Anda di halaman 1dari 19

PILKADA LANGSUNG

Makalah disiapkan Untuk Diskusi Publik


Penyusun : MASUDI

A. PENDAHULUAN
Pro dan kontra pilkada langsung sedang terjadi dinegara ini
melalui usulan pemerintah yang mengulingkan RUU pilkada
langsung Alasan pemerintah mengusulkan RUU ini karena
pilkada langsung dianggap berbiaya tinggi, sarat politik uang
dan berpotensi memunculkan konflik di tengah masyarakat.
Apalagi menurut Kemendagri, sejak pilkada langsung, sudah
lebih dari 300 kepala daerah yang dipenjara karena tersangkut
kasus korupsi.
Lalu bagi yang kontra, mereka mati-matian menolak kembalinya
sistem pemilihan ke rezim orde baru itu. Bagi mereka hal itu
sama dengan mengkhianati reformasi dan membajak
demokrasi.

B. PEMBAHASAN
Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada
langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.
1.Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi
rakyat karena pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR,
DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara
langsung.
2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan
UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD
1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai
kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota
dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No 32
Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan,
dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi
(politik) bagi rakyat (civic education).
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi
daerah.
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses
kaderisasi kepemimpinan nasional.

B. PEMBAHASAN
A. Pilkada Langsung dan Presidensialisme
B. Ihwal Pilkada Langsung
C. Faktor-Faktor Pendorong Pilkada Langsung
D. Faktor Penghambat Pilkada Langsung
E. Pertaruhan Demokrasi
F. Pilkada Langsung Di Negara Kesatuan

C. KESIMPULAN & SARAN


A. Kesimpulan

Bahwa dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dapat


terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan pelaksanaan
Pilkada yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Pelanggaran yang terjadi umumnya pada pelaksanaan kampanye yang
dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah yang didukung masa partai
politik yang mengusulkan.
Bahwa pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan Pilkada
dikategorikan sebagai tindak pidana yang dapat dikenakan hukuman
penjara dan hukuman denda yang selain diatur dalam UU No. 32 Tahun
2004, juga dapat dikenakan hukuman yang diatur dalam KUHP mengenai
tindakan anarkis.
B. Saran
Dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi dalam pelaksanaan Pilkada, dipandang perlu untuk meningkatkan
kesadaran hukum dan kematangan dalam kehidupan demokrasi yang
dapat dilakukan melalui permasyarakatan;
Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang dalam hal ini dapat dilakukan oleh tokohtokoh masyarakat yang memimpin partai-partai politik yang dapat
memberikan petunjuk dan himbauan kepada massa pendukungnya untuk
mentaati aturan hukum yang berlaku pada pelaksanaan Pemilihan
Kepala Daerah dalam sistem demokrasi.

TERIMA KASIH

DEMOKRATISASI INFRASTRUKTUR POL.

TUJUAN
POLITIK

PARPOL, DPRD

DEMOKRATISASI SUPRASTRUKTUR POL.


PILKADA

TUJUAN
DESENTRALISASI

TUJUAN
ADMINISTRASI

TUJUAN SOSIAL&
EKONOMI

Pembagian Urusan Pem.


Pembagian Sumber KeuPembaruan Manajemen Pem.
Pembangunan SDM Aparatur
Peningkatan IPM
Kerukunan Sosial
Ketahanan Sosial

LINGKARAN SETAN PEMERASAN DALAM PILKADA

PARPOL

BALON KDH

KDH & WAKIL KDH

& WAKIL

RAKYAT

SDM
SDA
SDB

APBD

INVESTOR/
PENGUSAHA

B. MEMAHAMI SOSOK KEPALA DAERAH


Kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan & pengaruh,
yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain utk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yg dikehendaki oleh pemimpin secara
sukarela.
Ada Kepemimpinan organisasional dan Kepemimpinan Sosial,
keduanya tergantung pada variabel :
1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Situasi dan kondisi
4. Visi dan misi yang diembannya

Kepemimpinan organisasional

- Timbul karena ybs menjadi pimpinan unit organisasi dengan


pengikut yg menjadi bawahan yang patuh dgn berbagai ikatan
norma2 organisasi formal;
- Dimensi administratif lebih dominan d aripada dimensi sosial
maupun politik;
- Pimpinan organisasi formal, biasanya d apat menggunakan
fasilitas manajerial seperti :
. kewenangan, dana, personil dan logistik dsb

Kepemimpinan Sosial

- Timbul karena kapasitas & kualitas pribadinya dalam


menggerakkan bawahannya;
- Dimensi sosial & politik lebih dominan dari pada
dimensi administratif;

KDH harus mempunyai kedua bentuk kepemimpinan tsb

Pertimbangan dalam memilih Pimpinan Pemerintahan :


1. Kapabilitas
2. Akseptabilitas
3. Kompatibilitas
ad. 1. Kapabilitas

Gambaran kemampuan diri si pemimpin baik intelektual


maupun moral, yang dapat dilihat dari catatan jejak
(track record) pendidikannya maupun jejak sikap dan
perilakunya selama ini.

Pemimpin yang baik tidak akan muncul secara tiba2,


namun melalui proses yang panjang.

ad. 2. Akseptabilitas

Gambaran tingkat penerimaan pengikut terhadap


kehadiran pemimpin.

ad. 3. Kompatibilitas

Kemampuan untuk menyesuaikan diri dgn kebijakan dari


pemerintah tingkat atasnya & mengakomodasikan
kebijakan dari pemerintah tingkat bawahnya maupun
tuntutan dari para pengikutnya.

Derajat urgensin ketiga aspek tsb sangat tergantung pada


Tingkatan dari wilayah pengaruh dari pimpinan pemerintahan.

Urutan pentingnya Aspek Kepemimpinan


dikaitkan dengan Tingkatan pada Posisi Pemerintahan
NO

Tingkatan
Posisi
Pemerintahan

Urutan Derajat Urgensi Aspek


Kepemimpinan

1.

Presiden

1. Kapabilitas
2. Akseptabilitas
3. Kompatibilitas

2.

Kepala Daerah
Propinsi

1. Kompatibilitas
2. Kapabilitas
3. Akseptabilitas

3.

Kepala Daerah
K/K

1. Akseptabilitas
2. Kapabilitas
3. Kompatibilitas

4.

Kepala Desa

1. Akseptabilitas
2. Kompatibilitas
3. Kapabilitas

Rumus :
Pemimpin = f (Bakat, Kemampuan, kesempatan)
Orde Baru

- ABRI lebih dominan


- Parpol (kecuali Golkar), dimatikan
Birokrasi hanya mempunyai bakat & kemampuan, namun
tidak diberi kesempatan yg luas

Sekarang

- Militer, secara bertahap mundur dari panggung politik


- Parpol, memperoleh peluang yang sama untuk berkembang
kaderisasi yang terlambat
birokrasi yang bimbang karena tidak mempunyai dukungan
politik.

C. DAMPAK HASIL PILKADA TERHADAP KEMAJUAN


DAERAH

Banyak sekali faktor yang menentukan kemajuan suatu daerah,


ada faktor internal yakni faktor yang berada di bawah kendali
manajemen. Adapula faktor eksternal, yakni faktor yang berada
diluar kendali manajemen.

Berkaitan dengan Pilkada, ada tiga faktor penting yang


berdampak langsung terhadap kemajuan daerah, yakni :
a. Kapabilitas Kepala Daerah terpilih;
b. Dukungan partai politik yang tercermin melalui anggotanya
di DPRD;
c. Profesionalitas birokrasi pemerintahan daerah.

PETA PRAKIRAAN HASIL PILKADA TERHADAP KEMAJUAN DAERAH

(Berdasarkan Perpaduan antara Faktor Kapabilitas Kepemimpinan


dengan Dukungan Politik dari Parpol Melalui DPRD)

D
U
K
U
N
G
A
N
G
P
O
L

TINGGI

SEDANG

RENDAH

Kemajuan Daerah sangat


tergantung pada Parpol
pendukung

Tingkat kemajuan
daerah moderat,
apabila didukung
birokrasi profesional

Tingkat kemajuan
daerah akan tinggi

Tergantung Dinamika
DPRD, Apabila DPRDnya
High Profile, daerah
berpeluang untuk maju

Tingkat kemajuan
daerah moderat,
meskipun cenderung
lambat

Tingkat kemajuan
daerah tinggi apabila
DPRD justru bersifat
Low Profile

Daerah akan cenderung


mengalami kemandegan,
bahkan kemunduran

Tingkat kemajuan
daerah lambat,
sehingga memerlukan
konsultansi pihak luar

Cenderung banyak
konflik politik,
membuat kemajuan
daerah menjadi
lambat

RENDAH

SEDANG

KAPABILITAS KEPEMIMPINAN

TINGGI

PETA PRAKIRAAN HASIL PILKADA TERHADAP KEMAJUAN DAERAH

(Berdasarkan Perpaduan antara Faktor Kapabilitas Kepemimpinan


dengan Profesionalitas Birokrasi)
P
R
O
F
E
S
I
O
N
A
L
I
T
A
S

TINGGI

B
I
R
O
K
R
A
S
I

SEDANG

RENDAH

Kemajuan Daerah sangat


tergantung pada
ketulusan birokrasi, atau
Justru terjadi
biropatologi

Tingkat kemajuan
daerah moderat
sampai tinggi apabila
dilakukan banyak
pendelegasian kew.

Tingkat kemajuan
daerah akan tinggi

Untuk mencapai
kemajuan, diperlukan
banyak supervisi dari
Pem tingkat atasnya dan
bantuan pihak luar

Tingkat kemajuan
daerah moderat,
meskipun cenderung
lambat

Tingkat kemajuan
daerah dari moderat
ke arah tinggi apabila
ada cetak biru yang
jelas

Daerah akan cenderung


mengalami kemandegan,
bahkan kemunduran

Tingkat kemajuan
daerah lambat,
sehingga memerlukan
konsultansi pihak luar

Cenderung
menggunakan gaya
otoriter untuk
membuat daerah maju

RENDAH

SEDANG

KAPABILITAS KEPEMIMPINAN

TINGGI

D. CATATAN AKHIR

Parpol mempunyai peran penting di dalam seleksi awal bakal


calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Oleh karena itu,
Parpol harus ikut bertanggungjawab apabila bakal calon
tersebut ternyata tidak membawa kemajuan berarti bagi daerah
otonom bersangkutan.
Mengingat bahwa desentralisasi pada empat dimensi (politik,
administrasi, fiskal, dan ekonomi) bersifat komprehensif dan
berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah perubahan strategis
lainnya untuk membangun daerah, antara lain membangun
birokrasi yang profesional dan DPRD yang berwawasan
kenegarawanan.
Tidak kalah pentingnya adalah membangun masyarakat
pembelajaran yang senantiasai mau belajar pada setiap
langkah kegiatan untuk kemajuan masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai