Askep Ca. Laring
Askep Ca. Laring
DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
NIM 010030170 B
LEMBAR PENGESAHAN
Subhan
NIM. 010030170 B
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
NIP
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KARSINOMA LARING
A. Pengertian
Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor
pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor
pada korda vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).
B. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok,
bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.
Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala
dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas
pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan
pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila
kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor
supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara
sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
C. Gambaran klinik
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh
walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan
subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik
seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut.
Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak
napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak
napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat
beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat
berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai
pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan
kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.
Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala
disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila
dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih
dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa
atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.
D. Stadium
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan
metastasis jauh ( M ).
Stadium : I
: T1 No Mo
II
: T2 No Mo
E. Diagnostic studies
Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat
menunjukkan tumor dengan jelas.Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat
pada gambar.Sinar X dada,scan tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan
metastase. Darah lengkap, dapat menyatakan anemi yang merupakan masalah
umum. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan
pembuluh darah dan pembuluh limfe., Kemudian laring diperiksa dengan
anestesi umum dan dilakukan biopsi pada tumor.Gigi yang berlubang, sebaiknya
Medical Managament
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan
laring
(Laringektomi).Pengobatan
dipilih
berdasar
dapat
sembuh
sempurna
dengan
radioterapi
serta
dapat
suara
dan
trakeotomi
sementara
yang
di
lakukan
untuk
4.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya
kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan
kerja dan keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.
HIGIENE
Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.
NEUROSENSORI
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau
menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik).
Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.
terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada
orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak
dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher,
dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan).
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.
PERNAPASAN
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru
kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal.
Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.
KEAMANAN
Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau
radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran.
Tanda : Massa atau pembesaran nodul.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam
interaksi sosial.
Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk
bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat dalam
rehabilitasi.
2.
3.
Jika
akan
dilakukan
laringektomi
horizontal
atau
supraglotik
data
kurang
kerjasama
dan
menolak
untuk
2.
3.
POST OPERASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TUJUAN PEMULANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
I.
2.
3.
4.
5.
Hisap selang laringektomi atau trakeotomi, oral dan rongga nasal. Catat
jumlah, warna dan konsistensi sekret. Rasional
mencegah sekresi
6.
7.
KOLABORASI
8.
9.
Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, foto dada. Rasional pengumpulan
sekret atau adanya ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia yang
memerlukan tindakan terapi lebih agresif.
data
:Ketidakmampuan
berbicara,
perubahan
pada
karakteristik suara.
Goal : Komunikasi klien akan efektif .
Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode
berbicara yang tepat setelah sembuh.
Rencana tindakan :
Mandiri
1.
2.
dan
penglihatan.Rasional
adanya
masalah
lain
4.
5.
6.
7.
8.
KOLABORASI
10. Konsul dengan anggota tim kesehatan yang tepat atau terapis atau agen
rehabilitasi (contoh patologis wicara, pelayanan sosial, kelompok
laringektomi) selama rehabilitasi dasar dirumah sakit sesuai sumber
komunikasi (bila ada). Rasional Kemampuan untuk menggunakan
pilihan suara dan metode bicara (contoh bicara esofageal) sangat
bervariasi, tergantung pada luasnya prosedur pembedahan, usia pasien,
dan motivasi untuk kembali ke hidup aktif. Waktu rehabilitasi
memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber dukungan untuk
proses belajar.
Kaji warna kulit, suhu dan pengisian kapiler pada area operasi dan
tandur kulit.Rasional kulit harus berwarna merah muda atau mirip
dengan warna kulit sekitarnya. Sianosis dan pengisian lambat dapat
3.
Lindungi lembaran kulit dan jahitan dari tegangan atau tekanan. Berkan
bantal atau gulungan dan anjurkan pasien untuk menyokong kepala atau
leher selama aktivitas. Rasional tekanan dari selang dan plester
trakeostomi atau tegangan pada jahitan dapat menggangu sirkulasi atau
menyebabkan cedera jaringan.
4.
5.
6.
7.
8.
Bersihka sekitar stoma dan selang bila dipasang serta hindari sabun dan
alkohol.Tunjukkan pada pasien bagaimana melakukan perawatan stoma
atau selang sendiri dalam membersihkan dengan air bersih dan
peroksida, menggunakan kain bukan tisu atau katun. Rasional
mempertahankan
area
bersih
meningkatkan
penyembuhan
dan
IV.
V. Nyeri
akut
berhubungan
dengan
insisi
bedah,
pembengkakan
Sokong
kepala
dan
leher
dengan
bantal.Tunjukkan
pada
Kurang
sokongan
meningkatkan
ketidaknyamanan
dan
3.
4.
5.
6.
dampak
psikologi
pembedahan
sesuai
dengan
kondisi
2.
3.
5.
1.
2.
3.
4.
dapat
mengakibatkan
penurunan
harga
diri
dan
mereka
dalam
emosi
mereka.
Tujuannya
adalah
DAFTAR PUSTAKA
Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman
Diagnosis Dan Terapi Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetom FK
Unair, Surabaya.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit
THT. FKUI : Jakarta.