Anda di halaman 1dari 2

Resistensi antibiotik utamanya disebabkan oleh penggunaannya yang meluas dan kurang

tepat (irrasional). Penggunaan antibiotik yang tidak sampai habis juga menyebabkan bakteri
tidak mati secara keseluruhan dan masih ada yang bertahan hidup. Bakteri yang masih
bertahan hidup tersebut dapat menciptakan bakteri baru yang resisten dan dapat menyebar.
Resistensi antibiotik adalah kensekuensi dari penggunaan antibiotik yang keliru dan
perkembangan dari mikroorganisme tersebut, keadaan tersebut juga karena adanya mutasi
atau resistensi gen yang didapat sehingga terjadi resistensi terhadap antibiotik.

Terdapat beberapa faktor penyebab resistensi:

1. Konsumsi Antibiotik Secara Berlebihan

Penyebab resistensi antibiotik yang pertama adalah mengonsumsi antibiotik secara


berlebihan dalam upaya pemberantasan penyakit. Penting untuk diketahui bahwa
mengonsumsi antibiotik sebaiknya dilakukan saat benar-benar membutuhkannya.
Semakin sering dikonsumsi, semakin besar kemungkinan bakteri menjadi resisten.
Hal ini mengakibatkan antibiotik tidak mampu mengatasi bakteri tertentu di kemudian
hari.

2. Penggunaannya yang irrasional


Penggunaan antibiotik yang kurang tepat merupakan salah satu pemicu resistensi
antibiotik. Penggunaan irrasional dapat berasal dari pasien, dimana pasien tidak
meminum obat sesuai dengan durasi yang telah ditentukan dapat dikonsumsi lebih
lama atau lebih cepat. Selain itu Antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh
namun diminum karena peresepan yang tidak tepat justru dapat menyebabkan
kekebalan kuman terhadap bakteri. Hal ini tentunya merugikan karena diperlukan
antibiotik baru yang dapat menggantikan antibiotik yang telah resisten, padahal
perkembangan resistensi antibiotik lebih cepat dibanding dengan penelitian antibiotik
dan antibiotik baru tersebut biasanya jauh lebih mahal.

3. Kurangnya pemahaman dari pasien


Kesalah pahaman yang sering terjadi pada pasien bahwa antibiotik bisa digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bahkan yang diakibatkan oleh virus
sekalipun, contohnya pemberian antibiotik pada pasien Influenza. Pada pasien yang
berekonomi menengah-atas sering meminta jenis antibiotik yang terbaru dan termahal
walaupun tidak dibutuhkan sedangkan pada pasien dengan ekonomi menengah
kebawah cenderung kesulitan untuk bisa mendapatkan pengobatan sesuai dengan
regimen yang diberikan (Handayani, Siahaan and Herman, 2018) (Humaida, 2014).

4. Mutasi Bakteri Resisten Secara Alami

Penyebab resistensi antibiotik yang terakhir adalah mutasi bakteri resisten secara
alami. Jika kondisi tersebut terjadi, mengonsumsi antibiotik dapat membuat bakteri
resisten semakin kebal. Kebalnya bakteri resisten bukan hanya terjadi karena
mengonsumsi antbiotik saja, tetapi juga dikarenakan menerima gen resistensi dari
bakteri lain.

5. Pengawasan
Lemahnya penngawasan dari pemerintah mengenai distribusi dan penggunaan
antibiotik. Misalnya mudahnya masyarakat untuk mendapatkan antibiotik walau tanpa
resep dokter. Selain itu, komitmen pihak terkait mengenai meningkatkan mutu obat
dan pengendalian infeksi.

Daftar Pustaka

ayapura, D. K. (2018, Mei 17). Resistensi Antibiotik. Retrieved from


dinkes.jayapurakab.go.id: https://dinkes.jayapurakab.go.id/resistensi-antibiotik/

Putra, A. R. (2019). IDENTIFICATION OF ESBL - E. coli USING VITEK-2 METHOD.


Journal of Basic Medicine Veterinary, 1-2.

Anda mungkin juga menyukai