Anda di halaman 1dari 16

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

www.profesi-unm.org

Antara Sangsi dan Gengsi... hal.

Ada Fulus, Semua Mulus... hal.

10

FULUS UNTUK LULUS


Wawancara Khusus...hal.
Profesi FM - 107.9 MHz

SKRIP

Phinisi Dihantam Badai... hal.

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

SI

PENDIDIKAN merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh masyarakat. Pada tingkat paling tinggi, mahasiswa menjadi subjek pendidikan tersebut. Akan tetapi, seiring perkembangan dinamika di Makassar, mahasiswa cenderung berperilaku destruktif. Sudah bukan rahasia umum lagi jika mahasiswa Makassar dicap sebagai perusuh. Lalu, bagaimana tanggapan dari pemerintah kota Makassar sendiri, khususnya walikota Ilham Arief Sirajuddin terhadap fenomena ini?

13

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

2 Persepsi
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

editorial Hentikan Bisnis Pendidikan!


BANGSA Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, utamanya pada sektor pendidikan. Pendidikan berarti usaha mencerdaskan anak bangsa ke arah yang lebih baik. Hal itu sesuai yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Agar pembangunan pendidikan dapat berjalan dengan baik, Indonesia memerlukan manusia-manusia yang kuat, tangguh dan memiliki kompetensi yang memadai. Karena dalam usaha pembangunan, tidak dapat dipungkiri Indonesia mesti berhadapan dengan tantangan dan hambatan yang kian kompleks itu. Oleh karenanya, sebagai salah satu bekal, bangsa ini seyogyanya harus memperbaiki SDM yang dimilikinya. Khususnya buat para pemuda sebagai manifestasi bangsa ini di masa mendatang. Tak dapat dipungkiri, lokomotif kemajuan sebuah Negara akan sangat bergantung pada kualitas pemuda yang dimilikinya. Berbicara masalah pemuda, tentunya sarat akan mahasiswa. Sorotan terhadap mahasiswa bermuara pada Perguruan Tinggi (PT). Pada jenjang ini, mahasiswa sebagai tunas bangsa tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap Negara. Oleh karena itu, mahasiswa harus memeroleh pendidikan yang baik. Dosen sebagai pendidik diharapkan dapat mencerdaskan para anak didikannya. Akan tetapi, realita tentu tidak selamanya sejalan dengan harapan. Karena tidak sedikit di antara mereka (dosen,red) yang ternyata menjadikan PT sebagai lahan bisnis. Tengok saja penjualan nilai bahkan skripsi di salah satu fakultas Universitas Negeri Makassar (UNM). Jelas, perilaku ini bukannya mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi sebaliknya. Hal ini juga telah menuliskan sejarah yang memprihatinkan pada lingkungan pendidikan. Jika dibiarkan terus-menerus, hanya akan melahirkan SDM yang dungu. Pada akhirnya, kita hanya akan terpuruk dalam menghadapi persaingan global kedepan. Yang lebih ironi adalah sebagian besar dosen di fakultas tersebut seakan telah membuat kesepakatan. Tengok saja, mahasiswa yang mengaku akan berusaha sendiri membuat proposal namun tak mendapat respon. Dosen bersangkutan malah langsung membuatkan proposal mahasiswa bersangkutan meski tanpa negoisiasi sebelumnya. Mau tidak mau, karena nasib bergantung pada dosen itu, maka tak ada pilihan lain. Mahasiswa bersangkutan harus merogoh koceknya dalamdalam. Modusnyapun satu macam, para mahasiswa membayar uang muka Rp500 ribu. Setelah skripsi selesai, sedikitnya Rp2 juta bahkan Rp8 juta yang mesti mahasiswa bayar. Selanjutnya, ketika ujian, penguji tidak menanyakan apapun terkait skripsi bahkan judul. Pada akhirnya, mahasiswa hanya lulus karena fulus. Sama sekali tak ada tuntutan untuk belajar. Lebih lucu lagi, beberapa mahasiswa tidak mengetahui isi dari skripsinya. Kita tidak bisa memungkiri, potret mafia pendidikan yang terjadi di fakultas tersebut hanya akan melahirkan pribadi-pribadi yang menggampangkan segalanya dengan fulus. Mereka hanya akan berpikir bahwa semuanya hanya bisa dibeli dengan uang. Bagi mahasiswa di fakultas tersebut, fulus adalah penentu waktu untuk mengakhiri studi. Tidak ada fulus, maka akan dipersulit. Begitupum sebaliknya. Ada fulus, semua akan mulus dan mahasiswa tak perlu berlama-lama menyandang status mahasiswa untuk menggapai gelar sarjana. Tidak heran, sebagian besar alumni di fakultas pencetak atlit tersebut hanya mempercepat pengangguran. Semoga pimpinan institusi kampus orange ini bisa menindak cepat dan tegas para penjahat pendidikan sebelum mengakar terlalu jauh. Tentunya, kita juga berharap, cukup di fakultas tersebut terjadi pelacuran pendidikan.(*)

SMS Pembaca
085242934xxx Assalam.. mengapa mahasiswa yang telah terdaftar sebagai penerima beasiswa dan telah mengirim persyartan2 ke BAAK ada sebahagian yang belum menerima beasiswanya sampai sekarang? Padahal pengurusan beasiswa dilakukan pertengahan tahun 2011. Terimaksih.. Jawab: Kepala Bagian Kemahasiswaan UNM, Drs. Baliana, M.Pd Perlu diketahui bahwa kuota penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) tahun ini berkurang. Mungkin itu salah satu penyebabnya. Tetapi, kalaupun ada mahasiswa yang dinyatakan penerima tetapi tidak masuk di rekeningnmya, mungkin rekening mahasiswa bersangkutan yang bermasalah. Kalau rekening yang bermasalah, konsultasi dengan bagian keuangan tapi itu kalau benar-benar terbukti namanya sebagi penerima.

087842074xxx Salam persma,,, Kapan yah Prof. Hamsu (Pembantu rektor III UNM) mengabulkan permintaan mahasiswa otomotif untuk kembali mengajar di jurusan teknik otomotif? Semua mahasiswa butuh pengajaran dari Prof. Jawab: Prof.Dr.Hamsu Abdul Gani,M.Pd Diusahakan secepatnya. Hanya saja, saat ini saya masih belum bisa karena harus mengemban tugas tambahan. Tapi yang pasti kalau selesai periode saya menjabat sebagai Pembantu Rektor, saya pasti kembali mengajar karena memang tugas utama dosen adalah mengajar. 087740133xxx Assalam alaikum Profesi tolong tanyakan, ada tidak KKN PBA untuk semester ini? Jawab: Ketua Pusat KKN UNM, Dr. Bakhrani Rauf, M.T Kemungkinan besar tidak ada semester ini karena dari Direktorat Pendidikan Nonformal Indonesia (PNFI) tidak ada. Hanya, kita masih berharap, semoga ada dari Pemerintah Daerah (Pemda). Tapi Sementara ini, kami baru memasukkan proposal untuk KKN PBA. Mudah-mudahan disetujui supaya kami bisa adakan kembali KKN PBA. 085398371XXX Assalamualaikum. Bgini sya ingin brtnya, knpa bnyak skali dpotong uang pmbyaran SPP untk pnerima bdik misi, pdhal SPP hanya Rp675 rb ji. Ttapi yg d potong d bank Rp 1.650 rb? Mhon konfirmasinya... Jawab: Kepala Bagian Kemahasiswaan UNM, Drs. Baliana, M.Pd Sebenarnya yang dipotong di bank itu untuk uang lab, pembinaan karakter, pembayaran SPP dan lain-lainnya yang termasuk fasilitas yang didapatkan penerima Bidikmisi. Kecuali yang biaya hidup sebesar Rp600 ribu yang tidak boleh dipotong. Itu semua sesuai dengan perinciannya yang dipegang di atasan.

Redaksi menerima saran, dan kritikan terhadap mahasiswa atau birokrasi UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

0852 5688 1844 | 0877 4008 2784


profesi_unm@yahoo.com

facebook.com/profesi.unm @profesi_unm

Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Rahmat Fadhli Pemimpin Redaksi: Isnaeni Dahlan Sekretaris: Nurhasni Bendahara: Parni Redaktur: Asri Ismail Reporter: Sutrisno Zulkifli, Nurjanna Jamaluddin, Fahrizal Syam, Andini Ristyaningrum, Rukmana Mansyur, Sudarmi, Fotografer: Fajrianto Jalil, Layouter/Grafis: Imam Rahmanto, Manager Sirkulasi dan Iklan: Muhammad Ilham Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: profesi_unm@yahoo.com, website: www.profesi-unm.org

Antara Sangsi

Ada Fulus, Semua

10

FULUS UNTUK LULUS


13
PENDIDIKAN merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh masyarakat. Pada tingkat paling tinggi, mahasiswa menjadi subjek pendidikan tersebut. Akan tetapi, seiring perkembangan dinamika di Makassar,

FAKULTAS ILMU

Phinisi Dihantam

ma-

hasiswa cenderung berperilaku destruktif. Sudah bukan rahasia


Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz

Desain Sampul: Imam R

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Andi Ikhsan, Hamsu A. Gani, Nurdin Noni, Kamaruddin, Baliana Dewan Pembina: Abdullah Dola, Hazairin Sitepu, Mukramal Azis, Uslimin Pemimpin Umum: Rahmat Fadhli Sekretaris: Nurhasni Bendahara: Parni Divisi Penerbitan: Isnaeni Dahlan (Pemimpin Redaksi) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Yusrianti Hanike (Kepala Litbang) Divisi Online: Sahrul Alim (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Sitti Marlina (Station Manager)

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

LK FBS Hidup Kembali


BERITA gembira buat para fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan (LK) di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Pasalnya, birokrasi sudah memberikan izin kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Pekan Kepemimpinan Mahasisswa (PKM) kepada mahasiswa barunya. Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 23 hingga 25 Maret. Kegiatan yang diselenggarakan di lingkup FBS ini akan dibuka langsung oleh Dekan, Kisman Salija. Selanjutnya, pemberian materi akan diisi oleh sebagian birokrasi kampus. Pembantu Dekan (PD) III Bidang Kemahasiswaan FBS, Syukur Saud saat di temui di ruangannya mengatakan, kegiatan ini merupakan suatu titik terang bahwa LK yang ada di FBS akan diaktifkan kembali. Kegiatan ini merupakan titik terang bahwa LK yang ada di FBS akan kami aktifkan kembali, tutur dosen Bahasa Jerman tersebut. Salah satu maba FBS, Yati menyambut baik rencana PKM ini. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bagus karena dapat menjalin keakraban dengan senior-seniornya. Ketua panitia PKM, Rizal mengungkapkan, PKM dilaksanakan untuk menjalin silaturahim antara mahasiswa dengan birokrasi kampus FBS yang selama ini terkesan kurang akrab. Kegiatan ini nantinya dapat memperkenalkan antara maba FBS dengan seniornya, papar mahasiswa jurusan Bahasa Inggris tersebut. Mahasiswa eksponen 09 ini juga menghimbau agar semua maba 2011 menyempatkan diri ikut. Saya berharap, semua maba bisa ikut karena hal-hal seperti ini tidak akan didapatkan di luar. Kalaupun nantinya LK dicairkan kembali, mereka sudah punya bekal, harapnya.(Isd/Pr20)

Mozaik 3
www.profesi-unm.org

Snapshot
1

5 6

KURANG SATU. Logo UNM yang menjadi ikon gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Tidung tidak sesuai logo aslinya. Logo asli UNM memiliki 7 lidah api sedangkan logo tersebut hanya memiliki 6 lidah api. Gedung FIP sendiri diresmikan pada 2009 lalu.

RIZKI - PROFESI

Hindari Korupsi Mulai Dari Diri Sendiri


MUNGKIN saya bodoh, mungkin juga saya salah, tapi kebodohan dan kesalahan saya itu tidak akan saya sesali sampai mati, ucap Arwoko sembari menyodorkan kembali uang itu kepada Abeng. Sementara dari balik dinding kamar istri Arwoko hanya bisa terisak, sambil menggendong bayinya yang sedang sakit. Itulah potongan cerita dalam film Selamat Siang, Risa! salah satu film pendek dari film Kita vs Korupsi. Film K vs K ini mengemas 4 film pendek dengan total durasi 1.5 jam, selain Selamat Siang, Risa! tiga film lainnya yaitu Rumah Perkara, Aku Padamu, dan Psssttt Jangan Bilang Siapa-siapa. Film-film ini mampu disajikan dalam cerita ringan dan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Film Kita vs Korupsi yang dirilis pada 27 Februari lalu ditayangkan perdana di UNM. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk kampus orange. Dekan FSD, Karta Jayadi yang membuka acara. mengungkapkan seharusmya kita harus sedih melihat tindakan korupsi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini juga dihadiri oleh Sutradara dan aktor film K vs K, Ketua KPK Makassar, dan Ketua Transparency International Indonesia (TII). Zumrotin K Susilo ketua TII mengaku senang dengan adanya film K vs K ini. Ia berharap film ini bisa menjadi pelajaran penting dan menjadi langkah awal untuk memberantas korupsi yang ada di sekitarkita. Korupsi itu sangat dekat dengan kita.Olehnya cara yang paling efektif adalah memulai dari diri sendiri, ujarnya. (Art)

Menghipnotis Lewat Karya


MAHASISWA Jurusan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM menggelar Pameran Perupa di Galeri Colli Pakue, Senin (19/3). Dengan mengusung tema Life is a Moment, pameran yang dipelopori Dedi Eka Saputra, Eka Prasiska, Dahlan, dan Anas ini memamerkan 40 karya seni rupa, seni fotografi, lukis airbrush dan lukis pastel. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan hingga Rabu 21 Maret mendatang. Salah satu perupa, Dedi Eka Saputra yang memilih jalur seni fotografi mengatakan, pameran perupa ini merupakan salah satu syarat kelulusan dari hasil studi akhir mahasiswa Jurusan Seni Rupa FSD. Diantara sepuluh karya Karya Dedi, beberapa diantaranya mengangkat sisi lain dari mahasiswa. Ia mengatakan, sudah lama mempersiapkannya sejak ia mengenal dunia fotografi. Sejak saya mengenal fotografi di semester tiga saya sudah mempersiapkan foto-foto saya, tutut mahasiswa eksponen 08 ini. Sementara itu, Dahlan, salah satu perupa yang mendalami seni lukis airbrush berharap dari karyakarya yang dipamerkannya, dapat mengugah dan menghipnotis orang-orang untuk mempelajari seni lukis airbrush. Seni lukis airbrush kan jarang dipamerkan, pengerjaannya pun sulit dari seni lukis yang lain karena tidak bisa dihapus, ungkapnya. (Pr15)

Karateka UNM Sabet 7 Medali


TIM Karate UNM berhasil menyabet tujuh medali dalam ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) INKANAS III Kapolda Cup. Sebanyak empat medali emas dan tiga perunggu berhasil diboyong oleh Karetaka Institut Karate-Do Nasoinal (INKANAS) ranting UNM. Kegiatan yang diikuti 905 karateka dari 58 kontingen seSulselbar ini mencatat nama UNM pada posisi ke 5 sebagai kontingen yang terbanyak mengumpulkan emas dari berbagai kategori yang diperlombakan. Kegiatan yang belangsung selama tiga hari yakni 8-10 Maret ini dilaksanakan di Gedung Olahraga (GOR) Andi Mattalatta. Sejumlah kategori yang berhasil Karateka UNM menangkan, seperti KATA beregu putri, KATA perorangan putri untuk kelas -55 kg dan -61 kg dan kategori KOMITE untuk kelas 68 putri. Para Karateka UNM yang berjumlah 12 atlet ini bangga atas torehan prestasi di ajang ini. Muldyana misalnya, atlet yang berhasil meraih 3 medali ini mengaku senang bisa membawakan nama UNM pada Kejurda kali ini. Alhamdulillah, akhirnya kami tidak pulang dengan tangan kosong, tutur mahasiswa jurusan PTIK ini. Sementara itu, ketua INKANAS ranting UNM Heri Tahir mengatakan, prestasi ini sebagai bukti bahwa mahasiswa UNM tidak hanya jago tawuran. Sangat mengejutkan karena ranting yang baru seumur jagung sudah mampu mendulang 4 emas dan 3 perunggu, ungkap Heri yang juga ketua Komisi Disiplin UNM (Asr/ Art)

Soleh, Office Boy cilik FBS

Mengais Rezeki dari Daun yang Jatuh


*Andini Ristyaningrum

Umurnya 12 tahun, namun siapa sangka di usianya yang masih belia ia sudah mampu menjadi tulang punggung keluarga.
Tepat di bawah sebuah pohon di area gedung Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), penulis duduk bersama seorang anak yang masih menampakkan wajah lelahnya. Anak itu bernama Soleh. Soleh nama ku kak, jawabanya setelah penulis menanyakan namanya. Sesekali ia mengangkat kepalanya, kemudian memainkan silet yang ia pegangi di tangannya. Soleh merupakan salah satu office boy (OB) di kampus FBS. Dari beberapa OB lainnya, Soleh lah yang paling muda. Anak ketiga dari lima bersaudara ini mengaku tak lagi bersekolah, ia putus sekolah ketika dirinya menduduki kelas enam SD. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai tukang becak motor (bentor) membuat ia dan empat saudaranya terpaksa harus putus sekolah. Beruntung kakak sulungya bisa melanjutkan sekolah hingga Perguruan Tinggi (PT). Dialah yang nantinya diharap bisa
Profesi FM - 107.9 MHz

memperbaiki nasib adik-adiknya kelak. Soleh kembali menundukkan kepalanya dan melanjutkan bercerita. Sebenarnya ia sangat ingin melanjutkan sekolahnya. Saya masih mau sekolah, kalau ada rezeki pasti saya lanjut sekolah lagi, kak, harapnya. Selain karena terkendala pada ekonomi keluarga, ternyata berhentinya Soleh dari sekolah akibat kelalaian gurunya . Dulu sebenarnya sudah mau lulus di kelas 6 SD kak tapi bapak ku sudah tidak mampu untuk sekolahkan saya. Ada juga masalah di sekolah, guru ku hilangkan rapor ku, terus tidak mau tanggung jawab, sesalnya. Jelas sekali kekecewaan yang nampak dari raut wajah putra pasangan Dg.Gading dan Dg.Singara ini. Meski begitu, Soleh tetap tegar melanjutkan kehidupannya. Berkat ajakan tetangganya yang merupakan salah satu pegawai di FBS, ia akhirnya siap mengabdikan dirinya di kampus ungu ini. Gaji yang ia terima setiap bulannya tak pernah lupa ia sisihkan untuk orang tuanya. Bersama sepuluh rekan se-profesinya, saban subuh ia mulai membersihkan halaman kampus di FBS. Soleh baru mulai berhenti bekerja saat menjelang siang. Bagi Soleh setiap daun-daun yang gu-

gur ke tanah adalah rezekinya. Dengan dialek kental Makassarnya, Soleh mengungkapkan, orang tuanya tidak pernah melarangnya untuk bekerja. Daripada tidak makan kak, lebih baik kerja begini karena kan digaji juga, ungkapnya sembari memunguti selembar daun kering yang jatuh tepat di bawah kakinya. Ia merasa sangat bersyukur dengan pekerjaannya saat ini, ia juga merasa senang bisa selalu bertemu dengan banyak orang. Entah itu rekan se-profesinya atau para penghuni kampus lain yang ia akui tak satu pun ia kenal. Terkadang, Soleh ingin sekali menebar senyum pada setiap orang yang selalu ia temui di kampus, namun keraguan selalu menghampirinya. Takut senyumnya tak terbalas kala ia mengingat bahwa ia hanya seorang OB. Hampir setiap hari Soleh harus menempuh jalur Parangtambung-Samata bersama sepedanya yang sudah menghampiri antik. Menempuh jarak sejauh itu tentu membuatnya lelah. Belum lagi ia harus membersihkan beberapa area kampus agar tetap terlihat indah dan nyaman untuk dipandang. Saya sebenarnya mau beli motor kak, karena kalau naik sepeda lama, capek juga kak . Biasa

RIZKI - PROFESI

POLOS. Soleh yang sehari-harinya bekerja sebagai office boy di lingkungan FBS selalu melemparkan senyum polosnya.

juga kalau saya sudah capek sekali saya bermalam di pos saja sama pak satpam, ucapnya sembari tersenyum. Tak hanya berkeinginan membeli sepeda motor, Soleh juga ternyata punya impian lain. Bukan cita-cita ingin menjadi polisi, dokter, pilot, atau profesi-profesi lain yang lazimnya diimpikan anak seumurnya. Soleh sangat ingin menjadi seorang pegawai, itulah impian terbesarnya saat ini. Saya mau jadi peagawai kak, enak kalau jadi pegawai orang mungkin di?, tanyanya ke penulis. (*)
Urai data, ungkap fakta, saji berita

4 4 Reportase Utama
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 154 Maret Februari Tahun XXXV 2012

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Antara Sangsi dan Gengsi


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) kembali menggulirkan aturan pendidikan. Tepatnya 27 Januari 2012 beredar surat yang ditujukan kepada mahasiswa untuk menerbitkan karya ilmiah pada jurnal. Siapkah UNM?
Patut diketahui, dari data statistik yang ada, Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia secara total masih sangat tertinggal jika ditilik dari karya ilmiah yang dihasilkan. Jumlah karya yang dimiliki masih terlampau jauh jika dibandingkan dengan jumlah karya ilmiah yang diterbitkan oleh PT di Negara tetangga, Malaysia. Rentangnya sekitar sepertujuh. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pelaksana pendidikan untuk memajukan potret dunia pendidikan di Indonesia. Walau hanya berbentuk surat edaran, tapi ini menjadi keharusan kepada pihak perguruan tinggi untuk mensosialisasikan pada mahasiswa, agar mampu menerbitkan penelitian pada jurnal sebelum dirinya melepas almamaternya di kampus. Pun, syarat jurnal yang harus diterbitkan beragam. Bagi mahasiswa S1 harus menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah, S2 harus makalah yang terbit di jurnal ilmiah terakreditasi oleh Dikti, serta S3 harus menghasilkan makalah yang terbit di jurnal internasional. Realisasi
Urai data, ungkap fakta, saji berita

FAJRIANTO - PROFESI

Bunyi Surat Dirjen Dikti:


Sebagaimana kita ketahui pada saat sekarang ini, jumlah karya ilmiah dari Perguruan Tinggi Indonesia secara total masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, hanya sekitar sepertujuh. Hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk meningkatkannya. Sehubungan dengan itu terhitung mulai kelulusan setelah Agustus 2012 diberlukan ketentuan sebagai berikut: Untuk program Sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah. Untuk program Magister harus telah makalah yang terbit di jurnal ilmiah terakreditasi Dikti. Untuk program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang terbit di jurnal Internasional.

dari surat edaran ini yakni pada mahasiswa yang menyelesaikan studinya mulai Agustus tahun ini. Tak pelak, pro-kontra muncul setelah surat edaran ini disebarkan secara menyeluruh di PT negeri dan swasta yang ada di Indonesia. Banyak kalangan yang menilai, keputusan Dikti terlalu premature dan tergesa-gesa untuk memperlakukan hal ini secara universal. Ungkapan yang kerap terdengar, Ideal yang tak realistis, cukup mengundang tawa dari beberapa kalangan terutama pemerhati pendidikan. Penolakan bahkan dilakukan beberapa PT. Ada yang mengganggap surat edaran itu tak memiliki landasan hukum, jadi diterapkan atau tidak bukan menjadi masalah. Ada yang bahkan mengakui jurnal itu tak relevan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa serta kualitas. Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Edy Suandi Hamid menyatakan, aturan Dikti itu patut mendapat apresiasi, namun tidak realistis jika diterapkan. Lilis Suryani Atjo Syam me-

nyatakan, perlu adanya kualifikasi yang jelas sebelum menentukan arah jurnal atau karya ilmiah yang mesti diterbitkan. Patut juga diketahui, jurnal ilmiah merupakan referensi yang paling tinggi tingkat kepercayaannya dibanding buku-buku ilmiah yang lain. Pasalnya, jurnal merupakan review dari karya ilmiah yang ada. Artinya, jika jurnal ilmiah ini menjadi syarat untuk meluluskan setiap mahasiswa, maka ada kemungkinan jurnal tidak lagi bernilai sakral. Hal itu juga menimbulkan banyaknya bermunculan jurnal versi konversi, dalam arti dibuat dalam bentuk simsalabim saja atau sekedar memenuhi kewajiban untuk mencapai dan meloloskan syarat yang telah dituangkan. Ini kelihatannya sepele tetapi perlu disikapi lebih dini agar kemudahan dalam ranah personifikasi menjadi suatu hal, bukan lagi bersifat luar biasa, tetapi hal yang menjadi biasa-biasa saja. UNM Belum Siap Dalam hal Sumber Daya Ma-

nusia (SDM), termasuk dosen yang bertugas sebagai tenaga pendidik sekaligus pembimbing dan juga tentunya mahasiswa sebagai objek yang dianggap belum siap. Terlebih, fasilitas dan referensi yang dimilki setiap PT yang dinilai belum merata. Selanjutnya, pemerataan kualitas pandidikan yang ada sekarang sangat memprihatinkan. Pertanyaannya kemudian, bagaimana Universitas Negeri Makassar (UNM) menanggapi surat edaran itu. Tak diragukan lagi, UNM mencoba tampil menjadi salah satu peserta di ajang jurnal ini. Langkah taktis terpaksa tugas akhir mahasiswa disulap menjadi jurnal. Skripsinya saja yang akan diringkaskan menjadi karya tulis, umbar Sofyan Salam, Pembantu Rektor Bidang Akademik UNM. Diakui Sofyan, banyak yang keberatan karena dianggap tak realistis, alasan utama yakni ketidaksiapan. Tetapi Dirjen Dikti bersikeras untuk menerapkan itu. "Idenya adalah Anda mau ikut

atau tidak, UNM tentu akan ikut," ujarnya. Lain halnya dengan Suparlan, pemerhati pendidikan ini menilai budaya akademik terutama meneliti seharusnya hadir tanpa adanya aturan untuk itu. "Walau tak ada aturan seharusnya mahasiswa sudah punya keinginan untuk meneliti," ujarnya. Sementara Rektor UNM, Arismunandar melihat jurnal atau publikasi karya ilmiah sebagai jejak terakhir pelajar. Walau diakuinya hal tersulit yakni pengelolaan jurnal itu sendiri. "Mengelolanya karya ilmiah yang mejadi pekerjaan berat, menulis bukan persoalan," katanya. Selain itu, Aris juga mengakui ketidaksiapan UNM dalam menerbitkan jurnal. Dalam skala jumlah belum siap apalagi beribu mahasiswa yang akan wisuda tiap tahunnya. "Jumlahnya belum, kalau kita mau menaungi 5000 mahasiswa yang lulus dan beribu tulisan belum siap, tapi kita punya langkah taktis untuk itu," tangkas alumnus Doktoral Universitas Negeri Malang ini. (Tim)
Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 154 Maret Tahun XXXV 2012 Februari Tahun XXXV 2012

Jaga Citra Almamater


Sama halnya dengan Direktur Pascasarjana UNM, Jasruddin mengungkapkan, ini akan menjadi indikator di setiap universitas yang dianggap mandul. Kan malu dong kalau kalah dari swasta, ujarnya. Ia menambahkan, selain UNM adalah negeri, UNM juga juga mendapat subsidi dari pihak pemerinatah untuk anggaran pendidikan. Jadi, ia menekankan agar semua pihak yang terkait agar mampu untuk menjalankan jurnal, dan juga produktivitas meningkat dalam hal karya ilmiah, terkhusus jurnal. Jasruddin menilai, hal semacam ini justru dipandang sebagai pemacu untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekarang. Ini memang misi dari perguruan tinggi untuk menghasilakn karya ilmiah, tegasnya. Ia menambahkan, tujuan utama dari surat edaran ini bukan untuk mahasiswa. Akan tetapi, ini lebih ditekankan pada institusi masing-masing. Universitas yang berupaya sedemikian mungkin untuk mendorong civitas akademika untuk menghasilkan karya ilmiah, ungkap guru besar Fisika tersebut. Perlu Pengakuan Internasional Tak terima keikutsertaannya menerapkan jurnal lantaran dianggap sekedar jaga gengsi, Arismunandar memilih jawaban aman untuk itu. Ia jelas menolak jika dianggap hanya mengganggap gengsi saja. Menurutnya, ini sebagai rangsangan, apalagi professor harus menerbitkan jurnal di skala internasional. Patut diketahui, bukan lagi hal yang aneh bagi mahasiswa S3 untuk menerbitkan jurnal ilmiah. Pasalnya, bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan tesisnya sudah diwajibkan untuk mengikutkan jurnal ilmiah mereka jika ingin menyelesaikan studinya. Hanya saja, mengingat jenjang pendidikan yang sangat tinggi dengan standar lokal juga tidak mampu berkompetisi dengan pelajar luar. Perlu adanya legitimasi internasional yang memberikan standarisasi agar pelajar lokal juga mampu untuk bersaing dengan

Reportase Utama 5 5
www.profesi-unm.org

Sosialisasi Belum Maksimal


DINILAI UNM telah siap untuk menerbitkan jurnal, akan tetapi masih banyak mahasiswa yang tak tahu menahu terkait jurnal yang akan menjadi kewajiban nantinya. Salah satunya, Ulla, mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan ini baru tahu saat dikonfirmasi, "Oh adakah dibilang jurnal?," tanya mahasiswa eksponen 2008 ini. Ia pun mengaku kecewa. Menurutnya, seharusnya birokrasi mulai gencar menginformasikan kepada mahasiswa, baik lisan terutama secara tertulis seperti misalnya dalam bentuk himbauan atau kalau perlu peraturan akademik. Senada dengan Ulla, Supriadi juga belum mengetahui banyak tentang jurnal ilmiah yang rencannya Agustus tahun ini akan diterapkan. Saya hanya baru dengar-dengar, belum tahu pasti tentang itu, ungkap mahasiswa semester sepuluh ini. Lanjutnya, ia berharap jika memang jurnal ini nantinya akan direalisasikan, maka perlu diadakannya sosialisasi yang lebih efektif dan juga informasinya lengkap serta menyeluruh. Ditempel di jurusan (informasinya), atau kalau bisa dosen yang turun langsung menyampaikan ke setiap mahasiswa, harapnya. Hanya saja, saat dikonfimasi, Arismunandar mengaku belum ada peraturan akademik untuk jurnal, hanya menurutnya saat ini masih dilakukan langkah taktis untuk itu. Kabarnya saat ini sedang dikelola oleh lembaga-lembaga tertentu. Kepala ICT, Rusli jusru mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan baik. Kami sudah melakukan penyebaran informasi secara menyeluruh, pungkasnya. Lanjutnya, tidak hanya sebatas sosialisasi dalam bentuk lisan, pihaknya juga sudah menggelar pelatihan tentang bagaimana untuk mengelola jurnal. Kami sudah melakukan workshop, ungkapnya saat dikonfirmasi via seluler. Walau begitu, tambahnya, belum begitu banyak yang mengikuti pelatihan jurnal tersebut, dirinya sudah merasa puas dengan hasil yang didapatkan. Ia menjelaskan, geliat dari kalangan dosen ataupun mahasiswa yang mengikuti pelatihan tersebut dinilainya sangat antusias untuk mengahadapi hal ini. Hasilnya juga memuaskan, ujar Rusli. Ia menambahkan, pihaknya akan tetap melakukan sosialisasi dan bahkan pelatihan berikutnya ke semua fakultas yang ada, asalkan pihak fakultas tersebut ingin bekerja sama. Kami siap untuk memfasilitasi jika fakulatas tersebut mengingikan hal ini, tutupnya. (Tim) Tim Reportase Utama Koordinator: Sutrisno Zulkifli Reporter : Yusrianti Hanike

SALAH satu mahasiswa UNM, Hikmawati tertawa mendengar ide kampus berlatar pencetak guru ini. Menurutnya, para pengambil keputusan terlalu menjaga gengsi untuk ikut-ikutan menerbitkan jurnal namun nol dalam hal penelitian. Ia pun melihat ide Dikti terlalu dipaksakan untuk diterapkan UNM. Tambahnya, tujuan utama yakni membudayakan meneliti akan sulit tercapai, apalagi jika skripsi saja yang diringkas menjadi karya ilmiah. Bisa-bisa jurnal UNM akan tidak berkualitas dan terkesan abal-abalan, ujar mahasiswa jurusan Bahasa Inggris tersebut. Sofyan Salam sendiri memilih rumit untuk mengerti persoalan itu. "Surat edaran itu kan dari Dikti," katanya acuh. Malahan dirinya secara tidak langsung mengaku gengsi jika tidak diterapkan. "Analoginya begini, kalau ke pesta semua tamu menggunakan baju batik sementara kamu hanya menggunakan baju loreng-loreng seperti itu," kata Sofyan sambil tertawa.

pelajar internasional . Artinya, bisa terjadi lompatan regulasi penyelenggaraan pendidikan yang baik di PT secara proposional dalam hak dan kewajiban. Jasruddin menganggap, bagi mahasiswa strata tiga, untuk menerbitakan jurnal ilmiah dinilai sebagai hal yang biasa saja. Hal ini sudah diterapkan oleh universitas sejak beberapa tahun yang lalu, ungkapnya. Ia menjelaskan, bagi mahasiswa S3 yang ingin menyelesaikan studinya harus mampu untuk memenuhi syarat-syarat tertentu, temasuk jurnal ilmiah. Jurnal yang mereka terbitkan itu harus terkreditasi, ujar dosen yang masih aktif mengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) ini. Hanya saja, lanjutnya, berbeda dengan aturan yang sebelumnya, jenis jurnal ilmiah yang mahasiswa pasca sarjana terbitkan itu terakrediatasi oleh Dikti, sedangkan dengan adanya aturan baru ini, mahasiswa harus mampu untuk lebih meningkatakan kualitas tulisannya dengan diakui oleh internasional. (Tim)

LK Berpotensi Terbitkan Jurnal


BUKAN hanya pihak institusi yang mampu untuk menerbitkan jurnal ilimiah mahasiswa, tetapi setiap lini yang ada di PT tersebut berwenang untuk menjadi penerbit. Termasuk Lembaga Kemahasiswaan (LK). Jasruddin mengatakan, semua aspek yang ada di universitas bisa saja menjadi penerbit jika surat edaran Dikti ini sudah diterapkan. Bukan hanya lembaga tertentu yang ada di institusi tersebut yang boleh menerbitkan jurnal, akan tetapi semua juga bisa asalkan mampu. Himpunan kan boleh, katanya. Hanya saja, tambahnya, sama halnya dengan mendapatkan izin di tempat perizinan lain, setiap lembaga yang berminat harus mengikuti prosedur dan mekanisme yang telah ditentukan oleh Dikti. Tinggal urus ISSN-nya saja, ungkapnya dengan santai. Ia menjelaskan, salah satunya yaitu bagi lembaga yang ingin mendapatkan izin untuk menjadi penerbit, telah mengirimkan minimal satu contoh jurnal yang bisa dijadikan indikator bahwa lembaSEKRETARIAT. Salah satu sekretariat lembaga kemahasiswaan (LK) yang ada di UNM. LK dinilai berpotensi mernerbitkan jurnal.

SUDARMI - PROFESI

SUDUT
+ Antara Sangsi dan Gengsi - Biar kelihatan Bergengsi. + Phinisi Dihantam Badai - Asal jangan karam + Ada Fulus, Semua Mulus - Cara Mudah Buat Lulus Dg. Tata
Profesi FM - 107.9 MHz

ga tersebut layak untuk menjadi penerbit. Saya cuma dua hari mengurus untuk dapat izin dari Dikti, ujar Jasruddin sambil tersenyum. Lanjutnya, justru yang membuat agak sulit yakni, mendapatkan akreditasi dari Dikti. Kalau akreditasi, cukup lama baru bisa didapatkan, tuturnya. Tambahnya, bagi setiap penerbit juga bisa menerbitkan lebih dari satu jenis jurnal. Senada dengan Jasruddin, Rusli selaku ketua ICT menyambut baik akan hal tersebut. Menurutnya, pihak ICT siap mengakomodir semua pihak yang ingin mengelola jurnal yang nantinya akan diterbitkan. Silahkan. Kami siap untuk memfasilitasi itu, ungkap dosen yang masih aktif mengajar di jurusan Matematika ini.

Lanjut Rusli, hingga sekarang ini sudah banyak fakultas yang menginginkan untuk bekerja sama dalam hal mengelola jurnal ilmiah. Ini justru berdampak baik untuk institusi (UNM) nantinya, tegasnya. Pemimpin Umum Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM, rahmat Fadhli menyambut baik hal tersebut. Ia beranggapan, jika memang lembaga kemahasiswaan diperbolehkan untuk menjadi penerbit, maka dirinya optimis untuk lembaga kemahasiswaan yang ia nahkodai saat ini akan menjadi salah satu penerbit yang ada di UNM. Mahasiswa jurusan Fisika ini mengharapkan, pihak universitas agar siap mendukung setiap LK yang dinilai berpotensi untuk menjadi penerbit nanti-

nya. Yang jelasnya universitas tidak lepas tangan sepenuhnya jika LK bisa jadi penerbit, ungkapnya. Lanjut Fadli, hal ini juga akan berdampak positif bagi pengurus LK nantinya. Selain menjadi penerbit, mereka juga akan banyak membaca, dan tentunya akan menambah wawasan pengetahuan mereka. Nanti kami bicarakan dengan pengurus yang lain. Tapi, kami cukup optimis untuk itu, tegas mahasiswa eksponen 07 tersebut. Ia menambahkan, walaupun dirinya sudah tidak lagi menjabat selaku pengelola di LPPM Profesi jika aturan ini ditetapkan, akan tetapi dirinya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mengurus hal ini sebelum dirinya mengakhiri masa jabatannya. (Tim)
Iklan

Urai data, ungkap fakta, saji berita

6 Reportase Utama
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

Jurnal di Mata Civitas UNM


INI bukan persoalan mampu atau tidak, efektif atau tidak, siap ataupun belum. Tapi ini persoalan sangsi, sanksi atau gengsi. Civitas akademika hanya mampu berbelasungkawa, peraturan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) akhirnya tiba dan pasti akan digulirkan di Universitas Negeri Makassar (UNM). Bukan pada persoalan sulitnya menyusun jurnal, melainkan hingga kini sosialisasi ternyata masih terlalu minim. Kalau seperti ini, jelas akan banyak pihak yang dirugikan. Tercatat dari 200 responden hanya 43% yang mengetahui informasi terkait jurnal ini. Parahnya lagi, informasi dari birokrasi hanya 11%, selebihnya dari luar. Ini menjadi bukti nyata persoalan penerbitan jurnal yang katanya gencar disosialisasikan hanya omong kosong. Apalagi, civitas tampaknya ragu penerbitan jurnal ini diterapkan di UNM. Sekitar 37% mengaku tidak tahu. Dengan argumentasi yang berbeda-beda. Menurut salah satu mahasiswa, meski UNM punya pengelolaan tersendiri namun perlu ditindaklanjuti penggunaannya. Jangan sampai jurnal yang diterbitkan tidak layak dan menurunkan kadar kualitas UNM. Namun tak dipungkiri persoalan pembudayaan jurnal setidaknya mulai tumbuh dengan aturan ini. Civitas mengakui kualitas penelitian mahasiswa akan meningkat dengan responden 55% setuju. Mahasiswa setidaknya akan berfikir berulang kali untuk menyusun skripsi yang asal-asalan saja, sebab jika demikian kemungkinan besar skripsi mereka tak akan layak untuk diterbitkan di jurnal. Tentu hal ini akan membuat mereka membuat penelitian dua kali. Tak hanya itu, budaya meneliti diyakini civitas akan meningkat. Total responden yang berpendapat demikian sekitar 56%. Lalu, yang menjadi masalah pelik bagi mahasiswa yakni satu lagi karang yang harus dilewati sebelum menjajaki gelar sarjana. Cukup misalnya sikap ogah-ogahan pembimbing yang selama ini menjadi penghalang, penguji yang memiliki berbagai karakter, ditambah persoalan administrasi yang melambung tinggi untuk urusan dana. Kekhawatiran civitas untuk hal ini tercatat 54%. Sementara yang terakhir pembuatan karya ilmiah, sekitar 71% memastikan akan menguras lebih banyak anggaran lagi. Baik dari mahasiswa sendiri maupun universitas. Namun kembali lagi, segala kebijakan punya positif yang perlu didukung dan negatif yang seharusnya diminimalisir. Patut berbangga karena birokrasi kita punya nyali untuk itu, walau terkesan hanya mementingkan gengsi saja. Namun, jika melihat dari kaca yang berbeda, sebagai langkah memajukan akademis UNM hal ini perlu didukung.

Minimalisir Praktek Plagiasi


JIKA selama ini praktek plagiasi terus terjadi, mungkin dengan diterapkannya jurnal ilmiah untuk mahasiswa akan sedikit mengurangi kegiatan-kegiatan yang dianggap melanggar hak cipta tersebut. Tidak hanya terbit dalam bentuk buku, akan tetapi jurnal ilmiah nantinya akan terbit pula dalam bentuk online. Ketua Lembaga Penelitian, Asfah Rahman mengatakan, akan sulit bagi mahasiswa nantinya untuk menjiplak hasil karya seseorang. Pasalnya, jurnal yang dibuat oleh mahasiswa akan diterbitkan di jurnal online. Dosen jurusan Bahasa Inggris ini menambahkan, tulisan dari setiap mahasiswa tersebut nantinya akan diterbitkan melalui satu gerbang website saja. Ada namanya Portal Garuda, ujarnya saat ditemui di ruangannya. Ia juga menjelaskan, bahwa portal garuda dikontrol oleh Dikti. Jadi, setiap mahasiswa akan memasukkan karya ilmiahnya di portal tersebut. Yang menjadi kelebihannya yakni, semua tulisan yang ada akan teridentifikasi jika ada kesamaan ataupun kemiripan di setiap tulisan para mahasiswa. Jurnal ilmiah ini, tambahnya, nantinya justru akan meningkatkan daya baca mahasiswa untuk menghindari kesalahan. Selain itu, ini juga akan menyadarkan kepada para mahasiswa agar lebih aktif untuk memperbanyak bahan bacaan, agar tidak terjadi hal-hal yang seperti itu. Mahasiswa akan lebih tekun mencari refensi dan juga pastinya akan lebih giat membaca, katanya. (Tim)

tidak ya

57%

Lain-lain

26%

43%

Apakah Anda sudah mengetahui surat edaran DIKTI terkait kewajiban mahasiswa S1 menerbitkan penelitian di jurnal ilmiah?

Media Online

37%

37%

tidak tahu

ya

34%

Teman 1% Keluarga

11%

Jika ya, dimana Anda mendapatkan info tersebut?

Apakah menurut Anda UNM siap menerapkan aturan Dikti ini?

Birokrasi kampus ya

11%

Media cetak

4%

tidak 29% ya tidak tahu


30%

tidak tahu
19%

26%

ya

55%

39%

Apakah menurut Anda hal ini dapat meningkatkan kualitas penelitian mahasiswa UNM?

tidak tahu

26%

56%

tidak

Apakah menurut Anda hal ini dapat menumbuhkan budaya meneliti di kalangan mahasiswa UNM?

Apakah dengan diterbitkannya karya ilmiah mahasiswa pada jurnal dapat menjamin peningkatan kualitas alumni UNM?

17%

tidak

tidak tidak tahu

31%

20%

tidak tahu

ya

54%

14%

ya

26%

Apakah dengan diwajibkannya menerbitan karya ilmiah pada jurnal dapat menghambat penyelesaian studi mahasiswa?

tidak

15%

71%
Pengumpulan data melalui selebaran ini diselenggarakan 07 sampai 08 Februari 2012. Sebanyak 200 responden (mahasiswa) dari sembilan fakultas di UNM dipilih secara acak.

tidak

Apakah pembuatan karya lmiah tersebut menambah beban mahasiswa terhadap masalah pendanaan?

SUMBER DATA: LITBANG - PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

UNM Peroleh Akreditasi B


BERITA gembira untuk civitas akademika UNM, kampus yang notabene lebih dikenal luas sebagai kampus yang doyan anarkis ini mampu untuk naik kelas. Hal itu terbukti dengan keluarnya SK dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengenai status akreditasi UNM yang berhasil meraih peringkat Baik atau B. Hasil penilaian tersebut telah dipublikasikan melalui situs resmi BAN-PT, selasa(13/3). Perlu diketahui, sebelumnya UNM hanya menyandang status akreditasi C. Peringkat B ini berdasarkan 7 aspek penilaian dari BAN-PT yang disusun dalam borang akreditasi. Ketua panitia perumusan borang UNM, Fakhri Kahar mengatakan, sebagai salah satu syarat, UNM harus mengirimkan dokumen pelaporan mengenai apa saja yang dimiliki dan telah dilakukan dalam bentuk borang. Kita telah mengirim sejak November lalu, dan secara dokumen kita diakui sangat bagus dan mendapat nilai yang tinggi, tuturnya. Ia juga mengungkapkan, selain memeriksa dokumen-dokumen yang dikirim, pihak BAN-PT juga melakukan peninjauan langsung pada akhir Desember lalu. Tim yang ditugaskan saat itu sebanyak 5 orang yang langsung meninjau Fakultas Teknik dan Fakultas Seni dan Desain sebagai representatif dari semua fakultas. Tujuan peninjauan ini untuk mencocokkan laporan pada borang dengan kondisi realitas yang terjadi di UNM. Lebih jauh Fakhri mengatakan, dari tujuh aspek penilaian tersebut, persoalan administrasi dan akademik masih perlu banyak pembenahan, hal ini untuk mempertahankan status UNM sekarang, apalagi untuk menin-

Info Akademik 7
www.profesi-unm.org

gkatkannya menjadi peringkat A. Masih perlu banyak perbaikan dari segala aspek, untuk akreditasi A saja kita harus memiliki minimal 60% prodi yang sudah akreditasi A juga, terang guru besar bidang Administrasi Publik ini. Ismail, salah satu anggota panitia menerangkan, keuntungan yang didapat dengan status saat ini adalah mengenai kredibilitas alumni nantinya. Instansi-instansi yang berada pada garis koordinasi pemerintahan hanya menerima calon pegawai dari lulusan universitas yang terakreditasi minimal B. Selain itu, Universitas seperti UI, UGM, UPI, IPB, dan universitas ternama lainnya juga menerapkan hal yang sama dalam penerimaan mahasiswa yang ingin melanjutkan ke program S2 dan S3. (Faj)

Selamatkan Logo UNM!


Logo UNM dihasilkan melalui suatu proses yang panjang. Pada mulanya, logo UNM dibuat secara darurat untuk keperluan pengajuan proposal perubahan IKIP UP menjadi UNM. Karena logo UNM yang bersifat resmi diperlukan, maka diadakanlah sayembara yang melibatkan para perancang grafis. Tujuannya jelas, yakni dihasilkannya logo yang artistik dan sekaligus memiliki makna yang dalam dan member inspirasi. Logo terbaik hasil sayembara tersebut, kemudian disempurnakan secara bersama oleh perancang pemenang, tim khusus, dan senat UNM. Maka lahirlah logo UNM yang resmi, yang oleh seorang pengamat seni rupa dinilai sebagai elegan dalam wujud, berisi dalam makna. Entah berawal dari mana, kini dalam lingkungan UNM banyak digunakan logo liar yang tidak mengacu pada standar logo UNM yang resmi, baik dari segi bentuk, maupun dari segi proporsi. Makna yang dikandungnya pun lalu menjadi tidak karuan. Yang amat menyedihkan, banyak diantara logo liar tersebut terkesan amat lamban dan dungu. Akankah kita biarkan sayembara dan pembahasan logo UNM yang telah menguras daya dan dana itu, menjadi sesuatu yang sia-sia??? Bila Anda tidak akan membiarkannya, maka lakukanlah sesuatu untuk menyelamatkan logo UNM kita tercinta. Doa saya menyertai Anda. Ttd Sofyan Salam
Profesi FM - 107.9 MHz

GRAFIS: IMAM - PROFESI

Logo Standar

Sumber Data: Surat Edaran dan wawancara Pembantu Rektor I UNM

1. Beberapa contoh logo liar hasil temuan Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam yang tidak sesuai dengan logo standar UNM, termasuk logo yang dipasang pada puncak gedung Phinisi beberapa waktu lalu. 2. Contoh logo standar UNM

Urai data, ungkap fakta, saji berita

8 8 Inovasi
www.profesi-unm.org

Pestisida Nabati, Suburkan Tanah


man kakao (cokelat) yang banyak diserang hama Tbk di Kec. Pitumpanua, Wajo. Pasalnya, disana banyak petani kakao yang mengeluh tanamannya diserang hama hingga tidak berminat lagi untuk menanam cokelat. Bahkan sampai mau ditebang semua pohonnya, papar alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Setelah diuji coba, terbukti pestisidanya menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain itu, ia juga telah mengujicobakan pestisidanya pada tanaman cabai. Pestisida nabati ini akan bermanfaat sekali bagi petani maupun pengusaha yang bergerak pada bidang pertanian. Oleh karena itu, hingga saat ini ia sudah mengusahakan untuk mempublikasikan penemuannya di jurnal internasional. Hanya saja, ia masih terkendala pada masalah finansial. Wijaya berharap akan ada orang yang tertarik dengan penelitiannya dan bisa mempublikasinnya. Saya selalu berpikir bagaimana cara untuk bisa mendapatkan dana. Semakin banyak dana, semakin banyak peluang untuk bisa mempublikasikan penelitian saya ke jurnal internasional. Mudahmudahan ada pihak yang tertarik dengan penelitian saya, harap dosen yang tiga tahun terakhir menduduki peringkat satu dalam penelitian hibah oleh Dikti. (Imr)

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 154 Maret Februari Tahun XXXV 2012

Usir Diabetes dengan Daun Sukun


Hibah bersaing merupakan salah satu program penelitian yang dibiayai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Departemen Pendidikan Nasional Penelitian. Munisa menjelaskan, penelitian tahap awal ia lakukan pada bulan Maret tahun 2011 dalam Laboratorium. Tahap akhir dibulan Juli sampai Agustus 2012. Proyek Penelitian ini, kata dia, juga harus melibatkan mahasiswa. Sebab, penelitian tersebut akan masuk dalam pertanggungjawaban ke Dikti. Terkait berhasil atau tidaknya penelitian tersebut, tetap akan dilaporkan pada Dikti atau paling tidak juga bisa dimasukkan dalam jurnal Dikti. Dalam setiap proyek penelitian seperti ini seorang dosen seharusnya melibatkan mahasiswa, untuk dapat mengajarkan mahasiswa bagaimana melakukan penelitian dan membantu dalam pembuatan skripsi. Penelitian ini akan diseminar nasionalkan nantinya, jelasnya. Salah satu mahasiswa Biologi, Rezki Fauziah yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, menganggap hal tersebut sangat bagus. Menurutnya, hal seperti itu dapat meningkatkan kemampuan meneliti mahasiswa. Saya menganggap penelitian yang melibatkan saya ini merupakan sebuah hal yang paling positif karena bisa meningkatkan kemampuan meneliti saya, ucap mahasiswa eksponen 06 ini. (Sni)

FAJRIANTO - PROFESI

Dr. A. Munisa, S.Si.M.Si

Dr. Muh. Wijaya, M.Si, pemegang hak paten Pestisida Nabati

FAJRIANTO - PROFESI

DUNIA pertanian tidak pernah lepas dari gangguan-gangguan hama perusak tanaman. Di pasaran, sudah banyak beredar pestisida-pestisida kimia untuk membasmi hama-hama tersebut. Selain membasmi hama, ternyata pestisida nabati juga kerap kali mempunyai efek samping merusak kesuburan tanah. Hal itulah yang mendorong Dr. Muh. Wijaya, M.Si untuk menciptakan pembasmi hama yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil penelitiannya, pestisida sintetik cenderung merusak tanah. Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat mengurangi kesuburan tanah. Senyawa kimia dalam pestisida sintetik sulit terurai sehingga tidak bisa

terdegradasi oleh tanah. Lamakelamaan, tanah bisa tidak produktif lagi, jelas dosen Kimia ini. Penemuannya pestisida nabati dijamin bisa meningkatkan produksi pertanian. Pestisida nabati tersebut membantu memulihkan kesuburan tanah karena mengandung asap cair, arang dan kompos (nitrogen, fosfor, dan kalium) sebagai komposisi utamanya. Apalagi, penemuannya juga sudah mengantongi legalitas hak paten dari pemerintah. Saya tinggal menunggu nomor registrasinya untuk bisa melakukan produksi secara massal, ungkapnya. Ia pertama kali menguji hasil penemuannya pada lahan tana-

KINI, daun sukun bisa digunakan sebagai obat herbal. Temuan ini merupakan hasil penelitian Munisa yang dilakukan dengan menguji antioksidan ekstrak daun sukun dan kadar plavanoid. Munisa tertarik melakukan penelitian pada daun sukun lantaran daun sukun memang menjadi incaran banyak orang sebagai obat tradisional. Banyak orang menggunakan daun sukun sebagai obat herbal diabetes. Jadi, saya ingin menguji seberapa besar aktivitas senyawa antioksidan dan kadar plavanoid pada daun sukun, ujar dosen jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Hasilnya, dosen sekaligus ahli Fisiologi Hewan ini sebagai pemenang tender proyek penelitian hibah bersaing tingkat nasional.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 154 Maret Tahun XXXV 2012 Februari Tahun XXXV 2012

Reportase Khusus 9 9
www.profesi-unm.org

FAJRIANTO - PROFESI

Hampir Rampung. Pembangunan gedung berlantai 17, Menara Phinisi UNM hampir rampung. Meski demikian, bangunan tersebut disinyalir tersandung dugaan kasus korupsi yang timbul bertepatan dengan suksesi pemilihan rektor UNM. Hingga saat ini, pihak Kejati Sulselbar masih memproses dugaan kasus tersebut.

Badai korupsi mengguncang UNM. Sumbernya berasal dari gedung berlantai 17, Menara Phinisi. Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulselbar menyebutkan, dugaan korupsi pembangunan gedung pencakar langit UNM itu sebesar Rp 20 miliar.

Phinisi Dihantam Badai


jauh, ia mengatakan, untuk kasus dugaan korupsi di UNM, pihaknya harus memastikan bahwa di kampus tersebut tak ada indikasi korupsi yang terjadi. Laporan yang masuk ke Kejati, tentu kita harus tindak lanjuti. Apalagi jika ini menyangkut soal penggelapan uang Negara, ujarnya. Chaerul menambahkan, selain memanggil pejabat UNM, Kejati juga telah memanggil PT. Waskita Karya sebagai pemenang tender proyek untuk diperiksa. Lanjut Chaerul, masih dibutuhkan waktu untuk memastikan apakah proyek ini terbukti bermasalah atau tidak. Untuk laporan yang masuk ke pihak Kejati Sulselbar, Chaerul mengatakan laporan tersebut telah diterima pihak Kejati Sulselbar pada bulan Februari lalu. Meski demikian Chaerul enggan menyebutkan identitas pelapor. Ini rahasia. Kita harus melindungi hakhak pelapor, tandasnya. Sementara itu, menanggapi tuduhan korupsi menara Phinisi yang dialamatkan ke pejabat keuangan, Bendahara UNM, Nasri yang dikonfirmasi beberapa waktu lalu mengungkapkan, tuduhan yang dialamatkan oleh pelapor sangat tak rasional dan mengadaada. Menurutnya, tuduhan tersebut tak berdasar dan hanya ingin merusak pesta demokrasi di UNM yang sedang berlangsung. Caranya, kata Nasri yaitu dengan membidik kasus pembangunan menara phinisi. Tuduhan itu sangat tak masuk akal. Jika korupsi sebesar 20 miliar, sudah pasti phinisi tidak akan berdiri seperti sekarang apalagi jika uangnya sebanyak itu, tandasnya. Nasri mengatakan, pihaknya hanya sebagai penyalur anggaran ke pihak tender (PT Waskita Karya dan PP). Jika ada keganjilan, pasti akan cepat diketahui sementara proses pembangunan sudah berlangsung lama. Lebih jauh, Nasri mengatakan, untuk pemeriksaan alur keuangan UNM oleh inspektorat, BPK, dan BPKP, pihaknya sejauh ini juga tak mengalami persoalan. Sekadar diketahui, Menara Phinisi mulai dibangun sejak 2009 lalu. Bangunan tersebut diproyeksikan akan menjadi tempat pelayanan akademik untuk civitas kampus UNM. Bangunan berlantai 17 ini sendiri menurut Nasri telah menelan anggaran sebesar 168 miliar dari total anggaran 171 miliar. Masih akan ada satu tahap pengerjaan, yaitu tahap mobiler dan interiornya, biayanya ditaksir akan mencapai 100 miliar lagi, ujarnya. Olehnya itu, Nasri mengatakan tahun ini pihak UNM rencananya akan mengajukan permohonan anggaran ke pusat, untuk mendapatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012. Unsur Politis? Terkuaknya kasus dugaan korupsi menara phinisi yang bertepatan dengan hajatan pemilihan rektor UNM tentu memunculkan beragam spekulasi. Beberapa pihak menduga hal ini sengaja dilakukan oleh oknum tertentu untuk menghambat laju sang incumbent. Tak ayal sejumlah nama pun dikait-kaitkan, termasuk rival Arismunandar, Karta Jayadi yang santer menjadi buah bibir. Saat dikonfirmasi, Karta sendiri menanggapi dingin terkait ihwal tersebut. Menurut Dekan FSD ini, dirinya sama sekali tak mengetahui siapa pihak yang melakukan pelaporan dugaan korupsi phinisi UNM. Yang jelas, kata Karta dirinya tak pernah berhubungan dengan pihak Kejati Sulselbar. Apalagi, lanjutnya saat itu ia ber-

Yang menghebohkan, isu korupsi ini tiba-tiba mencuat bertepatan dengan pemilihan calon rektor UNM beberapa waktu lalu. Entah karena kebetulan atau memang karena ada pihak yang mencoba mengusik ketenangan para calon rektor khususnya sang incumbent. Pada laporan tersebut disebutkan, bahwa sejumlah pejabat teras UNM telah melakukan tindakan korupsi secara berjamaah melalui pembangunan mega proyek menara phinisi. Imbas dari laporan tersebut, hingga kini UNM masih dalam pengawasan Tim Penyidik Bagian Pidana Khusus Kejati Sulselbar. Menurut Asisten Pidana Khusus Kejati Sulselbar, Chaerul Amir, sejauh ini pihaknya telah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam proyek pembangunan gedung tersebut. Termasuk diantaranya empat orang pejabat keuangan UNM. Lebih
Profesi FM - 107.9 MHz

posisi sebagai calon Rektor UNM. Karta sendiri malah menganggap tak penting siapa yang melapor. Menurutnya, yang harus dilakukan saat ini adalah menindaklanjuti laporan tersebut. Tidak penting siapa yang melapor, yang jelasnya Kejati harus segera mengusut laporan tersebut, tegas alumni UI ini. Karta sendiri sempat dipanggil oleh Kejati Sulselbar sebagai saksi. Sementara itu, Rektor UNM terpilih Arismunandar hanya memilih pasrah untuk menyerahkan kasus tersebut kepada pihak hukum. Semuanya kita serahkan saja kepada proses hukum yang kini sedang bergulir di Kejati, ungkapnya. Sejumlah upaya yang dilakukan Profesi di Kejati Sulselbar sendiri akhirnya dapat menemukan titik terang, Sumber Profesi di Kejati menyebutkan, pelapor merupakan orang dalam UNM. Adapun jumlah pelapor, kata sumber tersebut adalah berkelompok. Salah satu diantara mereka adalah dari Fakultas Bahasa dan Sastra,ujarnya. (Tim)

Tim Reportase Khusus

Koordinator: Sahrul Alim Reporter : Fahrizal Syam


Urai data, ungkap fakta, saji berita Urai data, ungkap fakta, saji berita

10 Investigasi
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

Membongkar Mafia Pendidikan di FIK

Ada Fulus, Semua mulus

Pukul 11.59 Wita (17/02), sebuah pesan elektronik tiba-tiba masuk ke email Profesi. Isi pesan tersebut tertulis: terjadi praktik mafia pendidikan berupa jual beli nilai dan skripsi di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Beberapa doktor dan pejabat di fakultas tersebut disinyalir terlibat dalam sindikat kotoritu.
Jumat (23/1), tampak sejumlah mahasiswa mengantri di ruangan Bendahara FIK UNM, Nur Nasyiyah. Kedatangan mereka sebenarnya konvergen, yaitu untuk membayar mata kuliah mereka yang tidak dilulusi oleh beberapa dosen yang bersangkutan. Mata kuliah apakah yang tidak kau lulusi?, Tanya Nas (sapaan akrabnya) menyelidik. Renang dasar bu,, jawab salah satu mahasiswa itu. Oh tenggelamko? sinimi uangmu, ujarnya sedikit berkelakar. Beberapa di antara mahasiswa tersebut lalu memperlihatkan Kartu Rencana Studi (KRS) yang dimilikinya kepada si bendahara. Saat itu, mata kuliah yang tidak dilulusi ada 2 SKS. Sang mahasiswa itu kemudian dikenakan biaya sebesar Rp70 ribu. Setelah menyerahkan uang, Nas lalu memberikan kuwitansi kepada mahasiswa itu sebagai bukti pembayaran akan mengikuti program Semester Pendek (SP). Program SP sendiri idealnya, jika merujuk pada aturan akademik, belum dapat dilaksanakan saat ini. Pasalnya program kuliah reguler masih sementara berjalan.
Urai data, ungkap fakta, saji berita

Hal tersebut juga dibenarkan oleh sejumlah mahasiswa FIK. Salah satu diantaranya Reza (Samaran). Ia mengaku hal seperti itu sudah menjadi hal yang lumrah di kampus pencetak para atlit tersebut. Fenomena seperti ini sudah lama ada di kampus, bayangkan saja ada seniorku angkatan 85 mengakui kasus ini sudah ada sejak ia kuliah, tuturnya. Menurutnya, jika hal ini tidak segera dicegat, maka akan semakin memperbodoh mahasiswa. Kalau seperti ini, buat apalagi kuliah, tinggal minta saja uang di Kampung untuk bayar itu nilai, sesalnya. Lebih jauh, Reza mengatakan, penyimpangan terhadap dunia pendidikan di FIK ini sudah terorganisir. Hampir semua dosen maupun mahasiswa mengetahui kasus ini. Hanya saja, mereka seakan menutup mata dan telinga. Begitupun dengan Yudi (Samaran), mahasiswa jurusan Olahraga Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini mengaku pernah dirugikan oleh para oknum sindikat tersebut. Hanya masuk tiga kali mengajar di kelasnya, namun

ketika nilai keluar, satu kelas tidak ada yang lulus pada mata kuliahnya. Masa kami sekelas dapat nilai error padahal dosen tersebut jarang sekali masuk, ungkapnya, Rabu (28/2). Yang lebih mengagetkan, berdasarkan pengakuan Yudi, dosen yang bersangkutan ternyata meminta kepada ketua tingkat agar mengumpulkan uang temannya sebagai imbalan agar nilai mereka bisa diluluskan. Terpaksa saya bayar, dan nilaiku yang keluar nilai B, keluhnya.

Buat Skripsi Sendiri, Dipersulit

Tak hanya penjualan nilai, disinyalir, di Fakultas tersebut juga terjadi penjualan skripsi. Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa narasumber. Setiap skripsi yang dibuatkan dosen rata-rata seharga Rp2,5 juta hingga Rp8 juta. Menurut DJ (Samaran) salah satu mahasiswa yang masih aktif kuliah di FIK. Mahasiswa yang membuat skripsi sendiri, dapat dipastikan akan dipersulit oleh oknum tertentu. Kalau buatki skripsi, dosen itu memang sengaja tidak

mau terima judul yang dimasukkan, ungkapnya. Lebih jauh, jika sudah kelihatan mahasiswa tersebut jenuh karena judul skripsinya ditolak terus, biasanya dosen tersebut menawarkan agar ia membuatkan skripsi mahasiswa itu. DJ menambahkan, dosen yang akan membuat skripsi tersebut biasanya minta uang sebagai tanda serah terima perjanjian pembuatan skripsi. Untuk langkah awal biasanya mereka minta Rp500 ribu dulu, nanti selebihnya dibayar setelah skripsi jadi. Biasanya, ditambah lagi Rp2 juta, tandasnya. Senada dengan DJ, Amri (Samaran) juga membenarkan hal itu. Amri mengatakan, mahasiswa yang dibuatkan skripsi tersebut akan lebih mudah lulus di ujian meja. Misalnya saja, ketika ujian meja, penguji justru tidak bertanya lebih mendalam mengenai skripsi yang dimiliki mahasiswa. Kalau ujian, penguji terkadang hanya bertanya apa judulmu. Jika sudah dijawab, mereka langsung menyuruh mahasiswa keluar dari ruang ujian dan sudah pasti lulus, sesal Amri. Bahkan anehnya, lanjut Amri,

penguji tersebut terkadang tidak memertanyakan soal skripsi tapi hanya bertanya tentang asal daerah dan buah-buahan yang ada di kampung mahasiswa. Dari mana? buahbuahan apa di sana?, bawa nanti di rumah nah, tutur Amri memperagakan mimik dosen bersangkutan. Ia mengaku, selama ini banyak mahasiswa yang mengeluh akan pemaksaan pembuatan skripsi itu. Hanya saja, mahasiswa takut untuk berbicara. Pasalnya, jika ia membongkar semua tindakan penyimpangan yang ada di kampusnya, dosen yang bersangkutan pasti menyangkal. Mereka pasti menuding kami bahwa kami ini bohong, tuturnya. Sementara itu, Saharuddin salah satu dosen yang masih aktif mengajar di FIK mengaku tak tahu menahu perihal penjualan nilai dan skripsi. Namun, ia menyarankan untuk diinvestigasi mahasiswa penyetaraan. Kalau masalah begitu, coba tanya mahasiswa penyataraan. Karena mereka itu biasa dijadikan sebagai lahan bisnis, papar dosen yang saat ini mengaku lebih banyak menghabiskan waktunya di luar provinsi (Jawa, red). (Tim)
Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

Investigasi 11

PD I FIK Dituding Terlibat


Salah satu pelaku pembuatan jasa skripsi, MSS (inisial) menyebut, nama PD I FIK, Baharuddin ikut terlibat.
TERKAIT pembelian nilai dan pembuatan skripsi yang dilakukan sejumlah oknum dosen di kampus. Para pejabat FIK mengaku tak tahu mengenai hal itu. Pembantu Dekan (PD) I Bidang Akademik FIK, Baharuddin mengaku baru mengetahui hal tersebut ketika wartawan (Profesi, red) bertandang ke ruangannya. Anda orang pertama yang memberitahukan mengenai itu, akunya. Dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) tersebut malah menyangkal adanya prostitusi pendidikan di fakultas tersebut. Kalau dosen, setahu saya tidak ada yang seperti itu. Apalagi sampai mau jual nilai dan skripsi. Itu tidak ada!, tegasnya. Baharuddin meminta agar mahasiswa yang melaporkan hal tersebut agar dipertemukan dengan pihaknya. Kalau perlu tangkap itu, baru bawa ke saya, karena saya tidak bisa mengamati semua, pintanya. Tak hanya Baharuddin, Dekan FIK Arifuddin Usman juga membantah kasus tersebut jika sedang beranak pinak di kampus yang dipimpinnya itu. Menurutnya, hingga saat ini ia belum pernah mendengarkan kabar mengenai itu. Tidak ada, kalaupun ada itu hanya oknum, tandasnya. Arifuddin mengatakan, yang menjadi persoalan selama ini hanya persoalan olahdata. Mahasiswa yang tidak mampu mengolah data itulah yang dibimbing bukan dibuatkan, tandasnya. Namun, ia mengaku kecewa jika memang betul terjadi di fakutasnya. Arifuddin mengimbau agar pihak mahasiswa memberanikan diri untuk datang melaporkan langsung dan membawa dosen yang dimaksud. Kalau sudah ada dosen yang disebut, saya siap mempertemukan mereka pada suatu tempat, ujarnya. Mantan ketua jurusan Ilmu Olahraga (Ilara) ini pun berjanji akan menjaga keamanan mahasiswa yang melapor. Saya siap melindungi mahasiswa yang melapor, tegasnya. Sama halnya dengan Guru Besar Olahraga, Prof Dr Andi Ikhsan, M. Kes juga mengaku tak tahu menahu. Pembantu Rektor II UNM ini mengaku perihal ketidaktahuannya mengenai informasi tersebut dikarenakan sudah empat tahun ia tidak intens mengajar di FIK. Seingat saya dulu, tidak ada yang seperti itu. Cuma saya tidak tahu perkembangannya sekarang, saya kan sudah empat tahun di sini (Rektorat, red), terangnya. Ikhsan sangat berharap berita ini hanya kabar burung. Mudahmudahan itu hanya dugaan, bukan kebenaran, tuturnya. Lanjutnya, aturan SP seharusnya diikuti sesuai prosedur, mahasiswa seyogyanya mengikuti perkuliahan. Diakui Ikhsan, meski selama ini sudah memangku jabatan sebagai PR II. Namun, hingga saat ini masih tetap membimbing beberapa mahasiswa dalam pembuatan skripsi. Saya masih membimbing mahasiswa, dan mahasiswa bimbingan saya tidak ada yang seperti itu, tandasnya. Restu PA Kecurigaan itu akhirnya dapat terbukti, ketika tim Profesi mencoba menghubungi sejumlah dosen yang ditengarai menjadi aktor yang disebut-sebut dalam isi email tersebut. Misalnya MSS (inisial) . Dosen Penjaskesrek ini membenarkan hal itu. Menurutnya, untuk memeroleh Skripsi yang dibuatkan mesti ada persetujuan dari Penasehat Akademik (PA). Harus ada persetujuan PAmu. Karena tidak berani itu orang bikin skripsi kalau bukan PA-nya, Bahaya. ungkapnya. Lebih jauh, ia , menjelaskan jika sudah ada legitimasi dari PA, mahasiswa tinggal menunggu untuk diarahkan. Kalau sudah ditanya PAnya, tinggal pilih saja mau dibuatkan atau tidak. Pak I itu pekerjanya penyetaraan, Pak J dan Pak N itu yang kerja untuk mahasiswa Penjaskesrek. Kalau Kepelatihan itu Pak U, bebernya. Pengakuan Baharuddin sangat bertolakbelakang dengan realita. Berdasarkan komunikasi via telepon yang diterima Profesi terbongkarlah kebohongan Pembantu Dekan Bidang Akademik ini. MSS mengatakan Baharuddin mengetahui sindikat kotor tersebut. Kalau PA-mu Pak Bahar, berarti tanya saja Pak Bahar, dia tahu itu,. Hanya saja, Bahar tidak mengerjakan langsung skripsi tersebut, tapi melimpahkan ke orang lain. Bukan Pak Bahar yang mengerjakan, tapi dia suruh bawahannya, ungkapnya. (Tim)

Membongkar Mafia Pendidikan di FIK

Kata Mereka
Perlu direkomendasikan sanksi kepada mereka yang terlibat, ini sudah melanggar norma akademik

www.profesi-unm.org

Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd Rektor UNM

Dosen yang terbukti terlibat, tidak akan naik pangkat,

Prof. Dr. Sofyan Salam, M.A, Ph.D Pembantu Rektor I UNM

Miris, ini sama saja dengan perpelacuran pendidikan,

Prof. Dr. Heri Tahir, S.H, M.H Ketua Komisi Disiplin UNM

JIKA benar para pelacur akademik ini bisa diungkap. Mantan Dekan FIK tiga periode Anwar pasau menegaskan para pelaku seharusnya mendapat tindakan tegas dari pihak universitas. Lebih baik dia yang korban daripada merusak lembaga, kalau memang merusak mendingan dipecat saja, pungkasnya. Anwar Pasau menganggap pencabutan status sebagai dosen tersebut sudah menjadi jalan terbaik. Alasannya, jika hal ini terus menjalar akan merusak dunia pendidikan, terlebih nama institusi. Lebih lanjut, Profesor Ilmu Olahraga ini menilai, gagalnya upaya penyadaran pendidikan di FIK sebenarnya lebih dititik beratkan pada gagalnya pimpinan di fakultas tersebut. Utamanya kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik. Berarti PD I itu tidak berhasil mengontrol semua dosendosen yang ada di Olahraga, ungkapnya. Apalagi, kata Anwar dosen sebagai tenaga pendidik yang akan membentuk karakter mahasiswanya. Kalau dosennya seperti itu, bagaimana dengan mahasiswanya nanti, ujarnya. Baginya, dosen yang telah terProfesi FM - 107.9 MHz

Dosen Terancam Dipecat


tangkap basah melakukan tindakan tak terpuji itu sudah tidak layak diberi ampun. Kalau saya, tidak ada ampun bagi mereka, kuncinya. Tak hanya itu, dosen yang mengambil program doktornya di Jepang ini berjanji akan turun langsung menegur oknum tersebut jika terbukti telah melanggar aturan. Kalau dekannya tidak bisa menyelesaikan masalah itu, saya akan turun menegur dosen itu jika betul terbukti, tegasnya. Ketua Komisi Displin (Komdis) UNM Heri Tahir, juga menilai jika benar tindakan tersebut terjadi, maka sangat disayangkan karena telah mencederai institusi. Miris, ini sama saja dengan perpelacuran pendidikan, terang pakar hukum UNM ini. Ia berharap semestinya hal seperti itu tidak boleh dibiarkan. Tak hanya itu cercaan juga datang dari Dekan Fakultas Psikologi (FPsi), ia malah kaget mendengar kabar tersebut. "Masya Allah, mestinya ada sanksi akdemik dan sanksi pidana bagai pelakunya," tandasnya. Sementara itu, pengamat pendi dikan, Suparlan menilai hal ini san gat kontradiktif dengan hakikat pen

Itu jelas kontradiktif dengan hakikat pendidikan. Itu akan merusak generasi dan pelakunya bisa dkriminalkan,

didikan. Menurutnya, kasus seperti ini akan merusak generasi. Pelakun ya bisa dikenai kasus kriminal. Oleh karena itu, pihak universitas perlu memperbaiki dirinya. "Itu pasti akan merusak generasi. Universitas perlu mereform," tegasnya. Menanggapi hal itu, Pembantu Rektor (PR) I Sofyan Salam menilai rumor ini sudah lama terdengar di telinganya. Namun, hingga saat ini belum ada satupun yang datang membawa bukti mengenai tindakan tercela itu. Kasihma saja datanya nanti saya tindaki, pintanya. Sofyan menambahkan, jika dosen tersebut betul terbukti melakukan tindakan amoral tersebut, dapat dipastikan mereka tidak bakal bisa menjadi Guru Besar UNM. Kan salah satu syarat guru besar tidak pernah melakukan kecurangan akademik. Dan hal itu nantinya akan ditindaki langsung oleh Komisi Etik, tegasnya. Senada, Rektor UNM, Arismunandar juga menegaskan perlunya diberikan sanksi kepada yang terlibat. Perlu diberikan sanksi yang berat kepada mereka yang terlibat. Ini sudah melanggar norma akademik, tegasnya. (Tim)

Prof. Dr. Suparlan, M.Pd Guru Besar FIP

Lebih baik dia yang korban daripada merusak lembaga, kalau memang merusak mendingan dipecat saja,

Prof. Dr. Anwar Pasau Mantan Dekan FIK

Masya Allah, mestinya ada sanksi akademik dan sanksi pidana bagai pelakunya,

Prof. Dr. Syamsul Bachri, M.Si Dekan Fakultas Psikologi

Urai data, ungkap fakta, saji berita

12 Lensa Orange
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM 154 Profesi edisi 155 Februari Tahun XXXV 2012 Maret

Pemilihan Rektor UNM Periode 2012 - 2016

Perhelatan akbar pemilihan rektor UNM telah berlalu. Tentunya, di setiap kompetisi selalu ada yang kalah dan menang. Suksesi kali ini kembali dimenangkan Arismunandar. Sang Incumbent terpilih sebagai orang no.1 di kampus orange ini untuk memimpin periode 2012-2016. Kini, civitas akademika tinggal menanti realisasi dari janji-janji yang diumbarnya kemarin. (*)

Masih Tangguh
FOTO: FAJRIANTO - PROFESI

Suara Menteri

Bisik-bisik

Unggul Telak Jabat sportif


Urai data, ungkap fakta, saji berita Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM -- 107.9 MHz Profesi FM 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 154 Profesi edisi 155 Februari Tahun XXXV 2012 Maret Tahun XXXV 2012

Wawancara Khusus 13
www.profesi-unm.org

Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM

Perbanyak Kegiatan Positif di Kampus


yaitu meniadakan sistem atau proses perpoloncoan di kampus yang tak memiliki nilai positif terhadap pengembangan kapasitas dan daya kreatifitas mahasiswanya. Tak adalagi ungkapan balas dendam. Mata rantai itu harus kita potong bersama. Caranya adalah kita komitmen bahwa tindakan tersebut sangat merugikan dan tak berpendidikan. Solusi lainnya? Selain itu, yang terpenting juga saat ini adalah bagaimana agar setiap kampus yang ada di Makassar dapat menciptakan iklim kampus yang tentram, sejuk dan tidak sumpek. Karena kondisi kampus yang sejuk, akan dapat memengaruhi mental emosional mahasiswanya. Beberapa waktu lalu Dubes RI untuk India berkunjung ke daerah ini, salah satu programnya adalah menjadikan kota Makassar sebagai gerbang pendidikan di Indonesia timur, bagaimana kesiapan anda? Sejauh ini memang pihak pemerintah kota Makassar telah berbenah. Itu juga ditunjang dengan sejumlah perangkat pendidikan di kota ini. Di Makassar sendiri, ada dua ikon kampus terbesarnya. Selain itu, demi mewujudkan Makassar sebagai central of education di Indonesia timur, dana pendidikan yang dianggarkan di APBD kita tidak mainmain. Yaitu sebanyak 40 persen. Kalau kita runut kebelakang menggunakan pendekatan sejarah, tak ada salahnya Makassar menjadi central of education. Bagaimana dulu kita punya I laga ligo yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa dan sejumah tokoh pendidikan di daerah kita. Olehnya dengan pendekatan seperti itu, saya yakin Makassar bisa menjadi kota peradaban pendidikaan di Indonesia. Sebagai Mahasiswa yang mengambil program S3 di UNM, apa pesan anda buat civitas kampus? Pesan saya, untuk adik-adik mahasiswa marilah kita mengubah pola-pola pergerakan yang menyimpang khususnya dalam menyikapi berbagai problem yang ada. Selain itu faktor yang paling terpenting adalah mahasiswa mampu mengendalikan diri pada tingkat emosional yang baik. Pemerintah tidak akan pernah melarang untuk melakukan suatu tindakan-tindakan yang frontal tetapi itu pada perjuangan yang memilki kepentingan sosial kemasyarakatan dan pembangunan. Jangan mudah terprovokasi pada hal-hal yang sepele karena bisa saja persoalan kecil dapat menjadi besar. Untuk pimpinan universitas, agar dapat meminimalkan tindakantindakan anarkis mahasiswanya. Sanksinya harus betul-betul tegas agar dapat menimbulkan efek jera buat para pelaku. Saya juga berharap agar UNM dapat menjadi institusi pendidikan terbesar yang dapat mengharumkan nama Sulawesi Selatan. Caranya, UNM harus menjadi pioner dalam memajukan peradaban pendidikan di kota Makassar. (*)

PENDIDIKAN merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh masyarakat. Pada tingkat paling tinggi, mahasiswa menjadi subjek pendidikan tersebut. Akan tetapi, seiring perkembangan dinamika di Makassar, mahasiswa cenderung berperilaku destruktif. Sudah bukan rahasia umum lagi jika mahasiswa Makassar dicap sebagai perusuh. Lalu, bagaimana tanggapan dari pemerintah kota Makassar sendiri, khususnya walikota Ilham Arief Sirajuddin terhadap fenomena ini? Berikut petikan wawancara wartawan Profesi Rahmat Fadhli dengan walikota yang juga sementara menjalani pendidikan doktornya di Universitas Negeri Makassar. Sebagai Walikota Makassar, seperti apa anda memandang pendidikan pada tataran perguruan tinggi? Pendidikan pada perguruan tinggi, kami akui sebenarnya bukan bagian dari garis kerja pemerintah kota Makassar. Hanya saja, pemerintah setempat wajib bertanggungjawab pada tataran pengembangannya termasuk urusan kemahasiswaannya. Olehnya, dibutuhkan sinergi antara pihak pemerintah dan perguruan tinggi untuk bertindak sebagai mitra dalam hal pengembangan kapasitasnya. Karena kita tahu bahwa universitas sangat memiliki keterbatasan dalam menjangkau seluruh elemen mahasiswanya. Olehnya tugas dari pemerintah kotalah yang menjangkau sektor itu. Jika dibandingkan dengan sejumlah kota di Indonesia, bagaimana anda melihat tingkat kemajuan pendidikan di Makassar? Saya melihat tingkat kemajuan pendidikan di Makassar saat ini terus mengalami tren peningkatan yang sangat baik. Itu dibuktikan dengan raihan prestasi dari sejumah siswa dan mahasiswanya. Baik itu dibidang penelitian, karya tulis ilmiah, hingga lomba-lomba dalam bidang studi. Raihan-raihan prestasi tersebut bahkan telah menembus hingga ke kancah nasional maupun internasional. Dari sejumlah prestasi tersebut, tak dapat dipungkiri salah satu faktor pendukung lainnya adalah dorongan dari pemerintah setempat dan institusi pendidikan mereka masing-masing. Mencermati perilaku destruktif oleh kalangan mahasiswa akhir-akhir ini, bagaimana anda melihatnya? Nah inilah yang menjadi masalah buat kita bersama. Karena di satu sisi kita bangga dengan capaian prestasi-prestasi yang membuat harum nama daerah kita, sementara di sisi lain kita juga sedih melihat sejumlah oknum yang membuat citra daerah kita menjadi rusak. Jika kondisi realitasnya seperti itu, seperti apa benang merahnya? Menurut saya, perbanyak membentuk kegiatan-kegiatan yang bernilai positif dan produktif. Karena idealnya pada tingkat perguruan tinggi memang yang dituntut adalah daya kreatifitas untuk bisa memahami dan membedakan hal-hal yang dianggap keliru. Selain itu, hal yang paling penting adalah pihak kampus dapat mengubah pola pengaderan mahasiswanya, utamanya pada penerimaan mahasiswa baru. Mindset terhadap tindakan destruktif dalam setiap kesempatan seyogyanya dapat dihapuskan. Caranya,

BIODATA
Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM Tempat, tanggal lahir: Makassar (Sulsel), 16 September 1965 Istri: Hj. Aliyah Mustika Abdullah, SE Pendidikan terakhir: - S1 Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. - S2 Magister Manajemen Universitas Muslim Indonesia Makassar. Karier: - Ketua DPD I Partai Demokrat SulawesiSelatan (2010-2015) - Ketua Nasional Demokrat SulawesiSelatan (2010-Sekarang) - Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar - Anggota Kehormatan Sabuk Hitam Inkanas Forki Makassar - Anggota Makassar Tiger Club sulawesi selatan - Pembina PBVSI Kota Makassar Sulsel - Ketua Harley Davidson Sulawesi Selatan (2010-2013) - Walikota Makassar periode 2004-2009 dan 2009-2014
FAJRIANTO - PROFESI

Profesi FM - 107.9 MHz

Urai data, ungkap fakta, saji berita

14 Opini
www.profesi-unm.org

Apa Kabar LK UNM


pemberian kejelasan legitimasi serta pengakuan yuridis oleh universitas. Sungguh malang nasibmu kini LK UNM. Ada Apa Dengan LK UNM? Polemik dari tahun ke tahun yang mendera LK UNM sepertinya telah menjadi agenda rutin yang mungkin telah dipersiapkan dengan matang oleh birokrasi. Tujuannya? Jelas untuk memperkenalkan diri dan melakukan bargaining politik antara birokrasi dan fungsionaris LK terpilih sehingga yang diharapkan birokrasi adalah dapat melakukan pengontrolan terhadap gerakan mahasiswa. Mencocok hidung LK UNM lalu menjadikan sari pati perlawanan agak sedikit kendor. Bukan rahasia umum lagi, LK UNM saat ini dirundung masalah krusial. Hasil Musyawarah Besar LK UNM di Bulukumba Juni 2011 silam yang telah menetapkan presiden BEM UNM dan Ketua Umum MAPERWA UNM terpilih, hingga detik ini baru mendapatkan pengakuan secara yuridis oleh pimpinan universitas melalui resepsi pelantikan fungsionaris LK. Hal ini menandakan bahwa kekuatan birokrasi dalam menghalau pergerakan mahasiswa telah berada di puncak keemasan. Birokrasi nampaknya telah mampu membaca alur pergerakan LK UNM sehingga untuk mengamankan pesta demokrasi elite universitas tahun ini, LK UNM terpaksa harus dibungkam menggunakan berbagai metode irasional nan licik sebagai langkah taktis dengan menunda melaksanakan pelantikan fungsionaris terpilih LK UNM. Hal ini kemudian diperparah karena birokrasi kini telah memegang kunci denyut jantung LK. Sekali saja birokrasi berkata tidak, maka itulah keputusan mutlak yang tidak dapat diganggu gugat, karena siapapun yang berani melawan setiap keputusan, denyut jantungnya tidak akan lama dihentikan, baik dalam statusnya di LK sampai statusnya sebagai mahasiswa di UNM. Dan ironisnya mahasiswa tidak memiliki strategi jitu dalam memblokade kebijakan-kebijakan birokrasi kampus yang tidak pro terhadap eksistensi LK. Adakah Solusi? Sejak zaman budi utomo yang memulai Ardiansyah Jasman

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

irokrasi kampus telah menemukan ramuan jitu dalam mematikan pergerakan LK UNM. Mahasiswa dibuatnya tak berdaya. Tunduk dalam desain birokrasi yang secara tidak sadar telah mengebiri semangat perjuangan LK UNM. Jejak histori yang pernah menggambarkan kegagahan bendera orange di masa lam-

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun adalah kalimat yang sepertinya pantas diberikan buat LK UNM hari ini.
pau perlahan luntur. Tertindas jauh dalam kungkungan birokrasi yang mengkerdilkan ruang gerak mahasiswa yang konon sebagai kiblat gerakan kemahasiswaan di Indonesia. Ini realitas, birokrasi kampus di UNM tidak dapat dinafikkan telah berhasil mengibarkan bendera kemenangan. Agresifitas yang dibalut dalam semangat perjuangan mahasiswa telah mampu mereka belenggu. Mengurung hasil demokrasi dalam sebuah kepentingan hajatan 4 tahun sekali. Innalillahi Wainna Ilahi Rojiun adalah kalimat yang sepertinya pantas diberikan buat LK UNM hari ini. Dan kalimat itu harus dilantangkan di hadapan birokrasi kampus sebagai orang tua yang melahirkan LK secara institusional, bahwa anaknya telah mati di tangan kebijakan orang tuanya sendiri akibat cueknisasi yang dilakukan pada hasil Musyawarah Besar yang penuh demokratis. Terbukti dengan penundaan

gerakan perlawanan kaum muda hingga saat ini, ada hal yang mungkin dilupakan yakni bahwa gerakan perlawanan yang dilakukan dimasa lalu adalah buah dari kesadaran berbangsa dalam melihat realitas negara yang carut marut. Dimulai pada masa kolonial hingga reformasi landasan gerakan tidak mengalami perubahan, yakni perjuangan keluar dalam lilitan kebijakan penguasa yang menindas. Pertanyaannya, apakah hal ini telah dirasakan punggawa LK UNM? Mengapa gerakan perlawanan seakan mati ketika tidak memperoleh legitimasi oleh birokrasi yang notabene sebagai penguasa kampus? Nampaknya inilah titik krusial yang menjadi pekerjaan rumah seluruh mahasiswa serta pemerhati gerakan mahasiswa yang masih peduli terhadap eksistensi LK UNM. Oleh karena itu solusi alternatif yang ditawarkan kini adalah menghadirkan gerakan non-legitimasi birokrasi kampus di LK UNM dalam mengawal amanah MUBES LK UNM, sebab secara de-facto LK UNM telah diakui penetapannya dalam forum tertinggi LK UNM. Kalau pun LK UNM memilih bungkam, maka solusi ekstrem yang mungkin dapat digunakan adalah membubarkan LK UNM saja, dari pada harus memilih diam dalam ayunan birokrasi. Hal ini bisa jadi merupakan langkah paling mujarab dalam memberikan nilai tawar kepada birokrasi atas keseriusan dan komitmetnya sebagai orang tua dalam mempertahankan eksistensi LK yang dilahirkannya secara institusional (meskipun terpaksa karena tuntutan statuta). Jika LK UNM dibubarkan, bukan berarti gerakan mahasiswa UNM turut bubar. Justru dengan terputusnya hubungan koordinasi yang selama ini dibangun harmonis dapat melejitkan gerakan mahasiwa UNM di masa mendatang melalui front ataupun organ-organ gabungan ditingkatan fakultas yang lebih agresif, militan dan radikal tanpa adanya intervensi secara politik maupun emosional oleh birokrasi Innalilahi Wainna Ilahi Rajiun Hidup Mahasiswa Hidup LK UNM Hidup Rakyat. *Pemerhati LK UNM (Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM)

Mengapa Saya Peduli Logo UNM?


rental yang membutuhkan logo tersebut untuk sampul makalah atas skripsi mahasiswa, membuat sendiri logo UNM seenak perutnya tanpa acuan. Logo amburadul semacam ini kemudian diposting di internet sehingga menyebar kemanamana. Penyebaran logo tak berstandar juga dilakukan secara massif oleh para tukang foto wisuda melalui fotofoto yang dihasilkannya yang dibawa pulang para wisudawan. Amat disayangkan jika logo UNM yang diperoleh dari suatu sayembara yang menguras tenaga dan dana demi didapatnya logo karakter dan artistik, demikian keadaannya. Bila hal ini dibiarkan, maka suatu masa kita akan kebingungan untuk menentukan logo UNM yang berstandar. Sadar akan perlunya standarisasi logo UNM, saya melakukan berbagai upaya yang mengundang senyuman sebagian orang karena dipandang agak gila urusan, atau bahkan menjadikan seseorang berkerut keningnya karena merasa tertohok. Saya menolak karya tulis mahasiswa yang logonya tidak standar, saya mengumpul beragam logo UNM yang tidak standard dan mempublikasikannya, saya menolak menandatangani setumpuk sertifikat karena logonya tidak pas, saya mendesak kepada pemimpin unit dalam lingkungan UNM untuk mengganti logo yang digunakannya dengan logo yang standar. Yang terakhir, saya meminta logo UNM yang terpasang di puncak Phinisi (bagian utara) diperbaiki karena bentuknya tidak standar. (Repotkan memperbaiki logo tersebut karena harus diturunkan dari puncak Phinisi padahal diameternya 8 meter). Alasan lain yang tidak kalah pentingnya mengapa saya begitu peduli akan logo UNM karena saya adalah salah seorang anggota tim yuri sayembara UNM yang menyaksikan bagaimana alotnya perdebatan saat itu baik antar sesama anggota tim yuri maupun perdebatan dengan anggota senat untuk meloloskan logo UNM yang kita kenal saat ini. Saya tidak ingin perdebatan yang alot itu sia-sia.. *Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Makassar
Profesi FM - 107.9 MHz

Prof. Sofyan Salam, M.A, Ph.D

J
Opini Anda
Kirimkan opini Anda, maksimal 5000 karakter. Redaksi berwenang memotong tulisan Anda tanpa merubah makna, maksud dan tujuan. Kirim tulisan opini Anda ke email: profesi_unm@yahoo. com dengan subjek Opini Pembaca. Lampirkan foto terbaru Anda. Urai data, ungkap fakta, saji berita

awaban atas pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini adalah karena saya kaget melihat kenyataan begitu banyak versi logo UNM yang sebagian besar diantaranya amat buruk kualitasnya ditinjau dari sudut pandang estetika. Bahkan ada yang menurut saya, kualitas artistiknya sudah dapat dikategorikan sebagai najis. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan karena logo bagi sebuah lembaga merupakan identitas yang mencerminkan martabat dari lembaga tersebut. Tidak mengherankan jika Garuda Indonesia rela membayar dengan bayaran yang begitu besar kepada perusahaan Amerika untuk mendapatkan logonya yang kita kenal sekarang ini. Awal dari semua ini adalah tukang

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 155 Maret Tahun XXXV 2012

Profesiana 15
www.profesi-unm.org

Pembobolan FE

in Tuding, Ma iapa Maling S


ing. Pegawai honorer ini mengatakan, semestinya pihak keamanan yang berjaga malam memberikan tanda atau cheklis di setiap fakultas sebagai bukti telah mengontrolnya. Mengerjakan, bukan hanya

Bom Waktu Itu Akhirnya Meledak


SETELAH dirundung masa penantian selama delapan bulan, akhirnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)-Majelis Permusyarawatan Mahasiswa (Maperwa) UNM periode 2011/2012 dilatik, (12/3). Bagaikan bom waktu, pelantikan yang sudah lama dinantinanti oleh fungsionaris Lembaga Kemahasiswan (LK) UNM itu akhirnya meledak. Tak pelak, suasana haru pun menyelimuti prosesi pelantikan. Pekik dan gema kumandan Hidup Mahasiswa! yang telah lama redup, kini kembali berkobar. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Senat UNM ini juga sekaligus mendemisionerkan pengurus BEMMaperwa periode 2010/2011. Sedikit mengurai episode BEM-Maperwa, lika liku perjalanan dua lembaga tertinggi universitas ini memang sangat dramatis. Sejak Musyawarah Besar (Mubes) di Kabupaten Bulukumba Juni lalu, dua lembaga ini bagaikan mayat hidup yang berjalan tanpa restu pimpinan universitas. Kala itu, ketua terpilih BEM, Ahmad Jamir bahkan sudah mengangkat bendera putih sebagai bentuk frustasi pihaknya. Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh ketua Maperwa Hendri Setiawan. Kalau tidak ada kejelasan waktu pelantikan , lebih baik kita angkat koper saja, tegasnya. Jika merujuk pada pernyataan kedua petinggi LK UNM ini, memang sangat rasional. Pasalnya, di satu sisi mereka harus mengemis kepada pimpinan universitas untuk segera melantiknya. Sementara disisi lain, gempuran dari sembilan mata orange juga terus memborbardir benteng pertahanan mereka. Apapun itu, kini, BEMMaperwa resmi dilantik. Rektor UNM Arismunandar mengungkapkan, ada banyak hal yang menjadi tanggung jawab mereka termasuk menyelesaikan sejumlah program kerja hasil dari Mubes tahun lalu. Mari kita songsong masa depan UNM agar lebih baik, yang terjadi sebelumnya, biarlah kita lupakan saja, imbaunya. Dengan sisa waktu empat bulan mendatang, menyelesaikan seabrek pekerjaan bagi kedua lembaga tinggi kemahasiswaan UNM tentu bukanlah perkara mudah. Tak heran, nada pesimis dan sangsi terlontar dari sejumlah mantan aktivis LK. Tak usah ada aksi kalau tidak tahu substansinya. Tidak perlu banyak cerita kalau tidak jelas arahnya, cukup buktikan, buktikan dan buktikan! ungkap demisioner Ketua Maperwa Bahtiar Baso terhadap sejumlah pihak yang menaruh ragu terhadap eksistensi BEMMaperwa UNM. Setidaknya range waktu empat bulan mendatang dapat menjadi pembuktian, bahwa sejatinya LK UNM masih memiliki taring yang siap mencabik para tirani. (Fdl/ Pr22)

TEKA teki pelaku pembobolan ruang Bendahara di Fakultas Ekonomi (FE), (24/02) hingga kini memang masih belum terjawab. Namun sejumlah spekulasi hingga saling tuding justru terus menyeruak di fakultas tersebut. Kepala Pembina Satuan Pengamanan (Satpam) UNM Johannes misalnya, menuding petugas dan kepala bagian keuangan FE, Rahman sebagai dalang kejadian pembobolan. Pasalnya, setelah kejadian, kunci gembok tidak rusak, padahal menurutnya, apabila pelakunya orang luar, pasti kuncinya rusak minimal lecet sedikit. Lebih baik tanya ke Pak Rahman, dia itu kabag keuangan, dia itu tahu semuanya sama anak buahnya, guyon mantan brimob tersebut. Sementara, salah seorang anak buah Rahman, Andi (samaran), justru menuding pencurian di gedung fakultas tersebut murni kesalahan dari Satpam yang berjaga. Menurutnya, Satpamlah yang tidak menjalankan fungsinya sehingga maling bebas masuk. Ia menambahkan, Satpam hanya menjaga posnya tapi tidak menjaga ruangan fakultas. Akibatnya, ruangan tersebut mudah disatroni mal-

mengatakan, tandasnya. Selain itu, PD II FE, Yusuf Ngampo menambahkan, pihaknya sangat menyesalkan kinerja Satpam yang dinilai kurang maksimal. Menurutnya, seharusnya pihak keamanan yang berjaga tidak hanya sekadar tinggal di pos saja tapi berkeliling mengontrol setiap fakultas. Sementara itu, Abd. Azis, Satpam yang berjaga pada malam

kejadian tersebut, membantah jika semua kesalahan harus dialamatkan kepadanya. Apalagi, menurut Azis, mereka telah melakukan pengecekan di malam harinya. Sudah patroli malamnya dan aman, bantahnya. Azis malah menuding, pelaku pencurian di fakultas tersebut kuat dugaan melibatkan orang dalam. Kalau begitu, pertanyaannya, siapa yang patut disalahkan? (Isd/ Amy/ Pr04)

INT

Kursi PR dan Air Mata Hamsu


DI penghujung jabatannya sebagai Pembantu Rektor III UNM, Hamsu Abdul Gani mulai risau. Pasalnya, posisi yang selama delapan tahun di panggulnya itu tak lama lagi akan berpindah ke tangan orang lain. Tak ayal sejumlah cerita berikut keluh kesah pun kerap didendangkan oleh guru besar fakultas teknik itu. Di satu kesempatan, pria berdarah Pangkep ini menceritakan bagaimana sulitnya menjabat sebagai pejabat teras UNM utamanya menjadi Pembantu Rektor (PR). Kita ini hanya pembantuji kodong, jadi apapun kata pimpinan (Rektor) itumi yang jadi,ujarnya. Meski demikian Hamsu mengungkapkan, selama menduduki jabatan sebagai PR, ada banyak dinamika yang dilaluinya. Begitupun tentunya dengan masing-masing PR yang lain. Alumnus doktor Unema ini kemudian berkelakar mengenai kursi PR yang ditaksir bakal menjadi pertarungan sengit untuk diperebutkan. Kalau PR 3, namanya air mata, kalau PR 1, namanya mata-mata, kalau PR 2, namanya mata air, kalau PR 4, namanya main mata,ujarnya berkelakar. Hamsu memang dikenal cerdas membuat goyunan-guyonan yang usil dan kontroversi. Sebelumnya ia juga sempat membuat guyonan yang menganalogikan mahasiswa seperti tukang becak. Tak hanya itu, Ia juga sempat berguyon kepada polisi UNM untuk menembak di tempat kaki mahasiswa yang kerap membuat onar. Apapun itu, Hamsu adalah sosok PR yang sangat kotroversial dan dikenal pandai membuat guyonan menarik. Jika kursi PR dianalogikan dengan mata, maka mari kita memilih dengan mata hati. (Fdl)

Dana Minus, FSD Ngotot Lapor ke Kejati


GEJOLAK keterlambatan pembayaran honor pegawai di Fakultas Seni dan Desain (FSD) disinyalir karena minusnya dana untuk fakultas tersebut. Pihak universitas menyatakan akan melakukan pemutihan untuk mengantisipasi permasalahan ini. Sayangnya, Dekan FSD tidak menerima solusi tersebut dan akan melaporkan perihal ini ke Kejaksaan Tinggi (Kejati). Hal ini diungkapkan Pembantu Dekan II Bidang Sarana dan Prasarana FSD, Alimuddin. Ia menyatakan, dekan FSD Kartajayadi tidak menerima begitu saja solusi yang ditawarkan oleh PR II. Namun, Karta akan melaporkan hal ini ke Kejati. Ia pun siap dengan beberapa bukti dokumen yang dimilikinya. Seperti bukti pembayaran mahasiswa yang diperolehnya dari bank dan bukti uang yang dikeluarkan selama ini. mengalami keterlambatan honor pegawai. Pasalnya, setiap awal tahun memang seperti itu. Di pusat masih belum membebaskan tanda bintang (blokir-red), jadi tidak semua dananya cair, ungkapnya. Masih menurut Ikhsan, minusnya dana FSD sendiri telah diproses oleh tim verifikasi yang dibentuk oleh rektor. Guru besar Ilmu Olahraga tersebut tidak ingin berkomentar banyak. Ia hanya berharap masalah internal diselesaikan dengan baik dan tidak mesti dibesarbesarkan. Sudah ada tim yang menyelesaikan masalah itu jadi tidak ada lagi pihak yang saling menuntut, tuturnya. (Pr24/ Pr17)

INT

Pembantu Rektor II Bidang Sarana dan Prasarana UNM, Andi Ikhsan menuturkan, tidak hanya FSD yang

Sendratasik Nyaris Meradang


BEBERAPA waktu lalu, sejumlah mahasiswa maupun dosen Program Studi (Prodi) Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni dan Desain (FSD) dibuat geger. Pasalnya, pihak Rektorat UNM menembuskan surat ke Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) perihal penghapusan prodi sendratasik. Benarkah pihak Universitas bakal menghapuskan prodi sendratasik? Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang AkaProfesi FM - 107.9 MHz

demik, Sofyan Salam membantah jika surat tersebut dimaksudkan untuk meminta penghapusan prodi sendratasik. Munculnya surat yang bernomor 2529/UN36/PP/2011 tersebut lantaran prodi sendratasik tidak muncul pada website Dikti. Akibatnya, prodi sendratasik tidak dapat diproses perpanjangan izinnya. Kesalahan tersebut disinyalir berawal dari petugas teknik website Dikti yang mengira prodi sendratasik digantikan prodi seni tari.

Meski yang termaktub dalam surat tersebut, universitas bermasud memohon kepada Dikti agar sendratasik dimasukkan kembali dalam daftar Dikti, namun surat tersebut tetap menjadi polemik. Salah satu dosen Sendratasik, Agussalim meresahkan hal ini. Ia menganggap, adanya surat tersebut mengancam eksistensi sendratasik. Saya menganggap sendratasik ini bermasalah karena adanya surat ke Dikti perihal penghapusan, ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh ketua prodi sendratasik, Khaeruddin. Ia menganggap, surat tersebut bisa bermakna pihak UNM meminta Dikti untuk menghapus prodi sendratasik. Meski isi yang termaktub di dalamnya meminta agar Dikti memperbaiki kesalahannya. Namun, tetap saja bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Menurutnya, Dikti bisa saja tidak membaca keseluruhan isi surat tersebut kalau sudah melihat perihalnya.

Kalau misalnya sudah menumpuk surat masuk di Dikti, bisa saja hanya perihal dengan yang bertandatangan diperhatikan. Semestinya gunakan kata pengembalian atau apalah, yang jelas jangan penghapusan, tegasnya. Menanggapi kekhwatiran tersebut, Sofyan membantah jika Dikti bisa saja tidak membaca semua isi surat. Dimana ada orang baca surat, tidak nabaca isinya, pungkasnya. (Isd)
Urai data, ungkap fakta, saji berita

16 Persona
www.profesi-unm.org

Tabloid Mahasiswa UNM 154 Profesi edisi 155 Februari Tahun XXXV 2012 Maret

Organisasi dan Akademik Harus Balance


IA adalah salah satu alumni Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM yang menamatkan kepengelolaannya pada tahun 2001. Lahir di Soppeng pada 12 Juni 1979. Saat ini, ia adalah salah satu dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra (BSI FBS) UNM. Anak kedua sekaligus bungsu dari pasangan Nori dan Sitti Hadi ini, berkarir di lembaga kuli tinta kampus sejak tahun 1998. Hanya beberapa saat menjadi reporter magang, ia diangkat menjadi staf redaksi karena kepiawaiannya mengedit berita. Tidak tanggung-tanggung, pemimpin redaksi sering memberikannya tugas penting seperti wawancara khusus dengan orang-orang berpengaruh kala itu. Ditugaskan untuk wansus dengan Yusril saat masih menjabat sebagai menteri, Dirjen Dikti saat Pimnas di UNM dulu, ungkapnya. Kemampuan mengelola organisasi, menulis berita adalah dua dari banyak keterampilan yang diperoleh dari Profesi. Dan semangat kekeluargaan yang dibawanya hingga hari ini membuatnya selalu mengikuti perkembangan lembaga tingkat universitas ini. Tak dipungkirinya, apa yang dicapainya hari ini adalah hasil dari berprosesnya di Profesi. Profesi itu tempat berguru dan berburu, berguru dalam artian menuntut ilmu dan berburu yakni mengejar mimpi, katanya. Selama menjalani kuliah Strata 1, ia terbilang sangat aktif di Profesi. Walaupun begitu, tak lantas membuatnya menutup mata dari organisasi yang lain. Ia juga tercatat sebagai pengurus dibeberapa lembaga tingkat fakultas. Tercatat sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia periode 1998-1999 dan tahun berikutnya menjadi ketua umum. Dia juga memprakarsai berdirinya Ikatan Pelajar Soppeng dan menjadi ketua yang pertama dalam lembaga tersebut. Disibukkan dengan berbagai kegiatan organisasi tidak membuatnya lupa dengan akademik. Sultan yang menamatkan bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir di Watansoppeng, juga dikenal karena kecerdasaanya. Pada 2001, ia menyabet peringkat I Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Bahasa dan Seni (Fakultas Bahasa dan Sastra sekarang, red). Di tahun yang sama ia juga menyabet peringkat II Mahasiswa Berprestasi Utama UNM. Keberhasilannya menyelesaikan strata 1 dengan predikat cumlaude dengan rentang waktu 3 tahun 10 bulan menbawanya sebagai Lulusan Terbaik Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia 2001. Menurutnya hal itu bisa dicapai dengan mengatur waktu dengan skala prioritas. Dalam periode tertentu yakni dalam minggu atau hari, seseorang mesti mempunyai prioritas. Lanjutnya, dalam organisasi yang penting adalah Leadership bagaimana mengatur pengurus untuk mengoptimalkan kinerja organisasi yang dikerjakan secara kolektif. Menurut Sultan, Profesi telah sebagai pencetak tenaga kerja siap pakai. Dari dulu menurut kata-kata senior di Profesi, Alumni Profesi tidak ada yang menganggur, dan itu terbukti hingga detik ini, ucapnya. Hal ini sepatutnya dibanggakan dan dipertahankan termasuk kualitas SDM dalam lembaga tersebut. (Sma)

Sultan, S.Pd.,M.Pd

FAJRIANTO - PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi FM - 107.9 MHz

Anda mungkin juga menyukai