Acuan Perancah I
Acuan Perancah I
Acuan Perancah I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Acuan Perancah / bekisting / form work
Dalam ilmu teknik sipil terdapat berbagai konstruksi yang kita kenal,
namun yang lebih kita kenal ada tiga jenis konstruksi, yaitu :
a. konstruksi kayu
b. konstruksi baja
c. konstruksi beton
Masing-masing konstruksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Konstruksi kayu
Keuntungan :
Kerugian :
b. Konstruksi baja
Keuntungan :
c. Konstruksi beton
Keuntungan :
Setelah meninjau lebih jauh maka kita dapat mengetahui kegunaan dari
acuan perancah dan dapat kita simpulkan definisi dari acuan perancah itu
sendiri adalah:
Suatu konstruksi sementara yang digunakan atau berfungsi untuk
membentuk beton.
2. Semi System
Yaitu suatu metode dimana material dan konstruksinya sudah
merupakan campuran antara material lokal dan buatan pabrik akan bisa
kita pakai terus-menerus, oleh karena itu penggunaan metode ini hanya
untuk pekerjaan yang mengalami beberapa kali pembuatan terus-menerus.
3. Full System
Yaitu suatu metode dimana semua materialnya merupakan buatan
pabrik dan konstruksinya tidak lagi konstruksi konvensional. Materialnya
bisa digunakan secara terus-menerus dan penggunaannya sangat mudah
dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatannya. Untuk
menginvestasikannya memerlukan banyak pertimbangan karena harga
bekisting ini cukup mahal. Sebelum pekerjaan dimulai kita harus
menghitung terlebih dahulu beban-beban yang akan diterima oleh
bekisting dan sehingga kita tahu jarak tiang-tiang perancah balok-balok
yang akan kita pasang.
1.6. Bahan Bahan Utama Dan Pembantu
a. Bahan Utama
Didalam pekerjaan acuan dan perancah banyak sekali digunakan
kayu lokal, mutu dari kayu-kayu tersebut harus cukup baik. Jika air
tersebut berkadar tinggi dan mutu kayu sangat rendah, maka cetakan akan
mudah mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung
sehingga hasil cetakan beton tidak memuaskan.
Berikut ini bahan bahan utama :
Kayu yang memiliki kelas IV dan kelas V
1. kayu masif
2/20, 3/20 untuk papan
5/7, 4/6, 8/12 untuk balok
2. kayu multiplek
122/244 mm dengan tebal 3, 4, 6, 9 mm
Tabel I
Daftar Kelas Kuat Kayu
I
II
III
IV
Jati/tectona
(kg/cm )
150
100
75
50
grandis
130
(kg/cm2)
130
85
60
45
110
(kg/cm2)
40
25
45
10
30
(kg/cm2)
20
12
15
bahan-bahan
pembantu
yang
digunakan
memiliki
perbandingan antara bahan pembantu yang satu dengan bahan pembantu yang
lain. Bahan pembantu dengan menggunakan air digunakan untuk memulas
permukaan beton/ cetakan sebelum beton dituangkan. Biasanya digunakan
untuk pekerjaan beton yang masih akan diplester penggunaannya.
acuan
untuk
kolom
dan
balok
dirangkai
atau
lainnya, jangan diletakkan pada satu garis lurus. Maka apabila terjadi
condong tiang akan bergerak ke arah yang sama dan tidak ada reaksi yang
saling menguatkan.
tengah tiang, karena pada daerah itu terdapat momen maksimum sehingga
peluang untuk terjadi penekukan pada tiang sangat besar dan
menyebabkan tiang menjadi tidak kuat dan kokoh.
samping.
Berdasarkan waktu
-
Syarat Keamanan
Hal ini sangat penting sekali, jangan sampai dalam bekerja urutan
pembongkaran tidak diperhatikan sehingga bagian yang belum
terbongkar atau yang sudah terbongkar dapat mencelakai pekerja yang
sudah bekerja. Gunakan perlengkapan kerja guna mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
3.
Syarat Ekonomis
Dalam pembongkaran juga perlu diperhatikan material yang digunakan
supaya material bekas bongkaran bisa untuk dipakai lagi, paku yang
digunakan dalam pelaksanaan acuan dan perancah, yaitu :
a.
Bentuk paku yang digunakan ialah paku yang bertampang bulat. Hal
ini dapat mempermudah dalam pembongkaran.
b.
Panjang paku yang dipakai harus sesuai dengan tebal sambungan yang
dibuat atau maksimal sepanjang tebal sambungan. Paku yang terlalu panjang
jangan dilakukan pembengkokan, karena hal ini akan mempersulit didalam
melakukan pembongkaran.
c.
d.
Dalam arah tegak lurus arah gaya : 5. d untuk jarak sampai tepi
kayu
5 .d untuk jarak barisan kayu
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Papan Duga
1. Definisi
Papan duga adalah sebuah papan yang digunakan sebagai pedoman
sementara dari as bangunan untuk menentukan letak, elevasi, dan bentuk
bangunan agar sesuai dengan rencana.
Bentuk dari bowplank adalah sebuah papan yang dipasang pada
dua buah batang dolken yang ditancapkan dan letak papan duga harus
datar dan rata. Pada papan duga dipasang paku yang digunakan sebagai as
bangunan.
2. Syarat Syarat
a. Datar
b. Tidak tergangggu
c. Tidak menggangu
3. Penempatan Papan Duga
Seperti pada pekerjaan bangunan, papan duga diletakkan pada
sudut-sudut bangunan dengan jarak 2 5 meter dari bangunan terluar. Hal
ini dilakukan agar papan duga tersebut tidak terganggu pada saat
pelaksanaan penggalian pondasi.
4. Prinsip Prinsip Dalam Pekerjaan Papan Duga
a. Wujud
Wujud dari papan duga adalah harus kuat dan datar, karena papan
duga ini tidak boleh berubah selama bangunan dimulai.
b. Elevasi Pada Papan Duga
Ketinggian papan duga dari lantai ( 0.00 ) itu biasanya dibuat 0.25
di atas lantai. Ketinggian papan duga arah memanjang dan arah
melebar bisa juga dibuat melebar dan bisa juga memanjang.
11
12
Lingkaran
Segi banyak
Dll
Ukuran acuan :
a=a+2xt
b=b
a=a+2xt
b=b+2xt
13
14
b.
Dudukan Tiang
Dudukan tiang dapat diletakkan di dua tempat yaitu di tanah dan di
lantai.
Di tanah
Di lantai
Meletakkan tiang pada lantai hampir sama dengan pada tanah, tetapi
apabila tiangnya terletak pada lantai dua maka perancah pada tiang
sebelumnya juga dibongkar dahulu sebab beban yang diterima di
lantai dua melebihi kemampuannya.
Pemasangan gelagar
15
2. Acuan Lantai
Yang perlu diperhatikan ketinggian dari lantai itu sendiri
disamping cetakan konstruksi yang harus kuat dan kokoh.
Bagian-bagian yang penting dari plat lantai :
a. Tiang acuan dan pengaku
Tiang acuan dipasang di atas papan landasan yang berada di atas
tanah. Pemasangan tiang ini bersamaan dengan sebagian papan
pengaku yang berfungsi sebagai perangkai-perangkai tiang itu sendiri
dan sisanya dipasang setelah gelagar.
b. Gelagar
Gelagar-gelagar yang dipasang pada tiang bagian atas sesuai
dengan ketinggian yang dibutuhkan. Pemasangan dimulai dengan
gelagar gelagar bagian tepi dan kemudian bagian tengah. Bagian
atas gelagar ini kita hubungkan dengan dua atau tiga benang yang
fungsinya untuk pedoman ketinggian dari gelagar-gelagar bagian
tengah. Jika papam gelagar sudah dipasang, maka papan pengaku
dipasang semuanya.
c. Lantai cetakan
Lantai cetakan dipasang di atas tiang gelagar. Apabila pada
pekerjaan ini menggunakan papan, maka sisi papan harus diketam
terlebih dahulu. Untuk pekerjaan beton yang tidak memerlukan
finishing biasanya lantai cetakan memakai plywood lebih licin dari
pada permukaan papan.
2.4. Acuan Tangga
Setiap pembuatan bangunan bertingkat, Acuan tangga sangat diperlukan.
Tangga-Tangga ini bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, beton, dll. Adapun
bentuk tangga yang sering digunakan pada konstruksi bangunan seperti :
tangga spiral, tangga lurus, tangga dengan bordes, tangga poros dan lain-lain.
16
Fungsi dari Cetakan tangga adalah untuk menghubungkan lalu lintas dari
lantai ke lantai lain.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
Perencanaan tangga
1. Perencanaan Tangga
Sebelum merencanakan acuan tangga yang harus diperhatikan ialah
ketinggian dari tangga, yaitu jarak tinggi dari laqntai satu ke lantai yang
lain diatasnya.
Adapun syarat-syarat lain agar suatu tangga bisa ideal :
Keniringan maksimal 45 atau dengan perbandingan :
2 Optrade + 1 Antride = 1 langkah
1 langkah = 58 cm s/d 64 cm (panjang 1 langkah)
Tinggi Optrade untuk bangunan rumah tinggal maksimum 20 cm,
sedang bangunan umum 17 cm.
Antride minimum 25 cm
Lebar tangga untuk rumah tinggal 80-120 cm dan untuk banguna
umum minimum 20 cm.
Adapun macam-macam bentuk Tride :
Untuk memenuhi syarat arsitiktur dari tangga, bisa dibuat bermacammacam variasi, baik variasi pada bentuk tangga, pagar tangga
(balustrade),tride Dll.
2. Pembautan Cetakan Tangga
Setelah Perencanaan tangga selesai, tentunya pembuatan cetakan segera
dikerjakan.
Tahap-tahap pembuatan cetakan tangga Ialah sebagai berikut :
Pemasangan tiang-tiamg
Penimbangan Gelagar
Pemasangan Lantai
17
18
pembongkaran
ini
dapat
mencelakan
19
28 hari (beton
Berdasarkan Metode
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan
20
2. Scaffolding
Alat ini merupakan tiang perancah yang berbentuk suatu kerangka
yang sesuai dengan kebutuhan. Alat ini dilengkapi juga dengan alat
yang dapat mengatur naik dan turunnya.
3. Gelagar
Alat ini merupakan penumpu dari acuan atau penerus beban yang
dibuat dari baja dan kayu.
4. Komponen rangka besi yang sederhana.
Alat ini digunakan untuk membuat dinding cetakan beton dan
merupakan ukuran yang bervariasi yang terbuat dari pabrik.
21
BAB III
URAIAN KERJA
3.1
: 19 Juni 2010
3.1.1. Tujuan :
1. Menentukan titik duga / peil suatu bagunan.
2. Menentukan letak suatu bangunan.
3. Melaksanakan / mengetrapkan bangunan denah di lapangan.
3.1.2. Instruksi umum
1. Mermpersiapkan alat-alat kerja dan bahan-bahan yang dibutuhkan
seefisien mungkin.
2. Memperhatikan keselamatan kerja dan kekompakan dalam bekerja.
3. Pergunakan waktu seefisien mungkin.
4. Mengikuti petunjuk dari instruktur.
3.1.3. Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Gelam 7 - 10 (cm )
8. Gergaji potong
2. Siku-siku
9. Gergaji belah
3. Unting-unting
4. Rol meter
5. Selang plastik
6. Kampak
7. Cangkul & linggis
22
Langkah kerja
1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2. Bersihkan tempat kerja
3. Tentukan titik I yang diambil dari 6 m dari lantai bengkel terbuka dan 4 m
dari sisi lain.
4. Tentukan titik II dengan cara yang sama dengan jarak antara titik I dan II
yaitu 4 m. Tarik benang dan pakukan.
5. Dari titik I, tsrik benang sepanjang 6 m untuk menentukan titik III.
Setelah itu sikukan titik tersebut.
6. Tarik lagi benang sepanjang 4 m untuk mendapatkan titik IV, pakukan
benang.
7. Ukur dari setiap titik sepanjang 150cm sebagai jarak untuk menegakkan
dolken.
8. Pasang 2 dolken dengan jarak 130cm, masing-masing 75cm kanan dan
kiri as bangunan.
9. Selang dolken dengan elevasi 60 cm dari lantai.
10. Pindahkan selang ke masing-masing dolken.
11. Pasang papan duga pada elevasi yang telah ditentukan.
12. Pasang skur pada papan duga agar kuat.
13. Pindahkan as bangunan di atas papan duga dengan menggunakan untingunting.
23
24
7. Palu
2. Siku-siku
8. Martil 2 kg
3. Benang
9. Linggis
4. Unting-unting
10. Cangkul
5. Selang plastik
11. Sekop
6. Gergaji
25
26
27
28
3.3.
3.3.1. Tujuan :
1. Membuat acuan dan perancah kolom segi empat
2. Meluruskan kedudukan cetakan kolom yang satu dengan cetakan
kolom yang lainnya
3.3.2. Instruksi umum :
1. Mempersiapkan alat-alat kerja dan bahan yang dibutuhkan
2. Memperhatikan keselamatan kerja dan kekompakan dalam bekerja
3. Menggunakan waktu seefektif mungkin
4. Mengikuti petunjuk instruktur
3.3.3. Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Papan 2/20 x 4 m
2. Paku 1,5 ; 2 ; 2,5 inchi
3. Dolken 6 10 cm
4. Usuk 5/7 cm
3.3.4. Peralatan yang digunakan :
1. Pensil
8. Martil
2. Siku
9. Palu cakar
3. Benang
10. Kapak
4. Unting-unting
11. Linggis
5. Selang plastik
6. Roll meter
7. Gergaji
29
Acuan kolom
1. Pelajari (pahami) gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahanbahannya
2. Persiapkan alat-alat dan bahan-bahan
3. Rangkaikan papan-papan sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam gambar sebagai cetakan dari kolom
4. Jarak klam perangkai papan cetakan 40 cm
5. Buat papan duga dengan ketinggian tertentu dan tentukan as
untuk kolom
6. Tiang-tiang acuan dan papan acuan dirangkaikan
7. Jarak antara tiang acuan adalah lebar kolom ditambah 2 kali
30cm
8. Untuk jarak papan acuan, harus tepat ditengah klam-klam papan
cetakan
9. Untuk meluruskan kedudukan cetakn kolom-kolom dipasang
profil, yang kedudukannya kurang lebih 2 m dari kolom paling
tepi
10. pasang tiang-tiang acuan yang telah dirangkai dengan papan
acuan didepan sisi papan cetakan kolom yang panjang, dan
antara rangkaian tiang acuan tersebut, diperkuat dengan 2 buah
papan skoor. Ujung papan penguat tiang acuan dipakukan pada
sebelah atas tiang acuan yang lain pula. Langkah berikutnya
pakukan dua buah papan yang panjang. Pada bagian atas papan
cetakan disebelah sisi panjang dan sisi lebar papn cetakan
tersebut.
30
pengontrolan
ketegakan
cetakan
kolom
dapat
31
32
8. Martil
2. Siku
9. Palu cakar
3. Benang
10. Kapak
4. Unting-unting
11. Linggis
5. Selang plastik
6. Roll meter
7. Gergaji
33
34
Papanpenahan
PapanKlem
Pengaku
papanPenahan
Cetakan
BalokPendukung/Gelagar
8/12
BalokPenyangga
8/12
Gmb.PotonganBalok
TampakDepan
Cetakan Balok
Multiplex 2cm
Gelagar
8/12
Gmb.Balok
Tampak Atas
Balok Penyangga
8/12
35
8. Martil
2. Siku
9. Palu cakar
3. Benang
10. Kapak
4. Unting-unting
11. Linggis
5. Selang plastik
6. Roll meter
7. Gergaji
36
37
8. Martil
2. Siku
9. Palu cakar
3. Benang
10. Kapak
4. Unting-unting
11. Linggis
5. Selang plastik
6. Roll meter
7. Gergaji
38
Elevasi = 220 cm
Tinggi kolom = 220 cm
Tinggi balok = 30 cm
- Lebar tangga =122 cm ( lebar 1 keping plywood)
2. Sediakan cetakan optrid 11 => 20/122
3. Pindahkakan
tempat
tumpuan
tangga
ke
bawah
untuk
39
Optride
Gambar tangga
BAB IV
40
Tinggi Tangga
Antride
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Acuan dan Perancah atau Bekisting atau formwork adalah pekerjaan
sementara sebagai mal dari bagian sisi dan bawah dari bentuk yang kita
inginkan. Dalam bentuk struktur beton Acuan dan Perancah merupakan
pekerjaan yang sangat menentukan, maka dalam pelaksanaanya seorang ahli
dibidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai
pengetahuan dasar yang cukup dan paham tentang acuan dan perancah.
Dari praktek kerja Acuan dan Perancah ini, saya dapat mengambill
kesimpulan :
1.
dapat membuat acuan dan perancah yang biasa digunakan dalam duni
konstruksi.
3.
41
42