Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

“ Model Perngembangan Industri Dalam Negeri”

Disusun Oleh :

Kelompok 2

 MISEL SANDA BADENG (B1A121051)


 MUHAMMAD SYAMSUL RAMADAN (B1A121057)
 NONA DESRIANTI (B1A121061)
 NURHAYATI ISMAIL (B1A121065)
 SURIANA (B1A121072)
 WAODE TABA SRIANI (B1A121076)
 YUSDIN (B1A121079)
 ALFRYANA SWARDHINI (B1A121091)
 LA FALDIN (B1A121271)

KELAS : E

MATKUL : EKONOMI INDUSTRI

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah
ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Model Perngembangan Industri Dalam
Negeri”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah dan
rekan-rekan, serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
makalah ini baik itu berupa dorongan moral maupun spiritual. Penulis sangat
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan,
sebagaimana kata pepetah mengatakan bahwa “tak ada gading yang tak retak” yang
maksudnya adalah tak ada sesuatu yang tidak memiliki kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran-saran dan kritikan yang bersifat membangun sehingga
dapat menjadi masukan bagi penulis pada masa yang akan datang. Atas saran dan
kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...............................................................................................5

C. Tujuan.................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................6

PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Definisi Pengembangan Industry Dalam Negeri.................................................6

B. Tujuan Pengembangan Industry Dalam Negeri..................................................7

C. Model Model Pengembangan Industi Dalam Negeri..........................................8

D. Dampak Positif Dan Negative Pengembangan Industry Dalam Negeri.............9

BAB III........................................................................................................................11

PENUTUP...................................................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pengembangan industri dalam negeri didasarkan pada kebutuhan suatu
negara untuk memperkuat sektor industri sebagai motor penggerak pertumbuhan
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Tujuan utama dari pengembangan industri
dalam negeri adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, meningkatkan
nilai tambah produk dalam negeri, meningkatkan daya saing industri, dan mendorong
diversifikasi ekonomi.

Model pengembangan industri dalam negeri didasarkan pada pemahaman


bahwa sektor industri yang kuat dan berdaya saing merupakan komponen penting
dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Latar belakangnya dapat dikaitkan
dengan perkembangan teori ekonomi dan pengalaman negara-negara yang telah
berhasil mengembangkan industri dalam negeri mereka.

Salah satu latar belakang model pengembangan industri dalam negeri adalah
konsep substitusi impor yang dikemukakan oleh ekonom Raul Prebisch pada tahun
1950. Prebisch berpendapat bahwa negara-negara berkembang harus mengurangi
ketergantungan mereka pada impor dan menggantinya dengan produksi dalam negeri
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo
juga memberikan dasar bagi pengembangan industri dalam negeri. Teori ini
berpendapat bahwa negara harus memanfaatkan keunggulan komparatif mereka
dalam produksi barang dan jasa tertentu untuk meningkatkan daya saing ekonomi
mereka di pasar internasional.

Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari model


pengembangan industri dalam negeri:

 Diversifikasi ekonomi: Ketergantungan terhadap sektor ekonomi tertentu dapat


membuat suatu negara rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan
perubahan ekonomi global secara keseluruhan. Pengembangan industri dalam
negeri bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi yang
dominan dan mendorong keberagaman dalam sektor industri untuk menciptakan
ketahanan ekonomi.
 Peningkatan nilai tambah: Dengan memperkuat sektor industri, suatu negara dapat
meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan di dalam negeri. Ini berarti
lebih banyak pekerjaan dan pendapatan dapat dihasilkan melalui proses produksi,
pengolahan, dan pemrosesan yang lebih kompleks. Meningkatkan nilai tambah
juga dapat membantu negara memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar
dari ekspor produk-produk industri.
 Penciptaan lapangan kerja: Pengembangan industri dalam negeri berpotensi
menciptakan lapangan kerja dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur,
teknologi, logistik, dan jasa pendukung industri lainnya. Ini dapat membantu
mengurangi tingkat pengangguran dan memperkuat ketahanan sosial ekonomi
suatu negara.
 Meningkatkan daya saing: Industri yang kuat dan berdaya saing tinggi mampu
bersaing di pasar internasional. Pengembangan industri dalam negeri melibatkan
peningkatan produktivitas, kualitas, inovasi, dan efisiensi dalam proses produksi.
Ini membantu meningkatkan daya saing industri dalam negeri dan memungkinkan
perusahaan lokal untuk lebih berhasil bersaing dengan produk impor.
 Keamanan dan kedaulatan ekonomi: Dengan mengembangka industri dalam
negeri, suatu negara dapat meningkatkan keamanan dan kedaulatan ekonominya.
Ketergantungan yang berlebihan pada impor dapat meningkatkan risiko terhadap
gangguan pasokan, fluktuasi harga, atau kebijakan perdagangan internasional.
Dengan memproduksi sendiri barang-barang yang dibutuhkan, negara dapat
mengurangi risiko tersebut dan memiliki kontrol yang lebih besar atas
perekonomiannya.

Pengembangan industri dalam negeri didasarkan pada kebijakan pemerintah


yang mencakup kebijakan investasi, perlindungan industri, pemberian insentif,
pengembangan infrastruktur, pelatihan tenaga kerja, dan regulasi yang mendukung
pertumbuhan sektor industri. Tujuan dari pengembangan industri dalam negeri adalah
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan
sektor industri sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi pengembangan industry dalam negeri
2. Tujuan pengembangan industry dalam negri
3. Model model pengembangan industi dalam negeri
4. Dampak positif dan negative pengembangan industry dalam negeri

C. Tujuan
Tujuan utama dari pengembangan industri dalam negeri adalah untuk
mengurangi ketergantungan terhadap impor, meningkatkan nilai tambah produk
dalam negeri, meningkatkan daya saing industri, dan mendorong diversifikasi
ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengembangan Industry Dalam Negeri


Pengembangan industri dalam negeri mengacu pada upaya pemerintah dan
sektor swasta untuk memperkuat dan meningkatkan sektor industri di dalam negeri
suatu negara. Ini melibatkan peningkatan produksi, efisiensi, kualitas, teknologi,
inovasi, dan daya saing industri dalam negeri guna mendorong pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan ketergantungan terhadap impor.

Berikut adalah definisi pengembangan industri dalam negeri dari beberapa


referensi:

1. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO):


"Pengembangan industri dalam negeri adalah serangkaian upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan
kompetitivitas sektor industri di dalam negeri suatu negara guna mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja."
2. World Bank: "Pengembangan industri dalam negeri mencakup upaya untuk
meningkatkan daya saing sektor industri domestik dengan memperkuat nilai tambah,
kualitas, efisiensi, teknologi, dan inovasi dalam proses produksi. Tujuannya adalah
untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja."
3. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia: "Pengembangan industri
dalam negeri adalah upaya strategis pemerintah dan sektor industri untuk
meningkatkan daya saing dan kontribusi sektor industri dalam pertumbuhan ekonomi
nasional. Hal ini mencakup peningkatan produktivitas, kualitas, teknologi, dan inovasi
industri dalam negeri guna mengurangi impor, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat."

Pembangunan Industri merupakan salah satu pilar pembangunan


perekonomian nasional, yang diarahkan dengan menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan Industri yang berkelanjutan yang didasarkan pada aspek pembangunan
ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Saat ini pembangunan Industri sedang
dihadapkan pada persaingan global yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
Industri nasional. Peningkatan daya saing Industri merupakan salah satu pilihan yang
harus dilakukan agar produk Industri nasional mampu bersaing di dalam negeri
maupun luar negeri.

Secara sederhana, pengertian industri adalah pengolahan produk mentah atau


setengah jadi agar bisa dikonsumsi.Nantinya produk tersebut akan memiliki nilai
tambah yang bisa memberikan keuntungan bagi produsen.

Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri


adalah kegiatan perekonomian yang dilakukan melalui pengolahan bahan baku,
mentah, setengah jadi, maupun sudah jadi agar memiliki nilai penggunaan lebih
tinggi.

Dalam hal ini, yang masih termasuk dalam kegiatan tersebut, yaitu rancang
bangun dan rekayasa industri. Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
industri adalah kegiatan untuk memproses maupun mengolah barang menggunakan
sarana dan peralatan tertentu, misalnya mesin.

Pengertian lain juga dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik bahwa industri
adalah kesatuan dari sebuah unit usaha yang menjalankan perekonomian dengan
tujuan menghasilkan barang ataupun jasa.Unit usaha tersebut berlokasi di tempat
tertentu serta memiliki catatan tersendiri secara administratif.

B. Tujuan Pengembangan Industry Dalam Negeri


Tujuan pengembangan industri dalam negeri adalah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi negara dan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk lokal.
Dengan mengembangkan industri dalam negeri, negara dapat mengurangi
ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan daya saing ekonomi di tingkat
internasional.

Berikut adalah beberapa tujuan pengembangan industri dalam negeri:

1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi: Pengembangan industri dalam negeri


dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Dengan mengembangkan sektor industri yang kuat, negara dapat
meningkatkan nilai tambah dan pendapatan nasional.
2. Penciptaan lapangan kerja: Industri dalam negeri yang berkembang akan
menciptakan peluang kerja bagi penduduk lokal. Hal ini akan mengurangi
angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Pengurangan ketergantungan terhadap impor: Dengan mengembangkan
industri dalam negeri, negara dapat mengurangi ketergantungan terhadap
impor barang dan jasa. Ini dapat mengurangi defisit perdagangan dan
memperkuat neraca perdagangan negara.
4. Peningkatan nilai tambah produk: Dengan mengembangkan industri dalam
negeri, negara dapat meningkatkan nilai tambah produk melalui proses
produksi yang lebih maju dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan daya saing
produk dalam negeri di pasar global.
5. Peningkatan teknologi dan inovasi: Pengembangan industri dalam negeri
mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi. Ini dapat
menghasilkan inovasi baru dan meningkatkan kemampuan teknologi dalam
negeri.

C. Model Model Pengembangan Industi Dalam Negeri


1. Model Substitusi Impor:

Model ini berfokus pada pengurangan ketergantungan terhadap impor dengan


mendorong produksi dan konsumsi barang dan jasa dalam negeri. Tujuan utamanya
adalah menggantikan barang impor dengan produksi dalam negeri yang setara. Dalam
model ini, pemerintah memberikan insentif dan dukungan kepada sektor industri
dalam negeri, termasuk perlindungan tarif, subsidi, dan kebijakan pengadaan publik
yang mengutamakan produk dalam negeri.

2. Model Pengembangan Berbasis Ekspor:

Model ini fokus pada pengembangan sektor industri yang berorientasi ekspor.
Pemerintah mendorong pertumbuhan industri dengan memperluas pasar ekspor,
meningkatkan daya saing produk, dan mengembangkan keunggulan komparatif.
Model ini melibatkan peningkatan investasi dalam infrastruktur, peningkatan kualitas
dan teknologi produksi, serta promosi perdagangan internasional.
D. Dampak Positif Dan Negative Pengembangan Industry Dalam Negeri
Pengembangan industri dalam negeri dapat memiliki dampak positif dan
negatif. Berikut adalah beberapa contoh dampak tersebut:

 Dampak Positif:
1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi: Pengembangan industri dalam negeri
dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Melalui peningkatan produksi dan nilai tambah, sektor industri dapat
menjadi penggerak utama dalam meningkatkan pendapatan nasional.
2. Penciptaan lapangan kerja: Industri dalam negeri yang berkembang akan
menciptakan peluang kerja bagi penduduk lokal. Hal ini dapat mengurangi
tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Diversifikasi ekonomi: Dengan mengembangkan sektor industri dalam negeri,
negara dapat mencapai diversifikasi ekonomi yang lebih baik. Hal ini
mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu dan mengurangi risiko
yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas.
4. Penurunan ketergantungan terhadap impor: Dengan meningkatnya produksi
dalam negeri, negara dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor barang
dan jasa. Ini dapat mengurangi defisit perdagangan dan memperkuat neraca
perdagangan negara.

 Dampak Negatif:
1. Dampak lingkungan: Pengembangan industri dapat menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan, seperti polusi udara dan air, deforestasi, dan
penurunan kualitas lingkungan secara keseluruhan. Ini memerlukan kebijakan
lingkungan yang ketat untuk memastikan praktik produksi yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan.
2. Ketimpangan sosial: Meskipun pengembangan industri dapat menciptakan
lapangan kerja, ketimpangan sosial juga dapat terjadi. Beberapa sektor industri
mungkin lebih rentan terhadap eksploitasi tenaga kerja, rendahnya upah, dan
ketidakadilan sosial. Perlu adanya kebijakan yang berfokus pada
pembangunan inklusif dan pemerataan ekonomi.
3. Ketergantungan teknologi asing: Dalam proses pengembangan industri dalam
negeri, negara mungkin menghadapi ketergantungan terhadap teknologi asing.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menghambat kemajuan teknologi
dan inovasi dalam negeri.
4. Peningkatan harga barang: Ketika industri dalam negeri mengurangi
ketergantungannya pada impor, terkadang terjadi kenaikan harga barang di
dalam negeri karena biaya produksi yang lebih tinggi. Hal ini dapat
mempengaruhi daya beli konsumen dan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari model pengembangan industri dalam negeri adalah bahwa
pembangunan sektor industri yang kuat dan berdaya saing merupakan faktor penting
dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan memperkuat industri dalam
negeri, negara dapat mencapai diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan
terhadap impor, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Model pengembangan industri dalam negeri dapat mencakup strategi


substitusi impor, di mana produksi dalam negeri digencarkan untuk menggantikan
barang impor, serta strategi pengembangan berbasis ekspor, di mana sektor industri
yang berorientasi ekspor diperkuat. Dalam model ini, peran pemerintah dalam
memberikan insentif, perlindungan, dan kebijakan yang mendukung menjadi penting.

Namun, pengembangan industri dalam negeri juga memiliki dampak negatif


yang perlu diperhatikan, seperti dampak lingkungan, ketimpangan sosial,
ketergantungan teknologi asing, dan kenaikan harga barang. Oleh karena itu,
kebijakan pengembangan industri dalam negeri harus diiringi dengan upaya menjaga
keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan
sosial.

Kesimpulannya, pengembangan industri dalam negeri merupakan strategi


yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi suatu negara. Namun,
implementasi model ini harus mempertimbangkan berbagai aspek yang berpotensi
menimbulkan dampak negatif serta perlu adanya pengawasan dan regulasi yang
memadai untuk mencapai pembangunan industri yang berkelanjutan dan inklusif.
DAFTAR PUSTAKA

Asian Development Bank (ADB). (2020).

Asian Development Bank (ADB). (2020). Industrial Policy in Developing Countries:


Fostering Dynamic Growth and Competitiveness. ADB Publishing.

Balassa, B. (1985). Export promotion policies in developing countries. World Bank


Research Observer, 1(2), 187-219.
Dunning, J.H. (2012). The Globalization of Business (Routledge Revivals): The
Challenge of the 1990s. Routledge.

https://finance.detik.com/industri/d-6020963/industri-pengertian-jenis-contoh-dan-
tujuan-pembangunannya

Karya klasik yang merumuskan teori keunggulan komparatif dan memberikan


landasan teoretis bagi pengembangan industri dalam negeri.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2018). Making Indonesia 4.0:


Roadmap Menuju Revolusi Industri 4.0. Kementerian Perindustrian.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Roadmap Industri 4.0


Indonesia. Kementerian Perindustrian.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Roadmap Industri 4.0


Indonesia. Kementerian Perindustrian.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Roadmap Industri 4.0


Indonesia. Kementerian Perindustrian.

Krugman, P. (1981). Intra-industry specialization and the gains from trade. Journal of
Political Economy, 89(5), 959-973.
Lewis, W. A. (1954). Economic Development with Unlimited Supplies of Labor. The
Manchester School, 22(2), 139-191.

OECD. (2019). “The Future of Manufacturing and Industrial Policy Implications.”


Policy Brief on the Future of Work. OECD Publishing.

Prebisch, R. (1950). The Economic Development of Latin America and Its Principal
Problems. United Nations.

Prebisch, R. (1950). The Economic Development of Latin America and Its Principal
Problems. United Nations.
Referensi klasik yang memperkenalkan konsep substitusi impor dan menyoroti
pentingnya pengembangan industri dalam negeri bagi pertumbuhan ekonomi
negara-negara berkembang.
Ricardo, D. (1817). On the Principles of Political Economy and Taxation.

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). (2020). Industrial


Development Report 2020: Industrializing in the Digital Age. United
Nations.

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). (2020). Industrial


Development Report 2020: Industrializing in the Digital Age. United
Nations.

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). (2020). Industrial


Development Report 2020: Industrializing in the Digital Age. United
Nations.

World Bank. (2013). Indonesia: Towards Inclusive and Sustainable Development –


Country Economic Memorandum, Volume 1: Overview and Findings. World
Bank Publications.

World Bank. (2020). World Development Report 2020: Trading for Development in
the Age of Global Value Chains. World Bank Publications.

World Bank. (2020). World Development Report 2020: Trading for Development in
the Age of Global Value Chains. World Bank Publications.

World Bank. (2020). World Development Report 2020: Trading for Development in
the Age of Global Value Chains. World Bank Publications.

Anda mungkin juga menyukai