Manajemen Persediaan
Manajemen Persediaan
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Berdasarkan fungsi
Batch stock
Pipeline/transit inventory
Anticipation stock
Berdasarkan bentuk dan posisi barang
Bahan baku
Bagian produk
Bahan pembantu
Barang setengah jadi
Barang jadi
2
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Berdasarkan sumbernya
Diproduksi sendiri
Dibeli dari luar
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
ketidakpastian
lokasi/jarak
Perbedaan
konsumsi
5
FUNGSI PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan
haruslah sedemikian rupa sehingga produksi dan
operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi dilain pihak
sekaligus harus dijaga agar biaya investasi yang timbul
dari penyediaan barang tersebut seminimal mungkin
TUJUAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAAN
PERSEDIAAN
Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan
Menjaga agar persediaan tidak terlalu besar dan
tidak
terlalu kecil
Dst
9
11
Tingkat permintaan/kebutuhan
Biaya-biaya persediaan
15
BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN
Biaya pemesanan/persiapan
Biaya pengadaan/penyimpanan
biaya modal
biaya gudang
biaya penyusutan, kerusakan
biaya keusangan dan kehilangan
17
@ Rp.12,00= Rp 4.800,00
@ Rp.11,00= Rp 3.300,00
@ Rp.12,00= Rp 1.200,00
Total
11.300,00
1.000 unit
Rp
18
CARA FIFO
Dengan demikian nilai dari persediaan akhir dinilai menurut
harga pembelian barang yang terakhir masuk sebagai berikut :
Pembelian yang terakhir dilakukan pada tanggal. 30 Januari, yaitu :
100 unit
@ Rp. 12,00 = Rp. 1.200,00
Pembelian terakhir sebelumnya adalah tanggal. 24 Januari, yaitu :
200 unit
@ Rp. 11,00 = Rp. 2.200,00
300 unit
= Rp. 3.400,00
Dengan demikian, bilamana persediaan akhir dicatat
menurut harga sebesar Rp. 3.400,00 maka harga pokok
penjualan (Cost of goods sold) nya adalah sebesar Rp. 7.900,00
(Rp. 11.300,- Rp. 3.400,00 ), dan hasil penjualan akan dikurangi
sebesar jumlah tersebut yaitu seharga pembelian harga yang
terdahulu masuk.
19
CARA LIFO
Didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah dijual
dinilai menurut harga barang yang terakhir masuk. Sehingga
persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga
pembelian barang yang terdahulu. Dg. data yang sama, maka
nilai persediaan menjadi:
Harga Pembelian Barang yang terdahulu masuk yaitu tanggal :
1 januari
200 unit
@ Rp. 10,00 = Rp. 2000,00
Pembelian selanjutnya yaitu tanggal :
12 Januari
100 unit
@ Rp. 12,00 = Rp.1.200,00
Total
300 unit
Rp. 3.200,00
Bila persediaan akhir itu dicatat sebesar Rp.3.200,00
maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold) nya menjadi
Rp. 8.100,00 (Rp. 11.300,00-Rp.3.200,00) dan penjualan
dikurangi sebesar jumlah tersebut.
20
RATA-RATA SEDERHANA
Didasarkan atas harga rata-rata, maka
dengan data yang sama dengan di atas, nilai
persediaan dan harga pokoknya menjadi:
Harga rata - rata = (10 + 12 + 11 +12)/4 = 11,25
Maka nilai persediaan = 300 unit x Rp 11,25 = Rp
3.375 dan Harga pokoknya Rp 11.300 - Rp 3.375 =
Rp 7.925
21
RATA-RATA TERTIMBANG
Didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut
dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing
harganya. Dengan data yang sama, maka nilai persediaan sbb:
1 Jan
Persediaan awal
12 Jan Pembelian
24 Jan Pembelian
30 Jan Pembelian
= Rp. 4.800,00
Rp. 11.300,00
22
RATA-RATA BERGERAK
Dalam metode ini, setiap ada barang baru datang, harga
satuan dihitung secara rata-rata tertimbang, demikian
seterusnya.
Tgl
1 Jan
12 Jan
24 Jan
30 Jan
Transaksi
Persed. Awal
Pembelian
Pembelian
Pembelian
Jml.
Barang
200
400
300
100
Harga/unit
10
12
11
12
Harga Total
2.000
4.800
3.300
1.200
Rata-rata
Bergerak
10
11,33
11,22
11,3
23
ADMINISTRASI PERSEDIAAN
Beberapa hal yang penting
Prosedur pembelian, penerimaan,
penyimpanan dan pemakaian
Pembukuan dan Inventarisasi
Pengawasan
24
Bag pembelian
Bag.penerimaan
Bag produksi
Faktur
lap. penerimaan
Copy surat
permintaan pemakaian
26
PENGAWASAN PERSEDIAAN
Pengawasan Fisik
Pengawasan Akuntansi
28
ukur efisiensi
PERPUTARAN PERSEDIAAN
TOR: Rasio antara pengeluaran/penggunaan/penjualan
dan persediaan
Makin tinggi TOR, berarti makin baik
Contoh: Nilai persediaan akhir 2001 US$ 250.000
Nilai pemakaian barang 2001 US$ 200.000
TOR akhir 2001 = Nilai pemakaian 2001
Nilai persediaan akhir 2001
= US$ 200.000
US$ 250.000
= 0.80 kali
30
TINGKAT PERSEDIAAN
Tingkat persediaan = Nilai persediaan ($)
Nilai pemakaian rata-rata
= US$ 250.000
US$ 200.000/12
= 15 bulan (pemakaian)
Maka,
RASIO LAYANAN
Rasio
KEBIJAKAN
PERSEDIAAN
Deddy Supriyadi
35
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERSEDIAAN
1
PEMESANAN
EKONOMIS
(EOQ)
SAFETY STOCK
(PERSEDIAAN PENGAMAN)
REORDER POINT
(TITIK PEMESANAN KEMBALI)
PERSEDIAAN
MAXIMUM
36
DILAKUKAN 1 KALI
PESAN
DILAKUKAN 12
KALI PESAN
2 kali
3 kali
4kali
5kali
6kali
12.000
6.000
4.000
3.000
2.400
2.000
Rp12.000
6.000
4.000
3.000
2.400
2.000
Rp 6.000
3.000
2.000
1.500
1.200
1.000
Biaya pemesanan
Rp
100
200
300
400
500
600
Rp 1.200
600
400
300
240
200
Rp 1.300
800
700
700
740
800
38
Biaya Pemesanan
Merupakan biaya-biaya yg timbul sebagai
akibat memesan barang, meliputi, al :
Biaya persiapan pemesanan
Penyelenggaraan tender
Penyiapan kontrak
Membuka L/C
Pengiriman barang
Pemeriksaan barang
Dll
39
Biaya Penyimpanan
Merupakan biaya-biaya yang timbul akibat
menyimpan barang sebagai persediaan
meliputi, al:
Biaya sewa gudang
Biaya pemeliharaan barang
Biaya asuransi
Biaya penyusutan
Biaya resiko kehilangan
Cost of capital
40
N = 2AP/RC
N=JML PEMESANAN EKONOMIS (EOQ)
A= JUMLAH KEBUTUHAN/TAHUN
P= BIAYA SEKALI PESAN
R=HARGA
C=CARRYING COST (%)
MAKA EOQ :
EOQ = 2 X 12.000 x Rp 100/1X0.2
= 3464 UNIT
EOF =
12.000 = 3,4 Kali
3.464
EOV = 3.464 x Rp 1 = Rp 3.464
41
N = 2AP/RC
A= JUMLAH KEBUTUHAN/TAHUN
P= BIAYA SEKALI PESAN
R=HARGA
C=CARRYING COST (%)
PERSEDIAAN PENYELAMAT
(SAFETY STOCK)
PENGGUNAAN
BAHAN YANG
BERLEBIH ATAU
MELEBIHI BIASANYA
ADANYA
KETERLAMBATAN
PENGIRIMAN BAHAN
43
SAFTEY STOCK
YANG BANYAK
SAFTEY STOCK
YANG SEDIKIT
BIAYA SIMPAN
TINGGI
TERJAMINNYA
PROSES
PRODUKSI
BIAYA SIMPAN
RENDAH
PROSES PRODUKSI
KURANG TERJAMIN
TINGKAT OPTIMAL
SAFETY STOCK
44
(60-57)
45
(9-9)
46
TERDAPAT DUA
METODE DALAM
MENENTUKAN
BESARNYA
PERSEDIAAN
PENYELAMAT
(SAFETY STOCK)
LEVEL OF SERVICE
47
48
49
BANYAKNYA
PENGGUNAAN
(DALAM KALI)
PROBABILITAS PENGGUNAAN
150
3/100
= 0.03
200
4/100
= 0.04
250
6/100
= 0.06
300
68
68/100
= 0.68
350
9/100
= 0.09
400
7/100
= 0.07
450
3/100
= 0.03
JUMLAH
100 KALI
JUMLAH
100%
DARI TABEL 1:
(STOCK OUT)
SAFETY
STOCK
KEMUNGKINAN TERJADINYA
STOCK OUT
50
100
150
50 x0.09xRp50x5 = Rp 1.125
100x0.07xRp50x5 = Rp 1.750
150x0.03xRp50x5 = Rp 1.125
TC SOC
Rp 4.000
50
50
100
50x0.07xRp50x5 = Rp
100x0.03xRp50x5 = Rp
875
750
Rp1.625
100
50
50x0.03xRp50x5 = Rp
375
Rp 375
150
52
JUMLAH SAFETY
STOCK
BIAYA SIMPAN
50
50 UNIT X Rp 10 = Rp 500
100
150
53
BIAYA STOCK
OUT
BIAYA SIMPAN
TC
Rp 4.000
Rp 4.000
50
Rp 1.625
Rp 500
Rp 2.125
100
Rp
375
Rp 1.000
Rp 1.375
Rp 1.500
Rp 1.500
150
Rp
REORDER POINT
PADA KASUS TERDAHULU, DIKETAHUI BAHWA LEAD TIME RATARATA ADALAH 10 HARI, DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU RATARATA 50 UNIT, DENGAN SS = 339, MAKA PEMESANAN KEMBALI
SEBAIKNYA DILAKUKAN PADA SAAT PERSEDIAAN MENCAPAI
(50X10) + 339 = 839 UNIT.
55
PERSEDIAAN MAXIMUM
ADALAH
PERSEDIAAN
MAX = EOQ + SS
SUATU BAHAN
BAKU 700 DAN SS ADALAH 100 MAKA
PERSEDIAAN MAX = 800
56
SUB
GROUP 2
SUB
GROUP 3
64
28
100
35
62
30
15
45
60
38
58
49
98
40
28
PENGGUNAAN BARANG
SELAMA 15 MINGGU
TERAKHIR
SUB GROUP
1
SUB GROUP
2
10
13
12
13
10
11
58
PEMECAHANNYA :
MENGHITUNG RATA-RATA
PENGGUNAAN (D):
MENGHITUNG RATA-RATA
LEAD TIME (L) :
750
D= --------------- = 50 UNIT
15
100
L = --------------- = 10 MINGGU
10
------------------------------ = 63
3
D = 63 X 0.43 = 27.UNIT
59
U = L ( D) 2 + ( D ) 2 ( L) 2
10 (27)
+ (50) 2 (3) 2
= 173 UNIT
PERSEDIAAN MAXIMUM
61
FN
0.94
0.59
0.49
0.43
0.39
0.37
0.34
0.33
10
0.32
62
50
60
0.25
70
0.52
75
0.67
80
0.84
85
1.04
90
1.28
95
1.64
97.5
1.96
99.0
2.33
99.5
2.58
99.9
3.10
63
64
Sistem Produksi
MANAJEMEN
MASUKAN
PROSES
KELUARAN
65
Definisi
Sistem pengendali persediaan yang
memungkinkan bagian manufaktur dan
pembelian memesan barang dalam jumlah dan
waktu yang tepat untuk mendukung jadual
induk. Dalam sistem ini dilakukan pemesananpemesanan dengan pengaturan waktu yang
tepat untuk mengendalikan persediaan bahan
baku, atau barang dalam proses.
66
Prinsip MRP
Penentuan persediaan dengan prinsip pemesanan komponen yang tepat,
Pemesanan dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat
67
Masukan
Daftar Material
Data Persediaan
Jadual Induk Produksi
Keluaran
Proses MRP
Jadual Pemesanan
68
Contoh MRP
Daun Meja
Kaki
Palang Panjang
Palang Pendek
69
Rakitan Kaki
(1)
Palang Pendek
(2)
Palang Panjang
(2)
Daun Meja
(1)
Kaki
(4)
70
Pekan
Merakit Meja
Merakit Kaki
Membuat Kaki
2
71
PEKAN
MEJA
72