RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
: Sejarah
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
: SMA / MA
: XI / 1
Nama Guru
: ...........................
NIP/NIK
: ...........................
Sekolah
: ...........................
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
:
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Indikator
...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.1 Menganalisis perkembangan negara tradisional
(Hindu-Buddha dan Islam) di Indonesia.
- Mendiskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk
dan berkembangnya agama dan kebudayaan HinduBuddha di kepulauan Indonesia.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Kutai.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Tarumanegara.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Sriwijaya
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Kediri.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Kediri.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan kerajaan Singasari.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Majapahit.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Sunda.
- Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kerajaan Bali.
- Mendeskripsikan Proses masuk dan perkembangan Islam
di Nusantara.
- Mendeskripsikan proses muncul dan berkembangnya
kerajaan Samudera Pasai.
- Mendeskripsikan proses muncul dan berkembangnya
kerajaan Islam Aceh.
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
dan berkembangnya
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendiskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk dan berkembangnya agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Indonesia.
2. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kutai.
3. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Tarumanegara.
4. Menjelaskan munculnya dan berkembangnya kerajaan Mataram Kuno
5. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kediri.
6. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Singasari.
7. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Majapahit.
8. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Sunda.
9. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Bali.
10. Mendeskripsikan Proses masuk dan perkembangan Islam di Nusantara.
11. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Samudera Pasai.
12. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Aceh.
13. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Demak.
14. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Pajang.
15. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Mataram.
16. Menerangkan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Banten.
17. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa - Tallo.
18. Menjelaskan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Ternate - Tidore.
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
395). Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang ketiga (395 434 M).
Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan
Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya
ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi
ditemukan di desa Lebah, Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber
sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
D. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan
keadaan sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu
Pulau Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat
Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan
kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
1. Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional.
2. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka,
sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
3. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim
(sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun 690
sampai 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar tahun 690 Sriwijaya
telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Hal
ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis
dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai
beikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
la memilih menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak
laki-lakinya, yaitu : Jayengrana dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara
keduanya maka kerajaan di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu:
1. Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan
2. Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri)
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri tidak ada yang
dapat diketahui dari kedua kerajaan itu. Kemudian hanya Kadiri yang menunjukkan
aktifitas politiknya. Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri
Jayawarsa dengan prasastinya yang berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut
raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah sebagai berikut : Kameswara (1115 1130),
Jayabaya (1130 1160), 1135), Sarweswara (1160 1170), Aryyeswara (1170
1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 - 1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya. Ken
Arok dengan bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di
Ganter (Pujon, Malang).
H. KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken Arok
digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi
buronan tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken
Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung.
Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai
penguasa Tumapel. Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai
permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk
melepaskan diri dari Kadiri. Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya,
raja Kadiri terakhir. Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan
dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati
hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken
Umang, Ken Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken
Arok dibunuh oleh Anusapati. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari. Ia
memerintah selama 21 tahun. Sampai akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai
balas dendam atas kematian ayahnya.
Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah
namanya menjadi Jayakarta.
Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu
per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban,
Singosari dan Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan
Trenggana gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau
Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra
Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra Surawiyata
bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan
Prawoto.
Arya Penangsang kemudian menduduki tahta kerajaan Demak. Kekacauan kembali
memuncak ketika Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri.
Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu
dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan
Prawoto.
Kalinyamat akhirnya mengangkat senjata memberanikan diri untuk melawan Arya
Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain untuk melawan
Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang
dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki
Penjawi dan Juru Mertani. Kemudian JakaTingkir naik tahta dengan gelar Sultan
Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.
4. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah tersebut.
Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Pasarean.
Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah menyerahkan Banten
kepada putranya Hasanuddin. Sedangkan Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia
dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin dikenal sebagai Sultan
pertama di Banten berhasil memperluas daerah kekuasaannya ke Lampung. Pada tahun
1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya bergelar Panembahan Yusuf.
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu
terakhir di Jawa Barat, kerajaan Pakuan Pajajaran. Pada tahun 1580 M, Panembahan
Yusuf wafat. la digantikan putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana
Muhammad. Karena usianya terlalu muda, maka pemerintahan dipegang oleh seorang
Mangkubumi sampai ia dewasa.
Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said (Pangeran Samber
Nyawa) terhadap Surakarta. Untuk meredam perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan
perjanjian yang hampir sama dengan Perjanjian Giyanti, yaitu Perjanjian Salatiga. Isinya
menobatkan Mas Said sebagai raja di wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi
bagian dari Kasuhunan Surakarta, dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.
Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia jatuh ke tangan Inggris
dengan tokohnya Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang yang liberal dan tidak
menyukai sistem feodalisme. Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan
Keraton Yogyakarta. Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles menyerahkan sebagian wilayah
Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini kerajaan Mataram pecah menjadi
empat kerajaan kecil, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta
2. Kesultanan Yogyakarta
3. Magkunegaran
4. Paku Alaman
6. KERAJAAN GOWA DAN TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena dakwah dari
Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau. Setelah masuk Islam, raja
Gowa, Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin. Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya
bergelar Sultan Abdullah,. Kerajaan Gowa-Tallo terletak pada posisi yang strategis yaitu,
diantara jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku.
Sultan Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga dikenal sebagai
sultan yang sangat menentang Belanda, hingga wafat pada tahun 1639. la digantikan
putranya Sultan Muhammad Said (1639 - 1653). Muhammad Said mengirimkan pasukan
ke Maluku, untuk membantu rakyat Maluku yang sedang berperang melawan Belanda.
Pengganti Muhammad Said adalah putranya bergelar Sultan Hasanuddin (1653 - 1669).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar mencapai masa
kejayaannya. Dalam waktu singkat Kerajaan Makasar berhasil menguasai hampir seluruh
wilayah Sulawesi Selatan. la juga memperluas wilayah kekuasaannya di Nusa Tenggara
seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan perdagangan melalui
Laut Flores harus singgah di Makasar. Hal ini ditentang oleh Belanda, karena hubungan
Ambon dan Batavia yang telah dikuasai oleh Belanda terhalang oleh kekuasaan Makasar.
Keberanian Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku
mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
Dalam rangka menguasai Makasar, Belanda melakukan politik devide at impera.
Kesempatan yang baik datang ketika pada tahun 1660 Raja Soppeng Bone bernama
Aru Palaka yang sedang memberontak kepada kerajaan Gowa. Karena merasa terdesak
Aru Palaka meminta bantuan VOC. Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan dan harus
menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Sultan Hasanuddin digantikan
putranya Sultan Amir Hamzah. la tidak mampu mempertahankan Makasar dari serbuan
Belanda secara besar-besaran.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Menganalisis
perkembangan negara
tradisional (HinduBuddha dan Islam) di
Indonesia
Terstruktur
Menganalisis
hipotesis tentang
proses masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di
kepulauan
Indonesia. Melalui
studi pustaka.
Mandiri
Siswa dapat
Mendiskripsikan
Hipotesis Waisya tentang
proses masuk dan
berkembangnya agama
dan kebudayaan HinduBuddha di kepulauan
Indonesia.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan peta pelayaran dan perdagangan di Asia dan Selat
Malaka
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang hubungan Nusantara dan India pada
masa prasejarah
B. Kegiatan Inti
1. Menganalisis hipotesis tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Indonesia melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
III.
Pertemuan Ketiga (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan peta keuasaan beberapa kerajaan Sriwijaya
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Sriwijaya
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bertanya jawab tentang munculnya dan berkembangnya kerajaan Sriwijaya
melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Mataram
Kuno melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno melalui studi pustaka dan diskusi
kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
IV.Pertemuan Kempat (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar Airlangga, Ken Arok dan Ken
Dedes
2. Pre-Test, menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Kediri dan Singasari
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
X. Pertemuan Kesepuluh (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Mataram
Islam
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Mataram Islam
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menjabarkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Mataram melalui
studi pustaka dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Agung mengusir VOC dari Batavia
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Mataram
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
XI.
Pertemuan Kesebelas (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Banten
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Banten
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Banten
melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Ageng Tirtayasa mengusir VOC dari
Banten melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Banten
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
XII. Pertemuan Keduabelas (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar peninggalan kerajaan Gowa Tallo
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang kerajaan Gowa - Tallo
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa Tallo melalui studi pustaka, dan diskusi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Hasanuddin mengusir VOC dari Makasar
melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi
kerjaan Islam Gowa - Tallo
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
4.
Seorang
Musafir
Cina
yang
mengadakan perjalanan ke India, 671
M dan singgah di Sriwijaya adalah ....
A. I-Tsing
D. Meng-Chi
B. Hwi-Ning
E. Cheng-Ho
C. Fa-Hien
6.
7.
8.
9.
Sebutkan dan jelaskan 4 teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia !
Apa yang dimaksud dengan upacara vratyastoma ?
Tuliskan silsilah raja-raja Kutai berdasarkan Prasasti Yupa !
Tuliskan wilayah kekuasaan Tarumanegara berdasarkan wilayah penemuan dari
peninggalannya !
5. Sebutkan faktor-faktor pendorong berdirinya kerajaan Sriwijaya !
6. Mengapa terjadi perang antara Balaputradewa dengan Rakai Pikatan?
7. Sebutkan faktor-faktor penyebab perpindahan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke
Jawa Timur!
8. Tunjukkan bukti bahwa agama dan kebudayaan Islam di Indonesia berasal dari Gujarat !
9. Apa makna yang dapat disimpulkan Islam dengan adanya Komplek Makam Tralaya di
Trowulan, Mojokerto ?
10. Mengapa Sultan Trenggana menugaskan Fatahillah menduduki Banten dan Cirebon di
Jawa Barat?
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan
............, ..............
Guru Mapel Sejarah
........
NIP/NRK.......................
........................................
NIP/NRK.......................
SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi
:
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Indikator
...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
8 X 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari
negara
tradisional,
kolonial,
pergerakan
kebangsaan,
hingga
terbentuknya
negara
kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
1.2 Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia
di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan
Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan
Pendudukan Jepang.
- Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan
dan struktur birokrasi di Hindia Belanda pada masa VOC
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi,
militer, ekonomi dan sosial pada masa Pemerintah
Herman Willem Daedels
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi,
ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di Hindia Belanda
pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi dan
ekonomi di Hindia Belanda pada masa Pemerintah
Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
- Mendeskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di
Hindia Belanda pada masa Pemerintah Van Den Bosch
- Mendeskripsikan penerapan politik ekonomi liberal
kolonial
- Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang
pemerintahan, hukum, ekonomi, dan pendidikan
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi IndonesiaJepang pada masa kolonial Belanda.
- Mendiskripsikan Mendiskripsikan kebijakan politik
Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia
- Mendiskripsikan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan
Jawa Hokokai.
1.
2.
3.
4.
Verplichte Leverantie
Contingenten
Ekstirpasi
Pelayaran Hongi
KEMUNDURAN VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18. Hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
4. Adanya persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis
(Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).
5. Hutang VOC yang sangat besar
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC
tidak sesuai lagi untuk diteruskan
8. Pendudukan Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795, menganggap badan
seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris, sehingga
VOC harus dibubarkan.
Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak octroi
dihapus. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar
134,7 juta gulden. Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah
kerajaan Belanda.
B. MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA
Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Perancis, berhasil
merebut kekuasaan. Sehingga di Belanda terbentuklah pemerintahan baru yang disebut
Republik Bataaf. Republik ini menjadi boneka Perancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon
Bonaparte. Sedangkan raja Belanda, Willem V, melarikan diri dan membentuk pemerintah
peralihan di Inggris. Pada waktu itu antara Inggris dan Perancis sedang bermusuhan dengan
hebatnya.
1. Membangun jalan antara Anyer Panarukan. Jalan ini penting sebagai lalu-lintas
pertahanan maupun perekonomian.
2. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab
hubungan Belanda dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan.
3. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
Bidang Sosial
1. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer Panarukan.
2. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan.
3. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Louis Bonaparte sebagai raja Belanda, akhirnya menarik kembali Daendels. Penarikan
Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang Panglima Perang yang
kemudian dikerahkan ke medan Rusia.
D. MASA PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA (Masa Interegnum) 1811 1816
1.
LATAR BELAKANG
Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke
Eropa. Penggantinya, Gubernur Jendral Jansen, tidak mampu menahan serangan musuh,
sehingga terpaksa menyerah. Akhir dari penjajahan Belanda Perancis ini ditandai dengan
Kapitulasi Tuntang, yang isinya sebagai berikut :
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus.
4. Semua hutang Pemerintah Belanda yang dulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
Kapitulasi Tuntang ini ditandatangani pada tanggal 18 9 1811, oleh S. Auchmuty
dari pihak Inggris dan Janssens dari pihak Belanda. Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang,
raja muda Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles
sebagai Wakil Gubernur (Lieutenant Governor) di Jawa.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Tanah pertanian yang disediakan penduduk, tidak boleh melebihi seperlima dari tanah
pertanian yang dimiliki penduduk desa.
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi
pekerjaan untuk menanam tanaman padi.
4. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah.
5. Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda; Jika harganya
ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka kelebihan itu diberikan
kepada penduduk.
6. Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan petani, akan menjadi tanggungan
pemerintah
7. Bagi yang tidak memiliki tanah, akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik-pabrik
milik pemerintah selama 65 hari setiap tahun.
Ketentuan ketentuan tersebut memang kelihatan tidak terlampau menekan rakyat. Dalam
prakteknya, sistem tanam paksa seringkali menyimpang, sehingga rakyat banyak dirugikan,
misalnya:
1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan suka rela akan tetapi dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan cara-cara paksaan.
2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka. Seringkali tanah
tersebut satu per tiga bahkan semua tanah desa digunakan untuk tanam paksa.
3. Pengerjaan tanaman-tanaman ekspor seringkali jauh melebihi pengerjaan tanaman padi.
Sehingga tanah pertanian mereka sendiri terbengkelai.
4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa.
5. Kelebihan hasil panen setelah diperhitungkan dengan pajak tidak dikembalikan kepada
petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani
7. Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah dijadikan tenaga paksaan.
c.
Bagi Belanda
1. Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran
Eropa
2. Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembang kempis, pada masa Tanam Paksa
mendapat keuntungan besar
3. Pabrik-pabrik gula yang semula diusahakan oleh kaum swasta Cina, kemudian juga
dikembangkan oleh pengusaha Belanda karena keuntungannya besar.
4. Belanda mendapatkan keuntungan (batiq slot) yang besar.
Bagi Indonesia
Dampak negatif :
1. Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan
2. Beban pajak yang berat
3. Pertanian utamanya padi banyak mengalami kegagalan panen
4. Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana.
5. Jumlah penduduk Indonesia menurun.
Dampak positif :
1. Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru
2. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.
Karena reaksi-reaksi tersebut, secara berangsur-angsur pemerintah Belanda mulai
mengurangi pemerasan lewat Tanam Paksa dan menggantikannya dengan sistem politik
ekonomi liberal kolonial. Tonggak berakhirnya Tanam Paksa adalah dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Pokok Agraria (Agrarische Wet), 1870.
G. POLITIK EKONOMI LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 1870
a.
b.
c.
d.
1.
LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi
namun memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.
Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi
Industri sehingga sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia).
AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk
meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat
menanamkan modalnya di Indonesia.
Pelaksanaan politik ekonomi liberal ini dilandasi dengan beberapa peraturan diantaranya
sebagai berikut :
1. Indische Comptabiliteit Wet, 1867.
2. Suiker Wet
3. Agrarische Wet (Undang-undang Agraria),1870.
4. Agrarische Besluit, 1870.
Bagi Belanda :
1. Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta Belanda dan
pemerintah kolonial Belanda.
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda. Pada
tahun 1870 luas tanah di pulau Jawa yang ditanami tebu seluas 54.176 bahu, maka
dalam tahun 1900 meningkat menjadi 128.301 bahu.
3. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
Bagi rakyat Indonesia :
1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk
2. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga kopi dan gula
membawa akibat buruk bagi penduduk. Uang sewa tanah dan upah pekerja menurun.
3. Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras, sementara pertumbuhan
penduduk Jawa meningkat cukup pesat.
4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah bersaing dengan banyak barangbarang impor dari Eropa.
5. Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya
angkutan dengan kereta api.
6. Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang
berat bagi yang melanggar peraturan Poenale Sanctie.
H. POLITIK ETIS
1. Latar Belakang
a. Pelaksanaan sistem tanam paksa yang mendatangkan keuntungan berlimpah bagi Belanda,
namun menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia.
b. Eksploitasi terhadap tanah dan penduduk Indonesia dengan sistem ekonomi liberal tidak
mengubah nasib buruk rakyat pribumi.
c. Upaya Belanda untuk memperkokoh pertahanan negeri jajahan dilakukan dengan cara
penekanan dan penindasan terhadap rakyat.
d. Adanya kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri (Kaum Etisi) seperti Van Kol, Van
Deventer, Brooschooft, De Waal, Baron van Hoevell, Van den Berg, Van De Dem dan lainlain.
Tokoh tersebut memperjuangkan agar pemerintah Belanda meningkatkan kesejahteraan
moril dan materiil kaum pribumi, menerapkan desentralisasi dan efisiensi. Perjuangan mereka
kemudian dikenal sebagai Politik Etis.
2. Pelaksanaan Politik etis
Pada periode 1900 -1925 banyak kemajuan dan perubahan dicapai. Bangunan-bangunan
besar didirikan, semua itu merupakan keharusan dalam kemajuan yang tidak dapat dielakkan.
Perubahan-perubahan tersebut sebagai berikut :
a. Desentralisasi Pemerintahan
Sebelum tahun 1900 pemerintahan di Indonesia dilakukan secara sentralisasi. Sejak tahun
1854 dikeluarkan peraturan yang memberikan hak kepada parlemen untuk mengawasi
jalannya pemerintahan Hindia-Belanda.
b. Irigasi
Sarana yang sangat vital bagi pertanian adalah sarana irigasi (pengairan). Pada tahun 1885
pemerintah telah membangun secara besar-besaran bangunan irigasi di Brantas dan Demak
seluas 96.000 bau. Pada tahun 1908 berkembang menjadi 173.000 bau.
c. Emigrasi (Transmigrasi)
Dalam abad ke-19 terjadi migrasi penduduk dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, berhubung
dengan perluasan tanaman tebu.
d. Edukasi
Pemerintah kolonial Belanda membentuk dua macam sekolah untuk rakyat pribumi, yaitu
Sekolah kelas I (angka satu) untuk anak-anak pegawai negeri dan orang berkedudukan.
Dan sekolah kelas II (angka dua) untuk kepada anak-anak pribumi pada umumnya.
3. Kegagalan Politik Etis Dan Politik Asosiasi
Kegagalan pelaksanaan politik Etis tersebut nampak dalam :
1. Sejak pelaksanaan sistem ekonomi liberal Belanda mendapatkan keuntungan yang besar,
sedangkan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi tetap rendah.
2. Hanya sebagian kecil kaum pribumi yang memperoleh keuntungan dan kedudukan yang
baik dalam masyarakat kolonial, yaitu golongan pegawai negeri.
3. Pegawai negeri dari golongan pribumi hanya digunakan sebagai alat saja, sehingga
dominasi bangsa Belanda tetap sangat besar.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Membandingkan
perkembangan
masyarakat Indonesia
di bawah penjajahan:
dari masa VOC,
Pemerintahan Hindia
Belanda, Inggris,
sampai Pemerintahan
Pendudukan Jepang.
Terstruktur
Mendeskripsikan
perkembangan
sistem birokrasi,
militer, ekonomi
dan sosial pada
masa Pemerintah
Herman Willem
Daedels melalui
melalui studi
pustaka dan diskusi.
Mandiri
Siswa dapat
Mendeskripsikan
perkembangan sistem
birokrasi, militer,
ekonomi dan sosial pada
masa Pemerintah
Herman Willem Daedels
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar-gambar kapal-kapal VOC
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang VOC
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas proses berdirinya VOC melalui studi pustaka dan diskusi.
2. Mengidentifikasi proses hak-hak istimewa yang dimiliki oleh VOC melalui studi
pustaka dan tanya jawab.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Membahas perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia
Belanda pada masa VOC melalui studi pustaka dan diskusi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
B. Suishintai
C. Keibodan
E. Heiho
C. Romukyokai
D. Cuo Sangi In
E. Keimin Bunka Sidhoso
19. Pada masa pendudukan Jepang semua
organisasi
pergerakan
dilarang,
kecuali ....
A. Gerindo
B. Gapi
C. Sarikat Islam
D. MIAI
E. Parmusi
20. Pemerahan bahan makanan pemerintah
militer Jepang terhadap rakyat Indonesia
dilakukan melalui ....
A. Romukyokai
B. Tonarigumi
C. Minseifu
D. Nogyo Kumiai
E. Jawa Hokokai
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan
............, ..............
Guru Mapel Sejarah
........
NIP/NRK.......................
........................................
NIP/NRK.......................
:
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Indikator
...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.3 Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan
nasionalisme Indonesia.
- Mendeskripsikan Faktor-faktor pendorong lahirnya
pergerakan nasional Indonesia
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Budi
Utomo sebagai pelopor pergerakan nasional Indonesia
- Mendeskripsikan perkembangan Serikat Islam sebagai
organisasi pergerakan nasional dari golongan Islam
- Mendeskripsikan perkembangan Indische Partij sebagai
organisasi pergerakan nasional nasionalis dari golongan
Indo-Belanda
- Mendeskripsikan perkembangan PKI sebagai organisasi
pergerakan nasional dari golongan sosilis-komunis
- Mendeskripsikan perkembangan PNI sebagai organisasi
pergerakan nasional dari golongan nasionalis
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya PPPKI
sebagai usaha untuk mempersatukan kekuatan organisasi
pergerakan nasional
- Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Gerakan
Pemuda dan Sumpah Pemuda sebagai usaha untuk
menggalang mempersatukan dan kesatuan nasional
- Mendeskripsikan Perjuangan di dalam volksraad dengan
Petisi Soetardjo dan GAPI
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan Faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia
2. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Budi Utomo sebagai pelopor
pergerakan nasioanl Indonesia
Dunia I meletus, Budi Utomo yang pamornya sudah menurun, mengusulkan perlunya
wajib militer bagi penduduk bumi putera (Indie Weerbaar). Gagasan ini ditolak Belanda,
sebagai gantinya parlemen Belanda membentuk Volksraad (Dewan Rakyat), Desember
1916.
Serikat Islam
Pada mulanya, pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam
(SDI) di Solo, dengan tujuan untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia
dari ancaman pedagang Cina. Dengan masuknya Umar said Cokroaminoto, SDI diubah
namanya menjadi Serikat Islam (SI), agar anggotanya tidak terbatas pada golongan
pedagang saja. Adapun tujuan dari Serikat Islam adalah sebagai berikut :
a. mengembangkan jiwa dagang
b. membantu para anggotanya yang mempunyai kesulitan dalam usahanya
c. memajukan pengajaran
d. memprbaiki pendapat-pendapat yang keliru tentang Islam.
Dalam waktu yang relatif singkat Serikat Islam mendapatkan simpati dan jumlah
anggota yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh :
a. Serikat Islam terbuka bagi semua golongan
b. Serikat Islam berpolitik untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan
c. Serikat Islam membela kepentingan rakyat pribumi yang menderita karena penjajahan
d. Serikat Islam dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dihormati, seperti alim ulama dan kiaikiai
e. Agama Islam dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Melihat adanya tanda-tanda semangat revolusioner dalam tubuh Serikat Islam,
Gubernur Jendral Idenberg menaruh sikap waspada. Pada bulan Agustus 1912, untuk
sementara waktu kegiatan Serikat Islam diskors. Pada kongres Serikat Islam pertama di
Surabaya, Januari 1913, ditegaskan bahwa Serikat Islam bukan partai politik. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada kongres tersebut juga
diputuskan bahwa Haji Umar Said Cokroaminoto, sebagai ketua SI dan Surabaya sebagai
pusat kegiatan SI.
Pada tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Serikat Islam (CSI) dengan tugas
mengatur kerjasama antar SI daerah. Sementara itu ISDV (Indische Social Democratische
Vereniging) yang berhaluan komunis yang didirikan oleh H.J.F.M. Sneevliet meakukan
penyusupan (infiltrasi) ke dalam tubuh SI. ISDV berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh
muda SI, seperti : Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirjo melalui SI
cabang Semarang. Dalam perkembangannya terjadi pertentangan antara kelompok SI Putih
dan SI Merah yang berhaluan komunis. Oleh karena itu pada konggres SI, Oktober 1921
diputuskan diberlakukannya disiplin partai. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama
menjadi Sarekat Rakyat.
Indische Partij
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga
serangkai, yaitu :
1. E.F.E. Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi.
2. Suwardi Suryaningrat
3. dr. Cipto Mangunkusumo
Tujuan didirikannya Indische Partij ini adalah untuk mempersatukan semua Indiers
sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka. Yang dimaksud dengan Indiers
adalah semua orang yang lahir di Indonesia dan mengaku bertanah air Indonesia, baik
orang Indo-Belanda, Cina, Arab maupun pribumi asli. Cita-cita Indische Partij ini
disebarluaskan melalui surat kabar De Express.
Karena sikap dan programnya yang tegas dan bercita-cita Hindia Merdeka untuk
pertamakalinya, maka surat permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan
hukum ditolak pemerintah Hindia Belanda. Sikap kritis Indische Partij ini juga tampak
dalam artikel yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dalam surat kabar De Express yang
berjudul Als ik en Nederlanders Was (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel tersebut
berisi sindiran terhadap pemerintah Hidia Belanda yang mengajak bangsa Indonesia untuk
memperingati hari kemerdekaan Belanda yang ke-seratus.
Karena kegiatan-kegiatan IP dianggap merugikan pemerintah, maka pada bulan
Agustus 1913, pemerintah Belanda menangkap ketiga pemimpin IP tersebut diatas. Merka
kemudian mendapatkan hukuman buang. Mereka sendiri memilih Belanda sebagai tempat
pembuangannya. Dengan dibuangnya ketiga tokoh IP tersebut, maka kegiatan IP semakin
menurun. Oleh karena itulah IP kemudian berganti nama menjadi partai Insulinde. Pada
tahun 1919, Insulinde berganti nama lagi menjadi Nasional Indische Partij (NIP).
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan pada tahun 1908 di Den Haag, Belanda. Pada
mulanya bernama Indische Veereniging (IV). Pendirinya adalah orang-orang Indonesia
yang berada di Belanda, antara lain Sultan Kasayangan dan R.M. Noto Suroto. Pada
mulanya organisasi ini hanya berupa organisasi sosial untuk mengurus kepentingan
bersama orang-orang Indonesia di perantauan. Unsur-unsur politik mulai tampak dengan
diterbitkannya majalah Hindia Putra pada bulan Maret 1916. Organisasi ini semakin
berkembang dengan kedatangan tokoh-tokoh tiga serangkai pendiri Indische Partij yang
sedang menjalani hukuman buang di negeri Belanda.
Setelah Perang Dunia I, semangat nasionalisme semakin kuat, pada tahun 1922
Indische Veereniging berganti nama menjadi Indonesische Veereniging. Pada tahun 1923
majalah Hindia Putra berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1925
Indonesische Veereniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Aktifitas
politik PI ini semakin meningkat sejak bergabungnya Ahmad Subarjo dan Mohammad
Hatta ke dalam tubuh PI. Bahkan kemudian PI menegaskan bahwa tujuan PI adalah
Indonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama dan serentak oleh masyarakat
Indonesia.
Untuk mendapatkan dukungan internasional, maka PI ikut aktif dalam kegiatankegiatan organisasi internasional menentang penjajahan, seperti :
a. Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial
b. Liga Demokrasi Internasional
c. Kongres Wanita Internasional
d. Mengadakan hubungan dengan Komunisme Internasional (Komintern).
Pada tahun 1920-an pengaruh PI di tanah air semakin luas. Beberapa organisasi lahir
di tanah air karena mendapat pengaruh dari PI, seperti : PPPI, PNI, dan Jong Indonesia.
Pada tahun 1927 diadakan penggeledahan terhadap pemimpin-pemimpin PI. Empat tokoh
PI, yaitu : Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo, dan Abdul Majid
Joyoadiningrat ditangkap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Mereka dituduh akan
melakukan pemberontakan dan pemerintah kolonial menduga ada hubungan antara
pemberontakan PKI, 1926 dengan PI.
Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Banyak
anggota PNI adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang kembali ke tanah air. Ir.
Sukarno terpilih sebagai ketua PNI. Sedangkan tujuan PNI adalah Indonesia Merdeka.
Tujuan tersebut akan dicapai dengan azas percaya pada diri sendiri, artinya memperbaiki
keadaan politik, ekonomi dan sosial budaya yang rusak karena penjajahan dengan
kekuatan sendiri. Idiologi PNI adalah Marhaenisme yang dicetuskan oleh Ir. Sukarno
dengan tujuan untuk menggalang persatuan dari aliran-aliran politik yang ada di Indonesia,
yaitu : Nasionalis, Islam dan Marxis.
Pemimpin-pemimpin PNI seperti : Mr. Sartono, Mr. Suyudi, Mr. Iskaq
Cokrohadisuryo, dr. Syamsi, Mr. Budyarto, Mr. Ali Sastroamijoyo dan khususnya Ir.
Sukarno berhasil menggerakkan rakyat Indonesia sehingga pengaruh PNI semakin luas.
Dengan aksi persatuannya, PNI berhasil membentuk Permufakatan Perhimpunanperhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada tanggal 18 Desember 1927 di
Bandung. PPPKI beranggotakan PNI, SI, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum
Betawi, Indonesische Studie Club dan Algemene Studie Club.
Adanya isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, dijadikan alasan oleh
pemerintah kolonial untuk mengadakan penggeledahan dan penangkapan. Sehingga pada
bulan Desember 1929, empat tokoh PNI ditangkap. Mereka adalah Ir. Sukarno, R. Gatot
Mangkupraja, Maskun Sumadireja dan Supriadinata. Dalam pengadilan mereka di
Sukamiskin, Bandung, Ir. Sukarno membacakan pidato pembelaannya berjudul Indonesia
Menggugat. Tokoh-tokoh PNI tersebut akhirnya dijatuhi hukuman penjara.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Menganalisis proses
kelahiran dan
perkembangan
nasionalisme
Indonesia
Terstruktur
Mandiri
Siswa dapat
Mendeskripsikan Faktorfaktor pendorong
lahirnya pergerakan
nasional Indonesia
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh Budi Utomo
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang munculnya pergerakan nasional
Indonesia
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional
Indonesia melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan
diskusi kelas.
2. Menceritakan usaha-usaha Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam membentuk Studie
Fond sebagai awal dari pembentukan Budi Utomo
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
III.
Pertemuan Ketiga (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh PKI
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang PKI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan usaha-usaha H.J.F.M Sneevliet dalam membentuk ISDV sebagai
awal dari pembentukan PKI
2. Mejelaskan usaha-usaha golongan komunis melakukan penyusupan ke dalam
tubuh Serikat Islam melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan keterkaitan PKI dengan Komintern pada masa pergerakan nasional
melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
IV.Pertemuan Keempat (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh PNI
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang PNI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan perkembangan PNI sebagai organisasi pergerakan nasional dari
golongan nasionalis melalui studi pustaka, dan diskusi
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
VI.
Pertemuan Keenam (1x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar Soetardjo Kartohadikusumo dam M.H.
Thamrin
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang Petisi Soetardjo perjuangan, Fraksi
Nasional dan GAPI
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menceritakan perjuangan pergerakan nasional di dalam Volsraad pada masa
moderat melalui studi pustaka, dan diskusi
2. Mejelaskan muncul Petisi Soetardjo melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
3. Menerangkan perjuangan Fraksi Nasional di dalam Volksraad melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Menerangkan perjuangan GAPI menuntut Indonesia Berparlemen melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan:
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.);
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,)
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Meugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
ALAT/BAHAN DAN SUMBER :
a. Alat/Bahan
b. Sumber
:
1. Mustopo, Habib, dkk, 2006, Sejarah, SMA Kelas XI IPA, Jilid 2, Yudhistira :
Bogor
2. CD pembelajaran, LKS, Gambar, Bagan, dan sumber-sumber dari internet
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian
proses pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan
penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !
1. Penderitaan rakyat pada masa kolonial
Belanda disebabkan oleh adanya politik
drainage oleh pemerintah kolonial. Yang
dimaksud dengan politik drainage
adalah ....
A. politik adu domba antara kelompokkelompok pribumi.
B. politik penghisapan kekayaan untuk
kepentingan pemerintah kolonial
C. Politik Etis yang hanya merupakan
tipu muslihat Belanda
D. Politik
pemanfaatan
bangsa
Indonesia untuk kepentingan perang
Belanda
E. Politik intervensi Belanda terhadap
kerajaan-kerajaan di Indonesia
2. Berikut ini adalah ciri-ciri perjuangan
bangsa Indonesia sebelum tahun 1908,
kecuali ....
A. Bersifat kedaerahan
B. Bersifat sporadis atau musiman
C. Memiliki ide nasional yang jelas
D. Perlawanan fisik bersenjata
E. Dipelopori oleh kaum terpelajar
A.
B.
C.
D.
E.
Max Havelaar
Als ik en Nederlader Was
Indonesia Menggugat
Oetoesan Hindia
Nolimetangere
E. Memperkokoh
organisasi
dan
memperbaiki
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Yayasan
............, ..............
Guru Mapel Sejarah
........
NIP/NRK.......................
........................................
NIP/NRK.......................
SMA/MA.
Program
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi waktu
Standar Kompetensi
:
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Indikator
...
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sejarah
XI / 1
13 x 45 Menit
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara
tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
1.4 Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan
Indonesia.
- Mendiskripsikan peristiwa-peristiwa penting sekitar
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
- Mengidenifikasikan proses pembentukan kelengkapankelengkapan negara.
- Mengidenifikasikan Perubahan otoritas KNIP dan
pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan di Indonesia
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendiskripsikan peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
2. Mengidenifikasikan proses pembentukan kelengkapan-kelengkapan negara.
3. Mengidenifikasikan Perubahan otoritas KNIP dan pengaruhnya terhadap sistem
pemerintahan di Indonesia
Nilai Karakter Bangsa :
Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri (keteguhan hati, optimis).Berorientasi pada tugas (bermotivasi,
tekun/tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu
memimpin), Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).
sebuah kota kewedanan dipantai Utara Kabupaten Karawang disebuah Cudan (Kompi) tentara
PETA.
Dalam suatu pembicaraan berdua dengan Soekarno, Shodanco Singgih beranggapan
bahwa Soekarno sebenarnya bersedia mengadakan proklamasi segera sesudah kembali ke
Jakarta. Sehingga pada dini hari itu Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana
proklamasi itu kepada kawan-kawannya kaum muda. Sementara itu di Jakarta antara Mr.
Ahmad Subarjo dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus
dilaksanakan di Jakarta. Berdasarkan kesepakatan tersebut Jusuf Kunto mengantar Ahmad
Subarjo bersama sekretarisnya Sudiro (Mbah) ke Rengasdengklok. Setelah Ahmad Subarjo
menjamin bahwa selambat-lambatnya keesokan harinya Soekarno - Hatta akan
memproklamasikan kemerdekaan, Cudanco Subeno, komandan kompi tentara Peta
Rengasdengklok, mempersilahkan Soekarno - Hatta malam hari itu juga kembali ke Jakarta.
Ahmad Soebarjo membawa rombongan tersebut ke rumah Laksamada Maeda di Jalan
Imam Bonjol no. 1 yang digunakan sebagai tempat rapat untuk membahas proklamasi yang
diadakan keesokan harinya. Sebelum rapat dimulai Soekarno - Hatta telah menemui
Somubuco Mayor Jendral Nisyimura untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Nisyimura menyatakan bahwa dengan menyerahnya
Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan, bahwa Jepang tidak diperkenankan lagi mengubah
Status Quo. Dengan demikian Soekarno Hatta semakin yakin bahwa proklamasi harus
dilaksanakan lepas dari rencana Jepang.
Soekarno - Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda untuk mengadakan persiapan
proklamasi bersama anggota PPKI dan pimpinan golongan muda. Di ruang makan rumah itu
dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maeda sebagai tuan rumah
mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua. Miyoshi, orang kepercayaan Nisyimura
bersama tiga tokoh muda yaitu Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah menyaksikan peristiwa itu.
Sedangkan tokoh-tokoh lain menunggu di serambi muka. Soekarno menulis konsep teks
proklamasi pada secarik kertas, sedangkan Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo menyumbangkan
pikiran secara lisan. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan saran dari Ahmad Subarjo.
Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Moh. Hatta.
Pada pukul 04.00 WIB, dini hari, 17 - 8 - 1945 perumusan konsep naskah proklamasi
selesai. Soekarno membacakan konsep tersebut di depan hadirin di ruang depan. Mereka
menyetujui isinya, tetapi memperdebatkan siapa yang akan menandatanganinya. Sukarni
mengusulkan agar Soekarno - Hatta menandatangani teks tersebut atas nama bangsa
Indonesia. Usul tersebut diterima dengan baik. Kemudian konsep itu diketik oleh Sayuti
Melik, dan ditanda tangani oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Mereka
sepakat bahwa naskah proklamasi akan dibacakan di kediaman lr. Soekarno, Jl. Pagangsaan
Timur 56 pada pukul 10.00 waktu Jawa.
Tepat pukul 10.00, tanggal 17 Agustus 1945, disaksikan kurang lebih 1000 hadirin, lr.
Soekarno didampingi Moh. Hatta membacakan teks proklamasi yang didahului oleh pidato
singkat. Dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh pemuda Suhud dan
mantan Cudanco Latief Hendraningrat. Tanpa dipandu, secara spontan para hadirin
mengiringinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan
sambutan Walikota Jakarta Suwiryo.
PEMBENTUKAN BADAN-BADAN KELENGKAPAN NEGARA
Sehari sesudah Proklamasi, 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang untuk pertama
kalinya. Sebelum sidang, Soekarno - Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wakhid
Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo dan Mr. Teuku Moh. Hassan membicarakan rumusan
Piagam Jakarta. Rumusan tersebut dijadikan Rancangan Pembukaan Undang-undangan Dasar.
Hal itu dilakukan karena adanya keberatan dari pemeluk agama lain atas rumusan "KeTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Tokohtokoh tersebut menyetujui rumusan tersebut untuk merubah menjadi Ketuhan Yang Maha
Esa. Sidang PPKI, 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan, sebagai berikut :
1. Mengesahkankan Undang-undang Dasar (UUD 1945)
2. Memilih lr. Soekarno dan Moh. Hatta, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
3. Membentuk Komite Nasional untuk membantu Presiden, sebelum MPR dan DPR belum
terbentuk
Pada hari berikutnya, 19 Agustus 1945, Presiden memanggil kembali anggota PPKI dan
tokoh-tokoh pemuda. Dalam pertemuan diputuskan :
1. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
2. Merancang pembentukan 12 departemen dan menunjuk para menterinya
3. Menetapkan pembagian wilayah RI menjadi 8 Propinsi
Selanjutnya pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden mengumumkan dibentuknya tiga
badan baru, yaitu :
1. Komite Nasional Indonesia (KNI)
2. Partai Nasional Indonesia (PNI)
3. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
KNI disusun dari tingkat pusat sampai ke daerah. Pada tingkat Pusat disebut Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat
kewedanan disebut Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). KNIP bersidang untuk
pertama kalinya pada tanggal 29 Agustus 1945, yang dipimpin oleh Kasman Singodimejo
sebagai ketuanya. Pada bulan Oktober 1945 kelompok sosialis di bawah pimpinan Sutan
Syahrir berhasil menyusun kekuatan dalam KNIP sehingga berhasil meloloskan idenya untuk
membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP). Badan ini dalam
perkembangannya banyak dikuasai golongan sosialis yang dipimpin oleh Syahrir dan Amir
Syarifudin. Melalui BPKNIP inilah banyak dihasilkan maklumat-maklumat yang ditanda
tangani Wakil Presiden yang pada kenyataannya menyimpang dari UUD 1945 seperti :
1. Maklumat no. X, 16 Oktober 1945, tentang pemberian kekuasaan Legislatif kepada
BPKNIP
2. Maklumat 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai-partai politik
3. Maklumat 14 Nopember 1945, tentang perubahan sistem pemerintahan presidentil
menjadi parlementer.
BKR Pusat pada mulanya dipimpin oleh Mr. Kasman Singodimejo, mantan Daidanco
Jakarta. Setelah Kasman kemudian diangkat pemerintah sebagai ketua KNIP, kedudukannya
sebagai ketua BKR digantikan oleh Kaprawi, mantan Daidanco Sukabumi. BKR berfungsi
sebagai penjaga keamanan dan keselamatan rakyat serta merawat korban perang. BKR di
daerah-daerah di bawah koordinasi KNI Daerah. Sehingga BKR bukanlah Tentara Nasional.
Pemerintah sengaja tidak membentuk Tentara Nasional dengan alasan pembentukan tentara
nasional akan mengundang pukulan atau serangan gabungan tentara Sekutu dan Jepang,
sedangkan kekuatan nasional belum mampu menghadapinya.
Kebijakan pemerintah ini tidak memuaskan golongan pemuda. Mereka mengharapkan
pembentukan Tentara nasional sebagai tulang punggung pertahanan keamanan negara baru.
Setelah usulan mereka ditolak oleh Presiden, mereka membentuk laskar-laskar bersenjata yang
bernaung dibawah Komite Van Aksi, yang bermarkas di Jalan Menteng 31 dan dipimpin oleh
Adam Malik, Sukarni, Chaerul Saleh, Maruto Nitintiharjo dan sebagainya. Badan-badan
perjuangan tersebut, seperti : Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia
(BARA), Barisan Buruh Indonesia (BBI), Barisan Banteng, Tentara Pelajar (TP), Tentara
Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dan lain-lain.
Sementara itu pada tanggal 15 September 1945, pasukan sekutu, AFNEI yang
diboncengi oleh NICA mulai mendarat di Tanjung Priok, Jakarta. Oleh karena itu pemerintah
memandang perlu segera dibentuk Tentara Nasional. Tugas ini diberikan kepada pensiunan
Mayor KNIL Urip Sumoharjo. Selanjutnya pada tanggal 5 Oktber 1945 dikeluarkan Maklumat
Pemerintah yang menyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan maklumat
pemerintah tersebut dibentuk markas Tertinggi TKR oleh Urip Sumoharjo di Yogyakarta.
Sedangkan tokoh yang ditunjuk sebagai TKR adalah Supriyadi. Akan tetapi Supriyadi yang
telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi TKR ternyata tidak pernah menduduki posnya.
Sehingga pada bulan Nopember 1945 diadakan pemilihan pemimpin TKR baru. Tokoh yang
terpilih adalah Kolonel Sudirman, Komandan Divisi V/ Banyumas. Pada tanggal 18 Desember
1945 Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral. Sedangkan
Urip Sumoharjo tetap sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jendral.
Pada tanggal 7 Januari 1946, atas usul Panglima Sudirman, nama Tentara Keamanan
Rakyat diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Pada tanggal 25 Januari 1946 diubah
lagi namanya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian dalam rangka
mempersatukan antara TRI dan laskar-laskar perjuangan yang telah ada sebelumnya, pada
tanggal 3 Juni 1947 pemerintah mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Menganalisis
terbentuknya negara
Kebangsaan Indonesia
Terstruktur
Mendiskripsikan
peristiwa-peristiwa
penting sekitar
proklamasi kemerdekaan
Indonesia (Pembentukan
BPUPKI, Peristiwa
Rengasdengklok,
Perumusan Teks
Proklamasi dan
Pembacaan Teks
Proklamasi) melalui
studi pustaka dan
diskusi.
Mandiri
Siswa dapat
Mendiskripsikan
peristiwa-peristiwa
penting sekitar
proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama dan Kedua (2x 45)
A. Kegiatan awal
1. Apersepsi dengan menunjukkan gambar tokoh-tokoh penting pada peristiwa
sekitar proklamasi
2. Menggali pemahaman awal siswa tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Bersama siswa membahas faktor-faktor pendorong lahirnya janji kemerdekaan
dari pemerintah pendudukan Jepang kepada bangsa Inodinesia melalui studi
pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
2. Setelah
mengalami
kekalahan
diberbagai medan pertempuran, Jepang
memberikan
janji
kemerdekaan
Indonesia "kelak dikemudian hari". Janji
tersebut disampaikan oleh Perdana
Menteri ....
A. Tojo
B. Tanaka
C. Koiso
D. Nagano
E. Toyohito
3. Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah ....
A. menagih janji Indonesia Merdeka
B. mempersatukan Indonesia sebagai
negara fasis
C. merumuskan tuntutan Indonesia
Merdeka kepada Jepang
D. mempelajari
strategi
militer
menjelang Indonesia Merdeka
E. mempelajari
hal-hal
penting
mengenai pemerintahan Indonesia
Merdeka
4. Pada saat peresmian BPUPKI dilakukan
upacara pengibaran bendera Sang Merah
Putih disamping bendera Jepang.
Pengibaran bendera Merah Putih
dilakukan oleh ....
A. Latif Hendraningrat
B.
C.
D.
E.
A.G. Pringgodigdo
Toyohito Masuda
Icibangase
Chairul Shaleh
B.
C.
D.
E.
31 Agustus 1945
17 September 1945
17 Agustus 1945
1 September 1945
B. Laksamana
Maeda
bersedia
menjamin keselamatan mereka
selama berada di rumahnya
C. Jepang ingin terlibat dalam proses
perumusan teks proklamasi
D. Supaya
Jepang
memperlunak
sikapnya
terhadap
pemimpinpeminpin Indonesia
E. Agar terkesan Jepang ikut andil
dalam proklamasi kemerdekaan
Indonesia
18. "Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia"
adalah kalimat dalam teks proklamasi
usulan dari ....
A. Soekarno
B. Soekarni
C. Moh. Hatta
D. Ahmad Subarjo
E. Sayuti
19. Tokoh yang mendapat tugas dari wakil
Walikota Suwirjo untuk mempersiapkan
perlengkapan pengeras suara adalah ....
A. Gunawan
B. Mr. Wilopo
C. Suhud
D. Sudiro
E. Latief Hendraningrat
20. Kabinet
Presidentil
pertama
Indonesia diresmikan pada ....
A. 2 September 1945
B. 19 Agustus 1945
C. 22 Agustus 1945
D. 14 Nopember 1945
E. 3 Nopember 1945
di
............, ..............
Guru Mapel Sejarah
........
NIP/NRK.......................
........................................
NIP/NRK.......................