Anda di halaman 1dari 10

Tugas Manajemen Teknologi

Perkembangan Jam dari Masa ke Masa

Oleh : Wisnu Galih


NIM : 201210160311462
Kelas : Manajemen Teknologi A

Perkembangan Jam
Detik, menit, dan jam merupakan suatu hal yang biasa bagi manusia pada saat ini. Hal ini
tentu sangat berkaitan dengan perkembangan jam dari waktu ke waktu. Saat ini kita dapat
menentukan waktu dengan menggunakan jam yang sudah menjadi barang biasa dalam
kehidupan.
Saat ini jam merupakan barang sehari-hari yang tidak dapat ditinggalkan dari kehidupan
manusia. Setiap manusia membutuhkan jam untuk melancarkan kegiatan mereka sehari-hari.
Tanpa jam, manusia akan buta terhadap waktu. Manusia tidak akan tahu kapan ia harus
bersekolah, bekerja, tidur, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Oleh karena itu, jam sangat membantu
dan bermanfaat dalam kegiatan manusia sehari-hari agar mereka dapat melaksanakan kegiatan
mereka tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang mereka persiapkan sehingga dapat
melaksanakan kegiatan secara efektif.
Namun jam itu sendiri tak lepas dari perkembangan yang sangat panjang dari waktu ke
waktu mulai dari jam yang sederhana hingga jam yang canggih pada saat ini.
Kata jam itu sendiri telah digunakan sejak abad ke-14. Kata jam berasal dari bahasa
inggris yaitu clock dan bahasa latin yaitu clocca sebagai alat penentu waktu. Pada saaat ini
jam telah mengalami beberapa perkembangan jenis dan bentuknya. Jenis-jenis jam yang pernah
diketahui oleh manusia adalah jam matahari, jam air, jam pasir, jam atom, jam saku, jam weker,
jam dinding, serta jam tangan.

Jam Matahari
Jam matahari adalah jam yang paling pertama ditemukan oleh manusia dan merupakan
cikal bakal dari jam yang kita ketahui sekarang. Jam matahari (sundial) adalah alat yang
digunakan sebagai penunjuk waktu dengan memanfaatkan keberadaan matahari yang
menghasilkan bayang-bayang sebuah gnomon (batang atau lempengan yang bayang-bayangnya
digunakan sebagai petunjuk waktu). Gnomon tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga sejajar
dengan sumbu bumi, menunjuk ke arah kutub-kutub langit. Pada saat jam matahari tersebut
terkena sinar matahari, bayang-bayang gnomon jatuh diatas sebuah bidang bertanda (bidang
dial). Waktu pun dapat diketahui dengan membaca di bagian mana jatuhnya bayang-bayang
gnomon tersebut pada bidang dial. Selain itu dengan beberapa variasi rancangan, jam matahari
juga dapat menunjukkan waktu musim panas. Namun jam matahari memiliki kelemahan yaitu
tidak dapat menghitung waktu pada malam hari karena tidak adanya matahari pada saat malam
hari.
Sekitar tahun 3500 SM masyarakat mulai menggunakan jam matahari sebagai penanda
waktu dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi jam matahari itu sendiri turut berkembang
diantara kebudayaan kuno Babylonia, Yunani, Mesir dan Romawi. Jam matahari juga
berkembang di Timur seperti Cina dan Jepang, namun tidak ada yang tahu pasti akan
perkembangan jam matahari di barat. Setiap jam matahari juga memiliki perbedaan dalam
bentuk dan penempatannya. Perbedaan ini mencerminkan bagaimana perkembangan
pengetahuan astronomi dan matematika suatu bangsa tersebut saat itu.
Jam matahari tertua yang pernah ditemukan banyak yang berasal dari Yunani. Jam
matahari tersebut berupa sebuah bentukan sirkular dengan penanda di tengah yang ditemukan
oleh Chaldean Berosis. Beberapa artefak jam matahari lain juga ditemukan, di Tivoli Italy tahun
1746, di Castel Nuovo tahun 1751, di Rigano tahun 1751, dan di Pompeii tahun 1762.
Dan di tahun 1728, Jantar Mantar, seorang astronom, menemukan jam matahari kuno
dengan tinggi gnomon sekitar 30 m, di kota Jaipur, India. Sampai saat ini, jam matahari di Jaipur
terkenal sebagai jam matahari horizontal terbesar.
Pada saat ini jam matahari masih digunakan oleh berbagai orang namun lebih sebagai
ornamen yang memberikan kesan antik, indah, serta sejarah dan perkembangan jam dari masa ke
masa. Selain itu jam matahari juga banyak dibangun dan digunakan sebagai landmark atau
elemen penanda dalam tata taman universitas-universitas ternama seperti pada Cambridge tahun
1642, yang terus dikembangkan hingga sekarang. Seorang fisikawan Sir Isaac Newton (16421727) turut terlibat dalam pembuatan jam matahari yang terdapat di Cambridge tersebut.
Jam Pasir
Perkembangan jam selanjutnya setelah jam matahari adalah jam pasir. Jam ini juga cukup
terkenal di kalangan masyarakat meskipun termasuk jam yang tradisional. Perkembangan jam ini
dimulai pada tahun 1300 SM. Pada tahun 1300 SM seorang cteribus berasal dari Alexsandria
menciptakan jam yang menggunakan komponen pasir. Hal ini dikarenakan pasir yang mudah
ditemui di berbagai tempat sehingga memudahkan dalam pembuatan jam ini.

Jam pasir ini terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dengan sebuah jalur sempit
sebagai perantaranya.Salah satu tabung biasanya diisi dengan pasir yang kemudian mengalir
melalui jalur sempit tersebut menuju tabung dibawahnya dengan laju yang teratur. Ketika pasir
telah mengisi penuh tabung bawah, alat ini biasa di balik secara 180 derajat sehingga dapat
digunakan kembali sebagai pengatur waktu.

Jam Air
Jam air merupakan salah satu jenis jam yang ditemukan oleh manusia dalam perjalanan
perkembangan jam dari masa ke masa. Tidak ada yang tahu pasti akan waktu penemuan jam air
ini namun jam air ini telah berperan penting dalam
perkembangan jam apalagi di dalam dunia Islam karena
jam air paling canggih ditemukan oleh salah satu
ilmuwan Islam.
Jam air yang pertama kali ditemukan bentuknya
masih sangat sederhana. Jam tersebut hanya terbentuk
dari bahan baku berupa tanah lempung maupun yang
berbentuk jamban batu berisi air. Di dekat bagian dasar
kendi, terdapat sebuah lubang yang berukuran sangat
kecil tempat menetesnya air yang berasal dari kendi di
atasnya. Orang-orang dapat mengetahui waktu dengan
melihat ke dalam kendi/jambangan tersebut.
Jam air memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jam matahari antara lain,
dapat digunakan pada siang atau malam hari serta pada saat cerah atau gelap. Namun jam air
tidak dapat digunakan pada saat musim dingin karena air akan membeku pada saat suhu rendah.
Jam air yang paling canggih adalah jam air yang dibuat oleh Al-Jaziri pada masa
kejayaan Islam yaitu pada tahu 1136-1206. Jam air ini memiliki bentuk gajah dan bisa
menghasilkan suara setiap jamnya. Jam ini disebut sebagai Castle Clock. Jam ini merupakan jam
pertama dengan reaksi otomatis dalam interval waktu. Jam ini menggunakan sebuah robot
manusia (humanoid) yang membentur gembreng dan sebuah robot burung mekanik akan secara
otomatis bersiul. Menurut Al-Hassan dan Hill, jam air ini dikenal sebagai jam pertama yang bisa
merekam waktu secara akurat untuk menyesuaikan lamanya hari yang tidak sama sepanjang
tahun.
Jam Astronomi
Ahli astronomi Islam di era kekhalifahan juga telah berhasil menciptakan jam dengan
berpatokan pada astronomi. Misalnya, jam astrolabe sekitar abad ke-10, al-Sufi menjelaskan
seribu kegunaan astrolab, termasuk pengatur waktu, terutama untuk waktu-waktu shalat dan
Ramadhan.

Jam astronomi terbesar yang dibuat al-Jazari disebut castle clock, yang dianggap menjadi
analog komputer terprogram pertama. Sarjana Muslim lainnya yang menciptakan jam astronomi
adalah Abu Raihan al-Biruni pada abad ke-11 M, yakni jam mekanik komputer kalender
lunisolar.
Jam itu berupa sebuah kereta dan rodanya. Selanjutnya, muncul jam mekanik astronomi
yang hampir sejenis dengan karya Abu Raihan al-Biruni. Kelebihan dari jam astronomi, selain
dapat menunjukkan waktu juga dapat menunjukkan zodiak, orbit matahari dan bulan.
Kelemahannya, tidak semua orang dapat mengetahui cara kerjanya, setidaknya menguasai ilmu
astronomi.
Jam Mekanikal
Jam dengan alat berat pertama kali diciptakan Ibnu Khalaf al-Muradi dari Islam Spanyol.
Konstruksi jam ini dikendalikan pemberat dengan mekanisme gerak berupa verge an foliot, suatu
rangkaian gir yang berdetak, sebuah alarm, dan pemodelan fase-fase bulan. Masyarakat Eropa
baru mengenal jam yang dikendalikan pemberat pada 1300 M, sedangkan jam yang dikendalikan
pegas baru dikuasai peradaban Barat tahun 1430 M. Masyarakat Inggris mulai membuat arloji
pada 1580 M, sedangkan orang Jerman sudah menciptakan arloji tahun 1525 M. Meski begitu,
dibandingkan orang Eropa, ilmuwan-ilmuwan Timur Tengah lebih awal menguasai seni horologi
(seni pembuatan jam).
Sayangnya, penguasaan teknologi jam itu tak dibarengi dengan munculnya industri arloji
di Turki. Justru negara-negara Eropalah yang memasok jam-jam murah bagi Turki. Umat Islam
saat itu tak mampu menjadikan temuannya menjadi sebuah industri. Barulah pada tahun 1950-an
dilahirkan jam digital, The Hamilton Watch Co of Lancaster, Pennsylvania, adalah perusahaan
yang pertama kali membuat jam elektrik/ digital.

Jam Analog dan Jam Digital


Jam analog dan jam digital merupakan contoh dari jenis jam yang masih digunakan oleh
manusia hingga saat ini. Namun tidak ada yang tahun kapan tepatnya jam analog dan jam digital
ini mulai ditemukan.

Jam Analog

Jam Digital

Jam analog merupakan jam yang memiliki jarum ditengahnya dan berputar secara terus
menerus dalam menunjukkan waktu pada saat itu. Sedangkan, jam digital merupakan jam yang
menunjukkan waktu dengan memperlihatkannya dalam bentuk angka tersebut secara langsung.
Jam digital diciptakan untuk melengkapi kekurangan yang dimiliki jam analog. Beberapa
kelebihan yang dimiliki oleh jam digital adalah jam digital lebih mudah dibaca oleh manusia
terutama anak kecil. Selain itu jam digital juga memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan
dengan jam analog.

Jam Saku
Seiring berkembangnya pengetahuan manusia dalam bidang teknologi, maka jam pun
semakin berkembang. Seorang pembuat kunci yang berasal dari Nurnberg, Jerman, Petrus Helein
membuat jam saku pertama di dunia pada tahun 1524. Lalu jam saku yang telah dibuat oleh
Helein dikembangkan oleh Jawal Al-Din sekitar tahun 1556. Kemudian jam saku tersebut
disempurnakan kembali oleh Mansyur Sheyh Dede pada tahun 1702. Akurasi dari jam saku pun
semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Jam saku merupakan jam yang sering digunakan oleh kaum pria-pria era victorian pada
saku kemeja mereka. Jam saku ini merupakan sebuah jam yang berukuran lebih kecil
dibandingkan jam tangan dan juga tidak memiliki tali seperti yang dimiliki oleh jam tangan.
Namun jam ini memiliki rantai pendek yang digunakan sebagai pengait agar jam saku dapat
dikaitkan di pakaian sang pemilik. Terdapat 2 jenis jam saku, yaitu yang menggunakan penutup
berengsel maupun yang tidak dilengkapi dengan penutup. Penutup berengsel berguna untuk
melindungi permukaan jam dari goresan yang dapat memperburuk tampilan jam tersebut.

Jam Weker
Jam weker tentu sangat akrab di telinga kita hingga saat ini. Jam weker biasanya
digunakan bagi masyarakat agar mereka dapat bangun tepat waktu sehingga mereka tidak
terlambat untuk melaksanakan kegiatan mereka. Jam weker merupakan jam yang dilengkapi
dengan alarm atau lonceng yang dapat kita atur agar jam tersebut berbunyi pada jam dan menit
yang telah kita tentukan.
Hampir seluruh jam weker mekanis memiliki sebuah tombol di antara dua lonceng
tersebut yang jika ditekan akan mematikan jam weker tersebut. Selain itu pada jam weker
mekanis juga terdapat tiga buah jarum yaitu jarum yang pendek, jarum yang panjang, dan jarum
yang menunjukkan kapan jam weker tersebut akan berbunyi.

Jam weker mekanis pertama kali dibuat oleh pengrajin jam yang berasal dari New
Hampshire bernama Levi Hutchins pada tahun 1787. Jam weker mekanis tersebut tidak
berukuran kecil seperti jam weker yang dapat kita temukan sekarang. Jam weker tersebut
memiliki tinggi 73 cm dan lebar 36 cm. Namun jam tersebut hanya berbunyi pada pukul 04.00
pagi di saat sang penciptanya tersebut harus bangun untuk memulai kegiatannya. Selain itu,
Hutchins tidak tertarik untuk menjual jam weker buatannya tersebut. Namun saat itu jam weker
sangat dibutuhkan karena orang-orang perlu untuk bangun pagi. Akhirnya pada tahun 1876, Seth
E Thomas dari Thomaston Connecticut menciptakan jam weker yang menerima hak paten pada
tanggal 24 Oktober 1876 untuk jam yang dapat diatur agar berbunyi pada waktu yang telah
diatur.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini jam weker telah digunakan pada berbagai
media termasuk pada media komunikasi seperti telepon genggam saat ini.
Jam Tangan
Jam tangan merupakan kelanjutan dari perkembangan jam saku. Jam saku dianggap tidak
terlalu efisien ketika seseorang membutuhkan jam ketika sedang terburu-buru. Oleh karena itu
mulailah jam tangan dibuat. Pada tahun 1600-an jam tangan atau arloji mulai dibuat. Pada jaman
ini, banyak model jam tangan dibuat dalam bentuk hewan, ataupun bertema religi maupun objek
yang disukai oleh sang pengguna. Lalu pada tahun 1620, kaca mulai digunakan sebagai
pelindung luar (casing) dari jam tangan tersebut. Sistem penggerak jam tangan pun mulai
diterapkan pada tahun 1635. Lalu dalam kurun waktu 1650 hingga 1675, seseorang bernama
Christian Huygnes menemukan hukum pendulum dan sistem penggerak Remontoire (yang
berarti angin dalam bahasa Perancis). Ia merupakan orang pertama yang berhasil membuat jam
pendulum yang akurat dan juga orang yang memperkenalkan sistem keseimbangan roda dan
perakitan pegas.
Dari waktu ke waktu penemuan-penemuan tersebut semakin berkembang hingga
akhirnya pada tahun 1810, Breguet pertama kalinya membuat jam tangan seperti jam tangan
yang kita pakai pada saat ini. Pada saat ini, jam tangan pun telah memiliki berbagai jenis mulai
dari jam tangan digital dan jam tangan analog. Selain itu saat ini telah banyak perusahaanperusahaan yang berlomba-lomba membuat jam tangan dengan kualitas terbaik seperti swatch,
rolex, casio, dan masih banyak merk-merk jam tangan ternama lainnya.

Jam Dinding

Jam dinding diduga muncul pada sekitar tahun 1600-an. Pada awalnya, jam dinding
terbuat dari bahan kuningan yang tergantung pada dinding dengan bantuan tali dan juga rantai.
Namun karena bahan kuningan yang cukup mahal maka hanya keluarga raja dan ratu saja yang
dapat memiliki jam dinding di dinding rumah maupun di dinding istana mereka. Selain itu,
pengrajin membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan sebuah jam dinding.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, jam dinding pun semakin berkembang menjadi
barang yang tidak semewah pada zaman dahulu. Pada saat ini jam dinding dapat dibuat dengan
berbagai bahan dan dapat dihiasi dengan berbagai hiasan seperti ukiran dan lain-lainnya. Kini
jam dinding pun dapat dinikmati oleh berbagai kalangan di dunia.

Jam Atom
Jam atom adalah sebuah jenis jam yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom
sebagai penghitungnya. Standar frekuensi atom terbaik sekarang ini berdasarkan fisika yang
lebih maju melibatkan atom dingin dan air mancur atomik.
National Institute of Standards and Technology mempertahankan keakuratan 10 -9 detik
per hari, dan ketepatan yang sama dengan frekuensi radio pemancar yang memompa maser. Jam
ini mempertahankan skala waktu yang stabil dan berkelanjutan, yaitu International Atomic Time.
Untuk penggunaan masyarakat, skala waktu lainnya digunakan, Coordinated Universal Time.
UTC diturunkan dari TAI, tetapi disinkronisasi dengan lewatnya hari dan malam berdasarkan
pengamatan astronomikal.
Pada Agustus 2004, ilmuwan NIST mempertunjukkan sebuah jam atom skala-chip.
Menurut para periset, jam ini seukuran seperseratus dari jam lainnya yang telah ada sebelumnya.
Dan merka menyatakan bahwa jam ini hanya memperlukan 75 miliwatt, membuatnya cocok
untuk alikasi yang mengunakan baterai.
Jam radio modern menggunakan jam atom sebagai referensi, dan menyediakan sebuah
cara mendapatkan waktu yang disediakan oleh jam atom berkualitas tinggi di wilayah yang luas
dengan peralatan yang tidak mahal.

Kesimpulan
Jam telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Hingga kini jam masih
mungkin mengalami perkembangan teknologi yang semakin canggih lagi dalam jangka beberapa
tahun ke depan. Terima kasih saya ucapkan bagi para penemu jam yang memberikan kami
kemudahan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Semoga para generasi penerus dapat
mengembangan teknologi jam agar lebih maju di kemudian hari.

Sumber:
(1) http://www.anneahira.com/sejarah-jam.htm
(2) http://www.wikipedia.org/
(3) http://www.thebiggestsundial.com
(4) http://blog-ansyari.blogspot.com
(5) http://jamtangankanan.blogspot.com
(6) http://infoindonesia.web.id
(7) http://www.pasarteknik.com

Anda mungkin juga menyukai