Anda di halaman 1dari 6

TOMOGRAFI SEISMIK REFLEKSI ALGEBRAIC RECONSTRUCTION TECHNIQUE

DENGAN MODEL SINTETIS VERTICAL SEISMIC PROFILING

Davidi Sianturi, Feninda Amalia N., Amanda Putri W., Taufik Ramadhan, Paulino da Costa, Elizia da Costa
Departemen Teknik Geofisika,
Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
e-mail : davidi.17034@mhs.its.ac.id

Abstrak
Pengolahan data seismik bertujuan untuk menginterpretasikan struktur perlapisan bawah permukaan
bumi. Target eksplorasi yang memiliki struktur komplek, membutuhkan perbaikan agar hasil pengolahan
dat aseismik dapat menampakkan struktur bawah permukaan bumi dengan sangat jelas. Penelitian ini
bertujuan untuk menghitung waktu penjalaran gelombang seismik bawah permukaan pada kasus data
sintetis Forward Modelling pada kasus akuisisi metode VSP (vertical seismic profiling) dengan
menggunakan teknik Inversi tomografi ART (Algebraic Recontruction Technique). Dengan menggunakan
software MATLAB, ditentukan parameter dalam forward modelling Dibuat 3 lapisan batuan yang
memiliki kecepatan yang berbeda. Lapisan paling atas memiliki kecepatan 500 m/s, lapisan kedua
memiliki kecepatan 1000 m/s, sedangkan lapisan tertua memiliki kecepatan 2500 m/s. serta plotting
forward modelling. Dilanjutkan dengan melakukan inversi dengan menetukan slowness prediksi,
kemudian dilakukan iterasi sampai mendapatkan error minimum yg memenuhi. Setelah itu, akan
didapatkan data travel time dan plot model inversi ART (Algebraic Recontruction Technique). Hasil inversi
menunjukkan model yang dihasilkan mirip dengan model awal. Kecepatan pada lapisan termuda adalah
461, 3 m/s. Kecepatan pada lapisan kedua adalah 1113,8 m/s dan kecepatan pada lapisan tertua sebesar
2910,1 m/s. Model tersebut didapatkan melalui 14 kali iterasi dalam waktu 1,036 sekon dengan error
time travel sebesar 0,06% dan error velocity 8,4%.
Kata Kunci: ART; Forward Modelling; Kecepatan; MATLAB; VSP.

Abstract.
Seismic data processing aims to interpret the subsurface structure of the earth. Exploration targets that
have a complex structure need improvement so that the results of aseismic data processing can reveal the
subsurface structure of the earth very clearly. This study aims to calculate the propagation time of
subsurface seismic waves in the case of synthetic data. Forward Modeling in the case of acquisition of the
vertical seismic profiling method using the ART tomography inversion technique (Algebraic Recontruction
Technique). By using MATLAB software, the parameters in the forward modeling were determined. 3 rock
layers were created with different velocities. The top layer has a speed of 500 m / s, the second layer has a
speed of 1000 m / s, while the oldest layer has a speed of 2500 m / s. and plotting forward modeling.
Followed by inversion by determining the slowness of the prediction, then iterating until you get the
minimum error that meets. After that, you will get travel time data and plot the ART (Algebraic
Recontruction Technique) inversion model. The inversion results show that the resulting model is similar to
the initial model. The velocity at the youngest layer is 461.3 m / s. The velocity in the second layer is
1113.8 m / s and the velocity in the oldest layer is 2910.1 m / s. The model is obtained through 14
iterations within 1.036 seconds giving the error time travel result of 0.06% and error velocity of 8.4%.
Keywords: ART; Forward Modelling; MATLAB; Velocity; VSP.

PENDAHULUAN daerah komplek ini sangat sukar diinterpretasikan.


Pengolahan data seismik bertujuan untuk Oleh karena itu diperlukan perbaikan sehingga hasil
menghasilkan penampang seismik dengan S/N pengolahan data seismik dapat menampakkan
(signal to ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk struktur bawah permukaan bumi dengan sangat
kenampakan refleksi, sehingga dapat dilakukannya jelas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
interpretasi pada struktur perlapisan bawah menghitung waktu penjalaran gelombang seismic
permukaan bumi. Daerah struktur geologi komplek, bawah permukaan pada kasus data sintetis Forward
menjadi target eksplorasi dan pemboran. Namun Modelling dengan menggunakan teknik Inversi
tomografi ART (Algebraic Recontruction Technique). menjadi acuan dari perhitungan permodelan
Studi kasus yang dipilih dalam aplikasi dari kecepatan melalui proses inversi tomografi.
tomografi di dalam paper ini adalah kasus seismik
dengan akuisisi metode vertical seismic profiling. Vertical Seismic Profiling (VSP)
Merupakan operasi seismic lubang bor
Metode vertical seismic profiling dilakukan dengan
dimana sumber seismic diletakkan di permukaan
menempatkan source di permukaan disesuaikan bumi sementara perekam (receiver) diletakkan
dengan panjang lintasan dan receiver diletakkan di pada level kedalaman yang berbeda disepanjang
bawah permukaan, tepatnya di area lubang bor lubang bor.
secara vertikal.

Tomografi Seismik Refleksi


Tomografi Seismik merupakan suatu
metode yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran bawah permukaan bumi dalam domain
kecepatan tanpa harus mengiris atau
memotongnya. Metode ini memanfaatkan
Gelombang Seismik, yang digunakan biasanya
bersumber dari adanya gempa bumi besar maupun Gambar 2. Geometri survei VSP beserta sketsa rekaman.
kecil. Wilayah yang memiliki aktivitas seismik yang
cukup tinggi akan sangat bagus menerapkan Receiver yang ditempatkan di bawah permukaan
metode ini dikarenakan banyaknya raypath yang dalam perekaman data VSP merekam baik
dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan hasil gelombang seismik upgoing  maupun downgoing.
Gelombang downgoing  adalah gelombang yang
pencitraan tomografi. (Anshori dkk., 2014).
terekam oleh geophone tanpa terefleksikan
Geotomografi didasarkan pada proyeksi
terlebih dahulu. Sedangkan gelombang upgoing
atau integral dari suatu parameter Slowness adalah gelombang yang terefleksikan.
sepanjang penjalaran gelombang, digambarkan
sebagai berikut. Algebraic Recontruction Technique (ART)
ART (Algebraic Reconstruction Technique)
merupakan penyelesaian sistem rekonstruksi citra
menggunakan persamaan aljabar linier dengan
metode iteratif. Pertama kali diperkenalkan oleh
Kaczmarz pada tahun 1937. ART dapat digunakan
untuk menyelesaikan suatu persamaan dengan
solusi yang dihasilkan merupakan citra axial dalam
bentuk digital. Metoda ini merupakan metoda
inversi nonlinier dengan cara memperbarui data
Gambar 1 Skematik proyeksi sinar S ke R (Stewart,1987)
kelambatan tiap sel pada setiap persamaan
berikut :
Sudut antara garis tegak lurus garis L dan sumbu
horizontal x adalah θ dengan jarak 1.
Tomografi Seismik Refleksi merupakan
salah satu dari tiga macam tomografi Iterasi diulang sebanyak jumlah persamaan yang
(Munadi,1992). Sesuai namanya, jenis ini ada (N) kali, dimana pada iterasi ke-k berlaku :
memanfaatkan gelombang refleksi dari gelombang
seismik. Raypath ditentukan melalui reflektor
acuan (model) dengan metode forward
Sehingga
tomography, dengan memilih raypath dengan
travel time minimum. Dimana travel time ini
(Zeneli, dkk., 2020). Metode ini dinilai fleksibel dan
user interface friendly dalam pemodelan yang
dengan menggunakan pengali Lagrange didapat berhubungan dengan kecepatan dan tekanan
perubahan kelambatan dalam ART adalah : (Shamey, dkk., 2014).
Start

Panjang lintasan dan


Parameter model forward kedalaman
modelling Source dan receiver
Kecepatan lapisan

Plotting Forward Modelling


dan raypath

Kalkulasi slowness, raypath,


travel time

Prediksi Slowness dan waktu Rumus Inversi


tempuh
METODOLOGI N = (sum((A.^2)'))';

Studi kasus yang dipilih dalam aplikasi dari Iterasi tobs-tcal %jumlah lapisan

A(i,:)*((tdata(i)-t_cal(i))/
tomografi di dalam paper ini adalah model sintetis Kalkulasi Delta Slowness
N(i,:))
%Jumlah lapisan dikalikan
iterasi waktu tempuh
menggunakan metode vertical seismic profiling. p = p +delta_p(i,:)
%Slowness prediksi + Slowness
Metode vertical seismic profiling dilakukan dengan Slowness
kalkulasi

menempatkan source di permukaan disesuaikan t_cal = A*p


%Persamaan Travel time (Jarak
Err velocity <=15% dikalikan Slowness)
dengan Panjang lintasan dan receiver diletakkan di Err t <=10%
No

bawah permukaan, tepatnya di area lubang bor Yes

Velocity
secara vertikal. lapisan

Untuk melakukan inversi dengan Tomografi Plot Inversi ART

Algebraic Reconstruction Technique (ART) dalam


Stop
studi kasus penjalaran gelombang seismik, pertama
dibuat lebih dulu model awal (Forward Modelling) Gambar 3. Diagram Alir
sebagai acuan. Selanjutnya, dilakukan perhitungan
jejak sinar dan prediksi kelambatan (slowness) serta Pada Forward Modelling, digunakan
travel time seismik. Setelah itu, baru dilakukan Panjang lintasan 10 meter dengan kedalaman 20
iterasi inversi untuk menghasilkan nilai error meter. Source pada model disimbolkan dengan
minimum dan didapatkan velocity lapisan model tanda bintang dan receiver disimbolkan dengan
lingkaran berwarna merah. Pada model digunakan
inversi. Langkah-langkah dalam dikerjakan dalam
2 buah source dengan 3 buah receiver yang
melakukan inversi Tomografi ART dapat dijelaskan
diletakkan secara vertikal. Model lapisan yang
dengan diagram alir pada gambar 3.
digunakan berupa 3 lapisan litologi yang dibedakan
melalui nilai kecepatan yang berbeda. Kecepatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
lapisan termuda adalah 500 m/s, kecepatan lapisan
Pemodelan inversi dengan menggunakan kedua 1000 m/s, dan kecepatan lapisan tertua
Teknik Tomografi ART diuji dengan menggunakan adalah 2500 m/s.
Forward Modelling lapisan yang memiliki
kecepatan berbeda. Untuk mengetahui kecepatan
yang kalkulatif, digunakan perhitungan iterasi yang
menghasilkan nilai minimum untuk mendapatkan
nilai travel time melalui metode finite difference
(Shamey, dkk., 2014; Zeneli, dkk., 2020). Metode
finite difference digunakan untuk memecahkan
permasalahan persamaan turunan parsial (PDE)
dengan melakukan diskritisasi pada domain waktu
untuk mendapatkan persamaan linear aljabar
Forward Modelling o=receiver *=Source m/s dan kecepatan pada lapisan tertua sebesar
2
2910,1 m/s.
4

6 Hal tersebut menunjukkan bahwa inversi


8 Tomografi ART mampu menghasilkan solusi yang
10 cukup akurat mengenai model penampang 2D pada
12
studi kasus penjalaran gelombang seismik. Namun,
14
untuk menghasilkan akurasi yang lebih baik dengan
16
penggunaan data riil, maka perlu dilakukan studi
18
lebih lanjut.
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4. Forward Modelling


Hasil Inversi ART

4
PENUTUP
6
Kesimpulan dan Saran
8

10 Inversi Tomografi ART untuk menghitung


12
waktu penjalaran gelombang seismic bawah
14
permukaan pada kasus data sintetis Forward
16
Modelling mampu menghasilkan penampang
18
model 2D yang sesuai dengan model awal dengan
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 nilai error time travel 0,06% dan error velocity
sebesar 8,4%. Waktu iterasi script membutuhkan
Gambar 5. Model Penampang Hasil Inversi 1,036 sekon untuk model 3 lapisan litologi. Model
Tomografi ART velocity inversi yang dihasilkan pada lapisan
termuda hingga tertua berturut-turut adalah 461,3
Berdasarkan hasil inversi Tomografi ART,
m/s, 1113,8 m/s, dan 2910,1 m/s.
diketahui bahwa pada script yang telah dibuat
dengan model uji 3 lapisan litologi, dibutuhkan 14 Perlu untuk meninjau ulang keakuratan
kali iterasi perhitungan untuk mendapatkan nilai script Tomografi ART menggunakan data
error minimum yang sesuai, yakni error travel time lapangan/primer, sehingga hasil inversi lebih
sebesar 0,06% dan error velocity sebesar 8,4%. terpercaya untuk kasus riil.
Nilai error tersebut memenuhi persyaratan yang
DAFTAR PUSTAKA
telah ditentukan, yakni error travel time ≤ 10 %
dan error velocity ≤ 15 % . Waktu yang dibutuhkan Howard, A. dan Rorres C., “Aljabar Linier Elementer Versi
untuk melakukan iterasi script Tomografi ART Aplikasi”, Edisi Kedelapan, Jilid 2, (diterjemahkan
oleh: Harmein, I. dan Julian, G.), Erlangga, Jakarta,
adalah 1,036 sekon.
2005
Model penampang hasil Inversi pun Jean-Luc Mari, Geophysics of Reservoir and Civil
menunjukkan kecocokan dan kemiripan dengan Engineering, 1999, Institut Francais Du Petrole
Forward Modelling sebagai acuan. Terdapat 3 jenis Publications
lapisan yang berbeda litologinya dilambangkan Shamey, R. and Zhao, X., 2014. Modelling, simulation
dengan warna yang berbeda. Perbedaan jenis and control of the dyeing process. Elsevier.
lapisan dapat diketahui melalui nilai kecepatan Stewart, R.R. 1987. Exploration Seismic Tomography :
yang berbeda, yakni kecepatan lapisan termuda Fundamentals, Course Notes Series. Vol.3, An SEG
461, 3 m/s, kecepatan lapisan kedua adalah 1113,8 Continuing Education Short Course
Zeneli, M., Nikolopoulos, A., Karellas, S. and
Nikolopoulos, N., Numerical methods for solid-liquid
phase-change problems. In Ultra-High Temperature
Thermal Energy Storage, Transfer and Conversion
(pp. 165-199). Woodhead Publishing.

Lampiran

%%SCRIPT RUMUS TOMOGRAFI ART %PLOT LAPISAN FORWARD MODELLING


figure(1)
function [p,t_cal] = [Xm Ym]=meshgrid(1:10,1:20);
tomoart(A,tdata,iterasi,pawal) grid = zeros(20,10);
grid(1:6,:)= vel1;
if size(tdata,3) > 1 grid(7:12,:)= vel2;
tdata = tdata'; grid(13:20,:)= vel3;
end pcolor(Xm,Ym,grid); shading interp
title('Forward Modelling o=receiver
[n,m] = size(A); *=Source ');
hold on
p = zeros(m,1);
p(1:m,1)=pawal; %PLOT RECEIVER DAN SOURCE
t_cal = A*p; plot(Rx+1,Ry,'or','LineWidth',3);
N = (sum((A.^2)'))'; hold on
for iter = 1:iterasi plot([xmin+1,xmax],Sy+1,'pr','LineWidt
for i = 1:n h',3);
delta_p(i,:) = A(i,:)*((tdata(i)- hold on
t_cal(i))/N(i,:));
p = p +delta_p(i,:)'; %PLOT JEJAK SINAR
t_cal = A*p; for i = 1:2
end for j = 1:3
end
plot(KS(i,:),KR(j,:),'LineWidth',3)
hold on
end
%%SCRIPT INVERSI TOMOGRAFI ART end
set(gca,'ydir','reverse')
close all
clear all % forslow=zeros(1,1:19);
clc forslow(1,1:6)=vel1;
forslow(1,7:12)=vel2;
% MENENTUKAN BATAS GRAFIK X DAN Y forslow(1,13:19)=vel3;
xmin= 0; xmax= 10; ymin= 0; ymax= 20; Slow= 1./forslow;
Slow2=Slow';
%MENENTUKAN VELOCITY TIAP LAPISAN
vel1= 500; vel2= 1000; vel3= 2500; % MENGHITUNG PANJANG RAYPATH

%MENENTUKAN KOORDINAT RECEIVER DAN pr1= 7/6;


SOURCE pr2= 13/12;
Rx = [xmin xmin xmin]; pr3= 20/19;
Ry = [6 13 ymax]; pr4 = (sqrt((Sx(2)-xmin)^2+(Ry(1)-
Sx = [xmin xmax]; ymin)^2))/6;
Sy = [ymin ymin]; pr5 = (sqrt((Sx(2)-xmin)^2+(Ry(2)-
KS =[1,1;10,1] ; ymin)^2))/12;
KR =[1,6;1,13;1,20]; pr6 = (sqrt((Sx(2)-xmin)^2+(Ry(3)-
ymin)^2))/19;
pr = [ pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6];
% [p,t_cal] =
%MENGHITUNG TIME tomoart(A,tdata,iterasi,pawal)
for i=1:7
time1(i)= pr1.*Slow(i); iter=0; errt=1; errc=1;
end for j=1:6
time1tot = sum(time1); for i= 1:19
for i=1:13 while errc >= 0.1 & errt >=
time2(i)= pr2.*Slow(i); 0.1
end iter = iter+1;
time2tot = sum(time2); for iter = iter
for i=1:19
time3(i)= pr3.*Slow(i); [p,t]=tomoart(B,timeobs,iter,0.3);
end Derrt= abs(timeobs(j)-
time3tot = sum(time3); t(j));
for i=1:7
time4(i)= pr4.*Slow(i); errt=(Derrt/timeobs(j))*100;
end Derrc= abs(Slow(i)-
time4tot = sum(time4); p(i));
for i=1:13
time5(i)= pr5.*Slow(i); errc=(Derrc/Slow(i))*100;
end end
time5tot = sum(time5); end
for i=1:19 end
time6(i)= pr6.*Slow(i); end
end
time6tot = sum(time6); Slow2; p; t;
timeobs = [time1tot
fprintf('Jumlah Iterasi = %g',iter);
time2tot
fprintf('error velocity = %g',errc);
time3tot
fprintf('error Waktu = %g',errt);
time4tot
velart= 1./p;
time5tot
time6tot];
figure(2)
[Xm1 Ym1]=meshgrid(1:10,1:20);
%---------------ART--------------%
grid1 = zeros(20,10);
A= [pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
grid1(1:6,:)= velart(1);
pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
grid1(7:12,:)= velart(8);
pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
grid1(13:20,:)= velart(14);
pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
pcolor(Xm1,Ym1,grid1); shading interp
pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
title('Hasil Inversi ART')
pr1 pr2 pr3 pr4 pr5 pr6
set(gca,'ydir','reverse')
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 pr2 pr3 0 pr5 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6
0 0 pr3 0 0 pr6];

B=A';
% p = slowness hasil art
% t_cal = waktu hasil art
% A= Panjang raypath ke-i pada sel j
% tdata= t observasi
% iterasi = perulangan
% pawal = Slowness awal (tebakan)

Anda mungkin juga menyukai