0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
85 tayangan1 halaman
Sajak ini berisi ungkapan seseorang yang sedang merasa kesepian, tersakiti, dan tersesat. Ia bertanya kepada Tuhan mengapa tidak mendapat petunjuk dan bimbingan. Ia merasa telah terlalu jauh tersesat dan mengabaikan pesan-pesan Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan untuk kembali memberi bimbingan dan menunjukkan jalan agar bisa kembali ke jalan yang benar.
Sajak ini berisi ungkapan seseorang yang sedang merasa kesepian, tersakiti, dan tersesat. Ia bertanya kepada Tuhan mengapa tidak mendapat petunjuk dan bimbingan. Ia merasa telah terlalu jauh tersesat dan mengabaikan pesan-pesan Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan untuk kembali memberi bimbingan dan menunjukkan jalan agar bisa kembali ke jalan yang benar.
Sajak ini berisi ungkapan seseorang yang sedang merasa kesepian, tersakiti, dan tersesat. Ia bertanya kepada Tuhan mengapa tidak mendapat petunjuk dan bimbingan. Ia merasa telah terlalu jauh tersesat dan mengabaikan pesan-pesan Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan untuk kembali memberi bimbingan dan menunjukkan jalan agar bisa kembali ke jalan yang benar.
Bercerita tentang perasaanku yang semakin pilu. Apakah hanya kepada Tuhan? Apakah hanya kepada Tuhan? Jika iya, Tuhan aku kesepian, aku hampa, aku tersakiti oleh orang yang aku sayangi dan yang bilang menyayangiku. Tuhan, kenapa Kau tak bicara padaku? Kenapa Kau tak memberiku suatu tanda sehingga aku mengerti bahwa ini semua akan menyakitiku. Kenapa Kau tak memberi tahuku apa yang harus aku lakukan?. Ataukah Tuhan, aku terlalu buta sehinnga tak mampu melihat tanda yang telah kau berikan itu? Ataukah Tuhan, apakah perasaan terlalu menguasai relung hatiku sehingga aku tak mampu melihat kuasaMu itu? Ataukah Tuhan, nafsu telah menguasai jiwaku sehingga akupun mengabaikan bisikan nurani yang telah Kau hembuskan di dalam kalbuku? Jika iya, Apa yang kini harus aku lakukan Tuhan? Aku merasa telah terlalu jauh tersesat. Aku merasa hatiku telah terlalu jauh terbenam kedalam rasa yang menhitamkan sebagian kehidupanku. Aku merasa telah terlampau jauh mengabaikan pesan-pesan yang kau sampaikan kepadaku lewat angin malam saat kita berbicara. Apakah aku masih bisa kembali Tuhan? Apakah aku masih bisa kembali dari ketersesatan yang terlampau jauh membawaku? Bicaralah kepadaku Tuhan. Bicaralah kepadaku, lagi. Tak maukah Kau berbicara kepadaku lagi? Seperti saat ketika aku tengah dekat dengan Mu dulu? Saat kita masih sering bercengkrama ketika yang lain sudah tak mampu bicara. Ataukah, ataukah aku sudah tak lagi bisa kembali Tuhan?ke tempat dimana saat aku belum mengerti apa itu cinta? Ataukah aku harus mencari lagi jalan ke tempat yang baru Tuhan? Tempat dimana aku menghidupkan kembali cahaya baru yang sempat meredup di dalamkegelapan? Jika iya,dimana tempat itu Tuhan? Maukah Kau menunjukkan jalan itu kepadaku? Bersediakah Kau membimbingku kembali?