KEJANG DEMAM
Pembimbing :
Dr. Rosida Sihombing, Sp.A
Penyusun :
AyuWulandari (030.06.040)
: Ayu Wulandari
NIM
: 030.06.040
Tanda Tangan :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: An. A
:78xxxx
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 18 bulan
Suku bangsa
:Jawa
Agama
: Islam
Ibu
Nama
: Tn. B
Nama
: Ny. N
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
Alamat
RW 07 Kalibata
RW 07 Kalibata
Pekerjaan
: Guru Fisika
Pekerjaan
Penghasilan
: 2.500.000
Penghasilan
:-
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan
Lokasi
Tanggal / waktu
Tanggal Masuk
: 27 November 2011
a. Keluhan Utama:
Kejang 8 jamsebelummasukrumahsakit
b. Keluhan Tambahan :
Demamdanmencret
jam
kali.
Lama
sebelummasukrumahsakit.
kejangsekitar
menit.
Saatkejangtanganpasienkanandankirimengepaldankedualenganatasdankeduatungkaibawa
hbergetarseperti orang menggigil.mata mendelik keatas, tidak keluar busa dari mulut
pasien dan lidah tidak tergigit. Saat kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang pasien
sadar
tapi
badannya
menjadi
lemes.
Ibupasienmengakusebelumkejangpasienmengalamidemamtinggi.Dan
inimerupakanserangankejang yang pertama kali.
Demamterjadisejak
4
harisebelummasukrumahsakit.
Demamdirasakannaikdanturunnaiksaatmalamhariturunmenjelangsianghari.
Laluibupasienmembawapasienkepuskesmasdandiberiobatpanasdanjugadianjurkan
ASI
dan
diet
stop
sayurdanbuahkarenapasienterlihatkelebihanberatbadan.
Namuntidakadaperbaikanlaluibupasienmembawakepuskesmaslagidikatakanmenderitarad
angtenggorokandandianjurkanperiksadarah.
Namunpasienbelumsempatdibawakerumahsakituntukperiksadarahpasiensudahkejang.
Ibupasienjugamengatakan 1 harisebelummasukrumahsakitpasienmencretsebanyak 2
kali dalamsehari. Bab encertapimasihadaampasnya, tidakadalendirdantidakadadarah.
warnanyakuningkehijauandanberbauamis.
Pasienjugajadisusahmakansejaksakit.
Umur
Penyakit
Umur
Penyakit
Umur
Alergi
Difteria
Jantung
Cacingan
Diare
Ginjal
Demam Berdarah
Kejang
Darah
Demam Thypoid
Kecelakaan
Radang paru
Otitis
Morbili
Tuberkulosis
Parotitis
Operasi
Lainnya
Kesan : Pasien tidak pernah mengalami kejang sebelumnya dan tidak ada riwayat trauma
atau kecelakaan maupun operasi, sebelumnya pernah menderita sakit campak dan baru
dirawat pertama kali.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat kejang demam pada masa
kanakkanaknya.
Kakak
pasien
juga
tidakmemiliki
riwayat
kejangbaikdenganatautanpademam.
f. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN
KELAHIRAN
Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal
Tempat kelahiran
Rumah sakit
Penolong persalinan
Dokter
Cara persalinan
Sectio caesar
Masa gestasi
Keadaan bayi
Tengkurap
: Umur 4bulan
Duduk
: Umur 7 bulan
Berdiri
: Umur 10 bulan
Berjalan
: Umur 11 bulan
(Normal: 13 bulan)
Bicara
: Umur 12 bulan
Kesan :
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik, tidak ada keterlambatan psikomotor
h. Riwayat Makanan :
Umur (bulan)
ASI/PASI
Buah / Biskuit
Bubur Susu
Nasi Tim
02
24
46
68
8 10
10 -12
1-1,5 piring
sehari,
4-5
sendok
makan/kali
Sayur
3 x sehari, 1 mangkuk/kali
Daging
2 x seminggu, 1 potong/kali
Telur
3 x seminggu, 1 butir/kali
Ikan
3 x seminggu, 1 potong/kali
Tahu
3 x sehari, 1 potong/kali
Lauk Nabati
Tempe
3 x sehari, 1 potong/kali
1-2 potong
mangkuk
Lauk Hewani
1-2 potong
Susu
(merk/takaran)
Lain lain
Dasar ( umur )
Ulangan ( umur )
BCG
0 bulan
DPT
/ 0 bulan
2 bulan
4 bulan
Polio
2 bulan
3 bulan
4 bulan
Campak
9bulan
Hepatiti
2 bulan
3 bulan
4 bulan
PT
s
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
Nama
PerkawinankeUmursaatmenikah
Pendidikanterakhir
Agama
Sukubangsa
Keadaan kesehatan
No
Tanggal
JenisKela
lahir
min
Hidup
Lahirma
Ibu
Ny. N
1
36
S1
Islam
Jawa
Baik
Abortus
ti
Mati
Keteranga
(sebab)
nkesehatan
1.
2007
Perempuan
Sehat
2.
2010
Laki-laki
Pasien
Kesan: Pasien adalah anak kedua, jarak dari anak pertama ke kedua yaitu 3 tahun. Ibu
pasien tidak pernah mengalami keguguran atau lahir mati.
k. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya, sebuah rumah tinggal milik sendiri dengan dua
kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok,
terletak di perumahan sederhana, jarak antar rumah tidak terlalu padat.Keadaanrumahbersih,
pencahayaan cukup, ventilasi cukup. Sumber air bersih dari air PAM. Air limbah rumah
tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya diangkut oleh petugas
kebersihan.
Ayah pasien bekerja sebagaipegawai di sebuah kantor swastadengan penghasilan
Rp.2.500.000,- /bulan. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 28November 2011 pukul 13.00
Keadaan Umum
Kesadaran
: compos mentis
Data Antropometri
Berat Badan
: 14 kg
Tinggi Badan
: 82cm
Lingkar Kepala
: 46 cm
Status Gizi
BB/U
TB/U
baik/normal (90-110%)
BB/TB
overweight (110-120%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik
Tanda Vital
Nadi
Suhu
: 39C
Mata
: Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi
: Caries (-)
Uvula
: Letak di tengah
Tonsil
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: Redup
Abdomen
Inspeksi
: Bentuk datar
Palpasi
Perkusi
: Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-), paralisis (-)
Refleks
Bisep
Trisep
Patella
Refleks patologis
-
Kanan
+
+
+
Kiri
+
+
+
Chaddok
Rangsang meningeal
-
Kaku kuduk
Brudzinsky I
Brudzinsky II
Kerniq
- Laseq
MAURICE KING SCORE:
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata (palpebra)
Mulut
Nadi
Ubun-ubun besar
Rewel, cengeng
Normal
Normal
Normal
Sedang 120-140x/m
Normal
TOTAL
Kesan: pasien termasuk kategori dehidrasi ringan (0-2)
1
0
0
0
1
0
2
HASIL
NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hemoglobin
Hematokrit
Lekosit
Trombosit
Gula Darah Sewaktu
Natrium
Kalium
Chlorida
11,3g/dL
34%
15,5 rb /uL
449.rb/uL
129 mg/dl
135mEq/l
1,1mEq/l
98mEq/l
13-16 g/dL
40 48 %
5-10rb/ul
150rb-400rb /uL
<180 mg/dl
135-153 mEq/l
3,5-5,3 mEq/l
98-109 mEq/l
V.
RING
V. RINGKASAN
Anak laki-laki berusia 18 bulan datang dengan keluhan kejang 8 jam SMRS. Kejang
terjadi1
kali
+5
menit.
Saatkejangtanganpasienkanandankirimengepaldankedualenganatasdankeduatungkaibawahber
getarseperti orang menggigil.mata mendelik keatas. Saat kejang pasien tidak sadar dan
setelah
kejang
pasien
sadar
tapi
badannya
menjadi
lemes.
Ibupasienmengakusebelumkejangpasienmengalamidemamtinggi. Merupakan kejang pertama
kali.Demamsejak 4 harismrsnaikdanturunnaiksaatmalamhariturunmenjelangsianghari. Dan
sudahdiberipengobatannamuntidakadaperubahan.Mencret 1 harismrssebanyak 2 kali
dalamsehari.Konsistencicair, adaampaswarnakuningkehijauandanberbauamis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, dan dari data
antopometri didapat gizi yang lebih. Suhu 39C, tidak tampak kelainan yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis.
Pada laboratorium didapatkan penurunan haemoglobin dan hematocrit, lekositosis,
hypokalemia.
VI. DIAGNOSIS BANDING
A. Kejangdemam
B. Gastroenteritis + dehidrasiringan
Gastroenteritis e.cinfeksibakteridengandehidrasiringan
C. Hipokalemia
VII. DIAGNOSIS KERJA
Gastroenteritis e.cinfeksibakteridengandehidrasiringan
Hipokalemia
Elektrolitulang
EEG setelah 1 minggu bebas demam untuk mencari penyebab lain dari kejang
IX. TERAPI
Non farmakologis :
Pasien dirawat di RS agar mudah di follow-up untuk memantau apabila kejang berulang
Farmakologis :
1. IVFD KAEN 3B4cc/kgBB/jam
2. Luminal injeksi 75 mg i.m (di UGD) lanjut 2x50 mg (bangsal)
3. Ampisilin 4x 350 mg i.v.
4. Antipiretik: Paracetamol 4x 35 mg
X. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam
: dubia ad bonam
Ad sanasionam
: dubia ad bonam
XI. FOLLOW UP
Tang
29 11-2011
30-11-2011
1-12-2011
gal
S
Demam (+)
Demam(+)
Demam(+)
Kejang (-)
Kejang (-)
Kejang (-)
Muntah 1x air
BB:13,5Kg
BB: 15,5 Kg
Ku/kes: TSS/CM
Ku/kes: TSS/CM
Ku/kes: TSS/CM
Kepala:Normocephali
Kepala:Normocephali
Kepala:Normocephali
Mata:CA-/-,SI-/-,pupil
Mata:CA-/-,SI-/-,pupil
Mata:CA-/-,SI-/-,pupil
Paru-paru:Suara
napas Paru-paru:Suara
napas Paru-paru:Suara
napas
(-) G(-)
(-) G(-)
NT(-)
NT(-)
10
Oedem(-),
Oedem(-),
Oedem(-),
Parese(-)
Parese(-)
Paralisis(-),
Paralisis(-),
Paralisis(-),
Brudzinsky(-), Kernig(-)
Lab:
Lab:
Lab:
L: 15,5rb/uL
L: 13,3rb/uL
L: 11,9rb/uL
Ht: 34%
Ht: 28%
Ht: 28%
Tr: 499rb/uL
Na: 137
K: 1,1
K: 3,2
Cl: 105
A
Ca ion: 1,12
Kejang Demam
Kejang Demam
Kompleks
Kompleks
Gastroenteritis
Kejang Demam
Kompleks
Gastroenteritis
Gastroenteritis
e.cinfeksibakteridenga
e.cinfeksibakteridenga
e.cinfeksibakteridenga
ndehidrasiringan
ndehidrasiringan
ndehidrasiringan
Hipokalemia
1. IVFD
Hipokalemia
KAEN 1. IVFD KAEN
3B4cc/kgBB/jam
KCL 6 mEq
2. KCL oral 3 x 750mEq
3. Luminal injeksi 75 mg
Hipokalemia
3B 1. IVFD
4cc/kgBB/jam
2. KCL oral 3 x 750mEq
3. Ampisilin 4x 350 mg
4. Ampisilin 4x 350 mg
3B4cc/kgBB/jam
2. KCL oral 3x 750 mEq
3. Ampisilin 4x 350 mg
i.v.
i.v.
KAEN
i.v.
5. Paracetamol 4x 35 mg
11
4. Paracetamol 4x 35 mg
5. Caglukonas
10%
7cc
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
DEFINISI
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan
yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. (1) Kejang demam dapat juga
didefinisikan sebagai kejang yang disertai demam tanpa bukti adanya infeksi intrakranial,
kelainan intrakranial, kelainan metabolik, toksin atau endotoksin seperti neurotoksin Shigella.
(7)
Kejang demam pertama kali pada anak biasanya dihubungkan dengan suhu yang lebih dari
38C, usia anak kurang dari 6 tahun, tidak ada bukti infeksi SSP maupun ganguan metabolic
sistemik akut.(3)
Pada umumnya kejang demam terjadi pada rentang waktu 24 jam dari awal mulai
demam(1). Pada saat kejang anak kehilangan kesadarannya dan kejang dapat bersifat fokal
atau parsial yaitu hanya melibatkan satu sisi tubuh, maupun kejang umum di mana seluruh
anggota gerak terlibat. Bentuk kejang dapat berupa klonik, tonik, maupun tonik-klonik.
Kejang dapat berlangsung selama 1-2 menit tapi juga dapat berlangsung lebih dari 15 menit
(1,8)
EPIDEMIOLOGI
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang terjadi pada 2-4 % populasi anak
berusia 6 bulan-5 tahun dan 1/3 dari populasi ini akan mengalami kejang berulang (4). Kejang
demam dua kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan (1).
12
ETIOLOGI
Etiologi dan patogenesis kejang demam sampai saat ini belum diketahui, akan tetapi
umur anak, tingginya dan cepatnya suhu meningkat mempengaruhi terjadinya kejang
(1)
Faktor hereditas juga mempunyai peranan yaitu 8-22 % anak yang mengalami kejang demam
memiliki orangtua yang memiliki riwayat kejang demam pada masa kecilnya (1).
Kejang demam biasanya diawali dengan infeksi virus atau bakteri. Penyakit yang
paling sering dijumpai menyertai kejang demam adalah penyakit infeksi saluran pernapasan,
otitis media, dan gastroenteritis (6).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Lumantobing pada 297 anak
penderita kejang demam, infeksi yang paling sering menyebabkan demam yang akhirnya
memicu serangan kejang demam adalah tonsillitis/faringitis yaitu 34 %. Selanjutnya adalah
otitis media akut (31 %) dan gastroenteritis (27%) (1).
PATOFISIOLOGI (1,5)
Dalamkeadaan normal membransel neuron dapatdilaluidenganmudaholeh ion kalium
(K+) dansangatsulitdilaluiolehnatrium (Na+).Akibatnyakonsentrasi K+ dalamsel neuron
tinggidankonsentrasi
Na+
rendah.Keadaansebaliknyaterjadi
neuron.Karenaperbedaanjenisdankonsentrasi
luarselmakaterdapatperbedaanpotensial
ion
yang
di
di
dalamdan
luarsel
di
disebutpotensialmembrandarisel
neuron.Untukmenjagakeseimbanganpotensialmembraninidiperlukanenergi
yang
10%-15%
danmeningkatnyakebutuhanoksigensebanyak
20%.
Akibatnyaterjadiperubahankeseimbangandarimembranselotakdandalamwaktusingkatterjadidi
fusidari
ion
kaliumdan
ion
natriummelaluimembran,
sehinggaterjadilepasnyamuatanlistrik.Lepasnyamuatanlistrik
cukupbesardapatmeluaskeseluruhselmaupunmembransel
yang
di
dekatnyadenganbantuanneurotransmiterdanmenyebabkanterjadinyakejang.
Setiapanakmemilikiambangkejang
yang
berbedatergantungdaritinggirendahnyaambangkejangseoranganakmenderitakejangpadakenaik
13
yang
14
15
4. Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (infeksi saluran napas, otitis
5.
6.
7.
8.
media, gastroenteritis)
Waktu terjadinya kejang, durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang
Sifat kejang (fokal atau umum)
Bentuk kejang (tonik, klonik, tonik-klonik)
Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai demam
atau epilepsi)
9. Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
10. Trauma
Pemeriksaan Fisik (5)
1. Temperature tubuh
2. Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (infeksi
saluran napas, otitis media, gastroenteritis)
3. Pemeriksaan reflex patologis
4. Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis meningitis,
encephalitis)
Pemeriksaan Penunjang (5,6)
1. Pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal untuk menyingkirkan
gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan homeostasis apabila pada
anamnesis ditemukan riwayat muntah, diare, gangguan asupan cairan, dan gejala
dehidrasi.
2. Pemeriksaan Cerebro Spinal Fluid (CSF) untuk menyingkirkan diagnosis meningitis
encephalitis apabila anak berusia kurang dari 12 bulan, memiliki tanda rangsang
meningeal positif, dan masih mengalami kejang beberapa hari setelah demam
3. CT Scan cranium pada umumnya tidak diperlukan pada kejang demam sederhana
yang terjadi pertama kali, akan tetapi dapat dipertimbangkan pada pasien yang
mengalami kejang demam kompleks untuk menentukan jenis kelainan struktural
berupa kompleks tunggal atau multipel.
4. EEG pada kejang demam tidak dapat mengindentifikasi kelainan yang spesifik
maupun
memprediksikan
terjadinya
kejang
16
yang
berulang,
tapi
dapat
5 menit
KEJANG
Diazepam rectal 0.5 mg/kgBB atau:
Berat badan 10 kg: 5 mg
Berat badan > 10 kg: 10 mg
KEJANG (+)
Ulangi diazepam rektal seperti sebelumnya.
DI RS
Cari akses vena
Periksa laboratorium (darah tepi, Na, Ca, Mg, Ureum, Kreatinin)
KEJANG (+)
Diazepam IV dosis 0.3-0.5 mg/kgBB
17
KEJANG (-)
KEJANG (+)
penyebab kejangdiperkirakan
infeksiintrakranial.
Berikanfenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis.
Selama 2 hari selanjutnya4-5
mg/kgBB/hari sampairesiko
kejang tidak ada.
KEJANG (+)
KEJANG (-)
Transfer ke
ICU
Rumatan fenitoin IV
5-7 mg/kgBB/hari 12
jam kemudian
KoreksiHipokalemia (FCCS)
Kadar K
3-3,5 mEq/L
Koreksi
KCL per oral 75 mg/kgBB/haridibagi 3 dosis (1-3mEq.kg.hari) atau 0,25
2,5-3 mEq/L
<2,5 mEq/L
PROGNOSIS
Penelitian yang dilakukan Tsunoda mendapatkan bahwa dari 188 penderita kejang
demam yang diikutinya selama sekurang-kurangnya 2 tahun dan tanpa pengobatan dengan
antikonvulsan, 97 penderita mengalami kekambuhan (1).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Lumantobing, dari 83
penderita kejang demam yang dapat diikuti selama rata-rata 21.8 bulan (berkisar dari 6 bulan-
18
3.5 tahun) dan tidak mendapatkan pengobatan antikonvulsan rumatan, kejang demam
kambuh pada 27 penderita (1).
Secara umum dapat dikatakan bahwa sekitar 1/3 penderita kejang demam akan
mengalami kekakmbuhan 1 kali atau lebih. Kemungkinan kambuh lebih besar bila kejang
demam pertama pada usia kurang dari 1 tahun. 3/4 dari kekambuhan ini terjadi dalam kurun
waktu 1 tahun setelah kejang demam pertama, dan 90 % dalam kurun waktu 2 tahun setelah
kejang demam pertama. 1/2 dari penderita yang mengalami kekambuhan akan mengalami
kekambuhan lagi. Pada sebagian terbesar penderita kambuh terbatas pada 2-3 kali. Hanya
sekitar 10 % kejang demam yang akan mengalami lebih dari 3 kali kekambuhan (1,9).
Anak yang mengalami kejang demam pertama pada usia sebelum 1 tahun
kemungkinan kekambuhan ialah 50 %, dan bila berusia lebih dari 1 tahun kemungkinan
kekambuhannya 28 % (1).
Kejang demam sederhana pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan otak yang
permanen dan tidak menyebabkan terjadinya penyakit epilepsi pada kehidupan dewasa anak
tersebut. Sedangkan pada anak-anak yang memiliki riwayat kejang demam kompleks, riwayat
penyakit keluarga dengan kejang yang tidak didahului dengan demam, dan memiliki riwayat
gangguan neurologis maupun keterlambatan pertumbuhan, memiliki resiko tinggi untuk
menderita epilepsi pada kehidupan dewasa mereka (1).
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumbantobing SM. Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
2. Behrman RE, Kliegman RM, Jensen HB, Nelson Text book of pediatrics, 17 th edition.
Philadelphia: WB Sauders company. 2004. Page 1813- 1829.
3. Rudolph AM. Febrile Seizures. Rudolph Pediatrics. 20th Edition. Appleton & Lange.
2002. Page 1994.
4. Behrman RE, Kliegman RM, Arvio, Nelson Ilmu Kesehatan anak, volume 3, edisi 15.
Jakarta: EGC 2005. Page 2059- 2066.
5. Tejani NR. Pediatrics, Febrile Seizures. Accessed on Dec10th 2010. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/801500-overview
6. W Hay, William. Current Diagnosis and Treatment of Pediatrics. 19 th edition. United
States of America: McGrawHill. 2009. Page 697-698.
19
on
Dec10th
2010.
Available
at:
http://kedokteran.ums.ac.id/kejang-demam.html
9. Maharani. Kejang Demam pada Anak. Accessed on Dec10th 2010. Available at:
http://dr-anak.com/kejang-demam-pada-anak.html
10. Anonym. Kejang Demam pada Anak. Accessed on Dec10th 2010. Available at:
http://bayikita.wordpress.com/2008/08/16/kejang-demam-pada-anak/
20