Anda di halaman 1dari 8

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

SIAPKAH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


UDAYANA MELAKUKAN PEMBELAJARAN
TATAP MUKA (PTM) INI?

KAJIAN SEDERHANA SERTA DATABASE SURVEY


PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM) DILINGKUNGAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
1. Melihat Permasalahan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di FH UNUD
Beberapa hari yang lalu yaitu pada hari Selasa, 29 Maret 2022 muncul Surat Edaran Rektor
Nomor 4/UN14/SE2022 tentang Pedoman Pembelajaran Tatap Muka di Universitas Udayana.
Setalah dikeluarkannya Surat Edaran (SE) tersebut muncul banyak tanggapan dari para mahasiswa
di lingkungan universitas bahkan pada setiap fakultas, ada Mahasiswa yang setuju ada mahasiswa
yang kurang setuju dengan Surat Edaran (SE) PTM ini. Keresahan dari para Mahasiswa adalah
waktu penerbitan SK ini yang terbilang cukup mendadak karna dikeluarkan H-3 sebelum PTM ini
akan berlaku dan dilaksanakan pada tanggal 1 April nantinya. Banyak sudah organisasi-organisasi
mahasiswa dilingkungan universitas maupun fakultas yang ikut memberikan atensi terkait perihal
ini. Sehingga kami dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana
(DPM FH UNUD) memiliki insiatif untuk bergerak mengawal persoalan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) ini yang menjadi keresahan para mahasiswa di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Udayana dengan pembuatan survey terbuka mengenai PTM ini yang nantinya akan
mendapatkan data untuk diberikan kepada pihak Fakultas Hukum.

2. Problematika PTM FH UNUD


Pro kontra bermuculan ketika Surat Edaran Rektor Nomor 4/UN14/SE2022 tentang
Pedoman PTM di Universitas Udayana dikeluarkan kesiapan fakultas sudah memadai atau
mahasiswa sudah siap untuk melaksanakan PTM ini. Dalam hal ini dimulai dari disebarkannya
informasi mengenai PTM ini secara mendadak, lalu terkendalanya para mahasiswa untuk
melaksanakan PTM dikarenakan izin orang tua yang belum memperbolehkan anaknya untuk
datang melaksanakan PTM ini, lalu banyak mahasiswa yang diluar Bali bahkan di Bali yang masih
terkendala dalam hal ekonomi akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan ini, sehingga banyak
mahasiswa serta orang tua yang kesusahan jika PTM ini mendadak untuk dilaksanakan, kemudian
kesiapan dosen pengajar yang harus sudah siap dalam menyikapi persoalan PTM ini, dengan
tanggung jawab yang penuh memberikan perkuliahan tanpa adanya alasan yang lain untuk tidak
memberikan mata kuliah, dan prolematika yang terjadi selanjutnya adalah bagaimana kesiapan
fakultas hukum dalam menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam menunjang
pelaksanaan PTM ini agar nantinya mampu terlaksana secara maksimal jika probelmatika seperti
ini belum teratasi bagaimana pelaksanaan PTM di lingkungan fakultas hukum dapat berjalan
maksimal.

3. Metode Pengambilan Data Kuesioner


Kami dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana (DPM FH
UNUD) pada tanggal 30 maret 2022 melalui akun instagram @dpmfhudayana telah menyebarkan
postingan yang berisikan kuesioner survey terbuka mengenai PTM di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Udayana. Kami menyebarkan kuesioner mengenai PTM ini kepada seluruh sivitas
akademika terkhusus para mahasiswa dilingkungan FH UNUD sebagai bentuk pengawalan kami
terhadap keresahan mengenai PTM ini yang akan dilaksanakan di FH UNUD tertanggal 1 april
nantinya. Dalam kuesioner ini kami mendapatkan responden sebanyak 400 responden dengan
pembagian angkatan 2018,2019,2020,2021 ada dalam Kuesioner kami sebanyak 24,3%
menyatakan setuju dengan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka secara luring/offline. Serta
sebanyak 75,8% menyatakan tidak setuju dengan rata – rata alasan adalah terlalu mendadak
dilaksanakannya perkuliahan secara luring/offline ini, serta izin dari orang tua mengenai PTM ini
dan masih dirasa banyak fasilitas yang dari kampus sehingga kesiapan dari Fakultas masih dinilai
belum siap untuk melaksanakan PTM secara luring/offline.

4. Menelaah Hasil Kuesioner Mengenai PTM di FH UNUD


Bagaimana tanggapan anda mengenai akan dilaksankaannya Pembelajaran Tatap Muka secara
luring/offline di Fakultas Hukum ?
 “Menurut saya mulai dilaksanakan nya PTM sangat bagus akan tetapi pelaksaan PTM
harus di sesuaikan dengan fasilitas yang memadai , jika memang belum memadai
sebaiknya diundur dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”
 “Menurut saya berita itu sangat mendadak, banyak mahasiswa yang merasa bingung serta
panik, karena blm ada kesiapan yang matang terkait pengumuman PTM kemarin”
 “Sebaiknya untuk saat ini Fakultas Hukum tidak mengadakan kebijakan untuk PTM
terlebih dahulu mengingat sangat percuma lagi sebentar saja sudah pergantian semester.
Kasian juga kawan kawan saya yang dari luar Bali mereka panik akan hal ini, dan tidak
semua orang tua pula setuju akan diadakan offline, kalau dari saya mending online selain
irit biaya juga menjaga kesehatan semua civitas akademika fh unud.”
 “Terlalu mendadak , belajar dari pengalaman kemarin ada kebijakan offline tiba tiba pas
semua ke Bali udah nyewa apapun itu ( kos dsb ) tiba tiba online lagi kan engga semua
kondisi ortunya lagi stabil jadi yang mana uangnya harusnya bisa pake hal hal yang bijak
tapi malah kebuang sia-sia. ( in case dari fakultas yang lain ) jangan sampe FH kaya gini”
 “Saya rasa belum pas untuk FH melaksanakan PTM, apalagi mengingat fasilitas di
Kampus Jimbaran. Konon katanya ada perbaikan fasilitas di Kampus Jimbaran dan
pembangunan asrama yang dikatakan oleh Rektorat pada acara Mahasisya Upanayana
yang target penyelesaiannya Agustus atau September, apakah sudah selesai? Saya pernah
melihat ruang kelas di FH Jimbaran dan saya rasa ruang kelas dengan keadaan seperti itu
dan melihat dari jumlah mahasiswa tiap kelas yang terdapat 50 org lebih serta keadaan
pandemi seperti ini, kurang memadai. Saya pernah diberi tahu kakak tingkat tentang 1
kelas isinya 50 lebih dengan berdesak"an dan itu dulu, apakah dewasa ini diperbolehkan
berdesak"an? Mengingat salah satu protokol kesehatan yakni menjaga jarak.”

Menurut anda apa saja yang seharusnya disediakan oleh Fakultas Hukum untuk melaksanakan
Pembelajaran Tatap Muka secara luring/offline ini? (seperti fasilitas,dll)
 “Saat Fakultas Hukum ingin melakukan ptm ini jika dilaksanakan dikampus Bukit
Jimbaran untuk fasilitas parkir sudah memadai tapi jika pihak fakultas melaksanakan di
Kampus Sanglah maka lahan parkir sangat kurang memadai karena jika kita lihat didalam
itu sangat sempit, jika parkir dia di area jalan pulau bali antara fakultas dan rs sanglah
dikenakan biaya.”
 “Dalam melaksanakan tatap muka secara luring banyak perlu pertimbangan yang harus
disiapkan oleh Fakultas Hukum salah satunya yang menurut saya yaitu dari fasilitas. Hal
tersebut saya dapat mendengar bahwa Kampus Sanglah akan menjadi dominasi fasilitas
untuk S2 dan S3. Untuk itu, banyak perlu yang disiapkan untuk fasilitas yang lainnya
agar dapat menjadi kemerataan antara S1, S2, dan S3 serta apakah sekiranya masih minim
ada kepastian untuk S1 akan adanya perkuliahan di kampus jimbaran atau di sanglah
karena agar mahasiswa juga dapat memperisapkan dirinya dengan tidak mendesak untuk
menyewa kost, kendaraan dan lain sebagainya.”
 “Ruang belajar yang memadai, fasilitas parkir, dan sarana prasarana lainnya yang siap
sedangkan fasilitas kampus jimbaran, toilet masih kurang bagus, fasilitas dimasing
masing ruang kelas blm sama rata serta kendaraan yang akan digunakan nanti pada saat
ada di bali.”
 “Segala fasilitas (area ruang kelas, kamar mandi, toilet, area parkir, area kantin, mushola,
area persembahyangan, sekre, dll) yang sudah seharusnya menjadi hak bagi para
mahasiswa terkhusus pada Fakultas Hukum Bukit yang sudah menjadi rahasia umum dgn
penyebutan kampus “hutan” wajib untuk dipenuhi demi menunjang kegiatan PTM.
Stigma mahasiswa dan masyarakat ttg kampus “hutan” udah seharusnya diubah.”
 “Untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dibutuhkan beberapa
persiapan, seperti penyemprotan sekolah dengan disinfektan, membuat sarana cuci
tangan yang memadai/menyediakan handsanitizer dan masker baru. Melaksanakan
sosialisasi sekolah di new normal dengan wali murid, mengatur jadwal pembelajaran
dengan shift untuk mencegah berkumpulnya banyak siswa di satu kelas, hingga membuat
jadwal guru pengawas pembelajaran. Sistem Pembagian Kelas dengan Menerapkan
Social Distancing Dalam hal ini di mana dalam satu kelas tidak boleh terisi banyak siswa,
maka guru harus membuat regulasi shift kelas.”

Apa saja kendala yang dialami sehingga memilih waktu tersebut ?


 “Ijin orang tua yang sulit, keterbatasan tempat tinggal kos di daerah jimbaran,
ketidaksiapan fasilitas dari kampus yang menurut saya belum cukup memadai untuk
melaksanakan PTM”
 “Untuk PTM tanggal 1 April 2022 terlalu dipaksakan, apalagi sedang dalam masa UTS,
dan tidak semua mahasiswa berada dalam ekonomi yang baik. tentu setelah 2 tahun
online, banyak persiapan yang harus di siapkan untuk PTM baik dari segi sarana,
ekonomi, transportasi, bahkan mental dan fisik. kalau memang akan pasti PTM,
sebaiknya pihak universitas atau fakultas juga sudah mempersiapkan dengan matang.”
 “Karena dalam persiapan ekonomi sangat berat jika dilakukan secara mendadak. Apalagi
dalam masalah minyak goreng sudah menimbulkan efek domino ke berbagai hal di
kehidupan sehari-hari.”
 “Mengenai izin orang tua karena masih tersebarnya virus covid 19 yang belum benar2
selesai jadi sebisa mungkin tetap diundur demi menekan angka positif covid, dan juga
agar tidak bertambah”
 “Mengapa saya memilih kurun waktu tersebut, sebab FH perlu waktu untuk melakukan
persiapan PTM di antaranya mengecek fasilitas serta sarana prasarana, mengondisikan
jumlah mahasiswa dalam 1 kelas, belum lagi menyusun RAB untuk keperluan membeli
atau mengganti beberapa fasilitas yang sudah tidak layak, serta persiapan dari sisi
mahasiswa yang berada di luar daerah Denpasar/Badung termasuk yang di luar Prov Bali.
Saya yang asli dari Bali saja cukup kesulitan mencari kos dan menyesuaikannya dengan
budget serta bekal yang saya miliki, bagaimana dengan teman-teman yang ada di luar
Bali. Belum lama lagi bulan April juga teman-teman yang beragama Islam juga akan
melaksanakan ibadah puasa, apabila mereka sesegera mungkin harus datang ke Bali.
ketika hari Raya Lebaran mereka jadi tidak bisa merayakannya dengan sanak keluarga di
kampung halamannya.”

5. Lantas Bagaimana Kesiapan sarana dan prasarana FH UNUD dalam Melaksanakan


PTM ini
Ditinjau dari kesiapan PTM di Fakultas Hukum yang seharusnya sudah memadai untuk
menyelenggarakan PTM ini mala kami DPM FH UNUD mengambil data berdasarkan
responden daripada Mahasiwa FH UNUD tentang bagaimana kesiapan sarana dan prasarana
di FH UNUD. Berdasarkan data bahwasanya Mahasiswa banyak yang mengeluhkan pada
sarana internet yang ditakutkan nantinya malah akan berdampak pada kinerja perkuliahan yang
berlangsung. Selain itu juga Mahasiswa mengeluhkan dengan fasilitas AC (Air Cooling)
terutama pada kampus Jimbaran yang hanya pada kelas-kelas bawah saja yang tersedia AC ini.
Para Mahasiswa juga mengeluhkan terkait kurangnya lahan parkiran yang luas di kampus
terutama di Kampus Sanglah, dengan jumlah Mahasiswa yang tergolong banyak maka jika
mengandalkan parkiran kampus yang tersedia saat ini makan sangat dirasa kurang cukup.

6. Pandangan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas


Udayana (DPM FH UNUD) dalam menelaah problematika Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) ini
Menurut Kami selaku DPM FH UNUD mengenai PTM di fakultas hukum Secara
objektif, Terkait PTM sebenarnya memang hal yang baik dan bagus, namun ini menjadi
masalah jika, kasus covid baru omicron semakin merajalela dan melonjak di Indonesia
salah satunya bali, kita tidak tahu virus itu ada dimana, kemungkinan banyak juga yang
belum vaksin booster. Lalu yang ditakutkan jika ada salah satu dilingkungan kampus
terkonfirmasi positif covid, yang ada. siapapun yang berada disana akan dilakukan test
swab. Itu meresahkan jika diteliti lebih detail, jika tidak, yang ada kita menjadi Orang
Tampa Gejala (OTG) saat pulang, dan tersebar lagi virus tersebut di lingkungan rumah
mahasiswa. Apalagi mahasiswa memiliki penyakit khusus yang lebih rawan lagi jika
terkena covid, lalu ada baiknya PTM di tunda terlebih dahulu, hal ini dikarenakan banyak
mahasiswa yang belum mempersiapkan diri, terlebih kami mahasiswa yang berdomisili di
luar pulau Bali banyak hal yang belum mahasiswa persiapkan, mulai dari bagaimana
keberangkatan ke Bali dengan waktu yang terkesan mendadak ini, hingga tempat tinggal
atau kost mahasiswa yang akan berada di Bali dan dirasa diperlukan waktu untuk
mahasiswa meminta izin kepada orang tuanya untuk melaksanakan PTM ini. Serta Kami
telah mengkaji lebih dalam sesuai dengan data kuesioner kami bahwa alangkah lebih
tepatnya jika PTM ini dilaksanakan pada Semester Ganjil TA 2022/2023 dikarenakan agar
tidak terburu-buru melaksanakan PTM pada pertengahan semester ini agar nantinya
seluruh hal yang menyangkut mengenai PTM ini mampu disipakan secara maksimal
nantinya.

Berdasarkan Hal Tersebut Kami Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum


Universitas Udayana (DPM FH UNUD) meminta kepada pihak DEKANAT untuk :
1. Mengeluarkan Surat Edaran Fakultas Hukum Universitas Udayana dalam memberikan
kepastian dalam hal kebijakan yang hendak diambil dalam pelaksanaan PTM dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang ada.
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Udayana dalam hal menyiapkan diri untuk melaksanakan PTM pada awal semester
ganji Tahun Akademik 2022/2023 agar bisa mempersiapkan tempat tinggal, meminta
izin kepada orang tua serta menyiapkan segala keperluan untuk perkuliahan offline.
3. Memberikan kesempatan kepada seluruh dosen dan tenaga pendidikan lainnya dalam
menyiapkan diri untuk melaksanakan PTM pada awal semester Ganjil Tahun
Akademik 2022/2023 dalam hal menyiapkan teknis pembelajaran dan segala urusan
administrasilainnya.
4. Meminta pihak fakultas untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
pelaksanaan PTM ini seperti : lahan parkir, ruang kelas yang memadai sehingga
terwujudnya proses pembelajaran yang baik di kampus.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai