Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian yang


memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Universitas juga merupakan
sarana atau wadah pengembangan kualitas manusia yang semakinhari
keberadaannya merupakan sebuah tonggak pencetak generasi-generasi pada masa
yang akan datang. Universitas telah berdiri sejak lama jauh sebelum abad modern
lahir. Institusi seperti universitas telah berdiri di Persia dalam kekuasaan Islam.
Salah satunya adalah Universitas Al Azhar, Kairo yang merupakan Universitas
Tertua di dunia yang masih beroperasi.

Universitas dalam sistem pendidikan di Indonesia merupakan salah satu


bentuk peerguruan tinggi selain akademi, institut, politeknik dan sekolah tinggi.
Universitas terdiri dari beberapa fakultas yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau pendidikan vokasi pada sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi
dan /atau seni dan jika memenuhi syarat.

Setiap fakultas memiliki kebijakannya masing-masing untuk mengurus


dan melaksanakan proses pendidikan yang terkait dan berlangsung di fakultas itu
sendiri, sehingga dalam pelaksanaanya, setiap fakultas menyediakan berbagai
sarana dan prasarana yang ditempatkan diberbagai bagian kampus baik fisik
maupun non fisik yang dapat dengan mudah dijangkau, diakses, dan dipergunakan
sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana itu sendiri serta diperuntukkan kepada
semua kalangan.

Salah satu sarana penunjang yang penting dalam lingkup fakultas adalah
kantin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kantin adalah ruang tempat
menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asarama, dan
sebagainya). Kantin berasal dari bahasa Belanda yaitu kantine, yakni sebuah

1
ruangan dalam gedung umum yang dapat digunakan pengunjung untuk makan
baik makanan yang dibawa maupun yang dibeli disana.

Sehingga penting bagi semua pihak untuk mengetahui kelayakan dan


peruntukan kantin serta tata cara pengelolaan dan standar-standar yang berlaku
untuk pelaksanaannya demi kelancaran aktivitas dan kenyamanan bersama.

Berangkat dari hal tersebut, sebagai mahasiswa Fakultas Teknik


Universitas Halu oleo, kami melakukan analisis terhadap kantin Metropilar
Fakultas Teknik untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada
didalammya lalu kemudian memberi solusi yang tepat akan masalah-masalah
tersebut. Oleh karena itu, laporan ini merupakan disusun sebagai intisari dari
hasil observasi yang dilakukan yang juga merupakan proses belajar dalam hal
perencanaan Arsitektur serta pemecahan masalah-masalah yang terkait dengan
arsitektur itu sendiri.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apakah masalalah-masalah yang ada pada Kantin Metropilar Fakultas
Teknik?
b. Mengapa masalah-masalah itu muncul?
c. Bagaimanakah solusi atau penyelesaian dari permasalahan-permasalahan
tersebut

1.3. Tujuan Penulisan


a. Laporan ini disusun sebagai rangkuman hasil observasi atau pengamatan
yang telah dilakukan di lapangan terkait masalah-masalah yang ada di Kantin
Metropilar Fakultas Teknik, Universitas Oleo.
b. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asas Perancangan
Arsitektur II.

2
1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh adalah, kita dilatih untuk berpikir secara kritis dan
analitis dalam memecahkan permasalahan yang ada yang terkait dengan disiplin
ilmu Arsitektur.

1.5. Metode Penelitian


1.5.1. Alat dan bahan
a. Alat tulis, untuk mencatat data hasil wawancara dan pengamatan dilokasi
b. Roll meter, untuk melakukan pengukuran terhadap luas kantin dan
bukaannya
1.5.2. Metode Pengumpulan data

Data yang diambil diperoleh melalui :

a. Data fisik diperoleh melalui pengukuran secara langsung dilokasi yakni


hal-hal yang bersifat kualitatif.
b. Data non fisik diperoleh melalui wawancara dan analisis masalah

1.5.3 Waktu dan Tempat

Waktu : Senin, 29 Oktober 2017, 15.30 16.00 WITA

Lokasi : Kantin Metropilar Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Kantin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kantin adalah ruang tempat


menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asarama, dan
sebagainya). Kantin berasal dari bahasa Belanda yaitu kantine, yakni sebuah
ruangan dalam gedung umum yang dapat digunakan pengunjung untuk makan
baik makanan yang dibawa maupun yang dibeli disana.

Carter V. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education


mengatakan bahwa: Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di
sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat
untuk mahasiswa yang dilayani oleh petugas kantin..

Dengan demikian kafetaria kampus menurut Kami adalah tempat dimana


mahasiswa, staf ataupun dosen bisa membeli makanan atau minuman saat jam
istirahat, selain itu kafetaria terkadang hanya digunakan sekedar untuk mengobrol,
nongkrong dan membeli makanan kecil atau jajan dan minuman.

2.2. Standar kantin

Kantin secara luas berfungsi memberikan pelayanan kebutuhan berbagai


makanan serta minuman yang aman dan bergizi untuk seluruh komunitas. Kantin
juga diharapkan dapat menunjang pengetahuan tentang keamanan pangan dan gizi
serta penerapan kebersihan dalam menangani, menyiapkan, dan menyajikan
pangan dalam kehidupan sehari-hari.

Keputusan Menkes No.1429/Menkes/SK/XII/2006 menetapkan sejumlah


persyararatan kesehatan lingkungan ruang bangunan kantin atau warung sebagai
berikut :

4
a. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung
b. Tersedia tempat penyimpanan bahan makanan
c. Tersedia tempat cuci peralatan makanan dan minuman dengan air yang
mengalir
d. Tersedia tempat makanan jadi/siap jadi yang tertutup
e. Tersedia tempat meyimpan peralatan makan dan minum
f. Lokasi minimal berjarak 20 m dari tempat pembuangan sampah sementara

Dengan demikian, berdasarkan SK mentri di atas maka, pelaksanaan kantin


diharapkan sebagai berikut :

a. Makanan jajanan diharapkan dalam keadaan tertutup atau terbungkus


b. Makanan jajanan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak
kadarluasa
c. Tempat penyimpanan makanan harus selalu terpelihara, bersih, terlindungi
dari debu, terhindar dari bhan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain
d. Tempat pengolahan/dapur atau tempat penyimpanan harus bersih dan
memenuhi persyaratan kesehatan yang berlaku
e. Peralatan yang sudah diapakai ducuci dengan ar bersih yang mengalir atau
dalam dua wadah yang berbeda dengan mengunakan sabun
f. Peralatan bersih harus disimpan ditempat yang bebas pencemaran
g. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang untuk sekali pakai
h. Penyaji makanan harus selalu mejaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum memasak dan sehabis dari toilet

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Kantin Metropilar Fakultas Teknik

Sesuai hasil observasi yang dilakukan dilokasi, kantin Metropilar Fakultas


Teknik memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan itu merupakan hal-hal
yang mungkin mengakibatkan Kantin tersebut sepi pengunjung. Masalah-masalah
tersebut antara lain :

a. Adanya Rasa Takut yang ada dibenak Mahasiswa baru untuk masuk ke
Kantin,
b. Kurangnya menu makanan, dan
c. Suasana ruangan yang panas
d. Lokasi Kantin yang dekat dengan tempat pembuangan sampah sementara
e. Tidak tersedia fasilitas sanitasi berupa tempat cuci tangan yang memadai

3.2. Analisis Permasalahan

a. Adanya rasa takut yang ada dalam benak mahasiswa baru untuk msuk ke
kantin

Fakultas Teknik adalah sebuah anomali yang ada dalam lingkungan


Universitas, bukan hanya di Universitas Halu Oleo, tetapi juga di beberapa
universitas di Indonesia. Fakultas Teknik adalah fakultas yang unik dengan
aturan-aturannya yang tersendiri serta tidak ditemukan di fakultas lainnya.
Aturan-aturan tersebut bukanlah aturan baku yang dibuat dan disahkan oleh pihak
fakultas melainkan aturan yang sengaja dibuat dan diberlakukan oleh dan hanya
dalam lingkaran mahasiswa Teknik. Karena tidak legal, aturan-atruran tersebut
diantaranya terkesan hanya berupa desas-desus yang dibuat-buat. Beberapa aturan
terkesan baik, tetapi beberapa diantaranya memberatkan dan merugikan beberapa
pihak. Salah satunya adalah adanya desas desus yang menyebutkan bahwa
mahasiswa baru tidak diizinkan masuk ke kantin sebelum melewarti proses

6
pengkaderan dalam hal ini Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Dengan adanya
budaya senioritas yang ada di Fakultas Teknik, hal tersebut mudah dituruti oleh
mahasiswa baru yang notabene belum melewati proses pengkaderan.

Namun pada akhirnya, aturan yang dibuat dibalik kata senioritas tersebut
terus dipegang dan terbawa-bawa walaupun mahasiswa telah melewati proses
pengkaderan yang dimaksud. Mahasiswa tetap enggan masuk ke kantin karena
masih terbayang dengan aturan tersebut. Desebabkan oleh hal tersebut, kantin
menjadi sepi pengunjung utamaya dari kalangan Mahasiswa angkatan baru.

b. kurangnaya menu makanan

Kurangnya menu makanan yang ada di Kantin Metropilar merupakan imbas


dari masalah yag pertama, ditambah lagi, kantin tersebut berdiri bukan atas
inisiatif kampus melainkan ditengarai oleh pihak tertentu sehingga pemilik kantin
dikenai pajak pendirian bangunan. Dengan kurangnya pengunjung kantin, cukup
sulit untuk mengolah pemasukan kantin untuk menambah menu makan.

c. Suasana yang panas

Kantin Metropilar Fakultas Teknik adalah bangunan non-permanen dengan


rangka yang menggunakan kayu. Pada bagian superstrukturnya, penutup
bangunan menggunakana papan, sementara bukaan bangunan adalah sisi
bangunan yang tidak diberi penutup namun dipasangi kawat besi. Sementara
untuk penutup atap

Permasalahan bangunan yang panas bukan berasal dari bukaan bangunan


melainkan berasal dari refleksi panas yang berasal dari atap karena bangunan ini
tidak memiliki plafon sehingga panas matahari yang terserap oleh atap seng ter-
refleksi ke dalam ruangan dan menciptakan kesan panas dan megurangi
kenyamanan.

7
3.3. Solusi Permasalahan

a. Solusi untuk permasalahan a dan b

Masalah yang ada di Fakultas Teknik adalah masalah sosial yang telah
mengakar sejak lama. Untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah mengakar
sejak lama adalah hal yang sangat sulit dan butuh waktu yang cukup lama.
Sehingga untuk masalah ini memerlukan peran dari semua pihak khususnya dari
pihak mahasiswa itu sendiri.

Yang perlu ditekankan adalah, kantin seharusnya dapat dijadikan sebagai


saran menjalin komunikasi yang baik antar tataran angkatan tanpa mengurangi
atau menghilangkan budaya senioritas yang ada di Fakultas Teknik. Sesuai
dengan semboyan Satu untuk Semua Semua untuk Satu yang menjadi
semboyan mahasiswa Teknik, Kantin dapat menjadi sarana untuk
memanifestasikan semboyan tersebut kepada Mahasiswa utamanya mahasiswa
baru melalui makan bersama, dan bertukar pikiran untuk lebih mengerti arti
kabersamaan dan hal-hal lain yang mencerminkan semboyan tersebut. Sehingga
peran mahasiswa dalam hal ini senior sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan ini. Dengan banyaknya pengunjung kantin maka arus pemasukan
kantin akan menjadi lebih baik. Dengan demikian, menu kantin dan hal-hal lain
dapat diperbahrui.

b. Solusi untuk permasalahan C

Masalah panas yang ada dalam ruang bukan berasal dari bukaan
melainkan berasal dari tidak adanya plafon pada kantin.

Dengan tidak adanya plafon maka panas yang berasal dari atas akan serta
merta masuk ke dalam ruangan. Sehingga untuk masalah tersebut maka kantin
perlu dibuat plafon untuk mereduksi masuknya panas didalam ruang.

Dengan adanya plafon, udara yang masuk ke ruangan akan cepat mengalami
pergantian karena udara tidak akan berputar hingga ke atap.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

a. Kantin Metropilar Fakultas Teknik sepi pengunjung diakibatkan oleh


masalah sosial, yakni aturan tidak tertulis yang berlaku dalam lingkaran
mahasiswa Teknik, yakni larangan mahasiswa baru masuk ke kantin.
b. Kantin Metropilar memiliki suasana yang panas akibat tidak adanya plafon
pada bangunan.
c. Untuk menyelesaikan permasalahan sosial, pendekatan sosial perlu
dilakukan utamanya dalam lingkup mahasiswa itu sendiri, dalam hal ini
mahasiswa senior.
d. Perlu adanya plafon pada bangunan kantin.

4.2. Saran

Perlu adanya kerjasama dan kesadaran kita semua untuk menjadikan kantin
sebagai tempat menjalin keakraban antarsesama.

9
DAFTAR PUSTAKA

www.intisari.com

10

Anda mungkin juga menyukai