Anda di halaman 1dari 2

Wisuda adalah upacara kelulusan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan.

Perayaan wisuda dilaksanakan diakhir pendidikan untuk memperingati atau merayakan kelulusan
seseorang, salah satunya bagi mahasiswa dan mahasiswi. Wisuda menandakan akhir cerita
perjalanan, bab penutup dari pendidikan yang sudah dilakukan, dimana halaman baru menanti di
depan. Gerbang kehidupan selanjutnya benar-benar di depan mata dan merupakan suatu kenyataan
yang harus dihadapi oleh para mahasiswa dan mahasiswi, baik yang akan menempuh pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi ataupun yang masuk ke dalam dunia kerja.

Hari-hari bahagia sudah seharusnya dikemas dan dibuat berkesan bahkan sulit terlupakan.
Perayaan wisuda secara daring tentu bukan akhir yang mahasiswa harapkan. Titik akhir perjuangan
dan pengorbanan yang menguras tenaga pikiran dan materi harus diapresisasi penuh. Lantas,
apakah pelaksanaan wisuda secara daring sudah cukup mengapresiasi segala kerja keras atau hanya
sebatas formalitas? Apakah pelaksanaan wisuda secara daring sudah cukup memuaskan? Kami rasa
tidak cukup dan sangat kurang. Pandemi bukanlah penghalang bukan juga alasan tidak terlaksananya
wisuda secara luring, karena semua masih bisa diusahakan tanpa mengesampingkan protokol
kesehatan.

Pimpinan yang terhormat dan tanpa mengurangi rasa hormat kami, pikirkan sekali lagi
bukankah dari Kemendikbudristek sudah melayangkan surat edaran nomor 4 tahun 2021 tentang
pembelajaran tatap muka tahun akademik 2021/2022 yang didalamnya sudah mengatur tentang
pemimpin perguruan tinggi menerbitkan pedoman pembelajaran, wisuda, maupun kegiatan
lainnya? Dikutip dari kompas.com Bukankah pemerintah juga sudah memberikan izin untuk
menggelar acara besar dengan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan? Pimpinan sudah ketahui
banyak dari mahasiswa dan mahasiswi yang sudah melaksanakan vaksin, bahkan juga dari pihak
kampus sudah mengadakan vaksinasi untuk mahasiswa dan warga sekitar, lantas tindakan apa yang
sudah pimpinan lakukan untuk menanggapi hal hal tersebut? apakah ada tindak lanjut terkait
pedoman pembelajaran yang berdasarkan surat edaran terbaru dari kemendikbud ristek? Hal apa
lagi yang pimpinan pertimbangkan untuk melaksanakan kegiatan luring? Apakah protokol kesehatan
di kampus masih belum memadai? Kita rasa sudah memadai untuk protokol kesehatan di kampus
sendiri, bahkan sudah terbentuk pula Satuan Tugas Covid-19. Lantas hal apalagi yang pimpinan
pertimbangkan?

Maka dari ini kami menuntut:

1. Pembaharuan peraturan rektor tentang pedoman pelaksanaan belajar mengajar tatap muka.

2. Wisuda dilaksanakan secara offline/hybrid bagi mahasiswa yang berdomisili jauh dari
Bangkalan

Kami memberikan beberapa data tinjauan dan pertimbangan kami sebagai dasar dari tuntutan kami
tersebut:

1. Momen sakral terakhir yang ditunggu tunggu oleh wisudawan dan orang tua sebagai kesan
terakhir sebagai mahasiswa
2. Masalah koneksi dan device yang menghambat jalannya prosesi sebagai evaluasi dari
yudisium
3. Ppkm level 3 sehingga lebih leluasa mengadakan suatu acara
4. Hampir semua wisudawan Teknik sudah melakukan vaksinasi (data terlampir)
5. Banyak kampus yang berada di wilayah PPKM level 3 telah melaksanakan wisuda secara
offline

NB: Jika tuntutan kami masih belum mendapatkan kejelasan kegiatan, tanggal pelaksanaan maka
KAMI SELURUH WISUDAWAN DAN MAHASISWA TEKNIK AKAN MERAMAIKAN GEDUNG REKTORAT
SEBAGAI BENTUK KEKECEWAAN ATAS HAK WISUDAWAN YANG TELAH PIMPINAN CABUT. SALAM
HANGAT DARI MAHASISWA TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai