DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Kelembagaan yang berjudul KASUS KONFLIK PILKADA.
Shalawat beiringan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
karena berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun isi
yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pilkada
3.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu parameter bagi sebuah negara yang menjalankan
didasarkan pada konsepsi pemilihan umum dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam
pemilu selama dua kali, pertama adalah untuk memilih anggota legislatif yang akan duduk
sebagai wakil rakyat di parlemen, dan kedua adalah untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden
yang duduk sebagai eksekutif daerah yang meliputi pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur,
ukuran derajat demokrasi suatu negara, pelaksanaan pemilu (legislatif, pemilihan presiden dan
pemilihan kepala daerah (pilkada)/pemilukada) harus dapat dilaksanakan dengan cara yang baik,
jujur dan adil, tanpa ada paksaan terhadap individu sebagaimana yang terjadi di masa lalu.
Apalagi penyelenggaraan pemilu itu adalah untuk memilih pemimpin dan membentuk lembaga-
lembaga demokrasi lainnya. Dalam kontek demokrasi lokal, pemilihan kepala daerah (pilkada)
atau pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) merupakan upaya dalam mencari pemimpin
daerah yang berkualitas dengan cara-cara yang damai, jujur, dan adil. Salah satu prinsip
demokrasi yang terpenting didalamnya adalah pengakuan terhadap perbedaan dan penyelesaian
secara damai.
PEMBAHASAN
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh
penduduk daerah administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan.Pilkada atau pemilihan kepala
daerah diselenggarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota serta
diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Pengawas Pemilihan Umum
(Panwaslu) Kabupaten/Kota.Adapun khusus untuk daerah Aceh, pilkada diselenggarakan oleh Komisi
Independen Pemilihan (KIP) dan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih
Aceh).Pemilihan kepala daerah ini dilakukan satu paket bersama dengan pemilihan wakil kepala daerah.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut terdiri atas :
Selain itu, pilkada juga dapat diartikan sebagai Pemilihan Gubernur dan pemilihan
Bupati/Walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk memilih Gubernur dan Bupati/Walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik, hal ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Ketentuan ini
kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa
peserta pilkada juga bisa berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh
sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)
yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Konflik dalam Pilkada adalah tantangan serius dalam proses demokrasi di tingkat daerah. Dalam
rangka mencapai pemilihan yang damai dan berkelanjutan, diperlukan analisis yang mendalam
terhadap kasus-kasus konflik yang terjadi dalam Pilkada. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
akar permasalahan dan implikasinya, solusi yang tepat dapat diidentifikasi dan diimplementasikan
untuk meminimalkan konflik dan mempromosikan stabilitas politik serta pembangunan yang
berkelanjutan.