Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada
gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan
tumpatan sementara sehingga harganya lebih mahal untuk pasien. Berdasarkan
kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay/overlay, dan crown.
Inlay merupakan tambalan yang berada diantara cups, sehingga ukurannya
biasanya tidak begitu luas. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit,
dan kadang-kadang dari emas.
Onlay merupakan modifikasi dari MOD inlay dimana telah terjadi kerusakan
mengenai lebih dari 1 cups atau lebih dari 2/3 dataran oklusal. Biasanya lebih luas
dari inlay dan menutupi salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut.
Sedangkan crown adalah mahkota selubung yang menyelubungi seluruh
permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik pada
gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment).
Berdasarkan uraian di atas, kami menyusun laporan tutorial ini dengan judul
Restorasi Rigid, dengan spesifik membahas tentang restorasi Onlay.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi restorasi rigid?
2. Apa sajakah macam-macam restorasi rigid?
3. Apakah indikasi dan kontraindikasi restorasi onlay?
4. Apa sajakah macam-macam bahan yang dapat digunakan untuk restorasi
onlay?
5. Bagaimana tahapan preparasi restorasi onlay?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi rigid.
3. Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
indikasi
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Restorasi Rigid
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental
dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan
pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan
penempatan tumpatan sementara sehingga harganya lebih mahal untuk pasien.
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, resin komposit,
porselen fused to metal dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan
restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi
kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik.
Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul
dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar
biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau
komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium.
Retensi restorasi rigid diperoleh dari bentuk geometric preparasinya,
dibantu oleh selapis tipis semen perekat yang juga berfungsi mencegah bocornya
tepi tumpatan atau masuknya bakteri (Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan
indirect. Teknik direct intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik
semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan
yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak
marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan
dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang
dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang.
2.2 Macam-macam restorasi rigid
Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay,
onlay/overlay, dan crown.
2.2.1
Inlay
Inlay merupakan tambalan yang berada diantara cups, sehingga ukurannya
biasanya tidak begitu luas. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit,
dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu
restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar
mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah
dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.
Frekuensikariestinggi
OH pasienjelek
Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang
besaruntuk mencukupi tekanan oklusal yang berlebihan, seperti pasien
tepi
gingival
harus
dihindari.
Tepi
akan
sulit
dan
3. Dibuat parit pada 2/3 buccal groove dan 2/3 lingual groove diteruskan ke
oklusal
4. Dibuat sampai daerah self cleansing daerah bawah free gingival margin
5. Tepi proksimal dihaluskan dengan diamond disk.
2.2.2
Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih
cups. Restorasi onlay dilakukan apabila morfologi mengalami perubahan
akibat restorasi sebelumnya / karies. Apabila pada gigi indikasi inlay/onlay
namun diberi tumpatan direk dikhawatirkan gigi akan pecah karena tidak
kuat menahan beban kunyah.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
1. Abrasi gigi posterior yang luas
2. Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian bukal
dan lingual masih sehat
3. Memperbaiki fungsi oklusi
4. Lebar ishtmus telah melebihi sepertiga jarak antar cups
5. Mahkota klinis masih tinggi
6. Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar dengan dinding
bukal dan lingual masi utuh.
7. Sebagai pengganti restorasi amalgam yang rusak
8. Sebagai restorasi karies interproksimal gigi posterior
Kontraindikasi :
1. Dinding bukal dan lingual rusak
2. Mahkota klinis yang pendek
Tahapan Pekerjaan
1. Pemasangan isolator karet
2. Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang
digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan
kekuatan tinggi.
3. Menentukan luas karies
7. Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai
bur pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan
tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi
tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan
dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam
karena akan mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat
digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar
bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian
restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan
gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan
menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di
bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva
dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson
halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting
karena akan meningkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan
hal yang paling kritis.
8. Finishing
Hasil preparasi diperiksa dalam keadaan kering dan pencahayaan
baik sehingga dapat dilihat langakah sudah tepat atau belum. Hasil
preparasi mempunyai kemiringan antar dinding sebanyak 6-10 derajat.
Jika ada undercut atau keleihan haris diperbaiki. Penghalusan dilakukan
dengan poin atau roda caret abrasif.
Permukaan dalam kavitas yang kasar akibat bur intan silindris,
dihaluskan dengan bur pengakhir dalam kecepatan tinggi yaitu bur
tungsten carbide dan bur baker curson.
9. Pencetakan gigi
Mula-mula membuat dahulu cetakan akurat dari gigi yang telah
dipreparasi dalam lengkung giginya untuk membuat model bagi
pembuatan restorasinya. Untuk itu biasanya diperlukan suatu sendok
cetak khusus, yang pada umumnya dibuat dari resin akrilik pada model
studi, sebelum pasien dijanjikan untuk preparasi gigi. Biasanya
pencetakan dilakukan dengan memakai bahan cetak elastomer seperti
bahan vynil polysiloxane, karena keelastikan dan kestabilannya yang
baik.
10. Prosedur Laboratorium
Hasil cetakan diisi oleh gips keras untuk die sampai sebatas 2 mm
dari tepi gingiva ke arah apeks. Kemudian hasil pengecoran dikirim ke
laboratorium untuk dibuatkan onlay jadinya.
11. Percobaan pada pasien
Kontak aproksimal harus diperksan dan disesuaikan sebelumnya.
Pas tidaknya restorasi harus dinilai jika banyak kekurangan pembuatan
onlay harus diulang sedangkan jika belebihan dapat di potong dan
disesuaikan. Sebelum penyemenan restorasi di poles kembali.
2.2.3
Crown
Crown adalah mahkota selubung yang menyelubungi seluruh permukaan
gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik pada gigi
yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment).
Indikasi
1. Tidak memungkinkan untuk ditumpat secara langsung
2. Resistensi kurang baik untuk restorasi onlay
3. Mengalami kerusakan sekeliling cervikalnya maupun abrasi oklusal
4. Mahkota klinis yang rendah
5. Gigi pasca perawatan Saluran akar
Tahapan kerja
1. Diagnosa
2. Mencocokkan warna gigi dengan shade guide
3. Persiapan mahkota sementara
4. Retraksi gusi
5. Preparasi gigi
6. Mencetak untuk die
7. Mencetak rahang antagonis
8. Membuat catatan gigit
a.
BAB III
ISI
3.1 STEP I
1. Relief of pain Tindakan untuk menghilangkan rasa sakit agar pasien
merasa nyaman.
2. Onlay Rekonstruksi gigi yang luas yakni meliputi 1 atau lebih cusp
akibat karies atau kegagalan restorasi sebelumnya.
3. Karies sekunder Karies ini sering disebut sebgai karies rekuren, sebab
sering terjadi di tepi restorasi yang mengalami mikroleakage atau akibat
akumulasi plak karena overhanging dari suatu restorasi.
4. Restorasi rigid Restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan;
dilakukan lebih dari satu kali kunjungan karena pada kunjungan pertama
dibuat di laboratorium, kemudian kunjungan berikutnya pemasangan;
terbuat dari bahan yang rigid/keras
3.2 STEP II
1. Bagaimanakah tindakan dokter gigi untuk melakukan relief of pain pada
pasien dalam skenario?
2. Apa sajakah macam-macam restorasi rigid?
3. Apa sajakah indikasi dan kontraindikasi restorasi onlay?
4. Mengapa dokter gigi dalam skenario memilih restorasi onlay sebagai
rencana perawatannya?
5. Bagaimana desain preparasi kavitas pada skenario?
3.3 STEP III
1. Dalam skenario dikatakan bahwa dokter gigi perlu melakukan relief of
pain karena pasien merasa linu dan sering kemasukan makanan dalam
kavitas gigi 46nya. Rasa linu dapat ditangani dengan cara memberikan
obat-obatan analgesik seperti golongan NSAID. Sedangkan keluhan akibat
sering kemasukan makanan pada kavitas gigi 46, dapat ditangani dengan
cara melakukan restorasi sementara yang nantinya akan ditindaklanjuti
dengan rencana perawatan lainnya.
2. Macam - macam Restorasi Rigid
a. Inlay
Kontraindikasi:
b.
Kontraindikasi
d.
Pasien OH buruk
Gigi tambalan yang besar
Pasien dengan usia < 10 tahun karena tanduk pulpa tinggi
Mahkota klinis pendek
Full Crown
Crown adalah mahkota selubung yang menyelubungi seluruh
permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik
pada gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment).
Indikasi
Merupakan pilihan terakhir
Karies yang sangat luas
Mahkota klinis pendek
Kontraindikasi
Pasien dengan OH buruk
e. Mahkota pasak
Mahkota pasak diberikan pada gigi yang sudah mengalami perawatan
saluran akar. Sebagian besar mahkota klinis pada gigi pasca perawatan
saluran akar sudah rusak, sehingga pada restorasi mahkota pasak ini
retensinya berasal dari saluran akar
Indikasi
Kontraindikasi
Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure
Terjadi kerusakan jaringan periodontal
Tidak ada gigi antagonis
Kondisi gigi crowded
Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota
Resorbsi processus alveolaris > 1/3
Akar pendek
Kelainan jaringan periapikal
Diniding saluran akar tipis
3. Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Onlay
Indikasi
Kontraindikasi
Dinding bukal, lingual rusak
OH buruk insidensi karies tinggi
Mahkota pendek
Restorasi
Restorasi Plastis
Inlay
Onlay
Restorasi Rigid
Full Crown
Veneer
Mahkota Pasak
Bahan
Tahapan Kerja
3.5 STEP V
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi rigid.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam restorasi
rigid.
3. Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
indikasi
dan
mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah
dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),
misalnya: inlay bukal atau disto/ mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan
Rest Seat, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi
1. Frekuensikariestinggi
2. OH pasienjelek
3. Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang
besaruntuk mencukupi tekanan oklusal yang berlebihan. Seperti pasien
yangmemilki bruxism atau kebiasaan clenching.
4. Ketidakmampuan untuk memeliharanya
Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive
dapat menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan
real-perfect moisture control yang menjamin keberhasilan kliniknya.
5. Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi
dengan kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit
danmempengaruhi cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.
b. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih
cups. Restorasi onlay dilakukan apabila morfologi mengalami perubahan
akibat restorasi sebelumnya / karies.
c. Veneer
Veneer merupakan suatu restorasi berupa lapisan bahan di permukaan gigi,
baik pada sebagian permukaan fasial gigi maupun seluruh permukaan fasial
gigi.
Indikasi
Tipe Veneer
1. Partial Veneer
Partial veneer merupakan veneer yang diaplikasikan pada sebagian
permukaan fasial gigi akibat perubahan warna atau defek enamel yang
terlokalisasi pada permukaan fasial gigi. Adapun bahan yang dapat
digunakan adalah komposit yang hanya memerlukan waktu kunjungan
satu kali saja.
2. Full veneer
Full veneer merupakan veneer yang diaplikasikan pada seluruh
permukaan fasial gigi akibat perubahan warna atau defek enamel yang
meluas pada seluruh permukaan fasial gigi. Adapun bahan yang dapat
digunakan adalah komposit, porselain, atau keramik, yang dapat
dilakukan dengan teknik direk atau indirek.
Pada teknik direk tahap pekerjaan meliputi :
a. Diagnosa
b. Penentuan warna gigi
c. Gingival management
d. Preparasi
e. Etsa
f. Aplikasi resin komposit teknik layering
g. Finishing dengan fine finishing bur, silicone rubber, dan pasta pulas
komposit.
Sedangkan pada teknik indirek, memerlukan beberapa kali kunjungan,
meliputi :
a. Kunjungan 1 Diagnosa, cetak RA dan RB menggunakan bahan cetak
irreversible hydrocolloid, pencocokan warna, dan pembuatan mock up.
b. Kunjungan 2 preparasi, cetak RA dengan bahan elastomer, cetak RB
dengan bahan irreversible hydrocolloid, dan insersi veneer sementara.
c. Kunjungan 3 Lepas veneer sementara, pasang coba veneer porselain,
etsa veneer lalu ulasi dengan silane, etsa gigi lalu bonding, aplikasi
flowable resin komposit pada bagian dalam veneer yang telah diberi
celluloid strip di mesial distal dan sinar selama 40 detik (pada bagian
servikal, palatal, dan insisal), dan lakukan cek artikulasi.
d. Crown
Crown adalah mahkota selubung yang menyelubungi seluruh
permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik
pada gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment).
Berdasarkan bahannya, crown dapat dibedakan menjadi :
All - metal crown
All - metal crown diindikasikan untuk gigi penerima beban oklusi
berat, karena sifatnya yang sangat kuat.
Indikasi
Gigi yang tidak dapat ditumpat
Kehilangan cups
Jaringan periodontal rusak
Akar gigi masih bagus karena untuk retensi
Gigi antagonis bagus agar tidak mengiritasi
Retensi bagus karena akan menerima beban berat
Kontraindikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure
Terjadi kerusakan jaringan periodontal
Tidak ada gigi antagonis
Kondisi gigi crowded
Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota
Resorbsi processus alveolaris > 1/3
Akar pendek
Kelainan jaringan periapikal
Dinding saluran akar tipis
3. Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang
lebar meskipun masih dangkal
4. Pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar
Kontraindikasi
1. Kebersihan rongga mulut yang jelek
2. Pada pasien dengan insident karies yang tinggi
3. Pada pasien muda di bawah 10 tahun yang memilki ruang pulpa
lebar
4. Pasien alergi terhadap logam
Kelebihan
1. Memiliki kekuatan tarik dan tekan yang besar
2. Tidak mudah mengalami keretakan
Kekurangan
1. Estetik kurang karena warna tidak sesuai warna gigi
b. Komposit
Indikasi
1. Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email
2. Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Estetik
2. Pengurangan struktur gigi secara konservatif (pengurangan struktur gigi
minimal)
3. Mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
4. ekonomis (bila dibandingkan dengan mahkota dan restorasi gigi secara
tidak langsung)
5. Keuntungan bonding microleakage berkurang sehingga mengurangi
terjadinya karies sekunder
6. Mengurangi sensitifitas post operative
7. Mudah dipolish
8. Tidak mengalami diskolorasi
Kekurangan
1. Adanya efek pengerutan polimerisasi (shrinkage polymerisation)
2. Elastisitas rendah
3. Dapat terjadi fraktur pada marginal ridge
4. Adanya beberapa teknik yang sensitive, seperti etching, priming,
penempatan bahan adhesif
c. Porselen
Indikasi
1. Pasien yang mementingkan estetik tinggi
2. Gigi yang sering terkena abrasive
3. Pasien alergi logam
4. Karies kelas IV
5. Pasien yang mampu secara sosial ekonomi
Kontraindikasi
1. Kehilangan jaringan gigi yang luas sehingga diindikasikan untuk crown
2. Sisa gigi mengalami diskolorasi, sehingga akan berbeda warna ketika
3.
4.
1.
2.
porselen diinsersikan
OH buruk
Indeks karies tinggi
Keuntungan
Warna sangat baik
Tahan lama, kecuali pada gigi yang gigi antagonisnya juga menggunakan
porselen
3. Biokompatible
Kekurangan
1. Karena kekuatan bahan ini tergantung dari ketebalannya (semakin tebal
akan semakin kuat), maka membutuhkan preparasi kavitas yang cukup
dalam, sehingga jaringan keras gigi akan lebih banyak terbuang
2. Bahan ini getas
3. Membutuhkan multiple step prosedur dan keakuratan klinis/ laboratoris
4. Mahal
d. Porselen Fuse To Metal
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.
Berdasarkan perbedaan temperature ada tiga tipe porselen gigi yaitu :
a. Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC).
b. Alumunious porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC).
c. Metal bonding porcelain (temperatur tinggi 800-1050 oC).
Porselen Fuse to Metal terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara
kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan
membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.
Indikasi
1. Restorasi pada gigi posterior yang membutuhkan kekuatan dan estetik
2. Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
Kontraindikasi
1. Tidak dianjurkan bila terdapat banyak karies atau tekanan oklusal yang
besar
2. Pada preparasi subgingiva yang dalam
3. Pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism, clenching dan excessive
4.
5.
1.
2.
1.
2.
water
Daerah yang tidak dapat diisolasi secara adekuat
Alergi terhadap logam
Kelebihan
Memiliki kekuatan yang baik
Memiliki esteik yang bagus
Kekurangan
Menimbulkan reaksi alergi dan reaksi mekanis
Mahal