Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PLENO TUTORIAL

ANGKATAN 2009
KESEHATAN JIWA DAN FUNGSI LUHUR BLOK XVI
SKENARIO A
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Tutorial 5
Tutor : dr. Iskandar
Tri Wahyu Ningsih

70 2009 001

Resdiana

70 2009 006

Rini Anadhofani

70 2009 008

Karina Puspita Sari

70 2009 011

Wahyu Mareta Handayani

70 2009 015

Taufiq Putera Trisnawarman

70 2009 022

Muhammad Diah Sunarno

70 2009 025

Otchi Putri Wijaya

70 2009 047

Wisman Agustian

70 2009 049

Berliany Luthfi

70 2009 056

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788

PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan
Tutorial Kasus Skenario A Gangguan Afektif Bipolar sebagai tugas kompetensi
kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dr. Iskandar selaku tutor kelompok 5
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amiin.

Palembang, 19 Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI
2

Halaman Cover

Kata Pengantar .

Daftar Isi

BAB I

BAB II

: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .

1.2 Maksud dan Tujuan . .

: Pembahasan
2.1 Data Tutorial

2.2 Skenario

2.3 Seven Jump Steps

I.

Klarifikasi Istilah .

II.

Identifikasi Masalah

III.

Analisis Masalah . 9

IV.

Hipotesis ..

V.

Kerangka Konsep . 11

VI.

Learning Issue . . . ...

12

VI.

Sintesis ....

13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

28

BAB I

11

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok enam belas pada
semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan kasus mengenai Ny. AB, 30 tahun, masuk ke UGD RSJ ( RSEB )
palembang karena mencoba untuk bunuh diri. Ny. AB selalu sedih dan menangis
tanpa sebab sejak beberapa hari yang lalu. Oleh karena ada masalah tersebut, kami
ingin mencoba menyelesaikannya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system

pembelajaran

KBK

di

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II
PEMBAHASAN
4

2.1 Data Tutorial


Tutor

dr. Iskandar

Moderator

Muhammad Diah Sunarno

Sekretaris Meja

Wahyu Mareta Handayani

Sekretaris Papan

Otchi Putri Wijaya

Waktu

1. Selasa, 17 Januari 2012


2. Kamis, 19 Januari 2012
Pukul : 13.00-15.00 WIB

Aturan

1. Ponsel dalam keadaan silent.


2. Izin bila ingin keluar.
3. Mengacungkan tangan bila ingin mengajukan
pendapat.

2.2 Skenario Kasus


SKENARIO A
Ny. AB, 30 tahun, masuk ke UGD RSJ ( RSEB ) palembang karena mencoba untuk
bunuh diri. Ny. AB selalu sedih dan menangis tanpa sebab sejak beberapa hari yang lalu.
Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur.
Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya
kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat
dimengerti.
Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah
dengan keluarga suami.
Pada autoanamnesis pasien terlihat dian tak banyak gerak, kadang menangis dan
sulit untuk menjawab pertanyaan, jawaban hanya sepatah dua kata saja, kadang menolak
untuk bicara sama sekali.
________________________________________________________________________
Informasi : terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam
keluarga dan premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional dan tidak stabil, ada
stressor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga yaitu bentrok dengan keluarga
suami. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan ( saat pada upaya bunuh diri menurun
sampai 10-0 ). Terdapat waham mengarah ke rasa bersalah dan berdosa.pemeriksaan fisik
tidak ada kelainan. Ada stressor, GAF scale = 3.
Kesimpulan Pemeriksaan Psikiatrik
Ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative insight yang
sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemming, sperrung dan ada
autism serta depresi taraf berat dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.

2.3 Seven Jump Steps


6

I.

KLARIFIKASI ISTILAH

Bunuh diri

(tentamen suicidium) : Tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa

bantuan.

Sedih dan menangis tanpa sebab (depresi) : Perasaan kesedihan yang patologis.

Kegembiraan berlebihan (euphoria) : Rasa sejahtera yang abnormal/berlebihan.

Sering keluyuran : Tidak suka menetap disuatu tempat dalam waktu yang lama.

Kurang tidur : Banyaknya pikiran dari seseorang sehingga konsentrasinya kurang


baik.

Waham : Suatu perasaan keyakinan/kepercayaan yang keliru berdasarkan


kesimpulan yang keliru tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar
belakang intelegensi dan budaya dan tidak dikoreksi dengan penalaran/fakta.

Mengisolasi diri : Kecenderungan untuk tidak bersosialisasi dan kurang tertarik


dengan object.

Kurang interaksi/diam tak banyak bergerak (stupor) : Gangguan yang ditandai


dengan penurunan responsivitas.

Kurang bisa mengurus diri : Ketidakmampuan dalam melakukan sesuatu untuk


dirinya sendiri.

Bicara terbatas : Ketidakmampuan dalam berbicara dengan orang disekelilingnya.

Ucapan

kalimat

sepatah

dua

patah

kata

tapi

masih

bisa

dimengerti

(sirkumstansial) : Suatu gangguan bentuk pikiran yang ditandai dengan bicara yang
lambat tetapi masi sampai tujuan.

Stresor : Sesuatu yang menyebabkan tekananyang merupakan pemicu timbulnya


stress.

Sulit untuk menjawab pertanyaan

Ketidakmampuan

dalam

melakukan

pembicaraan untuk menjawab pertanyaan dari orang lain.

Kadang menolak untuk bicara sama sekali : Ketidakmampuan dalam hal berbicara.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ny. AB, 30 tahun, masuk ke UGD RSJ ( RSEB ) palembang karena mencoba
untuk bunuh diri. Ny. AB selalu sedih dan menangis tanpa sebab sejak
beberapa hari yang lalu
2. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang
tidur.
3. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang
yang mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan yang
kuat bahwa dirinya kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri, tak
dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat
sepatah-dua kata tetapi masih dapat dimengerti.
4. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan.
5. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu
masalah dengan keluarga suami.
6. Pada autoanamnesis pasien terlihat dian tak banyak gerak, kadang menangis
dan sulit untuk menjawab pertanyaan, jawaban hanya sepatah dua kata saja,
kadang menolak untuk bicara sama sekali.

III. ANALISIS MASALAH


1. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ yang terlibat dalam kasus ini ?
b. Apa makna dari mencoba bunuh diri ?
c. Apa penyebab Ny. AB mencoba bunuh diri ?
d. Apa makna dari keluhan sedih dan menangis tanpa sebab ?
e. Apa penyebab dari sedih dan menangis tanpa sebab ?
f. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan utama ?
2. a. Apa makna dari keluhan perilaku ( kegembiraan berlebihan, banyak bicara
dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur ) ?

b. Apa penyebab dari keluhan perilaku ( kegembiraan berlebihan, banyak bicara


dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur ) ?
3. a. Apa makna dari keluhan dari mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya ?
b. Apa penyebab dari keluhan dari mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya ?
c. Apa makna dari keluhan adanya keyakinan dirinya banyak kesalahan dan dosa ?
d. Apa penyebab dari keluhan adanya keyakinan dirinya banyak kesalahan dan
dosa ?
e. Apa makna mengislasi diri dan kurang interaksi ?
f. Apa penyebab dari keluhan mengisolasi diri dan kurang interaksi ?
g. Apa makna dari kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat
dimengerti ?
h. Apa penyebab dari keluhan kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi
masih dapat dimengerti ?
4. Apa makna setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan ?
5. Apa yang dimaksud dengan stresor dan apa maknanya ?
6. Apa makna dari pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit
untuk menjawab pertanyaan, jawaban hanya sepatah dua kata saja, kadang
menolak untuk bicara sama sekali ?
7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?
8. Apa diferential diagnosis pada kasus ini ?
9. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?
10. Apa working diagnosis pada kasus ini ?
11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
12. Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?
9

13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?


14. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini ?
15. Bagaimana pandangan islam mengenai kasus ini ?

IV. KERANGKA KONSEP

yak
Kemunduran
bicara dak
makin
ativitas,
hebat,kurang
sering keluyuran,
bisa mengurus
kurang tidur
diri,tidak dapat mengerjakan
Mencoba bunuh
pekerjaan
diri, selalu
sehari-hari,
sedih dan
bicara
mena

mania

Aksis Multi Aksial

maintainance

Gangguan Afektif Bipolar

Psikoterapi & Psikofarmaka

Prognosis dubia ad bonam

V. HIPOTESIS
10

depresif

Ny. AB, 30 tahun, ibu rumah tangga, menderita gangguan kejiwaan yaitu gangguan
afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik karena ada masalah
dengan keluarga suami.
VI. LEARNING ISSUE
No
1.

2.

Pokok Bahasan
Gangguan Afektif
Bipolar

What I
know

What I dont know


Definisi, Epidemiologi,
Etiologi, Faktor Resiko,
Patofisiologi, Manifestasi
Klinik, Diagnosis,
Diagnosis Banding,
Penatalaksanaan,
Komplikasi, Prognosis

GAF Scale

I have to prove
Fisiologi

How will I
learn
- Text book
- Internet

Patofisiologi

- Text book
- Internet

3.

Multiaksial

Definisi, Epidemiologi,
Etiologi, Faktor Resiko,
Patofisiologi, Manifestasi
Klinik, Diagnosis,
Diagnosis Banding,
Penatalaksanaan,
Komplikasi, Prognosis

VII. SINTESIS

11

Patofisiologi

- Text book
- Internet

1. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ yang terlibat dalam kasus ini ?
Jawab :
LIMBIC SYSTEM
Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram.
Berisi sekira 100 miliar sel yang tersusun secara sangat canggih yang memiliki
fungsi kompleks sebagai pusatpengendali seluruh aktivitas manusia; mulai dari
sekadar menerima sinyal-sinyal dari berbagai sensor di badan kita, proses
pemahaman, analisis, membuat keputusan, dan melakukan gerakan motorik.
Fungsi Otak:
1) Pengendali aktivitas panca indera
2) Pengendali seluruh gerakan organ-organ tubuh dan motorik
3) Pusat bahasa, dari perbendaharaan kata, pemahaman, sampai dengan proses
verbalnya.
4) Pengendali fungsi-fungsi yang berkaitan dengan emosi: rasa senang,
bahagia, sedih, menderita, benci dan kasih sayang, dst.
Sistem limbik berfungsi sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik
meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala, hippocampus dan neurotransmiter.
Sistem Limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem otonom.

Thalamus

12

Bagian yang terdapat di otak depan. Di bagian ini terjadi persimpangan


saraf-saraf sensorik yang masuk ke otak. Hipothalamus memiliki efek yang sangat
kuat pada hampir seluruh sistem visceral tubuh kita dikarenakan hampir semua
bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya. Oleh karena hubungan inilah,
maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional. Peran
hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik. Fungsinya :
1) menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom,
2) merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH,
3) memproduksi ADH atau vasopressin,
4) merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin.
Hipothalamus
Hipothalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus
dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid,
glukosa dan suhu. Salah satu di antara fungsi hipotalamus yang paling penting
karena terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar hipofisis yang merupakan
salah satu homeostasissistem endokrin, adalah fungsi neuroendokrin yang
berpengaruh terhadap sistem syaraf otonomi sehingga dapat memelihara
homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi dan
emosi. Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
limfatik, dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke
korteks otak besar. Akson dari berbagai sistem indera berakhir pada hipotalamus
(kecuali sistem olfaction) sebelum informasi tersebut diteruskan ke korteks otak
besar. Hipotalamus berfungsi sebagai monitoring dan mengontrol berbagai
aktivitas dari tubuh yang sangat banyak.
Amygdala
Otak manusia memiliki dua amygdala yang ukurannya relatif lebih besar
dibandingkan primata lainnya. Adapun neuroscientist yang pertama kali
menemukan fungsi amygdala pada fungsi emosional dari otak manusia adalah
Joseph LeDoux (Centre for Neural Science, New York University).
Amygdala adalah sekelompok saraf bentuknya seperti kacang almond,
merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan
13

terhadap reaksi emosi. Disaat kita mendapatkan/menerima perbuatan/respon dari


orang lain maka Amygdala ini berperan untuk merespon/mengolah emosi kita.
Amygdala cukup berperan terhadap kesehatan kita, dikarenakan amygdala
merespon hal2 yg negatif dan kalau merespon dengan emosi-emosi negatif (takut,
cemas, putus asa, kecewa, dll) secara terus menerus maka akan memberi peluang
untuk hormon negatif seperti Cortisol untuk melemahkan kekebalan tubuh kita,
sehingga tidak mampu bertahan melawan virus/bakteri yang menyerang darah kita.
Hippocampus
Berbentuk seperti huruf C dan terletak di tengah otak serta merupakan
bagian dari kulit otak yang menjulur ke bagian dalam otak. Karena itu, fungsinya
terkait erat dengan proses rasional kulit otak. Bagian ini berfungsi untuk
menyimpan memori rasional, terutama ingatan-ingatan jangka pendek, serta
berperan dalam sistem limbik yang menjadi pusat fungsi luhur manusia, yakni
yang memberikan pertimbangan rasional(berperan dalam pemecahan masalah).
Neurotransmitter
Yakni zat kimia di dalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel
saraf. Zat kimia ini diproduksi di dalam sel-sel saraf yang ada di otak, ketika pesan
dari otak harus ditransmisikan ke bagian-bagian lain. Hampir seluruh kegiatan otak
memanfaatkan neurotransmiter untukmenyampaikan pesan
Otak menggunakan sejumlah senyawa neurokimiawi sebagai pembawa
pesan untuk komunikasi berbagai beagian di otak dan sistem syaraf. Senyawa
neurokimiawi ini, dikenal sebagai neurotransmiter, sangat esensial bagi semua
fungsi otak. Sebagai pembawa pesan, mereka datang dari satu tempat dan pergi ke
tempat lain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Bila satu sel syaraf (neuron)
berakhir, di dekatnya ada neuron lainnya. Satu neuron mengirimkan pesan dengan
mengeluarkan neurotrasmiter menuju ke dendrit neuron di dekatnya melalui celah
sinaptik, ditangkap reseptor-reseptor pada celah sinaptik tersebut.
Neurotransmiter yang berpengaruh pada terjadinya gangguan bipolar
adalah dopamin, norepinefrin, serotonin, GABA, glutamat dan asetilkolin.Selain
itu, penelitian-penelitian juga menunjukksan adanya kelompok neurotransmiter
lain yang berperan penting pada timbulnya mania, yaitu golongan neuropeptida,
termasuk endorfin, somatostatin, vasopresin dan oksitosin. Diketahui bahwa
14

neurotransmiter-neurotransmiter ini, dalam beberapa cara, tidak seimbang


(unbalanced) pada otak individu mania dibanding otak individu normal.
Misalnya, GABA diketahui menurun kadarnya dalam darah dan cairan
spinal pada pasien mania. Norepinefrin meningkat kadarnya pada celah sinaptik,
tapi dengan serotonin normal. Dopamin juga meningkat kadarnya pada celah
sinaptik, menimbulkan hiperaktivitas dan nsgresivitas mania, seperti juga pada
skizofrenia. Antidepresan trisiklik dan MAO inhibitor yang meningkatkan
epinefrin bisa merangsang timbulnya mania, dan antipsikotik yang mem-blok
reseptor dopamin yang menurunkan kadar dopamin bisa memperbaiki mania,
seperti juga pada skizofrenia.
1) Monoamin dan Depresi
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa zat-zat yang
menyebabkan

berkurangnya

monoamin,

seperti

reserpin,

dapat

menyebabkan depresi.Akibatnya timbul teori yang menyatakan bahwa


berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin, terutama NE dan
serotonin, dapat menyebabkan depresi. Teori ini diperkuat dengan
ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor
yang bekerja meningkatkan monoamin di sinap. Peningkatan monoamin
dapat memperbaiki depresi.
2) Serotonin
Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang
otak ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan
hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya
dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor serotonin, 5HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan syaraf pusat.

Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan


libido. Sistem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma
hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun,
temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama dengan
norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan

15

bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan


reptilia.
Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian
dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-sinap
5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan
serotonin

dapat

menjadi

tanda

kerentanan

terhadap

kekambuhan

depresi.Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di


daerah prefrontal dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak
mendapat pengobatan. Kadar serotonin rendah pada penderita depresi yang
agresif dan bunuh diri.
Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun
pada pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan
mood pada pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai
riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi eksekutif
juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan
gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia dikaitkan dengan fungsi
kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan.Hasil
metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid). Terdapat
penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita depresi.
Penurunan ini sering terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha
bunuh diri.
Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG
tidur dan HPA aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan
metabolisme glukosa otak sesuai dengan penurunan serotonin. Pada
penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin
prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya gangguan
serotonin pada depresi.
3) Noradrenergik
Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan norepinefrin
terletak di locus ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks
serebri, sistem limbik, basal ganglia, hipotalamus dan talamus. Ia berperan
dalam mulai dan mempertahankan keterjagaan (proyeksi ke limbiks dan
16

korteks). Proyeksi noradrenergik ke hipokampus terlibat dalam sensitisasi


perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus ceruleus dan
juga berkontribusi terhadap rasa ketidakberdayaan yang dipelajari. Locus
ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula adrenal
dan sumber utama sekresi norepinefrin ke dalam sirkulasi darah perifer.
Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi
aktivasi fungsi LC, fungsi vegetatif seperti makan dan tidur menurun.
Persepsi terhadap stressor ditangkap oleh korteks yang sesuai dan melalui
talamus diteruskan ke LC, selanjutnya ke komponen simpatoadrenalsebagai
respon terhadap stressor akut tsb. Porses kognitif dapat memperbesar atau
memperkecil respon simpatoadrenal terhadap stressor akut tersebut.
Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting
di otak) meningkat pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku
yang bertujuan. Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar
norepinefrin di forbrain medial. Penurunan ini dapat menyebabkan anergia,
anhedonia, dan penurunan libido pada depresi.
Hasil

metabolisme

norepinefrin

adalah

3-methoxy-4-

hydroxyphenilglycol (MHPG). Penurunan aktivitas norepinefrin sentral


dapat dilihat berdasarkan penurunan ekskresi MHPG. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa MHPG mengalami defisiensi pada penderita depresi.
Kadar MHPG yang keluar di urin meningkat kadarnya pada penderita
depresi yang di ECT (terapi kejang listrik).

b. Apa makna dari mencoba bunuh diri ?


Jawab :
Tentamen Suicidium
c. Apa factor penyebab seseorang mencoba bunuh diri ?
Jawab :
1) Faktor menghadapi stressor

17

Ciri universal pada orang yang bunuh diri adalah ketidakmampuan mereka
untuk mendapatkan pemecahan terhadap suatu maslah dan tidak adanya
strategi mengatasi stresor yang segera. Jadi, sempitnya pilihan yang tersedia
untuk menghadapi percekcokan keluarga yang rekuren, penolakan, atau
kegagalan adalah berperan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan
bnuh diri.
2) Faktor genetic
Penelitian risiko bunuh diri keluarga dan tingginya angka kesesuaian untuk
bunuh diri di antara kembar monozigotik dibandingkan kembar dizigotik.
Walaupun risiko untuk bunuh diri adalah tinggi pada orang dengan gangguan
mental-termasuk skizofrenia gangguan depresif berat, dan gangguan bipolar I,
risiko untuk bunuh diri jauh lebih tinggi pada sanak saudara orang dengan
gangguan mood dibandingkan dengan sanak saudara orang dengan skizofrenia.
3) Faktor biologis lain
Kadar serotonin (5-HT) dan metabolit utamanya, 5-hydroxyindoleacetic acid 5HIAA yang rendah, telah ditemukan dalam otak postmortem orang yang
berhasil melakukan bunuh diri. Kadar 5-HIAA yang rendah telah ditemukan
dalam cairan serebrospinalis orang terdepresi yang berusaha bunuh diri dengan
cara kekerasan. Alkohol dan zat psikoaktif lain dapat menurunkan kadar 5HIAA, kemungkinan meningkatkan kerentanan terhadap perilaku bunuh diri
pada orang yang sebelumnya telah terpredisposisi. Mekanisme yang
menghubungkan penurunan fungsi serotonergik perilaku agresif atau bunuh
diri adalah tidak diketahui, dan serotonin yang rendah mungkin hanya
merupakan petanda, bukan suat penyebab, dari kecenderungan agresi dan
bunuh diri.
4) Faktor social
5) Perilaku agresif, menghancurkan diri sendiri, dan bunuh diri tampaknya terjadi
dengan frekuensi terbesar pada orang yang mengalami kehidupan keluarga
yang penuh dengan stress secara kronis.
6) Faktor adanya suatu penyakit

18

d. Apa makna dari keluhan sedih dan menangis tanpa sebab ?


Jawab :
Depresif berat

e. Apa faktor penyebab dari sedih dan menangis tanpa sebab ?


Jawab :
1)

Faktor biologis
Amin biogenik seperti 5 hydroxyindoleacetic acid (5HIAA), homovanilic
acid (HVA), dan 3-methoxy 4-hydoxyphenylglycol (MHPG) di dalam
darah, urine, dan cairan sebrospinal berkorelasi dengan gangguan mood.
Neurotransmiter seperti norepinefrin, serotonin, dopamin yang menurun,
dan faktor neurokimiawi lain serta regulasi neuroendokrin.4

2)

Faktor genetika

3)

Faktor psikososial

f. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan utama ?


Jawab :
Umur : Semua umur
Jenis kelamin : >

2. a. Apa makna dari keluhan perilaku (kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan
beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur) ?
Jawab :
Telah terjadi perubahan prilaku mungkin

akibat banyaknya tekanan dari luar

seperti lingkungan sekitar sehingga kurang bisa konsentrasi untuk dan bagi dirinya
sendiri.

b. Apa factor penyebab seseorang berperilaku (kegembiraan berlebihan, banyak


bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur) ?
19

Jawab :
1. Gangguan neurotic
2. Gangguan somatoform
3. Gangguan yang berkaitan dengan stres
4. Gangguan kepribadian
5. Gangguan mental organik

3. a. Apa makna dari keluhan dari mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol ?
Jawab :
Halusinasi auditorik

b. Apa factor penyebab seseorang mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol ?
Jawab :
1. Trauma
2. Kelainan/penyakit organik
3. Obat-obatan
4. Degeneratif

c. Apa makna seseorang berkeyakinan dirinya banyak kesalahan dan dosa ?


Jawab :
Gangguan waham

d. Apa factor penyebab dari seseorang berkeyakinan dirinya banyak kesalahan dan
dosa ?
Jawab :
20

1. Gangguan perilaku
2. Gangguan organic
3. Obat adiktif
4. Kecemasan

f. Apa factor penyebab dari seseorang mengisolasi diri dan kurang interaksi ?
Jawab :
1. Skizoid : rasa malu yang berlebihan
2. Kebingungan
3. Antisosial
4. Obat-obatan

h. Apa factor penyebab seseorang kurang bisa mengurus diri, tak dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua
kata tetapi masih dapat dimengerti ?
Jawab :
1. Gangguan mental organik
2. Obat-obatan
3. Gangguan perilaku
4. Gangguan kepribadian
4. Apa makna setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan ?

21

Jawab :

MANIK
2 THN LALU
MAINTAINANCE
BEBERAPA BULAN

DEPRESIF
USAHA BUNUH DIRI

1 THN LALU

5. Apa makna stressor pada kasus ?


Jawab :
Stresor pada kasus ini merupakan faktor pencetus timbulnya gejala yaitu adanya
masalah dengan keluarga suami

6. Apa makna dari pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit
untuk menjawab pertanyaan, jawaban hanya sepatah dua kata saja, kadang
menolak untuk bicara sama sekali ?
Jawab :
Kemungkinan telah terjadi gangguan pada dirinya yaitu afektif, kognitif, atau
psikomotor.
7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?
Jawab :
AKSIS I Gangguan afektif.
AKSIS II Emosional tak stabil
AKSIS III Tidak ada kelainan

22

AKSIS IV Masalah dengan primary support group (keluarga) yaitu adanya


masalah dengan keluarga suami.
AKSIS V [40-31] Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi , disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

8. Apa diferential diagnosis pada kasus ini ?


Jawab :
-

Gangguan Afektif Bipolar

Skizofrenia

9. Apa working diagnosis pada kasus ini ?


Jawab :
Gangguan Afektif Bipolar

10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?


Jawab :
PSIKOFARMAKA

Anti depresant : Imipramine dengan dosis mula-mula 75-100 mg/hari per


oral tablet dan kemudian dinaikkan sampai 200-300 mg/hari per oral tablet

Neuroleptika : chlorpromazine dengan dosis 50 mg/hari per oral tablet

PSIKOTERAPI

Bersifat ekspresif mengatur kembali dan memberi kesadaran baru,


memotivasi dan mengekspresikan emosi baik yang kurng maupun tidak
disadarinya

23

Reeduktif membangkitkan kembali tentang pnyelesaian konflik


yang

terletak

di

alam

sadarnya

sehingga

penderita

dapat

menyesuaikan dengan keadaan sebenarnya.


-

Rekonstruksi untuk perombakan dari corak kepribadian yang


lebih efisien sehingga dilahirkan potensi adaptif baru.

Bersifat suportif untuk membawa penderita kepada suatu keseimbangan


emosional secepatnya seperti semula kemudian memberi pandangan yang
bersifat menghibur, menaruh simpati, memberi petunjuk, dan nasehat untuk
kegiatan sehari-hari serta memanipulasi lingkungan yang nyaman.

11. Apa komplikasi yang mungkin dapat timbul pada kasus ini ?
Jawab :
-

Timbul penyakit

Gangguan psikologis berat

12. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?


Jawab :
Dubia ad Bonam bila penatalaksanaannya benar dan tepat.
13. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini ?
Jawab :
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit
ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal
gambaran klinik ini dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut.
Level ini mengindikasikan overview level. Bila mengahadapi pasien dengan
gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.
Tingkat kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
24

peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk


pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya
Tingkat kemampuan 3
3.a Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat)
3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya
:pemeriksaan laboratorium sederhan atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat) pada kasus
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu
menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

14. Bagaimana pandangan Islam mengenai kasus ini ?


Jawab :
Hai jiwa yang tentram. Kembalilah kepada kepada Tuhanmu dengan
senang dn diridhoinya. (QS. Al-Fajr : 27-28)

Orang kafir sesudah beriman ia mendapat kutukan Allah kecuali orang


dipaksa untuk kafir sednag hatinya tetap teguh beriman . Akan tetapi orang
yang dibukakan hatinya untuk kekafiran akan ditimpa kemurkaan Allah dan
ia mendapatkan azab yang besar. (QS. An-Nahl : 106)

25

Yaitu orang yang beriman dan tentram hatinya, dengan mengingat Allah.
Ingatlah hanya kepada Allah sajalah diperoleh ketentraman hati. (QS. ArRad : 28)

26

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 1995. PPDGJ III. Jakarta : Departemen Kesehataatn
Dorland, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC
Kaplan, dkk. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC
Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.
www.emidecine.com
www.fkui.ac.id
www.google.co.id/images
www.mediscore.com
www.scribd.com
www.who.int

27

Anda mungkin juga menyukai