( STUDI KASUS KAMPUS JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG )
1.1 Latar Belakang
Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang memegang peranan penting untuk mencetak calon pemimpin bangsa. Sebuah perguruan tinggi seharusnya memiliki daya dukung terhadap perkuliahan dan kegiatan kampus. Agar terciptanya suasana kampus yang nyaman untuk warga kampusnya sehingga tujuan dari pembangunan kampus terwujud maka sebuah kampus harus dilengkapi dengan fasilitas fasilitas penunjang, seperti ruang diskusi bersama teman dan dosen, perpustakaan yang dimana dialam perpustakaan tersebut terdapat buku buku penunjang perkuliahan, serta keberadaan toilet untuk para mahasiswa. Today, the degradation of inner life is symbolized by the fact that only place scared from interruption is the private toilets Lewis Mumford Toilet merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan sehari hari khususnya keseharian kaum urban (Andhini, 2012). Toilet adalah ruangan yang didesain khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan segala pernak-pernik yang ada di dalamnya. Ruangan ini dirancang khusus untuk mengakomodasi kebutuhan manusia dalam rangka membuang hajat sehari-hari. Toilet di kampus berfungsi untuk menunjang keefektifan kegiatan belajar dan mengajar dikampus, karena dengan adanya toilet dengan jumlah dan fasilitas yang memadai, maka warga kampus dapat menggunakan toilet dengan fungsi toilet sebagai tempat pembuangan air baik besar maupun kecil. Kampus jurusan arsitektur fakultas teknik Universitas Diponegoro merupakan salah satu tempat umum yang didalamnya harus tersedia toilet sebagai penunjang keefektifan kegiatan belajar dan mengajar di kampus seperti yang telah disebutkan diatas. Namun, fasilitas toilet untuk mahasiswa di kampus arsitektur Universitas Diponegoro masih kurang memadai dan jumlah dari toilet kurang cukup untuk dipakai warga kampus jurusan arsitektur Universitas Diponegoro. Akibat kurangnya fasilitas toilet di kampus arsitektur Universitas Diponegoro ini mengakibatnya banyak warga kampus terlebih lagi mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro menggunakan fasilitas toilet di jurusan sebelah ( PWK dan Teknik Industri ) yang lebih memadai. Kurangnya jumlah unit toilet di jurusan arsitektur ini lebih terfokus dari penggunaan toilet untuk mahasiswa laki laki dan perempuan yang di campur, sehingga membuat rasa pengguna toilet kurang nyaman.
1.2 Rumusan Masalah
Kondisi kampus jurusan arsitektur fakultas teknik Universitas Diponegoro yang terletak di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah sama seperti kampus pada umumnya. Sebagai satu satunya jurusan arsitektur di Universitas negeri di kota Semarang, seharusnya dilengkapi fasilitas fasilitas penunjang kegiatan kampus. Namun, terdapat masalah mengenai fasilitas penunjang kegiatan belajar - mengajar yang membuat warga kampus menjadi kurang nyaman terutama yang dirasakan oleh mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Diponegoro. Permasalahan mengenai fasilitas penunjang tersebut adalah fasilitas toilet untuk mahasiswa yang masih kurang memadai terutama jumlah unit dari toilet tersebut. Minimnya fasilitas toilet untuk mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Diponegoro ini mengakibatkan mahasiswa mahasiswa tersebut lebih memilih menggunakan fasilitas toilet di jurusan tetangga yaitu jurusan PWK dan Teknik Industri. Maksud minimnya fasilitas toilet untuk mahasiswa di kampus jurusan arsitektur disini lebih berfokus pada penggunan toilet untuk mahasiswa laki laki dan perempuan di gabung dan juga hanya terdapat 1 ruang kamar mandi yang menyediakan 2 toilet.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari factor factor minimnya fasilitas toilet untuk mahasiswa di kampus jurusan arsitektur fakultas teknik Universitas Diponegoro dan mecari penyelesaian dari masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Andhini, Adriana. 2012. Toilet Umum Sebagai Ruang Sosiofugal.