Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG PERCETAKAN


FAJAR GRAFIKA
LOKASI
I.

: JL. PATTENE RAYA, MAKASSAR.

PENDAHULUAN
Laporan penyelidikan ini merupakan Laporan Akhir (Final Report),
yang memberikan data lapangan, teknis dan analisa hasil penyelidikan
tanah di lokasi rencana Pembangunan Gedung Percetakan Fajar Grafika
, yang berlokasi di Jln. Pattene Raya, Makassar.
Lingkup pekerjaan penyelidikan ini didasarkan atas permintaan
PT. FUTAMA KONSTRUKSI. Dimana Team Penyelidik Geoteknik kami
yang dipimpin oleh Nasrah Jusmin Muliadi,ST,MSi telah melakukan
penyelidikan tanah di lapangan berupa 4 (empat) titik sondir pada tanggal
31 Juli 01 Agustus 2013 dan 1 (satu) titik bor inti pada tanggal 13 - 21
Agustus 2013.
Maksud dari penyelidikan tanah (Soil Investigation) ini adalah untuk
melakukan kajian awal Pembangunan Gedung Percetakan Fajar Grafika,
dimana ditinjau dari segi teknis dan ekonomis. Sedangkan tujuan kegiatan
penyelidikan tanah ini adalah:
a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai stratigrafi atau profil strata
tanah dasar di lokasi rencana Pembangunan Gedung Percetakan Fajar
Grafika, serta memperoleh gambaran mengenai sifat fisik, mekanik,
teknik dan karakteristik dari material tanah berdasarkan uji lapangan.

b. Menyusun rekomendasi untuk keperluan desain pondasi gedung dan


pondasi mesin prcetakan sehingga dapat dilaksanakan dengan aman
dan secara ekonomis.
2. STANDART DAN METODE PENYELIDIKAN TANAH
Adapun Standar yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Standart Penyelidikan Tanah
JENIS PEKERJAAN

STANDAR

TUJUAN

a. Sondir / CPT

ASTM D-3441-98

Mengetahui tingkat perlawanan tanah


terhadap tekanan konus dan lekatan
total

b. Bor Inti

ASTM D-1452-80

c. S .P .T

ASTM D-1586-67

Mengetahui jenis dan struktur tanah


secara visual
Mengetahui kekuatan tanah dengan
menghitung jumlah tumbukan dari
standart hammer

Sedangkan Metode pelaksanaan penyelidikan tanah, dapat dijelaskan


sebagai berikut :
A.

Penyondiran (DCPT)
Penyondiran dilakukan dengan Dutch Cone Penetration Test
berkapasitas 2,50 ton dilengkapi dengan Adhesion Jacket Cone.
Adapun spesifikasi detailnya adalah, sebagai berikut :
-

Luas konus

10 cm2

Sudut puncak kerucut konus

60 o

Luas mantel (selimut) konus

150 cm2

Luas piston penekan

10 cm2

Percobaan ini dilakukan hingga mencapai lapisan tanah keras


atau batuan dasar dengan nilai hambatan konus (qc) 150 kg/cm2.
Untuk mengetahui homogenitas tanah dalam arah horizontal dan
kepadatan relatif atau konsistensi tanah. Dari hasil sondir diperoleh data
cone resistance (qc), local friction (fs) dan total friction (tf) pada setiap
2

penetrasi 20 cm, dan data-data ini digambarkan dalam suatu diagram


sondir yang terlampir dalam laporan.
B. Bor Inti (Core Drilling)
Pemboran inti (core drilling) dilakukan guna mendapatkan informasi
keadaan tanah di bawah permukaan akan sifat keteknikannya, yang
didapat

dari

deskripsi

visual

(klasifikasi

batuan/soil).

Pemboran

dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor putar (rotary drilling)


merk Sander tipe D1. Mata bor yang dipakai adalah core barrel yang
berukuran

BX

size.

Pemboran

ini

dilakukan

dengan

system

Coring/Washing. Pengambilan contoh inti tanah secara stratigrafi


sesuai dengan progress / kemajuan pemboran.
C. Standard Penetration Test (S. P. T.)
Standard Penetration Test (S.P.T.) dilakukan dengan lubang bor, cara
melakukan pengetesan ini adalah dengan memasukkan alat split spoon
sampler standard pada lubang bor, dan dengan memakai sebuah
beban penumbuk (drive weight) seberat 63,5 kg, penetrasi sedalam
45 cm, dimana 15 cm pertama tidak diperhitungkan, jumlah pukulan
ditentukan untuk memasukkan 30 cm berikutnya. Jumlah pukulan ini
disebut

nilai N

( N

number

atau V = value) dengan satuan

pukulan/kaki. Diperoleh nilai N yang menunjukkan kepadatan relatif dari


tanah berbutir kasar dan konsistensi dari tanah berbutir halus. Data ini
tertera pada Boring Log terlampir.

3. IKHTISAR HASIL PENYELIDIKAN TANAH


a) Penyondiran
Hasil dari penyondiran tanah untuk 4 (empat) titik tes, dapat dilihat
dari tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Penyondiran Tanah
Titik
Sondir
No.
S 01

Kedalaman
Max.
(m)
13,60

206

J.H.P.
Max
(Kg/cm2)
1814,67

Elevasi Muka
Tanah
(m)
- 0,52

S 02

10,60

226

1819,00

- 0,08

S 03

11,60

211

1597,33

- 0,10

S 04

17,20

210

2941,33

- 0,52

Nilai Konus
(qc Max)

Catatan : Elevasi + 0,00 m dari Jl. Pattene Raya

b) Pengeboran Inti
Hasil dari pengeboran inti dilapangan berupa 1 (satu) titik tes,
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Titik Bor
No.
BH-01

Tabel 3. Hasil Pengeboran Tanah


Kedalaman
Pengambilan sample
Elev.
S.P.T.
Maksimum
MT
(TEST) Undisturbed Disturbed
(m)
- 0,17
25,00
5
Full
-

Catatan : Elevasi + 0,00 m dari Jl. Pattene Raya

4.

RENCANA KONSTRUKSI
Data-data rencana konstruksi yang kami terima dari pemberi tugas
merupakan gambar denah dan konstruksi, dimana merupakan rencana
gedung percetakan berlantai 3 (tiga), dengan bentang 6,00 meter, dari
konstruksi

beton

bertulang

dan

pondasi

mesin

percetakan

(tidak

mendapatkan data mesin percetakan).

5.

KEADAAN TANAH DI BAWAH PERMUKAAN


a.

Kondisi Geologi Wilayah Makassar


Berdasarkan data dan informasi Peta Geologi lembar Makassar,
dimana site berada didaerah Tmc, yang merupakan tanah batuan
sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api, Batu pasir tufaan
berselingan dengan tufa, batu pasir lempung bersisipan napal, batu
gamping, konglomerat dan breksi gunung api (lihat gambar 02)

1190
50

119020

119025

119030

119035

10

15

20

Gambar 02. Peta Geologi Lokasi Site


Tmc

FORMASI CAMBA: Batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api, batu
pasir tufaan berselingan denga tufa, batupasir batu lempung; bersisipan napal,
batugamping, konglomerat dan breksi gunung api, dan batu bara; warna beraneka dari
putih, coklat, merah, kelabu muda sampai kehitaman, umumnya mengeras kuat;
berlapis-lapis dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm. tufa berbutir halus hingga lapili;
tufa lempungan berwarna merah mengandung banyak mineral biotit; konglomerat dan
breksinya terutama berkomponen andesit dan basal dengan ukuran antara 2 cm dan
30 cm; batugamping pasiran mengandung koral dan moluska; batu lempung kelabu tua
dan napal .

b. Kondisi dan Strata Tanah di Site (Site Condition)


Dari hasil penyelidikan di lapangan berupa 4 (empat) titik sondir,
1 (satu) titik boring, dan sketsa perkiraan profil strata tanah, maka secara
simplikasi susunan lapisan tanah/batuan di bawah permukaan dapat
dibagi menjadi 4 (empat) unit lapisan yaitu :
Tabel 4. Summary Stratigrafi Tanah di Site
Elevasi
unit lapisan
(m)

Unit I
(-0,10 s/d -2,50)

Unit II
(-2,50 s/d -8,00)

Unit III
(-8,00 s/d -22,00)

Unit IV
Lapisan batuan dasar
/bed-rock
Antara Elev. -22,00 m ~
sampai kebawah

Perkuatan Tegangan
Perkiraan Jenis

Tanah permukaan (Top-soil), dimana


merupakan bekas tanah timbunan dari
jenis LANAU berlempung & lempung
dengan beberapa pasir gradasi halus kasar
Unit ini merupakan tanah LEMPUNG
dengan sedikit sampai beberapa pasir
gradasi sedang kasar, dan pada unit ini
terdapat sisipan lempung padat yang
berbentuk core.
Unit ini merupakan tanah LEMPUNG
mengandung beberapa lanau dan sedikit
pasir gradasi halus sampai sedang. Pada
unit ini terdapat tanah lempung yang juga
berbentuk core dimana unit ini termasuk
tingkat pelapukan V, dengan tanah full
lapuk sempurna
Permukaan unit lapisan batuan dasar
sedikit bervariasi, dimana unit lapisan
batuan ini merupakan batuan sedimen laut
dan berselingan dengan batuan gunung
api, batu pasir tufaan berselingan dengan
tufa. Pada unit ini batuan dasar
merupakan batuan Sandstone tersemen
tufa, dengan tingkat pelapukan Completely
weathered (CW), selanjutnya merupakan
batuan
sandstone
tersemented
tuffanius/calcareous,
warna
abu-abu,
massif dan joint rapat, dimana tingkat
kekerasan skala Mohr 2 3 dan tingkat
pelapukan antara Muderately Weathered
(MW), N-SPT > 60 dan RQD antara 40
60%

qc
rata-rata
(kg/cm)

N-SPT

10 - 20

17

30 - 50

17 - 18

60 ~ 150

27 - > 60

150

60

7.Catatan : Elevasi muka air tanah : bervariasi (pada saat pengeboran)

6 ANALISIS DAN DISKUSI


6.1 Karakteristik Tanah Dasar Dilokasi Proyek
Kondisi

karakteristik tanah

dibawah

permukaan

(subsurface

soil

condition), menunjukkan susunan tegangan tanah perlapisan dari soft


(tebal 2,00 m) ~ medium stiff (tebal 3,0 m), selanjutnya stiff to hard
(tebal 13 m), lapisan batuan dasar/ bed-rock pada sekitar elev.
22,0 meter.
6.2 Pemilihan Pondasi dan Daya dukung Tanah Dasar
A. Pemilihan pondasi untuk ke 2 (dua) fungsi bangunan, sebagai
berikut:
1) Pemilihan Pondasi Gedung Percetakan
Sehubungan

dengan

rencana

konstruksi

pembangunan

percetakan, dimana merupakan struktur beban sedang sampai


berat, maka diberikan analisa karakteristik site dan pemilihan
pondasi sebagai berikut :
a. Untuk bangunan gedung percetakan berlantai 3 (tiga), dengan
bentang rata-rata 6,00 m, maka analisis dan diskusi pemilihan
untuk tipe pondasi sebagai berikut :
Pondasi dangkal, duduk diantara elevasi - 2,00 m ~ - 2,50 m,
qc rata-rata 15 kg/cm (kecuali sekitar area S1, agak kecil),
dimana a 0,80 ~ 1,00 kg/cm.
Alternatif dengan sumuran buis/beton, dimana duduk pada
elevasi -2,50 m.

Untuk kombinasi pondasi sumuran (buis beton), perlu


diperhatikan kerusakan struktur tanah akibat penggalian
dasar pondasi. Untuk itu, perlu dipadatkan kembali setelah
penggalian, dimana bertujuan untuk memperbaiki kerusakan
fisik tanah akibat galian dan tekanan air tanah dan juga untuk
menghindari bahaya terhadap penurunan, liquifaction serta
piping (mengalirnya pasir mengikuti aliran air akibat galian
sekitarnya dan sebagainya)
Alternatif dengan pondasi pancang 30 cm atau mini-pile
ukuran 20 cm, duduk pada elev. -5,50 ~ -6,00 m.

2) Pemilihan Pondasi Mesin Percetakan


Untuk pondasi mesin percetakan,

dimana untuk menghindari

penurunan dan getaran, maka bisa dengan menggunakan pondasi


blok dikombinasikan dengan mini-pile duduk pada elevasi - 6,00 m,
dimana pondasi blok seimbang dengan berat mesin. Pondasi mini-pile
ini didudukkan pada sekitar elevasi - 6,00 m. Penggunaan pondasi
mini-pile, dimaksudkan untuk mengimbangi gaya gerak (dinamis)
mesin yang bekerja terhadap getaran dan penurunan, liquifaction dan
piping (mengalirnya pasir mengikuti aliran air akibat aliran kelaut atau
galian sekitarnya) dan sebagainya (Lihat gambar pondasi mesin).

10

MESIN
Muka Lantai 0,00 m

? ton

Mini-pile

Gambar 5. Tipikal Pondasi untuk mesin


B. Perhitungan Daya Dukung Pondasi
Sedangkan untuk perhitungan daya dukung pondasi tiang,
dapat dihitung berdasarkan data sondir yang banyak digunakan di
Indonesia adalah sebagai berikut :

Qa =

Atiang * qc
3

di mana : Qa

Tf * O
5

= Daya dukung tiang izin (kg)

Atiang = Luas penampang tiang (cm2)


qc

= Hambatan konis (kg/cm2)

= Keliling tiang

Tf

= Total hambatan perekat (kg/cm)

Adapun contoh perhitungan daya dukung tiang pancang atau


mini-pile, sehubungan dengan kedalaman penetrasinya kedalam

11

tanah, maka dapat menggunakan pondasi tiang pancang dimensi


30 cm dan 20 cm, adalah sebagai berikut :
Assumsi

dasar

pondasi

duduk

pada

elev.

-6,00

m,

qc = 40 kg/cm2, Tf = 520 kg/cm, dengan menggunakan tiang


30 cm.
40 x x 3,1416 x 30 x 30

520 x 3,1416 x 30

qa =

+
3

= 9.425 + 9.802 = 19 ton/tiang.


Sedangkan contoh perhitungan untuk perkiraan daya dukung
pertiang dari kelompok pondasi mini-pile dengan 200 mm, qc :
40 kg/cm2, Tf = 520 kg/cm, adalah :
40 x 20 x 20
qa =

520 x 20 x 4
+

= 5333,3 + 8.320 14 ton/tiang


Catatan : Diperlukan kelompok tiang perkolom, serta dalam desain perlu
perhitungkan daya dukung dengan efisiensi kelompok tiang 80%.
Adapun contoh perhitungan daya dukung pondasi sumuran,
sebagai berikut :
Assumsi buis beton 100 cm, duduk pada elevasi -2,50 m, qc :
15 kg/cm2.
15 x x 3,1416 x100 x 100
qa =

+ Tf diabaikan = 39 ton/sumuran
3

Catatan :
- Dimensi

sumuran

bisa

diperbesar,

dimana

disesuaikan

dengan

perhitungan struktur dan kemudahan dalam pelaksanaan secara manual.

12

7 REKOMENDASI
Berdasarkan data penyelidikan tanah dilapangan serta hasil diskusi dan
analisis diatas, maka untuk Pembangunan Gedung Percetakan Fajar Grafika,
diberikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Untuk bangunan gedung percetakan, bisa dengan pondasi :
a) Pondasi dalam berupa pondasi pancang atau mini-pile, duduk pada
elevasi -5,50 ~ 6,00 m, aman terhadap penurunan, piping dan
sebagainya.
b) Pondasi dangkal, duduk diantara elevasi - 2,00 m ~ - 2,50 m, qc ratarata 15 kg/cm (kecuali sekitar area S1, agak kecil), dimana a 0,80 ~
1,00 kg/cm.
c) Alternatif lain bisa dengan sumuran/buis beton, dimana duduk pada
elevasi -2,50 m.
2. Pemilihan pondasi dangkal dapat digunakan, selagi masih memenuhi a
yang disarankan dan sloof keliling dan rangka tiap lantai diperkuat.
3. Penggunaan pondasi untuk mesin percetakan, yaitu kombinasi pondasi
blok dengan mini-pile.
Demikialah laporan akhir ini, diharapkan dapat membantu dalam
pelaksaannya.
Makassar, 20 September 2013

( Nasrah Jusmin Muliadi, ST. MSi )


Anggota HATTI No. 940431.AS

13

Anda mungkin juga menyukai