Anda di halaman 1dari 4

Kupas Tuntas Tentang Silabus (cara membuat silabus)

8:57 AM

doni

No comments

Kupas Tuntas Tentang Silabus

Kupas Tuntas Tentang Silabus (cara membuat silabus) - Dalam dunia pendidikan, dikenal
istilah silabus. Silabus boleh dikatakan sebagai rancangan materi belajar yang disusun oleh
setiap guru mata pelajaran. Namun, menyusun silabus sering dianggap sebagai pekerjaan yang
sangat sulit. Bahkan, wujudnya pun sukar dibayangkan. Kesulitan ini biasanya dihadapi oleh
guru-guru pemula maupun mahasiswa jurusan keguruan. Materi penyusunan silabus
sebenarnya diberikan pada materi kuliah untuk pengembangan kurikulum. Namun, masih ada
yang kesulitan saat menyusun silabus yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Lantas,
apakah yang dimaksud dengan silabus?
Pengertian Silabus
Silabus merupakan daftar rancangan yang fokus terhadap apa yang harus dipelajari serta
penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten. Jadi, jika seorang pengajar akan
memberikan materi pembelajaran, ia harus mempersiapkan silabus agar alur pengajaran peserta
didik dapat diketahui secara jelas dan pasti. Silabus pun menentukan kemampuan yang harus
dicapai siswa dari materi yang diberikan.
Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses, silabus
merupakan acuan pengembangan RPP yang memuat identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi atau tema pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, serta sumber belajar.
Perkembangan Silabus Baru
Dalam perkembangannya, silabus mengharuskan adanya unsur pendidikan karakter serta
direncanakan untuk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yang harus ditanamkan pada setiap
siswa. Mengapa harus nilai-nilai perilaku? Jawabannya tentu saja karena karakter berarti nilainilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, konstitusi atau
hukum, adat istiadat, serta estetika.Koesoema (2007) dalam bukunya, Pedidikan Karakter,
menyatakan bahwa karakter dianggap sama dengan kepribadian. Sebaliknya, kepribadian
dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang
berasal dari bentukan-bentukan yang ia terima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa
keil, serta bawaan sejak lahir.

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem penanaman nilai-nilai perilaku atau karakter pada
warga sekolah, yang meliputi pengetahuan, kemauan serta kesadaran, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, serta bangsa
sehingga ia dapat menjadi insan yang sempurna atau kamil.
Lantas, apa hubungan pendidikan karakter dengan penyusunan silabus? Karena pendidikan
karakter atau penanaman nilai-nilai itu semakin diperjelas pada bagian isi silabus. Seperti yang
telah diungkapkan Koesoema mengenai kesamaan makna karakter dan kepribadian, pendidikan
karakter pun boleh dikatakan hampir sama dengan mengajarkan kepribadian.
Langkah-Langkah Menyusun Silabus
Berikut ini merupakan langkah-langkah penyusunan silabus yang bisa mempermudah Anda
dalam pengerjaannya.
Petakan atau tentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Memilih dan menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan
acuan sumber belajar.
Merancang kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang telah
banyak dipakai. Kemudian, Anda harus membuat proses belajar menjadi semakin menarik guna
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Agar lebih mudah merancang penilaian, Anda harus menentukan indikator pencapaian.
Susunlah penilaian dengan menyertakan teknik yang digunakan, bentuk instrumen, serta
memberikan contoh soal.
Mengalokasikan waktu kegiatan belajar mengajar sesuai materi yang akan disampaikan.
Sertakan atau cantumkan sumber belajar berupa buku, CD, kaset, maupun website.
Menentukan nilai karakter yang harus ditanamkan pada siswa melalui materi yang diberikan.
Manfaat Silabus
Meski sudah dijelas secara sekilas di prolog artikel ini bahwa manfaat silabus agar pembelajaran
yang berlangsung lebih terarah sehingga menjadi jelas dan pasti. Namun tak hanya itu saja
manfaat silabus. Ada banyak manfaat silabus:
Pedoman pengembangan pembelajaran, seperti untuk pembuatan rencana pembelajaran,
untuk pembuatan pengelolaan aktivitas atau kegiatan pembelajaran, dan pengembangan dalam
sistem penilaian
Sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, seperti penyusunan rencana
pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
Pedoman perencanaan pengelolaan kegiatan belajar, baik pengelolaan kegiatan belajar yang
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil maupun pembelajaran yang dilakukan secara
individual.
Pedoman untuk pengembangan sistem penilaian. Ini memang menjadi salah satu peran utama
silabus. Ia menjdai pengembang sistem penilaian, jika berbasis kompetensi maka sisem
penilaian yang dilakukan harus mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan
pembelajaran yang termuat di dalam silabus.
Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus dibuat tak lepas dari rangkaian produk untuk pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. Karena di dalamnya terdapat garis-garis besar materi yang bakal diajarkan. Maka
dalam pengembangannya, silabus memiliki empat prinsip:

1. Ilmiah
Maksud ilmiah bukanlah bahasa yang digunakan di dalam silabus harus bercorak ilmiah.
Maksud ilmiah adalah, bahwa materi pelajaran yang dicantumkan di dalam silabus mesti
memenuhi kriteria ilmiah. Makanya, di dalam penyusunan silabus diikutsertakan para pakar
bidang keilmuan masing-masin bidang studi.
2. Berdasarkan Kebutuhan Siswa
Dalam menyusun silabus sangat diharuskan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik
dan psikologis siswa. Makanya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan materi penyajian
mesti disesuaikan dengan kondisi siswa. Artinya, materi ajar yang dicantumkan di dalam silabus
memang sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Sistematis
Penyusunan silabus mesti dilakukan dengan sistematis. Pasalnya, materi ajar yang dicantumkan
di dalam silabus umumnya saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Sudah jamak diketauhi
dalam penyusunan silabus kerap dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem atau
langkah-langkah pemecahan masalah. Makanya, di dalam silabus ada komponen pokok yang
terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi ajar.
4. Memiliki Relevansi, Konsistensi dan Kesesuaian
Sudah menjadi kesepakatan yang dicantumkan dalam peraturan Depdiknas 2004, dalam
penyusunan silabus harus memiliki kesesuaian, keterkaitan dan konsistensi yang sesuai antara
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, pengalaman belajar siswa, sistem
penilaian dan sumber bahan ajar.
Silabus dan Kisi-Kisi Penilaian
Di dalam Depdiknas dijelaskan bahwa silabus dan sistem penilaian mesti disusun sesuai dengan
prinsip yang orientasinya untuk pencapaian kompetensi. Makanya, silabus dan sistem penilaian
dalam suatu mata pelajaran mesti diprogram atau disusun selaras dengan kebutuhan sekolah.
Inilah yang menjadi pedoman utama setiap guru.
Dengan pedoman tersebut, guru bisa mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian
seluruh komponen yang diharapkan dapat mengubah perilaku siswa. Karena hakikat belajar
adalah dapat mengubah perilaku orang yang belajar.
Pada titik inilah, guru bisa mengidentifikasi siswanya, apakah memiliki kemajuan belajar siswa.
Sehingga guru bisa menemukan jenis kesulitan belajar siswa dan segera mencari solusinya.
Dengan silabus dan sistem penilaian guru bisa melihat ada tindakan umpan balik atau tidak dari
materi yang diajarkan.
Ketika Silabus dan RPP Hanya Sekedar Perangkat
Sejatinya, silabus dan kisi-kisi penilaian memiliki hubungan yang sangat erat. Karena bisa
membuat guru menjadi termotivasi di dalam mengajar sehingga pendidikan yang dilakukan
benar-benar berorientasi pada kompetensi.
Hanya saja, tinggal kemauan para guru untuk memerankan apa yang tertuang di dalam silabus
beserta kisi-kisi penilaian. Bila dilihat dari perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tampak sekali apa yang ingin dicapai akan berhasil.
Namun ketika terjun dan melihat ke lapangan, apa yang ditulis ternyata sangat tidak sesuai.
Guru mengajar, kebanyakan, tidak mengarah kepada silabus. Ia mengajar sesuai dengan
keinginannya. Penilaian terhadap siswa pun jarang dilakukan. Kesannya guru hanya hadir untuk
berdiri di kelas dan menjelaskan sekedar memenuhi jam mengajarnya saja.
Inilah yang membuat betapa ironinya pendidikan di negeri ini. Guru mengajar tak mengikuti
rambu-rambu yang ditetapkannya sendiri. Padahal, jika benar ia membuat RPP sesuai dengan

silabus, maka tak ada keraguan lagi saat siswa mengerjakan soal Ujian Nasional (UN). Karena
sudah dapat diprediksikan keberhasilan siswa tak perlu diragukan lagi.
Bukan tidak mungkin, kecurangan terjadi di dalam dunia pendidikan ketika pelaksanaan Ujian
Nasional tak lepas dari kesalahan guru yang mengajar tidak mengacu kepada Silabus dan RPP.
Sehingga mau tidak mau, guru pun ikut terlibat dari kecurangan saat Ujian Nasional (UN)
dilaksanakan. Sehingga tidak ada lagi integritas seorang guru di dalam mendidik.
Proses ini sejatinya bisa diatasi, jika guru dalam menyusun RPP yang merujuk kepada silabus
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Jika membutuhkan alat, maka guru
mengusahakannya dengan cara sederhana, namun tak lepas dari rujukan RPP dan Silabus.
Namun jika guru langsung menyerah ketika ada kesulitan dalam menyempurnakan
pembelajaran agar siswa bisa memahami materi, maka inilah yang menjadi masalah baru. Inilah
yang membuat guru dalam proses mengajarnya hanya berdiri di kelas dan menjelaskan
sekedarnya saja. Selalu menjadi alasannya, ketidakadaan alat pendukung untuk pencapaian
target pembelajaran yang telah disusunnya di dalam RPP yang merujuk kepada silabus.

Anda mungkin juga menyukai