Shield Metal Art Welding Smaw Las Listri
Shield Metal Art Welding Smaw Las Listri
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Teori Pengelasan
Yang bina oleh bapak Arif Marwanto S,Pd
Oleh:
M.Redo Alfendo
13503249001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
............................................................................................................
.........
SMAW :
A.
B.
C.
D.
3
4
19
PENGELASAN ................................................................
E. MACAM- MACAM SAMBUNGAN LAS .......................................
F. POSISI PENGELASAN .....................................................................
G. JENIS JENIS CACAT LAS ................................................................
H. KESELAMATAN KERJA .................................................................
KESIMPULAN ...................................................................................
20
22
24
25
25
..............................
DAFTAR
26
PUSTAKA ..........................................................................................
...............
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc
Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber
panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
B.
Prinsip Kerja
Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda
dan logam induk/benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang
mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur listrik
yang ada dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang dipakai berupa kawat yang
dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las
akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah
kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag),
seperti pada Gbr. 1.
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mancair dan
membentuk butiran-butiran yang terbawa oleh arus dari pada busur listrik yang terjadi.
Apabila menggunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cairnya yang terbawa
akan menjadi halus sebaliknya bila arus yang dipakai kecil maka butirannya akan menjadi
lebih besar, seperti pada Gbr. 2.
Peralatan SMAW
1.
Mesin Las
Mesin las adalah bagian terpenting dari peralatan las. Mesin ini harus
dapat memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan dan tegangan yang
cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las
A.
Keuntungan
Sangat Kokoh
Design Sederhana
Murah
B.
Kerugian
Beban Berat
Ukuran Besar
listrik
searah
(DC)
keluar.
Bekerjanya
tenang
dan
biasanya
Gambar 5. Inverter
d. Generator
Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan
searah yang
Mesin Las AC
Mesin Las DC
1. Perlengkapan dan perawatan 1. Busur nyala
lebih murah
2. Kabel
massa
elektroda
ditukar,tetapi
listrik
yang
dihasilkan stabil
dan
jenis elektroda
tidak 3. Dapat
digunakan
untuk
timbulnya
Elektroda
Sumber Power
Bahan Induk
Panas 50%
kerja
dihubungkan
ke
kutub
positif
dan
elektroda
elektroda
penetrasinya
sedangkan
akan
dalam.
pada
benda
Pengkutuban
kerja
ini
(70%)
bisa
maka
digunakan
hasil
untuk
Neg (-).
mengelas benda-benda
yang tebal
Elektroda
kerja
Sumber Power
dihubungkan
Bahan Induk
kekutub
negatif,
dan
elektoda
maka cara ini baik untuk digunakan untuk mengelas pelat-pelat yang
tipis, karena menghasilkan penetrasi yang dangkal.
Neg (-).
Elektroda
Panas70%
Sumber Power
Bahan Induk
Pos (+).
Panas 30%
(a
)
(b
)
(a)
(b)
(c)
Gambar 10. (a) Gulungan Kabel, (b) Kabel yang fleksibel, (c) Inti Kabel
5. Penyambung Kabel
6. Bahan Induk
Didalam pekerjaan konstruksi banyak istilah dipakai pada bahan induk
seperti:
1. Material
2. Base Metal
11
3. Parent Metal
4. Benda Kerja
Bahan Induk yang dipergunakan pada setiap pembuatan konstruksi
haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan baik tentang jenis dan mutunya,
maupun ukuran-ukurannya Dengan spesifikasi bahan induk yang ada, dapat
disusun ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis dan ukuran kawat las yang harus dipakai
2. Desain sambungan las yang harus dibuat
3. Bagaimana teknik pengelasan yang diperlukan dsb.
Pada pelaksanaan kualifikasi prosedur las, harus dipergunakan bahan yang
sama dengan bahan yang akan dipergunakan dalam pengelasan, yang
dibuktikan dengan sertifikasi. Bahan induk yang tidak sesuai dengan sertifikat
bahan yang ada, akan dapat mengakibatkan kegagalan yang cukup fatal dalam
pengelasan. Dimana tidak semua bahan induk mempunyai sifat mempu las (weld
ability) yang baik. Untuk pengelasan bahan induk yang mampu lasnya tidak baik
perlu cara pengelasan yang khusus, karena terdapat banyak ragam material
menurut kegunaannya sesuai dengan kemampuan bahan induk tersebut.
7. Elektroda
Bagian yang sangat penting dalam las elektroda terbungkus adalah
elektroda. Jenis elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil
pengelasan.
1. Fungsi Elektroda
pada
proses
12
pengelasan berlangsung;
Membuat terak pelindung
sehingga
dapat
mengurangi
kecepatan
pendinginan, hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak getas dan
rapuh;
Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara
perbandingan
biasanya
yang
tertentu
terdiri
pula.
dari
bahan-bahan
Bahan-bahan
yang
tertentu
digunakan
dengan
dapat
C. Desain sambungan
D. Pelakuan panas
E. Posisi pengelasan
F. Biaya operasional
G. Juru las ( Welder qualification)
4. Klasifikasi Elektroda
Menurut normalisasi AWS/ASTM (American Welding Society/American
Society for Testing Material), semua elektroda ditandai dengan huruf E disertai 4
atau 5 angka dibelakangnya.
Misalnya :
E 6013
AWS/ASTM :
E
Sumber arus, tipe selaput
dan daya tembus
Posisi pengelasan
Kekuatan tarik
Elektroda Las
Cara membacanya sebagai berikut:
a. E menyatakan elektroda
b. Dua atau tiga angka pertama , menunjukkan data kekuatan tarik (Tensile
Strength). Dapat dikonversikan kedalam batas kekuatan menahan tarikan
(Yield Strength) dan penarikan (Elongation). (lihat tabel 3)
c. Angka ketiga atau keempat menunjukkan posisi pengelasan yang dapat
dicapai.(lihat tabel 4)
d. Angka keempat atau kelima menunjukkan jenis selaput (coating), jenis
sumber arus (AC/DC) sifat busur listrik, daya penetrasi dan prosentase serbuk
besi yang terkandung pada elektroda.
14
(a
)
(b)
15
Asetilin.
Untuk melindungi kepala/rambut dan kuduk operator dari percikanpercikan api las dan benda -benda panas lainnya. Juga untuk melindungi muka
operator las terhadap sinar ultraviolet, infra merah dan gas-gas.
Jendela kaca dari topeng las terdiri dari tiga lapisan kaca berwarna diapit oleh
kaca yang netral/putih.
16
(a)
(c)
(b)
Gambar 17. (a) Topeng Tanpa Dipegang, (b) Topeng Dengan Dipegang ,
(c) Tiga Lapisan Kaca Pada Topeng Las.
2. Sarung Tangan Kulit
Pekerjaasn mengelas selalu berhubungan dengan panas dan tegangan
listrik, kontak dengan panas dan listrik sering terjadi yaitu melewatikedua
tangan, contoh: penggantian elektroda atau memegang sebagian dari benda
kerja yang memperoleh panas secar konduksi dari proses pengelasan. Untuk
melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan benda-benda panas maka
operator las harus menggunakan sarung tangan.
(a
)
(b
)
17
Pendek,
operator dari percikan-percikan api las dan pancaran sinar las yang mempunyai
intensitas tinggi maka pada baian badan perlu dilindungi menggunakan jaket
kulit atau apron kulit.
18
5. Sepatu Pengaman
Untuk melindungi kaki welder terhadap benda-benda panas yang ada
dilantai maupun percikan api las dari atas pada saat melakukan pengelasan.
19
D. Parameter Pengelasan
1. Arus listrik
Penggunaan arus yang terlalu tinggi akan menyebabkan penetrasi atau fusi terlalu
besar yang kadang-kadang menyebabkan jebolnya sambungan las dan daerah terpengaruh
panas akan lebih besar juga. Bila penggunaan arus terlalu kecil akan menyebabkan
penetrasi dangkal
2. Tegangan pengelasan
Tegangan pengelasan akan menentukan bentuk fusi dan reinforcement .Pertambahan
tegangan akan membuat lebar las bertambah rata, lebar dan penggunaan Fluksnya
bertambah besar pula.Tegangan yang terlalu tinggi akan merusak penutupan logam las
oleh cairan Fluks yang dapat memberikan peluang uadara luar berhubungan dan
menyebabkan terjadinya porositas.
3. Kecepatan pengelasan
20
Kecepatan pengelasan adalah suatu variasi yang sangat penting dalam proses SAW
karena akan menentukan jumlah produk pengelasan dan metallurgi lasnya. Penambahan
kecepatan pengelasan pada sambungan fillet mempersingkat waktu, tetapi pada
pengelasan sambungan tumpul yang beralur hanya kecil mempersingkat waktu. Karena
pada sambungan beralur jumlah deposit adalah variabel untuk waktu pengelasan.
Penambahan kecepatan pengelasan akan mengurangi masukan panas pada proses
pengelasan.
4. Diameter kawat elektroda
Pengurangan diameter kawat elektroda dalam ini tanpa merubah parameter lainnya
akan memperbesar tekanan busur, yang berarti penetrasi akan semakin dalam dan lebar
deposit semakin berkurang.
5. Ketebalan lapisan Fluks
Ketebalan lapisan Fluks yang digunakan dalam pengelasan proses SAW juga
mempengaruhi bentuk dan kedalaman penetrasi pengelasan. Bila lapisan Fluks terlalu
tipis maka arus akan tidak tertutup dan hasil lasan akan retak atau poros. Bila lapisan
Fluks terlalu tebal maka akan menghasilkan reinforcement terlalu tinggi
21
Plug weld (las Plug) dan slot weld (las slot) Sambungan tumpang (lap joint) dimana salah satu
part atau bagian memiliki ketebalan melalui lubang yang diisi dengan deposit logam untuk
menyambung dengan bagian part lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar. 4.8 disebut las
plug (plug weld).Bila lubang yang memanjang menjadi slot, hal itu disebut las slot. Dalam las
slot dimana lubang yang memanjang membuat panjang lasan yang lebih besar, bagian dalam
lubang filet dilas ketika seluruh bagian dalam lubang tidak perlu diisi dengan logam las. Hal ini
digunakan untuk baja lembaran atau sebagai lasan bantu ketika kekuatan las filet saja tidak
cukup.
22
4.
Las Seam Pengelasan di mana dua bagian pelat dilas sepanjang permukaan luar dari kedua
logam tersebut. Pengelasan dipakai untuk menyambungkan dua pelat dengan menggunakan
pancaran elektron atau laser. Pengelasan berlapis sepanjang pelat secara kontinyu dengan mesin
las titik tahan listrik disebut pengelasan tahanan listrik seam.
5. Las pelapisan Permukaan (surfacing) Las permukaan adalah las yang dibentuk dari bead (bead
adalah logam las yang dibuat dengan single pass) pada permukaan logam induk tetapi tidak untuk
menyambung bagian-bagian logam. Pengelasan umumnya digunakan untuk proses perbaikan
(ripair) dan pengerasan pada permukaan logam induk, bead yang terbentuk akan meningkatkan
ketahanan korosi dan keausan permukaan logam induk. Pengelasan Permukaan dilakukan pada
groove surface sehingga komposisi kimia dari logam induk bercampur dan mempengaruhi
deposit logam dari lasan ketika groove weld terbentuk. Pengelasn seperti ini disebut juga
buttering karena prosesnya seperti mengoleskan mentega pada sepotong roti.
B. Jenis-jenis sambungan las
1.
Sambungan Buntu (Butt joint). Butt joint terdiri dari dua bagian logam yang disusun sejajar. Pada
pengelasan baja, sambungan dengan penetrasi penuh di celah sambungan disebut juga butt joint
walaupun posisi dua logam tidak sejajar pada bidang yang sama.
2. Sambungan T atau T-joint dan cruciform joint Sambungan T atau T-joint terdiri dari dua bagian
yang disambung membentuk huruf T. Penambahan sambungan lain pada T-joint sehingga
membentuk palang disebut cruciform joint. Sambungan ini dapat menggunakan pengelasan fillet
weld, grove weld, plug weld, seam weld.
3. Sambungan Sudut (Corner joint ) Sambungan sudut atau Corner joint terdiri dari dua bagian yang
sambungannya membentuk huruf L dan pengelasan dilakukan pada pinggir sudutnya.
Sambungan ini digunakan untuk membuat konstruksi kotak. Sambungan ini dapat menggunakan
tipe pengelasan fillet weld, groove weld, plug weld, seam weld.
4. Lap joint dan joggled lap joint. Sambungan tumpang atau lap joint terdiri dari dua bagian
ditumpuk pada bidang sejajar, kemudian dilas pada kedua ujung masing-masing. Lap joint dimana
tiap sisi bagian yang disambung terletak pada bidang yang sama disebut joggled lap joint.
Sambungan tumpang ini dapat menggunakan tipe pengelasan fillet weld, groove weld, plug weld,
seam weld.
23
F. POSISI PENGELASAN
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah menyesuaikan
posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi 1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F 1G, 2G, 3G, 4G plate 1G, 2G, 5G, 6G,
6GR (pipa) contoh posisi-posisi pengelasan seperti gambar berikut :
But Join
Posisi pengelasan 1G pipa, pada pengelasan pipa 1G ini, pipa diputar dan pengelasan tetap
memposisikan elektroda di atas material.
24
Pengelasan 5G pipa, pipa diam, juru las mengelas diawali dari bagian bawah terus melingkan berhenti
di pipa bagian atas pada sisi sebelahnya. pada sisi lain dilakukan dengan cara yang sama yaitu diawali
dari bawah terus melingkar dan berhenti di atas. pengelasan ini disebut dengan posisi pengelasan 5G
up Hill
Posisi pengelasan di bawah adalah posisi 6G. pemasangan pipa dimiringkan 45 derajat terhadap
sumbu horizontal. pengelasan dilakukan dari pipa bagian bawah terus melingkar ke arah kanan/kiri
dan berhenti di atas. dilanjutkan dengan pengelasan sebaliknya diawali dari bawah dan terus
melingkar berhenti di bagian atas. Cara pengelasan seperti ini disebut 6G up hill.Angka-angka pada
posisi-posisi pengelasan tersebut di atas menunjukkan tingkatan-tingkatan posisi pengelasan. Angka
yang semakin tinggi berarti menujukkan kwalifikasi yang tinggi pula.Posisi-posisi pengelasan di atas
menunjukkan kwalifikasi juru las yang berhak mengelasnya. jika juru las memiliki sertifikat
kwalifikasi 6G, maka juru las tersebut diperbolehkan untuk mengelas semua posisi. Tetapi jika juru
las tersebut memiliki sertifikat 4G plate, maka juru las tersebut tidak boleh menglas pipa posisi
apapun, tetapi bileh mengelas posisi pengelasan 1F, 2F, 3F, 4F maupun 1G, 2G, 3G dan 4G
25
2. Slag : Adanya terak las yang terperangkap didalam endapan las, akibat
pembersihan yang tidak sempurna pada waktu pengelasan
26
H. Keselamatan Kerja
1. Untuk melindungi anggota badan dari percikan api las dan sinar las gunakan
pakaian keselamatan kerja dengan baik.
2. Gunakan tabir pelindung untuk menghalangi sinar tajam dan percikan api
supaya tidak mengganggu orang lain.
3. Pakailah kaca mata pengaman secara baik.
4. Pakailah topi pengaman jika mengelas ditempat-tempat yang rumit.
5. Hindari jalur kabel yang melintasi pintu atau tempat lalu lintas orang banyak.
6. Hindari Benda panas, benda tajam, nyala api terkena atau mengganggu kabel
las.
I. Kesimpulan
SMAW adalah las busur listrik dengan menggunakan elektroda berselaput (fluks). Fungsi fluks
pada pengelasan ini adalah membentuk slag diatas hasil lasan yang berfungsi sebagai pelindung hasil
pengelasan dari udara(Oksigen, hidrogen,dsb) selama proses las berlangsung.
Keuntungan Las SMAW
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke copper alloy dengan
rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
Kerugian Las SMAW
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan
27
DAFTAR PUSTAKA
RiswanDwi Jatmiko, (2008) . Modul Teori Pengelasan Logam : Shielded
Metal Arc Welding (SMAW). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/27/parameter-pengelasan-smaw360252.html
https://www.academia.edu/8186180/Pengelasan_SMAW
www.google.co.id
www.google.co.id/images
28