2020/2021
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Nama : Nayas Ikhtiari
FTM – JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PERHATIAN:
1. Periksalah kelengkapan soal yang Saudara terima, seluruhnya ada 8 (delapan)
soal.
2. Lembar jawaban dalam bentuk word, dapat disertai gambar.
3. Pahami pertanyaan dengan baik dan hati tenang, kemudian jawab sesuai
pertanyaan.
4. Berdoalah terlebih dahulu dan selamat bekerja dengan penuh percaya diri.
5. Lembar jawaban dikembalikan kepada dosen pengampu (bbkuncoro_sda@
yahoo.com).
6. Nama file diawali KELAS, NAMA, NO MHS (4 angka dari belakang).
1
5. Mengapa pemahaman tentang efisien dan efektif, serta kreativitas dan
inovasi sangat diperlukan bagi seorang manajer eksplorasi? Jelaskan.
2
Jawab :
4
selama proses kegiatan eksplorasi berlangsung, dan pengendalian atau kontrol, serta berlatih
atau stimulasi.
Berikut merupakan contoh permodelan geologi :
Untuk penjelasan dari gambar diatas yaitu anara lain: pemodelan seam batubara di atas
diperoleh hasil bahwa lapisan batubara pit 1 blok 13 ini memiliki VI lapisan batubara yaitu
seam I, seam II, seam III, seam IV, seam V dan seam VI dengan arah umum penyebaran
batubara yaitu relatif Barat Laut-Tenggara dan memiliki kemiringan kearah Barat Daya
dengan besar sudut 140-160 dengan ratarata ketebalan masing-masing seam yaitu, seam I:
0,40 meter, seam II: 0,36 meter, seam III: 1,87 meter, seam IV: 1,24 meter, seam V: 1,42
meter dan seam VI: 2,12 meter.
3. Seperti yang kita ketahui bahwa pengertian model eksplorasi secara umum yaitu alat untuk
melaksanakan program eksplorasi atau pelaksanaan dari konsep eksplorasi. Pembuatan
model di dalam program eksplorasi berdasarkan pada kondisi geologi, potensi obyek
geologi, pengetahuan mengenai penerapan metode-metode tersebut, dan tahapan eksplorasi
yang sedang berlangsung. Eksplorasi menjadi tidak rasional dan tidak sistematis apabila
dilaksanakan pada setiap kilometer persegi dari suatu wilayah yang begitu luas. Model
eksplorasi juga dapat digunakan dalam strategi eksplorasi dan metode eksplorasi tepatguna
dalam kegiatan eksplorasi. Selain itu perumusan sasaran dan faktor-faktor pengendali dapat
dihasilkan dengan adanya model eksplorasi sebagai pedoman atau acuan. Oleh karena itu
perlu menggunakan petunjuk geologi untuk pemilihan daerah eksplorasi. Metode eksplorasi
meliputi metode penginderaan jauh, pemetaan geologi permukaan, geofisika, pemboran,
well logging, pemercontohan, geohidrologi, geologi teknik, perhitungan cadangan, dan
pengelolaan data yang meliputi perekaman data, status data, pemilahan jenis data,
pemrosesan, serta evaluasi data.
5
Dan model eksplorasi juga sebagai representasi suatu obyek geologi dalam suatu bentuk
yang lebih sederhana dan mudah dikerjakan. Pendekatan yang dianggap perlu dan dibuat
berdasarkan pengetahuan geologi yang dimiliki. Model eksplorasi juga ditentukan untuk
mengetahui karakteristik dari obyek-obyek eksplorasi. Proses eksplorasi membangun model
eksplorasi, mula-mula berusaha memahami keterjadian (genesa) obyek geologi dalam ruang
dan waktu, mulai dari regional hingga rinci. Jadi selama tahap-tahap pemetaan kegiatan
eksplorasi dilaksanakan, model eksplorasi akan selalu terus disempurnakan sesuai tahapan
pemetaan kegiatan eksplorasi dan bertambahnya data. Jadi model eksplorasi merupakan
kunci dari program pemetaan kegiatan eksplorasi.
Berikut merupakan gambar beserta contohnya:
6
Kemudian berikut merupakan penjelasannya : berdasarkan pendekataan kuantitatif dan
melalui uji validasi, uji realibilitas dan uji beda, alat borehole inclinometer yang dibuat
dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur kemiringan lubang bor. Hal ini
didukung hasil uji validasi degan menetapkan nilai signifikansi > 0,05 diyatakan valid,
maka nilai 0,8274 untuk nilai dip, dan nilai 0,914 dengan demikian dapat dinyatakan
variabel kemiringan dan azimut adalah valid dan lulus uji validasi. Sedangkan berdasarkan
hasil pengujian reliabilitas dimana uji ini untuk menentukan apakah hasil yang didapat oleh
alat adalah konsisten atau tidak, diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach untuk variabel
kemiringan sebesar 0,783, dan variable azimut adalah 0,782. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data dari alat borehole inclinometer memiliki konsistensi yang tinggi
dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Artinya kriteria yang ada dalam instrumen
tersebut secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur sesuai fakta empiris
sebagai alat borehole inclinometer.
4. Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin
dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan/planning dapat juga didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Dengan begitu, di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah
pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah pencapaian,
serta menentukan langkah untuk mencapainya. Kemudian Robbins dan Coulter dikutip dari
Ernie Tisnawati mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya
tujuan organisasi. Sebuah kegiatan eksplorasi yang ingin dilakukan, sebelumnya harus
direncanakan terlebih dulu karena sebuah perencanaan akan menjadi sebuah patokan dalam
melaksanakan kegiatan dalam pencapaian tujuan eksplorasi. Dengan adanya sebuah
perencanaan, kegiatan eksplorasi akan berjalan secara struktural yang akan mempermudah
tercapainya tujuan sesuai dengan apa yang diinginkan dan sebuah perencanaan yang baik
dapat dijadikan patokan dalam menghadapi masalah yang timbul selama berjalannya
kegiatan eksplorasi dan dapat meminimalisir risiko kegagalan eksplorasi.
Berikut merupakan salah satu contoh kasusnya :
Eksplorasi akan berjalan dengan tidak efektif karena explorasionist tidak mengetahui
keadaaan lapangan eksplorasi tanpa petunjuk geologi, kemudian dapat menimbulkan
7
kesalahan dalam penaksiran, estimasi dan penilaian sumberdaya dan cadangan, serta
kualitasnya yang berujung pada kegagalan dalam eksplorasi. Yang dimana perencanaan
eksplorasi sendir dapat diawali dengan dibangunnya model geologi dan ditentukannya
model eksplorasi, kemudian diturunkan petunjuk geologi. Berdasarkan petunjuk geologi
dapat diturunkan strategi eksplorasi. Kemudian dari petunjuk geologi dapat ditentukan
strategi (tahapan) dan penggunaan. Ketika salah satu dari perencanaan eksplorasi tersebut
tidak direncanakan, sebagai contoh kasus tidak dilakukannya penurunan petunjuk geologi,
maka strategi eksplorasi tidak dapat diturunkan dengan baik dan akan berpengaruh kepada
hasil dari kegiatan eksplorasi tersebut. Eksplorasi tanpa petunjuk geologi sepeti kasus ini
akan menimbulkan resiko yang sangat besar, dan menambah tingkat kegagalan eksplorasi,
menyebabkan explorasionist tidak siap dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul.
5. Karena seorang manajer eksplorasi sangat berperan penting dalam mengabil suatu
keputusan yang penting bagi kelangsungan hidup eksplorasi, serta mengkoordinir dan
mengintegrasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam eksplorasi untuk mencapai
tujuan eksplorasi. Sehingga dibutuhkan kreativitas dan inovasi serta pemahaman mengenai
efisien dan efektif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang muncul
selama eksplorasi berlangsung supaya dapat meminimalisir risiko kegagalan dalam
eksplorasi, dapat mengoptimalkan biaya eksplorasi dan mencapai tujuan dengan cara yang
paling efektif atau dengan kata lain dengan modal seminimal mungkin dan mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya. Dan dengan adanya kemampuan kreativitas dari manajer
eksplorasi akan menumbuhkembangkan juga cara-cara baru yang digunakan dalam
melakukan kegiatan eksplorasi sehingga dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
6. Karena seorang manajer eksplorasi merupakan orang yang bertanggung jawab untuk
mengarahkan usaha yang bertujuan membantu mencapai sasaran eksplorasi, maka dari itu
seorang manajer eksplorasi haruslah seseorang yang ahli setiap ilmu yang diberikan kepada
orang lain. Hal ini bisa terjadi, karena setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
hendak kita berikan kepada orang lain, maka sebelumnya kita harus mempersiapkan diri
kita sendiri terlebih dahulu dengan ilmu dan pengetahuan yang tingkatannya lebih tinggi
dari apa yang akan kita berikan, hal ini berujuan apabila saat memberikan suatu ilmu kepada
orang lain, kemudian terdapat pertanyaan yang mungkin tingkatannya lebih tinggi maka diri
kita akan dapat menjawabnya. Kemudian dalam memberikan ilmu kepada orang lain, maka
otomatis diri kita sendiri akan mendapatkan ilmu yang lebih tinggi lagi serta lebih banyak
dari ilmu yang kita berikan kepada orang lain.
8
7. Hal ini terkait dengan pembuatan model eksplorasi dan petunjuk geologi. Dibangunnya
model geologi dan ditentukannya model eksplorasi, maka selanjutnya dapat diturunkan
petunjuk geologi. Berdasarkan petunjuk geologi dapat diturunkan strategi eksplorasi. Dari
petunjuk geologi dapat ditentukan strategi1 (tahapan) dan penggunaan. metode eksplorasi
tepat-guna yang dilaksanakan secara rasional dan sistematis dengan kesalahan yang sekecil
mungkin. Petunjuk geologi diturunkan dari model eksplorasi dan berlaku untuk tahapan
eksplorasi dan metode eksplorasi regional maupun rinci Petunjuk geologi disebut juga
sebagai kriteria geologi untuk pemilihan daerah (area selection criteria). Dan dalam kegiatan
eksplorasi diperlukan strategi dengan metode eksplorasi tepat guna untuk mencapai tujuan
dan sasaran eksplorasi terbaik yang efektif dengan pemikiran yang kreatif.
9
contoh batuan, pemboran, dan
tunnelling.
8. Pengambilan keputusan suatu masalah bagi seorang manajer eksplorasi dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan oleh seorang manajer selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Dalam
dunia eksplorasi dan ruang lingkup prusahaan eksplorasi, seorang manajer selalu di
hadapkan oleh banyak masalah setiap harinya yang mengharuskan seorang manajer
eksplorasi membuat keputusan yang baik dan memberikan solusi bagi setiap masalah di
perusahaan tersebut. Untuk mengambil keputusan suatu masalah, ada beberapa aspek yang
harus di miliki oleh seorang manajer diantaranya adalah:
Menurut George R.Terry dan Brinckloe dalam Hayati (2019) disebutkan dasar- dasar
pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu anatara lain :
1) Intuisi Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini
mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan. Seorang manajer harus memiliki intuisi
yang baik dalam mengambil keputusan, sehingga keputusannya akan berdasar pada
perasaan dan nurani yang bijak.
2) Pengalaman Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang manajer eksplorasi dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan
yang akan dihasilkan. Manajer eksplorasi yang memiliki banyak pengalaman tentu akan
lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama
dengan peristiwa yang terjadi kini.
3) Fakta Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap seorang manajer
eksplorasi dalam pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada. Fakta-fakta yang ada di
lapangan merupakan data yang objektif sehingga dapat memperkuat seorang manajer
eksplorasi dalam memecahkan masalah.
10
4) Wewenang Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang seorang manajer eksplorasi
dapat menjadikan manajer eksplorasi memiliki keleluasaan dalam memutuskan masalah
dengan memperhatikan pendapat dan fakta yang ada tetapi tanpa dipengaruhi dan interfensi
pihak lain. Wewenang yang dimiliki oleh manajer eksplorasi terhadap bawahannya harus di
gunakan untuk memecahkan masalah yang dapat diterima oleh semua pihak .
5) Logika/Rasional Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang
rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam
batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan
apa yang diinginkan.
Contohnya yaitu:
Dengan membuat permodelan eksplorasi, yang dimana dilakukan perbandingan antara log
litologi hasil pemboran dengan dip estimasi (tegak lurus) dan dip terukur (measured dip)
yang kemudian mendapatkan kajian perhitungan cadangan batubara antar lubang bor
dengan dip estimasi dengan lubang bor berinklinasi menghasilkan jumlah cadangan yang
berbeda.
11
DAFTAR PUSTAKA
12