Anda di halaman 1dari 4

Metode MASW untuk Identifikasi Aquifer

Apa itu MASW ?


kalau kita artikan secara 'bodoh' , MASW itu adalah analisa mengenai parameter elastik yang
nantinya kita turunkan dari persamaan gelombang permukaan (ground roll) yang kita dapat
dari survey seismik di permukaan. Targetnya adalah kita akan mendapatkan nilai kecepatan
gelombang shear (gelombang geser) dari perlapisan batuan yang berada di dekat permukaan.
Buat apa sih MASW itu ?
kalo dari beberapa sumber yang sudah saya baca, tujuan dilakukannya MASW biasanya
adalah untuk keperluan geoteknik, misalnya : pembangunan flyover (jembatan layang) ,
pembangunan gedung pencakar langit dan lainnya. Nah, dari beberapa sumber lain, ternyata
MASW juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lapisan aquifer dibawah permukaan,
tentunya yang tidak terlalu dalam letaknya.
Gimana ceritanya bisa ada MASW ?
Jadi, dulu itu ada beberapa ilmuwan yang 'iseng-iseng' meneliti gejala-gejala fisis yang terjadi
pada penjalaran gelombang permukaan (surface wave) Dulu, MASW belum berkembang,
yang ada SASW (Spectral Analysis of Surface Wave) , seiring dengan berkembangnya
komputasi digital para ilmuwan geoteknik mulai mengembangkan SASW dengan 24 channel,
yang kemudian dikenal sebagai MASW.
Efek-efek yang dipelajari diantaranya adalah efek dispersi gelombang seismik, kecepatan
gelombang, kecepatan fase, kecepatan grup dan panjang gelombang. Setiap parameter
tersebut memiliki keterkaitan satu-sama lain. Misalnya, dalam penjalannya si gelombang
permukaan itu akan 'berubah wujud'. apa penyebabnya ? penyebabnya adalah : Gelombang
permukaan akan saling 'memisahkan diri' menyesuaikan dengan frekuensi dan fasenya,
karena kecepatan gelombang permukaan saat menjalar adalag fungsi frekuensi atau panjang
gelombangnya (Waluyo, 2002).
Bagaimana sih akuisisi data untuk MASW ?
Proses akuisisi datanya sebetulnya dapat dilakukan 'bersamaan' dengan akusisi seismik bias
(refraksi) maupun seismik pantul (refleksi). Kok bisa ? ya bisa.. karena yang kita analisis kan
nantinya adalah gelombang permukaan nya, berfrekuensi rendah dan biasanya diterima lebih
dulu oleh receiver kita (geophone) alias travel timenya paling cepat.

Gambar 1 : Proses akuisisi data dengan metode Seismik Refraksi, hasilnya berupa Stiffness Map
(Peta/kontur Kekakuan Tanah) yang dianalisa dari kecepatan s-wave sebagai fungsi kedalaman
(courtesy of www.masw.com)

Terus, Gimana analisa nya ?


Wah.. pertanyaan sulit itu.. (saya juga bingung :D)
Sebelumnya, teknik analisa (dengan inversi) untuk metode MASW ini sebetulnya akan sama
untuk MASW 1D, 2D maupun 3D.
Jadi gini, secara sederhana proses analisis MASW dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Akuisisi Data,
jelas.. setiap metode geofisika pasti diawali dengan akusisi data. Akuisisinya biasanya
menggunakan seismik refraksi. dengan near dan far offset, spasi antar geofon 1 atau 2 meter
(tergantung panjang line dan resolusi yang diinginkan). Parameter akusisi data lainnya juga
perlu dipertimbangkan dan direncanakan masak-masak. Agar hasil yang didapat sesuai
dengan yang diharapkan :D . untuk lebih jelas mengenai konsep dan aturan dalam akuisisi
data, nih liat disini
2. Prosesing data.
Setelah data kita dapatkan, tentu saja langkah selanjutnya adalah memproses data untuk
mendapatkan parameter-parameter yang kita cari. Proses yang pertama kali dilakukan adalah
picking data untuk setiap record dari shot gather. Proses paling inti dari prosesing data
metode MASW adalah ekstraksi kurva dispersi.
Kurva dispersi sendiri adalah kurva yang menggambarkan perubahan kecepatan fase terhadap
frekuensi gelombang. dimana frekuensi akan berbanding terbalik dengan cepat rambat dan
kedalaman target yang dicapai. Asumsi yang digunakan dalam inversi data ke kurva dispersi
adalah model perlapisan horizontal berlapis berdasarkan kecepatan gelombang shear (Vs)
sebagai parameter model awal untuk mendapatkan nilai parameter yang
sesungguhnya. (Hartono, 2010)
Proses ekstraksinya dilakukan dengan transformasi fourier dari domain time-space ke domain
f-k (fekuensi dan angka gelombang), dengan melihat tren dari kurva dispersi tersebut kita
dapat mengetahui secara kualitatif bagaimana pola akumulasi dan penyebaran energi dari
penjalaran
gelombang
seismik
tersebut.
Bingung ?? (sama... :D)
Nah.. dari situ kan nanti bisa dianalisa kecepatan gelombang shear (Vs) dari masing-masing
data yang telah ditransformasi.Kurva dispersi itu sendiri sebetulnya gak serta-merta didapat,
sebelumnya kita harus menganalisa nya dari dispersion image, dispersion image ini adalah
hasil transformasi fourier dari spektrum frekuensi gelombang seismik. Pengolahan data
MASW ini dapat dilakukan dengan software SeisImager
Lebih jelas dan lengkap tentang bagaimana prosesingnya dilakukan bisa dilihat disini :D
3. Interpretasi
Interpretasi dari setiap metode geofisika selalu melibatkan model awal. Nah, inversi yang
dilakukan untuk metode MASW ini adalah dengan model awal (forward modelling).

Gambar 2 : Proses inversi dari Dispersion Image dengan model awal dengan perhitungan teoritis
(courtesy of www.masw.com)

Cara yang biasanya dilakukan juga adalah proses inversi dari kurva dispersi, dengan
menentukan initial model (dengan parameter Vs) kemudian dilakukan kurva matching antara
kurva dispersi dari data lapangan dan initial model yang kita tentukan. Nah, dengan
mengubah-ubah initial modelnya, kita dapat akan mendapatkan model yang errornya paling
kecil. (Schwab & Knopoff , 1972)

Gambar 3 : Inversi dengan analisis Kurva Dispersi


(courtesy of www.masw.com)

Nah, setelah didapat model hasil inversi. saatnya dibuat konturing kecepatan gelombang
shear (Vs) sebagai fungsi kedalaman. Dalam MASW 1-D biasanya cukup dengan model 1

titik, untuk MASW 2-D seringkali dingunakan hasil dari model 1-D yang kemudian di
korelasikan dengan hasil 1-D ditempat lain dengan interpolasi.
Lebih rumitnya mengenai inversi silahkan buka ini :D
Lha, sekarang kenapa MASW bisa digunakan untuk identifikasi aquifer ???
Mari kita ingat-ingat kembali sifat gelombang elastik. Gelombang P (Compressional Wave)
merambat secara longitudinal atau arah rambatannya searah dengan gerak partikelnya,
sedangkan gelombang S (Shear Wave) itu merambat secara transversal atau arah rambatannya
tegak lurus dengan gerak partikelnya. Sifat lainnya adalah, si gelombang P itu kan bisa
merambat disemua medium, sedangkan gelombang S itu sulit bahkan hampir tidak bisa
merambat pada medium cair.
Sekarang, dari kecepatannya bisa kita analisa. Jika gelombang S merambat pada medium cair
maka kecepatannya (Vs) akan bernilai kecil bahkan mendekati nol. Saat gelombang S
tersebut merambat melalui batuan yang tersaturasi fluida (air misalnya) otomatis
kecepatannya akan menurun drastis kan ?
Nah, sekarang dari model yang kita dapatkan setelah kita melakukan proses inversi kita
analisis daerah-daerah yang mengalami penurunan kecepatan gelombang S secara drastis.
Untuk analisa lebih detailnya, biasanya data hasil inversi ini dibandingkan secara kualitatif
dengan well-log dari sumur bor dan yang paling penting adalah korelasi dengan informasi
geologi di lokasi penelitian. Karena kecepatan gelombang S akan meningkat sebanding
dengan kedalaman dan densitas, maka anomali tersebut seharusnya akan terlihat jelas :D
Begitulah gambaran sederhana mengenai identifikasi aquifer dengan metode MASW.
Karena saya juga masih amatir dalam bidang ini, jadi mohon koreksinya untuk kebaikan
bersama :D
sumber inspirasi : www.masw.com dan skripsi Rudi Hartono (Geofisika UGM 2005)

Anda mungkin juga menyukai