TL-3104
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
TPST BANTAR GEBANG DAN TPST SUMUR BATU
Kelompok 8
Peter Chandra
15308023
15308025
15308027
15308031
Wilman Fathurochman
15308033
15308070
Ayasha Sagita
15308072
15308074
15308076
15308078
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ii
I.
II.
III.
a.
b.
c.
d.
Pendahuluan ............................................................................................. 1
Kondisi Eksisting ...................................................................................... 1
Pembahasan .............................................................................................. 3
Sanitary Landfill ....................................................................................... 3
GALFAD (gasifikasi, landfill dan anaerobic digestor............................... 7
Pengomposan ............................................................................................ 8
Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) ................................................. 10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar A-2.1 Peta lokasi TPST Bantar Gebang..............................................
Gambar A-3.1 Bagan alir proses sanitary landfill di TPST Bantar Gebang.....
Pendahuluan
Pada hari Kamis, 18 November 2010, Mahasiswa Teknik Lingkungan yang mengikuti
mata kuliah sampah melakukan kunjungan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar
Gebang. TPST Bantar Gebang yang terletak di Bekasi ini telah ada sejak tahun 1989. Dahulu,
TPST masih merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPST), tidak dilakukan pengolahan
apapun di dalamnya. Namun, semenjak tahun 1994, sistem di TPST Bantar Gebang mulai
berubah, sampah yang datang sebisa mungkin diolah dan dimanfaatkan.
II.
dari DKI Jakarta, yaitu sekitar 10juta m3/hari. Secara hukum, TPST Bantar Gebang dimiliki
oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, namun dalam pengelolaannya Pemprov
DKI Jakarta juga bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dan
mempercayakan pengolahannya pada pihak ke-3. Salah satu konsultan untuk masalah
pengelolaan sampah di TPST ini berasal dari Teknik Lingkungan ITB.
TPST Bantar Gebang dikelilingi oleh 3 kecamatan, yaitu Cikiwung, Ciketing Udik,
dan Sumur Batu. Ketiga kecamatan ini mendapatkan uang sebagai kompensasi karena
letaknya yang berdekatan dengan TPST. Berikut peta lokasi TPST Bantar Gebang.
pembangkit listrik dari gas metan, dan area untuk pengomposan. TPST Bantar Gebang ini
juga mengolah plastik menjadi bijih plastik.
Tabel A-2.1 Zona Sanitary Landfill
Zona Luas
Volume sampah (juta
(Ha)
18,3
17,7
25,41
11
9,5
81,91
I
II
III
IV
V
Total
m3)
2,7
2,7
2,7
8
8
9,9
Terdapat 2 perusahaan utama yang menanam investasi di TPST Bantar Gebang, yaitu
PT Godang Tua Jaya dan PT Navigat Organic Energy Indonesia. PT Godang Tua Jaya
memiliki pengalaman dalam bidang cover soil, pengolahan sampah organik menjadi kompos,
pengangukan sampah, dan lain-lain. Sedangkan PT Navigat Organic Energy Indonesia
merupakan perusahaan yang telah menerapkan sistem Gassification, Landfill, and Anaerobic
Digestion (GALFAD) di Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu Sarbagita di Denpasar, Bali.
Kedua perusahaan tersebut membentuk Joint Venture (JO) untuk menerapkan sistemn
pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang. Berikut struktur kepengurusan TPST Bantar
Gebang :
PEMROV DKI JAKARTA
PT. GTJ
PEMKOT BEKASI
PT. NOEI
MANAGING DIRECTOR
TIM AHLI
Pembahasan
VICE MANAGING DIRECTOR 1
VICE MANAGING DIRECTOR 2
a. Sanitary Landfill
Pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang ini salah satunya dengan cara sanitary
landfill yang juga lazim dilakukan di beberapa negara dalam sistem pengelolaan sampah
selain melakukan pembakaran sampah dengan insinerator. Berikut bagan alir proses sanitary
landfill di TPST Bantar Gebang.
2
penimbangan
titik
buang
cover soil
pemasanga
n ventilasi
operasion
al IPAS
Gambar A-3.1 Bagan alir proses sanitary landfill di TPST Bantar Gebang
Sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang pertama kali akan ditimbang. Pihak
ketiga yang mengurus masalah penimbangan ini adalah PT Sucofindo. Biasanya sampah yang
ditimbang setiap harinya berjumlah 5-6 ribu ton/hari. Padahal, jumlah sampah di DKI Jakarta
seluruhnya sekitar 8ribu ton/hari. Hal ini berarti tidak semua sampah yang dihasilkan oleh
penduduk DKI Jakarta masuk ke TPST Bantar Gebang. Sampah tersebut ada yang sudah
dimanfaatkan oleh pemulung namun ada juga yang tidak dibuang pada tempat yang
seharusnya misalnya saja pembuangan sampah di sungai.
Setelah dilakukan penimbangan, sampah dibuang ke titik buang. Tumpukan sampah
di titik buang ini mencapai 120 m2. Sampah diletakkan dengan cara estafet menggunakan alat
berat. Sebelum sampah diletakkan, tanah dilapisi dahulu dengan geomembran. Fungsi
geomembran adalah agar air lindi tidak menyerap ke dalam tanah dan mencemari air tanah.
sampah
organik
gas
mesin
generat
or
electrici
ty
PLN
5
energi sehingga dapat memaksimalkan efisiensi konversi sampah menjadi energi yang
bernilai ekonomis.
Gasifikasi. Sistem ini melibatkan dekomposisi termal (thermal processes) dari bahan
organik dengan mengurangi keberadaan oksigen. Proses ini dapat mengubah sampah organik
menjadi gas (karbonmonoksida dan hidrogen) yang kemudian dapat dipakai untuk
menggerakkan gas engine sebagai mesin pembangkit listrik. Proses yang akan digunakan
pada fasilitas ini sebenarnya adalah bukan teknologi baru dan sudah digunakan secara
komersil di Inggris selama 10 tahun. Perlu dipahami bahwa modul ini hanya dapat bekerja
pada jenis bahan baku yang homogen, yaitu jenis yang akan diperoleh dari proses pemisahan
diatas.
Gas Landfill. Tujuan dari pemakaian gas dari landfill adalah untuk menghindarkan
gas metan yang sangat beracun lepas dari tumpukan sampah dimana dalam banyak kasus
telah ditumpuk. jaringan pipa gas perforasi dimasukkan kedalam tumpukan sampah dan dari
pipa tersebut, gas disedot menuju ke sebuah fasilitas pengolahan gas.
Proses anaerobic digestion. Proses ini melibatkan bakteri anaerob. Penguraian oleh
bakteri ini biasanya membutuhkan waktu antara 1 sampai 2 minggu dan dikontrol secara hatihati untuk menjamin proses sanitasi yang sempurna. Sampah dibongkar 3-4 bulan. Sesudah
proses ini selesai, sisa proses yang berbentuk padat dapat diambil dari bagian dasar digester.
Apabila ingin digunakan sebagai pupuk yang berkualitas tinggi, sisa ini dialirkan melalui
screw press and filter. Bahan yang kering dipisahkan dan selama 2 minggu mengalami proses
pengomposan secara aerobik. Cairan dibawa ke tangki denitrifikasi kemudian menuju tangki
aerasi nitrifikasi untuk menyempurnakan proses aerasi. Sisa sisa produk lain dibiarkan atau
dikeringkan. Air hasil proses dapat diolah kembali atau langsung disalurkan kembali ke awal
proses.
Hasil dari seluruh ketiga proses ini adalah biogas yang dimasukan terlebih dahulu ke
dalam fasilitas pengolahan gas sebelum menjadi gas bahan bakar bagi mesin pembangkit
listrik. Sebuah ilustrasi dapat diambil yaitu: fasilitas pengolahan sampah dengan kapasitas
pengolahan 400 ton/ hari dapat menghasilkan listrik kurang lebih sebesar 10 MW secara
kontinyu.
Sebagai hasil dari proses GALFAD, volume sampah dapat berkurang sampai dengan
80%. Hasil samping dapat diproses menjadi kompos (Apabila kompos ini tidak dapat dijual
maka aman dibuang ke tanah tanpa mengakibatkan pengaruh apapun. Jumlah dari kompos
yang dihasilkan kurang lebih 10-15 persen bahan baku yang dimasukkan ke digester dan
material untuk konstruksi jalan.
7
c. Pengomposan
Sumber sampah untuk pengomposan ini berasal dari pasar induk. Sampah dari sumber
lain seperti rumah tangga tidak dikomposkan karena takut mengandung sampah jenis B3
yang akan mencamari kompos. Sampah selain sampah pasar induk langsung dibuang ke
landfill.
Sampah tidak dipisah dan dicacah terlebih dahulu karena ukurannya terlalu besar
sehingga langsung ditaruh di lahan terbuka. Sampah dibolak-balik setiap 3 hari sekali sebagai
proses aerasi menggunakan buldozer. Ketika kompos sudah hampir matang, sampah baru
menjalani proses penggilingan. Sampah kemudian masuk dalam suatu unit, dimana di
dalamnya terjadi proses pemutaran, penyaringan, kemudian dimasukkan ke vibrator dan
menghasilkan kompos dengan butir-butir yang lebih kecil. Pada unit ini juga terjadi
penambahan unsur hara. Setelah proses tersebut, kompos masuk dalam unit granul dimana
bentuk kompos dibuat menjadi bentuk bulat dan diaduk dengan penambahan bakteri dalam
medium cair. Selanjutnya, kompos masuk dalam unit oven (pembakaran) pada temperatur
80C agar kering, tetapi tidak sampai membuat bakteri yang ada tadi mati, kemudian kompos
dikeringkan lalu dilakukan penambahan bakteri, dikemas, dan dipasarkan. Sampah yang
belum menjadi kompos, seperti sampah organik yang keras atau sampah anorganik
dipisahkan kemudian dikirim ke landfill. Keseluruhan proses pengomposan ini berlangsung
selama 45 hari hingga rasio karbon dalam kompos dibawah 15 %. Saat ini sedang
dikembangkan penambahan enzim pada proses pengomposan sehingga waktu total proses
pengomposan dapat berkurang menjadi 20 hari saja.
Kompos yang dibuat ada dua jenis. Jenis yang pertama berharga Rp1.000,00 per
kilogram, sedangkan jenis yang kedua berharga Rp3.000,00. Perbedaan kompos ini adalah
dari segi kualitas. Kompos yang kedua memiliki kandungan NPK yang lebih tinggi daripada
kompos pertama. Kompos kedua merupakan pesanan khusus untuk kebun kelapa sawit
sedangkan kompos pertama banyak dijual ke petani sebagai salah satu program bantuan
usaha tani dari pemerintah. Produk kompos ini kemudian dibeli seluruhnya oleh PT Pertani
sebanyak 60 ton/hari. Produksi dan penjualan masih akan terus ditingkatkan hingga mencapai
target, yaitu 200 ton/hari. Berikut gambar proses pengomposan di TPST Bantar Gebang.
Gambar A- 3.11 Penanaman pohon dengan pupuk kompos (kanan) dan kolam control air
tanah (kiri)
d. Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS)
IPAS yang dikunjungi pada waktu itu adalah IPAS untuk zona 3. Proses pengolahan air lindi
dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini.
Sanitary
Landfill
Pipa
Sampit
Kolam
Ekualisa
si 1
Kolam
ekualisas
i2
Kolam
Fakultatif
RBD
Kolam
Aerasi
Proses
Kimia
Polishing
Pond
Kolam
Air
Bersih
Sungai
10
11
12
13
14
Kondisi Eksisting
TPST Sumur Batu adalah tempat pembuangan sampah akhir untuk daerah Kota
Bekasi. Sebelumnya, sampah daerah Kota Bekasi ditangani oleh TPST Bantar Gebang yang
merupakan milik PEMDA Jakarta. TPST Sumur Batu terletak di Kecamatan Sumur Batu, dan
merupakan salah satu kecamatan yang mengelilingi Bantar Gebang. TPST ini memiliki luas
daerah 10 Hektar, dan kapasitas penampungan sampah sekitar 1000 ton perhari. Persentase
komposisi sampah di Kota Bekasi yang ditangani di TPST Sumur Batu terdiri dari: sampah
organik (75%), kertas (8%), kain/tekstil (1%), karet (1%), plastic (9%), metal/logam (2%),
gelas kaca (1%), dan lain-lain (5%).
II.
Pembahasan
Pengolahan sampah
TPST Sumur Batu Dikelola olah perusahaan Swasta Jepang bernama PT Gikoko.
Sampah yang masuk ke TPST Sumur Batu berasal dari kawasan Bekasi dengan jumlah per
harinya 50 truk. Pengelolaan sampah di Sumur Batu menggunakan sistem sanitary landfill.
Seperti yang telah diketahui bahwa sistem landfill akan memproduksi gas metan yang
berbahaya bagi keselamatan. Akan tetapi, di sisi lain gas metan memiliki manfaat yang
apabila digunakan dengan baik dapat menghemat energi dan sumber daya alam. Berkaitan
dengan hal ini, Gikoko memiliki sistem pengelolaan sampah yang dapat mengurangi
sekaligus memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari landfill. TPST ini mempekerjakan
sebanyak 25 orang pegawai.
Ciri khas yang terdapat di TPST Sumur Batu adalah adanya gunungan sampah yang
ditutupi terpal atau geomembran dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan gas metan dari sampah agar tidak keluar dan menyebabkan gas rumah
kaca
2. Mengurangi leachate (jika tidak ditutup akan bertambah karena hujan)
3. Bau, udara kotor, dan lalat dapat dihindari
4. Mengurangi kandungan oksigen yang terdapat dalam sampah karena dapat menyebabkan
mesin mati
15
Gambar B-2.1 gunungan sampah yang ditutupi terpal di TPST Sumur Batu
TPST Sumur Batu memberlakukan sistem Clean Development Mechanism (CDM)
dengan cara landfill gas flaring system yang berdasarkan pada berlakunya Kyoto Protocol
yang mewajibkan seluruh negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
Mekanisme inti dari sistem ini adalah CH4 (gas metan) diubah menjadi CO2, selain itu CH4
digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Setiap dihasilkannya 1 ton CO2 akan
dibayar 10 ribu euro (1 euro = 15 ribu rupiah). Instalasi unit ini akan sangat tergantung pada
faktor alam sehingga perlu diadakan pengawasan sepanjang hari selama 24 jam agar kondisi
yang ada membuat sistem berjalan dengan baik. Berikut diagram alir yang menjelaskan
mekanisme penggunaan gas metan sebagai sumber listrik.
y
p
g
a
d
e
in
s
m
j&
k
r
lt
o
b
fw
s in
e
m
pe
y
n
go
a
td
s
a
mm
e
p
s
a
g
k ja
a
b
n
e
irn
d
ga
r g
o
s
i k
n
a
wn
lo
b
fa
r&
e
tr ik
lis
blower adalah gas metan saja. Gas metan disedot melalui pipa yang sudah terpasang oleh
mesin selama 24 jam nonstop. Gas yang telah disedot kemudian dibakar untuk mengurangi
jumlah gas metan yang ada karena gas metan dalam konsentrasi yang tinggi berbahaya.
Blower yang digunakan ada 2 unit. Setelah disedot oleh blower, gas metan akan memberikan
energi pada generator, selanjutnya generator akan menghasilkan listrik. Listrik yang didapat
sebagian akan digunakan untuk menggerakkan blower, sebagian lainnya akan digunakan
untuk penerangan TPST ini sendiri.
Engine yang digunakan sendiri memiliki kapasitas sebesar 50 kPa. Saat ini masih
dibangun engine dengan kapasitas 125 kPa sehingga diharapkan listrik yang dihasilkan lebih
besar.
Dari proses ini, dapat dihasilkan listrik sebesar 15 kWh. Listrik yang didapatkan ini
belum dapat disalurkan pada masyarakat sekitar dan hanya akan digunakan untuk
menjalankan mesin penyedot gas dan penerangan TPST itu sendiri (25%) dan untuk
pembakaran aau flaring 75 %. Sistem pemanfaatan gas metan ini telah berlangsung sejak
tahun 2007 di TPST Sumur Batu.
Sistem landfill juga menghasilkan residu lain, yaitu lindi. Lindi di TPST Sumur Batu
akan ditampung dengan wadah khusus kemudian akan disalurkan ke perusahaan khusus
pengolah lindi atau PDAM. Lindi ini juga ada yang tersedot oleh blower, lindi ini akan
dibuang ke demister. Demister berfungsi mengurangi kadar air pada gas yang tersedot.
DAFTAR PUSTAKA
http://litbangsampah.blogspot.com/2009/03/pengolahan-sampah-sistem-galfad-di.html
http://oddityroom.wordpress.com/tag/tpa-sumur-batu
18
11