Anda di halaman 1dari 4

Aliran Dana

(Kemana perginya uang kami?)

UKT (Uang Kuliah Tunggal) adalah biaya kuliah tunggal yang ditanggung setiap
mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonomi. UKT (Uang Kuliah Tunggal) ini
merupakan sistem pembiayaan kuliah, dimana uang gedung, SPP, uang almamater,
uang praktikum dan biaya-biaya lainnya dilebur menjadi satu dan dibagi rata dalam
delapan semester. Selain UKT mahasiswa baru jalur mandiri juga diharuskan untuk
membayar uang Pangkal atau Uang Pembangunan. Pembayaran tersebut dilakukan
oleh mahasiswa pada awal masuk kuliah dan hanya dilakukan satu kali selama masa
studinya. Pembayaran ini dilakukan untuk menunjang fasilitas dan infrastruktur
kampus yang pada akhirnya akan memberi dampak yang begitu banyak pada proses
pembelajaran mahasiswanya.

Mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Uang Pangkal yang dibayar apakah
sebanding dengan fasilitas yang di dapat? hal ini masih menjadi tanda tanya. Kasus
ini terjadi di lingkungan Universitas Hasanuddin. Sistem UKT yang dinilai masih
kurang adil terhadap fasilitas yang ada di kampus, padahal Fasilitas di sebuah
instansi pendidikan merupakan suatu bagian penting yang perlu diperhatikan demi
terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Sarana dan prasarana sangat
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dalam perkuliahan. lantas
kemana perginya UKT dan Uang Pangkal yang telah dibayarkan dengan mahal itu?

Hal ini tentu saja menjadi sorotan bagi mahasiswa seperti Ar salah satu mahasiswa
Universitas Hasanuddin Fakultas Keperawatan semester 6 yang melihat fasilitas
kampus kurang memadai.

"masih banyak fasilitas yang menurut saya kurang memadai, contoh dari segi
penerangan, saya pernah kebetulan waktu lewat di depan kandang rusa lampu motor
saya tiba-tiba mati, disitu saya merasa cemas dan sangat takut, karena sangat gelap.
Saya harus menunggu motor selanjutnya yang lewat agar saya bisa ikut di
belakangnya" ujar Ar, Kamis (27/04/2023)

Sangat banyak mahasiswa yang mengeluhkan akan sarana dan prasarana yang
didapatkan di lingkungan kampus, terutama dalam hal penerangan di malam hari,
Kampus seharusnya dibuat terang-benderang sehingga terasa seperti tempat
menuntut ilmu, bukan seperti hutan belantara dan tempat yang suram, serta
menakutkan karena penerangan yang sangat kurang di malam hari. Universitas
seharusnya melakukan segala bentuk usaha untuk memastikan keselamatan seluruh
sitivitas akademika. Bukan hanya mahasiswa yang seringkali harus berkegiatan di
malam hari, melainkan dosen juga seringkali harus bekerja hingga malam hari, dan
kampus seperti kota mati. Selain itu bukankah sangat banyak mahasiswa yang
memang bertempat tinggal di sekitar kampus, contohnya Ramsis, Rusunawa, dan
lain-lain. Apakah pihak universitas tidak mempertimbangkan hal itu? Apakah pihak
kampus terlalu takut untuk membayar tagihan listrik yang banyak? Hal ini tentu
saja sangat aneh, sekelas Kampus Universitas Hasanuddin yang katanya menjadi
kampus terbaik di Indonesia Timur.

Saat ini Kampus seolah-olah memperalat mahasiswanya untuk memenuhi nafsu


kaum tertentu. Dengan begitu banyak jenis pembayaran yang dilakukan mahasiswa
tidak memberi dampak yang begitu besar pada kehidupan kampus. Universitas
Hasanuddin dengan bangganya membangun usaha hotel yang terbuka untuk umum.
para birokrasi seakan lupa ingatan membenahi kampusnya terlebih dahulu
dibanding dengan membangun infrastruktur yang tidak begitu menunjang
mahasiswa. Berdirinya Hotel UNHAS tidak membuat mahasiswa sering
melaksanakan kegiatan kemahasiswaan di istana birokrasi tersebut. Lantas untuk
apa Hotel itu dibangun? Apakah hotel itu dapat menunjang kegiatan
kemahasiswaan?

Selain pertanyaan tentang pembangunan hotel yang dibangun oleh birokrasi yang
bangunannya tidak digunakan oleh mahasiswa secara langsung, pertanyaan lain
seperti sumber dana hotel ini dikemanakan juga menjadi pertanyaan dan masalah
yang besar. Pernyataan tentang dana hotel akan disalurkan untuk pengembangan
sarana prasarana di setiap fakultas hingga kini belum terealisasikan hingga kini.
Contohnya pada fakultas keperawatan.

Fakultas Keperawatan sebagai ilmu rumpun kesehatan tentunya membutuhkan


fasilitas yang lengkap untuk menunjang pembelajaran. Tingginya nominal tuntutan
pembayaran yang dilakukan mahasiswa tidak sejalan dengan fasilitas yang
tersedia. Sesederhana untuk menunjang pembelajaran blok anatomi seharusnya
tersedia fasilitas kadaver atau guru besar, namun yang terjadi sebaliknya kadaver
tidak tersedia satupun pada fakultas keperawatan. Tiap fakultas yang memiliki
sarana laboratorium tentu membutuhkan dana untuk pengadaan dan pemeliharaan
alat termasuk juga di fakultas keperawatan.

Banyaknya pembayaran yang dilakukan tidak menjadikan fasilitas dan infrastruktur


di kampus merah ini dikatakan unggul. Keluhan lainnya terhadap infrastruktur yaitu
toilet di UNHAS yang kemudian bukan menjadi hal baru lagi. Misalnya, toilet di
sekitar gedung MKU yang sering mempunyai masalah air tidak mengalir sehingga
aroma yang ditimbulkan dari kekurangan air tersebut mengganggu indra
penghidung. Permasalahan toilet bau ini dapat mengganggu kegiatan dari
mahasiswa. Dilansir dari identitas unhas, mahasiswa MIPA yaitu Audylia
Helmania Tonapa dan mahasiswa pertanian yaitu faradiba mempunyai pengalaman
seringkali kebingungan mencari toilet yang layak digunakan dan tak jarang pula
akibat dari kebingungan mencari toilet tersebut berdampak pada keterlambatan
mereka masuk kelas. Pembayaran yang fungsinya menunjang segala aktifitas
mahasiswa malah tidak dipergunakan semestinya.

Padahal dalam Pasal 48 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efifiensi, transparasi, dan akuntabilitas publik.
Kita berharap fasiltas ini hendaklah sebanding. Apalagi besarnya uang kuliah yang
dibayarkan mahasiswa tentunya laik memperoleh imbalan dengan fasilitas yang
representatif.
Daftar Pustaka

Tan/San. 2020. Problematika Toilet di Gedung MKU. Diakses pada tanggal 27


April 2023, dari https://identitasunhas.com/problematika-toilet-di-gedung-mku/

M. Fadholi. 2021. Mengenal UKT Uang Kuliah Tunggal di Perguruan Tinggi


Negeri Lengkap. Yogyakarta : blog maukuliah. Diakses pada 27 April 2023 dari
https://blog.maukuliah.id/mengenal-ukt-uang-kuliah-tunggal-di-perguruan-tinggi-
negeri/

Nurma Nafisa Faradila. 2023. Fasilitas Kampus Tak Sebanding dengan Besarnya
UKT, Mahasiswa UIN Jakarta Gugat Rektorat. Jakarta : Journoliberta. Diakses
pada 27 April 2023 dari https://www.journoliberta.com/2023/02/fasilitas-kampus-
tak-sebanding-dengan_18.html

Anda mungkin juga menyukai