Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERATURAN TENTANG STUDY KELAYAKAN TAMBANG

Tugas Mata Kuliah


Lingkungan Tambang

Oleh:
MARDHATILLAH AULIA
1203146 / 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBNGAN (S1)


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan ridho serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul MAKALAH PERATURAN TENTANG STUDY
KELAYAKAN TAMBANG. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Lingkungan Tambang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan
yang penulis miliki. Namun demikian, dengan segala kemampuan yang ada dan
dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, uluran tangan, maupun
bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terwujud, untuk itu pada
kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs.Yunasril, M.Si selaku dosen Mata Kuliah Lingkungan Tambang,temanteman yang telah bersama-sama serta semua membantu dalampenyelesaikan
makalah ini.
Semoga semua bantuan yang diberikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
setimpal. Amin ya rabbalalamin.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.

Padang, 4 Juni 2013


Penulis

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................
.................... i
DAFTAR ISI
....................................................................................
.............. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah.........................................................1
B. Rumusan Makalah........................................................................2
C. Batasan Makalah..........................................................................2
D. Tujuan Penulisan Makalah............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dari study kelayakan.................................................3
B. Fungsi dan tujuan study kelayakan
....................................................................................................
4C. Peraturan Mengenai Study Kelayakan Tambang...........................................
5
D. Manfaat Study Kelayakan ..............................................................................11
E. Faktor faktor dilakukannya Study Kelayakan ............................................ 11
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan
....................................................................................................
13
B. Saran
....................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan yang
melimpah ruah, baik itu berupa hasil hutan maupun hasil tambang yang berupa
bijih,

minyak

bumi,

maupun

mineral

yang

salah

satunya

adalah

batubara,emas,bauksit,tembaga dan hasil tambang lainnya. Study kelayakan


merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalan usaha pertambangan.
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan
secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang
diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi. Studi
kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi
ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti aspek sosial, budaya,
hukum, dan lingkungan.
Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau
tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan masih banyak fungsi lainnya.
Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam
melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol
keselamatan dan kesehatan kerja, dan kontrol pengendalian aspek lingkungan.

Dalam kegiatan usaha pertambangan kegiatan studi kelayakan dilakukan setelah


kegiatan eksplorasi. Kagiatan eksplorasi bertujuan untuk menemukan endapan
atau bahan galian tambang. Mengingat penting studi kelayakan dalam dunia
pertambangan maka studi kelayakan yang dilakukan diatur dalam banyak
peraturan seperti peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan daerah.

1.
B.

Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan study kelayakan ?


2) Apa fungsi dan tujuan dari study kelayakan pada pertambangan ?
3) Peraturan peraturan tentang study kelayakan ?
4) Apa manfaat study kelayakan ?
5) Faktor faktordilakukannya study kelayakan ?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat untuk membatasi dan menjamin pembahasan
masalah agar tidak menyimpang dari tema yang sudah ditetukan. Adapun batasan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui dan memahami pengertian study kelayakan


Mengetahui dan memahami fungsi dan tujuan dari study kelayakan
Mengetahui dan memahami peraturan tentang study kelayakan
Mengetahui dan memahami manfaat study kelayakan

D. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa atau mahasiswi
dapat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan study kelayakan Dan juga
memahami fungsi dan tujuan dari study kelayakan pada Kontak Kerja (KK) yang

diberikan kuasa oleh Pemerintah, sehingga pada perusahaan tersebut memiliki


peraturan peraturan dan tahap tahap proses pertambangannya.

2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Study Kelayakan
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan
secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang
diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi.
Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus
dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya
apabila dipahami secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang
berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan
investor atau perbankan.
Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan
kertas yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambargambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen
dalam mengambil keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut layak
untuk dilanjutkan atau tidak. Hal lain yang harus dipahami adalah, studi
kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi
ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti aspek sosial, budaya,
hukum, dan lingkungan.

B. Fungsi dan Tujuan Study Kelayakan


Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau
tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat
kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:
a) Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik
acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
3.
b) Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
c) Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga
apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi
atau dicarikan jalan keluarnya.
d)

Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam


melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol
keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan,dan lain
lain.
Dengan aspek sebagai berikut :
a. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan,
transportasi,dll
b. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu
dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.
c. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan
petrografi.
d. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian,
perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.
e. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
f. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
g. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
h. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah
buangan, perumahan, dll

i. Karyawan : tenaga kerja dan staff


j. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga
kontrak jangka panjang, lahan pengganti, dll
k. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung tidak
langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan, dll
l. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan SDA

4.
Tahap tahap dari Study Kelayakan antara lain
1. Tahap perencanaan tambang
2. Tolak ukur tata lingkungan
3. Tolak ukur keekonomian
4. Rancangan tolak ukur ultimate (penggalian, penimbunan)
5. Rancangan Tambang Sektoral
6. Rencana Investasi
7. Rencana Pemasaran

C. Peraturan Mengenai Study Kelayakan Tambang


1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59
TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI
Bagian Keempat Pasal 15 Ayat 1 sampai 4
1) Pemegang

IUP

dapat

melakukan

Studi

Kelayakan

setelah

menyelesaikan Eksplorasi dan menyampaikan laporan Eksplorasi rinci


kepada

Menteri,

gubernur

atau

bupati/walikota

sesuai

dengan

kewenangannya.
2) Dalam hal Eksplorasi dilakukan oleh Menteri, Badan Usaha
dapat langsung melakukan studi kelayakan setelah mendapatkan IUP
3) Badan Usaha wajib melakukan Studi Kelayakan sesuai dengan kaidah

teknik pertambangan yang baik dan benar serta standarStudi Kelayakan


Panas Bumi.
4) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi studi:
a) penentuan cadangan layak tambang di seluruh Wilayah Kerja;
b) penerapan teknologi yang tepat untuk Eksploitasi dan penangkapan
uap dari sumur produksi;
c) lokasi sumur produksi;
d) rancangan sumur produksi dan injeksi;
e) rancangan pemipaan sumur produksi
f) perencanaan kapasitas produksi jangka pendek dan jangka panjang;
5.
g) sistim pembangkit tenaga listrik.
h) upaya konservasi dan kesinambungan sumber daya Panas Bumi;
i)rencana keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan lingkungan
dan teknis pertambangan Panas Bumi;
j)rencana pasca tambang sementara.
2. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR

TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN PERIZINAN

KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM


DAN BATUAN
Paragraf 3 Pasal 40 sampai Pasal 43
Pasal 40
1) Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat, pemegang
IUP

Eksplorasi dapat melakukan

tahapan kegiatan

studi kelayakan pada

sebagian atau seluruh WIUP nya setelah menyampaikan dan disetujuinya laporan
eksplorasi lengkap,

laporan RKAB dan RKTTL tahap studi kelayakan oleh

pemberi izin.
2) RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
a. Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh.
b. Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.

c. Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail


untuk meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik,
geohidrologi, sampling, analisa contoh, pemboran detail,evaluasi
sumberdaya dan cadangan, pengambilan contoh ruah, studi dan atau
percobaan pengolahan, studi kelayakan, studi amdal
d. Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan;

6.
Pasal 41
1)

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya


melakukan evaluasi terhadap Laporan Eksplorasi Lengkap, laporan RKAB dan
RKTTL sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (2) dan (3), dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.

2)

Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
laporan tidak ada tanggapan atas Laporan Eksplorasi Lengkap, RKAB dan
RKTTL

sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh pemberi izin, maka laporan

tersebut dianggap memadai dan pemegang IUP dapat melanjutkan kegiatan ke


tahap studi kelayakan. Pasal 42
1)

Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi
kelayakan pada sebagian/seluruh WIUP nya, atau

dalam jangka waktu paling

lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa berlakunya IUP


Eksplorasi,

wajib menyampaikan laporan studi kelayakan dan laporan studi

AMDAL, Laporan Rencana Reklamasi, Laporan Rencana Penutupan tambang,


untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan dari Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau instansi yang berwenang,
2)

Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

3) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada pemerintah provinsi.
Pasal 43
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus
menerbitkan

surat persetujuan

hasil

evaluasi Laporan

Studi Kelayakan,

AMDAL, Rencana Reklamasi, Rencana Penutupan Tambang, yang disampaikan


pemegang IUP Eksplorasi dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)
hari kerja sejak laporan dinyatakan lengkap dan benar.
7.
3. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR

TAHUN

2011

TENTANG

PEDOMAN

PERIZINAN

KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN


BATUBARA
Paragraf 3 Pasal 50 sampai Pasal 52
Pasal 50
1) Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap kegiatan eksplorasi,
atau pada setiap saat, pemegang IUP/IUPK

Eksplorasi

mineral logam atau

batubara dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan pada sebagian atau
seluruh WIUP/WIUPK-nya setelah menyampaikan dan disetujuinya laporan
eksplorasi lengkap dan laporan RKAB tahap studi kelayakan oleh pemberi izin.
2)

Kegiatan tahap studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
antara lain: in fill drilling, pembuatan terowongan eksplorasi, uji metalurgi
dan/atau pengolahan, studi geotekenik, geohidrologi, studi kelayakan, studi
AMDAL uji penambangan dan peralatan tambang, perhitungan cadangan dan
perencanaan tambang.

3)

RKAB studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh;
b. realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan;

c. rencana kegiatan pada tahap studi kelayakan;


d. rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan; dan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan.
Pasal 51
1) Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap
kegiatan studi kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya,
atau dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal
berakhir
8.
masa berlakunya IUP/IUPK Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi
kelayakan

termasuk laporan

studi AMDAL, untuk dipresentasikan dan

mendapat persetujuan dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai


kewenangannya atau instansi yang berwenang.
2) Laporan kegiatan studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup antara lain informasi mengenai:
a)

hasil penyelidikan geologi yang mendalam dan pembuktian endapan-

endapan bijih dalam WIUP/WIUPK termasuk cadangan-cadangan bijih


atau batubara yang terukur, terunjuk, dan terkira sepanjang diperlukan
bagi kelayakan ekonomis daripada pengusahaan untuk dipertimbangkan
dan pengujian-pengujian serta pengambilan contoh endapan-endapan
yang bernilai tersebut sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui;
b)

hasil pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk

kegiatan operasi produksi yang termasuk dalam pengusahaan berikut


penyiapan peta-peta dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
mengenai lokasi-lokasi tersebut;
c)

hasil studi kelayakan teknis dan ekonomis mengenai penambangan,

pengangkutan, pemuatan dan pengapalan bijih/batubara, konsentratkonsentrat dan hasil dalam bentuk lain dari WIUP/WIUPK, termasuk
penyelidikan teknis tentang kemungkinan lokasi pelabuhan, jalan-jalan

penghubung dari tambang ke pelabuhan sungai dan cara pengangkutan


lain yang cocok;
d) hasil penyelidikan tentang setiap kemungkinan pengaruh pengangkutan
dengan menggunakan tongkang atau kapal;
e)

hasil penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang

dan termasuk fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu;


f)penyelidikan dan perencanaan bagi pengembangan suatu yang
berhubungan dengan kemungkinan tetap yang sesuai, termasuk rancang
bangun fasilitas perumahan dan fasilitas sosial, kebudayaan dan
9.
kemasyarakatan sejauh diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang mungkin berkembang akibat kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya periode
operasi;
g)

hasil studi tentang kebutuhan tenaga kerja dimeudian hari untuk

pengusahaan dengan memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang


diperlukan untuk menjamin penggantian tenaga kerja asing oleh tenaga
kerja Indonesia dana penggunaan tenaga kerja setempat semaksimal
mungkin sejalan dengan operasi yang aman dan efisien dari
pengusahaan;
h)

hasil studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap

lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut


akan dilakukan dengan berkonsultasi dengan konsultan independen yang
memenuhi persyaratan;
i) hasil penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang
mungkin diperlukan untuk melayani kebutuhan pengusahaan dan
pemukiman tetap yang mungkin berkembang dalam jangka waktu 5
(lima) tahun setelah dimulainya kegiatan operasi produksi;
j)

penelitian metalurgi dan pemasaran untuk menentukan kemampuan

hasil perolehan mineral dan penjualannya serta kontrak penjualannya;

Pasal 52
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus
menerbitkan surat persetujuan hasil evaluasi Laporan kegiatan Studi Kelayakan
termasuk AMDAL/UKL-UPL

yang disampaikan pemegang IUP Eksplorasi

dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak laporan
dinyatakan lengkap dan benar.

10.
D. Manfaat Study Kelayakan
a. Dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di
dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar
semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen
dalam mengambil keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut
layak untuk dilanjutkan atau tidak.
b. Studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat
prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya,
seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan.
E. FAKTOR FAKTOR DILAKUKANNYA STUDY KELAYAKAN
I.

KEADAAN UMUM

1 . Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya


(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) Eksploitasi
yang dimohon.
2.Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
3 .Keadaan Lingkungan Daerah,Penduduk, Mata PencaharianPenduduk,
Keadaan Flora, Fauna,Iklim, Sosial Ekonomi dan lain-lain
4 . Topografi dan Morfologi
II.

GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

1 . Geologi

2 . Keadaan Endapan
3. Cara Perhitungan Cadangan
4. Klasifikasi dan Jumlah Cadangan (insitu, miniable, marketable.)
III.

RENCANA PENAMBANGAN

1. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan (dilengkapi bagan a l i r )


2 . Tahapan kegiatan Penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)
3 . Rencana Produksi (kuantitas, kualitas, cut off grade, stripping r a t i o )
4 . Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)

11.
5 . Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang
6. Rencana Penanganan
7.Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang
IV.

RENCANA

PENGOLAHAN

DAN

PEMURNIAN

ATAU

PENCUCIAN
1 . Studi/Percobaan Pengolahan/ Pemurnian
2 . Tatacara Pengolahan dan Pemurnian
3 . Peralatan Pengolahan (jenis, jumlah dan kapasitas)
4 . Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan
V.

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Bagan Organisasi
2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap
3. Tingkat Gaji dan Upah
4. Sistem Kerja (kontrak, borongan dan lain-lain).
VI.

PEMASARAN

1. Bagan Organisasi
2. ProspekPemasaran
VII.INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
1 . Investasi
a . Modal Tetap

1) Pengurusan perizinan dan eksplorasi


2) Pembebasan Lahan
3) Konstruksi atau Rekayasa
4) Peralatan (penambangan, pengolahan, pegangkutan dan lain-lain).
b. Modal Kerja
2 . Analisis Kelayakan
a .Biaya Produksi
b. Pendapatan Penjualan, perhitungan Break Even Point (BEP)
c. Waktu Pengembalian Modal dan analisa kepekaan dan resiko
12.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan
secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang
diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi.
Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau
tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat
kegiatan itu jadi dilaksanakan yakni dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai
acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf
manajemen di dalam kantor,berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian
berjalannya pekerjaan,bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan
pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi
produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek
lingkungan,.Tahaptahap

dari

Study

Kelayakan

yakni,tahap

perencanaantambang,tolakukur tata lingkungan,tolakukurkeekonomian,rancangan


tolak

ukur

ultimate

(penggalian,

penimbunan),rancangan

sektoral,rencana investasi dan rencana pemasarann.

tambang

Peraturan Mengenai Study Kelayakan Tambang


1.

Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor

59 Tahun

2007

Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi Bagian Keempat Pasal 15 Ayat 1


sampai 4,
2. Peraturan Menteri Energidan Sumber Daya Mineral Nomor Tahun 2010
Tentang Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineralbukan
Logamdan Batuan Paragraf 3 Pasal 40 sampai Pasal 43
3. PeraturanMenteriEnergidan Sumber Daya Mineral Nomor Tahun 2011
Tentang

Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral

Logamdan BatubaraParagraf 3 Pasal 50 sampai Pasal 52


13.
Manfaat study kelayakan :
1. Dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di
dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar
semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen
dalam mengambil keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut
layak untuk dilanjutkan atau tidak.
2. Studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat
prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya,
seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan.

B. Saran
Saran saya di sini yakni untuk pertambangan perlu ditinjau ulang dilihat
bagaimana study kelayakan suatu perusahaan tambang,karena pada study
kelayakan acuan pelaksanaan kegiatan,dan berfungsi sebagai alat kontrol dan
pengendalian berjalannya pekerjaan,bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan,
merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut
kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol

pengendalian aspek lingkungan sehingga perusahaan tambang tidak merusak alam


karena adanya study kelayakan yang mengatur kegiatan pertambangan.

14.
DAFTAR BACAAN

Farrel, Tom, Discussion Paper Mining Environtmental Management in Indonesia,


opportunities for
Collaboration in Science and Technology, 1 Mei 2000

1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59


TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI
Bagian Keempat Pasal 15 Ayat 1 sampai 4
4. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR

TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN PERIZINAN

KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM


DAN BATUAN
Paragraf 3 Pasal 40 sampai Pasal 43
5. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR

TAHUN

2011

TENTANG

PEDOMAN

PERIZINAN

KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN


BATUBARA
Paragraf 3 Pasal 50 sampai Pasal 52
B.Susigit. 2008. Dasar-dasar Pengawasan Teknis Pertambangan Direktorat
Teknik
Mineral dan Batubara dan Panas Bumi, Jakarta
T.Ridwan. 2007. Dampak Lingkungan Pertambangan, Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, Badan Diklat Energi Sumber Daya Mineral, Pusat Diklat
Teknologi Mineral dan Batu Bara Bandung,
Peraturan-peraturan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah
dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor:
1453.K/29/MEM/2000,
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang
Pertambangan Umum.

Sumarwoto, Otto. 1989. Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia. Sinar


Grafika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai