Anda di halaman 1dari 1

Sajak kepada Tuhan

Entahlah, pada siapa kini aku harus bercerita.


Bercerita tentang perasaanku yang semakin pilu.
Apakah hanya kepada Tuhan?
Apakah hanya kepada Tuhan?
Jika iya, Tuhan aku kesepian, aku hampa, aku tersakiti oleh orang yang aku
sayangi dan yang bilang menyayangiku.
Tuhan, kenapa Kau tak bicara padaku?
Kenapa Kau tak memberiku suatu tanda sehingga aku mengerti bahwa ini semua
akan menyakitiku.
Kenapa Kau tak memberi tahuku apa yang harus aku lakukan?.
Ataukah Tuhan, aku terlalu buta sehinnga tak mampu melihat tanda yang telah
kau berikan itu?
Ataukah Tuhan, apakah perasaan terlalu menguasai relung hatiku sehingga aku
tak mampu melihat kuasaMu itu?
Ataukah Tuhan, nafsu telah menguasai jiwaku sehingga akupun mengabaikan
bisikan nurani yang telah Kau hembuskan di dalam kalbuku?
Jika iya, Apa yang kini harus aku lakukan Tuhan?
Aku merasa telah terlalu jauh tersesat.
Aku merasa hatiku telah terlalu jauh terbenam kedalam rasa yang menhitamkan
sebagian kehidupanku.
Aku merasa telah terlampau jauh mengabaikan pesan-pesan yang kau
sampaikan kepadaku lewat angin malam saat kita berbicara.
Apakah aku masih bisa kembali Tuhan?
Apakah aku masih bisa kembali dari ketersesatan yang terlampau jauh
membawaku?
Bicaralah kepadaku Tuhan.
Bicaralah kepadaku, lagi.
Tak maukah Kau berbicara kepadaku lagi? Seperti saat ketika aku tengah dekat
dengan Mu dulu?
Saat kita masih sering bercengkrama ketika yang lain sudah tak mampu bicara.
Ataukah, ataukah aku sudah tak lagi bisa kembali Tuhan?ke tempat dimana saat
aku belum mengerti apa itu cinta?
Ataukah aku harus mencari lagi jalan ke tempat yang baru Tuhan? Tempat
dimana aku menghidupkan kembali cahaya baru yang sempat meredup di
dalamkegelapan?
Jika iya,dimana tempat itu Tuhan?
Maukah Kau menunjukkan jalan itu kepadaku? Bersediakah Kau membimbingku
kembali?

Anda mungkin juga menyukai