan :
1. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
2. Merancang pembentukan 12 departemen dan menunjuk para menterinya
3. Menetapkan pembagian wilayah RI menjadi 8 Propinsi
Selanjutnya pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden mengumumkan dibentuknya tiga
badan baru, yaitu :
1. Komite Nasional Indonesia (KNI)
2. Partai Nasional Indonesia (PNI)
3. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
KNI disusun dari tingkat pusat sampai ke daerah. Pada tingkat Pusat disebut Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat
kewedanan disebut Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). KNIP bersidang untuk
pertama kalinya pada tanggal 29 Agustus 1945, yang dipimpin oleh Kasman Singodimejo
sebagai ketuanya. Pada bulan Oktober 1945 kelompok sosialis di bawah pimpinan Sutan
Syahrir berhasil menyusun kekuatan dalam KNIP sehingga berhasil meloloskan idenya untuk
membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP). Badan ini dalam

perkembangannya banyak dikuasai golongan sosialis yang dipimpin oleh Syahrir dan Amir
Syarifudin. Melalui BPKNIP inilah banyak dihasilkan maklumat-maklumat yang ditanda
tangani Wakil Presiden yang pada kenyataannya menyimpang dari UUD 1945 seperti :
1. Maklumat no. X, 16 Oktober 1945, tentang pemberian kekuasaan Legislatif kepada
BPKNIP
2. Maklumat 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai-partai politik
3. Maklumat 14 Nopember 1945, tentang perubahan sistem pemerintahan presidentil
menjadi parlementer.
BKR Pusat pada mulanya dipimpin oleh Mr. Kasman Singodimejo, mantan Daidanco
Jakarta. Setelah Kasman kemudian diangkat pemerintah sebagai ketua KNIP, kedudukannya
sebagai ketua BKR digantikan oleh Kaprawi, mantan Daidanco Sukabumi. BKR berfungsi
sebagai penjaga keamanan dan keselamatan rakyat serta merawat korban perang. BKR di
daerah-daerah di bawah koordinasi KNI Daerah. Sehingga BKR bukanlah Tentara Nasional.
Pemerintah sengaja tidak membentuk Tentara Nasional dengan alasan pembentukan tentara
nasional akan mengundang pukulan atau serangan gabungan tentara Sekutu dan Jepang,
sedangkan kekuatan nasional belum mampu menghadapinya.
Kebijakan pemerintah ini tidak memuaskan golongan pemuda. Mereka mengharapkan
pembentukan Tentara nasional sebagai tulang punggung pertahanan keamanan negara baru.
Setelah usulan mereka ditolak oleh Presiden, mereka membentuk laskar-laskar bersenjata yang
bernaung dibawah Komite Van Aksi, yang bermarkas di Jalan Menteng 31 dan dipimpin oleh
Adam Malik, Sukarni, Chaerul Saleh, Maruto Nitintiharjo dan sebagainya. Badan-badan
perjuangan tersebut, seperti : Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia
(BARA), Barisan Buruh Indonesia (BBI), Barisan Banteng, Tentara Pelajar (TP), Tentara
Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dan lain-lain.
Sementara itu pada tanggal 15 September 1945, pasukan sekutu, AFNEI yang
diboncengi oleh NICA mulai mendarat di Tanjung Priok, Jakarta. Oleh karena itu pemerintah
memandang perlu segera dibentuk Tentara Nasional. Tugas ini diberikan kepada pensiunan
Mayor KNIL Urip Sumoharjo. Selanjutnya pada tanggal 5 Oktber 1945 dikeluarkan Maklumat
Pemerintah yang menyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan maklumat
pemerintah tersebut dibentuk markas Tertinggi TKR oleh Urip Sumoharjo di Yogyakarta.
Sedangkan tokoh yang ditunjuk sebagai TKR adalah Supriyadi. Akan tetapi Supriyadi yang
telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi TKR ternyata tidak pernah menduduki posnya.
Sehingga pada bulan Nopember 1945 diadakan pemilihan pemimpin TKR baru. Tokoh yang
terpilih adalah Kolonel Sudirman, Komandan Divisi V/ Banyumas. Pada tanggal 18 Desember
1945 Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral. Sedangkan
Urip Sumoharjo tetap sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jendral.
Pada tanggal 7 Januari 1946, atas usul Panglima Sudirman, nama Tentara Keamanan
Rakyat diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Pada tanggal 25 Januari 1946 diubah
lagi namanya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian dalam rangka

mempersatukan antara TRI dan laskar-laskar perjuangan yang telah ada sebelumnya, pada
tanggal 3 Juni 1947 pemerintah mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Menganalisis

terbentuknya negara
Kebangsaan Indonesia

Terstruktur
Mendiskripsikan

peristiwa-peristiwa
penting sekitar
proklamasi kemerdekaan
Indonesia (Pembentukan
BPUPKI, Peristiwa
Rengasdengklok,
Perumusan Teks
Proklamasi dan
Pembacaan Teks
Proklamasi) melalui
studi pustaka dan
diskusi.

Mandiri
Siswa dapat
Mendiskripsikan
peristiwa-peristiwa
penting sekitar
proklamasi kemerdekaan
Indonesia.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama dan Kedua (2x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh penting pada peristiwa
sekitar proklamasi
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas faktor-faktor pendorong lahirnya janji kemerdekaan
dari pemerintah pendudukan Jepang kepada bangsa Inodinesia melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.

2. Mendiskripsikan pembentukan BPUPKI dan PPKI melalui studi pustaka,


eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menceritakan terjadinya Peristiwa Rengasdengklok melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
2. Mengisahkan detik-detik peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui
studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
II. Pertemuan Ketiga dan Keempat (2x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh penting pada peristiwa
sekitar proklamasi
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang pembentukan lembaga-lembaga negara
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas sidang-sidang PPKI pada awal kemerdekaan melalui
studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
2. Mendiskripsikan pembentukan kabinet presidentil pertama pada awal
kemerdekaan melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan
diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menceritakan pembentukan tentara nasional pada awal kemerdekaan melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:


menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
III.
Pertemuan Kelima (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh penting pada peristiwa
sekitar proklamasi
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang pembentukan lembaga-lembaga negara
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas pembentukan BPKNIP melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
2. Mendiskripsikan lahirnya maklumat-maklumat pemerintah yang berpengaruh
terhadap perubahan pemerintahan pada awal kemerdekaan melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menjelaskan perubahan politik setelah munculnya maklumat pemerintah pada
awal kemerdekaan melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan

ALAT/BAHAN DAN SUMBER :


a. Alat/Bahan : OHP, LCD Projector, Komputer, Internet dan VCD Player
b. Sumber
:
1. Mustopo, Habib, dkk, 2006, Sejarah, SMA Kelas XI IPA, Jilid 2, Yudhistira :
Bogor
2. CD pembelajaran, LKS, Gambar, Bagan, dan sumber-sumber dari internet
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian
proses pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan
penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !
1.

Pendudukan Jepang di Indonesia


membawa dampak di bidang birokrasi,
diantaranya adalah ....
A. kegiatan politik menjadi terkekang
B. banyak orang Indonesia yang
menduduki jabatan tinggi dalam
pemerintahan Jepang
C. bangsa Indonesia memiliki keahlian
dalam bidang militer
D. Jepang telah melakukan pemerahan
makanan dan tenaga kerja
E. Jepang
membuka
areal-areal
pertanian yang baru

2. Setelah
mengalami
kekalahan
diberbagai medan pertempuran, Jepang
memberikan
janji
kemerdekaan
Indonesia "kelak dikemudian hari". Janji
tersebut disampaikan oleh Perdana
Menteri ....
A. Tojo
B. Tanaka

C. Koiso
D. Nagano
E. Toyohito
3. Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah ....
A. menagih janji Indonesia Merdeka
B. mempersatukan Indonesia sebagai
negara fasis
C. merumuskan tuntutan Indonesia
Merdeka kepada Jepang
D. mempelajari
strategi
militer
menjelang Indonesia Merdeka
E. mempelajari
hal-hal
penting
mengenai pemerintahan Indonesia
Merdeka
4. Pada saat peresmian BPUPKI dilakukan
upacara pengibaran bendera Sang Merah
Putih disamping bendera Jepang.
Pengibaran bendera Merah Putih
dilakukan oleh ....
A. Latif Hendraningrat

B.
C.
D.
E.

A.G. Pringgodigdo
Toyohito Masuda
Icibangase
Chairul Shaleh

5. Sidang BPUPKI pertama membicarakan


dasar filsafat negara Indonesia Merdeka.
Pembicaraan yang tampil pada tanggal
29 Mei 1945 adalah ....
A. Mr. Moh. Yamin
B. Prof.Dr. Mr. Supomo
C. lr. Sukarno
D. Drs. Moh. Hatta
E. Mr. Ahmad Soebarjo
6. Piagam Jakarta yang berisi rumusan
negara Indonesia Merdeka adalah hasil
kerja ....
A. Panitia Sembilan
B. Panitia Perancang UUD
C. Panitia Kecil Perancang UUD
D. PPKI
E. Tim Perumus Dasar Negara
7. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan setelah ....
A. berhasil menyusun "Piagam Jakarta"
B. menyelesaikan tugasnya menyusun
tata pemerintahan Indonesia
C. menyusun Pembukaan UUD
D. menyusun rancangan dasar falsafah
negara selesai
E. berhasil menyusun rancangan UUD
8. Janji kemerdekaan yang akan diberikan
pemerintah
kemaharajaan
Jepang
kepada
rakyat
Indonesia,
yang
disampaikan oleh Jendral Terauci
direncanakan akan diberikan tanggal ....
A. 24 Agustus 1945

B.
C.
D.
E.

31 Agustus 1945
17 September 1945
17 Agustus 1945
1 September 1945

9. Nama kantor berita pada masa


pendudukan Jepang di Indonesia
adalah ....
A. Hoso Kanri Kyoku
B. Zimbatsu
C. Domai
D. Kempetai
E. Sendenbu
10. PPKI beranggotakan dua puluh satu
orang yang terdiri atas wakil-wakil dari
seluruh rakyat Indonesia. Wakil dari
Sumatera sebanyak ....
A. tujuh orang
B. enam orang
C. lima orang
D. empat orang
E. tiga orang
11. Tujuan
Marsekal
Darat
Terauci
memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta
dan Rajiman Wedioningrat ke Dalat,
Vietnam Selatan adalah ....
A. Membujuk ketiga tokoh tersebut
agar mau membantu usaha perang
Jepang.
B. Menyampaikan
keputusan
Pemerintah kemahararajaan Jepang
untuk memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia
C. Menyampaikan janji kemerdekaan
di kelak kemudian hari
D. Menyampaikan
keputusan
pembentukan PPKI
E. Membahas masa depan Indonesia

setelah kekalahan Jepang terhadap


sekutu
12. Berita kekalahan Jepang terhadap
Sekutu diketahui oleh para pemimpin
dan para pemuda dari ....
A. Siaran radio Kantor Berita Domai
B. lr. Soekarno dan Moh. Hatta
sekembalinya dari Vietnam
C. Pengumuman resmi dari sekutu
D. Siaran radio luar negeri
E. Penjelasan resmi dari Jepang
13. Reaksi para pemuda setelah mendengar
kekalahan Jepang terhadap Sekutu
adalah .
A. Mendesak PPKI untuk segera
bersidang dan memproklamasikan
kemerdekaan
B. Menyerbu markas-markas militer
Jepang untuk mengadakan pelucutan
senjata
C. Mendesak Bung Karno dan Bung
Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
D. Mendesak Jepang memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia
E. Mengadakan rapat raksasa untuk
mengambil alih kekuasaan dari
Jepang
14. Peristiwa Rengasdengklok diawali
dengan ....
A. Bentrokan golongan muda dengan
tentara Jepang
B. Ketegangan antara golongan tua dan
golongan muda tentang pelaksanaan
proklamasi
C. Tersiarnya berita kekalahan Jepang
dari radio luar negeri
D. Pemanggilan Soekarno-Hatta ke

Dalat, Vietnam Selatan


E. Larangan Jepang untuk mengadakan
rapat raksasa di Lapangan IKADA
15. Tujuan penculikan Soekarno-Hatta ke
Rengasdengklok adalah ....
A. Mendesak Soekarno-Hatta segera
menyusun teks proklamasi
B. Meminta
PPKI
segera
memproklamsikan
Kemerdekaan
Indonesia
C. Menjauhkan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang
D. Membicarakan
pelaksanaan
proklamasi
E. Menyelamatkan Soekarno-Hatta dari
ancaman Jepang
16. Tujuan lr. Soekarno dan Moh. Hatta
menemui Sumobuco Mayor Jendral
Nishimura adalah ....
A. Meminta
restu
pelaksanaan
proklamasi keesokan harinya
B. Menjajagi
sikapnya
mengenai
proklamasi kemerdekaan
C. Menuntut
Jepang
memenuhi
janjinya
untuk
memberikan
kemerdekaan Indonesia
D. Meminta Jepang ikut mengamankan
pelaksanaan proklamasi
E. Mengajak
Jepang
menentang
kehadiran sekutu di Indonesia
17. Ahmad
Subarjo
meminta
agar
perumusan teks proklamasi dilakukan di
rumah Laksamana Maeda sebab ....
A. Supaya
Jepang
memberikan
dukungan terhadap pelaksanaan
proklamasi

B. Laksamana
Maeda
bersedia
menjamin keselamatan mereka
selama berada di rumahnya
C. Jepang ingin terlibat dalam proses
perumusan teks proklamasi
D. Supaya
Jepang
memperlunak
sikapnya
terhadap
pemimpinpeminpin Indonesia
E. Agar terkesan Jepang ikut andil
dalam proklamasi kemerdekaan
Indonesia
18. "Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia"
adalah kalimat dalam teks proklamasi
usulan dari ....
A. Soekarno
B. Soekarni
C. Moh. Hatta
D. Ahmad Subarjo
E. Sayuti
19. Tokoh yang mendapat tugas dari wakil
Walikota Suwirjo untuk mempersiapkan
perlengkapan pengeras suara adalah ....
A. Gunawan
B. Mr. Wilopo
C. Suhud
D. Sudiro
E. Latief Hendraningrat
20. Kabinet
Presidentil
pertama
Indonesia diresmikan pada ....
A. 2 September 1945
B. 19 Agustus 1945
C. 22 Agustus 1945
D. 14 Nopember 1945
E. 3 Nopember 1945

di

21. Pada awal kemerdekaan pemerintah


tidak segera membentuk Tentara
Nasional dengan alasan ....
A. pemerintah tidak memiliki anggaran
yang cukup
B. rakyat Indonesia belum siap dengan
kehadiran Tentara Nasional
C. keberadaan Tentara Nasional akan
mengundang serangan gabungan
tentara Sekutu dan Jepang
D. akan menimbulkan konflik antara
laskar-laskar yang ada
E. keberadaan Rl belum mendapat
pengakuan nasional
22. Ketidakpuasan
terhadap
BKR
mendorong lahirnya laskar pemuda
yang bernaung di bawah Komite Van
Aksi yang dipimpin oleh ....
A. Sukarni
B. Adam Malik
C. Urip Sumoharjo
D. Sudirman
E. Ahmad Subarjo
23. Komite Nasional Indonesia Pusat yang
terbentuk dalam sidang PPKI diketuai
oleh ....
A. Sutan Syahrir
B. Amir Syarifuddin
C. AdamMalik
D. Mr. Soepomo
E. Kasman Singodimejo
24. BPKNIP yang diketuai oleh Sutan
Syahrir
dengan
wakilnya
Amir
Syarifuddin terbentuk atas dasar ....
A. Maklumat, no. X. 16 Oktober 1945
B. Maklumat, 5 Oktober 1945
C. Maklumat, 3 Nopember 1945

D. Maklumat, 14 Nopember 1945


E. Maklumat, 2 September 1945
25. Perubahan
dari
sistem
Kabinet
Presidentil menjadi sistem Kabinet
Parlementer ditetapkan dalam .
A. Maklumat, no. X. 16 Oktober 1945
B. Maklumat, 5 Oktober 1945
C. Maklumat, 3 Nopember 1945
D. Maklumat, 14 Nopember 1945
E. Maklumat, 2 September 1945
26. Perdana Menteri pertama dalam sistem
Kabinet Parlementer adalah ....
A. Moh. Hatta
B. Sutan Syahrir
C. Amir Syarifuddin
D. Sukiman
E. Wilopo
27. Tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai
hari Tentara Nasional Indonesia,
sebenarnya adalah hari terbentuknya ....
A. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
B. Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
C. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
D. Tentara Republik Indonesia (TRI)
E. Angkatan
Bersenjata
Republik
Indonesia (ABRI)

28. Perubahan nama dari Tentara Republik


Indonesia menjadi Tentara Nasional
Indonesia secara resmi dilakukan pada
tanggal ....
A. 5 Oktober 1945
B. 22 Agustus 1945
C. 3 Januari 1945
D. 5 Mei 1947
E. 3 Juni 1947
29. Tugas
pokok
Komite
Nasional
Indonesia yang dibentuk PPKI pada
tanggal 22 Agustus 1945 adalah ....
A. Menyerap aspirasi rakyat
B. Membantu Presiden
C. Sebagai Penasehat presiden
D. Membantu MPR
E. Sebagai Kepala Departemen
30. Untuk mengatasi inflasi pemerintah
mengeluarkan mata uang baru sebagai
pengganti mata uang Jepang yang
peredarannya tak terkendali. Mata uang
tersebut adalah ....
A. De Javasce Bank
B. ORI
C. Mata uang NICA
D. Uang Hindia - Belanda
E. Ringgit

B. JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !


1. Mengapa Perdana Menteri Koiso pada tahun 1941 memberikan janji kemerdekaan
Indonesia di kelak kemudian hari ?
2. Jelaskan perbedaan pendapat golongan muda dan golongan tua menjelang proklamasi
kemerdekaan!
3. Apa tujuan golongan muda melakukan penculikan Rengasdengklok ?
4. Mengapa perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda?

5. Melalui apa sajakah berita proklamasi di sebar luaskan ?


6. Apa alasan pemerintah tidak segera membentuk Tentara Nasional pada awal
kemerdekaan ?
7. Sebutkan 5 laskar pemuda yang di bentuk sebagai reaksi atas pembentukan BKR !
8. Jelaskan latar belakang terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) 5 Oktober 1945 !
9. Sebutkan 8 partai politik yang dibentuk setelah dikeluarkan maklumat Wakil Presiden 3
Nopember 1945!
10. Mengapa Maklumat 14 Nopember 1945 bertentangan dengan UUD 1945 ?
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan

............, ..............
Guru Mapel Sejarah

........
NIP/NRK.......................

........................................
NIP/NRK.......................

Anda mungkin juga menyukai