Sedikit TTG Masw
Sedikit TTG Masw
Gambar 1 : Proses akuisisi data dengan metode Seismik Refraksi, hasilnya berupa Stiffness Map
(Peta/kontur Kekakuan Tanah) yang dianalisa dari kecepatan s-wave sebagai fungsi kedalaman
(courtesy of www.masw.com)
Gambar 2 : Proses inversi dari Dispersion Image dengan model awal dengan perhitungan teoritis
(courtesy of www.masw.com)
Cara yang biasanya dilakukan juga adalah proses inversi dari kurva dispersi, dengan
menentukan initial model (dengan parameter Vs) kemudian dilakukan kurva matching antara
kurva dispersi dari data lapangan dan initial model yang kita tentukan. Nah, dengan
mengubah-ubah initial modelnya, kita dapat akan mendapatkan model yang errornya paling
kecil. (Schwab & Knopoff , 1972)
Nah, setelah didapat model hasil inversi. saatnya dibuat konturing kecepatan gelombang
shear (Vs) sebagai fungsi kedalaman. Dalam MASW 1-D biasanya cukup dengan model 1
titik, untuk MASW 2-D seringkali dingunakan hasil dari model 1-D yang kemudian di
korelasikan dengan hasil 1-D ditempat lain dengan interpolasi.
Lebih rumitnya mengenai inversi silahkan buka ini :D
Lha, sekarang kenapa MASW bisa digunakan untuk identifikasi aquifer ???
Mari kita ingat-ingat kembali sifat gelombang elastik. Gelombang P (Compressional Wave)
merambat secara longitudinal atau arah rambatannya searah dengan gerak partikelnya,
sedangkan gelombang S (Shear Wave) itu merambat secara transversal atau arah rambatannya
tegak lurus dengan gerak partikelnya. Sifat lainnya adalah, si gelombang P itu kan bisa
merambat disemua medium, sedangkan gelombang S itu sulit bahkan hampir tidak bisa
merambat pada medium cair.
Sekarang, dari kecepatannya bisa kita analisa. Jika gelombang S merambat pada medium cair
maka kecepatannya (Vs) akan bernilai kecil bahkan mendekati nol. Saat gelombang S
tersebut merambat melalui batuan yang tersaturasi fluida (air misalnya) otomatis
kecepatannya akan menurun drastis kan ?
Nah, sekarang dari model yang kita dapatkan setelah kita melakukan proses inversi kita
analisis daerah-daerah yang mengalami penurunan kecepatan gelombang S secara drastis.
Untuk analisa lebih detailnya, biasanya data hasil inversi ini dibandingkan secara kualitatif
dengan well-log dari sumur bor dan yang paling penting adalah korelasi dengan informasi
geologi di lokasi penelitian. Karena kecepatan gelombang S akan meningkat sebanding
dengan kedalaman dan densitas, maka anomali tersebut seharusnya akan terlihat jelas :D
Begitulah gambaran sederhana mengenai identifikasi aquifer dengan metode MASW.
Karena saya juga masih amatir dalam bidang ini, jadi mohon koreksinya untuk kebaikan
bersama :D
sumber inspirasi : www.masw.com dan skripsi Rudi Hartono (Geofisika UGM 2005)